(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Fisika Kuantum)
Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Sumur Potensial
Berhingga dan sumur potensial tak berhingga satu dimensi”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam fisika kuantum, kita telah mengenal berbagai macam sistem-sistem
kuantum. Mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Terkadang meskipun di dalam
bentuk yang sederhana beberapa orang akan sulit untuk membayangkan dan melakukan
perhitungan yang ada didalam sistem kuantum tersebut.
Gelombang merupakan getaran yang merambat. Salah satu contoh gelombang
adalah gelombang schrodinger. Gelombang Schrodinger menggambarkan keberadaan
elektron pada suatu posisi dan waktu. Gelombang Schrodinger dapat dituliskan dalam
suatu persamaan diferensial parsial yang dapat disebut dengan persamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger tersebut yang menyatakan pada suatu posisi satu
dimensi disebut persamaan Schrodinger satu dimensi. Pada persamaan Schrodinger
satu dimensi dapat dibentuk menjadi persamaan Schrodinger bebas waktu satu dimensi
yang artinya persamaan Schrodinger tidak bergantung waktu. Untuk menentukan
solusi persamaan Schrodinger satu dimensi, menggunakan separasi variabel atas
variabel x dan t. Selanjutnya masing-masing dari variabel akan dicari solusinya dengan
persamaan differensial biasa.
Persamaan Schrodinger bebas waktu satu dimensi akan diaplikasikan ke dalam
sumur potensial. Sumur potensial adalah kondisi dimana suatu partikel mengalami dua
kali perubahan besar energi potensial.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana penurunan rumus sumur potensial tak berhingga satu dimensi pada
fisika kuantum?
2. Bagaimana penurunan rumus sumur potensial berhingga satu dimensi pada fisika
kuantum?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui penurunan rumus sumur potensial tak berhingga satu dimensi
pada fisika kuantum.
2. Untuk mengetahui penurunan rumus sumur potensial berhingga satu dimensi pada
fisika kuantum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh karena potensial di luar sumur tak berhingga maka partikel hanya berada
di dalam sumur, dan tidak dapat keluar. Probabilitas menemukan partikel di dalam
sumur sama dengan satu sedangkan probabilitas menemukannya di luar sumur sama
dengan nol. Dengan metode separasi variabel, fungsi gelombang dari partikel tersebut
berbentuk:
.......................................................................................(1)
3
Pada daerah 0 < x <a , V (x) = 0 maka persamaan Schrödinger tak bergantung waktu
menjadi,
........................................................................................... (2)
........................................................................................ (3)
2mE
Dengan mendefinisikan k 2 ( x) dengan k adalah bilangan real positif maka
h2
persamaan (3) menjadi
........................................................................................... (4)
Persamaan (4) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan
kompleks yang berlainan, solusinya adalah
..................................................................................... (5)
4
.................................................................................................. (6)
Kemudian menerapkan syarat batas pada dinding sumur yang lainnya, x =a ---> (a)
=0
Konstanta C tidak boleh nol, jika tidak maka (x) =0 untuk semua x, maka
Namun jika k = 0 maka (x) =0 untuk semua x. Selain itu, solusi negatif tidak
memberikan sesuatu yang berbeda. Mengingat sin (-x) = -sin x dan tanda minus dari
solusi k dapat diserap ke C. Jadi solusi yang berbeda untuk k adalah
..................................................................... (7)
.......................................................................... (8)
2mE
Dengan mensubstitusikan k 2 ke persamaan (7) diperoleh
h2
............................................................................................ (9)
Ternyata energi dari partikel dalam sumur berbentuk diskrit dan bertingkat-
tingkat, bukan kontinue seperti energi pada partikel klasik. Selain itu, energi terendah
yang dapat dimiliki partikel juga tidak nol. Energi untuk n = 1 disebut seterusnya
disebut energi pada keadaan dasar sedangkan energi untuk n = 2,3,4 dan seterusnya
disebut keadaan tereksitasi.
5
Untuk memperoleh konstanta C, kita lakukan normalisasi terhadap fungsi
n ( x) pada persamaan (8)
..................................................................................(10)
............................................................................... (11)
................................................................................. (12)
...............................................................................(13)
................................................................................ (14)
6
Gambar 2 Grafik beberapa fungsi
1. Ortonormalitas fungsi n ( x)
Ortonormalitas adalah gabungan dari istilah ortogonalitas dan normalisasi fungsi
n ( x) merupakan fungsi yang ortogonal karena
............................................................. (15)
sedangkan fungsi n ( x) merupakan fungsi yang ternormalisasi karena
Kedua sifat ini dapat digabung menjadi satu, yaitu orrtonormalitas. Fungsi n ( x)
dikatakan bersifat ortonormal karena
................................................................................(16)
dengan mn disebut delta kronecker, dimana:
Jika m = n maka hasil integral persamaan (16) jelas sama dengan satu karena fungsi
ternormalisasi sedangkan hasil integral untuk m n yaitu
7
Dengan menggunakan hubungan
Jika m n maka hasil integral sama dengan nol karena sinus dari kelipatan bilangan
bulat positif atau pun negatif dari n selalu sama dengan nol.
2. Kombinasi linear dari n ( x) untuk semua n
................................................(17)
solusi paling umum dari persamaan Schrodinger bergantung waktu (x,0)
diketahui maka koefisien ekspansi cn dapat diperoleh dengan menggunakan trik
Fourier. Dari persamaan (19) bentuk (x,0) adalah
.................................................................. (20)
Mengalikan persamaan (20) dengan m (x) lalu mengintegralkannya diperoleh
m
a
2 / a sin x m ( x,0)dx cm
0 a
a
Oleh karena sifat ortogonalitas fungsi n (x) maka n ( x) maka m ( x)n ( x)dx
0
a
hanya punya nilai pada saat n = m, dan
0
m ( x)n ( x)dx =1 (ternormalisasi) maka
8
m
a
2 / a sin x m ( x,0)dx cm
0 a
atau
n
a
cn 2 / a sin x ( x,0)dx ........................................................................(21)
0 a
Untuk kasus energi partikel −V0 < E < 0, penerapan syarat batas pada persamaan
Schrodinger bebas waktu untuk partikel ini adalah:
1 1
Pada 𝑥 < − 2 dan 𝑥 > − 2, V(x) = 0 sehingga,
......(22)
Karena pada 𝑥 → −∞ harus berlaku V(𝑥) → 0, maka haruslah 𝐷𝑥 = 0 sehingga
1 1
Pada − 2 < 𝑥 < 2, V(x) = -Vo sehingga,
.............(23)
dengan
1 1
Pada 𝑥 > − , V(x) = -Vo sehingga diperoleh hasil mirip pada 𝑥 < − namun
2 2
9
Tetapan-tetapan yang ada pada solusi di atas ditentukan dengan menerapkan syarat
𝐿
batas kesinambungan fungsi dan turunannya pada daerah 𝑥 = ± 2 = ±𝑎
(24)
(25)
(26)
(27)
Dengan membagi persamaan (25) dengan (24) dan persamaan (27) dengan (26),
diperoleh
(28)
√𝜆−𝑦 2
dan −cot 𝑦 = .
𝑦
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ternyata energi dari partikel dalam sumur berbentuk diskrit dan bertingkat-
tingkat, bukan kontinue seperti energi pada partikel klasik. Selain itu, energi terendah
yang dapat dimiliki partikel juga tidak nol. Energi untuk n = 1 disebut seterusnya
disebut energi pada keadaan dasar sedangkan energi untuk n = 2,3,4 dan seterusnya
disebut keadaan tereksitasi.
B. Saran
Untuk menambah wawasan yang lebih terkait dengan teori sumur potensial tak
berhingga dan berhingga, pembaca bisa mencari referensi lain yang terkait dengan
materi ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Freddy P.Zen. Catatan Kuliah_FI-3104 Fisika Kuantum 1. Pdf diakses pada 22 September
2017.
Wayan Suyana. 2013. Sumur Potensial Tak Berhingga. Lampung (Pdf). Diakses pada tanggal
22 September 2017.
12