Anda di halaman 1dari 17

GEOFISIKA UMUM

MAKALAH SEISMIK REFRAKSI

ABDUL RAHMAN A 093 2014 0011


ARI SUCIPTA YAMAN 093 2014 0029
NASRUL N. 093 2014 0030
MUHAMMAD REZKI EKAPUTRA 093 2014 0031
FARID MUHAMMAD LANGKOLE 093 2014 0041
MUHAMMAD YAUMAL FASHLI MAS'UD 093 2014 0053
MUHAMMAD AZWAN 093 2014 0059
MUHAMMAD AINUL AZ. 093 2014 0065
IKA YUANITA FITRIA PRIHATINI 093 2014 0074
MUHAMMAD ADRIANSYAH HAMID 093 2014 0088
INDRA 093 2014 0095
NOVI FEBRIANTI 093 2014 0105
MUHAMMAD FATHURRAHMAN 093 2014 0116
ROBIN ALAMSYAH 093 2014 0145
ALFI REZHA 093 2015 0062
SARIFUDDIN 093 2015 0116

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas berkat hidayah
taufik serta rahmat kesehatan-Nya saya dapat menyelasaikan laporan ini tepat pada
waktunya. Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabiullah
Muhammad SAW, para keluarga dan para sahabat sahabat yang selalu istaqamah
dijalan-Nya.
Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi persyaratan untuk diajukan
sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Geofisika Umum pada Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
Ucapan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah membantu dalam
kelancaran Praktikum dan Pembuatan laporan, yaitu:
1. Bapak Ir. Alfian Nawir, S.Si., M.T., IPP. selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah
Geofisika Umum.
2. Ibu Ir. Emi Prasetyawati Umar, S.Si., M.T., IPM. selaku Dosen Pengampuh Mata
Kuliah Geofisika Umum.
3. Orang Tua Kami yang telah mendukung penuh dalam hal ini membantu baik secara
moral maupun secara materi.
4. Teman-teman angkatan 2014 dan 2015 Teknik Pertambangan Universitas Muslim
Indonesia yang selalu setia dalam suka maupun duka.
Sebagai manusia biasa, tentunya dalam makalahini masih banyak kekurangan
dan saya harap dari kekurangan tersebut dapat dimaklumi serta mendapatkan suatu
kritikan serta saran yang bersifat membangun.
Semoga Allah SWT memberikan berkah pada setiap umatnya yang senantiasa
berbagi ilmu.
Wallahu Waliyyut Taufiq Walhidayah.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Makassar, 12 Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Maksud dan Tujuan ........................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Pengertian Seismik ............................................................................ 3
2.2. Pengertian Seismik Refraksi ............................................................. 4
2.3. Metode Seismik Refraksi .................................................................. 6
2.4. Kelebihan dan Kekurangan dibandingkan Metode Lainnya ............. 8
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 11
LAMPIRAN ............................................................................................ 12
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Gelombang Seismik ................................................................. 3
2.2. Penjalaran Gelombang Seismik Refraksi dan Grafik Hubungan
antara Waktu Tempuh dan Offset Geophone............................ 5
2.3. Pancaran Gelombang Metode Seismik .................................... 7
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1. Perbandingan Seismik Refraksi - Seismik Refleksi ........................ 9
2.1. Perbandingan Metode Seismik Dengan Metode Geofisika
Lainnya ........................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah metode seismik sefraksi, eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan
pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai
bapak seismologiinstrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik,
yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan.
Malletmeletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari
sumberledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada
tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber
gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antaram
antel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi
seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik
seismik refraksi digunakan secara intensif di Iran untuk membatasi struktur yang
mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik
yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali
didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun1921. Pelaksanaan survei seismik
melibatkan beberapa departemen yang berkerja secara dan saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Departemen-departemen yang terlibat antara lain: Topografi,
Seismologist, Processing, Field Quality Control (QC) dan departemen pendukung
lainnya. Departemen Topografi bertugas untuk memplotkan koordinat teoretik hasil
desain bertugas untuk memplotkan koordinat teoretik hasil desain. Departemen Seis
mologist bertugas mulai dari pembentangan kabel, penempatan Shot point (proses da
ri loading dan preloading) dan selanjutnya dilakukan penembakan dan recording yang
teknis pelaksanaanya dikerjakan di laboratorium. Data hasil recording diolah oleh
depertemen processing untuk mendapatkan output dari akhir pelaksanaan survei.
Untuk mengontrol serta meningkatkan kualitas dalam kegiatan akuisisi dara seismi
maka dilakukan juga Field QC.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Adapun maksud dari dibuatknya makalah ini sebagai salah satu syarat
kelulusan Mata Kuliah Geofisika Umum Jurusan Teknik Pertambangan Universitas
Muslim Indonesia.
1.2.2. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Seismik Refraksi
2. Mahasiswa dapat mengetahui metode Seismik Refraksi
3. Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan metode Seismik Refraksi
dibandingkan metode-metode seismik geofisiska lainnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Seismik


Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang merambat dalam bumi.
Bumi sebagai medium gelombang terdiri dari beberapa lapisan batuan yang antar satu
lapisan dengan lapisan lainnya mempunyai sifat fisis yang berbeda. Ketidak-kontinuan
sifat medium ini menyebabkan gelombang seismik yang merambatkan sebagian
energinya dan akan dipantulkan serta sebagian energi lainnya akan diteruskan ke
medium di bawahnya.
Suatu sumber energi dapat menimbulkan bermacammacam gelombang,
masingmasingmerambat dengan cara yang berbeda.Gelombang seismik dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu:
a. Gelombang badan (body waves) yang terdiridari gelombang longitudinal
(gelombang P) dan gelombang transversal (gelombang S).Gelombang ini merambat
ke seluruh lapisanbumi.
b. Gelombang permukaan (surface waves) yangterdiri dari gelombang Love,
gelombang Raleygh dan gelombang Stoneley.Gelombang ini hanya merambat pada
beberapa lapisan bumi, sehingga pada survei seismik refleksi (survei seismic dalam)
gelombang ini tidak digunakan.

Gambar 2.1. Gelombang Seismik


2.2. Pengertian Seismik Refraksi
Seismik refraksi merupakan salah satu metode dari dua metode seismik.
Prinsip metode seismik refraksi adalah penjalaran gelombang yang menggunakan
hukum Snellius. Hukum Snellius menjelaskan mengenai penjalaran gelombang pada
medium yang berbeda sehingga gelombang yang diberikan akan terbiaskan karena ada
perbedaan rapat massa medium. Persamaan matematis Hukum Snellius adalah sebagai
berikut.
Seismik Refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik menuju penerima
pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah sinyal
pertama (firstbreak) diabaikan, karena gelombang seismik refraksi merambat paling
cepat dibandingkan dengan gelombang lainnya kecuali pada jarak (offset) yang relatif
dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertama kali gelombang diterima oleh
setiap geophone. Kecepatan gelombang P lebih besar dibandingkan dengan kecepatan
gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang digunakan dalam perhitungan
metode ini. Parameter jarak dan waktu penjalaran gelombang dihubungkan dengan
cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang
tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang
dikenal sebagai parameter elastisitas. Gelombang seismik refraksi yang dapat terekam
oleh penerima pada permukaan bumi hanyalah gelombang seismik refraksi yang
merambat pada batas antar lapisan batuan. Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang
merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r =
90sehingga sin r = 1). Hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa kecepatan lapisan di
bawah interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan di atas interface.
Pengukuran seismik refraksi biasanya menggunakan dinamit, weigth drop dan
palu godam sebagai sumber getarannya. Sumber getaran dihubungkan dengan trigger
yang tersambung dengan alat perekam sinyal (recorder). Alat perekam sinyal
(recorder) dihubungkan juga dengan geophone, yaitu alat yang peka terhadap getaran.
Banyaknya geophone yang akan terpasang tergantung dengan jenis alat perekam
refraksinya terdiri dari satu channel, tiga channel atau 24 channel.
Alat-alat yang biasa digunakan untuk pengukuran seismik refraksi adalah:
1. Sumber Getaran (Palu, Weight Drop atau Dinamit)
2. Trigger (Penghubung sumber getaran dan pencatat getaran)
3. Perekam dan Display
4. Geophone
5. Alat Ukur satuan Panjang
6. Peta Lapangan
7. Peralatan Komunikasi
8. Kompas
9. Lembar Data Lapangan

Gambar 2.2. Penjalaran Gelombang Seismik Refraksi dan Grafik Hubungan


antara Waktu Tempuh dan Offset Geophone

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran seismik refraksi adalah berupa data
waktu penjalaran gelombang yang terekam oleh geophone. Kemudian data tersebut
dipadukan dengan data offset geophone sehingga menghasilkan data kecepatan
penjalaran gelombang seismik tiap lapisan dan data ketebalan lapisan. Untuk
mengetahui berapa lapisan yang ada di bawah permukaan, menggunakan grafik
hubungan antara offset geophone dan waktu penjalaran gelombang. Namun di bawah
permukaan bumi ini tidak seluruhnya lapisan berbentuk horizontal melainkan ada pula
yang miring atau bahkan berundulasi. Untuk lapisan miring dan berundulasi pada
pengukuran seismik refraksi dapat digunakan beberapa metode untuk memudahkan
dalam interpretasi data, di antaranya sebagai berikut.
1. Metode Intercept Time
2. Metode Plus/Minus
3. Metode Hagiwara

