Di Susun Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat
dan petolongan-Nya, kami dapat menyusun makalah ini.
Kelompok kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, kami sangat
mengharapkann kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan
makalah ini. Terima kasih.
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hukum I Newton
2.2 Hukum II Newton
2.3 Hukum III Newton
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum Newton yang membahas tentang gerak, biasanya kita pelajari ada 3, dimana ketiga
hukum tersebut sering menjadi acuan kita untuk meninjau suatu gerak.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Bagaimana hubungan yang tepat antara Gaya dan Gerak ? Untuk mengawalinya, mari
kita bayangkan apa yang terjadi ketika gaya total pada sebuah benda sama dengan nol atau
dengan kata lain tidak ada gaya yang bekerja pada benda. Anda pasti akan setuju bahwa
benda tersebut dalam keadaan diam, dan jika tidak ada gaya yang bekerja padanya, yaitu
tidak ada tarikan atau dorongan, maka benda itu akan tetap diam. Nah, bagaimana jika
terdapat gaya total nol yang bekerja pada benda yang sedang bergerak ?
Untuk memperjelas permasalahan ini, anggap saja anda sedang mendorong sekeping
uang logam pada permukaan lantai kasar. Setelah anda berhenti mendorong, keping uang
logam tersebut tidak akan terus bergerak, namun melambat kemudian berhenti. Untuk
menjaganya agar tetap bergerak, kita harus tetap mendorong (memberikan gaya). Jika
dicermati dengan saksama, anda akan menyimpulkan bahwa benda-benda yang bergerak
secara alami akan berhenti dan sebuah gaya diperlukan agar untuk mempertahankannya agar
tetap bergerak. Pada abad ketiga Sebelum Masehi, Aristoteles, seorang filsuf Yunani pernah
menyatakan bahwa diperlukan sebuah gaya agar benda tetap bergerak pada bidang datar.
Menurut eyang Aristoteles, keadaan alami dari sebuah benda adalah diam. Oleh karena itu
perlu ada gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Ia juga mengatakan bahwa laju
benda sebanding dengan besar gaya, di mana makin besar gaya, makin besar laju gerak benda
tersebut.
Perhatikan bahwa pada percobaan di atas, besarnya gaya dorong semakin kecil akibat
permukaan benda semakin licin. Selanjutnya, kita dapat membayangkan sebuah keadaan di
mana keping uang logam tersebut tidak bersentuhan dengan lantai sama sekali atau ada
pelicin sempurna antara permukaan bawah keping uang logam dengan lantai. Anggapan
mengenai adanya pelicin sempurna tersebut membuat uang logam bergerak dengan laju tetap
tanpa ada gaya yang diberikan. Ini adalah gagasan Eyang Galileo yang membayangkan dunia
tanpa gesekan.
Pemikiran ini kemudian membuatnya menyimpulkan bahwa jika tidak ada gaya yang
diberikan kepada benda yang bergerak, maka benda tersebut terus bergerak lurus dengan
laju tetap. Benda yang sedang bergerak akan melambat apabila pada benda bekerja gaya
total. Dengan demikian, eyang Galileo menganggap bahwa gesekan merupakan gaya yang
sama dengan tarikan atau dorongan biasa.
Untuk mendorong keping uang logam untuk bergerak pada permukaan lantai,
dibutuhkan gaya dari tangan kita, hanya untuk mengimbangi gaya gesekan. Jika benda
tersebut bergerak dengan laju tetap, gaya dorongan kita sama besar dengan gaya gesek; tetapi
kedua gaya ini memiliki arah yang berbeda sehingga gaya total pada benda adalah nol. Hal
ini sesuai dengan pendapat eyang Galileo karena benda bergerak dengan laju tetap apabila
pada benda tidak bekerja gaya total.
Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
sepanjang garis lurus (percepatan nol), kecuali terdapat gaya total pada benda tersebut.
Kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan keadaan diam
dinamakan inersia. Karenanya, hukum I Newton dikenal juga dengan julukan Hukum Inersia
atau Hukum Kelembaman.
Sifat lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika mengeluarkan saus tomat dari
botol dengan menggoyangnya. Pertama, kita memulai dengan menggerakan botol ke bawah;
pada saat kita mendorong botol ke atas, saus akan tetap bergerak ke bawah dan jatuh pada
makanan. Kecenderungan sebuah benda yang diam untuk tetap diam juga diakibatkan oleh
inersia atau kelembaman. Misalnya ketika kita menarik selembar kertas yang ditindih oleh
tumpukan buku tebal dan berat. Jika lembar kertas tadi ditarik dengan cepat, maka tumpukan
buku tersebut tidak bergerak.
Contoh lain: yang sering kita alami adalah ketika berada di dalam mobil. Apabila
mobil bergerak maju secara tiba-tiba, maka tubuh kita akan sempoyongan ke belakang,
demikian juga ketika mobil tiba-tiba direm, tubuh kita akan sempoyongan ke depan. Hal ini
diakibatkan karena tubuh kita memiliki kecenderungan untuk tetap diam jika kita diam dan
juga memiliki kecenderungan untuk terus bergerak jika kita telah bergerak.
Perlu diingat bahwa yang terjadi pada Hukum Pertama Newton adalah gaya total.
Sebagai contoh (perhatikan gambar di bawah), sebuah kotak yang diam di atas meja datar
akan memiliki dua gaya yang bekerja padanya, yakni : gaya ke bawah akibat gaya gravitasi
dan gaya dorong ke atas oleh permukaan meja. Dorongan ke atas dari permukaan meja,
hanyalah sebesar gaya tarik ke bawah akibat gravitasi, jadi gaya total yang dialami buku
adalah nol. Ingat bahwa besarnya gaya tersebut sama namun memiliki arah yang berlawanan
sehingga saling menghilangkan. Karena besarnya gaya total = 0, buku tersebut berada dalam
kesetimbangan, yang membuatnya diam alias tidak bergerak (benda bergerak dari keadaan
diam jika gaya total tidak nol/jika ada gaya total. Pada kasus benda yang sedang bergerak,
apabila gaya total nol maka benda bergerak dengan laju tetap). Gaya ke atas dari
permukaan disebut Gaya Normal (N), karena arahnya normal atau tegak lurus terhadap
permukaan yang bersentuhan. Mengenai Gaya Normal akan kita bahas pada topik khusus.
Gaya yang ditunjukan dalam gambar hanya besarnya saja, dan antara gaya normal dan
gaya berat bukan hubungan aksi reaksi (Hukum III Newton), karena aksi reaksinya
mereka(gaya normal dan gaya berat .red) memiliki pasangan masing-masing.
Dalam Hukum I Newton, kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya total yang
bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika benda tersebut
sedang bergerak maka benda tersebut tetap bergerak dengan laju tetap pada lintasan lurus.
Apa yang terjadi jika gaya total tidak sama dengan nol ? Sebelum menjawab pertanyaan
tersebut,anda perlu memahami pengertian gaya total.
Seperti apakah gaya total itu ? Misalnya kita mendorong sekeping uang logam di atas
meja; setelah bergerak, uang logam yang didorong tersebut berhenti. Ketika kita mendorong
uang logam tadi, kita memberikan gaya berupa dorongan sehingga uang logam begerak. Nah,
selain gaya dorongan kita, pada logam tersebut bekerja juga gaya gesekan udara dan gaya
gesekan antara permukaan bawah uang logam dan permukaan meja, yang arahnya
berlawanan dengan arah gaya dorongan kita. Apabila jumlah selisih antara kekuatan
dorongan kita gaya dorong dan gaya gesekan (baik gaya gesekan udara maupun gaya
gesekan antara permukaan logam dan meja) adalah nol, maka uang logam berhenti
bergerak/diam. Jika selisih antara gaya dorong yang kita berikan dengan gaya gesekan tidak
nol, maka uang logam tersebut akan tetap bergerak. Selisih antara gaya dorong dan gaya
gesekan tersebut dinamakan gaya total.
Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda diberikan gaya total atau dengan
kata lain, terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda yang diam akan
bergerak, demikian juga benda yang sedang bergerak bertambah kelajuannya. Apabila arah
gaya total berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya tersebut akan mengurangi laju
gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda dengan arah gerak benda maka arah kecepatan
benda tersebut berubah dan mungkin besarnya juga berubah. Karena perubahan kecepatan
merupakan percepatan maka kita dapat menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja pada
benda menyebabkan benda tersebut mengalami percepatan. Arah percepatan tersebut sama
dengan arah gaya total. Jika besar gaya total tetap atau tidak berubah, maka besar percepatan
yang dialami benda juga tetap alias tidak berubah.
Sekarang, doronglah gerobak tersebut dengan gaya dua kali lebih besar (gerobaknya
didiamin dulu). Apa yang anda amati ? Jika anda mendorong gerobak sampah dengan gaya
dua kali lipat, maka gerobak tersebut bergerak dengan laju 4 km/jam dua kali lebih cepat
dibandingkan sebelumnya. Percepatan gerak gerobak dua kali lebih besar. Apabila anda
mendorong gerobak dengan gaya lima kali lebih besar, maka percepatan gerobak juga
bertambah lima kali lipat. Demikian seterusnya. Kita bisa menyimpulkan bahwa percepatan
berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja pada benda.
Tentu saja tidak karena percepatan juga bergantung pada massa benda. Anda dapat
membuktikannya sendiri dengan melakukan percobaan di atas. Jika anda mendorong gerobak
sampah yang terbuat dari sampah dengan gaya yang sama ketika anda mendorong gerobak
yang terbuat dari kayu, makaakan terlihat bahwa percepatan gerobak besi lebih kecil. Apabila
gaya total yang bekerja pada benda tersebut sama, maka makin besar massa benda, makin
kecil percepatannya, sebaliknya makin kecil massa benda makin besar percepatannya.
Jadi apabila tidak ada gaya total alias resultan gaya yang bekerja pada benda maka
benda akan diam apabila benda tersebut sedang diam; atau benda tersebut bergerak dengan
kecepatan tetap, jika benda sedang bergerak. Ini merupakan bunyi Hukum I Newton.
Setiap gaya F merupakan vektor yang memiliki besar dan arah. Persamaan hukum II
Newton di atas dapat ditulis dalam bentuk komponen pada koordinat xyz alias koordinat tiga
dimensi, antara lain :
Satuan massa adalah kilogram, satuan percepatan adalah kilogram meter per sekon
kuadrat (kg m/s2). Satuan Gaya dalam Sistem Internasional adalah kg m/s2. Nama lain satuan
ini adalah Newton; diberikan untuk menghargai jasa eyang Isaac Newton. Satuan-satuan
tersebut merupaka satuan Sistem Internasional (SI). Dengan kata lain, satu Newton adalah
gaya total yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/s2 kepada massa 1 kg.
Hal ini berarti 1 Newton = 1 kg m/s2.
Dalam satuan CGS (centimeter, gram, sekon), satuan massa adalah gram (g), gaya
adalah dyne. Satu dyne didefinisikan sebagai gaya total yang diperlukan untuk memberi
percepatan sebesar 1 cm/s2 untuk benda bermassa 1 gram. Jadi 1 dyne = 1 gr cm/s2.
Kedua jenis satuan yang kita bahas di atas adalah satuan Sistem Internasional (SI).
Untuk satuan Sistem Inggris (British Sistem), satuan gaya adalah pound (lb). 1 lb = 4,45 N.
Satuan massa = slug. Dengan demikian, 1 pound didefinisikan sebagai gaya total yang
diperlukan untuk memberi percepatan sebesar 1 ft/s2 kepada benda bermassa 1 slug.
Pada Hukum II Newton, kita belajar bahwa gaya-gaya mempengaruhi gerakan benda.
Dari manakah gaya tersebut datang ? dalam kehidupan sehari-hari, kita mengamati bahwa
gaya yang diberikan kepada sebuah benda, selalu berasal dari benda lain. gerobak bergerak
karena kita yang mendorong, paku dapat tertanam karena dipukul dengan martil, buah
mangga yang lezat jatuh karena ditarik oleh gravitasi bumi, demikian juga benda yang terbuat
dari besi ditarik oleh magnet. Apakah semua benda bergerak karena diberikan gaya oleh
benda lain ?
Newton mengatakan bahwa kenyataan dalam kehidupan sehari-hari tidak semuanya
seperti itu. Ketika sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain maka benda kedua
tersebut membalas dengan memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang
diberikan sama besar tetapi berlawanan arah. Jadi gaya yang bekerja pada sebuah benda
merupakan hasil interaksi dengan benda lain. Anda dapat melakukan percobaan untuk
membuktikan hal ini. Tendanglah batu atau tembok dengan keras, maka kaki anda akan
terasa sakit. Mengapa kaki terasa sakit ? hal ini disebabkan karena ketika kita menendang
tembok atau batu, tembok atau batu membalas memberikan gaya kepada kaki kita, di mana
besar gaya tersebut sama, hanya berlawanan arah. Gaya yang kita berikan arahnya menuju
batu atau tembok, sedangkan gaya yang diberikan oleh batu atau tembok arahnya menuju
kaki kita.
Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan
gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi
berlawanan arah.
F A ke B = - F B ke A
F A ke B adalah gaya yang diberikan oleh benda A kepada benda B, sedangkan F B ke A
adalah gaya yang yang diberikan benda B kepada benda A. Misalnya ketika anda menendang
sebuah batu, maka gaya yang anda berikan adalah F A ke B, dan gaya ini bekerja pada batu.
Gaya yang diberikan oleh batu kepada kaki anda adalah - F B ke A. Tanda negatif menunjukkan
bahwa arah gaya reaksi tersebut berlawanan dengan gaya aksi yang anda berikan. Jika anda
menggambar tanda panah yang melambangkan interaksi kedua gaya ini, maka gaya F A ke B
digambar pada batu, sedangkan gaya yang diberikan batu kepada kaki anda, - F B ke A,
digambarkan pada kaki anda.
Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita tulis sebagai berikut :
Faksi = -Freaksi
Hukum warisan Newton ini dikenal dengan julukan hukum aksi-reaksi. Ada aksi
maka ada reaksi, yang besarnya sama dan berlawanan arah. Kadang-kadang kedua gaya
tersebut disebut pasangan aksi-reaksi. Ingat bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya
reaksi) bekerja pada benda yang berbeda. Berbeda dengan Hukum I Newton dan Hukum II
Newton yang menjelaskan gaya yang bekerja pada benda yang sama.
Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua benda bersentuhan.
Walaupun demikian, Hukum III Newton juga berlaku untuk gaya tak sentuh, seperti gaya
gravitasi yang menarik buah mangga kesayangan anda. Ketika kita menjatuhkan batu,
misalnya, antara bumi dan batu saling dipercepat satu dengan lain. batu bergerak menuju ke
permukaan bumi, bumi juga bergerak menuju batu. Gaya total yang bekerja pada bumi dan
batu besarnya sama. Bumi bergerak ke arah batu yang jatuh ? karena massa bumi sangat
besar maka percepatan yang dialami bumi sangat kecil (Ingat hubungan antara massa dan
percepatan pada persamaan hukum II Newton). Walaupun secara makroskopis tidak
tampak, tetapi bumi juga bergerak menuju batu atau benda yang jatuh akibat gravitasi. Bumi
menarik batu, batu juga membalas gaya tarik bumi, di mana besar gaya tersebut sama namun
arahnya berlawanan.
Hukum III Newton dalam Kehidupan Sehari-hari
Konsep Hukum III Newton sebenarnya sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari, walau
kadang tidak kita sadari. Hal apa saja dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan
konsep Hukum III Newton ?
· Hukum III Newton berlaku pada Ikan Gurita yang bergerak dalam air.
Pernahkah kamu menikmati lezatnya ikan gurita ? ikan gurita tidak punya sirip… lalu
bagaimana-kah ia berenang ? newton menguasai darat, udara dan laut. ikan gurita bergerak
ke depan dengan menyemprotkan air ke belakang (gaya aksi); air yang disemprotkan tersebut
mendorong ikan gurita ke depan (gaya reaksi), sehingga ikan gurita bisa berenang bebas di
dalam air laut.
Konsep dasar peluncuran roket sama dengan percobaan balon yang meluncur ke atas. Roket
memberikan gaya aksi yang sangat besar kepada gas dengan mendorong gas keluar dan gas
tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar, dengan mendorong roket ke atas. Gaya
dorong yang diberikan gas kepada roket sama besar dengan gaya yang diberikan roket kepada
gas, hanya arahnya berlawanan. Roket mendorong gas ke bawah, gas mendorong roket ke
atas.
Bagaimanakah dengan pesawat jet ? pesawat jet juga menggunakan konsep hukum III
Newton. Mesin pesawat jet memberikan gaya aksi dengan menyemburkan gas keluar lewat
belakang pesawat, dan gas tersebut memberikan gaya reaksi dengan mendorong pesawat jet
ke depan. Gaya dorong yang dilakukan oleh mesin pesawat jet terhadap gas sangat besar
sehingga gas juga mendorong pesawat jet dengan gaya yang sangat besar. Mesin pesawat jet
mendorong gas ke belakang, gas mendorong pesawat jet ke depan. Jadi arah gaya
berlawanan, tapi besar gaya sama. Pesawat jet bergerak horisontal alias mendatar, sedangkan
roket bergerak vertikal alias tegak lurus permukaan bumi.
Semakin cepat roda berputar, maka semakin cepat roda tersebut memberikan gaya aksi
kepada jalan, dan jalan juga memberikan gaya reaksi secara cepat kepada roda kendaraan.
Ingat bahwa gaya aksi dan reaksi tersebut bekerja sepanjang jalan yang dilewati oleh
kendaraan beroda. Apakah gaya aksi dan reaksi antara roda dan jalan tersebut yang membuat
mobil bergerak cepat ? tidak mesin kendaraan yang memutar roda dengan cepat sehingga
kendaraan beroda bergerak cepat. Jika mesin memutar roda dengan lambat maka kendaraan
beroda akan berjalan lambat. Tetapi ingat bahwa kendaraan beroda bisa bergerak karena
terjadi gaya aksi-reaksi antara roda dan jalan sepanjang lintasan kendaraan tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Kanginan, Marthen, 2002, Fisika untuk SMA kelas X, Semester 1, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit
Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga
http://fiedel-monica.blogspot.com/2011/09/makalah-fisika-hukum-newton-tentang.html
http://fiedel-monica.blogspot.com/2011/09/makalah-fisika-hukum-newton-tentang.html
http://thamaro.blogspot.com/2012/12/makalah-hukum-newton.html