Anda di halaman 1dari 13

EKSPERIMEN INTERFEROMETER FEBRY-PEROT

PROPOSAL EKSPERIMEN FISIKA II

Oleh :
Nama : Violita Riyanda Safitri
NIM : 161810201043
Kelompok : A4
Tanggal / Waktu : 1 April 2019 / 08.50 – 10.30
Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Interferometer merupakan alat yang paling umum digunakan dalam
mengukur pola interferensi untuk bidang optik yang ditemukan oleh Albert
Abraham Michelson pada tahun 1881. Interferometer adalah alat yang
dipergunakan untuk mengetahui pola-pola interferensi suatu gelombang. Salah
satu jenis interferometer tersebut adalah Interferometer Febry-Perot. Percobaan
Interferometer Febry-Perot pertama kali dilakukan pada akhir abad ke-19 oleh C.
Febry dan A. Perot untuk menggambarkan perbaikan yang signifikan dari Interferometer
Michelson. Eksperimen Interferensi Febry-Perot menggunakan bidang permukaan
yang keduanya membiaskan hanya sebagian cahaya sehingga memungkinkan adanya banyak
sinar yang akan menciptakan pola interferensi. Dengan demikian,interferensi yang
dihasilkan pada penampakan frinji lebih smooth (Bahrudin,2006).
Eksperimen interferometer Febry-Perot bertujuan untuk menentukan tetapan
kalibrasi interferometer Febry-Perot menggunakan laser HeNe. Langkah pertama
yang dilakukan adalah laser He-Ne diposisikan pada kedudukan di depan lensa
sejajar bangku interferometer. Dengan menggunakan laser, dicari sedemikian rupa
frinji interferensi pada layar pengamatan dengan mengatur adjustable mirror.
Dilakukan pengambilan data seperti pada percobaan interferometer Michelson.
Penerapan interferometer Febry-Perot dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Penerapannya. Penerapan interferometer Febry-Perot paling banyak
ditemukan dalam bidang optic. Interferometer Febry-Perot telah digunakan untuk
mendeteksi gelombang gravitasi. Aplikasi lain dari interferometer Febry-Perot
adalah pada kabel fiber optic yaitu untuk menjaga stabilitas frekuensi ketika suhu
bervariasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang eksperimen interferometer Febry-Perot diatas,
maka dapat dituliskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pola interferensi pada interferometer Febry-Perot?
2. Bagaimana menentukan panjang gelombang sumber cahaya dengan pola
interferensi?
3. Bagaimana menentukan tetapan kalibrasi interferometer michelson
menggunakan interferometer Febry-Perot?

1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat dituliskan berdasarkan rumusan masalah eksperimen
Interferometer Febry-Perot diatas adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pola interferensi pada interferometer Febry-Perot.
2. Mengetahui panjang gelombang sumber cahaya dengan pola
interferensi.
3. Mengetahui tetapan kalibrasi interferometer Febry-Perot menggunakan
interferometer Febry-Perot.

1.4 Manfaat
Interferometer Febry-Perot dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai
pengukur panjang gelombang dengan presisi tinggi. Manfaat selanjutnya dapat
digunakan pada jaringan telekomunikasi fiber optik, supaya menjaga kestabilan
frekuensi ketika suhu bervariasi. Dalam deteksi gelombang gravitasi, rongga
Fabry-Perot digunakan untuk menyimpan foton selama hampir milidetik, ketika
foton bergerak naik turun antara cermin. Ini meningkatkan waktu gelombang
gravitasi dapat berinteraksi dengan cahaya, yang menghasilkan sensitivitas yang
lebih baik pada frekuensi rendah.
BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Sejarah Interferometer Febry-Perot


Penemuan Interferometer Michelson ditemukan pada tahun 1881, 78 tahun
setelah percobaan young tentang celah ganda. Michelson mendisain dan membuat
seuah interferometer dengan prinsip kerja yang sama. Michelson membuat alat ini
pertama yaitu bertujuan untuk mengetahui ether. Bersamaan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, interferometer mengalami perkembangan pesat
seperti percobaan yang dilakukan oleh Marie Paul Auguste Charles Fabry (1867-
1945) dan Jean Baptiste Gaspard Gustave Alfred Perot (1863-1925). Dimana
kedua tokoh tersebut melakukan penelitian mengenai interferometer dengan
mendesain ulang dari interferometer Michelson secara signifikan berupa
interferometer Fabry-Perot. Rancangan dasar dari desain ini adalah terdapat dua
plat dengan permukan sejajar dan jarak kedua plat dapat diubah serta memiliki
permukaan yang memantulkan sebagian sinar (Soedojo, 1992).
Salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi pola
interferensi tersebut adalah interferometer. Alat ini dapat dipergunakan
untuk mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang gelombang dengan ketelitian
sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis interferensi. Walaupun pada awal
mula dibuatnya alat ini dipergunakan untuk membuktikan ada tidaknya eter.
(Halliday.1978).

2.2 Pengertian Interferometer


Interferometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur panjang
gelombang atau perubahan panjang gelombang dengan ketelitian yang sangat
tinggi berdasarkan penentuan garis-garis interferensi (Halliday, 1978).
Interferensi itu sendiri adalah penggabungan superposisi dua gelombang atau
lebih yang bertemu pada satu titik ruang. Hasil interferensi yang berupa pola-pola
cincin dapat digunakan untuk menentukan beberapa besaran fisis yang berkaitan
dengan interferensi, misalnya panjang gelombang suatu sumber cahaya, indeks
bias, dan ketebalan bahan.
Prinsip reflektansi dan transmisivitas pada eksperimen Interferometer Febry-
Perot ini dapat dijelaskan sebagai sinar yang dikirim mundur maju melalui gas
beberapa kali oleh sepasang cermin sejajar, sehingga seperti merangsang emisi
berdasarkan sebanyak mungkin atom yang tereksitasi. Salah satu cermin itu
adalah tembus cahaya sebagian, sehingga sebagian dari berkas sinar itu muncul
sebagai berkas sinar ke luar. Dengan menggerakkan micrometer secara perlahan-
lahan sehingga pada jarak dm tertentu serta menghitung jumlah lingkaran N,
berapa kali pola frinji kembali pada pola awal, maka panjang gelombang cahaya (λ) akan
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
2.d m
λ= (2.1)
N
l=k d m (2.2)
Dimana k adalah tetapan kalibrasi dengan persamaan sebagai berikut:

k= (2.3)
2.d m
Dengan kalibrasi ini maka interferometer dapat digunakan untuk mengukur
panjang gelombang (Hariharan,2007).

Gambar 2.1 Interferometer Febry-Perot


(Sumber : Juvells et al, 2006)
Interferometer Fabry-Perot terdiri dari dua pelat kaca dengan permukaan
bidang paralel, dipisahkan pada jarak d. Media antara pelat kaca adalah udara (n =
1). Jika gelombang monokromatik menimpa pelat pada sudut ε, beberapa refleksi
dihasilkan. Jika permukaan bagian dalam ditutupi oleh film yang sangat reflektif,
pantulan di piring kaca dapat diabaikan. Oleh karena itu, hanya gangguan yang
dihasilkan oleh beberapa balok di piring udara yang dapat diamati. Intensitas pola
interferensi dijelaskan oleh ungkapan berikut (Juvells et al, 2006).

I=
4r ² δ (2.4)
1+ sin ² ( )
( 1−r ) 2 2

Dimana a adalah amplitudo gelombang kejadian, r adalah koefisien refleksi


lapisan film dan δ adalah perbedaan fasa antara dua gelombang berturut-turut. ∆
menjadi perbedaan panjang optik. Dalam hal ini, panjang optik adalah ∆= 2d


cos ε. Perbedaan panjang optik dihubungkan dengan ¿ ∆.
λ
Intensitas tergantung pada ketebalan d, koefisien pantulan r, panjang
gelombang λ, intensitas a² gelombang bidang kejadian dan sudut kejadian ε. Jika
cahaya berasal dari sumber yang diperluas dari semua arah yang mungkin ε, dan
dengan mempertimbangkan bahwa geometri distribusi cahaya hanya bergantung
pada ε, Pola intensitas harus menunjukkan simetri rotasi.
Intensitas maksimum (Imax = a²) diperoleh jika kondisi berikut diverifikasi:
δ
sin ²( )=0 (2.5)
2
δ =2 mπ (2.6)
∆=2 d cos ε =m λ (2.7)
Dimana m = 0, ± 1, ± 2, . . . Oleh karena itu profil intensitas menunjukkan urutan
yang maksimal dan minimal, dan akibatnya, pola interferensi ditandai oleh
seperangkat lingkaran cahaya. Indeks m pada persamaan sebelumnya memberi
label pada setiap lingkaran. Misalnya, nilai m maksimum ditemukan saat ε
cenderung nol. Secara khusus, jika maksimum ditemukan saat sudut kejadian
adalah nol (ε = 0), lalu m = 2d/ λ (Juvells et al., 2006).
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Rancangan Penelitian


Secara garis besar, skema dari rancangan kegiatan eksperimen ditampilkan
dalam bentuk diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1:

Identifikasi Permasalahan

Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Kegiatan Eksperimen

Data

Analisis

Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian.
Langkah awal untuk melakukan eksperimen Interferometer Febry-Perot yaitu
melakukan permasalahan dalam percobaan Interferometer Febry-Perot.
Dilanjutkan dengan melakukan kajian pustaka untuk mengetahui dasar percobaan .
Melalui kajian pustaka ini, peneliti mengumpulkan dan mendapatkan sumber-
sumber data. Selain itu, dilakukan pula operasional pada variabel-variabel yang
akan digunakan untuk menunjang kegiatan eksperimen yang akan dilakukan.
Kemudian akan diperoleh hasil berupa angka dan gambar yang kemudian
dianalisis. Dari hasil analisis tersebut akan didapatkan kesimpulan berdasarkan
eksperimen yang telah dilakukan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Eksperimen yang dilakukan bersifat kuantitatif, dimana data yang diperoleh
dari hasil pengukuran objektif. Data yang akan diambil berupa data kuantitas yang
berupa jumlah frinji dengan variasi relative transmission yang digunakan .
Penggunaan beam spliter ini digunakan untuk melihat pola interferensi frinji.
Sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh posisi mikrometer terhadap jumlah
frinji. Sumber diperoleh dari data hasil eksperimen dan perhitungan dengan ralat .
Eksperimen Interferometer Febry-Perot dilakukan pada hari Senin, tanggal 1 April
2019 pukul 08.50 – 10.30 WIB dan bertempat di Laboratorium Optoelektronik
dan Fisika Modern, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Jember.

3.3 Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi
tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Berikut definisi operasional
variabel dari eksperimen Interferometer Febry-Perot yaitu :

3.3.1 Variabel Eksperimen


a. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih, dan
dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat hubungan di antara fenomena atau
peristiwa yang diteliti atau diamati. Variabel bebas dalam eksperimen
Interferometer Febry-Perot adalah simpangan dan jarak.

b. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh peneliti
dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel
bebas. Variabel terikat dalam eksperimen ini adalah tetapan kesebandingan
(kalibrasi).

c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang diupayakan untuk dinetralisasi
oleh sang peneliti dalam penelitiannya tersebut dan variabel inilah yang
menyebabkan hubungan di antara variabel bebas dan juga variabel terikat bisa
tetap konstan. Variabel kontrol dalam eksperimen ini adalah jumlah perubahan
frinji (N) dan jarak mikrometer bergerak (dm).

3.3.2 Skala Pengukuran


Skala pengukuran yang dipakai dalam eksperimen Interferometer Febry-
Perot sebagai berikut :
a. Tabel Pengamatan
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan Hasil Data Interferometer Febry-Perot
No Jumlah Frinji (N) Posisi Mikrometer (dm)
1.
2.
3.
4.

b. Ralat
Berdasarkan percobaan Interferometer Fabry-Perot, maka dapat dituliskan
skala pengukuran yang akan digunakan, yaitu sebagai berikut :
1
σ 2 y= ( yi−c−mx )2
N∑

2 Nσ y 2
σ m= 2
N ( ∑ xi2 )−( ∑ xi )

2 σ 2 y ∑ xi2
σ c= 2
N ( ∑ xi 2 )−( ∑ xi )

k 2 rata−rata=
2
c. Grafik

Gambar 3.2 Grafik hubungan antara jarak dan jumlah frinji

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah


3.4.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam Eksperimen Interferometer Febry-
Perot adalah :
a. Meja interferometer (precision interferometer, OS-9255A), sebagai penahan.
b. Sumber laser He-Ne (OS-9171), sebagai sumber cahaya
c. Bangku laser (OS-9172), sebagai penahan laser
d. Beam Splitter, berfungsi sebagai pembagi cahaya
e. Compensator, berfungsi menyamakan fasa gelombang yang berasal dari
sumber cahaya (laser He-Ne).
f. Movable Mirror, berfungi sebagai transmisi berkas menuju pemisah bekas
dan dari pemisah berkas, sebagian dari berkas cahaya tersebut akan
direfleksikan oleh pemisah berkas menuju layar pengamatan dengan
posisinya yang berubah-ubah
g. Convex Lens 18 nm, berfungsi sebagai pemfokus serta penyebar berkas
cahaya yang berasal dari sumber cahaya (laser He-Ne)
3.4.2 Tata Laksana Eksperimen
Tata laksana eksperimen yang dilakukan dalam Eksperimen Interferometer
Febry-Perot sesuai dengan gambar berikut :

Mulai

Penyusunan Peralatan

Laser HeNe
an

Variasikan jumlah frinji

Pola interferensi, jarak


mikrometer

Pengukuran

Selesai

Gambar 3.3 Diagram Alir Prosedur Eksperimen


3.4.3 Langkah Kerja
Langkah Kerja dari eksperimen Interferometer Febry-Perot yaitu :

Gambar 3.4 Rangkaian Eksperimen Interferometer Fabry-Perot


(Sumber : Tim Penyusun, 2018)

1. Peralatan eksperimen disusun seperti pada Gambar 3.4.


2. Laser He-Ne diposisikan pada kedudukan di depan lensa sejajar bangku
interferometer Michelson.
3. Dengan menggunakan laser, frinji interferensi dicari seperti pada
percobaan interferometer Michelson.
4. Dilakukan pengambilan data seperti pada percobaan interferometer
Michelson.

3.4.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam eksperimen interferometer
Febry-Perot adalah bersifat interval atau melalui pengukuran. Metode pengukuran
ini berupa pengukuran jumlah frinji. Pengukuran secara langsung dilakukan untuk
mengetahui panjang gelombang. Sehingga data yang diperoleh berupa nilai
pengaruh panjang gelombang terhadap jumlah frinji. Semua analisis perhitungan
dikerjakan dengan menggunakan software Microsoft excel.
DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin, Drs. MM. 2006. Kamus Fisika Plus. Epsilon Group: Bandung

Halliday. 1978. Fisika Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Hariharan, P. 2007. Basic Of Interferometry. Academic Press: Sydney, Australia

Juvells, I., Carnicer, A., Ferré-Borrull, J., Martín-Badosa, E., & Montes-Usategui,
M. (2006). Understanding the concept of resolving power in the Fabry–Perot
interferometer using a digital simulation. European Journal of Physics, 27(5),
1111–1119. https://doi.org/10.1088/0143-0807/27/5/010

Soedojo, P. 1992. Azas-azas Ilmu Fisika Jilid 3 Optika. Gadjah Mada


UniversityPress: Yogyakarta

Tim Penyusun. 2019. Buku Panduan Praktikum Eksperimen Fisika II. Jember :
Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai