Anda di halaman 1dari 42

PROJEK

MINI PROPOSAL
“PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PROJEK MAKROMEDIA
FLASH MATERI HUKUM NEWTON KELAS XI DI SMA NEGERI 13
MEDAN”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Metodologi
Penelitian

Dosen Pengampu:
YENI MEGALINA, S.Pd, M.Si

NAMA : SARTINI PARHUSIP


NIM : 4173321049
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA D 2017

JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, DESEMBER 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Projek ini dapat terselesaikan. Judul dari makalah
ini adalah ”Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Projek Makromedia Flash Materi
Hukum Newton Pada Kelas XI di SMA Negeri 13 Medan”. Projek ini dimaksudkan
untuk menyelesaikan tugas Metodologi Penelitian.
Saya tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung saya
dalam menyusun Projek ini, terutama kepada Dosen mata kuliah Pengembangan
Program Pengajaran Fisika maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian
dalam penyusunan Makalah ini.
Saya menyadari bahwa sebagai manusia, saya juga pasti tidak luput dari
kesalahan dalam hal penyusunan Projek ini baik dalam isi yang terlampir maupun
dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga kritik dan saran pembaca sangat
dibutuhkan dalam memperbaiki makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memenuhi harapan sebagai pemenuhan
tugas dalam mata kuliah Metodologi Penelitian. Akhir kata, saya mengucapkan
Terima Kasih.

Medan, 19 Desember 2019

Sartini Parhusip

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Tujuan .............................................................................................................
C. Manfaat..........................................................................................................1

BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)


A. Landasan Teori............................................................................................10

BAB III (METODOLOGI PENELITIAN)


A. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................6
B. Desain Penelitian...........................................................................................6
C. Subjek Penelitian...........................................................................................7
D. Instrumen Pengumpulan Data.......................................................................8
E. Metode Analisis Data....................................................................................9
F. Hasil dan Pembahasan.................................................................................12

BAB IV (PEMBAHASAN)
A. Kesimpulan..................................................................................................38
B. Saran............................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................40

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia


(SDM) yang memiliki peranan dominan dalam kehidupan manusia. Hasil yang ingin
dicapai dalam proses pendidikan adalah terbinanya sumber daya manusia (SDM)
sesuai dengan tuntutan pembangunan, yaitu sosok manusia Indonesia seutuhnya yang
bisa memecahkan persoalan hari ini dan masa mendatang. Pendidikan juga
merupakan suatu proses pembudayaan nilai-nilai, yang kemudian nilai-nilai tersebut
dapat diterapkan dalam bentuk kerja nyata dilapangan. Pada hakekatnya pendidikan
adalah suatu usaha menyiapkan peserta didik untuk menghadapi lingkungan hidup
yang selalu mengalami perubahan yang semakin pesat. Pendidikan merupakan dasar
dalam memajukan suatu negara. Majunya suatu negara tercermin dari pendidikan
yang maju dan mendapat perhatian secara serius. Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan
akhir pendidikan itu ialah mendidik anak agar berguna bagi dirinya sendiri serta
berguna bagi masyarakat, bangsa dan negaranya (Ahmadi dan Uhbiyati,2003)

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen


pendidikan oleh pendidik terarah pada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana
proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian
tujuan pendidikan. Yang menjadi tujuan utama pengelolahan proses pendidikan harus
memperhitungkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Tirtaraharja dan
Sulo, 2008)

4
Pembangunan bidang pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh
Bangsa Indonesia dalam membangun kualitas sumber daya manusianya. Dalam dunia
pendidikan, pendidikan formal merupakan salah satu wadah yang sangat strategis
untuk meningkatkan kualiatas SDM. Semua bidang studi yang di ajarkan di sekolah
( termasuk fisika) di harapkan dapat berkontribusi bagi pembangunan dan
peningkatan kemampuan siswa. Dalam upaya peningkatan kemampuan siswa melalui
pendidikan di sekolah, maka peningkatan mutu Pendidikan Fisika di semua jenis
jenjag pendidikan haruslah terus dilakukan. Pendidikan Fisika bagi siswa diharapkan
dapat mengembangkan pemahaman, keterampilan, kemampuan, dan sikap ilmiah.

Fisika merupakan pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang alam


semesta untuk berlatih berfikir dan bernalar, melalui kemampuan penalaran seseorang
yang terus dilatih sehingga semakin berkembang, maka orang tersebut akan
bertambah daya pikir dan pengetahuannya. Atas dasar inilah fisika mutlak wajib
diajarkan pada setiap siswa. Fenomena tersebut merupakan masalah yang serius dan
perlu mendapat perhatian penuh dari semua pihak, baik pemerintah sekolah,
masyarakat/orang tua maupun siswa itu sendiri. Pendidikan di Indonesia masih
terbilang rendah dan belum berhasil optimal, terlebih lagi untuk pembelajaran fisika.
Masalah utama dalam pendidikan di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar siswa
disekolah. Dalam kontek pendidikan fisika, sebagai contoh, hasil belajar yang
dimaksud tidak hanya pada aspek kemampuan mengerti fisika sebagi ilmu
pengetahuan alam atau cognitive tetapi juga aspek sikap atau attitude terhadap fisika.
Fisika juga merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan
dengan cara mencari tahu fenomena alam yang dapat diamati dan di ukur secara
sistematis. Sebagaimana yang tercantum pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), bahwa proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di tandai oleh
munculnya metode ilmiah. Seorang guru harus berusaha untuk menggunakan
pendekatan, metode dan model-model yang melibatkan peserta didik dalam

5
memahami suatu konsep. Hal ini bertujuan agar ilmu yang di terima siswa dapat
bermakna.

Rendahnya hasil belajar fisika disebabkan oleh banyak hal antara lain :
kurikulum yang padat, materi pada buku pelajaran yang dirasakan terlalu sulit untuk
diikuti, media belajar kurang efektif, laboratoium yang tidak memadai, kurang
tepatnya penggunaan media pembelajaran yang di pilih oleh guru, dan kurangnya
keselarasan siswa itu sendiri, atau sifat konvesional, dimana siswa tidak banyak
terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan sebagian besar didominasi oleh
guru. (Supardi,2010)

Salah satu media yang dapat digunakan adalah Macromedia Flash. Menurut
Sakti,dkk(2012) Macromedia Flash merupakan suatu program aplikasi yang
digunakan untuk mengelolah gambar vektor dan animasi. Objek-objek yang dapat
diolah untuk membuat animasi selain gambar vektor (yang di buat langsung dari
Flash) juga gambar-gambar bitmap yang di impor, objek sound dan objek avi.
Program ini dapat juga untuk menghasilkan animasi untuk web, presentasi, game
consule, dan film. Untuk menjalankan animasi di perlukan program khusus (software)
salah satunya adalah program Macromedia Flash. Melalui Macromedia Flash
pengenalan materi dapat di buat berupa dimensi berwarna-warni dengan di sertai
gerakan-gerakan dan keterangan. Hal ini akan memperjelas materi yan kurang jelas
menjadi jelas sehingga membuat siswa tidak merasa bosan, selain itu disertai audio
yang memperjelas materi serta konsep yang ditampilkan, (Gusbandono,dkk, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya tentang Macromedia Flash yaitu


memberikan prestasi belajar siswa yang lebih baik dari pada pembelajaran kooperatif.
Hal ini di buktikan dengan hasil perhitungan menggunakan uji t pihak kanan dengan
taraf signifikan 5%. Dimana hasil uji t pihak kanan untuk prestasi belajar kognitif di
peroleh t hitung = 2,67> t tabel = 1,67 dan untuk prestasi belajar afektif diperoleh t
hitung = 3,30 > tabel = 1,67 sehingga Ho di tolak Masyukuri,dkk (2014).

6
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sekolah yaitu dengan
mengamati pembelajaran fisika di SMA Negeri Medan, melalui penyebaran angket
dan wawancara langsung dengan guru mata pelajaran fisika didapatkan bahwa
diketahui yakni 65% siswa menganggap bahwa pelajaran fisika sulit untuk dipahami
oleh siswa. Di buktikan juga dengan hasil ujian siswa dibawah rata-rata atau tidak
tuntas dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dan dari segi penyajian bahan
ajar masih kurang baik dimana para siswa lebih berpatokan pada buku dari pada
bahan ajar yang di berikan oleh guru meski pun suda disajikan dalam Power Point
dimana siswa terkesan bahwa bahan ajarnya membosankan dengan hanya menyajikan
serangkaian rumus saja pada Power Point tersebut.

Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan melakukan penelitian dengan


judul :

“ Pengembangan Bahan Ajar Macromedia Flash Berbasis Projek Pada Hukum


Newton Di Kelas X SMA”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi
beberapa masalah yaitu:

1. Pengembangan bahan ajar masih jarang dilakukan dalam pembelajaran fisika.


2. Siswa kurang mampu menghubungkan konsep fisika dengan fenomena
kehidupan sehari-hari sehingga memicu rendahnya pemahaman siswa dalam
pembelajaran fisika.
3. Siswa cenderung lebih suka mengerjakan hal yang di perintahkan guru yang
monoton

1.3. Batasan Masalah

7
Berdasaarkan identifikasi masalah dan mengingat keterbatasan kemampuan,
maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Inovasi yang dilakukan yaitu pengembangan bahan ajar .


2. Materi yang dikembangkan adalah Hukum Newton.
3. Subjek penelitian adalah siswa\i kelas X SMA N Medan 2019/2020

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
1. Apakah pengembangan bahan ajar berbasis projek makromedia flash sudah layak
di gunakan dalam pembelajaran pada materi Hukum Newton kelas X SMA
Negeri Medan T.P 2018/2019?
2. Apakah pengembangan bahan ajar bebasis projek makromedia flash sudah valid
menurut para penguji yang profesional dalam bagian bahan ajar.

1.5. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah “mengembangkan
bahan ajar yang sudah ada sebelumnya melalui pengembangan pembelajaran untuk
menciptakan bahan ajar yang jauh lebih menarik, efektif dan jauh lebih mudah untuk
di pahami oleh siswa.

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh bahan ajar berbasis makromedia flash pada materi


Hukum Newton.
2. Untuk mengetahui apakah bahan ajar yang di kembangkan sudah valid.
3. Untuk mengetahui apakah bahan ajar yang di kembangkan sudah layak untuk
digunakan.

8
1.6. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanan penelitian ini akan memberikan manfaat yang berarti, seperti
dibawah ini:

1. Bagi Siswa : Mendapatkan bahan ajar fisika yang standar dalam


meningkatkan kreativitas, minat, peran aktif siswa selama proses
pembelajaran yang jauh lebih mudah untuk di pahami yang sesuai kurikulum.
2. Bagi Guru : Bahan ajar yang di kembangkan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi dan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran sehingga
diharapkan guru fisika menjadi lebih termotivasi untuk terus menghasilkan
inovasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang lebih baik.
3. Bagi Sekolah : Memberikan wacana baru bagi sekolah untuk menerapkan
model, media, dan bahan ajar yang tepat dalam pembelajaran siswa disekolah

1.7. Defenisi Operasional

1. Bahan ajar adalah, bahan ajar dengan materi Hukum Newton yang di
kembangkan dengan macro media flash dan di implementasikan.
2. Macro Media Flash adalah media animasi yang berisi topik Hukum Newton,
yang di implementasikan di SMA N Medan.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dari diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya
perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya.

Menurut Slameto (2010 : 2 ) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”

Menurut Slavin dalam Trianto (2011 : 16 ) “ belaja sebagai perubahan pada


individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembagan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.”

Menurut Withherington dalam E. Kosasih (2016 : 2) “belajar merupakan


perubahan dalam kepribadian dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.”

Berdasarkan beberapa uraian pendapat yang di kemukakan oleh para ahli


dapat di simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang di lakukan seseorang
untuk memperoleh perubahan yang terjadi dalam pengalaman kepribadian individu
yang diarahkan pada pencapaian tujuan dan dimanifestasikan sebagai pola-pola

10
respon yang baru berbentuk keterampilan sikap, kebiasaan, pengetahuan dan
kecakapan.

2.1.2. Pengertian pengembangan

Teori Pengembangan

Menurut Borg dan Gall, penelitian pengembangan yaitu suatu proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk pendidikan, termasuk
prosedur dan proses, seperti metode pembelajaran atau metode pengelolaan
pembelajaran. Penelitian dan pengembangan pendidikan meliputi beberapa tahapan
dimana di dalamnya suatu produk dikembangkan, ditestkan, dan di revisi sesuai hasil
tes lapangan.

Tahapan penelitian pengembangan pendidikan dilakukan secara bertahap,


yang mana pada setiap langkah yang di kembangkan selalu mengacu pada hasil
langkah-langkah sebelumnya dan pada akhirnya di peroleh suatu produk pendidikan
yang baru. Langkah-langkah dalam R & D terdiri atas 10 langkah, yaitu :

1. Research and Information Collecting yaitu studi literatur yang berkaitan


dengan permasalahan yang di kaji , dan persiapan untuk merumuskan
kerangka kerja penelitian.
2. Planning, yaitu merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan
permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan
jika mungkin di perlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas.
3. Develop Preliminary From of Product, yaitu mengembangkan bentuk
permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini
adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku
petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan atau alat-alat
pendukung.

11
4. Preliminary Field Testing, yaitu melakukan uji coba lapangan awal dalam
skala terbatas, dengan melibatkan subjek sebanyak 6-12 subjek. Pada langkah
ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara,
observasi atau kuisoner.
5. Main Product, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang
dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan ini sangat mungkin
dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji
coba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap di uji
coba lebih luas.
6. Main Field Testing, yaitu uji coba utama yang melibatkan seluruh siswa,
7. Operational Product Revission, yaitu melakukan perbaikan penyempurnaan
terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang di kembangkan sudah
merupakan desain model operasional yang siap di validasi.
8. Operational Field Tasting, yaitu langkah uji validasi terhadap model
operasional yang telah dihasilkan.
9. Final Product Revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model
yang dikembangkan guna meenghasilkan produk akhir (final).
10. Dissemination and Implementation, yaitu langkah menyebarluaskan
produk/model yang di kembangkan.

2.1.3 Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk yang digunakan untu membantu guru atau
instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar
memiliki posisi amat penting dalam pembelajaran, yakni sebagai representasi (wakil)
dari penjelasan guru didepan kelas. Keterangan-keterangan guru, uraian-uraian yang
harus disampaikan guru dan informasi yang harus di sajikan guru dihimpun didalam
bahan ajar. Dengan demikian, guru juga akan dapat mengurangi kegiatannya

12
menjelaskan pelajaran, memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam
belajar atau membelajarkan siswa.

2.1.4. Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar

a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai denga tuntutan kurikulum dengan


mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial penserta didik.
b. Membantuk peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar disamping
buku-buku teks yang terkadang sulit di peroleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

2.1.5. Manfaat Bahan Ajar

a) Bagi Guru
1) Di peroleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik.
2) Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk di
peroleh.
3) Memperkaya karena dikembangkan dengan berbagai referensi.
4) Membangun komunikasi pmbelajaran yang efektif antara guru dengan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada
gurunya.
b) Bagi Siswa
1) Kegiatan belajar menjadi lebih menarik
2) Kesempatan untuk belajar secara sendiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3) Mendapatkan kemudahan mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.

13
2.1.6. Macromedia Flash 8

1. Pengertian Macromedia Flash 8

Macromedia Flash 8 merupakan sebuah aplikasi yang sudah terkenal dalam


hal computer grafis. Dengan menggunakan perangkat lunak (software) ini, kita dapat
membuat berbagai macam hal yang berhubungan dengan computer grafis, seperti
presentasi, multimedia,CD interaktif, animasi (pada halaman web, film kartun, iklan
dan sebagainya), slide show foto, dan masih banyak lainnya.

Dengan menggunakan makromedia flash 8, saat membuat animasi, seperti


perpindahan (move), perubahan ukuran (scale), perubahan bentuk (transformasi),
perputaran (rotate), kita cukup membuat frame awal dan akhirnya saja tanpa harus
membuat frame diantara atau di tengahnya karena perangkat lunak ini secara otomatis
akan meng-generate-nya.

Pada umumnya, desainer web menggunakan flash untuk membuat control


navigasi, logo dengan animasi, maupun animasi yang menggunakan suara. Flash
movie sangat ringkas sehingga mampu di download secara cepat dan mampu
menyesuaikan diri dengan ukuran layar monitor. Tercatat banyak situs web yang
dibuat dengan menggunakan flash movie, diantaraya disney, the simpsons, dan coca
cola.

2.Fungsi Macromedia Flash 8

Menurut Andiyanto (2012) bahwa software macromedia flash 8 sangat


berguna dalam mendukung kesuksesan sebuah presentasi dan proses belajar mengajar
(PBM). Dalam macromedia flash kita dapat memasukan elemen-elemen seperti
gambar atau movie, animasi, presentasi, game, dapat digunakan sebagai tool untuk
mendesain web, dan berbagai aplikasi multimedia lainnya.

14
3.Kelebihan dan Kekurangan Macromedia Flash 8

a. Kelebihan

Kelebihan tersebut diantaranya adalah macromedia flash 8 merupakan


program versi terbaru yang bisa digunakan untuk membuat animasi, game dan
perangkat ajar Macromedia flash 8 dilengkapi dengan action script (perintah
tindakan) sehingga membuat presentasi atau perangkat ajar menjadi lebih variatif dan
tentunya lebih menarik dibanding dengan program presentasi lainnya. Penggunaan
macromedia flash 8 sebagai software yang digunakan untuk mengembangkan media
pembelajaran berbasis edutainment, didasarkan pada beberapa kelebihan yang
dimilikinya.

Peneliti menyatakan bahwa macromedia flash 8 memiliki keunggulan


dibanding program lain yang sejenis antara lain, misalnya :

a. Seorang pemula yang masih awan terhadap duni desain dan animasi dapat
mempelajari dan memahami macromedia flash dengan mudah tanpa harus
dibekali dasar pengetahuan yang tinggi tentang bidang tersebut.
b. Pengguna program macromedia flash 8 dapat dengan mudah dan bebas dalam
berkreasi membuat animasi dengan gerakan bebas dengan alur adegan animasi
yang dikehendakinya.
c. Macromedia flash kini dapat menghasilkan file dengan ukuran kecil, hal ini
dikarenakan flash menggunakan animasi dengan basis vektor dan juga ukuran
file flash yang kecil ini dapat digunakan pada halaman web tanpa membutuhkan
waktu loading yang lama untuk membukanya.
d. Macromedia flash menghasilkan file bertipe (ekstensi) yang bersifat fleksibel,
karena dapat di konversikan menjadi file bertipe, swf,html,gif,jpg,png,exe,mov,
hal ini memungkinkan pengguna program macromedia flash 8 untuk berbagai
keperluan yang dibutuhkan.

15
e. Macromedia flash 8 ini masih tergolong versi baru. Karena versi ini dikeluarkan
pada tahun 2005. Baru kemudian Adobe System mengakusisi macromedia dan
seluruh produknya sehingga nama macromedia flash berubah menjadi adobe.
f. Pada penelitian sebelumnya pengembangan bahan ajar berbasis macromedia
flash ini belum dilengkapi dengan dubbing kerena masih menggunakan versi
lam. Sehingga terkesan biasa saja kali ini sudah menggunakan dubbing sehingga
lebih interaktif dengan siswa.
g. Macromedia flash 8 ini digunakan pada semua jenis komputer dan lebih mudah
diakses.
h. Isi materi pada macromedia flash 8 ini tergolong baru dan belum pernah di teliti
sebelumnya.
i. Macromedia flash inii dilengkapi dengan buku, penunjang berupa modul
pembelajaran. Sehingga materi yang dipelajari tidak hanya terbatas pada
macromedia flash 8 saja , akan tetapi siswa dan mempelajari lebih rinci pada
buku penunjang tersebut.
j. Macromedia flash 8 ini sudah di lengkapi dengan game puzzel sehingga siswa
dapat belajar dan bermain dengan menggunakan media pembelajaran ini.
k. Macromedia flash 8 ini dapat digunakan oleh seluruh lembaga pendidikan di
Indonesia.

b.Kekurangan

berdasarkan kelebihan-kelebihan penggunaan media macromedia flash 8, ada


keterbatasan penggunaan macromedia flash tersebut yaitu:

a. Waktu belajarnya lama apalagi bagi yang belum pernah menggunakan


software desain grafis sebelumnya
b. Grafisnya kurang lengkap
c. Lambat log in
d. Kurang simple

16
e. Menunya tidak user friendly
f. Perlu banyak referensi tutorial
g. Kurang dalam 3D pembuatan animasi 3D cukup sulit
h. Bahasanya pemogramannya agak susah
i. Belum ada template didalamnya

2.1.7. Materi Pelajaran

a. Hukum I Newton
Hukum I Newton menyatakan bahwa setiap benda tetap berada dalam
keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali di
beri gaya total ( ∑F ) yang tidak nol. Secara matematis di rumuskan
∑F = 0.....(1.1)
Dimana :
V diam = 0
a GLB = 0
Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam
atau bergerak tetapnya pada garis lurus disebut inersia. Dengan demikian,
hukum I Newton disebut juga Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman
artinya benda yang diam ingin diam terus dan benda yang sedang bergerak
ingin bergerak terus.
b. Hukum II Newton
Benda dalam keadaan diam tidak akan bergerak dengan sendirinya,
haruslah dikerjakan oleh benda lain melalui suatu desakan atau tarikan. Untuk
mempercepat dan memperlambat gerak sebuah benda maka diperlukan gaya.
Pada peristiwa-peristiwa ini pun dapat kita simpulkan bahwa gaya itu di
perlukan karna benda itu mempunyai kelembaman.
“ sifat materi yang menyebabkan diperlukannya gaya yang harus
dikerjakan pada benda supaya benda itu di percepat”

17
Contoh percobaan :

Percobaan 1-3 dimana massa masing-masing benda adalah sama (m), gaya
gesekan antara balok dengan bidang diabaikan. Benda 1 di tarik dengan
neraca pegas sebesar gaya F , maka percepatan benda sebesar a (a =
percepatan benda).
Percobaan 2, ditarik dengan 2 F maka percepatan benda sebesar 2a.
Percobaan 3, ditarik dengan 3 F maka percepatan benda sebesar 3a.

Dari percobaan diatas menghasilkan semakin besar gaya yang bekerja pada
benda semakin besar percepatan benda. Untuk gaya yang konstan, percepatan
sebanding terbalik dengan massa.

1 ∑F
Besar a = ( bila F konstan), atau dapat di tulis a =
m m

Atau ∑ F = ma.....(1.2)

Setiap gaya adalah vektor yang memiliki besar dan arah. Persamaan 1.2 merupakan
persamaan vektor yang berlaku pada semua kerangka acuan inersia. Dapat dituliskan
dalam bentuk komponen-komponen vektor berikut :

18
∑ F x = max ; ∑ F y = may ;

∑ F z = maz

Dalam bentuk vektor satuan :

F = m (axi + ayj + azk)

Hukum II Newton yaitu :

“percepatan sebuah benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja pada benda
tersebut, berbanding terbalik dengan massa benda dan arahnya sama dengan arah
resultan gaya”

c. Hukum III Newton


“ Bahwa ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua
tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda
yang pertama”

Aksi = - Reaksi

19
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan waktu Penelitian


Penelitian pengembangan ini akan dilakukan di Universitas Negeri Medan dan
ujikelayakan produk dilaksanakan di SMA Negeri Medan. Waktu penelitian
pengembangan ini akan dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X IPA di SMA Negeri
Medan yang berjumlah siswa. Dan dalam penelitian ini akan mengambil satu kelas
sebagai sampel yang mengambil jurusan IPA. Kelas tersebut akan dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan terbatas.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang digunakan oleh peneliti
jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan
sampelnya (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini siswa yang dijadikan sampel
merupakan siswa yang mengambil mata pelajaran fisika materi Fluida Statis dan
duduk di bangku kelas X SMA. Sampel dalam penelitian ini siswa di kelas X IPA 1
SMA Negeri Medan 2019/2020 yang berjumlah 36 orang siswa. Siswa dalam kelas
akan dibagi menjadi 3 kelompok untuk uji kelompok kecil sebanyak 3 orang siswa,
uji kelompok sedang sebanyak 9 orang siswa, dan uji coba lapangan terbatas
sebanyak 36 orang siswa.
3.3 Jenis dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian RnD (Research and
Development) yang merupakan metode penelitian yang dilakukan untuk
menghasilkan produk dalam berbagai bentuk sebagai hasil akhir. Penelitian ini
bersifat longitudinal, dimana penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis
kebutuhan kemudian dilanjut dengan keefektifan produk (Sugiyono, 2016).

20
Langkah-langkah penelitian RnD yang dikemukakan Borg dan Gall (1989) adalah:
a. Research and Information collection (penelitian dan pengumpulan data),
meliputi wawancara guru yang telah mengajarkan materi Hukum Newton.
b. Planning (perencanaan), meliputi membuat rancangan pembelajaran dan
membuat storyboard atau skenario materi.
c. Develop Preliminary form of Product (pengembangan draft produk awal),
meliputi membuat produk awal .
d. Preliminary Field Testing (uji coba lapangan awal), meliputi uji kelayakan
oleh ahli materi Hukum Newton, uji kelayakan oleh ahli desain pembelajaran,
uji kelayakan oleh guru, dan uji kemenarikan oleh siswa.
e. Main Product Revision (revisi hasil uji coba), meliputi melakukan revisi
berdasarkan kritik dan saran yang diberikan oleh ahli materi Hukum Newton,
ahli media pembelajaran, ahli teknologi, guru dan siswa.
f. Main Field Testing (uji lapangan produk utama), meliputi uji perorangan pada
3 orang siswa dan uji kelompok kecil pada 9 orang siswa yang telah
mengikuti materi pembelajaran Hukum Newton.
g. Operational Field Testing (uji coba lapangan skala luas/uji kelayakan),
meliputi uji lapangan kelompok terbatas pada 36 orang siswa yang mengikuti
materi pembelajaran Hukum Newton.
h. Disemination and Implementasi (Desiminasi dan Implementasi), meliputi
penyebarluasan media pembelajaran materi Hukum Newton. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

21
Penelitian Awal
Pengumpulan Informasi

Analisis Masalah Analisis Analisis Kajian


Kebutuhan Teori

Perencanaan

Pengembangan

Penyiapan Desain Grafis Penulisan Build Media dalam


Materi Script Bentuk APK

Bentuk Media dakam Bentuk makromedia flash


Pengujian
Uji Coba
Revisi Valid
Kelompok
Kecil Validasi Ahli:
Materi, Media
Tidak Valid

Revisi

Uji Coba Uji Coba


Kelompok Revisi Kelompok Revisi
Sedang Besar

Implementasi

Produk Media
makromedia flash

Mengajar
menggunakan Media

22
Gambar 3.1. Langkah-langkah Pengembangan Media Buku Komik pada
Materi Fluida Statis Untuk Siswa Kelas XI IPA SMA

Dari kesepuluh langkah tersebut peneliti mengelompokkannya menjadi 4


tahapan yaitu: 1) tahap peneltian awal; 2) tahap pengembangan; 3) tahap pengujian;
4) implementasi produk.
3.3.1 Tahap Penelitian Awal
3.3.1.1. Pengumpulan Informasi
Pada tahap pengumpulan informasi, peneliti melakukan anasisi kebutuhan
dengan cara melakukan wawancara kepada guru fisika di SMA Negei 13 Medan
mengenai media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Fluida Statis.
Hasil wawancara yang didapat adalah guru memerlukan media dengan inovasi baru
yang mampu menambah motivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain
itu, menurut guru tersebut media pembelajaran Buku Komik berbasis Pendekatan
Saintifik ini dapat membantu siswa dalam pembelajaran fisika sehingga siswa lebih
mudah dalam memahami pelajaran fisika serta media tersebut dapat digunakan kapan
saja dan dimana saja.

3.3.1.2. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penetapan solusi yang akan dikembangkan untuk
menghadapi masalah dan kebutuhan siswa dan guru dalam pembelajaran fisika.
Perencanaan ini dibuat berdasarkan teori dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya.
Dalam perencanaain ini dibuat suatu konsep yang berisi komponen-komponen apa
saja yang akan dikembangkan. Setelah perencanaan tergambar dengan jelas, maka
tahap selanjutnya adalah melakukan pengembangan.

3.3.2 Tahap Pengembangan


Pada tahap pengembangan media pembelajaran berbasis mobile learning ada
beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu: 1) Merancang penyajian materi,

23
perancang ini berdasarkan kurikulum yang berlaku di sekolah yang akan diteliti.
Cakupan materi yang akan dimuat pada media pembelajaran disesuaikan dengan
Standart Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujaan dan indikator pembelajaran materi
system pernapasan. Materi yang akan disajikan dalam bentuk teks, gambar, animasi
dan juga video pembelajaran; 2) merancang desain media.
3.3.3 Tahap Pengujian
Tahap pengujian ini terbagi menjadi 4 tahapan yaitu: 1) validasi media oleh
ahli media dan ahli materi; 2) uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang siswa;
3) uji coba kelompok sedang dilakukan oleh 9 orang siswa; 4) uji coba kelompok
besar yang terdiri dari 36 siswa.
3.3.3.1 Validasi Media oleh Ahli
Pada tahap ini media atau produk awal yang telah dikembangkan harus
divalidasi kepada ahli yang bersangkutan dengan produk media yang dikembangkan.
Validasi ini berguna untuk mendapatkan komentar dan saran dari setiap ahli sesuai
dengan keahlian masing-masing. Validasi materi oleh ahli materi yaitu Fluida Statis,
validasi media oleh ahli desain dan animasi. Komentar dan saran perbaikan dari tim
ahli akan dijadikan sebagai revisi I. Setelah tim ahli menyatakan media valid dan
layak digunakan, selanjutnya dilakukan uji coba produk.
3.3.3.2 Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba kelompok kecil ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 3
orang siswa. Uji coba ini menggunakan angket penilaian yang akan diberikan kepada
siswa. Aspek yang dinilai adalah aspek kualitas, tampilan, aspek efek media terhadap
pengetahuan, dan aspek efek media terhadap aktivitas belajar siswa. Saran dari subjek
uji coba akan digunakan untuk perbaikan selanjutnya (revisi II).
3.3.3.3 Uji Coba Kelompok Sedang
Uji coba kelompok sedang ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak
9 orang siswa. Uji coba ini langkahnya sama dengan uji coba sebelumnya. Hasil dari
penilaian berguna untuk mengetahui apakah masih terdapat kekurangan yang perlu

24
diperbaiki pada media. Jika masih terdapat kekurangan maka dilakukan revisi produk
(revisi III).

3.3.3.4 Uji Coba Kelompok Besar


Uji coba kelompok sedang ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak
36 orang siswa. Uji coba ini langkahnya sama dengan uji coba sebelumnya. Hasil dari
penilaian berguna untuk mengetahui apakah masih terdapat kekurangan yang perlu
diperbaiki pada media. Jika masih terdapat kekurangan maka dilakukan revisi produk
kembali, dan jika tidak maka media pembelajaran yang dikembangkan sudah layak
digunakan sebagai media untuk belajar.

3.3.4. Tahap Implementasi


Produk yang dihasilkan kemudian diimplementasikan dengan menerapkan
media dalam proses pembelajaran. Metode implementasi produk menggunakan
metode quasi eksperimen. Impelementasi dilakukan dengan cara menguji efektivitas
media menggunakan preetest dan postest.
3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa pedoman wawancara, lembar validasi dari ahli
materi, ahli media, ahli tegnologi danlembar observasi. Pedoman wawancara
digunakan untuk mengetahui tanggapan, komentar maupun saran dari guru terhadap
ketersediaan media pembelajaran Fluida Statis. Lembar validasi ahli materi
digunakan untuk mengetahui kelayakan dan kedalaman materi yang disampaikan
serta relevansinya terhadap kompetensi yang diharapkan. Lembar validasi ahli media
digunakan untuk mengetahui kelayakan media tersebut untuk digunakan dalam
pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kelayakan penggunaan
media dalam pembelajaran pada materi Fluida Statis.

25
Instrumen-instrumen tersebut dibagi menjadi:
a. Pedoman wawancara guru
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru mengenai Penggunaan
Media dalam Pembelajaran (Lampiran 1).
No Aspek Indikator

1. Pembelajaran Fisika Kesulitan dalam belajar fisika


Suasana pembelajaran fisika di kelas
di Sekolah
Tingkat pemahaman siswa dalam belajar fisika
4. Penggunaan Media Keseringan guru dalam menjelaskan materi
Pembelajaran di Kelas dengan menggunakan media.
Perbedaan keaktifan siswa di kelas saat
menggunakan media pembelajaran dengan
tidak menggunakan media pembelajaran.
Media membantu siswa untuk lebih fokus
mengikuti pembelajaran.
Media membantu siswa untuk aktif dalam
pembelajaran.
Media pembelajaran yang sering digunakan
Kendala terhadap media yang sering
digunakan
Penggunaan media sebagai media
pembelajaran
Pendapat mengenai penggunaan media
pembelajaran dalam bentuk buku komik
Pendapat mengenai pengadaan media
pembelajaran fluida statis.
13. Pengembangan Media Jenis media pembelajaran yang dibutuhkan.
Pembelajaran
Saran untuk media pembelajaran yang akan
dikembangkan.

(Arikunto, 2006)

26
b. Lembar validasi oleh ahli materi

Lembar validasi tim ahli materi disusun dan dikembangkan berdasarkan


lembar validasi yang dikembangkan oleh Wulandari (2016) dan Arisetya (2013).
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Validasi Ahli Materi Terhadap
Pengembangan (Lampiran 2).
No Aspek Indikator

1. Kelayakan isi materi Kesesuaian dengan kurikulum


Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar
Kesesuaian materi dengan tujuan dan indikator
pembelajaran
Kedalaman materi
Ketepatan konsep pada tool menu
Kebenaran konsep pada buku komik
Kelengkapan dan kejelasan arti pada glosarium
Kesesuaian soal evaluasi dengan materi
2. Sistem Penyampaian Ketepatan urutan materi
Kesesuaian tingkat kesulitan materi dengan
karakter siswa
Kesesuaian materi dengan kebutuhan siswa
Kemudahan memahami materi
Kelengkapan informasi yang dibutuhkan siswa
3. Kualitas Penyajian materi bersifat sistematis
StrategiPembelajaran Efektivitas penyampaian materi
Keterlibatan peserta didik saat belajar
Memudahkan siswa dalam memahami konsep
Memudahkan siswa dalam mengingat materi
4. Pendukung Video pembelajaran mudah dimengerti
pembelajaran Glosarium lengkap

27
Soal latihan menarik
5. Keakuratan materi Keakuratan fakta dan konsep
Keakuratan ilustrasi
Kejelasan isi materi
Kesesuaian dengan perkembangan IPTEK
6. Kebahasaan Bahasa mudah dipahami
Kesesuaian kalimat dengan KBBI
Penyampaian media singkat dan jelas
Bahasa yang digunakan ketika berdialog
dengan siswa sesuai dengan bahasa siswa
sehari-hari
Bahasa yang digunakan mampu memotivasi
siswa untuk belajar.

c. Lembar validasi oleh ahli media yang terdiri dari aspek tampilan

Lembar validasi tim ahli media disusun dan dikembangkan berdasarkan


kriteria mengevaluasi media yang dikemukakan oleh Walker dan Hess (Arsyad,
2013) yang dipadukan dengan lembar validasi yang dikembangkan oleh
Wulandari (2016) dan Arisetya (2013).
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Validasi Ahli Bahan Ajar Terhadap
Pengembangan Bahan Ajar berbasis Projek Makromedia Flash
(Lampiran 3)
No Aspek Indikator
.
1. Teknik Penyajian Mudah digunakan guru dan siswa
Media disajikan mendukung keterlibatan siswa
dalam belajar
Variasi penyajian materi beragam (teks,
gambar, dan animasi)

28
Media memiliki konstekstualitas yang baik
Media yang ditampilkan menarik
2. Desain Grafis Kesesuaian pemilihan background
Kesesuaian pemilihan jenis huruf
Kesesuaian ukuran huruf
Kesesuaian proporsi warna
Kesesuaian pemilihan musik dan suara
Kemenarikan sajian cover
Kemenarikan soal latihan
3. Desain Instruksional Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan materi
Kedalaman materi
Konsistensi sistematika penyajian
Keruntunan penyajian
Keterlibatan peserta didik
Kesesuaian penyajian dengan tingkat
perkembangan siswa
4. Komunikasi Visual Video pada media sederhana dan menarik
Jenis dan ukuran huruf mudah dibaca dan
menarik
Kreatif dalam menuangkan ide

d. Lembar observasi kemenarikan media pembelajaran oleh siswa


Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Kemenarikan Bahan
oleh Guru Terhadap Pengembangan Bahan Ajar berbasis
projek makromedia flash (Lampiran 4)
No Aspek Indikator
.
1. Kualitas Tampilan Tampilan media menarik
Hirarki menu jelas
Pemilihan warna tulisan dan jenis huruf sesuai

29
Penggunaan background sesuai
Proporsi gambar sesuai
2. Penyajian Materi Materi disajikan secara sistematika
Penyajian materi menggunakan bahasa yang baik
Kesesuaian materi dengan kognitif siswa
Soal latihan jelas
Keterkatitan materi dengan kehidupan sehari-hari
Penyajian materi sesuai dengan konsepnya
Penyajian bahan bacaan mudah dipahami
Gambar bagus
Glosarium cukup lengkap
3. Manfaat Mempermudah guru menyampaikan materi
pelajaran
Menambah motivasi siswa dalam belajar fisika
Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
4. keterlaksanaan Kemudahan dan kesederhanaan dalam
penggunaan/pengoprasian
Kemudahan dalam pencarian konten (kurikulum,
materi, evaluasi, glosarium).
Media ini dapat digunakan kapan saja dan dimana
saja.
Dapat digunakan berulangkali.

e. Lembar observasi kemenarikan media pembelajaran oleh siswa


Tabel 3.6. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi Kemenarikan Bahan oleh
Siswa Terhadap Pengembangan Bahan Ajar berbasis Projek
Makromedia Flash (Lampiran 5)
No. Aspek Indikator

1. Kualitas Tampilan media (bahan ajar) menarik

30
Tampilan Tulisan mudah dibaca.
Warna tulisan sesuai dengan background
Gambar jelas
Pengemasan buku menarik
Tampilan soal-soal menarik
2. Penyajian Media mempermudah memahami pelajaran
Materi Media membantu untuk mengingatkan kembali
materi
Media membantu menjawab soal latihan
Media menarik sehingga tidak membosankan
Media dapat meningkatkan rasa ingin tau
Belajar menggunakan media sangat menyenangkan.
Media yang disajikan denganbanyak warna
sehingga menarik untuk dibaca
Buku dikemas dengan baik sehingga mudah
dimengerti.
Latihan soal tidak membuat jenuh karena dikemas
dengan menarik
Penggunaaan media ini melatih belajar mandiri.
Siswa lebih focus belajar saat menggunakan media.
3. Keterlaksanaan Kemudahan dan kesederhanaan dalam
penggunaan/pengoprasian
Kemudahan dalam pencarian konten (kurikulum,
materi, evaluasi, glosarium).
Media ini dapat digunakan kapan saja dan dimana
saja.
Dapat digunakan berulangkali.

31
3.5 Teknik Analisis Data
Berdasarkan penelitian pengembangan ini, jenis data yang dikembangkan
adalah data deskriptif. Karena data yang terkumpul melalui angket kelompok kecil,
kelompok menengah dan kelompok besar dengan menggunakan skala Likert
penilaian 1 sampai 4. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis deskriptif. Menurut Agung (2010), “Analisis deskriptif kualitatif
adalah suatu cara analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun secara
sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu objek
(benda, gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan umum”.
Data yang diperoleh adalah data tentang kevalidan dan kemenarikan
multimedia pembelajaran interaktif pada mata materi Fluida Statis. Data ini
dikumpulkan melalui validasi ahli materi, ahli media pembelajaran, dan angket yang
disebar kepada siswa. Instrumen penelitian diberikan kepada ahli materi, ahli media
pembelajaran, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok sedang dan uji coba
kelompok besar yang keseluruhan dibuat dalam skala Likert yang telah diberikan skor
seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.5. Kriteria jawaban instrumen validasi pada skala Likert.
No Jawaban Skor
1. Sangat baik 4
2. Baik 3
3. Tidak baik 2
4. Sangat tidak baik 1

(Sudijono, 2016).
Kemudian data dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu menghitung
persentase pada indikator-indikator setiap komponen pada masing-masing instrumen
validasi multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan.
Interpretasi skor dihitung berdasarkan skor perolehan tiap aspek, yaitu:

32
jumlah indikator per kategori
% skor = x 100%
jumlah indikator total kategori
(Adisendjaja, 2008)
Hasil akhir penilaiaian akan diperoleh dalam bentuk persentase. Kemudian
persentase tersebut ditafsirkan dalam kalimat yang bersifat kualitatif yang tercantum
pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Kriteria Persentase Jawaban Instrumen Validasi oleh Validator pada bahan
ajar berbasis projek makromedia flash yang dikembangkan.

Skor Kriteria
81% - 100% Sangat Baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Sedang
21% - 40% Kurang Baik

(Sugiyono, 2010)
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 13 Medan di Jl. Brigjen Zein Hamid
KM . 7 Titi Kuning, dan dilaksanakan pada tanggal 18 November 2019.
B. Desain Penelitian
Desain pengembangan yang digunakan adalah model 4 D (Define, Design,
Develop, Desiminate), yang mencakup fase – fase sebagai berikut :
1. Define yang merupakan fase penetapan dan pendefinisian syarat – syarat
pembelajaran. Fase ini mencakup lima langkah pokok, yakni : a) analisis
ujung depan (front – end analysis) untuk memunculkan dan menetapkan
masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, b) analisis karakteristik
peserta didik, c) analisis tugas (task analysis) untuk mengidentifikasi

33
keterampilan – keterampilan utama, d) analisis konsep untuk mengidentifikasi
konsep – konsep yang akan diajarkan, dan e) perumusan tujuan pembelajaran.
2. Design yang merupakan fase perancangan perangkat pembelajaran.Fase ini
mencakup empat langkah, yakni : a) penyusunan tes standar, b) pemilihan
media yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, c)
pemilihan format bahan ajar yang akan dikembangkan, dan d) membuat
rancangan awal sesuai format yang dipilih.
3. Develop yang merupakan fase untuk menghasilkan produk pengembangan.
Fase ini mencakup dua langkah utama, yakni : a) validasi ahli atau pakar yang
dilanjutkan dengan revisi produk agar lebih berkualitas, dan b) uji coba
produk yang dilakukan untuk memperoleh masukan. Uji coba dilakukan
secara berulang (siklus) dan setiap siklus mencakup upaya revisi produk untuk
memperoleh produk yang efektif dan memenuhi standar yang di tetapkan.
4. Dessiminate yang merupakan fase untuk mempromosikan produk agar dapat
diterima oleh pengguna. Diseminasi dapat dilakukan di kelas lain untuk
mengetahui efektivias penggunaan perangkat pembelajaran atau pada forum
tertentu untuk mendapatkan masukan guna penyempurnaan produl. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan fase ini adalah : analisis
pengguna, menentukan strategi dan tema, pemilihan waktu, dan pemilihan
media untuk diseminasi.
C. Subjek Penelitian
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari semua kelas XI MIA SMA Negeri 13
Medan yang berjumlah 180 siswa, dengan 4 kelas masing – masing 40 siswa, dan
satu kelas berjumlah 20 orang.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini berupa pedoman wawancara, lembar validasi dari ahli
materi, ahli media, dan lembar observasi. Pedoman wawancara digunakan untuk
mengetahui tanggapan, komentar maupun saran dari guru terhadap ketersediaan
bahan pembelajaran Hukum Newton. Lembar validasi ahli materi digunakan

34
untuk mengetahui kelayakan dan kedalaman materi yang disampaikan serta
relevansinya terhadap kompetensi yang diharapkan. Lembar validasi ahli media
digunakan untuk mengetahui kelayakan media tersebut untuk digunakan dalam
pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kelayakan
penggunaan bahan ajar dengan projek makromedia flash dalam pembelajaran
pada materi Hukum Newton.
E. Metode Analisis Data
Berdasarkan penelitian pengembangan ini, jenis data yang dikembangkan
adalah data deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis deskriptif. Menurut Agung (2010), “Analisis deskriptif
kualitatif adalah suatu cara analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun
secara sistematis dalam bentuk kalimat/kata-kata, kategori-kategori mengenai
suatu objek (benda, gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh
kesimpulan umum”.
Data yang diperoleh adalah data tentang kevalidan dan kemenarikan
multimedia pembelajaran interaktif pada mata materi Hukum Newton. Data ini
dikumpulkan melalui validasi ahli materi, ahli media pembelajaran, dan angket
yang disebar kepada siswa. Instrumen penelitian diberikan kepada ahli materi,
ahli media pembelajaran, dan siswa yang keseluruhan dibuat dalam skala Likert
yang telah diberikan skor seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.5. Kriteria jawaban instrumen validasi pada skala Likert.
No Jawaban Skor
1. Sangat baik 4
2. Baik 3
3. Tidak baik 2
4. Sangat tidak baik 1

(Sudijono, 2016).

35
Kemudian data dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu menghitung persentase
pada indikator-indikator setiap komponen pada masing-masing instrumen validasi
multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan.
Interpretasi skor dihitung berdasarkan skor perolehan tiap aspek, yaitu:
jumlah indikator per kategori
% skor = x 100%
jumlah indikator total kategori
(Adisendjaja, 2008)
Hasil akhir penilaiaian akan diperoleh dalam bentuk persentase. Kemudian
persentase tersebut ditafsirkan dalam kalimat yang bersifat kualitatif yang
tercantum pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Kriteria Persentase Jawaban Instrumen Validasi oleh Validator pada
bahan ajar berbasis makromedia flash yang dikembangkan.

Skor Kriteria
81% - 100% Sangat Baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Sedang
21% - 40% Kurang Baik

(Sugiyono, 2010)

F. Hasil dan Pembahasan


Kegiatan uji coba sebanyak 10 orang siswa kelas II. Siswa diberi arahan
tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan sebelum menggunakan makromedia

36
flash. Siswa kemudian diarahkan untuk mengisi angket respon siswa terhadap media
makromedia flash yang telah disediakan. Selama kegiatan uji coba tidak dijumpai
hambatan yang berarti.
1) Analisis data
Data hasil uji coba kelompok kecil disajikan ke dalam tabel berikut. Tabel.
Data Hasil Angket Uji Coba

No Inisial Jumlah Rata-rata Kategori

1 LN 57 4,07 Baik
2 PT 51 3,64 Baik
3 RT 57 4,07 Baik
4 AL 50 3,57 Baik
5 VW 60 4,29 Baik
6 AP 61 4,36 Sangat Baik
7 JL 65 4,64 Sangat Baik
8 NS 56 4 Baik
9 VR 66 4,71 Sangat Baik
10 OR 47 3,36 Cukup
Jumlah 570 57
Rata-rata 40,71 4,07 Baik
Kategori Baik

Satu orang siswa menilai bahan ajar berbasis makromedia flash dengan
kategori cukup. Enam orang siswa menilai bahan ajar berbasis makromediaa flash
dengan kategori baik, sedangkan tiga siswa lainnya menilai dengan kriteria sangat
baik. Berdasarkan tabel di atas media komik mendapatkan skor rata-rata 4,07 dan
termasuk dalam kategori baik.

Tabel Data Hasil Angket Aspek Materi pada Uji Coba

No Indikator Rerata Kategori


skor
1 Kejelasan materi yang dipelajari 3,8 Baik

37
2 Kemenarikan penyampaian materi 4,1 Baik
3 Kemudahan memahami materi 4,1 Baik
4 Kebermanfaatan materi 3,6 Baik
Rata-rata skor total 3,9 Baik

Terdapat empat buah indikator aspek materi dalam angket respon siswa
terhadap bahan ajar berbasis projek makromedia flash. Keempat indikator tersebut
di antaranya kejelasan materi yang dipelajari, kemenarikan penyampaian materi,
kemudahan memahami materi, dan kebermanfaatan materi. Keempat indikator
memperoleh rerata skor yang beragam namun semua indikator termasuk dalam
kategori baik. Berdasarkan tabel 19 di atas maka dapat dipahami bahwa aspek
materi komik mendapatkan rata-rata skor total 3,9 dan termasuk dalam kategori
baik.

Validasi Ahli Media


LEMBAR VALIDASI AHLI MEDIA
Majalah Fisika untuk pembelajaran Fisika kelas X di SMAN 13 MEDAN
Petunjuk :
 Lembar validasi ini untuk diisi oleh ahli media
 Tujuan dari lembar validasi ini adalah untuk mengevalusi aspek media
 Penilaian diberikan dengan rentangan sebagai berikut :
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = setuju
4 = sangat setuju
 Mohon diberikan tanda (√) pada kolom 1,2,3, dan 4 sesuai dengan pendapat
penilai secara objektif. Komentar atau saran mohon dapat diberikan pada
kolom yang disediakan.
A. ASPEK MEDIA

38
No ASPEK DESKRIPSI NILAI
1 2 3 4
1 Tampilan Desain cover menarik √
Ilustrasi disajikan secara jelas √
Ilustrasi menarik √
Ilustrasi disajikan secara terpadu √
Pemilihan ilustrasi sesuai dengan √
materi
Proporsi warna sesuai √
Tata letak teks dan gambar √
seimbang
Pemilihan jenis huruf seimbang √
Pemilihan ukuran huruf sesuai √
Pemilihan gambar untuk √
mendukung materi sesuai
Kalimat yang digunakan sederhana √
2 Bahan Media majalah nyaman digunakan √
Media majalah aman digunakan √
Pemilihan bahan tepat √
3 Pembelajaran Majalah sesuai dengan tingkat √
perkembangan kognitif siswa
Media majalah dapat memotivasi √
siswa dalam kegiatan pembelajaran
Berdasarkan hasil tabel di atas diperoleh rata-rata dari komponen relevansi
adalah 3,1 dengan kriteria cukup valid atau dapat digunakan namun perlu dilakukan
revisi kembali.
A. Saran perbaikan dan kesimpulan :
No Bagian yang salah Saran perbaikan
.
Untuk materi dan soal dari buku harap
diketik ulang

39
Gambar vektor harap digambar ulang

B. Komentar/Saran Umum
 Materi ditambahi
 Gambar ditambah
 Daftar pustaka di buat

C. Kesimpulan
Media pembelajaran ini :
layak untuk diuji coba tanpa revisi
layak untuk diuji coba dengan revisi sesuai saran

............ , ................. 2019


Ahli Media

Teguh Febri S.

40
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian adalah dalam
memilih bahan ajar yang akan di sajikan haruslah disajikan melalu beberapa proses
mulai dari pembuatan ide, validasi pada ahli materi dan media daan tidak lupa
dengan siswa yang akan menilai bagian mana dari yang masih kurang dari bahan
ajar tersebut hingga bahan ajar tersebut dapat dikatakan layak untuk diaplikasikaan
dalam proses belajar mengajar guna mempermudah guru maupun siswa Dari hasil
uji coba bahan ajar berbasis projek makromedia flash terhadap siswa kelas XI di
SMA N 13 Medan, respon siswa sangat baik terhadap tampilan baru/penyajian
bahan ajar fisika baik. Dari penyajian media dapat mempermudah siswa dalam
pembelajaran fisika.

B. SARAN
Bahan ajar berbasis projek makromedia flash ini dapat digunakan sebagai
bantuan dalam proses pembelajaran siswa, karena dengan menggunakan bahan ajar
yang disajikan melalui media makromedia flash dapat meningkatkan minat belajar
siswa dan respon siswa terhadap komik fisika baik. Saran saya bagi guru dan calon
guru dapat menggunakan media dalam pembelajaran fisika dan dapat
mengembangkan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika

41
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


Basyirudin, M dan H. Asnawir.2002.Media Pembelajaran.Jakarta : Ciputat Pers
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika SMA/MA kelas X jilid 1. Jakarta : Erlangga
Nida, Waridatun, dkk. (2016). Pengembangan Majalah Elektronik Berbasis
Contextual Teaching And Learning Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Untuk
Peserta Didik Kelas X. PROSIDING SNIPS. 4 (1). Halaman: 780-784. ISSN:
978-602-61045-0-2
Nurjanah, Jalilah Rahmastuti, dkk. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran
Interaktif E-Magazine Pada Materi Pokok Dinamika Rotasi untuk SMA Kelas
XI. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 4 (1). Halaman 18-25. ISSN
: 2089-6158
Selviani, Siska, dan Welly Anggraini. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran
Majalah Fisika Sebagai Suplemen Pembelajaran Terintegrasi Nilai Keislaman
01 (1). Halaman 79-87. E-ISSN: 2615-8639
Tanjung, Ratna. 2014. Media Pendidikan Sains Fisika. Medan: Unimed Press
Triyogantara, Nur Sigit dan Juli Astono. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran
Fisika “PhysicsMagz” berbasis Clenovio Apps Untuk Meningkatakn Minat
Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik SMA. Jurnal
Pendidikan Fisika 6 (6). Halaman 471-478
Umah, Ulfatuh, dkk. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Majalah Fisika
Berbasis Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa
1 (1). ISSN: 2557-8944

42

Anda mungkin juga menyukai