2.3. Metode Seismik Refraksi


Metode seismik refraksi merupakan teknik umum yang digunakan dalam
survai geofisika untuk menentukan kedalaman batuan dasar, litologi batuan dasar (bed
rock), sesar, dan kekerasan batuan. Pada prinsipnya, metode seismik refraksi
memanfaatkan perambatan gelombang seismik yang merambat kedalam bumi. Pada
dasarnya dalam metoda ini diberikan suatu gangguan berupa gelombang seismik pada
suatu sistem kemudian gejala fisisnya diamati dengan menangkap gelombang tersebut
melalui geophone. Waktu tempuh gelombang antara sumber getaran dan penerima
akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan.
Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan
kedalaman lapisan berdasarkan penghitungan waktu tempuh gelombang antara sumber
getaran (shot) dan penerima (geophone). Waktu yang diperlukan oleh gelombang
seismik untuk merambat pada lapisan batuan bergantung pada besar kecepatan yang
dimiliki oleh medium yang dilaluinya tersebut. Data yang diperoleh berupa travel time
dari gelombang pada tiap-tiap geophone. Untuk mendapatkan kualitas rekaman
seismik refraksi yang tinggi dan mengandung bentuk first break yang tajam, dilakukan
teknik stacking, gain dan filtering.
Pada survei seismik refraksi hukum dasar yang digunakan yaitu dasar
pemantulan dan pembiasan diantaranya: hukum Snellius, azas Fermat dan hukum
Huygens seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Menurut hukum Snellius
menjelaskan hubungan antara sinus sudut datang dan sudut bias terhadap kecepatan
gelombang dalam medium. Azas Fermat yang menyatakan dalam penjalaran
gelombang dari satu titik ke titik selanjutnya yang melewati suatu medium tertentu
akan mencari suatu lintasan dengan waktu tempuh yang paling sedikit. Sedangkan
untuk hukum Huygens menyatakan bahwa suatu gelombang yang melewati suatu titik
akan membuat titik tersebut menjadi sumber gelombang baru dan akan begitu
seterusnya.
Gelombang seismik refraksi yang dapat terekam oleh penerima pada
permukaan bumi hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas
antar lapisan batuan. Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan sudut
kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r = 90 sehingga sin r =
1). Hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa kecepatan lapisan di bawah interface
lebih besar dibandingkan dengan kecepatan diatas interface.
Gelombang seismik berasal dari sumber seismik merambat dengan
kecepatan V1 menuju bidang batas (A), kemudian gelombang dibiaskan dengan sudut
datang kritis sepanjang interface dengan kecepatan V2. Dengan menggunakan prinsip
Huygens pada interface, gelombang ini kembali ke permukaan sehingga dapat
diterima oleh penerima yang ada di permukaan.

Gambar 2.3. Pancaran Gelombang Metode Seismik

Tahapan akhir dalam metode seismik refraksi adalah membuat atau


melakukan interpretasi hasil dari survei menjadi data bawah permukaan yang akurat.
Data-data waktu dan jarak dari kurva travel time diterjemahkan menjadi suatu
penampang seismik dan akhirnya dijadikan menjadi penampang geologi. Survei
geofisika dengan metode seismik refraksi adalah bertujuan untuk mendeteksi struktur
geologi di bawah permukaan dangkal, misalnya patahan. Untuk menentukan
kedalaman di bawah sumber pada medium dua lapis atau lebih yang horizontal
maupun miring serta menentukan jenis batuan berdasarkan kecepatan gelombang yang
merambat dalam batuan tersebut.

2.4. Kelebihan dan Kekurangan dibandingkan Metode Lainnya


Dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-
gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan.
Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada teknologi
bawah air, kapal dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari
bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam. Struktur bawah permukaan
dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik
refraksi, yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.
Berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut, teknik refleksi lebih mampu
menghasilkan data pengamatan yang dapat diinterpretasikan (interpretable). Seperti
telah dinyatakan sebelumnya, bagaimanapun juga teknik refleksi membutuhkan biaya
yang lebih besar. Biaya tersebut biasanya sangat signifikan secara ekonomis. Karena
survei refleksi membutuhkan biaya lebih besar daripada survei refraksi, maka sebagai
konsekuensinya survei refraksi lebih senang digunakan untuk lingkup sempit/kecil.
Misalnya digunakan dalam mendukung analisis lingkungan atau geologi teknik.
Sedangkan survei refleksi digunakan dalam eksplorasi minyak bumi.
Tabel 2.1. Perbandingan Seismik Refraksi - Seismik Refleksi

Metode Seismik Refraksi (Bias) Metode Seismik Refleksi (Pantul)

Keunggulan Kelemahan
Karena lokasi sumber dan penerima yang cukup
Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi
lebar untuk memberikan citra bawah
sumber dan penerima yang kecil, sehingga
permukaan yang lebih baik, maka biaya akuisisi
relatif murah dalam pengambilan datanya
menjadi lebih mahal.
Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan Prosesing seismik refleksi memerluakn
kecuali proses filtering untuk memperkuat komputer yang lebih mahal, dan sistem data
sinyal first berak yang dibaca. base yang jauh lebih handal.
Karena pengambilan data dan lokasi yang Karena banyaknya data yang direkam,
cukup kecil, maka pengembangan model pengetahuan terhadap database harus kuat,
untuk interpretasi tidak terlalu sulit diperlukan juga beberapa asumsi tentang model
dilakukan seperti metode geofisika yang kompleks dan interpretasi membutuhkan
lainnya. personal yang cukup ahli.
Keunggulan
Kelemahan

Dalam pengukuran yang regional ,


Pengukuran seismik pantul menggunakan offset
Seismik refraksi membutuhkan offset yang
yang lebih kecil
lebih lebar.
Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan
Seismik pantul dapat bekerja bagaimanapun
gelombang meningkat sebagai fungsi
perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalaman
kedalaman.
Seismik bias biasanya diinterpretasikan
dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing- Seismik pantul lebih mampu melihat struktur
masing lapisan memiliki dip dan yang lebih kompleks
topografi.
Seismik bias hanya menggunakan waktu Seismik pantul merekan dan menggunakan
tiba sebagai fungsi jarak (offset) semua medan gelombang yang terekam.
Model yang dibuat didesain untuk Bawah permukaan dapat tergambar secara
menghasilkan waktu jalar teramati. langsung dari data terukur
Tabel 2.2. Perbandingan Metode Seismik Dengan Metode Geofisika Lainnya

Keunggulan atau Kelebihan Kelemahan (Kekurangan)


Banyaknya data yang
Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun
dikumpulkan dalam sebuah
kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu
survei akan sangat besar jika
kecepatan seismik.
diinginkan data yang baik
Perolehan data sangat mahal baik
Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di akuisisi dan logistik
bawah permukaan dibandingkan dengan metode
geofisika lainnya.
Reduksi dan prosesing
Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan membutuhkan banyak waktu,
stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan. membutuhkan komputer mahal
dan ahli-ahli yang banyak.
Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung
dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Peralatan yang diperlukan dalam
Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut akuisisi umumnya lebih mahal
(porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada dari metode geofisika lainnya.
prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.
Deteksi langsung terhadap
Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya
keberadaan hidrokarbon pembuangan limbah, tidak dapat
dilakukan.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai seismik refraksi maka dapat kami


simpulkan bahwa metode seismik dapat mendeteksi variasi baik literal maupun
kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik. Metode ini
juga dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukaan dan dapat
dipergunakan untuk membatasi kenampakan stragrafi dan beberapa kenampakan
pengendapan. Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas
batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga setiap perubahan konstanta tersebut
pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik. Metode ini memungkinkan
untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon. Namun tidak dapat
dilakukan deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah.
Metode seismik dilakukan dengan menggunakan sumber seismik yang berupa
ledakan yang akan memicu timbulnya gelombang kesegala arah dan mengalami
pemantulan ataupun pembiasan. Pada gelombang seismik pembiasan (refraksi),
gambar yang dihasilkan belum terlalu detail yakni masih dalam bentuk lapisan-lapisan
yang memiliki topografi. Sedangkan pada gelombang seismik pemantulan (refleksi),
gambar bawah permukaan dapat tergambar secara langsung dari data terukur karena
seismik ini mampu melihat struktur yang lebih kompleks dibanding seismik refraksi.
DAFTAR PUSTAKA

N. K. Adnyawati, et. Al. 2012. Analisis Struktur Bawah Permukaan dengan Menggunakan
Metode Seismik Refraksi di Universitas Tadulako.

Nurdiyanto, Boko dkk. 2011. Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode
Seismik Refraksi. Jurnal Meteorologi dan geofisika.

Priyantari, Nurul. 2009. Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik


Refraksi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Jurnal Ilmu
Alam.

Susilawati. 2004. Seismik Refraksi (Dasar Teori dan Akuisisi Data). Sumatera Utara : USU
Digital Library.

Telford, M.W., Geldart, L.P., Sheriff, R.E, & Keys, D.A. 1976. Applied geophysics. New
York: Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai