Anda di halaman 1dari 151

KATALOG GEMPABUMI MERUSAK

DI INDONESIA TAHUN 1612 – 2014

(EDISI KELIMA)

OLEH :

SUPARTOYO
SURONO
EKA TOFANI PUTRANTO

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN GEOLOGI
PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI
Jl. Diponegoro no. 57 Bandung 4016
Telepon (022) 7272606, 7272604; Facsimile (022) 7202761;
Homepage:http//www.vsi.esdm.go.id

2014

1
Penyusun :

 Dr. Supartoyo
 Dr. Surono
 Ir. Eka Tofani Putranto, MT

Penyunting :

 Ir. M. Hendrasto, M.Sc


 Dr. Gede Suantika, M.Si
 Dr. Sri Hidayati, M.Sc

2
SAMBUTAN KEPALA PUSAT
VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI

Saya menyambut gembira atas terbitnya buku Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia
Tahun 1612 – 2014 edisi kelima ini yang merupakan pemutakhiran dari edisi sebelumnya.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa negara kita merupakan wilayah rawan bencana
gempabumi dan tsunami karena terletak pada tempat pertemuan empat lempeng aktif dunia,
yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, Laut Philiphina dan Pasifik. Lempeng Eurasia yang
relatif stabil dan kaku terdapat pulau-pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa bergerak relatif
ke arah tenggara.

Lempeng Indo-Australia yang relatif lentur bergerak relatif ke utara dan menyusup ke bawah
lempeng Eurasia di pantai Barat Sumatera, Selatan Jawa, Selatan Bali – Nusa Tenggara
hingga ke sebelah Barat Daya Kepulauan Maluku. Lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah
barat berinteraksi dan menyusup ke bawah lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di
sebelah Utara Papua, sebelah Utara Kepulauan Maluku hingga ke Perairan Sulawesi
Tengah Bagian Timur.

Pertemuan antar lempeng tersebut membentuk zona penunjaman atau zona subduksi
sebagai sumber gempabumi. Oleh karena zona subduksi berada di bawah laut maka
gempabumi pada zona subduksi berpotensi membangkitkan tsunami. Akibat dari interaksi
empat lempeng tersebut terbentuk deretan gunungapi aktif (127 gunungapi di Indonesia) dan
membentuk morfologi pegunungan serta lembah juga sesar di busur kepulauan. Sesar yang
terbentuk di busur kepulauan ini dapat menjadi sumber gempabumi. Apabila sesar aktif
tersebut terletak dekat dengan permukiman dan aktivitas penduduk maka dapat berpotensi
menyebabkan bencana.

Meskipun hingga saat ini belum ada ilmu dan teknologi untuk meramalkan waktu kejadian
dan parameter gempabumi, namun melalui katalog ini dapat diketahui wilayah rawan
gempabumi dan tsunami yang berpotensi menimbulkan bencana. Sifat dinamika geologi
menunjukkan bahwa jika suatu wilayah pernah terjadi gempabumi, maka kejadian
gempabumi serupa akan berulang kembali di daerah yang sama, namun sulit untuk
menentukan waktu dan besarnya parameter gempabumi tersebut. Artinya, gempabumi dapat

3
terjadi setiap saat di wilayah yang pernah terjadi gempabumi di masa lalu. Oleh karena itu,
pendapat atau berita yang menyebutkan akan terjadi gempabumi pada waktu tertentu di
suatu wilayah dengan besaran parameter kegempaan tertentu, berita tersebut tidak perlu
diperhatikan dan ditanggapi. Hal penting bagi masyarakat yang bermukim di wilayah rawan
gempabumi adalah selalu waspada, mengetahui tata cara mengantisipasi dan
menyelamatkan diri jika terjadi gempabumi serta membangun bangunan tahan terhadap
goncangan gempabumi.

Bagi wilayah yang pernah terjadi gempabumi yang diikuti oleh gelombang tsunami agar
pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir harus memperhatikan bentuk, morfologi
dan lingkungan pantai terhadap permukiman dan aktivitas penduduk sebagai bagian dalam
perlindungan masyarakat terhadap ancaman bencana tsunami.

Mudah – mudahan buku ini dapat berguna sebagai salah satu rujukan data dasar
gempabumi merusak dan tsunami di Indonesia bagi pihak – pihak yang membutuhkannya.

Bandung, Desember 2014


Kepala Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi,

Ir. M. Hendrasto, MSc.


NIP 195910231987031002

4
SAMBUTAN PENYUSUN

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka buku berjudul “Katalog Gempabumi Merusak di
Indonesia Tahun 1612 – 2014” dapat disajikan kepada para pembaca. Buku ini merupakan
edisi kelima, melanjutkan dari edisi pertama (tahun 2005), edisi kedua (tahun 2006), edisi
ketiga (tahun 2006) dan edisi keempat (tahun 2008). Buku ini berisi kejadian gempabumi
merusak dan gempabumi yang mengakibatkan terjadinya tsunami di Indonesia sejak tahun
1612 - 2014. Data sumber gempabumi dan tsunami dihimpun dan dimutakhirkan dari
berbagai literatur dan hasil-hasil penyelidikan para ahli kebumian di lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.

Hingga tahun 1960-an, lokasi kejadian gempabumi belum dapat diketahui secara pasti tetapi
wilayah yang mengalami kerusakan dapat diketahui dari laporan - laporan yang dikumpulkan
dari dalam negeri dan luar negeri. Sejak tahun 1964, informasi lokasi dan parameter
gempabumi diketahui dengan pasti, sejalan dengan berkembangnya pamasangan jaringan
pemantauan gempabumi di dunia.

Katalog ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber gempabumi, karakteristik


gempabumi suatu wilayah dan wilayah rawan bencana gempabumi dan tsunami. Buku
katalog ini akan selalu dimutakhirkan dengan data terbaru, sehingga katalog ini benar-benar
dapat dijadikan salah satu rujukan data dasar dalam studi tentang bencana gempabumi dan
tsunami di Indonesia.

Penyusun menyadari buku katalog ini masih jauh dari lengkap dan sempurna. Oleh karena
itu masukan untuk perbaikan buku ini sangat kami harapkan dari para pembaca. Semoga
buku katalog ini dapat berguna bagi kita semua.

Bandung, Desember 2014


Penyusun

Supartoyo dkk.

5
DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN PENYUSUN ............................................................................... i


SAMBUTAN KEPALA PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA
GEOLOGI ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

I.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


I.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................... 2
I.3 Metodologi ......................................................................................... 3

BAB II TEKTONIK DAN KEGEMPAAN DI INDONESIA ................. 4

II.1 Tektonik di Indonesia ......................................................................... 4


II.2 Kegempaan di Indonesia ................................................................... 6

BAB III GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA ........................... 11

III.1 Gempabumi Merusak di Pulau Sumatera .......................................... 13


III.2 Gempabumi Merusak di Pulau Jawa ................................................. 49
III.3 Gempabumi Merusak di Pulau Bali dan Nusa Tenggara ................... 74
III.4 Gempabumi Merusak di Pulau Kalimantan ........................................ 93
III.5 Gempabumi Merusak di Pulau Sulawesi ........................................... 96
III.6 Gempabumi Merusak di Kepulauan Maluku ...................................... 115
III.7 Gempabumi Merusak di Pulau Papua ............................................... 129

BAB IV PENUTUP ............................................................................ 140

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 141

6
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan membentang mulai dari Sabang hingga Merauke
sepanjang lebih dari 5.000 km, lebar dari utara ke selatan lebih dari 1.700 km dan memiliki
luas sekitar 1,92 juta km2. Secara geografis Indonesia terletak diantara dua benua yaitu
Benua Asia dan Australia serta dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Secara
geotektonik, Indonesia merupakan tempat pertemuan empat lempeng aktif dunia, yaitu :
Lempeng Benua Eurasia yang bergerak sangat lambat ke arah tenggara dengan kecepatan
sekitar 0,4 cm/ tahun, Lempeng Samudera Indo – Australia yang bergerak ke arah utara
dengan kecepatan sekitar 7 cm/ tahun, Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah
barat dengan kecepatan sekitar 11 cm/ tahun dan Lempeng Laut Philiphina yang bergerak
ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 8 cm/ tahun (Minster dan Jordan, 1978 dalam
Yeats, 1997). Pertemuan keempat lempeng tersebut merupakan salah satu tempat unik di
dunia ini.

Dampak dari pertemuan lempeng tersebut mengakibatkan terbentuknya tataan dan pola
struktur geologi tertentu di wilayah Indonesia yang memberikan konsekuensi berupa dampak
positif dan negatif. Dampak positif berupa terbentuknya cekungan hidrokarbon/ minyak dan
gas bumi, potensi energi panas bumi, jalur mineralisasi berpotensi terbentuknya mineral
logam dan non logam serta bahan tambang lainnya, tanah yang subur akibat endapan
batuan rombakan gunungapi muda serta jejak – jejak kejadian geologi masa lampau yang
memberikan pemandangan indah sebagai tujuan wisata. Semua itu merupakan karunia
Tuhan Yang Maha Esa yang patut kita syukuri. Disamping memberikan dampak positif,
pertemuan keempat lempeng tersebut mengakibatkan dampak negatif yaitu rawan bencana
geologi, yaitu : gempabumi, tsunami, letusan gunungapi, gerakan tanah atau longsor, erosi,
sedimentasi serta dinamika geologi destruktif lainnya. Kejadian bencana gempabumi dan
tsunami, di beberapa wilayah di Indonesia, dicirikan dengan waktu kejadian sangat singkat
dan tanda-tanda kejadiannya yang sangat singkat pula. Kedua jenis bencana geologi ini
lama kejadiannya pada umumnya kurang dari 30 menit, akan tetapi telah mengakibatkan
dampak bencana yang luar biasa berupa korban jiwa, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan dan keresahan di masyarakat. Kejadian gempabumi dan tsunami dapat

7
menghancurkan hasil pembangunan yang telah dibangun, mengganggu stabilitas ekonomi
dan sosial, serta mengakibatkan lumpuhnya Pemerintahan tingkat Provinsi seperti yang
terjadi di Banda Aceh pada akhir tahun 2004 hingga pertengahan tahun 2005 dan di tingkat
Kabupaten seperti terjadi di Pulau Nias pada bulan Maret tahun 2005.

Sayangnya, hingga saat ini belum ditemukan ilmu dan teknologi yang tepat untuk
“meramalkan” kapan dan berapa besar kekuatan yang dapat diakibatkan oleh kejadian
gempabumi dan tsunami. Pendapat beberapa orang dan “oknum” yang meramalkan waktu
akan terjadinya gempabumi dan tsunami hanya isapan jempol belaka. Disamping tidak
terbukti, ramalan tersebut telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Contohnya adalah
ramalan seorang Professor dari Brazil yang meramalkan di sebelah barat Pulau Sumatera
pada tanggal 24 Desember 2007 akan terjadi gempabumi dengan kekuatan besar dan diikuti
oleh tsunami. Isu tersebut sangat meresahkan masyarakat dan menjelang tanggal 24
Desember 2007 kota Padang dan Bengkulu sempat lengang selama beberapa hari karena
masyarakatnya berbondong – bondong mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan keluar
kota Padang dan Bengkulu. Meskipun isu tersebut tidak terbukti, namun sebagian besar
masyarakat sempat ”percaya” terhadap isu tersebut. Mereka seakan – akan telah tersihir
oleh isu tersebut dan tidak mempercayai penjelasan ilmiah yang dikemukakan oleh Badan
Geologi maupun instansi pemerintah lainnya.

Oleh karena itu, upaya yang tepat untuk mengurangi dampak bencana gempabumi adalah
meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi yang
merupakan bagian dari upaya mitigasi gempabumi. Salah satu upaya mitigasi tersebut
adalah menghimpun catatan sejarah kejadian bencana gempabumi sebelumnya, atau
disebut juga kejadian gempabumi merusak (destructive earthquake). Buku ini menghimpun
data kejadian gempabumi merusak di Indonesia dari tahun 1612 hingga 2014. Dengan
mengetahui sejarah kejadian gempabumi merusak sebelumnya akan dapat meningkatkan
kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan buku ini adalah untuk menghimpun sejarah kejadian gempabumi
merusak yang pernah terjadi di wilayah Indonesia dari berbagai sumber. Tujuan dari
penyusunan buku ini adalah untuk memberikan gambaran sejarah kejadian gempabumi

8
merusak yang pernah terjadi di Indonesia, yang berguna untuk mengidentifikasi wilayah
rawan gempabumi dan mempelajari karakteristik gempabumi merusak di suatu daerah. Hal
ini sangat berguna dalam mendukung program mitigasi bencana gempabumi. Sesuai
dengan amanah Undang – Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
dan Undang – Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka buku ini
diharapkan dapat menyediakan data dasar sejarah kejadian gempabumi merusak yang
pernah terjadi di Indonesia. Penyusunan buku ini adalah untuk melengkapi dan melanjutkan
data katalog gempabumi merusak yang telah disusun sebelumnya oleh Kertapati dkk. (1991)
dan dilanjutkan oleh Supartoyo, Putranto dan Surono (2005) untuk edisi pertama. Kemudian
Supartoyo, Putranto dan Surono (2006) melanjutkan untuk edisi kedua dan ketiga.
Selanjutnya Supartoyo dan Surono (2008) menyempurnakan untuk edisi keempat. Oleh
karena buku ini mendapat respon yang luar biasa dari pembaca, maka Kepala Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (KESDM) menugaskan kepada penulis untuk mencetak ulang dengan
menambah data kejadian gempabumi merusak hingga tahun 2014.

I.3 Metodologi

Metodologi penyusunan buku ini adalah dengan menghimpun data kejadian gempabumi
merusak yang terjadi di wilayah Indonesia, berasal dari buku, referensi, perpustakaan Pusat
Survei Geologi (PSG), perpustakaan Pusat Lingkungan Geologi (PLG), perpustakaan Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), hasil kegiatan penyelidikan gempabumi
yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (sekarang PSG)
hingga tahun 2000 dan PVG mulai tahun 2000 hingga sekarang, BMG, USGS, Pemerintah
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/ Kota), internet, media elektronik, media masa, tulisan populer
(di surat kabar, buletin, jurnal, dll), materi seminar, kolokium, sosialisasi. Beberapa data yang
dipergunakan untuk menyusun buku ini antara lain dari Kertapati dkk. (1991), Visser (1922),
catatan dari Wichman (tanpa tahun), Soetarjo dkk. (1985), Newcomb dan McCann (1987),
Tjokrosapoetro (1994) dan data lainnya. Data tersebut kemudian dikelompokkan sesuai
dengan wilayah Provinsi di Indonesia dalam bentuk tabel. Sementara itu data koordinat
pusat gempabumi merusak diplot sesuai dengan wilayah kejadian.

9
BAB II
TEKTONIK DAN KEGEMPAAN DI INDONESIA

II.1 Tektonik di Indonesia

Kepulauan Indonesia merupakan salah satu kawasan unik di dunia ini karena tempat
bertemunya empat lempeng dunia, yaitu Lempeng Indo – Australia, Lempeng Eurasia,
Lempeng Laut Philiphina dan Lempeng Pasifik, sehingga menghasilkan pola dan tataan
geologi yang rumit, terutama di kawasan Indonesia bagian timur. Pertemuan 3 lempeng ini
merupakan hal unik di dunia ini yang dikenal dengan sebutan “triple junction”. Beberapa ahli
kebumian menyatakan bahwa selain tiga lempeng tersebut, sebenarnya terdapat tambahan
satu lempeng lagi yang saling berinteraksi di wilayah Kepaulauan Indonesia, yaitu Lempeng
Philiphina (Hall, 2002; Simandjuntak dan Barber 1996 dalam Simandjuntak 2004; Kertapati,
2006). Berdasarkan pengaruh interaksi antara empat lempeng tersebut, secara umum
wilayah Kepulauan Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu kawasan Indonesia barat dan
kawasan Indonesia timur. Tektonik Indonesia bagian barat sangat dipengaruhi oleh interaksi
antara Lempeng Indo – Australia dan daratan Sunda (Sunda land). Wilayah Indonesia
bagian barat sebagian besar didominasi oleh kerak kontinen daratan Sunda hasil dari
amalgamasi fragmen kontinen – fragmen kontinen yang lebih kecil pada Mesozoikum
(Metcalfe, 1996 dalam Prasetiadi, 2007). Sedangkan tektonik di wilayah Indonesia bagian
timur sangat dipengaruhi oleh interaksi Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan
Lempeng Philiphina yang menghasilkan tataan struktur geologi yang sangat kompleks.

Evolusi tektonik di wilayah Kepulauan Indonesia setidaknya telah dimulai pada akhir Jaman
Perm hingga Awal Trias sebagaimana telah dijelaskan oleh Simandjuntak (2004) dalam
bukunya yang berjudul Tektonika. Secara ringkas Simandjuntak (2004) menjelaskan evolusi
tersebut sebagai berikut. Pada akhir Jaman Perm hingga Awal Trias anak benua Siam,
Burma, Malaysia dan Sumatera terpisah dari benua besar Pangea dan pada Trias Tengah
bertumbukan dengan anak benua lainnya yaitu China selatan dan Indochina (termasuk
mintakat Bangka – Belitung) yang telah terpisah lebih dulu dari benua besar Pangea. Pada
akhir Trias gabungan anak benua Siam, Burma, Malaysia, Sumatera dan China selatan,
Indochina bergerak ke utara khatulistiwa dan bertumbukan dengan anak benua daratan

10
Cathaysia. Mekanisme ini bersamaan dengan dengan menunjamnya kerak samudera Meso
– Tetis di bawah pinggiran sebelah selatan gabungan anak benua Siam, Burma, Malaysia,
Sumatera dan China selatan, Indochina. Mekanisme tunjaman tersebut menghasilkan
terbentuknya jalur timah di wilayah Asia Tenggara, termasuk di wilayah Indonesia. Pada
waktu itu wilayah lain di Indonesia masih belum terbentuk.

Pada awal Jura penggalan dari benua Woyla bertumbukan dengan anak benua Siam,
Burma, Malaysia, Sumatera, kemudian bergabung dan menjadi cikal bakal anak benua Asia
Tenggara. Pada Kapur tengah hingga akhir anak benua Asia Tenggara mengalami
tumbukan tektonik ganda dengan Lempeng Samudera Pasifik dan Kerak samudera Ceno
Tetis (yang merupakan cikal bakal Lempeng Indo – Australia). Selanjutnya pada akhir Kapur
jalur orogenesa kedua tunjaman tektonik tersebut membentuk anak benua daratan Sunda
(Sunda land). Sementara itu di selatan Khatulistiwa Benua Australia mulai memisah yang
menghasilkan benua-benua mikro dan pada Jaman Neogen akan berpindah ke arah barat –
barat laut menuju wilayah Laut Banda terbawa oleh Sesar Sorong yang bergerak
transtensional mengiri. Disamping itu pada wilayah ini terjadi tumbukan antara Kerak
Samudera Ceno Tetis dengan Lempeng Samudera Pasifik dan membentuk rangkaian busur
kepulauan (island arc) yang kini menjadi Laut Carolina dan Laut Philiphina.

Pada awal Tersier terjadi perpindahan lajur penunjaman di wilayah Indonesia bagian barat
semakin ke arah laut antara Lempeng Samudera Indo – Australia dan daratan Sunda. Pada
wilayah Indonesia timur Benua Australia bertumbukan dengan busur kepulauan Paleosen
Laut Carolina dan Laut Philiphina. Tumbukan ini mengakibatkan sebagian busur kepulauan
tersebut tersesarkan dan terakrasi di wilayah utara Papua New Guinea. Pada Jaman
Neogen terjadi orogenesa di seluruh wilayah Indonesia akibat interaksi empat lempeng
tektonik yang menghasilkan tujuh jalur orogenesa (orogenic belts) yaitu orogenesa Barisan,
Sunda, Talaud, Sulawesi, Banda, Melanesia dan Dayak (Simandjuntak 2004). Mekanisme
tektonik lajur penunjaman ini masih aktif atau teraktifkan kembali hingga sekarang, salah
satunya dicirikan tingginya frekuensi kegempaan di wilayah Indonesia. Gambar 1
menampilkan tataan tektonik dan struktur geologi yang terbentuk pada kondisi sekarang.

11
Gambar 1. Tataan tektonik di Kepulauan Indonesia (Hall, 2002).

II.2 Kegempaan di Indonesia

Gempabumi merupakan goncangan pada permukaan bumi yang dihasilkan dari gelombang
seismik akibat pelepasan energi secara tiba-tiba dari dalam bumi (Hunt, 1984). Dinamika
bumi memungkinkan terjadinya gempabumi. Setiap hari tidak kurang dari 8.000 kejadian
gempabumi di dunia, dengan skala kecil kurang dari 2 pada Skala Richter, sampai skala
besar dengan kekuatan mencapai 9 pada Skala Richter yang secara statistik hanya terjadi
satu kali dalam 20 tahun di dunia. Kurang lebih 10% kejadian gempabumi dunia terjadi di
Indonesia, sehingga Indonesia termasuk wilayah rawan gempabumi. Berdasarkan penyebab
yang dapat mengakibatkan terjadinya gempabumi, maka gempabumi dapat diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu gempabumi vulkanik, tektonik dan akibat proses lain.

a. Gempabumi Vulkanik

Gempabumi vulkanik disebabkan oleh naiknya fluida gunungapi (gas, uap dan magma) dari
bawah menuju ke permukaan (kawah) mengakibatkan retakan yang menimbulkan getaran di

12
sekitar rekahan dan merambat ke segala arah. Gempabumi ini bersumber dalam tubuh
gunungapi aktif pada umumnya berkekuatan kecil (maksimum 2 Skala Richter), tidak terasa
dan hanya tercatat oleh peralatan seismograf.

b. Gempabumi Tektonik

Gempabumi ini disebabkan aktifitas tektonik pada zona batas antar lempeng dan patahan
yang mengakibatkan getaran yang menyebar ke segala arah. Kekuatan gempabumi tektonik
dapat mencapai 9 pada Skala Richter seperti yang pernah terjadi di Aceh pada tanggal 26
Desember 2004. Pada buku ini istilah gempabumi tektonik selanjutnya akan disebut
gempabumi.

c. Gempabumi Akibat Proses Lain

Selain akibat aktivitas naiknya fluida gunungapi dan aktivitas tektonik, kejadian gempabumi
dapat diakibatkan oleh beberapa proses antara lain runtuhan batuan di daerah kapur,
runtuhnya terowongan tambang dan longsoran bawah tanah. Kejadian gempabumi dapat
juga diakibatkan oleh injeksi fluida, pengisian waduk dan percobaan nuklir (Hunt, 1984 dan
Keller dan Pinter, 1996). Kejadian-kejadian tersebut dapat menimbulkan getaran tanah dan
kekuatan gempabumi ini tergantung dari volume dan jenis material runtuhan apabila
disebabkan oleh longsoran.

Salah satu teori yang hingga kini dapat diterima oleh para ahli kebumian untuk menjelaskan
mekanisme dan sebaran kejadian gempabumi adalah teori tektonik lempeng (theory of plate
tectonic). Gempabumi akan terjadi apabila terjadi penumpukan energi pada batas lempeng
(bersifat konvergen/ bertumbukan, divergen/ saling menjauh dan transform/ berpapasan)
atau pada sesar/ patahan dan blok batuan tersebut tidak mampu lagi menahan batas
elastisitasnya, sehingga akan dilepaskan sejumlah energi dalam bentuk rangkaian
gelombang seismik yang dikenal sebagai gempabumi. Sebaran kegempaan di Indonesia
terdapat pada batas pertemuan lempeng dan berkaitan dengan aktivitas sesar aktif pada
kerak bumi (Gambar 2). Adapun jenis sesar/ patahan aktif penyebab gempabumi dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu sesar naik (thrust/ reverse fault), sesar turun (normal fault) dan
sesar mendatar (strike slip fault).

13
Gambar 2. Kegempaan wilayah Indonesia (Irsyam dkk., 2010).

Zone penunjaman dan patahan-patahan berdasarkan data geologi, geofisika, geodesi dan
kegempaan dikenal sebagai zona sumber gempabumi (seismic source zone) (Algermisen
dkk 1982, Crouse 1992, Adam dan Basham 1994 dalam Kertapati 2006). Berdasarkan data
geologi, geofisika, sejarah kegempaan dan geodesi, maka di wilayah Indonesia dapat dibagi
menjadi tiga zona sumber gempabumi (Kertapati, Firmansyah & Irsyam 1999 dalam
Kertapati 2006), yaitu :
 Zona penunjaman/ subduksi.
 Zona patahan kerak bumi dangkal (shallow crustal fault zone).
 Zona menyebar (diffuse).

Zona penunjaman merupakan suatu tempat terjadinya gempabumi di sekitar tempat


pertemuan antara dua lempeng, dapat berupa antara lempeng samudera yang menyusup di
bawah lempeng benua atau dapat juga berupa pertemuan antar dua lempeng benua yang
saling bertumbukan yang dikenal dengan sebutan kolisi (collision). Beberapa zona
penunjaman yang merupakan sumber gempabumi di Indonesia adalah zona penunjaman
Jawa – Sumatera, Seram, Sulawesi Utara, Sangihe, Punggungan Mayu dan Halmahera –
Irian (Kertapati, 2006).

14
Zona patahan kerak bumi dangkal merupakan tempat terjadinya gempabumi di dalam kerak
bumi dangkal dan berkaitan dengan aktivitas sesar/ patahan yang dikenal sebagai sesar aktif
(active fault). Beberapa pendapat dari para ahli tentang batasan waktu sesar aktif berbeda-
beda. Menurut Keller dan Pinter (1996) sesar aktif adalah sesar yang pernah bergerak pada
kurun waktu 10.000 tahun yang lalu. Sesar berpotensi aktif (potential active) adalah sesar
yang pernah bergerak pada kurun waktu 2 juta tahun yang lalu. Sedangkan sesar tidak aktif
(inactive fault) adalah sesar yang belum/ tidak pernah dalam kurun waktu 2 juta tahun yang
lalu. Menurut komisi pengaturan Nuklir USA (USA Nuclear Regulatory Commision, dalam
Hunt, 1984 dan Keller dan Pinter, 1996) sesar aktif adalah suatu sesar yang minimal pernah
bergerak dalam kurun waktu 50.000 tahun yang lalu atau pernah bergerak lebih dari sekali
selama kurun waktu 500.000 tahun yang lalu. Kriteria ini dibuat dengan tujuan untuk faktor
keselamatan yang lebih besar. Hal ini merefleksikan tingkat kepedulian resiko pembangkit
tenaga nuklir. Menurut Yeats, dkk (1997) banyak masalah sehubungan dengan definisi sesar
aktif yang berbeda dari beberapa lembaga di USA. Perbedaan tersebut menyangkut batasan
waktu. Beberapa batasan waktu dari lembaga – lembaga tersebut menyangkut definisi sesar
aktif adalah : pernah bergerak 10.000 tahun yang lalu, pernah bergerak 35.000 tahun yang
lalu, pernah bergerak 150.000 tahun yang lalu, pernah bergerak 2 kali selama kurun waktu
500.000 tahun yang lalu. Menurut Huzita dkk., 1992 sesar aktif adalah sesar yang bergerak
pada jaman Kuarter dan berpotensi untuk bergerak kembali pada masa yang akan datang.
Sesar aktif dicirikan apabila sesar tersebut memotong permukaan geomorfologi berumur
Kuarter, memotong perlapisan Kuarter, sesar pada daerah gunungapi yang bergerak pada
periode pendek (selama masa letusan gunungapi) dan sesar normal yang diamati pada
pegunungan tinggi seperti Pegunungan Alp di Jepang akibat pengaruh gaya gravitasi.

Dari beberapa pendapat di atas, meskipun beberapa tentang batasan waktu sesar aktif,
namun terdapat persamaan waktu tentang sesar aktif yaitu yang pernah bergerak pada
Jaman Kuarter dan kemudian teraktifkan kembali pada saat ini. Beberapa sesar aktif pada
kerak bumi dangkal yang merupakan sumber gempabumi antara lain : Sesar Sumatera di
Pulau Sumatera, Cimandiri, Baribis, Bumi Ayu, Lasem (di Pulau Jawa), Walanea, Palu –
Koro, Poso, Batui (di Pulau Sulawesi), Tarera – Aiduna, Sorong, Ransiki, Membrano (di
Pulau Papua), Sesar naik busur belakang Flores (di Nusa Tenggara) (Kertapati, 2006).
Selain sesar aktif yang disebut di atas di Pulau Jawa terdapat sesar aktif lain, yaitu sesar
Opak (Natawidjaja, 2007), Sesar Walat yang membentang dari kota Cibadak hingga selatan

15
Sukabumi. Sesar aktif di Pulau Sumatera dikenal dengan sebutan Sesar Besar Sumatera
(Katili, 1980) atau Sesar Sumatera (Sieh dan Natawidjaja, 2000). Di Pulau Sulawesi dikenal
Sesar Palu Koro berarah barat laut-tenggara. Menurut Bellier dkk. (2001) Sesar Palu Koro
terbagi menjadi 7 segmen dan panjang keseluruhan sekitar 218 km. Di Pulau Papua
membentang sesar mendatar berarah barat timur mulai dari Kepala Burung Provinsi Papua
Barat, Kepulauan Maluku hingga lengan timur Sulawesi yang dikenal dengan sebutan Sesar
Sorong. Kejadian gempabumi merusak di Kepulauan Maluku tahun 1998 dengan magnituda
8,3 Mw berkaitan dengan aktivitas Sesar Sorong. Zona menyebar (diffuse) merupakan zona
sumber gempabumi yang diasumsikan sebagai daerah yang mempeunyai potensi
kegempaan (Kertapati, 2006). Beberapa kejadian yang berhubungan dengan aktivitas
tektonik di busur belakang, cekungan busur belakang, fragmen kontinen/ benua seperti di
daerah Banggai Sula serta cekungan seperti di cekungan Banda.

Gambar 3. Zona sumber gempabumi di Indonesia (Kertapati dan Mawardi, 2000 dalam
Kertapati, 2006).

16
BAB III
GEMPABUMI MERUSAK DI INDONESIA

Wilayah Negara Republik Indonesia merupakan wilayah rawan bencana geologi, khususnya
bencana gempabumi dan tsunami, karena merupakan tempat pertemuan empat lempeng, yaitu
: Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudera Indo – Australia, Lempeng Samudera Pasifik
dan Lempeng Laut Philiphina. Zona pertemuan antar lempeng tersebut membentuk palung
(trench) yang disebut zona subduksi dan merupakan zona sumber gempabumi di laut. Akibat
tumbukan antar lempeng tersebut, terbentuk sesar aktif baik yang terdapat di darat maupun di
laut. Pada lempeng benua diantara zona subduksi dan rangkaian Busur Vulkanik terbentuk zona
prismatik akresi dimana banyak terdapat sistem sesar aktif, pada umumnya merupakan sesar
naik dan banyak dijumpai sebaran pusat gempabumi. Sesar aktif tersebut baik yang terdapat di
darat maupun di laut juga merupakan zona sumber gempabumi. Oleh karena itu wilayah yang
berdekatan dengan sumber gempabumi dapat digolongkan sebagai wilayah rawan bencana
gempabumi. Gambar berikut ini menampilkan peta sebaran sesar aktif dan pusat gempabumi
merusak, peta wilayah rawan bencana gempabumi dan peta wilayah rawan tsunami di
Indonesia.

Gambar 4. Peta sebaran sesar aktif dan pusat gempabumi merusak di Indonesia
(Supartoyo dan Surono, 2008).

11
Gambar 5. Peta wilayah rawan gempabumi di Indonesia (Supartoyo dan Surono, 2008).

Gambar 6. Peta wilayah rawan bencana tsunami di Indonesia


(Supartoyo dan Surono, 2008).

12
Berdasarkan data dari berbagai sumber, antara lain : BMKG, USGS, Pemerintah Daerah, media
elektronik, media massa dan lain – lain yang dihimpun oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVG) mulai dari tahun 2000 hingga 2014 tercatat kejadian gempabumi
merusak berkisar antara 4 hingga 12 kejadian (tabel 1). Kejadian gempabumi merusak tersebut
telah mengakibatkan bencana meliputi korban jiwa, kerusakan bangunan, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan maupun kecemasan di masyarakat akibat beredarnya isu – isu seputar
gempabumi dan tsunami.

Tabel 1. Kejadian gempabumi merusak di Indonesia tahun 2000 hingga 2014.

NO. TAHUN KEJADIAN JUMLAH KEJADIAN


1. 2000 s/d 2001 5
2. 2002 5
3. 2003 10
4. 2004 9
5. 2005 11
6. 2006 12
7. 2007 8
8. 2008 8
9. 2009 8
10. 2010 8
11. 2011 8
12. 2012 6
13. 2013 9
14. 2014 4

III.1 Gempabumi Merusak di Pulau Sumatera

Kegiatan tektonik di kawasan Pulau Sumatera dan sekitarnya tergolong aktif sejak Paleozoikum
– Mesozoikum – Tersier hingga sekarang ini yang diikuti oleh pembentukan jalur orogenesa di
wilayah ini. Pulau Sumatera merupakan salah satu kawasan yang terletak pada pinggiran
lempeng aktif (active plate margin), yang dicerminkan oleh tingkat kegempaan tinggi dan
aktivitas vulkanisme di wilayah ini. Pulau Sumatera merupakan bagian dari Lempeng Eurasia
yang bergerak sangat lambat relatif ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm/ tahun,
berinteraksi dengan Lempeng Hindia – Australia yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera
yang bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/ tahun (Minster dan Jordan,
1978 dalam Yeats, 1997). Zona pertemuan antara kedua lempeng tersebut membentuk palung
dengan kedalaman berkisar 4.500 meter hingga 7.000 meter, yang dikenal dengan nama zona
tumbukan atau zona subduksi. Penunjaman di Pulau Sumatera bersifat oblique, membentuk

13
sudut sekitar 50o - 65o (Simanjuntak dan Barber, 1996). Zona subduksi merupakan sumber
gempabumi di laut yang berpotensi membangkitkan tsunami apabila gempabumi tersebut
magnitudonya besar (umumnya lebih dari 6,5 Skala Richter), kedalaman dangkal (umumnya
kurang dari 40 km), mekanismenya patahan naik atau turun serta terjadi perubahan morfologi
secara vertikal (dislokasi) di bawah laut.

Akibat benturan tersebut terbentuk sejumlah sesar di Pulau Sumatera baik yang terdapat pada
zona prismatik akresi yang terletak diantara zona subduksi dan pantai Pulau Sumatera maupun
di daratan Pulau Sumatera. Sesar utama di Pulau Sumatera adalah Sesar Sumatera dan Sesar
Mentawai. Sesar Sumatera memanjang sepanjang Pulau Sumatera mulai dari Aceh hingga teluk
Semangko Provinsi Lampung. Katili (1980) menyebut sesar ini Sesar Besar Sumatera (The
Great Sumatera Fault), sedangkan Sieh dan Natawidjaja (2000) menyebutnya sebagai Sesar
Sumatera. Sesar Sumatera tersebut dapat dibagi menjadi 19 segmen (Sieh dan Natawidjaja,
2000), yaitu segmen Seulimeum, Aceh, Batee, Tripa, Renun, Toru, Angkola, Barumun, Sumpur,
Sianok, Sumani, Suliti, Siulak, Dikit, Ketahun, Musi, Manna, Komering dan Semangko (Sieh dan
Natawidjaja, 2000). Sementara itu Tjia (1977) membagi menjadi 18 segmen, yaitu segmen
Semangko, Mekakau, Musi Keruh, Ketahun-Seblat-Dikit-Siulak, Batang Saliti (Batang Hari),
Solok Singkarak, Sianok Masang, Sumpur, Asik, Ulu Aer, Batang Toru, Lae Renum, Wae
Nigumpang, Krueng Aceh, Batang Gadis, Batang Angkola Selatan, Batang Angkola Utara dan
Padang Ratu. Sesar Mentawai terletak di laut yaitu diantara cekungan muka dan zona prismatik
akresi di sebelah barat Pulau Sumatera (De Corte, 1974 dan Harding, 1983 dalam Lumbanbatu,
2005). Sesar Mentawai diusulkan oleh Diament dkk. (1992 dalam Sieh dan Natawidjaja, 2000).

Beberapa tulisan telah menjelaskan kejadian gempabumi merusak di Pulau Sumatera Visser
(1922), catatan dari Wichman (tanpa tahun), Newcomb dan McCann (1987). Sebanyak dua
kejadian gempabumi dengan magnitudo di atas 8 terjadi di sebelah barat Pulau Sumatera pada
tahun 1833 dengan magnitudo 8,8 Mw dan 1861 dengan magnitudo 8,4 Mw Newcomb dan
McCann (1987). Kedua kejadian gempabumi tersebut menimbulkan terjadinya tsunami.

14
Gambar 7. Segmentasi Sesar Sumatera dan hubungannya dengan gunungapi aktif, graben dan
danau (Sieh dan Natawidjaja, 2000).

15
Gambar 8. Sebaran Sesar Sumatera terbagi menjadi 18 segmen
(Tjia, 1977 dalam Lumbanbatu, 2005).

Sesar Sumatera tergolong sebagai sesar aktif, dibuktikan sering terjadinya gempabumi
bersumber di darat akibat pergerakannya. Gempabumi yang bersumber di darat akibat
pergerakan sesar aktif, meskipun magnitudonya tidak besar, namun berpotensi terjadinya
bencana, karena sumbernya dangkal dan dekat dengan pemukiman dan aktivitas penduduk.
Disamping itu terdapat juga sesar aktif lainnya dalam segmentasi lebih kecil yang pernah

16
mengakibatkan terjadinya gempabumi. Tabel berikut ini menyajikan wilayah rawan gempabumi
dan tsunami di Pulau Sumatera.

Tabel 2. Wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Sumatera.

1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Simeulue *)
2. Kabupaten Aceh Singkil *)
3. Kabupaten Aceh Selatan *)
4. Kabupaten Aceh Barat Daya *)
5. Kabupaten Nagan Raya *)
6. Kabupaten Aceh Barat *)
7. Kabupaten Aceh Jaya *)
8. Kabupaten Aceh Besar *)
9. Kota Banda Sabang *)
10. Kota Banda Aceh *)
11. Kota Lhokseumawe *)
12. Kabupaten Pidie *)
13. Kabupaten Pidie Jaya *)
14. Kabupaten Bireun *)
15. Kabupaten Aceh Utara *)
16. Kabupaten Aceh Tengah *)
17. Kabupaten Bener Meriah
18. Kabupaten Aceh Gayo Lues
19. Kabupaten Aceh Tenggara
20. Kota Sabulussalam

2. Provinsi Sumatra Utara

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Karo
2. Kabupaten Humbang Hasundutan
3. Kabupaten Langkat
4. Kabupaten Pakpak Bharat
5. Kabupaten Dairi
6. Kabupaten Simalungun
7. Kabupaten Samosir
8. Kabupaten Toba Samosir
9. Kabupaten Tapanuli Utara
10. Kabupaten Tapanuli Selatan
11. Kabupaten Nias Selatan *)
12. Kabupaten Mandailing Natal *)
13. Kabupaten Padangsidempuan *)
14. Kabupaten Tapanuli Tengah *)
15. Kabupaten Nias *)
Kota Sibolga *)

17
3. Provinsi Jambi

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Kerinci
2. Kabupaten Merangin

4. Provinsi Sumatra Barat

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Kepulauan Mentawai *)
2. Kabupaten Pesisir Selatan *)
3. Kota Padang *)
4. Kota Pariaman *)
5. Kabupaten Padang Pariaman *)
6. Kabupaten Agam *)
7. Kabupaten Pasaman Barat *)
8. Kabupaten Pasaman
9. Kabupaten Tanah Datar
10. Kabupaten Lima Puluh Kota
11. Kabupaten Solok
12. Kabupaten Solok Selatan
13. Kota Solok
14. Kota Padang Panjang
15. Kota Bukit Tinggi

5. Provinsi Bengkulu

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kota Bengkulu *)
2. Kabupaten Muko Muko *)
3. Kabupaten Bengkulu Utara *)
4. Kabupaten Kaur *)
5. Kabupaten Bengkulu Selatan *)
6. Kabupaten Seluma *)
7. Kabupaten Kepahiang
8. Kabupaten Lebong
9. Kabupaten Rejang Lebong

6. Provinsi Sumatera Selatan

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kota Empat Lawang
2. Kabupaten Pagar Alam
3. Kabupaten Lahat
4. Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

7. Provinsi Lampung

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Lampung Barat *)

18
2. Kabupaten Tanggamus *)
3. Kabupaten Lampung Selatan *)
4. Kota Bandar Lampung *)
*) Kabupaten/ Kota rawan gempabumi dan tsunami.

Gambar berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak Pulau Sumatera yang
diplot dari Katalog gempabumi merusak Pulau Sumatera. Tidak semua pusat gempabumi di plot.
Meskipun magnitudonya kecil, tetapi apabila gempabumi tersebut mengakibatkan bencana
(menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan) digolongkan sebagai gempabumi merusak
dan pusat gempabuminya diplot pada peta.

Tabel berikutnya menampilkan parameter kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di
Pulau Sumatera yang dihimpun dari literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri serta
hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
hingga tahun 2014. Parameter gempabumi merusak yang ditampilkan meliputi : nama
gempabumi (diambil nama lokasi yang mengalami bencana), tanggal kejadian, koordinat pusat
gempabumi, kedalaman, magnitudo, skala MMI dan keterangan kerusakan. Selanjutnya
ditampilkan foto – foto kerusakan yang terjadi akibat kejadian gempabumi di Pulau Sumatera
yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri. Sebagian
foto – foto ini merupakan hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral.

19
Gambar 9. Pusat gempabumi merusak di Pulau Sumatera.

20
Tabel 3. Katalog gempabumi merusak Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Pulau Simeulue -/-/1907 - - - - Terjadi tsunami di


(Tsunami) Pulau Simeulue.
Kerusakan melanda
Pulau Simeulue.

2. Banda Aceh 23/8/1936 6,1º LU- 33 7,3 Ms VII-VIII 9 org meninggal, 20 org
94,8ºBT luka parah. Kerusakan
sejumlah bangunan di
Banda Aceh, Lhok
Sukon dan Lhok
Seumawe.

3. Banda Aceh 2/4/1964 5,9ºLU– 33 6,5 VII Kerusakan bangunan


95,7ºBT terparah di Krueng
Raya. Di Banda Aceh
± 30%-40% bangunan
tembok rusak.

4. Lhok Semawe- 12/4/1967 5,3ºLU– 55 6,1 VIII Kerusakan bangunan di


Sigli 97,3ºBT Jenieub, Pendada,
(Tsunami) Jeumpa dan Bireun.
Intensitas gempa
terbesar di Lhok
Seumawe dan Sigli.
Terjadi Tsunami.
Likuifaksi & longsoran
di Sigli. Sebanyak 5
mesjid, 11 sekolah, 59
madrasah, dan 2.000
rumah rusak.

5. Kuta Cane 20/6/1976 3,2ºLU– 33 6,1 VII Kerusakan bangunan


96,3ºBT pemerintah di Kutacane
& bandara Pinangsore
di Sibolga.

6. Banda Aceh 4/4/1983 5,8ºLU– 51 6,6 VI Kerusakan bangunan


93,27ºBT terparah di Banda
Aceh, gedung
Keuangan Negara di
Banda Aceh rusak.

21
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

7. Blangkejeren 15/11/1990 3,908ºLU – 33 6,8 VII-VIII 1 org meninggal, 32 org


97,457ºBT luka-luka. Terjadi tanah
longsor, retakan tanah
dan liquefaction.
Kerusakan di Blangke-
jeren, Kuta Panjang,
Rikit Gaib, Agusen,
Gumpang, Kutacane.

8. Simeuleu 02/11/2002 5,7ºLU – 43,2 6,5 SR VII 2 org meninggal di


08:25’00” 97,1ºBT (33, Sinabang, 127 org
WIB 36 km USGS) Luka-luka di Kec.
utara Sukajaya, Simeulue
Singkil Timur dan Lasikin.
Sejumlah gedung
perkantoran, sekolah,
rumah dan toko rusak
di Sinabang. Di Lasikin
kantor Pelayanan PLN
ambruk, 36 kantor dan
bangunan rusak.
Di Pulau Simeulue :
1.875 rumah rusak, 401
diantaranya rusak berat
termasuk : 43 ruko, 42
gedung sekolah & 50
buah masjid. Getaran
gempa terasa di Kab.
Aceh Barat, Aceh
Selatan, Aceh Barat
Daya, Nagan Raya,
Singkil dan Kepulauan
Banyak.
Di Medan getaran
gempa tercatat II MMI,
Tapaktuan – Meulaboh
IV –VI MMI, Banda
Aceh - Lhok Seumawe
II – III MMI.

22
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

9. Peureulak, 22/01/2003 4,577ºLU– 33 5,7 SR V 31 bangunan rusak


Aceh Timur 09.58.51,2 97,54ºBT berat, 26 bangunan
WIB rusak ringan meliputi :
rumah penduduk,
sarana pendidikan,
balai pengajian,
puskesmas, sarana
perhubungan rusak di
Beurandang, Rantau
Peureulak, Aceh Timur.
Sebanyak ± 150 jiwa
mengungsi. Getaran
gempa terasa di
Pangkalan Brandan
skala III MMI, Medan,
Malaysia & Thailand.

10. Nanggroe Aceh 26/12/2004 3,307ºLU 30 9 Mw VIII Gempabumi terbesar IV


Darussalam 07:58’53” – (USGS di dunia sejak thn 1900
(NAD) WIB 95,947ºBT ) (USGS). Terjadi tsu-
(Tsunami) nami merusakkan ±
250 km
85% kota Banda Aceh.
barat daya
Total korban lebih dari
kota Banda
310.000 orang
Aceh
meninggal. Lebih
265.000 orang
meninggal di NAD dan
pantai Barat Sumatera
Utara,
30.800 org di Sri
langka,
10.300 org di India,
5.300 org di Thailand,
150 org di Somalia,
82 org di Maladewa,
68 org di Malaysia,
59 org di Myanmar,
10 org di Tanzania,
3 org di Seychelles,
2 org di Bangladesh,
1 org di Kenya.
Pantai Barat NAD
(Lhok Nga, Calang,
Meulaboh) hancur.
Runup di pantai Banda
Aceh ± 9 m, pantai
Lhok Nga ± 16 m.

23
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

11. Cot Glie, Aceh 5/10/2005 5,2ºLU – 10 5,7 Mw V 73 rumah penduduk,


Besar 15:46:44 95,6ºBT 2 masjid, 1 SD Lamkin
WIB dan 1 puskesmas rusak
ringan di Kec. Cot Glie.
Beberapa rumah
penduduk di Kec.
Seulimeum dan SMA
Fajar Harapan di Banda
Aceh rusak ringan.

12. Simeulue 1/02/2006 2,744ºLU 10 5,9 Mw V Beberapa bangunan


2:15:50 – mengalami kerusakan
WIB 96,059ºBT di Pulau Simeulue.
Pusat gempa di darat.

13. Simeulue 21/02/2008 2,58º LU – 30 7,3 SR VI 3 orang meninggal, 25


15:08:00 95,99º BT orang luka-luka,
WIB beberapa bangunan
dan rumah penduduk
mengalami kerusakan.
o
14. Takengon 28/01/2010 4.86 LU - 10 5 SR V 602 bangunan
o
96.78 BT mengalami kerusakan
berat dan ringan di
Aceh Tengah
o
15. Simeulue 07/04/2010 2.33 LU - 34 7,2 SR VII 12 orang luka-luka,
o
(Tsunami) 97.02 BT beberapa rumah
mengalami kerusakan.
Tsunami (tinggi run up
< 50 cm) di P. Tuanku
dan Labuan Bajo, Kec
Simeulue Timur.
o
16. Meulaboh 09/05/2010 3.61 LU - 30 7,2 SR VII Beberapa bangunan
o
(Tsunami) 95.84 BT mengalami kerusakan
dan ringan. Tsunami
tinggi run up < 50 cm.
o
17. Singkil 06/09/2011 2.81 LU - 78 6,7 SR VI 3 org meninggal, 1 org
o
97.85 BT luka berat, 6 orang luka
ringan, 2.281 bangunan
rusak di Singkil.

24
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

o
18. Simeulue 11/04/2012 2,40 LU – 10 8,5 SR V Retakan dinding kantor
o
(Tsunami) 92,99 BT kepala Desa
Karyabakti, Kec.
Salang. Longsor di
Desa Ujung Tinggi,
Luan Balu, Kuala Balu.
Tsunami di desa Lhok
Sito, Kec. Alafan, tinggi
run up ± 60 cm.

19. Trumon, Aceh 23/06/2012 2,81°LU - 24 6,6 SR V 1 org anak luka-luka, 1


Selatan 97,71°BT rumah rusak di
Subulussalam Utara,
beberapa bangunan
rusak di Teluk Rumbia,
Kab. Aceh Singkil.

20. Pidie 22/01/2013 4,935º LU 37,3 5,9 Mw VI 1 orang meninggal, 15


05:22:56 – 96,172º orang luka-luka, 14
WIB BT rumah rusak di Desa
Puloloih, Desa Keune,
dan Leupe, Kecamatan
Geumpang, Pidie.
Retakan jalan dan 20
lokasi longsor di jalan
Tangse – Mane.

21. Pidie 22/10/2013 5,29°LU - 10 5,6 SR V 1 orang meninggal, 3


05:22:56 95,42°BT orang luka-luka, 670
WIB bangunan rusak, 21
sekolah rusak, 2
jembatan rusak di Kec.
Tangse.

22. Aceh Tengah 2/07/2013 4,698º LU 10 6,1 Mw VI 42 org meninggal, 92


21:37:02 – 96,687º org luka berat, 352 org
WIB BT luka ringan, ribuan
bangunan rusak, jalan
di Bireun - Takengon
tertutup longsor.
Longsor besar di
daerah Ketol.

25
Tabel 4. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sumatera Utara

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Gunung Sitoli- 05/01/1843 - - - VII-VIII Tsunami menyebabkan


Baras beberapa kapal rusak.
(Tsunami) Getaran kuat terasa di
Gunung Sitoli & Baras.

2. Tapanuli – 16/2/1861 - - - VIII-IX 50 org meninggal. Bebe-


Sibolga rapa bangunan roboh.
(Tsunami) Tsunami di Singkil, Pulau
Nias, Pulau Batu & Tello.

3. Mandailing 19/8/1873 - - - VI Beberapa rumah hancur.

4. Tapanuli 7/10/1873 - - - VI Beberapa rumah &


jembatan rusak.

5. Prapat 17/05/1892 - - 7,7 VI 3 bangunan dan rumah


mengalami kerusakan.

6. Tapanuli 22/2/1916 - - 6,8 VII Kerusakan bangunan,


goncangan terasa kuat.

7. Tapanuli 24/11/1920 - - - VII Goncangan kuat, terjadi


longsor di jln Sibolga –
Tarutung.

8. Tapanuli 1/4/1921 - - 6,8 VII Sesar permukaan ±80 km


dari Pangurusan – Taru-
tung. Bangunan dan jem-
batan rusak di Sipoholon.
Goncangan terasa hingga
Pulau Weh, Pinang dan
Gunung Sitoli.

9. Tapanuli 21/9/1934 1,0ºLU– - 6,2 Ms VII Kerusakan pada dinding


Selatan 99,0ºBT rumah dan genting
berjatuhan.

10. Pulau Batu 28/12/1935 0,3ºLS– - 8,1 Ms VII-VIII Pulau Bola dan Sigata
97,9ºBT terguncang hebat.
Beberapa rumah roboh di
Sibolga. Di Padang
terjadi retakan dinding
rumah penduduk.

26
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

11. Tapanuli 9/9/1936 3,5ºLU– - 7,2 VIII 17 orang meninggal


97,5ºBT karena longsoran tanah.
Bencana terparah di
daerah Karo. Kerusakan
terjadi di Parapat,
Brastagi dan Tanjung
Putri. Terjadi retakan
tanah antara Kutacane –
Kabanjahe.

12. Tapanuli 27/10/1936 2,0ºLU– - - VII Kerusakan ringan di


98,8ºBT Tapanuli. Terjadi
nendatan tanah.

13. Tapanuli 11/10/1941 0,6ºLU– - - VII Bencana parah di


97,6ºBT Tapanuli. Kerusakan ba-
ngunan ringan di Sibolga

14. Tapanuli 25/7/1965 2,0ºLU– 62 5,5 VII Kerusakan rumah dan


99,3ºBT nendatan tanah di Sarula
dan Onang Hasong.

15. Sibolga 4/2/1971 0,6ºLU– 33 6,3 V-VI Kerusakan bangunan di


98,8ºBT Pasamoan, Sibolga dan
Pasir Ulu.

16. Sibolga 28/4/1979 0,7ºLU– 33 5,7 VII Kerusakan rumah


99,5ºBT penduduk di Pinangsore,
Sibolga. Goncangan
terasa hingga Padang,
Padang Panjang, Bukit
Tinggi, Batusangkar.

17. Sarulla 27/8/1984 1,5ºLU– 33 6,4 VIII 123 orang luka-luka, 350
98,94ºBT rumah dan 65 kantor
rusak. Beberapa sekolah
roboh di Sarulla.
Kerusakan bangunan di
Sarulla, Silangkitang,
Perdamaian. Peningkatan
fumarola di Sarulla.
Longsoran tanah di
Tarutung.

27
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

18. Tarutung 27/4/1987 2,1ºLU– 30 6,6 VII 2 org meninggal, 22 org


98,8ºBT luka,300 bangunan rusak.
Terjadi retakan tanah di
terban & Tarutung.
Terjadi Likuifaksi.

19. Nias 28/03/2005 2,07ºLU– 30 8,7 Mw VIII Bencana di Pulau Nias &
(Tsunami) 97,01ºBT Simeuleu. Kerusakan
melanda daerah Singkil,
Meulaboh & Sibolga.
Lebih dari 1.000 org
meninggal & lebih dari
2.391 org luka-luka di
Pulau Nias, 18 org
meninggal di Pulau
Simeuleu. Terjadi retakan
tanah, likuifaksi & sekitar
65% bangunan roboh di
Gunung Sitoli. Terjadi
tsunami di pantai
Lagundri, Sirombu &
Lahewa runup ± 170 cm.

20. Muara Sipongi 18/12/2006 0,638ºLU 30 5,8 Mw VI 4 org meninggal, 50 org


04:39:17 -100,041º luka – luka, 109
WIB BT bangunan rusak berat, 99
bangunan rusak ringan,
terjadi longsoran, retakan
tanah panjang ± 1 – 3
meter di Kec. Muara
Sipongi, Kab. Mandailing
Natal. Pusat gempa di
darat.

21. Gunungsitoli 23/01/2008 1,16ºLU- 10 6,2 SR VI 1 orang meninggal, 5


00:14:56 97,42º orang luka-luka dan
WIB BT beberapa bangunan
rusak di Gunungsitoli.

28
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

22. Tapanuli Utara 19/05/2008 1,68ºLU- 10 6,1 SR V-VI 3 orang luka-luka, 279
21:26:47 99,19º bangunan rusak,
WIB BT longsoran di Sipirok.
Bencana terparah di desa
Sipetang & Simajambu,
Kec. Simangumban, Kab.
Tapanuli Utara.

23. Panyabungan 24/07/2010 1,02° LU- 10 6 SR V Beberapa rumah


99,50° penduduk rusak ringan.
BT
130 org luka ringan, 11
o
24. Tarutung 14/06/2011 1.79 LU - 10 5,5 SR VI sekolah hancur, 400
o
99.13 BT rumah rusak berat.

29
Tabel 5. Katalog gempabumi merusak Provinsi Jambi

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Kerinci 03/06/1903 - - 7,6 VII-VIII Kerusakan bangunan,


goncangan terasa kuat,
episenter diperkirakan
terletak di darat.

2. Kerinci 7/10/1995 2,1ºLS– 33 7,0 VIII-IX 84 org meninggal, 558


(Sungai Penuh) 101,3ºBT SR org luka berat dan 1.310
org luka ringan. 7.137
rumah, transportasi,
irigasi, tempat ibadah,
pasar dan pertokoan
rusak. Liquefaction di
desa Penawar, Kec.
Sitinjau Laut. Retakan
o
tanah berarah N 340 E
o
– N 35 E di desa
Sebukar, Koto Iman,
Tanjung Tanah & Kayu
Aro. Longsoran di
Kampung Benik selatan
Danau kerinci. Sumber
gempa di darat akibat
pergerakan sesar aktif.

3. Kerinci 1/10/2009 2,589ºLS– 15 6,6 VII 3 org meninggal, 400


08:52:30 101,546º Mw rumah rusak di Desa
WIB BT Lempur, Kec. Gunung
Raya, Kab. Kerinci.

30
Tabel 6. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sumatera Barat.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Padang 1757 - - - VIII Banyak rumah roboh,


(Tsunami) banyak retakan tanah.
Tsunami di Kota Padang.

2. Padang 10/201797 - - 8,5 SR VIII Tsunami melanda Kota


(Tsunami) Padang.

3. Padang 1/10/1822 - - - - Di Padang terasa 3 kali


Panjang goncangan kuat, bebe-
rapa bangunan roboh,
suara gemuruh di antara
G. Talang & Marapi, terja-
di retakan & longsoran.

4. Padang 26/8/1835 - - - VII-VIII Beberapa bangunan


rusak ringan di Padang.

5. Mentawai 1861 - - 8,4 VIII Tsunami di Kepulauan


(Tsunami) Mentawai.

6. Siri Sori 5/7/1904 - - - VIII Terjadi tsunami di Pantai


(Tsunami) Siri Sori.

7. Padang 28/6/1926 0,7ºLS– - 7,8 VIII-IX Lebih 354 org meninggal.


Panjang 100,0ºBT Bencana di daerah
Danau Singkarak, Bukit
Tinggi, Danau Maninjau,
Padang Panjang, Kab.
Solok, Sawah Lunto &
Alahan Panjang. Di Kab.
Agam (Bukit Tinggi-
Bonjol) 472 rumah roboh
di 25 lokasi, 57 org
meninggal, 16 org luka
berat. Di Padang Panjang
2.383 rumah roboh, 247
org meninggal. Retakan
tanah di Padang Panjang,
Kubu Krambil & Simabur.

8. Alahan 9/6/1943 - - 7,7 VIII-IX Terjadi sesar sepanjang


Panjang ± 60 km antara Danau
Singkarak - Danau
Diatas. Sesar normal ± 2
meter. Jalan bergeser di
Salayo ± 2 - 3 m.

31
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

9. Pasaman 8/3/1977 0,4ºLU– 22 5,5 VIII Di Sinurat : 737 rumah, 1


99,7ºBT pasar, 7 sekolah, 8
mesjid dan 3 kantor
rusak. Di Talu 245 rumah,
3 rumah dan 8 mesjid
rusak. Retakan tanah
panjang ± 5 - 75 m.

10. Padang 13/11/1981 1º 4’LS– 30 5,4 SR IV-V Retakan dinding, lemari


100ºBT bergeser, kaca jendela
pecah di Padang &
Painan.

11. Padang 2/7/1991 1,068ºLS– 54 6,1 SR VI Bangunan rusak ringan di


99,8ºBT Padang. Getaran terasa
di Padang Panjang
hingga Singapura.

12. Agam 25/01/2003 0,27ºLS– 12 3,3 SR III-IV Kerusakan ringan  80


100,28ºBT bangunan di Lubuk
Durian, Damar, Simik Air,
Jorong Paladangan
Kanagarian Malalak, Kec.
IV Koto, Kab. Agam,
berupa : lepasnya
plesteran dinding, retakan
dinding & kolom. Gempa
ini bersifat lokal. Gempa
tektonik lokal ini diawali
tgl 20 s/d 25-01-2003.
Getaran terasa di Kota
Padang Panjang dan
Malalak.

13. Tanah Datar 16/2/2004 0,55ºLS– 33 5,6 Mw V-VI 6 org meninggal, 10 org
21:44:36 100,3ºBT luka-luka, 70 rumah
WIB rusak, listrik mati sekitar
30 menit di Kab. Tanah
Datar. Kerusakan di desa
Pitalak, Gunung Rajo,
Nagari Pitala,
Paninggahan, Kec.
Batipuh, Kab. Tanah
Datar. Terjadi longsoran
di Gunung Rajo dan
Paninjauan. Terjadi
retakan jalan antara
Gunung Rajo - Padang.

32
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

14. Pesisir Selatan 22/2/2004 1,59ºLS– 43 6 Mw IV-V 1 org meninggal, 1 org


13:46:26 100,4ºBT luka berat, 5 org luka
WIB ringan, 151 bangunan &
rumah rusak di Kab.
Pesisir Selatan. 3 rumah
roboh di Kec. Sutra.
Wilayah bencana : Kp
Gunung Pauh, Kp Tara-
tak Paneh, Kenagarian
Amping Parak, Kec. Su-
tra; Nagari Surantih, Na-
gari Tuik, Kec. Batang
Kapas; Kp. Kapeh Panji,
Kec. Bayang; Kp. Am-
pang Pulai, Kec. Koto XI
Tarusan, Kec. IV Jurai,
Kec. Lengayang, Kec.
Ranah Pesisir & Kec.
Linggo Sari Baganti.

15. Pesisir Selatan 9/4/2004 1,55ºLS– 42,6 5,5 Mw IV-V Beberapa rumah pendu-
8:55:48 100,5ºBT duk retak dinding di
WIB perbatasan Kota Padang
& Kab. Pesisir Selatan.

16. Padang 10/4/2005 1,62ºLS– 30 6,8 Mw VI Gedung IKIP Padang


17:29:13 99,56ºBT retak dinding dan kaca
WIB pecah. Kerusakan
beberapa bangunan dan
rumah penduduk.

17. Solok 7/3/2007 0,536ºLS– 30 6,3 Mw VII 72 org meninggal & 803
12:49:29 100,498º org luka-luka di Sumbar,
WIB BT sebagian besar di Solok.
Ratusan bangunan roboh
& ribuan bangunan rusak.
Terjadi retakan tanah,
likuifaksi dan longsoran.

33
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

18. Pesisir Selatan 13/9/2007 2,525ºLS– 10 7,9 Mw VII 10 org meninggal, 30 org
06:49:01 100,964º luka berat, 24 org luka
WIB BT ringan, 26.369 bangunan
(fasilitas umum, rumah
ibadah, kantor pemerin-
tah, sekolah, ruko dan
rumah penduduk) rusak
di Kab. Pesisir Selatan.
Terjadi likuifaksi, longso-
ran dan retakan tanah.
o
19. Mentawai 16/08/2009 1.64 LS - 33 6,9 SR V 1 rumah rusak di
o
99.12 BT Pecinan, Kota Padang

20. Padang 30/9/2009 0,789ºLS– 80 7,9 Mw VII-VIII 1.117 orang meninggal


Pariaman 17:16:10 99,961ºBT (313 org di Padang, 675
WIB org di Kab. Padang
Pariaman, 32 org di Kota
Pariaman, Kota & Kab.
Solok 5 org, Kab. Agam
80 org, Kab. Pasaman
Barat 5 org, Kab. Pesisir
Selatan 9 org).
Longsoran besar
menimbun sekitar 300
org di 3 dusun di Desa
Bukit Laweh. 135.488
rumah rusak berat,
65.380 rusak sedang dan
78.604 rusak ringan.
Terjadi kebakaran dan
retakan tanah.

21. Mentawai 25/10/2010 3,61ºLS– 10 7,2 SR VII Tsunami melanda


(Tsunami) 21:42:20 99,93º Kepulauan Mentawai.
WIB BT 502 org meninggal dan
hilang. Di Sipora selatan
tinggi tsunami 7 m, di
Pagai Utara tinggi
tsunami 6 m.

22. Tanah Datar 11/9/2014 0,57ºLS– 10 5 SR V 4 org luka – luka (2 org di


00:46:19 100,53ºBT Tanah Datar, 2 org di
WIB Padang Panjang), 227
bangunan rusak di Tanah
Datar dan 11 bangunan
rusak di Padang Panjang.

34
Tabel 7. Katalog gempabumi merusak Provinsi Bengkulu.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Bengkulu 3/11/1756 - - - - Kerusakan rumah pendu-


duk termasuk bangunan
yang dibangun oleh
Pemerintah Kolonial
Belanda di Bengkulu

2. Bengkulu -/-/1770 - - - - Kerusakan pada daerah


yang sama seperti
kejadian gempabumi thn
1756. Terjadi tsunami &
erupsi gunungapi di dekat
lokasi gempa.

3. Bengkulu 18/03/1818 3,5ºLS- - - IX Kerusakan beberapa


(Tsunami) 100,5ºBT bangunan & rumah pen-
duduk. Terjadi tsunami

4. Bengkulu 24/11/1833 - - 8,8 VIII-IX Beberapa bangunan


(Tsunami) rusak dan ambruk.
Goncangan terasa hingga
Palembang, Singapura &
Malaysia. Termasuk 10
gempa terbesar dunia
yang terjadi abad XIX
(Newcomb & Mc Cann,
1987). Terjadi Tsunami.

5. Bengkulu 8/04/1871 4,3ºLS- 75 6,3 VI-IX Kerusakan bangunan di


102,4ºBT kota Bengkulu. Tidak ada
penjelasan korban.

6. Lais 18/8/1871 - 33 5,9 VI-VII Beberapa rumah rusak di


Bengkulu dan Tebing
Tinggi.

7. Bengkulu 1893 - - - - Kerusakan bangunan di


Selatan daerah Bengkulu Selatan.

8. Lais 27/06/1902 - 33 5,8 VI Kerusakan bangunan di


Lais.

35
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

9. Bengkulu 26/06/1914 4,5ºLS– 33 7 VII-VIII 20 org meninggal, 20 org


102,5ºBT luka-luka. Kantor residen
Bengkulu, rumah dinas
Jaksa Bengkulu & pasar
Cina rusak berat. Jalan
dan jembatan rusak di
Lais, Manna, Seluma &
Bintuhan (Pontoppidan,
1914). Korban jiwa di
Kepahiang. Goncangan
terasa di P. Sumatera,
Singapura & Malaysia.

10. Bengkulu 18/81938 3,8ºLS– 70 6,9 VII Kerusakan bangunan


102,8ºBT berupa retakan dinding di
beberapa tempat di
Bengkulu. Getaran
terasa di Palembang,
Mentawai dan Sumbar.

11. Bengkulu Utara 1943 - - 7,3 VII Kerusakan bangunan di


daerah Bengkulu Utara

12. Tes 15/3/1952 3,23ºLS– 33 6,8 VIII Kerusakan bangunan &


102,35ºBT rumah penduduk di
Muara Aman hingga
Curup. Bencana terparah
di daerah Tes, Kec.
Lebong Selatan, Taba &
Turunlalang (Kraeff,
1952).

13. Kepahiang 15/12/1979 3,59ºLS– 33 6,6 SR VII-IX 4 org meninggal di Kab.


102,53ºBT Rejang Lebong. Bencana
melanda desa Daspetah.
Di Kepahiang 550 rumah
rusak. Di Rejang Lebong
630 rumah rusak, terjadi
tanah longsor & retakan
tanah. Di Bengkulu
banyak rumah terlepas
dari pondasinya, pipa-
pipa air ledeng rusak
berat. Episenter terletak
di darat .

14. Bengkulu 05/02/1991 3,984ºLS - 59 5,9 VI-VII 1 sekolah dan beberapa


102,37ºBT rumah penduduk rusak.

36
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

15. Bengkulu 06/03/1991 3,976ºLS - 33 5,5 III-IV Kerusakan di dermaga


102,36ºBT samudera, dermaga
lokal, Pulau Baai, ruang
makan hotel Cempaka
Raya & di Kecamatan
Talang Empat, Kab.
Bengkulu Utara.

16. Arga Makmur 22/04/1997 3,41ºLS – 40 5,5 SR V Kerusakan ringan hingga


102,21ºBT sedang pada beberapa
sekolah & beberapa
rumah penduduk di Arga
Makmur. Gedung work
shop Dinas PU Kab. BU
sebagian dinding roboh.

17. Kepahiang 15/05/1997 3,6ºLS - 33 5 SR V-VI Di Pasar Ujung, Kec.


102,6ºBT Kepahiang ± 65
bangunan rusak. Retakan
tanah sepanjang ± 1 km
di Pasar Ujung hingga
Pasar Tengah. Gempa ini
bersifat lokal. Terjadi
gempa susulan.

18. Bengkulu 04/06/2000 4,734ºLU– 33 7,9 Ms VIII - X 100 org meninggal,


102,047º 7,3 SR ribuan orang luka ringan -
BT (BMG) sedang-berat, ratusan
rumah hancur, ribuan
rumah rusak berat-rusak
sedang, banyak terjadi
retakan jalan, terjadi
likuifaksi dan longsoran.
Kerusakan bangunan
tersebar di Bengkulu,
Manna, Curup, Arga
Makmur, 80% bangunan
di Pulau Enggano roboh.
Gempa susulan masih
terasa ± 3 minggu setelah
gempa utama.

19. Muko-Muko 03/02/2003 2,7ºLS– 33 5,4 SR IV Getaran terasa di Painan,


101,08ºBT Muko-Muko, Ipuh dan
Bengkulu. Dilaporkan
terdapat 5 bangunan di
Muko-Muko mengalami
kerusakan ringan.

37
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

20. Muko-Muko 12/9/2007 4,517ºLS– 30 8,4 Mw VI 14 org meninggal, 12 org


(Tsunami) 18.10.26 101,382º luka berat, 26 org luka
WIB BT ringan, ribuan bangunan
rusak di kota Muko-Muko,
Ipuh, Ketahun, Lais &
Bengkulu. Retakan tanah
di Muko-Muko, Ipuh,
Seblat, Lais & Bengkulu.
Likuifaksi di Seblat.
Longsoran di Muko-Muko
& Bengkulu Utara. Bebe-
rapa bangunan juga
rusak di kota Padang &
Kab. Pesisir Selatan.
Tsunami di pantai Muko-
Muko tinggi run up ± 40 -
100 cm.

38
Tabel 8. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sumatera Selatan.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Sumatera 25/9/1931 - - - VII-VIII Retakan pada pondasi


Selatan rumah. Getaran terasa
sampai di Jawa Barat dan
Padang.

2. Sumatera 25/6/1933 5,0ºLS– - 7,5 Ms VIII-IX Rekahan dan amblasan


Selatan 104,2ºBT tanah terjadi antara Kota
Agung dan Makala.
Terjadi gempa susulan.

3. Lahat & Pagar 9/9/2008 4,04ºLS– 10 5,6 SR VI 2 orang meninggal, 60


Alam 10:07:29 103,01ºBT orang luka-luka, 177
WIB rumah rusak berat, 337
rumah rusak ringan.
Bencana terparah Kec.
Dempo Utara, Kab. Pagar
Alam dan Kec. Jarai,
Kab. Lahat.

39
Tabel 9. Katalog gempabumi merusak Provinsi Lampung.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Teluk Betung 09/01/1852 - - - VII-VIII Getaran gempa terasa di


Teluk Betung
menyebabkan beberapa
bangunan & rumah
penduduk rusak.

2. Liwa 1903 - - 7,5 VII-VIII Beberapa bangunan


rusak, goncangan kuat,
episenter diperkirakan
terletak di darat.

3. Liwa 25/6/1933 5ºLS– 30 7,5 Ms VIII-IX Kerusakan terparah di


104,2º BT daerah Liwa. Goncangan
terasa hingga daerah
Sumatera bagian selatan.
Diikuti gempa susulan.

4. Liwa 15/2/1994 4,967ºLS– 23 7,0 IX 207 orang meninggal,


104,302º SR lebih dari 2.000 orang
BT luka-luka, lebih dari 6.000
rumah, toko dan
bangunan permanen
rusak. Bencana melanda
kota Liwa. Terjadi
longsoran besar di
daerah Liwa, letusan
freatik di Suoh, serta
terjadi liquefaction di
beberapa tempat.
Retakan tanah terjadi di
sekitar Sebarus. Gempa
bersumber di darat akibat
pergerakan sesar aktif.

5. Kalianda 12/5/2006 5,622ºLS– 23,4 5,4 SR V 4 rumah penduduk


15:16:58 105,358º mengalami kerusakan
WIB BT ringan di Kalianda.

40
Gambar 10. Kapal tongkang terdampar di depan Hotel Medan daerah Penayung kota Banda
Aceh, akibat tsunami tanggal 26-12-2004 (Supartoyo dkk., 2005).

Gambar 11. Kolom struktur utama gedung Takaful di kota Banda Aceh, patah akibat gempabumi
tanggal 26-12-2004 dengan magnitudo 9 Mw (Supartoyo dkk., 2005).

41
Gambar 12. Retakan dinding SMA Fajar Harapan di Banda Aceh, akibat gempabumi tanggal
5-10-2005 dengan magnitudo 5,7 Mw (Supartoyo dkk., 2005).

Gambar 13. Retakan tanah sepanjang 200 m di desa Neubok Badeuh, Kabupaten Pidie, akibat
gempabumi tanggal 5-10-2005 dengan magnitudo 5,6 SR (Indra, B. dkk., 2013).

42
Gambar 14. Longsoran yang terjadi di daerah Ketol, Aceh Tengah akibat kejadian gempabumi
tanggal 2-7-2013 dengan magnitudo 6,1 Mw (Supartoyo dkk., 2013).

Gambar 15. Kerusakan dermaga Lahewa Pulau Nias akibat gempabumi tanggal 28-3-2005
dengan magnitudo 8,7 Mw (Putranto E.T. dkk., 2005).

43
Gambar 16. Likuifaksi di Pulau Nias akibat gempabumi tanggal 28-3-2005
(Putranto E.T. dkk., 2005).

Gambar 17. Kerusakan bangunan di Desa Lumpo, Painan, Provinsi Sumatera Barat, akibat
gempabumi tgl 10-4-2005, magnitudo 6,8 Mw (Putranto E.T. dkk., 2005).

44
Gambar 18. Kerusakan pemukiman penduduk di desa Hyang, Kabupaten Kerinci akibat
gempabumi tanggal 7 Oktober 1995, magnitudo 7 SR, (Koleksi Armien Paimin).

Gambar 19. Longsoran di desa Daspetah, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu akibat
gempabumi tanggal 15 Desember 1979, magnitudo 6,2 SR (Koleksi Armien Paimin).

45
Gambar 20. Kerusakan bangunan di daerah Tanah Patah, Kota Bengkulu akibat gempabumi
tanggal 4 Juni 2000, magnitudo 7,9 Ms (Artono dkk., 2000).

Gambar 21. Retakan jalan di Komplek Dolog, Kota Bengkulu akibat gempabumi tanggal
4 Juni 2000 (Supartoyo dkk., 2000).

46
Gambar 22. Rumah penduduk roboh di Desa Lubuk Gedang, Kab. Muko-Muko, akibat
gempabumi tanggal 12 September 2007 dengan magnitudo 8,4 Mw
(Supartoyo, 2007).

Gambar 23. Jejak landaan tsunami setinggi ± 60 cm di pantai Pasar Bawah Manna, Kab.
Bengkulu Selatan akibat gempabumi tanggal 12 September 2007 dengan magnitudo 8,4 Mw
(Supartoyo, 2007).

47
Gambar 24. Gerakan tanah dipicu oleh gempabumi tanggal 30 September 2009 di daerah Bukit
Tigo, Sumatera Barat (Irawan, 2009).

Gambar 25. Longsoran yang menimpa rumah penduduk mengakibatkan 4 orang penghuninya
meninggal, akibat gempabumi tanggal 18-12-2006 di Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten
Mandailing Natal, Sumatera Utara (Djadja dkk., 2006).

48
III.2 Gempabumi Merusak Di Pulau Jawa

Pulau Jawa merupakan bagian dari Lempeng Eurasia yang relatif bergerak lambat ke arah
tenggara berinteraksi dengan Lempeng Hindia – Australia yang terletak di sebelah selatan Pulau
Jawa. Pulau Jawa juga merupakan salah satu kawasan yang terletak pada pinggiran lempeng
aktif, sehingga sering terjadi kegiatan tektonik yang dicirikan kejadian gempabumi. Kegiatan
tektonik di wilayah ini tidak terlepas dengan Orogenesa Sunda (Simanjuntak, 2004). Orogenesa
ini mengakibatkan terbentuknya cekungan (cekungan muka, antar busur dan belakang),
pegunungan lipatan, pensesaran dan aktivitas vulkanik yang mengakibatkan terbentuknya
gunungapi aktif di Pulau Jawa. Orogenesa ini juga mengakibatkan terangkatnya batuan pada
zona melange yang terdapat pada pada lajur penunjaman dan tersingkap di beberapa tempat di
Pulau Jawa, yaitu : Ciletuh (Jawa Barat), Karang Sambung dan Bayat (keduanya terdapat di
Jawa Tengah).

Zona pertemuan antara kedua lempeng terletak di sebelah selatan Pulau Jawa, membentuk
palung yang mempunyai kedalaman berkisar 4.500 – 7.000 meter, yang dikenal dengan nama
zona tumbukan atau zona subduksi. Zona subduksi merupakan sumber gempabumi di laut yang
berpotensi membangkitkan tsunami apabila gempabumi tersebut magnitudonya besar
(umumnya lebih dari 6,5 Skala Richter), kedalaman dangkal (umumnya kurang dari 40 km),
mekanismenya patahan naik atau turun serta terjadi perubahan morfologi secara vertikal
(dislokasi) di bawah laut. Contohnya kejadian tsunami Banyuwangi tahun 1994 dan tsunami
tanggal 17-7-2006 yang melanda kawasan pantai selatan Jawa Barat, Jawa Tengah dan
Yogyakarta.

Sumber gempabumi di Pulau Jawa disamping berasal dari zona subduksi juga sesar aktif yang
terletak di darat. Menurut Newcomb dan McCann (1987) Pulau Jawa pernah terjadi gempabumi
dengan magnitudo lebih dari 7 dengan pusat gempabumi terletak di Samudera Hindia dan
berasosiasi dengan zona subduksi yaitu tahun 1903 dengan magnitudo 7,9, tahun 1921 dengan
magnitudo 7,5, dan tahun 1937 dengan magnitudo 7,2. Kejadian tsunami di pantai selatan Jawa
dikemukakan oleh Budiono dkk. (2003) terjadi pada tahun 1818, 1840, 1859, 1904, 1921, 1925,
1957, dan 1994.

Dampak tumbukan antar lempeng mengakibatkan terbentuknya sesar - sesar di Pulau Jawa,
umumnya berarah barat – timur, barat laut – tenggara dan utara – selatan. Pulunggono dan

49
Martodjojo (1994) membagi menjadi tiga arah kelurusan struktur yang dominan di Pulau Jawa,
yaitu Pola Meratus berarah timur laut – barat daya, Pola Sunda berarah utara – selatan dan Pola
Jawa berarah barat – timur.

Gambar 26. Pola struktur Pulau Jawa (Pulunggono dan Martodjojo, 1994).

Sesar yang berasosiasi dengan sumber gempabumi merupakan sesar aktif. Gempabumi yang
bersumber di darat akibat pergerakan sesar aktif, meskipun magnitudonya tidak terlalu besar,
namun berpotensi terjadinya bencana, karena sumbernya dangkal dan dekat dengan
pemukiman dan aktivitas penduduk. Karakteristik gempabumi yang terjadi di Provinsi Jawa
Barat yang menimbulkan bencana umumnya akibat pergerakan sesar aktif dengan magnitudo
tidak besar, namun kedalamannya dangkal. Hingga saat ini para ahli telah mengidentifikasi
beberapa sesar aktif yang terdapat di Pulau Jawa, antara lain : Sesar Baribis, Sesar Cimandiri,
Sesar Lembang, sistem sesar aktif di wilayah Banten, Garut, Kuningan, Kabupaten Bandung,
Bantar Kawung, Lasem, Malang, selatan kota Semarang, Sesar Opak, dan lain – lain.
Disamping itu terdapat beberapa sesar aktif lainnya yang pernah mengakibatkan terjadinya
gempabumi yang belum teridentifikasi oleh para ahli, antara lain sesar aktif di Kabupaten
Bandung, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Garut, Kabupaten Temanggung, dan lain – lain.
Tabel berikut ini menyajikan wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Jawa.

50
Tabel 10. Wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Jawa.

1. Provinsi Banten

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Pandeglang *)
2. Kabupaten Lebak *)
3. Kabupaten Serang *)
4. Kota Cilegon *)
5. Kota Serang

2. Provinsi Jawa Barat

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kota Sukabumi
2. Kabupaten Sukabumi *)
3. Kabupaten Cianjur *)
4. Kabupaten Garut *)
5. Kabupaten Tasikmalaya *)
6. Kabupaten Pangandaran *)
7. Kabupaten Ciamis
8. Kabupaten Kuningan
9. Kabupaten Majalengka
10. Kabupaten Bogor
11. Kabupaten Bandung
12. Kabupaten Bandung Barat
13. Kabupaten Sumedang
14. Kota Bandung

3. Provinsi Jawa Tengah

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Jepara
2. Kabupaten Brebes
3. Kabupaten Pati
4. Kabupaten Kudus
5. Kabupaten Rembang
6. Kabupaten Wonosobo
7. Kabupaten Semarang
8. Kabupaten Karang Anyar
9. Kabupaten Banyumas
10. Kota Salatiga
11. Kabupaten Purworejo *)
12. Kabupaten Kebumen *)
13. Kabupaten Cilacap *)
14. Kabupaten Wonogiri *)

51
4. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kota Yogyakarta
2. Kabupaten Sleman
3. Kabupaten Bantul *)
4. Kabupaten Kulon Progo *)
5. Kabupaten Gunung Kidul *)

5. Provinsi Jawa Timur

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Pacitan *)
2. Kabupaten Banyuwangi *)
3. Kabupaten Jember *)
4. Kabupaten Blitar *)
5. Kabupaten Trenggalek *)
6. Kabupaten Ponorogo *)
7. Kabupaten Tulungagung *)
8. Kabupaten Lumajang *)
9. Kabupaten Malang *)
10. Kabupaten Pasuruan
11. Kota Malang
12. Kabupaten Situbondo

*) Kabupaten/ Kota rawan gempabumi dan tsunami.

Gambar berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak Pulau Jawa yang diplot
dari Katalog gempabumi merusak Pulau Jawa. Tidak semua pusat gempabumi yang terjadi di
plot. Kejadian gempabumi dengan magnitudonya kecil, tetapi apabila menimbulkan korban jiwa
dan kerusakan bangunan digolongkan sebagai gempabumi merusak dan pusat gempabuminya
diplot pada peta. Dari peta tersebut terlihat bahwa wilayah Jawa Barat sebagian besar pusat
gempabumi merusak bersumber di darat akibat sesar aktif.

Tabel berikutnya menampilkan parameter kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di
Pulau Jawa, dihimpun dari literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri serta hasil-hasil
penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga tahun
2014. Parameter gempabumi merusak yang ditampilkan meliputi : nama gempabumi (diambil
nama lokasi yang mengalami bencana), tanggal kejadian, koordinat pusat gempabumi,
kedalaman, magnitudo, skala MMI serta keterangan korban dan kerusakan bangunan.

52
Selanjutnya ditampilkan foto – foto kerusakan yang terjadi akibat kejadian gempabumi di Pulau
Jawa yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri.
Sebagian foto – foto ini merupakan hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.

Gambar 27. Pusat gempabumi merusak di Pulau Jawa.

53
Tabel 11. Katalog gempabumi merusak Provinsi Banten.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Banten 27/2/1903 - - - VI Retakan pada dinding


bangunan di Banten Utara.

2. Banten 12/5/1923 105,8ºBT - - VII Kerusakan bangunan di


7,3ºLS daerah Banten dan beberapa
tempat. Menara air di
Pelabuhan Ratu roboh.
Getaran terasa di Jabar,
Sumsel & Krui (Lampung).

3. Banten 9/11/1974 105,3ºBT 51 6,1 SR VI Retakan pada dinding rumah,


6,5ºLS di Leuwiliang sebuah rumah
roboh. Getaran terasa sampai
di Sumsel, Lampung dan
Jakarta.

4. Panimbang 21/12/1999 105,62ºBT 73,3 6,2 SR VI 5 org meninggal, 17 org luka-


6,799ºLS luka, beberapa rumah roboh,
retak pada dinding, atap
berjatuhan. Kerusakan
terparah di Panimbang. Efek
gempa umumnya berupa
retakan pada dinding dapat
diamati dari Panimbang
sampai ke Sumur, umumnya
di sepanjang Pantai Selat
Sunda.

5. Pandeglang 25/10/2000 - 33 6,5 SR VI Retakan tanah sepanjang


± 75 – 150 m, penurunan
± 25 cm – 2 m & Kerusakan
kandang sapi di
Rangkasbitung.

6. Ujung Kulon 16/10/2009 105,182º 50,6 6,1 Mw VI 1 orang luka-luka di Kec.


16:52:53 BT Pandeglang, 263 rumah
WIB 6,613ºLS rusak di Kab. Pandeglang.
Kerusakan bangunan di
pesisir Ujung Kulon,
Kecamatan Panimbang,
Cigeulis, Pandeglang,
Sukaresmi, Sumur,
Cibaliyung dan Cikesik.
Puluhan rumah rusak di Kp.
Ciputih Kec. Sukajaya, Kab.
Bogor.

54
Tabel 12. Katalog gempabumi merusak Provinsi Jawa Barat.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Jawa Barat 28/01/1833 - - - VII-VIII Beberapa bangunan rusak &


retak di dinding.

2. Bogor-Cianjur 10/10/1834 - - - VIII-IX Terjadi kerusakan bangunan


dan retakan jalan antara
Bogor-Cianjur.

3. Bogor 25/05/1843 - - - VII-VIII Getaran terasa di Bogor,


kerusakan bangunan &
rumah penduduk.

4. Cianjur 15/2/1844 - - - VII-VIII Kerusakan pada rumah


penduduk.

5. Bogor 20/12/1852 - - - VIII-IX Beberapa bangunan roboh.

6. Cirebon 30/11/1853 - - - VI Retakan pada dinding


bangunan.

7. Karawang 24/5/1862 - - - VI Retakan pada dinding


bangunan.

8. Ciamis 5/2/1873 - - - VI Beberapa bangunan retak.

9. Kuningan 25/10/1875 - - - VII-VIII 7 org meninggal, 628 rumah


hancur, di Kuningan,
Sumedang dan Manonjaya.

10. Sukabumi 14/1/1900 - - - VII Kerusakan pada bangunan.


Retakan tanah di Karang
Tengah hingga Cibeber.

11. Rajamandala 15/12/1910 - - - VI Retakan pada dinding


bangunan.

12. Campaka 21/1/1912 - - - VI Retakan pada dinding


bangunan.

13. Pangandaran 11/09/1921 - - - VI Tsunami di Pangandaran.


(Tsunami)

14. Majalengka 1950 - - - V Beberapa bangunan rusak di


daerah Cihaur, Kec. Maja.

15. Citarik, 23/7/1962 7º LS- 33 5 V Kerusakan bangunan &


Sukabumi 106,6ºBT nendatan tanah di Citarik.

55
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

16. Sukabumi 02/11/1969 6,5ºLS- 57 5,4 V Di Sukabumi beberapa


107,1ºBT bangunan roboh. Di
Campaka beberapa
bangunan retak pada dinding.
Getaran terasa di Jabar
hingga Bogor.

17. Sumedang 19/12/1972 6,9ºLS- - 4,5 VI Kerusakan umumnya pada


107,8ºBT bangunan tua. Terjadi
longsoran dan nendatan
tanah di Cibunar, Sumedang,
Pasaribu dan Rancakalong.

18. Pelabuhan 26/11/1973 6,8ºLS- 42 4,9 V Retakan tanah dan bangunan


Ratu 106,6ºBT di Citarik dan Cidadap.

19. Panjalu, Ciamis 27/5/1978 - - - VI-VII 10 rumah roboh, 28 rumah, 2


10:00 WIB langgar, 1 masjid, 1
madrasah rusak. Bencana
melanda Kp. Bunisakti, Desa
Maparah, Kp. Anjatan, Desa
Ciomas, Kec. Panjalu, Ciamis
Utara.

20. Tasikmalaya 2/11/1979 8,6ºLS- 64 6,4 VII Di Tasikmalaya : 1.430


107,8ºBT rumah, 24 sekolah, 32 mesjid
rusak. Di Garut : bangunan
tua roboh, bangunan baru
retak pada dinding, terjadi
retakan tanah, 10 orang
meninggal, 12 org luka-luka,

21. Tasikmalaya 16/4/1980 8,25ºLS- 33 6,4 VI Retakan dinding di


108,8ºBT Singaparna, Garut,
Sukawening, Pasanggrahan,
Jamberea, Caringin dan
Cilacap. Di Singajaya 10
bangunan SD rusak. Getaran
gempa terasa di Bandung.

22. Sukabumi 10/2/1982 7,0ºLS- 25 5,5 VI-VII Kerusakan berat hingga


106,9ºBT ringan pada bangunan, 4 org
luka-luka. Getaran terasa di
Sukabumi dan Bogor.

56
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

23. Majalengka 6/7/1990 6,91ºLS- 14 5,8 VII-VIII 8.000 bangunan roboh di


108,27ºBT Cengal, Wanahayu dan
Sukamenak. Terjadi retakan
tanah sepanjang  10 km.
Sumber gempa di darat
akibat pergerakan sesar aktif.

24. Cicalengka 18/8/2000 7,0ºLS- 36 4,4 VI Retakan pada dinding rumah


107,8ºBT di Desa Marga Asih, Narawita
& Waluya, Kecamatan
Cicalengka.

25. Sukabumi 12/07/2000 6,9ºLS- 33 5,1 V-VI Di Sukabumi : 35 org luka-


08.10 WIB 106,9ºBT luka, 365 bangunan rusak
berat & 633 bangunan rusak
ringan di Sukaraja, Cibadak,
Cikembar, Nagrak, Cicurug,
Cidahu, Parakan Salak,
Kadudampit, Cisaat,
Cantayan, Sukalerang,
Cirengkas, Caringin & Geger
Bitung. Terjadi retakan tanah.
RS Cibadak dindingnya retak.
Di Bogor : 8 org luka-luka,
198 rumah rusak berat & 105
rumah rusak ringan di Kec.
Cijeruk.

26. Majalengka 28/06/2001 7ºLS- 33 5,1 SR VII Kerusakan terparah di Desa


108,29ºBT Lampuyang, Campaga &
Cibeureum, Kec. Talaga,
berupa rumah ambruk,
dinding rumah roboh, retak
pada dinding, retak pada
lantai rumah.

27. Kuningan 21/3/2003 6,52ºLS- kurang 4,8 SR IV-V Kerusakan bangunan di Desa
18:38:09,4 108º 29’ dari 10 Cilimus, Caracas, Sampora,
WIB 23” BT Kaliaren dan Cibeureum Kec.
Cilimus, serta di Desa
Pangembangan, Trijaya &
Randobawagirang di Kec.
Mandirancan, berupa retakan
dinding pada bangunan tua.
Satu bangunan tua ambruk di
Caracas.

57
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

o
28. Lembang – 11/7/2003 6,76 LS – 10 4,2 SR III-IV Kerusakan sebuah bangunan
o
Bandung 07:19’: 107,62 BT tua di Desa Cihideung,
23,24” Lembang. Getaran terasa di
WIB daerah Bandung terutama di
timur laut kota Bandung, yaitu
di Cigadung, Bojong Koneng
serta di sekitar jalan Surapati,
jalan Suci hingga Cicaheum.

29. Pasirwangi, 2/2/2005 7,23 LS – 10 4,2 SR V Kerusakan bangunan dan


Garut 12:55:15 107,7 BT rumah penduduk di Kab.
WIB Garut (Kec. Pasirwangi,
Cisurupan, Sukaresmi &
Samarang dan Kab. Bandung
(Kec. Keratasari).

30. Gunung Halu, 15/4/2005 7,04 LS – 5 5 SR V 139 rumah penduduk,


Bandung 09:06 WIB 107,33 BT sekolah dan sarana ibadah
mengalami kerusakan di Kec.
Gunung Halu, Kab. Bandung.
Desa yang mengalami
kerusakan bangunan :
Gunung Halu, Catak,
Sirnajaya.

31. Pangandaran 17/7/2006 9,311 LS – 10 7,7 Mw IV Lebih dari 550 orang


(Tsunami) 15:19:24 107,284 BT meninggal, ratusan orang
WIB luka-luka di pantai selatan
Jawa Barat dan Jawa Tengah
akibat tsunami. Tsunami
melandapantai Panganda-
ran, pantai Kebumen, pantai
Cilacap, pantai Samas, pantai
Parang Tritis Yogyakarta,
runup ± 1 – 6 meter,
inundasi ± 100 – 400 m.

32. Jampang Kulon 30/9/2006 94 km 32 5,2 SR V 4 rumah penduduk rusak


22:00:00 barat daya ringan di wilayah Jampang
WIB sukabumi Kulon, Sukabumi.

33. Tasikmalaya 1/2/2007 7,768 LS – 5,8 Mw IV 1 sekolah Madrasah


107,149 BT 13 Ibtidaiyah Cibenyang, dan 1
rumah di Desa Melati Suka,
Kec. Gunung Tanjung, Kab.
Tasikmalaya rusak. Terjadi
retakan tanah dan longsoran
dimensi kecil.

58
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

34. Pantura Jawa 9/8/2007 6,17 LS – 286 7,1 SR V 1 org meninggal di Kec.
Barat 00:04:58 107,66 BT Bogor Utara, Bogor.
WIB Indramayu : 3 steam turbin
generator di kilang UP VI
Pertamina Balongan,berhenti.
Tasikmalaya : 10 rumah
rusak di Bojonggambir & SD
Giri Atikan dindingnya roboh.
Ciamis : 2 rumah rusak di
Kec. Purwadadi.
Sukabumi : 4 rumah & 1
masjid rusak ringan di Kec.
Lengkong, 1 rumah roboh
dinding di Kec. Simpenan & 1
rumah dapurnya ambruk di
Kec. Pelabuhan Ratu.
Getaran gempa terasa di
Bengkulu, Jakarta, Banten,
Jabar dan Jateng.

35. Jawa Barat 2/9/2009 8,24 LS – 30 7,3 SR VII 82 org meninggal, 21 org
Selatan 14:55:00 107,32 BT hilang, 1.252 org luka-luka,
(Tsunami) WIB 210.292 org mengungsi di
Jawa Barat. 64.413 rumah
rusak berat, 134.294 rumah
rusak ringan, 490 sekolah
roboh. Longsoran besar di
Desa Cikangkareng, Kec.
Cibinong, Cianjur menimbun
30 org. Bencana terjadi di
Kabupaten Sukabumi,
Bandung, Cianjur, Garut,
Tasikmalaya, Ciamis,
Kuningan & Cilacap. Bencana
terparah di pantai selatan
Jabar. Tsunami dengan tinggi
run up ± 1 – 2 meter di pantai
Pameungpeuk.

36. Garut dan 10/1/2010 8,02 LS – 14 5,4 SR V 1 org meninggal, 2 luka-luka


Tasikmalaya 07:25:00 107,91 BT di Kec. Pameungpeuk,
selatan WIB puluhan rumah rusak di desa
Sirnabakti dan Mandalakasih,
Pameungpeuk, Garut. 2
rumah rusak di desa
Sindangkerta, 4 rumah di
Desa Padawaras & 4 rumah
di Desa Cipanas, Kec.
Cipatujah, Tasikmalaya.

59
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

o
37. Bandung Barat 28/8/2011 6.92 LS - 10 3,3 SR IV-V 103 rumah rusak di Kp Muril,
o
16:10 WIB 107.52 BT Desa Jambudipa, Kec.
Cisarua.
o
38. Bandung Barat 4/9/2011 6.88 LS - 10 4,5 SR IV-V 104 rumah rusak di Desa
o
05:15 WIB 107.4 BT Jambu Dipa, Pasir halang,
Tugu Mukti, Kec. Cisarua.
o
39. Cidolog, 4/6/2012 7,99 LS – 24 6,1 SR V 2 org luka-luka. Kec. Cidolog
o
Sukabumi 18:18 WIB 106,19 BT 146 rumah rusak dengan 7
rumah rusak berat. Kec.
Pabuaran 27 rumah rusak
sedang dan 67 rumah rusak
ringan. Kec. Sagaranten 2
rumah rusak berat. Kec.
Ciemas 1 rumah rusak berat
dan 5 rumah rusak ringan.
o
40. Bogor - 9/9/2012 6,7 LS – 10 4,8 SR V 343 rumah rusak di Kec.
o
Sukabumi 01:27:15 106,67 BT Pamijahan (Desa Cibunian &
WIB Purwabakti), Bogor. 219
rumah rusak di Kec.
Kabandungan (Desa
Kabandungan, Cipeuteuy,
Tugu Bandung), Sukabumi.

41. Kuningan 13/7/2013 7,06°LS - 10 4,7 SR V Beberapa rumah penduduk


08:10 WIB 108,73°BT rusak ringan & genting
berjatuhan di Desa Sumur-
wiru & Sukarapih Kec.
Cibeuruem, Desa Bantarpan-
jang Kec. Cibingbin, Kab.
Kuningan. Kerusakan juga
terjadi di Kec. Salem dan
Bantarkawung, Kab. Brebes.

42. Garut Selatan 31/10/2013 8,09°LS - 20 5,1 SR V 2 rumah roboh di Kp.


04:45 WIB 107,89°BT Salagedang, Desa Sukaraja,
Kec. Banyuresmi, Garut.

60
Tabel 13. Katalog gempabumi merusak Provinsi Jawa Tengah.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Jepara 25/12/1821 - - - VI-VII Kerusakan beberapa


bangunan di Jepara.

2. Purworejo 21/01/1840 - - - VII Gempa terasa di


Semarang, Demak,
Salatiga dan Kendal,
beberapa bangunan rusak.

3. Kebumen 15/10/1852 - - - VI-VII Beberapa bangunan dan


rumah penduduk retak.

4. Semarang 19/01/1856 - - - VI-VII Beberapa bangunan rusak.

5. Banyumas 13/08/1863 - - - VII Kerusakan pada bangunan,


rumah penduduk & 1 pabrik
gula.

6. Banyubiru 19/07/1865 - - - VII Rumah dan bangunan


rusak.

7. Ambarawa 22/04/1866 - - - VI Dinding bangunan retak.

8. Banyumas 27/03/1871 - - - VI Retakan dinding bangunan


pemerintah & rumah
penduduk.

9. Salatiga 10/10/1872 - - - VI Beberapa bangunan retak.

10. Kudus 21/02/1877 - - - VI Beberapa bangunan rusak.


Getaran terasa di Kedu,
Wonosobo & Jawa Tengah.

11. Pati 12/12/1890 - - - VIII Beberapa orang meninggal


& luka-luka, beberapa
bangunan roboh, getaran
terasa hingga Juwana.

12. Kebumen 1904 - - - VII Tsunami melanda


(Tsunami) Kebumen & Cilacap.

13. Maos 09/09/1916 - - - IX Di Maos 340 bangunan


hancur total. Di Selarang
400 bangunan roboh. Di
Kasugian beberapa
bangunan rusak. Beberapa
sekolah rusak. Terjadi
nendatan tanah, retakan
tanah & likuifaksi.

61
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

14. Maos 15/05/1923 77º LS - - - VIII Beberapa bangunan rusak


109,2º BT di sekitar Maos.

15. Wonosobo 12/11/1924 7,3°LS - - - VIII-IX Bencana di pegunungan


109,8°BT akibat longsoran tanah.

16. Wonosobo 2/12/1924 7,3°LS - - - IX 727 org meninggal, 2.250


109,9 °BT rumah roboh. Kerugian
ditaksir mencapai 61.0000
guildens. Terjadi tanah
longsor di desa Ancolredjo
3
± 500.000 m dari lereng
bukit desa.

17. Prupuk 13/12/1926 - - - VIII-IX Beberapa orang luka-luka.


Getaran gempa terasa di
Margasari, Prupuk, Dubuk
Tengah, Kaligayan, Wono-
sari, Danurejo, Jembayat,
Pakulaut & Kalisosok.

18. Bumiayu 21/01/1931 7,3°LS - - - VIII Kerusakan beberapa


108,9 °BT bangunan di Bumiayu.

19. Lasem 27/06/1939 6,9°LS - - - VII-VIII Gempa terasa di Jepara,


109,5° BT Sodomantra, Manis Kidul.
Kerusakan bangunan
sampai ke wilayah Cirebon.

20. Purworejo 1957 - - - VII Tsunami melanda selatan


(Tsunami) Purworejo

21. Bantar Kawung 16/06/1971 7,2°LS - 35 5,2 VII-VIII 1 org meninggal, 6 org
109,1° BT luka-luka, 1.377 bangunan
& rumah penduduk rusak.
Getaran terasa di Buaran,
Bumiayu, Bantar Kawung &
Jipang.

22. Purwokerto 14/02/1976 7,2ºLS - - 5,6 IV-V Beberapa bangunan rusak.


109,3ºBT Gempa terasa di Ajibarang,
Kedungbanteng, Tegal
Brebes, Pekalongan,
Magelang dan Semarang.

62
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

23. Karanganyar 13/03/1981 8,7°LS - 51 5,6 VI Getaran gempa terasa di


110.428° Karanganyar dan
BT sekitarnya menyebabkan
beberapa bangunan rusak.

24. Bantar Kawung 4/02/1992 7,138°LS - 58,3 5,2 VII 1 orang luka – luka, 800
109,067 rumah rusak berat, 700
°BT rumah rusak ringan, 1.500
orang mengungsi.

25. Temanggung 21/8/2008 6,86ºLS - 30 4,4 SR IV 22 rumah penduduk rusak


20:45:22 109,93ºBT ringan berupa retakan
WIB dinding & kerusakan atap di
dusun Kalirejo, desa
22/8/2008 6,9ºLS - 30 4,4 SR IV Banjarsari, Kec. Bejen,
03:45:43 109,9ºBT Temanggung. Terasa
gempa susulan.
o
26. Cilacap 04/04/2011 10.11 LS - 10 7,1 SR IV 1 org pengungsi meninggal
o
03:06 WIB 107.69 BT karena sakit jantung.

27. Banjarnegara 19/4/2013 7,29ºLS - 10 4,8 SR IV-V 108 bangunan rusak berat,
18:58:00 109,88ºBT 64 rusak ringan di Kec.
WIB Batur dan Kejajar,
Banjarnegara. Terjadi
gerakan tanah dan retakan
tanah.

28. Jawa Tengah 25/1/2014 8,48ºLS - 48 6,5 SR V-VI Beberapa rumah roboh,
Selatan 12:14:40 109,17ºBT puluhan rusak di Cilacap,
WIB Purworejo, Banyumas,
Kebumen, Magelang,
Bantul. Kawah gunung
Merapi longsor.

29. Getasan, 17/2/2014 7,29ºLS - 10 2,7 SR IV-V 1 mushola, 1 gereja, 9


Semarang 06:00:00 110,48ºBT rumah rusak di Desa
WIB Sumogawe, Getasan, Kab.
Semarang.

63
Tabel 14. Katalog gempabumi merusak Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Bantul 1840 - - - VII Tsunami melanda selatan


(Tsunami) Bantul & Kulon Progo.

2. Yogyakarta 10/6/1867 - - - VIII - IX 5 orang meninggal, 372


rumah roboh. Getaran gempa
terasa sampai Surakarta.

3. Yogyakarta 23/07/1943 8,6ºLS - - - VIII – IX 213 org meninggal, 2.096 org


109,9ºBT luka luka, 2.800 rumah
hancur. Getaran gempa
terasa hingga ke Garut dan
Surakarta.

4. Yogyakarta 13/01/1981 8,76ºLS - - - VI Dinding Hotel Ambarukmo


110,43ºBT retak. Getaran gempa terasa
kuat di kota Yogyakarta.
Pusat gempa di laut.

5. Bantul 27/05/2006 7,898ºLS - 17,1 6,2 Mw VIII Lebih dari 5.700 orang
110,379º meninggal, ribuan orang luka-
BT luka. Bencana terjadi di Kab.
Bantul (kec. Bambang Lipuro,
Jetis, Imogiri, Piyungan), Kab.
Sleman (Kec. Prambanan)
dan Kab. Klaten (Kec.
Prambanan - Klaten, Wedi,
Bayat, dan Gantiwarno).
Terjadi retakan tanah,
longsoran, likuifaksi, di Kab.
Bantul, Prambanan dan
Klaten. Ribuan bangunan dan
rumah penduduk roboh dan
mengalami kerusakan.
Gempa bersumber di darat
akibat pergerakan sesar aktif.

6. Bantul 21/08/2010 8.03°LS 15 5 SR V Beberapa bangunan dan


dan rumah penduduk rusak
110.39°BT ringan.

64
Tabel 15. Katalog gempabumi merusak Provinsi Jawa Timur.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Banyuwangi 1818 - - - VII Tsunami melanda pantai


(Tsunami) selatan Banyuwangi, Jember
& Lumajang.

2. Mojokaerto 22/03/1836 - - - VII-VIII Kerusakan pada bangunan.

3. Tulungagung 1859 - - - VII Tsunami di Tulungagung.


(Tsunami)

4. Madiun 20/11/1862 - - - VII Bangunan retak.

5. Pasuruan 4/11/1889 - - - VI Dinding rumah retak.

6. Lumajang 1/07/1896 - - - VI Beberapa bangunan retak


pada dinding.

7. Wlingi 15/08/1896 - - - VII Kerusakan pada bangunan


dan rumah penduduk.
Getaran gempa terasa
sampai Brangah.

8. Tulungagung 20/08/1902 - - - VII Beberapa bangunan rusak.

9. Sedayu 31/08/1902 - - - VI Terjadi nendatan tanah.


Terjadi gempa susulan.

10. Jember 1921 - - - VII Tsunami di selatan Jember.


(Tsunami)

11. Banyuwangi 1925 - - - VII Tsunami melanda pantai


(Tsunami) selatan Banyuwangi.

12. Jawa Timur 11/08/1939 6,5°LS- - - VII Gempa terasa di Rembang &
112°BT Surabaya. Sebuah rumah
roboh di Brondong.

13. Jawa Timur 19/06/1950 6,2°LS- - - VI Beberapa bangunan retak.


112,5°BT Getaran terasa sampai
Kalimantan dan Jawa Barat.

14. Malang 20/11/1958 9,5°LS- - - VII-VIII 8 orang meninggal. Terjadi


112,5°BT retakan pada bangunan dan
retakan tanah.

15. Tulungagung 10/10/1961 8 °LS – - - VI-VII Beberapa bangunan retak.


112,5° BT

65
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

16. Wlingi 21/12/1962 9°LS- - - VI Beberapa bangunan retak.


112BT

17. Ponorogo 27/07/ 8,3°LS- - - IV - V Kerusakan pada bangunan.


1963 112,2BT

18. Malang 19/02/1967 8,5° LS- - - VII - IX 14 org meninggal, 72 orang


113,5°BT luka-luka, 1.539 rumah rusak
dan kerusakan terparah di
Dampit, Di Gondang 9 org
meninggal, 9 org luka-luka,
119 bangunan roboh, 402
retak, 5 masjid rusak.

Di Trenggalek 33 rumah
bambu retak. Gempa terasa
sampai Banyumas dan
Cilacap.

19. Blitar - 04/10/1972 8,4°LS - 6,0 V-VI Kerusakan sejumlah


Trenggalek 112,2°BT bangunan di Gandusari &
Trenggalek. Goncangan
terasa kuat, intensitas skala
MMI tercatat V - VI.

20. Banyuwangi 03/06/1994 10,477°LS 18 7,2 VIII 250 orang meninggal, 127
(Tsunami) 112,835° orang hilang, 423 luka, 1.500
BT rumah rusak, 278 perahu
rusak dan hilang. Inundation
berjarak ± 500 meter.
Ketinggian runup mencapai
± 1,3 – 13,9 meter.
Bencana di Rajegwesi,
Gerangan, Lampon, Pancer,
Pulau Sempu,.Grajagan,
Pulau Merah, Teluk Hijau,
Sukamade,Watu Ulo, Teluk
Sipelori dan Teluk Tambakan.
Efek tsunami mencapai
pantai Banyuwangi, Jember,
Malang, Blitar, Tulung Agung,
Trenggalek & Pacitan.

66
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

21. Pacitan 20/7/2003 8,62°LS- 33 5,9 SR IV-V Beberapa bangunan retak


111,25BT dan plester dinding lepas di
rumah dinas Polres Pacitan,
4 rumah di desa Pucang
Sewu, 1 rumah di desa
Sambong, 1 rumah di desa
Ponggok, Kecamatan
Pacitan, Kabupaten Pacitan;
1 rumah di desa Wonocoyo,
Kecamatan Panggul,
Kabupaten Trenggalek; pasar
Madiun dan sebuah Ruko di
kota Yogyakarta. Getaran
terasa di Pacitan, Trenggalek,
Madiun, Solo, Yogyakarta
hingga Surabaya. Terjadi
gempabumi susulan.

22. Situbondo 10/09/2007 7,88 °LS 10 4,5 SR V 1 org meninggal, 7 org luka
06:31:55 114,2°BT berat, 17 org luka ringan, 234
WIB rumah penduduk rusak di
Situbondo. Bencana terparah
di desa Bantal & Kedunglo,
Kec. Asembagus, wilayah
lainnya yang mengalami
kerusakan Kec. Banyuputih &
jangkar, Kab. Situbondo.
Sejumlah bangunan juga
rusak di Kab. Banyuwangi.

23. Malang Selatan 18/07/2013 9,16°LS 10 5,9 SR V Beberapa bangunan rusak.


09:13:39 113,00°BT
WIB

67
Gambar 28. Longsoran di Desa Sindangmanggu, Kabupaten Majalengka akibat gempabumi
tanggal 6-7-1990 dengan magnitudo 5,8 SR (Soehaimi dan Effendi, 1990).

Gambar 29. Retakan dinding pada rumah penduduk di desa Cijengkol, Kecamatan Caringin,
akibat gempabumi tanggal 12-7-2000 dengan magnitudo 5,1 SR (Supartoyo dkk., 2003).

68
Gambar 30. Kerusakan bangunan di SD Narawita, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung,
akibat gempabumi tanggal 18 Agustus 2000 (Putranto E.T., 2000).

Gambar 31. Kerusakan bangunan di Kabupaten Kuningan akibat gempabumi tanggal


21 Maret 2003, magnitudo 4,8 SR (Putranto E.T., 2003).

69
Gambar 32. Kerusakan SD Padawas I, Kecamatan Pasir Wangi, Kabupaten Garut, Provinsi
Jawa Barat, akibat kejadian gempabumi tanggal 2-2-2005 dengan magnitudo 4,2 SR (Putranto
E.T., 2005).

Gambar 33. Kerusakan SDN Ciptalaksana Cipelak I di Kampung Pasirwaru, Kecamatan


Gununghalu, Kabupaten Bandung, akibat kejadian gempabumi tanggal 15-4-2005 dengan
magnitudo 5 SR (Palgunadi dkk., 2005).

70
Gambar 34. Rumah penduduk yang roboh pada zona sesar akibat gempabumi tanggal
17-5-2006 magnitudo 6,2 Mw, di dusun Guyangan, desa Wonolelo, Plered, Bantul
(Supartoyo, 2006).

Gambar 35. Retakan tanah sepanjang ± 2.900 meter akibat gempabumi tanggal 17-5-2006
dengan magnitudo 6,2 Mw di Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Bantul
(Supartoyo, 2006).

71
Gambar 36. Jejak tinggi landaan tsunami (run up) tanggal 28-7-2006, setinggi ± 180 cm di pantai
barat Pangandaran (Supartoyo dkk., 2006).

Gambar 37. Kerusakan rumah penduduk akibat tsunami di Pangandaran tanggal 28-7-2006
(Supartoyo dkk., 2006).

72
Gambar 38. Gerakan tanah dipicu kejadian gempabumi tanggal 2-9-2009 dengan magnitudo 7,3
SR di daerah Cikangkareng, Cianjur (Irawan, 2013).

Gambar 39. Robohnya Masjid Jami At Taqwa di Banyumas, Jawa Tengah akibat gempabumi
tanggal 25-1-2014 dengan magnitudo 6,5 SR (Praja N.K. dkk., 2014).

73
III.3 Gempabumi Merusak Di Wilayah Bali Dan Nusa Tenggara

Wilayah pulau Bali dan pulau – pulau di Nusa Tenggara merupakan busur kepulauan yang
berinteraksi dengan Lempeng Indo – Australia yang terletak di sebelah selatan Bali dan Nusa
Tenggara yang bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/ tahun. Sering
terjadinya gempabumi mencirikan bahwa kegiatan tektonik masih aktif, karena wilayah ini
terletak pada pinggiran lempeng aktif (active plate margin). Kegiatan tektonik di wilayah ini
dipengaruhi oleh Orogenesa Sunda dan Orogenesa Banda yang diperkirakan terjadi pada
periode Neogen (Simanjuntak, 2004). Di kawasan ini Orogenesa Sunda diakibatkan
penunjaman antara Lempeng Indo-Australia dengan Busur Kepulauan, mengakibatkan
terbentuknya pensesaran di sebelah utara Nusa Tenggara yang dikenal sebagai sesar naik
busur belakang Flores (Flores back arc thrusting). Sesar ini merupakan sesar aktif, dibuktikan
dengan beberapa kejadian gempabumi, bahkan gempabumi tahun 1992 memicu terjadinya
tsunami. Orogenesa Banda diakibatkan oleh tumbukan antara busur kepulauan Banda luar
(outer Banda arc) dengan pinggiran utara lempeng benua Australia yang membentuk Palung
Timor, perbukitan rendah di kepulauan Tanimbar dan Kai (Simanjuntak, 2004). Pasca
Orogenesa Banda di kawasan ini terpotong oleh beberapa sesar mendatar berarah timur laut –
barat daya. Data kegempaan menunjukkan bahwa sepanjang palung Timor kegiatan kegempaan
kurang begitu aktif.

Zona pertemuan interaksi antar lempeng tersebut membentuk palung dengan kedalaman
berkisar 4.500 – 7.000 meter pada bagian selatan Bali dan Nusa Tenggara, yang merupakan
zona subduksi. Zona subduksi merupakan sumber gempabumi di laut yang berpotensi
membangkitkan tsunami. Kejadian gempabumi Sumbawa tanggal 19-8-1977 telah
membangkitkan tsunami yang melanda sebagian wilayah pulau Bali, Lombok, Sumbawa dan
Sumba, dan mengakibatkan korban jiwa lebih dari 100 orang.

Tumbukan antar lempeng tersebut mengakibatkan terbentuknya beberapa sesar di wilayah


pulau Bali dan pulau – pulau di Nusa Tenggara. Sesar – sesar tersebut pada umumnya berarah
barat – timur, barat laut – tenggara, utara – selatan dan barat daya – timur laut. Sesar – sesar
tersebut diperkirakan merupakan sesar aktif, karena adanya beberapa kejadian gempabumi
dengan kedalaman dangkal yang terletak pada zona sesar tersebut.

74
Tabel berikut ini menyajikan wilayah rawan gempabumi dan tsunami di wilayah Bali dan Nusa
Tenggara.

Tabel 16. Wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Bali dan Nusa Tenggara.

1. Provinsi Bali

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Buleleng
2. Kabupaten Bangli
3. Kabupaten Badung *)
4. Kabupaten Tabanan *)
5. Kabupaten Gianyar *)
6. Kabupaten Klungkung *)
7. Kabupaten Jembrana *)
8. Kabupaten Karangasem *)
9. Kota Denpasar *)

2. Provinsi Nusa Tenggara Barat

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Lombok Barat *)
2. Kabupaten Lombok Tengah *)
3. Kabupaten Lombok Timur *)
4. Kabupaten Bima *)
5. Kabupaten Dompu *)
6. Kabupaten Sumbawa *)
7. Kabupaten Sumbawa Barat *)
8. Kota Bima *)
9. Kota Mataram *)

3. Provinsi Nusa Tenggara Timur

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Rote Ndao *)
2. Kabupaten Alor *)
3. Kabupaten Sumba Barat *)
4. Kabupaten Sumba Barat Daya *)
5. Kabupaten Sumba Tengah *)
6. Kabupaten Sumba Timur *)
7. Kabupaten Sikka *)
8. Kabupaten Flores Timur *)
9. Kabupaten Ende *)
10. Kabupaten Nagekeo *)
11. Kabupaten Ngada *)
12. Kabupaten Manggarai *)
13. Kabupaten Manggarai Barat *)

75
14. Kabupaten Timor Tengah Selatan *)
15. Kabupaten Timor Tengah Utara
16. Kabupaten Belu *)
17. Kabupaten Lembata *)
18 Kota Kupang *)
19. Kabupaten Kupang *)

*) Kabupaten/ Kota rawan gempabumi dan tsunami.

Gambar berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak wilayah Bali dan Nusa
Tenggara yang diplot dari Katalog gempabumi merusak. Tidak semua pusat gempabumi yang
terjadi di plot. Meskipun magnitudonya kecil, tetapi apabila gempabumi tersebut menimbulkan
korban jiwa dan kerusakan bangunan digolongkan sebagai gempabumi merusak dan pusat
gempabuminya diplot pada peta.

Tabel berikutnya menampilkan parameter kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di
wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang dihimpun dari literatur yang diterbitkan di dalam dan di
luar negeri serta hasil-hasil penyelidikan dan tanggap darurat para ahli di lingkungan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral hingga tahun 2014. Parameter gempabumi
merusak yang ditampilkan meliputi : nama gempabumi (diambil nama lokasi yang mengalami
bencana), tanggal kejadian, pusat gempabumi (epicenter), kedalaman, magnitudo, skala MMI,
keterangan kerusakan. Selanjutnya ditampilkan foto – foto kerusakan yang terjadi akibat
kejadian gempabumi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang dikumpulkan dari berbagai
literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri. Sebagian foto – foto ini merupakan hasil-
hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

76
Gambar 40. Pusat gempabumi merusak wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

77
Tabel 17. Katalog gempabumi merusak Provinsi Bali.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Bali 1818 - - - VII Tsunami melanda Bali


(Tsunami) selatan.

2. Buleleng 29/3/1862 - - - VII Bangunan rusak & retak.

3. Negara 11/07/1890 - - - VII Tiga pilar gedung


pengadilan belah
horizontal dan retak.

4. Bali 21/01/1917 - - - VII 1.500 orang meninggal.


Terjadi nendatan dan
longsoran tanah.

5. Bali Utara 1930 - - - - Tsunami melanda pantai


utara Pulau Bali (?)

6. Bali 1930 9,449°LS- - - VII Tsunami melanda Pulau


(Tsunami) 114,493° Nusa Penida & Bali
BT selatan.

7. Bali 30/10/1938 8,9°LS- - - VII Retakan dinding mesjid &


115,8°BT sejumlah bangunan rusak
berat di daerah Sakara.

8. Campur Darat 7/05/1961 - - - VII Bangunan rusak di Cam-


pur darat & Kebonagung.

9. Seririt 14/07/1976 - - - VIII-IX 559 org meninggal , 850


org luka berat & 3.200
org luka ringan, 90%
bangunan roboh & rusak.
Di Tabanan & Jembrana
75% bangunan rusak.

10. Bangli 26/01/1977 8,25°LS- - 5 VIII Di Kayubihi 90%


115,3°BT- bangunan rusak, 1 pura
dan bangunan permanen
roboh di Susut & Bangli,
di Banjar Antungan 80%
bangunan retak. Longsor
diantara Kayubihi dan
Banjar Antungan.
Goncangan terasa sangat
kuat di Denpasar.

78
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

11. Karangasem 17/12/1979 9,245° LS 28 5 VII-VIII Di Karangasem 5 org


115,8° BT meninggal, 34 org luka
berat, 250 org luka
ringan, beberapa
bangunan roboh.
Di Abang 17 org
meninggal, 9 org luka
berat, 3.000 org luka
ringan, beberapa
bangunan roboh.
Di Culik 1 org meninggal,
2 org luka berat, 18 org
luka ringan, beberapa
bangunan retak.
Di Bebanden 1 org
meninggal, 2 org luka
berat, 4 org luka ringan,
bangunan rusak dan
retak. Retakan tanah
sepanjang ± 0,5 km.

12. Bali 13/4/1985 9,245° LS ? 6,2 VI Beberapa bangunan


115,8° BT rusak di Denpasar.
Goncangan gempa
terasa kuat di Bali dan
Lombok. Kemungkinan
terjadi tsunami (?).

13. Bali 17/12/1987 9,169° LS 56 5,7 VII 23 orang luka-luka.


114,610° Getaran terasa hingga
BT Pulau Lombok.

79
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

14. Karangasem 02/01/2004 8,26° LS 33 6,2 SR V 1 orang meninggal dunia,


115,79° BT 33 orang luka-luka, 3
bangunan di desa
Tenganan Dauh Tukad
roboh, 57 rumah pendu-
duk rusak, 8 tempat
ibadah (1 masjid & 7
pura) rusak. Beberapa
bangunan Pemerintah
Kab. Karangasem rusak,
yaitu: Pengadilan Negeri,
Rumah sakit, Bappeda,
Dispenda, Rumah Dinas
Wakil Bupati, GOR
Amlapura, SMA 1 Ka-
rangasem & Puskesmas
Abang 1. Wilayah yang
mengalami kerusakan :
desa Tenganan Dauh
Tukad, desa Toh-pati,
desa Muncan, desa Bukit
Ngandang, desa Kebon
Bukit, Kab. Karangasem.
o
15. Denpasar 15/09/2004 8,76 LS 94 5,4 SR IV 1 orang meninggal akibat
o
115,34 BT jatuh sewaktu menyela-
matkan diri di Denpasar.
Getaran gempa terasa
kuat di kota Denpasar.
o
16. Nusa Dua 13/10/2011 9.89 LS - 10 6,8 SR V 40 org luka-luka, 2
o
114.53 BT bangunan rusak berat,
puluhan rumah rusak.

80
Tabel 18. Katalog gempabumi merusak Provinsi Nusa Tenggara Barat.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Sumbawa 1815 - - - VII Tsunami di selatan


(Tsunami) Sumbawa, utara Lombok.

2. Bima 21/01/1837 - - - VII Beberapa bangunan


roboh.

3. Sumbawa 1838 - - - VII Tsunami melanda selatan


(Tsunami) Pulau Sumbawa.

4. Bima 2/11/1954 8ºLS & - 6,75 VII-VIII Beberapa rumah roboh. 1


119ºBT rumah bergeser sejauh
± 0,5 m. Longsoran tanah
& batuan. Bencana parah
di Bima dan Raba.

5. Sumbawa 19/08/1977 11,1ºLS & 33 6,1 VII Tsunami melanda Pulau


(Tsunami) 119ºBT Bali, Lombok, Sumbawa
& Sumba. Di Kuta : 1
org meninggal, 1 rumah
roboh, 26 perahu hilang &
rusak. Di Lombok : 20 org
meninggal, 115 rumah
hancur, 132 perahu
hilang dan rusak.
Di Sumbawa : 81 org
meninggal, 53 org hilang,
lebih dari 1.000 org
kehilangan harta benda,
63 rumah & 1 masjid
roboh dan lainnya retak.
Di seluruh Nusa Tengga-
ra: 107 org meninggal, 54
org hilang, 440 rumah
hancur 467 perahu hilang
& rusak, 5 sekolah roboh
& 5 rumah guru roboh.

6. Lombok 30/5/1979 8,2ºLS- 25 6,1 VIII-IX 29 org meninggal, 29 org


16:23:33 115,9ºBT luka berat, 98 org luka
WIB ringan, 2977 rumah
penduduk rusak, 295
sarana ibadah rusak, 89
sarana pendidikan rusak.
Kerusakan terjadi di
Tanjung, Bayan, Gangga,
Cakranegara, Narmada,
Kediri. Kerusakan ringan
di Ampenan & Mataram.

81
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

7. Dompu 23/01/2003 8,2ºLS & 33 5 SR VI 2 org luka berat, 504


08.08 118,57ºBT bangunan rusak meliputi:
WITA rumah penduduk,
puskesmas & fasilitas
pendidikan, 1.977 warga
kehilangan tempat tinggal
di desa Daha & Hu’u,
Kec. Hu’u, Kab. Dompu.
Gempa terasa skala V-VI
MMI di Dompu. Episenter
di laut Flores  40 km
utara Bima.
o
8. Pemenang, 02/01/2004 8,4 LS & 33 6,2 SR VI 32 org luka-luka, 2.224
o
Lombok Barat 04:59’30” 115,95 BT rumah penduduk rusak,
WITA 24 masjid & musholla
rusak, 7 sekolah & 1
Tempat Pendidikan Al
Quran (TPA) rusak, 9
rumah guru rusak di
Pulau Lombok. Terjadi
kerusakan saluran irigasi
di dusun Karang &
longsoran kecil di jalan
desa Pusuk. Kerusakan
bangunan di : kota
Mataram, Kec. Sikur,
Kec. Montong Gading,
Kec. Pemenang, Kec.
Sekotong, Kec.
Selagalas, Kec.
Pringgarata dan Kec.
Batukliang.
o
9. Bima 1/12/2006 8,225 LS 48 6,3 Mw VI 1 orang meninggal, 2
22:01’48” & orang luka – luka, 10
o
WITA 118,78 BT bangunan dan rumah
penduduk mengalami
kerusakan di Kota Bima.
Terjadi longsoran di desa
Lampe menimpa 2 rumah
penduduk.

82
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

o
10. Dompu 26/11/2007 8,11 LS & 45 6,8 SR VII 2 org meninggal, 7 org
o
3:53’10” 118,52 BT luka berat, 70 org luka
WITA ringan, kerusakan
bangunan dan terjadi
longsoran. Bencana
terparah di Kec. Kilo &
Woja, Kab. Dompu.
o
11. Dompu 7/8/2008 8,16 LS & 10 6,6 SR VI 386 bangunan rusak
o
06:41’01” 117,74 BT berat, 203 bangunan
WITA rusak sedang, 809
bangunan rusak ringan.
Longsoran di desa
Nangamiro, retakan
tanah di desa Calabai
dan Kadindi Barat,
likuifaksi di desa
Nangamiro dan dusun
Arung Santek Pulau
Moyo. Bencana terparah
di Kec. Pekat, Kab.
Dompu.

12. Sumbawa 20/07/2009 8.93°LS - 21 5,6 SR V Retakan dinding Kantor


Besar 117.75°BT Polsek dan pusksesmas
Labangka.
o
13. Bima 9/11/2009 8,24 LS & 25 6,7 SR VI 2 orang meninggal, 178
o
03:41’46” 118,65 BT orang luka-luka, 2.678
WITA rumah, 5 sekolah, 3
kantor rusak. Bencana
terjadi di 5 kecamatan,
yaitu Rasanae Barat,
Mpunda, Raba, Rasanae
Timur dan Asakota.
o
14. Lombok Utara 22/6/2013 8,43 LS & 10 5,4 SR V 30 org luka – luka, 5.286
o
12:42’ 116,04 BT rumah rusak. Bencana
WITA terjadi di Kec. Gangga,
Tanjung, dan Pemenang,
Kab. Lombok Utara.
Kerusakan bangunan
terparah di Kec. Tanjung.

83
Tabel 19. Katalog gempabumi merusak Provinsi Nusa Tenggara Timur.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Pulau Solor 2/2/1648 - - - VII Tembok bangunan roboh


dan longsoran.

2. Pulau Timor 1814 - - - VII Tsunami di Pulau Timor &


(Tsunami) Flores selatan.

3. Pulau Alor 1818 - - - VII Tsunami di Pulau Alor.


(Tsunami)

4. Sikka 1820 - - - VII Tsunami di Sikka utara.


(Tsunami)

5. Pulau Timor 18/04/1896 - - - VII- VIII 250 orang meninggal.


Bencana terjadi hingga
Pulau Alor, rumah
penduduk rusak.

6. Atapupu 24/03/1908 - - - VII Tsunami di Atapupu,


(Tsunami) retakan di pantai ± 25 m.

7. Flores Utara 1928 - - - - Tsunami di Waka, Flores


(Tsunami) Utara (?)

8. Laut Sawu 20/10/1938 9,2ºLS & - 6,75 VII Retakan pada dinding
123,1ºBT bangunan, terjadi tanah
longsor di Larantuka.

9. Flores 16/03/1961 8,1ºLS & - 6,1 VII-VIII Kerusakan di Flores


122,3ºBT Tengah, 1 org meninggal.

10. Adonara 1973 - - - - Tsunami di Adonara


Selatan selatan

11. Flores Selatan 1975 - - - - Tsunami di Flores selatan

12. Kupang 30/07/1975 9,9ºLS & 30-50 7 VII Dinding bangunan roboh
123,9ºBT dan beberapa bangunan
rusak.

13. Lembata 18/07/1979 - - - - Tsunami diakibatkan oleh


(Tsunami) longsoran pantai material
masuk laut, 700 org
meninggal, 4 desa
tenggelam.

84
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

14. Flores-Ruteng 6/08/1982 8,35ºLS & 18 5,6 VI-VII 1 kantor, 1 sekolah, 1


120,35ºBT rumah sakit & beberapa
rumah roboh. Di Pagal
Utara Ruteng, 2 sekolah,
1 gereja & 2 klinik rusak.

15. Solor 25/12/1982 8º 25’12”LS 33 5,5 VII-VIII 13 org meninggal, 17 org


& 123º0’ luka berat, lebih dari 400
14,5”BT org luka ringan. Keru-
sakan terjadi di Batarani,
Lahayong, Botung, Way
Plati, Way Panas dan
Pamakayu. Terjadi reta-
kan tanah, sesar permu-
kaan ± 30- 40 m.

16. Waingapu- 31/10/1983 9,55ºLS & 179 6,5 V Beberapa rumah di


Sumba Timur 119,09ºBT sekitar lapangan terbang
Mauhau retak dinding.

17. Flores Timur 26/11/1987 8,4ºLS & 28 5,8 VII-VIII 237 rumah roboh, 44 org
124ºBT meninggal, 65 org luka
berat, 42 org luka ringan
akibat longsoran tanah.
Di Dilli terasa III MMI.

18. Alor 15/7/1989 7,3° LS 10 6,4 VIII Kerusakan di Alor Timur,


124,8° BT 7 org luka berat, 29
rumah roboh, 66 rumah,
13 kantor, 3 gereja rusak
berat.

19. Maumere 1/8/1989 7,3° LS - - V-VI Kerusakan bangunan di


124,8° BT Maumere. Stasiun BMG
retak pada dinding dan
plesteran dinding lepas.

20. Alor 4/7/1991 10,23° LS 33 6,7 VIII-IX 22 org meninggal, 181


126,36° BT org luka-luka, 1.177
bangunan rusak berat
dan ringan. 1.080 org
kehilangan tempat
tinggal. Terjadi likuifaksi

85
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

21. Flores, 12/12/1992 8,36° LS 36 6,8 VIII-IX 2.080 org meninggal dan
(Tsunami) 122,34° BT SR hilang, 1.742 org luka-
luka, 31.000 bangunan
rusak dan roboh.
Terjadi tsunami
sepanjang pantai utara
Flores dan Pulau Babi.
Runup berkisar dari 1
hingga 5 meter. Likuifaksi
di pantai utara Flores.

22. Manggarai 25/03/2003 8,19ºLS & 33 6,5 SR VI 4 org meninggal (2 org di


9:53’:24” 120,7ºBT Kec. Lambaleda, 1 org di
WIB Kec. Kuwus & 1 org di
Kec. Borong). Kerusakan
di Kec. Lambaleda, Wae
Rii, Sambi Rampas,
Kuwus, Borong, Lember
& Reo, Kab. Manggarai.
Dermaga pelabuhan Reo
retak. Gempa mengaki-
batkan kerusakan rumah
penduduk, sekolah,
bangunan ibadah (gereja,
pastoran, susteran) &
bangunan pemerintah di
wilayah ini. Terjadi
longsoran, retakan pada
jalan & likuifaksi.
o
23. Kupang 23/04/2004 9,44 LS & 75,8 6,4 Mw IV-V Kantor Gubernur Provinsi
o
08:50:30 122,82 BT NTT lantai II dan III retak
WIB & kaca jendela pecah.
Kantor Bupati Sikka &
dermaga pelabuhan
Sadang Bui Maumere
retak. Beberapa rumah
penduduk retak dinding.
Goncangan terasa kuat di
Maumere, Kupang, Sikka
dan Ende.

86
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

24. Alor 12/11/2004 08,137° LS 10 7,5 Mw VIII-IX 33 org meninggal, 128


4:26:43 124,79° BT org luka-luka, 300
WIB gedung pemerintah rusak
berat, 200 sekolah rusak
berat, 15.000 rumah
penduduk rusak di Pulau
Alor. Bencana terparah di
Feng Afui, Air Mancur,
Pantar, Bukapiting.
Likuifaksi di Air Mancur.
o
Retakan tanah N 165 E
dengan lebar ± 20 – 30
cm panjang ± 50 m di jln
Kalabahi-Sibone, Lembur
Barat, Limbu, Bukapiting,
Baumi. Longsoran di jln
Bone-Bukapiting.

25. Lembata 29/10/2012 8,13ºLS & 10 5,4 SR V 20 rumah rusak. Jalan


13:28’ WIB 123,46ºBT Desa Lemawute, Kec. Ile
Ape timur longsor
sepanjang 2 km.
Getaran gempa terasa 7
kali.

87
Gambar 41. Retakan tanah di desa Basarani, Pulau Adonara, Provinsi NTT akibat gempabumi
tanggal 25 Desember 1982 dengan magnitudo 5,1 SR
(Soehaimi dan Effendi, 1982).

Gambar 42. Rumah penduduk roboh di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi NTB,
akibat gempabumi tanggal 23-1-2003, magnitudo 5 SR (Surono dkk., 2003).

88
Gambar 43. Kerusakan sarana peribadatan di desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan
Manggis, Kabupaten Karang Asem, Provinsi Bali akibat gempabumi tanggal 2-1-2004,
magnitudo 6,2 SR (Supartoyo dan Surono, 2004).

Gambar 44. Kerusakan rumah penduduk di desa Telaga Lebur, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi NTB akibat gempabumi tanggal 2 Januari 2004, magnitudo 6,2 SR
(Supartoyo dan Surono, 2004).

89
Gambar 45. Kerusakan kolom struktur pada masjid di desa Malaka, Kecamatan Pemenang,
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB akibat gempabumi tanggal 2-1-2004 dengan magnitudo
6,2 SR (Supartoyo dan Surono, 2004).

Gambar 46. Longsoran tanah akibat gempabumi Alor tanggal 12 Nopember 2004, magnitudo
7,5 Mw di Daerah Bukapiting, Pulau Alor (Pamungkas dkk., 2004).

90
Gambar 47. Kerusakan gedung SD di Kota Bima akibat gempabumi tanggal 1 Desember 2006,
magnitudo 6,3 Mw (Suantika dan Robiana, 2006).

Gambar 48. Longsoran akibat gempabumi tanggal 7-8-2008 di desa Nangamiro, Kabupaten
Dompu, Provinsi NTB (Tjipta, A. dkk., 2008).

91
Gambar 49. Pagar tembok rumah penduduk roboh akibat kejadian gempabumi tanggal 22-6-
2013 dengan magnitudo 5,4 SR di Desa Bentek, Kec. Gangga, NTB (Praja dkk., 2013).

Gambar 50. Rumah penduduk roboh akibat kejadian gempabumi tanggal 22-6-2013 dengan
magnitudo 5,4 SR di Desa Teniga, Kec. Tanjung, NTB (Praja dkk., 2013).

92
III.4 Gempabumi Merusak Di Pulau Kalimantan

Pulau Kalimantan merupakan bagian dari Lempeng Eurasia yang berinteraksi dengan Lempeng
Indo – Australia yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa, selatan Bali
dan Nusa Tenggara. Kegiatan tektonik di Pulau Kalimantan sangat berbeda dengan daerah
lainnya di Indonesia. Kegiatan tektonik di wilayah ini berkaitan dengan pemekaran (divergen)
pada periode Neogen yang disebut Orogenesa Dayak (Simanjuntak, 2004) yang mengakibatkan
terbentuknya pusat panas (hot spot) diakibatkan oleh pembubungan kerucut panas mantel bumi
di bawah kerak bumi. Hal ini diduga membawa batuan ultra basa tersingkap di permukaan dan
mengandung intan yang terdapat di Pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan cukup jauh posisinya
dengan pinggiran lempeng aktif yang berfungsi sebagai sumber gempabumi, sehingga wilayah
ini terletak cukup jauh dari zona subduksi. Kegiatan Orogenesa Dayak mengakibatkan
terjadinya pengangkatan, perlipatan dan pensesaran di Pulau Kalimantan.

Hingga kini para ahli belum mengidentifikasi karakteristik sesar aktif yang terdapat di Pulau
Kalimantan, meskipun telah dikenal adanya Sesar Sangkulirang dan Adang di Pulau
Kalimantan. Meskipun demikian beberapa literatur mencatat bahwa di Pulau Kalimantan pernah
terjadi gempabumi merusak dan tsunami. Menurut catatan dari Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) selama tahun 2008 hingga 2013 tercatat 42 kejadian gempabumi di Pulau
Kalimantan. Hal ini sangat kontras dengan yang terjadi di Pulau Sumatera pada periode yang
sama sebanyak 8.550 kali.

Gempabumi merusak terakhir yang tercatat adalah gempabumi Tarakan, Kalimantan Utara
tanggal 14-2-1925 dan kejadian gempabumi 1957 diduga mengakibatkan terjadinya tsunami di
pantai Balikpapan, Kalimantan Timur (Kertapati dkk., 1991). Berdasarkan catatan BMKG
kejadian gempabumi terakhir yang terasa di Pulau Kalimantan terjadi di daerah Tarakan,
Kalimantan Utara pada tanggal 8-11-2014 dengan magnitudo 4,6 SR, kedalaman 10 km,
episenter pada koordinat 117,69o BT dan 3,52o LS. Tabel berikut ini menyajikan wilayah rawan
gempabumi dan tsunami di Pulau Kalimantan yang dilanjutkan oleh tabel kejadian gempabumi
merusak. Peta pusat gempabumi merusak tidak ditampilkan, karena parameter gempabumi
merusak di Pulau Kalimantan terakhir terjadi pada tahun 1957, dan datanya tidak begitu lengkap.

93
Tabel 20. Wilayah rawan gempabumi di Pulau Kalimantan.

1. Provinsi Kalimantan Utara

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Tana Tidung
2. Kabupaten Nunukan *)
3. Kabupaten Bulungan *)
4. Kota Tarakan *)

2. Provinsi Kalimantan Timur

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kota Balikpapan *)
2. Kabupaten Kutai Timur *)
3. Kabupaten Berau *)

*) Kabupaten/ Kota rawan gempabumi dan tsunami.

94
Tabel 21. Katalog gempabumi merusak Provinsi Kalimantan Utara.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Tarakan 19/04/1923 - - - VIII Beberapa rumah roboh,


terjadi longsoran dan
retakan tanah. 1 buah
dapur rumah bergeser ke
arah barat.

2. Tarakan 14/02/1925 - - - VII Terdengar suara


gemuruh di Tarakan dan
Lungkas.
.

Tabel 22. Katalog gempabumi merusak Provinsi Kalimantan Timur.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Sangkulirang 14/05/1921 - - - VIII Beberapa rumah


(Tsunami) penduduk roboh, terjadi
retakan tanah dan
tsunami. Goncangan
terasa di Pulau Rending,
Kariorang, dan Sekuran.
Tsunami menghancurkan
daerah Sekuran.

2. Kalimantan - 0,3 LU – - - VII 7 rumah penduduk roboh.


Timur 118,2 BT

3. Balikpapan 1957 - - - VI Tsunami melanda pantai


(Tsunami) Balikpapan.

95
III.5 Gempabumi Merusak Di Pulau Sulawesi

Pembentukan Pulau Sulawesi melalui proses tektonik yang rumit, sehingga memberikan bentuk
kenampakan mirip huruf K seperti sekarang. Beberapa peneliti telah mengemukakan
pendapatnya tentang pembentukan Pulau Sulawesi antara lain Soekamto (1975), Hamilton
(1979), Hall dan Wilson (2000). Hall dan Wilson (2000) menggunakan istilah suture untuk
menggambarkan rumitnya tektonik yang terjadi di wilayah Indonesia, termasuk di Pulau
Sulawesi. Menurut Hall dan Wilson (2000) terdapat lima suture di Indonesia akibat tumbukan
antara Lempeng Eurasia, Indo–Australian, Pasific dan Laut Philippina, yaitu Suture Sulawesi,
Maluku, Sorong, Banda dan Kalimantan. Lebih lanjut Hall dan Wilson (2000) mengemukakan
bahwa suture Sulawesi terbentuk akibat proses tumbukan antara kontinen dan kontinen
(Paparan Sunda dan Australia) yang merupakan daerah akresi yang sangat kompleks, tersusun
oleh fragmen ofiolit, busur kepulauan dan kontinen. Pembentukan suture Sulawesi diperkirakan
terjadi pada Kala Oligosen Akhir dan berlanjut hingga Miosen Awal. Hingga saat ini diperkirakan
deformasi tersebut masih berlangsung. Hamilton (1979) berdasarkan perbedaan litologi
membagi Pulau Sulawesi menjadi empat mandala (province) tektonik yaitu Lengan Utara (North
Arm), Lengan Selatan (South Arm), Lengan Timur (East Arm), dan Lengan Tenggara (Southeast
Arm) (Gambar 51).

Kegiatan tektonik tersebut telah menghasilkan pola struktur geologi di Pulau Sulawesi dan
reaktivasi sesar – sesar yang ada. Aktivitas tektonik tersebut juga mengakibatkan terangkatnya
batuan ofiolit di timur Sulawesi, batuan berumur Pra Tersier di Sulawesi bagian barat dan jalur
batuan metamorf di Sulawesi bagian tengah. Sementara itu kegiatan tektonik di wilayah
Sulawesi Utara lebih banyak dipengaruhi tumbukan ganda antar busur kepulauan yang
mengakibatkan terbentuknya Punggungan Mayu di bagian timur Sulawesi utara dan timur Pulau
Sangihe – Talaud. Secara umum pola struktur geologi di Pulau Sulawesi berarah barat laut –
tenggara, utara – selatan dan barat daya – timur laut. Struktur utama di Pulau Sulawesi adalah
Sesar Palu Koro. Sementara itu terdapat beberapa sesar lainnya di wilayah ini, antara lain Sesar
Matano, Gorontalo, Manado, Poso, Walanae, sesar naik Batui di lengan timur Sulawesi Tengah
dan sesar – sesar lainnya. Sesar Palu Koro berarah barat laut – tenggara, membentang dari
Teluk Palu melewati lembah Palu, Koro hingga Teluk Bone. Sesar Palu Koro merupakan sesar
mendatar mengiri (sinistral strike slip fault) dan tergolong sebagai sesar aktif dicirikan terjadinya
gempabumi dengan kedalaman dangkal sepanjang zona sesar ini. Menurut Bellier, dkk (2001)
Sesar Palu Koro terbagi menjadi 7 segmen, segmen tersebut mulai dari selatan ke utara adalah :

96
S0 sepanjang 15 km, S1 sepanjang 59 km, S2 sepanjang 43 km, S3 sepanjang 29 km, S4
sepanjang 40 km, S5 sepanjang 20 km dan S6 sepanjang 12 km. Dengan demikian panjang
Sesar Palu – Koro berdasarkan penjumlahan segmen tersebut adalah sekitar 218 km. Pada
bagian ujung tenggara Sesar Palu Koro, terdapat Sesar Matano berarah barat – barat laut
hingga timur – tenggara. Sesar Matano melewati Danau Matano dan merupakan sesar mendatar
mengiri (Soekamto, 1975).

Gambar 51. Gambar kiri merupakan tataan tektonik Pulau Sulawesi (Hamilton, 1979).
Gambar kanan merupakan pembagian segmentasi Sesar Palu Koro
(Bellier dkk., 2001).

97
Sebagian besar kejadian gempabumi merusak di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah bersumber
dari pergerakan sesar ini. Disamping itu terdapat juga sesar aktif lainnya yang pernah
mengakibatkan terjadinya gempabumi yang belum teridentifikasi dengan baik oleh para ahli,
yaitu di Sulawesi Barat, Gorontalo, Poso, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan lain – lain.
Gempabumi yang sering terjadi di wilayah Sulawesi Utara dan Kepulauan Sangir – Talaud, pada
umumnya berasal dari aktivitas Punggungan Mayu, interaksi ganda antar busur kepulauan serta
tunjaman palung Philiphina, seperti gempabumi yang terjadi pada tahun 1936, 1974 dan 1983
yang mengakibatkan bencana di Kepulauan Sangihe – Talaud.

Segmen sesar aktif yang terdapat di laut, berpotensi membangkitkan tsunami apabila
gempabumi tersebut magnitudonya besar (umumnya lebih dari 6,5 Skala Richter), kedalaman
dangkal (umumnya kurang dari 40 km), mekanismenya patahan naik - turun serta terjadi
perubahan morfologi secara vertikal atau dislokasi di bawah laut.

Tabel berikut ini menyajikan wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Sulawesi.

Tabel 23. Wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Sulawesi.

1. Provinsi Sulawesi Utara

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Minahasa Utara *)
2. Kabupaten Minahasa *)
3. Kabupaten Minahasa Tenggara *)
4. Kabupaten Minahasa Selatan *)
5. Kabupaten Bolaang Mangondow *)
6. Kabupaten Bolaang Mangondow Utara *)
7. Kabupaten Bolaang Mangondow Timur *)
8. Kabupaten Kepulauan Talaud *)
9. Kabupaten Kepulauan Sangihe *)
10. Kabupaten Kepulauan Sitaro *)
11. Kota Manado *)
12. Kota Bitung *)
13. Kota Tomohon

2. Provinsi Gorontalo

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Bone Bolango *)
2. Kabupaten Gorontalo Utara *)
3. Kabupaten Boalemo *)
4. Kabupaten Pohuwato *)

98
5. Kabupaten Gorontalo *)
6. Kota Gorontalo *)

3. Provinsi Sulawesi Barat

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Polewali Mandar *)
2. Kabupaten Majene *)
3. Kabupaten Mamuju *)
4. Kabupaten Mamuju Utara *)

4. Provinsi Sulawesi Tengah

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Donggala *)
2. Kabupaten Banggai *)
3. Kabupaten Kepulauan Banggai *)
4. Kabupaten Tojo Una-Una *)
5. Kabupaten Morowali
6. Kabupaten Poso *)
7. Kabupaten Toli Toli *)
8. Kabupaten Buol *)
9. Kabupaten Parigi Moutong *)
10. Kota Palu *)

5. Provinsi Sulawesi Selatan

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Bulukumba *)
2. Kabupaten Pinrang *)
3. Kota Makassar *)

6. Provinsi Sulawesi Tenggara

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kota Kendari *)
2. Kota Bau-Bau
3. Kabupaten Muna
4. Kabupaten Buton Utara *)
5. Kabupaten Buton *)
6. Kabupaten Wakatobi *)
7. Kabupaten Konawe Selatan
8. Kabupaten Konawe Utara

*) Kabupaten/ Kota rawan gempabumi dan tsunami.

99
Gambar berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak Pulau Sulawesi. Tidak
semua pusat gempabumi yang terjadi di plot. Kejadian gempabumi dengan magnitudonya kecil,
tetapi apabila gempabumi tersebut menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan
digolongkan sebagai gempabumi merusak dan pusat gempabuminya diplot pada peta.

Tabel berikutnya menampilkan parameter kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di
Pulau Sulawesi yang dihimpun dari literatur - literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri
serta hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral hingga tahun 2014. Parameter gempabumi merusak yang ditampilkan meliputi : nama
gempabumi (diambil nama lokasi yang mengalami bencana terparah), tanggal kejadian,
koordinat pusat gempabumi, kedalaman, magnitudo, skala MMI, keterangan korban jiwa dan
kerusakan bangunan.

Selanjutnya ditampilkan foto – foto kerusakan yang terjadi akibat kejadian gempabumi dan
tsunami di Pulau Sulawesi yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang diterbitkan di dalam
dan di luar negeri. Sebagian foto – foto ini merupakan hasil-hasil penyelidikan para ahli di
lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

100
Gambar 52. Pusat gempabumi merusak di Pulau Sulawesi.

101
Tabel 24. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sulawesi Utara.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Manado 8/02/1845 - - - VIII-IX Beberapa rumah roboh.


Bencana terjadi di
Manado, Tikala,
Tomohon,Tonsarongson,
Tondano & Tanawanko.

2. Manado 1857 - - - - Tsunami melanda pantai


(Tsunami) Manado.

3. Tondano 13/12/1858 - - - VII 15 rumah rusak dan


(Tsunami) atapnya jatuh. Terjadi
tsunami di Ternate,
Tidore, Halmahera,
Talaud dan Minahasa
timur.

4. Minahasa 1859 - - - - Tsunami melanda pantai


Timur Minahasa timur.
(Tsunami)

5. Tondano 14/05/1932 0,5°LU- - - VII Bencana terparah terjadi


126°BT di Kakas, 6 org
meninggal, 115 org luka-
luka dan 592 rumah
roboh. Bencana terjadi
juga di Langowan, Poso,
Tondano, Waluyama,
Rembokan, Koya dan
Lekupang. Retakan pada
pasir pantai antara
Amurang-Tompoan.

6. Sangir 1/04/1936 3,6°LU- - - VIII - IX 127 rumah roboh dan


126,7°BT terjadi retakan dinding.

7. Pulau Siau 27/02/1974 2,7 °LU – 33 5,2 V Terjadi longsoran, Terde-


125,4° BT ngar suara gemuruh.
Kerusakan bangunan.

8. Sangihe- 22/10/1983 4,0 °LU – 118 4,9 V Terjadi retakan pada


Talaud 126,0° BT dinding.

9. Manado 22/02/1980 1,5 °LU – 33 5,5 VI - VII Dinding bangunan retak.


124,65° BT

102
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

10. Manado 17/08/1988 1,555 °LU 33 5,4 VII Beberapa bangunan


124,79° BT roboh dinding dan rusak
di Manado.

11. Manado 21/01/2007 1,207 °LU 10 7,3 Mw VII 6 org meninggal di Sulut,
126,29° BT sejumlah pusat perbelan-
jaan dan hotel serta 15
gedung sekolah rusak
ringan di Manado.
Gedung Walikota Bitung
retak. Di Pulau Batang
Dua (Prov. Maluku Utara)
dermaga, rumah pendu-
duk & sarana peribadatan
mengalami kerusakan.

12. Talaud 12/02/2009 3,902 °LU 20 7,2 Mw VII 1 orang meninggal, 64


00:34:50 126,4° BT orang luka-luka, 879
WIB bangunan rusak berat,
621 rusak sedang dan
158 rusak ringan.

13. Manado 15/11/2014 1,95 °LU 48 7,3 SR V-VI Tembok atas Hotel Lion
09:31:44 126,46° BT runtuh. Dinding Hotel
WIB Grand Puri retak. 9
rumah rusak di Kab.
Kepulauan Sitaro, 1
rumah rusak di Bitung.

103
Tabel 25. Katalog gempabumi merusak Provinsi Gorontalo.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Gorontalo 1871 - - - VII Tsunami melanda daerah


(Tsunami) pantai Gorontalo selatan.

2. Gorontalo 1917 - - - VII Tsunami melanda daerah


Utara pantai Gorontalo utara.
(Tsunami)

3. Gorontalo 9/11/1941 1,4 °LU - - - VIII Bangunan roboh di


121,1° BT Gorontalo, Paleleh dan
Tibawa. Longsoran tanah
dan batuan terjadi di
Tibung.

4. Gorontalo 18/04/1990 1,12°LU - 26 6,2 mb VIII-IX 3 org meninggal, 25 org


122,48°BT luka-luka, 1.140 buah
rumah mengalami
kerusakan di Gorontalo,
Atingola dan Inobonto.
Terjadi likuifaksi.

5. Gorontalo 20/11/1991 1,196°LU - 31 7,2 ms VII 15.000 buah rumah rusak


122,787° di daerah Gorontalo.
BT Getaran terasa di kota
Manado dengan
intensitas MMI IV dan
kota Poso dengan
intensitas MMI II.

6. Gorontalo 17/11/2008 1,41°LU - 10 7,7 SR VII - VIII 6 org meninggal,


Utara 00:02:32 122,18°BT beberapa org luka – luka,
WIB 279 bangunan rusak
berat & 329 bangunan
rusak ringan di Provinsi
Gorontalo. Retakan di
pantai Molangato panjang
± 100 m, turun ± 5-7 cm.
Likuifaksi di Molangato.
Kerusakan terparah di
Kab. Gorontalo Utara.

104
Tabel 26. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sulawesi Barat.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Mamuju 1928 - - - VI-VII Terjadi tsunami melanda


(Tsunami) daerah Mamuju Utara
dan Pasang Kayu.

2. Tinambung 11/04/1967 3,7ºLS & 51 - VII- VIII Terjadi tsunami yang


(Tsunami) 119,3ºBT mengakibatkan 58 org
meninggal, 100 org luka,
13 org hilang/ tenggelam.

3. Majene 23/02/1969 3,1ºLS & - - VII-VIII 64 org meninggal, 97 org


(Tsunami) 118,5ºBT luka-luka, 1.287
bangunan hancur. Terjadi
retakan tanah sepanjang
50 meter.
Di Campalagion dan
Wonomulyo beberapa
bangunan roboh.
Tsunami di utara Majene,
runup mencapai 1,5 – 4
meter. Suara gemuruh
terdengar hingga Ujung
Pandang.

4. Mamuju 06/09/1972 2,5°LS- 36 4,7 IV Kerusakan ringan pada


119,1°BT bangunan.

5. Mamuju 8/01/1984 2,94 °LS - 95 5,9 VII 2 org meninggal, 5 org


(Tsunami) 118,73° BT luka berat, 84 org luka
ringan, 15 kantor, 23
rumah, 31 rumah, 31
sekolah dan 1 klinik rusak
berat di Mamuju.
213 rumah, 4 toko, 18
masjid dan 1 gereja
rusak sedang.
321 rumah, 4 toko, 13
masjid dan 1 gereja
rusak ringan.
Terjadi longsoran dan
tsunami.

105
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

6. Majene 17/2/2006 - 30 4 SR V Beberapa bangunan


21.00 mengalami kerusakan di
WITA daerah Majene.
o
7. Majene 16/06/2010 1.44 LS – 10 5,3 SR VII Muncul retakan tanah
o
119.25 BT disertai semburan gas
dan lumpur.

106
Tabel 27. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sulawesi Tengah.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Lemo 30/07/1910 - - - VIII 164 rumah roboh, 49


gudang beras roboh.
Kerusakan bangunan di
Colo, Anja, Olu Congko
dan Palu.

2. Donggala 1/12/1927 5,0°LS- - - VIII-IX 50 org meninggal & 50


(Tsunami) 119,5°BT org luka-luka akibat
tsunami. Bangunan rusak
di Donggala dan
Birowaru. Terjadi retakan
tanah. Tsunami melanda
kota Palu sejauh ± 3 km
dari pantai.

3. Teluk Tomini 20/05/1938 1,0°LS- - - VIII-IX Terjadi Tsunami. 942


(Tsunami) 120,3°BT buah rumah roboh,
beberapa org tenggelam.

4. Sulawesi 22/12/1939 0,0 °LS - - - VIII Dinding bangunan roboh


Tengah 123° BT di Langonan, Gorontalo,
Kalo, Luwuk, Labuha
sampai Kep. Sula. Bebe-
rapa orang luka-luka.

5. Una-una 29/04/1960 5,0 °LS - - - VI Terjadi bencana di sekitar


121,5° BT Una-Una.

6. Tambu 14/08/1968 0,7 °LS - 23 6 VII-VIII Terjadi tsunami runup


(Tsunami) 119,8° BT mencapai ± 8 - 10 meter,
longsoran tanah dan
muncul mata air panas.
Di Mupaga, 200 org
meninggal, 790 rumah
rusak.
Di Tambu, 7 rumah
tergeser ke arah barat
laut.

7. Una-Una 23/08/1982 0,06°LS- 5 4,7 VII Dinding bangunan retak.


121,23°BT

8. Toli-Toli 16/10/1983 1,48°LS- 46 5,9 VI 20 rumah roboh, 15


121,01°BT gubuk rusak.

107
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

9. Sulawesi 23/10/1983 1,6 °LS- 50 6 VII 2 org meninggal, 4 org


Tengah 120,8° BT luka-luka, 24 rumah
hancur, 20 rumah roboh.

10. Lawe 1/3/1985 2,082ºLS & 17 5,7 SR V-VI Tidak ada korban jiwa.
119,67ºBT Kerusakan ringan pada
bangunan. Penduduk
panik & berhamburan
keluar rumah. Getaran
terasa kuat di Palu.
Gempa terjadi tanggal
1 hingga 2 Maret 1985.

11. Parigi 20/5/1995 1,06 °LS - 33 5,8 VII Retakan tanah di Sausu-
o
120,25° BT Trans, arah N 330 E, N
o
190 E, panjang ± 8 m,
lebar 6 cm, turun/ amblas
5 cm.
Likuifaksi di Sausu-trans,
Mekarsari, Balingi, Tolai,
dan Torue.

12. Toli-Toli & 01/01/1996 0,729 °LS - 24 6,3 mb VI 9 org meninggal,


Donggala 119,931° 7 ms kerusakan melanda desa
(Tsunami) BT Bangkir, Toli-Toli dan
Tonggolobibi, Donggala.
Terjadi tsunami dengan
runup  2 m inundation
ke darat  400 m. Di
daerah Pangalasean
tsunami mengakibatkan
jalan tertutup oleh
gelondongan kayu. Di
daerah Sibuang &
Siwalaa runup  1,5 m,
inundasi  250 m.

108
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

13. Donggala 11/10/1998 0,4 °LS - 33 6,1 VI Retakan dan roboh pada
119,5° BT dinding bangunan tua di
Kelurahan Kabonga
Besar, Kabonga Kecil,
Boya, G. Bale, Labuan
Bajo, Maleni, Ganti, Kola
Kola dan Lumbudolo
seluruhnya di Kecamatan
Banawa, Kab. Donggala.

14. Luwuk - 04/05/2000 0,9 °LS - 33 6,7 mb VI-VII 50 orang meninggal, 258
Banggai 123,4° BT 7,3 ms orang luka-luka,
(Tsunami) 23.000 rumah penduduk
& bangunan rusak di
Pulau Peleng, menara
bandara Luwuk rusak,
tercatat lebih dari 17.000
penduduk Kabupaten
Banggai mengungsi,
kerugian ditaksir
 Rp. 350 miliar.
Terjadi retakan tanah.
Terjadi tsunami di Pulau
Peleng, Banggai
Kepulauan.

15. Tojo 15/08/2002 1,6 °LS - 60 5,9 V-VI Bencana terjadi di desa
(Tsunami) 121,08° BT Tojo (tepi pantai Teluk
Tomini arah Timur Laut
Poso), 32 org luka ringan,
57 bangunan rusak
ringan, 240 rusak berat, 2
masjid rusak, 1 masjid
rusak, 1 SD rusak, 1
SLTP rusak, 1 madrasah
& 1 Kantor Desa Tojo
rusak. Terjadi retakan
tanah. Diperkirakan
terjadi tsunami. Getaran
gempa terasa di Luwuk II-
III MMI, Palu II-III MMI,
Soroako III-IV MMI, Poso
IV-V MMI.

109
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

16. Palolo 24/01/2005 1,03 °LS - 30 6,2 SR VII 1 org meninggal, 4 org
04:10:08,8 119,99° BT luka-luka, kerusakan
WITA terparah di Kec. Palolo,
Kab. Donggala. Beberapa
rumah penduduk roboh,
kerusakan rumah
penduduk, pertokoan,
sekolah, sarana ibadah di
kota Palu, Kec. Sigi
Biromaru & Kec. Palolo
Kab. Donggala. Retakan
tanah di desa Kaleke
sepanjang ± 150 m, sesar
gempa di desa Sintuwu
o
arah N 310 E sepanjang
± 150 m, likuifaksi di desa
Sintuwu, longsoran besar
di desa Sigimpuu.

17. Poso 4/02/2006 1,607 °LS - 26 4,6 SR V Kerusakan bangunan di


07:28:15 120,9° BT kota Poso. Sumber
WITA gempa di darat akibat
pergerakan sesar aktif.

18. Palu 2/03/2009 1,11°LS - 30 5,7 SR V 1 org luka-luka, 1 show


07:30:00 119,85° BT room mobil & 1 TK
WIB Aisiyah rusak. Pusat
gempabumi di darat.
o
19. Kulawi, Sigi 18/08/2012 1,29 LS, 10 6,2 SR VII 5 org meninggal, 16 org
o
16:41:53 120,012 luka berat, 37 org luka
WIB BT ringan, 303 rumah rusak
berat, 192 rumah rusak
sedang, 464 bangunan
rusak ringan di daerah
Kulawi. Terjadi longsor
dan retakan tanah.
Bencana di daerah
Kulawi.
o
20. Parigi Moutong 23/02/2014 1,03 LS, 10 5,3 SR V 9 rumah rusak
o
15:06:52 120,23 berat, 25 rumah rusak
WIB BT ringan, 1 polindes rusak
ringan di Desa Kamarora
B. 3 rumah rusak ringan,
1 unit gereja rusak ringan
di Desa Kamarora A,
Kec. Nokilalaki.

110
Tabel 28. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sulawesi Selatan.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Makassar 1820 - - - VII Tsunami melanda daerah


(Tsunami) Makassar dan
Bulukumba (?).

2. Bulukumba 29/12/1828 - - - VIII-IX Ratusan orang


meninggal. Beberapa
rumah & bangunan rusak.

Tabel 29. Katalog gempabumi merusak Provinsi Sulawesi Tenggara.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Bau bau 19/2/2005 5,99ºLS & 33 6,9 SR V Kerusakan beberapa


8.04:43:31 122,34ºBT bangunan, rumah
WITA penduduk dan retakan
jalan di kota Bau - Bau.
Masyarakat kota Bau Bau
panik & berhamburan
keluar rumah.

2. Kendari 25/04/2011 4.40° LS - 18 6 SR V-VI 1 org luka berat, 5 org


07.07 122.82°BT luka ringan, 487 rumah
WITA rusak. Terjadi likuifaksi di
Kecamatan Moramo.

3. Buton 14/10/2013 5,7ºLS & 32 4,6 SR V 5 rumah rusak berat, 140


17:22:12 122,88ºBT rumah rusak di Kec.
WITA Batanga (Kelurahan
Laompo, Busoa, Bandar
Batauga, Lakambau) dan
Malogina, Kab. Buton.
Terjadi retakan tanah.

111
Gambar 53. Jejak tsunami di pantai Tonggolobibi, Sulawesi Tengah yang dipicu kejadian
gempabumi tanggal 1-1-1996 (Kertapati, 2006).

Gambar 54. Kerusakan SDN Baku Bakulu di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah
akibat Gempabumi Palolo tanggal 24-1-2005 dengan magnitudo 6,2 SR
(Supartoyo dkk., 2005).

112
Gambar 55. Kerusakan rumah penduduk akibat gempabumi tanggal 17-11-2008 di Desa
Tolinggula Ulu, Kabupaten Gorontalo Utara (Tjipta, A. Dkk., 2008).

Gambar 56. Kerusakan bangunan akibat kejadian gempabumi tanggal 18-8-2012 dengan
magnitudo 6,2 SR di daerah Kulawi, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah
(Tjipta dan Hidayati, 2012).

113
Gambar 57. Retakan dinding Gedung Walikota Bitung akibat gempabumi tanggal 21-1-2007
dengan magnitudo 7,3 Mw (Supartoyo dkk., 2007).

Gambar 58. Runtuhan tembok lantai atas Hotel Lion di Kota Manado akibat gempabumi tanggal
15-11-2014 dengan magnitudo 7,3 SR (Supartoyo dkk., 2014).

114
III.6 Gempabumi Merusak Di Kepulauan Maluku

Aktivitas tektonik wilayah Kepulauan Maluku dicirikan dengan interaksi antara Lempeng
Australia, Lempeng Pasifik, Lempeng Laut Philiphina dan tumbukan ganda busur kepulauan
(double arc collision), sehingga mengakibatkan terbentuknya tatanan struktur geologi yang rumit
di wilayah ini. Kegiatan tektonik di wilayah ini telah mengakibatkan terjadinya pengangkatan,
reaktivasi sesar baik di laut maupun di darat, palung serta terangkatnya batuan – batuan
berumur Pra Tersier di wilayah ini. Salah satu Pulau terbesar di Kepulauan Maluku adalah Pulau
Halmahera. Pulau Halmahera bentuknya unik karena menyerupai huruf K dan merupakan busur
vulkanik yang terbentuk pada Pra Kuarter dan Neogen pada bagian barat, sedangkan bagian
timur merupakan ofiolit (Hakim dan Hall, 1991). Sementara itu Suture Laut Maluku terbentuk
akibat tumbukan ganda antara lempeng Laut Maluku dengan busur Halmahera dan Sangihe,
dan tumbukan tersebut diperkirakan terjadi pada Kala Pliosen (Hall dan Wilson, 2000).

Gambar 59. Kenampakan tiga dimensi Suture Laut Maluku dan Sorong. Suture Laut Maluku
terbentuk akibat tumbukan ganda antara lempeng Laut Maluku dengan busur Halmahera dan
Sangihe (Hall dan Wilson, 2000).
in
Philippine Sea Plate.
Di wilayah ini terbentuk beberapa palungyaitu di bagian barat Pulau Halmahera dan utara Pulau
Buru dan Seram akibat aktivitas tektonik yang berlangsung. Palung yang terbentuk cukup dalam

115
berkisar 4.500 – 7.000 meter, merupakan zona tektonik aktif yang berpotensi membangkitkan
tsunami apabila gempabumi tersebut magnitudonya besar (umumnya lebih dari 6,5 Skala
Richter), kedalaman dangkal (umumnya kurang dari 40 km), mekanismenya patahan naik –
turun serta terjadi perubahan morfologi secara vertikal (dislokasi) di bawah laut.

Kegiatan tektonik tersebut juga mengakibatkan terbentuknya sesar - sesar di Kepulauan Maluku,
umumnya berarah barat – timur, barat laut – tenggara, utara – selatan dan barat daya – timur
laut. Sesar yang berasosiasi dengan sumber gempabumi merupakan sesar aktif. Gempabumi
yang bersumber di darat akibat pergerakan sesar aktif, meskipun magnitudonya tidak terlalu
besar, namun berpotensi terjadinya bencana, karena sumbernya dangkal dan dekat dengan
pemukiman dan aktivitas penduduk. Di wilayah ini terdapat sesar aktif yang berada di laut
membentang mulai dari sebelah utara Sorong (Provinsi Papua), menerus ke Laut Seram dan
berakhir di bagian timur Pulau Sulawesi yang dikenal dengan nama Sesar Sorong (Hamilton,
1979) berarah barat - timur. Sesar ini pernah mengakibatkan gempabumi kuat dengan
magnitudo 8,3 Skala Richter pada tanggal 29-11-1998. Disamping itu terdapat juga sesar –
sesar aktif kecil lainnya yang pernah mengakibatkan terjadinya gempabumi. Selain Sesar
Sorong, para ahli kebumian telah mengidentifikasi beberapa sesar aktif yang terdapat di
Kepulauan Maluku, antara lain: sistem sesar aktif di Pulau Buru, Seram, Halmahera, Morotai dan
lain – lain.

Berdasarkan catatan yang bersumber dari Arthur Wichmann (tanpa tahun) memperlihatkan
bahwa kejadian gempabumi tertua pada buku ini terjadi di daerah Ambon pada tahun 1612.
Kejadian gempabumi tersebut terasa tiga kali dalam sehari, getaran kuat, jam berbunyi, dan
diperkirakan terdapat kerusakan bangunan di daerah Ambon.

Gempabumi yang terjadi di Kepulauan Maluku Utara dan Maluku yang bersumber di laut
berpotensi diikuti tsunami. Disamping dibangkitkan oleh magnitudonya besar (umumnya lebih
dari 6,5 SR), kondisi topografi bawah laut wilayah Kepulauan Maluku curam, yang dapat memicu
terjadinya longsoran bawah laut. Hal ini dapat mengganggu volume air laut dan berpotensi
membangkitkan tsunami, seperti gempabumi tanggal 14-3-2006 dengan magnitudo 6,7 Mw
bersumber di darat, diduga memicu terjadinya longsoran bawah laut dan mengakibatkan
terjadinya tsunami. Tsunami yang terjadi hanya melanda desa Pela, Pulau Buru dengan
ketinggian runup sekitar 40 cm dan jarak inundasi sekitar 80 m dari garis pantai. Tabel berikut ini
menyajikan wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Kepulauan Maluku

116
Tabel 30. Wilayah rawan gempabumi dan tsunami di kepulauan Maluku.

1. Provinsi Maluku Utara

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Halmahera Barat *)
2. Kabupaten Halmahera Timur *)
3. Kabupaten Halmahera Tengah *)
4. Kabupaten Halmahera Utara *)
5. Kabupaten Halmahera Selatan *)
6. Kabupaten Kepulauan Sula *)
7. Kota Ternate *)
8. Kota Tidore *)

2. Provinsi Maluku

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Buru *)
2. Kabupaten Seram Barat *)
3. Kabupaten Maluku Tengah *)
4. Kabupaten Seram Timur *)
5. Kabupaten Maluku Tenggara *)
6. Kabupaten Kepulauan Aru *)
7. Kota Ambon *)

*) Kabupaten/ Kota rawan gempabumi dan tsunami.

Gambar berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak Kepulauan Maluku. Tidak
semua pusat gempabumi yang terjadi di plot. Meskipun magnitudonya kecil, tetapi apabila
gempabumi tersebut menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan digolongkan sebagai
gempabumi merusak dan pusat gempabuminya diplot pada peta.

Tabel berikutnya menampilkan parameter kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di
Kepulauan Maluku yang dihimpun dari literatur - literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar
negeri serta hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral, sejak tahun 1612 hingga 2014. Parameter gempabumi merusak yang ditampilkan
meliputi : nama gempabumi (diambil nama lokasi yang mengalami bencana), tanggal kejadian,
koordinat pusat gempabumi (episenter), kedalaman, magnitudo, skala MMI, keterangan korban

117
jiwa dan kerusakan geologi (pelulukan/ liquefaction, longsoran, retakan tanah) dan kerusakan
bangunan.

Selanjutnya ditampilkan foto – foto kerusakan yang terjadi akibat kejadian gempabumi di
Kepulauan yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri.
Sebagian foto – foto ini merupakan hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.

118
Gambar 60. Pusat gempabumi merusak di Kepulauan Maluku.

119
Tabel 31. Katalog gempabumi merusak Provinsi Maluku Utara.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Ternate 27/02/1858 - - - VI Terjadi retakan dinding.

2. Ternate 4/06/1858 - - - VI Terjadi kerusakan pada


bangunan.

3. Ternate 3/11/1867 - - - VI Retak pada dinding


rumah.

4. Halmahera 8/10/1859 - - - VI Beberapa bangunan


roboh.
o
5. Pulau Bacan 24/07/1925 2 LS & - - VII Terdengar suara gemu-
o
126 BT ruh, pendulum jam jatuh.

6. Sanana 19/10/1936 - - - VIII Terjadi gerakan tanah. 24


rumah roboh.
Di Wai Ipa 14 rumah
rusak.
Di Wai Lau 2 rumah
rusak.

7. Ternate 14/07/1955 - 33 6,3 VIII 34 orang meninggal,


beberapa bangunan
hancur & 1 rumah roboh.
o
8. Sanana 25/01/1965 2,4 LU & 33 6,5 VII Terjadi tsunami, 5 org
o
(Tsunami) 126,1 BT meninggal akibat
tsunami, perkampungan
di pantai Sanana hancur
akibat tsunami.
o
9. Sanana 5/03/1975 2,3 LU & 64 6,2 VI Terjadi tsunami dengan
o
(Tsunami) 128 BT run up ± 1,2 m, terjadi
retakan pada bangunan.
o
10. Galela 13/02/1989 1,13 LS & 62 5,1 VI 6 sekolah rusak, sejum-
o
127,28 BT lah rumah penduduk
rusak berat di Galela.
o
11. Morotai 8/03/1989 1,031 LU 32 5,9 VII 233 rumah dan
& perkantoran rusak. 5.500
o
126,189 org kehilangan tempat
BT tinggal di Morotai. 16
rumah rusak di
Tanawangu.

120
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

o
12. Malifut-Kao 21/01/1994 1,015 LU 20 6,8 mb VIII 2 org meninggal, 40 org
& 7,2 ms luka-luka, dan 550 rumah
o
127,73 BT rusak di daerah Kao.
o
13. Obi 8/10/1994 1,222 LS 31 6,3 VI Retakan tanah di Sambiki
& arah N 320º E, sepanjang
o
127,922  100 m, penurunan  30
BT cm. Likuifaksi di Sambiki.
Bencana di Kecamatan
Laiwui, Madopolo,
Sambiki, Anggai. 1 org
meninggal, 14 org luka-
luka berat & 118 org luka
ringan.
o
14. Morotai 27/5/2003 2,44 LU & 33 7 Mw VI 1 org meninggal di desa
o
4:40:28 128,76 BT Bare-Bare, 2 sekolah
WIT rusak di Morotai Utara.
2 tiang listrik roboh, 1
gardu listrik rusak di
Morotai Selatan. 20
rumah rusak berat, 28
rumah rusak ringan.
o
15. Wasile, 11/8/2003 1,12 LU & 10 6 Mw VI-VII 91 bangunan & rumah
o
Halmahera 09:19:08 128,15 BT rusak berat, 54 rumah
WIT rusak sedang & 52 rumah
Gempa rusak ringan di
susulan Kecamatan Wasile,
07:22:26 Kabupaten Halmahera.
5,6 SR, Episenter gempa di darat
22:39;53 berhubungan dengan
4,8 SR sesar aktif. Terjadi gempa
susulan dengan
magnituda 5,6 SR dan
4,8 SR.
o
16. Morotai 29/11/2006 2,549 LU 50,3 6,2 Mw VI 45 bangunan dan rumah
10:32:22 & 128,28 penduduk mengalami
o
WIT BT kerusakan di Pulau
Morotai & 27 bangunan
di Halmahera Utara.
Penduduk berhamburan
keluar rumah takut
tsunami.

121
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

o
17. Obi 14/03/2010 1.58 LS - 56 7 SR VII 7 rumah rusak
o
128.20 BT berat, puluhan rumah
rusak ringan, likuifaksi di
Desa Kelo.
o
18. Morotai 19/11/2013 2,62 LU & 11 6,2 Mw V 5 rumah rusak di Desa
o
20:32:53 128,42 BT Losuo, Kec. Morotai
WIB Utara.

19. Halmahera 7/12/2013 1,04° LU & 10 4,8 SR VI 1 org luka-luka, 17 rumah


Barat 08:54:05 127,50° BT rusak berat, 36 rumah
WIT sedang, dan 337 rumah
rusak ringan di Kec.
Jailolo.

122
Tabel 32. Katalog gempabumi merusak Provinsi Maluku.

NO NAMA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA GEMPA (KM) MMI

1. Ambon 1612 - - - VI Gempa terasa 3 kali


dalam sehari, getaran
kuat, jam berbunyi.
2. Pulau Banda 1621 - - -
VII Gempa mengakibatkan
kebakaran, tumbang
pohon, & mengakibatkan
erupsi gunungapi.

3. Bandanaira 1629 - - - VII Tsunami melanda daerah


(Tsunami) Bandanaira

4. Ambon 1671 - - - VII Kerusakan bangunan,


terjadi longsoran.

5. Seram 1674 - - - VII Tsunami melanda Pulau


(Tsunami) Seram.

6. Ambon 28/03/1830 - - - VII-VIII Terjadi kerusakan pada


bangunan.

7. Ambon 1/11/1835 - - - VII-VIII Beberapa bangunan


roboh, 60 org luka-luka,
terjadi longsoran di bukit.

8. Maluku, 21/01/1837 - - - VII-VIII Terjadi kerusakan rumah


Saparua, dan bangunan di
Haruku Saparua, Haruku & di
Pulau Nusa laut.

9. Ambon 16/12/1841 - - - VII-VIII Tsunami di pantai Talaga


(Tsunami) & Pulau Buru. Beberapa
perahu rusak.

10. Bandanaira 26/11/1852 - - - VIII-IX Terjadi tsunami, kerusa-


(Tsunami) kan beberapa bangunan.

11. Ambon 09/11/1858 - - - VI Beberapa bangunan


rusak di Ambon

12. Bandanaira 15/09/1862 - - - VI Retakan pada bangunan.

13. Kajeli - 28/05/1876 - - - VII Beberapa rumah rusak &


Seram masjid roboh.

14. Bandanaira 23/11/1890 - - - V Beberapa rumah rusak.

123
NO NAMA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA GEMPA (KM) MMI

15. Ambon 17/01/1898 - - - VII Kerusakan bangunan di


Maluku dan
Bandanaira.

16. Bandanaira 14/02/1903 - - - VI Beberapa bangunan


oleng & rusak.

17. Ambon 10/05/1920 - - - VI Terjadi retakan


bangunan di Ambon,
Saumlaki dan Banda.
o
18. Seram 9/09/1932 3,5 LS & - - VII Bangunan roboh di
o
128,3 BT Wae dan Tolehu.
Terjadi nendatan dan
longsoran.
o
19. Banda 2/02/1938 5 LS & 33 8,5 Mw VIII Terjadi tsunami di
o
(Tsunami) 2:04:21,6 131,5 BT (USGS) Banda, Pulau Kai &
WIB Tual. Gelas-gelas
pecah, pendulum jam
berhenti. Getaran
terasa di Maluku,
Merauke, Darwin &
Papua New Guinea.
o
20. Banda 15/01/1975 5 LS & 33 5,4 VII 81 rumah rusak berat, 4
o
(Tsunami) 131,5 BT rumah rusak sedang, 2
rumah rusak ringan.
Terjadi tsunami.
o
21. Ambon 17/08/1980 5 LS & 25 5,8 V Terjadi retakan pada
o
131,5 BT dinding bangunan.
o
22. Ambon 12/03/1983 4,4 LS & 33 5 VI Terjadi kerusakan pada
o
128,05 BT bangunan.
o
23. Mangole & 29/11/1998 2,071 LS & 33 8,3 Mw IX 34 org meninggal,
o
Taliabu 124,891 BT beberapa bangunan
roboh & terjadi
longsoran di Mangole,
153 org luka-luka di
Mangole & Taliabu. 7
org meninggal, 8 org
luka-luka & beberapa
bangunan rusak di
Manado.

124
NO NAMA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA GEMPA (KM) MMI

o
24. Pulau Buru 29/1/2004 3,15 LS & 33 6,7 Mw V Terjadi tsunami di P.
o
(Tsunami) 8:15:32 WIT 127,411 Buru. Getaran terasa
BT kuat di Ambon &
Namlea, P. Buru.
o
25. Pulau Buru 2/11/2005 3,61 LS & 13 5,7 Mw V 30 rumah penduduk di
o
06:13:32 WIT 127,30 BT pantai Namlea rusak.
Retakan tanah panjang
± 200 m, lebar ± 60 cm.
o
26. Pulau Seram 13/11/2005 3,083 LS & 6,4 5,9 Mw V 20 rumah penduduk
o
07:24:47 WIT 128,939 rusak di desa Sawai.
BT
o
27. Pulau Seram 28/01/2006 5,448 LS 341,5 7,4 Mw V 15 rumah rusak, 12
o
01:58:48 WIT & 128,099 rumpon rusak,
BT subsidence ± 500 m
pantai di kec. Tehoru.
Subsidence ± 200 m di
Elpaputy & ± 7 m & 10
rumah rusak di Kai
Besar.
o
28. Pulau Buru 14/03/2006 3,596 LS 30,6 6,7 Mw VI 3 org meninggal, 1 org
o
(Tsunami) 03:57:33 WIT & 127,211 luka-luka di desa
BT Batujungku. Likuifaksi
di Desa Pela &
Waimorat. Retakan
tanah di desa Pela &
Batujungku. Tsunami di
desa Pela, runup ± 40
cm & inundation ± 90
cm.

125
Gambar 61. Bekas longsoran (tampak pohon miring) akibat gempabumi tanggal 28-1-2006 di
Desa Mahu, kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah. Di lokasi ini 2 rumah penduduk
amblas ke laut Tengah (Supartoyo dkk., 2006).

Gambar 62. Jejak ketinggian genangan air laut (runup) setinggi 40 cm dan jarak inundasi 100
m, akibat tsunami tanggal 14-3-2006 di desa Pela, Pulau Buru (Supartoyo dkk., 2006).

126
Gambar 63. Kerusakan rumah penduduk akibat goncangan gempabumi tanggal 14-3-2006
dengan magnitudo 6,7 Mw, di desa Pela, Pulau Buru (Supartoyo dkk., 2006).

Gambar 64. Kerusakan rumah penduduk di Desa Hapo, Pulau Morotai, akibat gempabumi
tanggal 29-11-2006 dengan magnitudo 6,1 Mw (Pamungkas H. Dkk., 2006).

127
Gambar 65. Kerusakan rumah penduduk akibat gempabumi tanggal 7-12-2013 dengan
magnitudo 4,8 SR di daerah Jailolo, Halmahera (Omang dan Sulaiman 2013).

Gambar 66. Sebagian dinding rumah penduduk roboh akibat gempabumi tanggal 7-12-2013 di
daerah Jailolo, Halmahera (Omang dan Sulaiman 2013).

128
III.7 Gempabumi Merusak Di Pulau Papua

Wilayah Pulau Papua diperkirakan merupakan bagian utara dari Lempeng Australia yang
bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/ tahun berinteraksi dengan
Lempeng Pasifik yang bergerak relatif ke arah barat dengan kecepatan sekitar 11 cm/ tahun.
Tumbukan tersebut diperkirakan sudah terjadi sejak kala Eosen yang mengakibatkan
terbentuknya Orogenesa Melanesia (Simanjuntak, 2004). Hasilnya adalah terbentuknya palung
di utara Papua, reaktivasi Sesar Sorong yang bergerak relatif mengiri, pembentukan
pegunungan dengan ketinggian lebih dari 6.000 meter di atas permukaan laut, pensesaran di
Pulau Papua, cekungan, serta kegiatan intrusi plutonik yang mengakibatkan terbentuknya jalur
mineralisasi di wilayah Papua. Palung yang terdapat pada bagian utara Papua merupakan sesar
naik dan sumber pembangkit tsunami. Kejadian gempabumi tanggal 17-2-1996 yang diikuti
tsunami diakibatkan oleh pergerakan sesar naik di bagian utara Papua. Tsunami tersebut
melanda pantai Biak, Yapen, Sarmi, Manokwari, dan Jayapura.

Sesar yang terbentuk akibat Orogenesa Melanesia di Pulau Papua umumnya berarah barat –
timur, barat laut – tenggara, utara – selatan dan barat daya – timur laut. Sesar utama di wilayah
Papua terdiri – dari Sesar Sorong, Ransiki, Yapen, Tarera Aiduna, sesar naik di bagian tengah
Pulau Papua/ Pegunungan Jayawijaya dan sesar naik di daerah Lengguru. Sesar Sorong
merupakan sesar mendatar mengiri sebagai hasil interaksi antara Lempeng Australia dengan
Lempeng Pasifik (Hamilton, 1979; Dow dan Sukamto, 1984; Simandjuntak, 2004). Dimensi
Sesar Sorong sebarannya sangat panjang, mulai dari daerah Sorong, Laut Seram, hingga
sebelah timur Sulawesi Tengah. Sesar ini pernah bergerak yang mengakibatkan kejadian
gempabumi pada tahun 1998 dengan magnitudo 8,3 Mw dan mengakibatkan bencana di daerah
Mangole dan Taliabu, Provinsi Maluku.

Sebagian besar kejadian gempabumi merusak di Pulau Papua bersumber di darat akibat dari
pergerakan sesar aktif, baik dalam segmen panjang maupun kecil dengan magnitudo mencapai
7 SR maupun lebih kecil. Kejadian gempabumi bersumber di darat berpotensi menimbulkan
bencana dan sering diikuti oleh longsoran. Tabel berikut ini menyajikan wilayah rawan
gempabumi dan tsunami di Pulau Papua.

129
Tabel 33. Wilayah rawan gempabumi dan tsunami di Pulau Papua.

1. Provinsi Papua Barat

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kota Sorong *)
2. Kabupaten Sorong *)
3. Kabupaten Sorong Selatan *)
4. Kabupaten Teluk Bintuni *)
5. Kabupaten Manokwari *)
6. Kabupaten Teluk Wondama *)
7. Kabupaten Fak Fak *)
8. Kabupaten Kaimana *)
9. Kabupaten Raja Ampat *)

2. Provinsi Papua

NO. KABUPATEN/ KOTA


1. Kabupaten Supiori *)
2. Kabupaten Biak Numfor *)
3. Kabupaten Yapen Waropen *)
4. Kabupaten Nabire *)
5. Kabupaten Waropen *)
6. Kabupaten Sarmi *)
7. Kabupaten Jayapura *)
8. Kota Jayapura *)
9. Kabupaten Keerom *)
10. Kabupaten Pegunungan Bintang
11. Kabupaten Yahukimo
12. Kabupaten Yalimo,
13. Kabupaten Memberamo Tengah
14. Kabupaten Tolikara
15. Kabupaten Lanny Jaya
16. Kabupaten Jaya Wijaya
17. Kabupaten Nduga
18. Kabupaten Puncak Jaya
19. Kabupaten Puncak
20. Kabupaten Paniai
21. Kabupaten Dagiyai

*) Kabupaten/ Kota rawan bencana gempabumi dan tsunami

Gambar berikut ini menampilkan sebaran pusat gempabumi merusak dan struktur geologi di
Pulau Papua. Tidak semua pusat gempabumi yang terjadi di plot. Meskipun magnitudonya kecil,
tetapi apabila gempabumi tersebut menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan
digolongkan sebagai gempabumi merusak dan pusat gempabuminya diplot pada peta.

130
Tabel berikutnya menampilkan parameter kejadian gempabumi merusak yang pernah terjadi di
Pulau Papua, dihimpun dari literatur - literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri serta
hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
hingga tahun 2014. Parameter gempabumi merusak yang ditampilkan meliputi : nama
gempabumi (diambil nama lokasi yang mengalami bencana), tanggal kejadian, koordinat pusat
gempabumi, kedalaman, magnitudo, skala MMI, keterangan kerusakan.

Selanjutnya ditampilkan foto – foto kerusakan yang terjadi akibat kejadian gempabumi di Pulau
Papua yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang diterbitkan di dalam dan di luar negeri.
Sebagian foto – foto ini merupakan hasil-hasil penyelidikan para ahli di lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.

131
Gambar 67. Pusat gempabumi merusak di Pulau Papua.

132
Tabel 34. Katalog gempabumi merusak Provinsi Papua Barat.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Ransiki 20/09/2002 - 10 6 Mb V 31 rumah rusak di


Ransiki.

2. Ransiki 10/10/2002 134,165ºB 10 7,6 Mw VIII 7 org meninggal, 6 org


(Tsunami) 19:50:21 T 1,707ºLS luka berat, 639 org luka
WIT ringan. Longsor, banjir
Gempa dan rumah rusak di
Susulan 133,97º BT 10 6,7 Mw Ransiki. Jalan raya dan
1,707ºLS saluran telepon terputus.
Gempa Longsoran di jalan
Susulan 134,10ºBT 10 5,7 Mw menuju Oranbari.
1,42ºLS Retakan tanah di desa
Omy arah N 140º E,
dalam 0,5 hingga 3
meter, lebar 25 –30 cm,
panjang 5–15 m. Retakan
tanah sepanjang 3 km.
Likuifaksi lebar 0,5 m,
panjang 15 m, dalam 51
cm di desa Mantui.
Likuifaksi mengeringkan
sumur penduduk di
Ransiki. Muncul 50
lubang mata air panas di
Yambeciri dan Pulau
Rumberpoon. 130 rumah
roboh, 406 rusak berat,
233 rumah rusak ringan.
Terjadi tsunami dengan
runup  1 meter, pelabu-
han Oranbari & Ransiki
rusak.
o
3. Sorong 07/1/2008 134,061 10 5,8 Mw V-VI 28 rumah nelayan
12:12:26 BT dan terbakar & 53 KK
o
WIT 0,76 LS kehilangan rumah di
pantai Sorong. Terjadi
retakan dinding
bangunan di Manokwari.

133
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

o
4. Manokwari 4/1/2009 0.42 LS - 10 7.2 VII Terjadi dua kali
o
132.93 BT (BMKG) (BMKG) gempabumi secara
05:43:54 (BMKG) 35 7.6 Mw berurutan. 4 org
o (USGS) (USGS)
WIT 0.51 LS - meninggal, 99 org luka-
o
132.78 BT luka, 315 bangunan rusak
(USGS) berat, 1091 rusak ringan.
Retakan tanah terjadi di
o
0.88 LS - 10 7.6 Mala Peret, Kordakel,
o
133.38 BT (BMKG) (BMKG) dan Pangerang. Likuifaksi
(BMKG) 35 7.3 Mw terjadi di Kordakel.
o
0.69 LS - (USGS) (USGS) Longsoran terjadi di
o
133.28 BT Bulude.
(USGS)

134
Tabel 35. Katalog gempabumi merusak Provinsi Papua.

NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN


GEMPA (KM) MMI

1. Yapen 2/05/1914 - - - IX Beberapa orang tewas,


(Tsunami) Beberapa bangunan
roboh di Pulau Yapen.
Terjadi tsunami.

2. Irian Jaya 21/11/1919 - - - VIII Terjadi retakan tanah dan


Utara bangunan.

3. Sentani 10/11/1921 - - - VII Terjadi longsoran tanah


dan batugamping.
o
4. Sentani 10/01/1971 141,1 BT 33 7,3 VI-VII Rumah air roboh, terjadi
o
3,1 LS nendatan tanah & retakan
tanah. Terdengar suara
gemuruh.
o
5. Jayapura 25/06/1976 142,8 BT - 6,8 VII Terjadi longsoran tanah.
o
3,2 LU
o
6. Bime-Epiomek- 25/06/1976 140,09 BT 33 7 VIII Kerusakan rumah di
o
Nalca-Obad 4,603 LS Langda, Japil, Oksibil
serta Ambon.
o
7. Sentani 23/06/1979 140,4 BT 33 5,7 VII Kerusakan bangunan.
o
2,5 LS
o
8. Yapen-Serui 12/09/1979 136,1 BT 33 7,9 VIII 15 org meninggal, 5 org
o
1,8 LS luka. Bangunan roboh di
Ansus, Papuma, Serui,
Ariespie, Aromasea,Sara-
wandaori,Komtunoi, Da-
wai,Randawaya,Warironi.
o
9. Irian Tengah 24/06/1986 143,943 102 6,9 VII Terjadi longsoran dimensi
BT besar di dataran tinggi.
o
4,448 LS
o
10. Kurima 12/08/1989 138,95 BT 14 6,0 VIII-IX 120 orang meninggal dan
o
4,5 LS 125 orang tertimbun
tanah longsor.
o
11. Nabire 13/4/1994 135,9 BT 23 6,4 VII Kerusakan bangunan.
o
3,11 LS
o
12. Nabire 25/05/1994 135,49 BT 33 6,5 VI-VII 10 orang meninggal.
o
3,33 LS

135
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

o
13. Biak 20/11/1994 135,88 BT 29 6,3 VII 28 orang luka-luka
o
1,88 LS
o
14. Biak 17/02/1996 136,225 31,9 8,2 VIII 108 org meninggal, 423
( Tsunami) BT org luka-luka, 58 org
o
0,917 LS hilang. Tsunami di
wilayah Biak & Supiori,
runup mencapai ± 7 m.
Kerusakan melanda
pantai Biak, Sarmi di
Jayapura, Manokwari &
P. Yapen. Likuifaksi di
desa Bosnik, Warsa,
Aman, Sawai & Wasari.
Longsoran di desa Parai,
Opuri & Sopen.
o
15. Wamena 16/07/2000 138,062 37,8 5,2 V-VI 1 bangunan gudang
BT Dolog cabang Wamena
o
4,009 LS rusak berat.

16. Wamena 17/10/2002 140,11ºBT 33 6,2 VI-VII Terjadi longsoran tanah


3,59ºLS di ruas jalan Wamena-
Jayapura.
o
17. Nabire 06/02/2004 135,52 BT 25 7 Mw VII-VIII 33 orang meninggal,
o
04:05:04,3 3,601 LS ratusan orang luka-luka,
WIB rumah sakit dan gedung
DPRD Kab. Nabire rusak
berat, menara penerba-
ngan rusak berat di
bandara Nabire &
landasan retak, beberapa
bangunan Pemerintah,
jembatan & rumah
penduduk banyak
mengalami kerusakan,
jalan retak, terjadi
longsoran di pinggir jalan,
pohon tumbang serta 4
rumah terbakar di daerah
Nabire. Likuifaksi di desa
Sanoba.

136
NO NAMA GEMPA TANGGAL PUSAT KDLM MAG SKALA KERUSAKAN
GEMPA (KM) MMI

o
18. Nabire 06/11/2004 135,30 BT 10 7,1 Mw VIII 31 orang meninggal,
o
3,579 LS puluhan orang luka-luka,
17 bangunan pemerintah
rusak berat, 34 bangunan
pemerintah rusak, 23
sarana ibadah rusak
berat, 42 sarana ibadah
rusak, 41 sekolah rusak
berat, 86 rusak, 348
rumah penduduk roboh,
1724 rumah penduduk
rusak berat, 848 rumah
penduduk rusak, 178
rumah penduduk terba-
kar. Landasan bandara
retak ± 7 m, dermaga
roboh, kantor PLN roboh,
pipa BBM terputus,
likuifaksi di Kimi, longsor
di Wanggar.
o
19. Serui 16/06/2010 2.17 LS - 10 7,1 SR VIII Belasan org meninggal
o
136.59 BT dan luka – luka, 3
jembatan rusak,
kebakaran terjadi di 9
titik, longsor di Kota
Serui. Ratusan bangunan
rusak di Kab. Yapen dan
Kab. Waropen. Likuifaksi
di Aitiri, Distrik
Angkaisera, Kab. Yapen.
o
20. Waropen 26/06/2011 2.37 LS - 12 6,3 SR VII 1 org meninggal, puluhan
o
136.60 BT org luka-luka, 26
bangunan mengalami
kerusakan di Waropen.

137
Gambar 68. Longsoran akibat kejadian gempabumi tanggal 12-8-1989 di Lembah Sungai
Baliem, Pegunungan Jaya Wijaya (Kertapati, 2006).

Gambar 69. Retakan jalan di wilayah Ransiki akibat gempabumi tanggal 10-10-2002 dengan
magnitudo 7,6 SR (Putranto dkk., 2002).

138
Gambar 70. Kerusakan gedung DPRD Kabupaten Nabire akibat gempabumi tanggal
6-2-2004 dengan magnitudo 7 Mw (Palgunadi dkk., 2004).

Gambar 71. Rumah dinas Bupati Nabire mengalami kerusakan akibat gempabumi tanggal
6-11-2004 dengan magnitudo 7,1 Mw (Pamungkas dkk., 2004).

139
BAB IV
PENUTUP

Indonesia merupakan wilayah rawan bencana gempabumi dan tsunami akibat evolusi tektonik
yang terjadi di wilayah ini berupa tempat pertemuan empat Lempeng, yaitu Lempeng Benua
Eurasia, Lempeng Samudera Indo – Australia, Lempeng Samudera Pasifik dan Lempeng
Samudera Philiphina. Sumber gempabumi di Indonesia berasal dari zona penunjaman di laut
dan sesar aktif yang tersebar di darat dan di laut. Beberapa kejadian gempabumi bersumber di
laut telah mengakibatkan terjadinya bencana tsunami. Kejadian gempabumi bersumber di darat
akibat pergerakan sesar aktif, efek goncangannya sangat kuat, sehingga menimbulkan bencana.
Bencana gempabumi dan tsunami telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, kerusakan
bangunan, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan kecemasan penduduk di wilayah
bencana akibat isu tentang gempabumi dan tsunami. Hingga saat ini kejadian gempabumi dan
tsunami belum dapat ditentukan kapan dan berapa besar kekuatan yang akan terjadi, namun
dengan mempelajari sejarah kejadian gempabumi merusak pada masa lalu dikombinasikan
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diidentifikasi wilayah rawan bencana gempabumi
dan tsunami. Oleh karena itu buku sederhana ini yang menguraikan kejadian gempabumi
merusak masa lalu di wilayah Indonesia ini dapat dipakai sebagai salah satu data dasar untuk
mendukung program mitigasi bencana gempabumi dan tsunami. Dengan tersedianya data dasar
kejadian gempabumi merusak dan tsunami ini diharapkan akan mempermudah untuk
mengidentifikasi wilayah rawan bencana gempabumi dan tsunami di Indonesia. Saat ini di
Indonesia setidaknya telah ditetapkan dua Undang – Undang (UU) yang berkaitan dengan
kebencanaan dan penataan ruang, yaitu UU nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana dan UU nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Pada UU nomor 24 tahun
2007 tersirat bahwa data dasar kebencanaan sangat diperlukan untuk melakukan program
mitigasi kebencanaan. UU nomor 26 tahun 2007 menyatakan bahwa penyusunan penataan
ruang harus berbasiskan parameter kebencanaan. Dengan demikian diharapkan buku
sederhana ini dapat mendukung pelaksanaan kedua Undang – Undang tersebut. Program
mitigasi bencana gempabumi dan tsunami harus dilakukan secara terus – menerus yang
bertujuan untuk mengurangi dampak dan resiko kejadian bencana gempabumi dan tsunami.

140
DAFTAR PUSTAKA

1. Artono P., Ketaren L .,dan Supartoyo, 2000, Laporan Peninjauan Lapangan Gempabumi
Tanggal 4-6-2000 di Provinsi Bengkulu, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan
Energi Provinsi Bengkulu.

2. Bellier O., Sebrier M., Beaudouin T., Villeneuve M., Braucher R., Bourles D., Siame L.,
Putranto E.T., dan Pratomo I., 2001, High Slip Rate for a Low Seismicity along the Palu
Koro Active Fault In Central Sulawesi, Indonesia, Terra Nova, Volume 13, no. 6, page 463
– 470.

3. Budiono, K., Suprapto, T.A., Kristianto, N.A., Raharjo, P., dan Noviadi, Y., 2003, Peta
Wilayah Rawan Bencana Tsunami Indonesia skala 1 : 5.000.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan, Badan Penelitian dan Pengembangan Energi Sumber
daya Mineral, Departemen Energi Sumber daya Mineral.

4. Djaja, Yunara dan Supartoyo, 2006 Laporan Singkat Gempabumi Muara Sipongi, Sumatera
Utara Tanggal 18-12-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

5. Dow, D.B., dan Sukamto, R., 1984, Western Irian Jaya : The end Product of Oblique Plate
Convergence in the Late Tertiary, Tectonophysics no. 106, p. 109-139.

6. Hakim, A.S., dan Hall, R., 1991, Tertiary Volcanic Rock from the Halmahera Arc, Eastern
Indonesia, Journal of Southeast Asian Earth Sciences, Vol 6, No 3/4, 1991, Pergamon
Press, Ltd, pp : 271 – 287.

7. Hall, R., 2002, Cenozoic geological and plate tectonic evolution of SE Asia and the SW
Pacific : computer based reconstructions, model and animations, Journal of Asian Earth
Sciences 20 (2002), pp : 353 – 431.

8. Hall, R. dan Wilson, M.E.J. (2000): Neogene sutures in eastern Indonesia, Journal of Asian
Earth Sciences, Vol. 18, hal. 781-808.

9. Hamilton, W., 1979, Tectonic of Indonesia Region, Geological Survey Professional Paper,
United States Government Printing Office, Washington.

10. Hunt, R.E., 1984, Geotecnical engineering analysis and evaluation, Mc Graw – Hill Book
Company: 983 pp.

11. Huzita, K., Imaizumi, T., Kaizuka, S., Matsuda, T., Nakada, T., Okada, A., Ota, Y., Utsu, T.,
Yonekura, N., dan Yoshii, K., 1992, Maps of Active Faults in Japan, University of Tokyo
Press: 73 pp.

12. Indra, B., Suparan, R., dan Turjono, G., 2013, Laporan Tanggap Darurat Kejadian
Gempabumi Pidie Tanggal 22-10-2013, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

13. Irawan, W., 2013, Landslide in Indonesia, Case Study : Malausma Landslide, Majalengka
Region, West Java, Proceeding of the Thematic Session “Geohazard : Impacts and

141
Challenges for Society Development in Asian Countries “, 49th CCOP Annual Session, 22-
23 October 2013, Sendai, Japan, CCOP, p: 205-209.

14. Irsyam, M., Sengara, W., Aldiamar, F., Widiyantoro, S., Triyoso, W., Natawidjaja, D.H.,
Kertapati, E.K., Meilano, I., Suhardjono, Asrurifak, M., dan Ridwan, M., 2010, Ringkasan
Hasil Studi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010, Kementerian Pekerjaaan Umum.

15. Katili, J.A., 1980, Geotectonics of Indonesia, A Modern View, Direktorat Jenderal
Pertambangan, Departemen Pertambangan dan Energi.

16. Keller, E.A., dan Pinter, N., 1996, Active tectonic earthquake, uplift and landscape, Prentice
hall, Upper saddle river, New Jersey 07458: 338 pp.

17. Kertapati, E.K., Putranto, E.T., dan Bahar, I., 1991, Katalog Gempabumi Merusak di
Indonesia 1821 – 1991, Kelompok Kerja Seismotektonik, Bidang Geologi, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung (Tidak diterbitkan).

18. Kertapati, E.K., 2006, Aktivitas Gempabumi di Indonesia (Perspektif Regional Pada
Karakteristik Gempabumi Merusak), ISBN 979-010-X, Pusat Survei Geologi, Badan
Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

19. Lumbanbatu, U.M., 2005, Kajian Regional Mekanisme Kejadian Gempabumi Pulau
Sumatera, Jurnal Sumber Daya Geologi, Volume XV, Nomor 1, April, 2005, hal. 214-226.

20. Natawidjaya, D.H., 2007, Wilayah Indonesia Yang Rentan Gempabumi dan tsunami,
Makalah Seminar Sehari Mitigasi Bencana Geologi di Indonesia tanggal 23-5-2007 di
Bandung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

21. Newcomb, K.R., dan McCann, W.R., 1987, Seismic History and Seismotectonics of the
Sunda Arc, Journal of Geophysical Research, Vol. 92, No. B1, January 10, 1987,
p. 421 - 439

22. Omang, A., dan Sulaiman, C., 2013, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Halmahera
Tanggal 7-12-2013, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

23. Palgunadi, S., Praja, N.K., dan Juanda, 2004, Laporan Pemeriksaan Gempabumi Daerah
Nabire, Papua Tanggal 6-2-2004, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

24. Palgunadi S., Putranto, E.T., dan Turjono, G., 2005 Laporan Tanggap Darurat Gempabumi
Gunung Halu Tanggal 15-4-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

25. Pamungkas H., Turjono, G., dan Juanda, 2004, Laporan Pemeriksaan Gempabumi Pulau
Alor Tanggal 12-11-2004, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

26. Pamungkas H., Indra, B., dan Suparan, R., 2004, Laporan Pemeriksaan Gempabumi
Nabire, Papua Tanggal 6-11-2004, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

27. Pamungkas, H., Indra, B., dan Supartoyo, 2006, Laporan Singkat Gempabumi Morotai
Tanggal 29-11-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

142
28. Praja, N.K., Sugiarto, Sudarsana, Junaidin, Haris, A., Maryani, dan Syastradin, 2013,
Laporan Tanggap Darurat Bencana Gempabumi Pulau Lombok Tanggal 22-6-2013, Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

29. Praja, N.K., Suparan, R., dan Juanda, 2014, Laporan Tanggap Darurat Bencana
Gempabumi daerah Jawa Tengah Tanggal 25-1-2014, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi.

30. Prasetyadi, C., 2007, Evolusi Tektonik Paleogen Jawa Bagian Timur, Disertasi Doktor
Program Studi Teknik Geologi (tidak dipublikasikan), Program Studi Teknik Geologi,
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung.

31. Pulunggono dan Martodjojo S., 1994, Perubahan Tektonik Paleogen-Neogen merupakan
Peristiwa Tektonik Terpenting di Jawa, Proceedings Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa
Sejak Akhir Mesozoik Hingga Kuarter, ISBN: 979 – 8611 – 00 – 4, hal. 37 – 50.

32. Putranto E.T., 2000 Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Cicalengka Tanggal
18-8-2000, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

33. Putranto, E.T., Suparan, R., dan Turjono, G., 2002, Laporan Pemeriksaan Gempabumi
Daerah Ransiki, Papua Tanggal 10-10-2002, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi.

34. Putranto E.T., Surono, dan Praja, N.K., 2003, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi
Kuningan Tanggal 21-3-2003, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

35. Putranto E.T., Suparan, R., Juanda, dan Rohmana, H.I., 2005, Laporan Tanggap Darurat
Gempabumi Garut Tanggal 2-2-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi.

36. Putranto, E.T., Indra, B., Suparan, R., dan Turjono, G., dkk, 2005 Laporan Tanggap
Darurat Gempabumi Pulau Nias, Tanggal 28-3-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi.

37. Putranto E.T., Supartoyo, Indra, B., dan Juanda, 2005 Laporan Tanggap Darurat
Gempabumi Padang Tanggal 10-4-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi.

38. Sieh, K., dan Natawidjaja, D., 2000, Neotectonics of the Sumatran Fault, Indonesia, Journal
of Geophysical Research, Volume 105, no. B12, December 10, 2000, pp. 28295 – 28326.

39. Simanjuntak T.O., 2004, Tektonika (Publikasi Khusus), Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.

40. Soetarjo, Untung, M., Arnold, E.P., Soetadi, R., Sulaeman, Ismail, dan Kertapati E.K., 1985,
SEASEE Magazine, Bangkok.

41. Soehaimi, A., dan Effendi, I., 1982, Laporan gempabumi Pulau Solor dan Adonara, Flores
Timur, 25 Desember 1982, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

143
42. Soehaimi, A., dan Effendi, I., 1983, Laporan Gempabumi Majalengka Tanggal 6-7-1990,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

43. Soekamto, RAB., 1975, Peta Geologi Indonesia Lembar Ujung Pandang, Skala
1 : 1.000.000, Direktorat Geologi, Bandung.

44. Suantika G., dan Robiana R., 2006, Laporan Singkat Gempabumi Bima Tanggal
1-12-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

45. Supartoyo, Artono P., dan Ketaren L., 2000, Laporan Pemeriksaan Lapangan Gempabumi
Tanggal 4-6-2000 di Kota Bengkulu, Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan
Energi Provinsi Bengkulu.

46. Supartoyo, Tofani, E., Indra, B., Suparan R., dan Rohmana, H.I., 2003, Penyelidikan
Daerah Rawan Gempabumi Daerah Sukabumi, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi.

47. Supartoyo dan Surono, 2004, Laporan Pemeriksaan Gempabumi Daerah Karangasem
(Bali) dan Lombok Barat, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

48. Supartoyo, Surono, Januar, Kertapati, E., dan Soehaimi, A., 2005, Laporan Tanggap
Darurat Gempabumi dan Tsunami Aceh 26-12-2004, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi.

49. Supartoyo, Soehaimi, A., Effendi, I., dan Kristiawan, J., 2005, Laporan Tanggap Darurat
Gempabumi Palolo, Tanggal 24-1-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi.

50. Supartoyo, Putranto, E.T., Junaedi, D., dan Juanda, 2005, Laporan Tanggap Darurat
Gempabumi Cot Glie, Aceh Besar tanggal 5-10-2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi.

51. Supartoyo, Putranto E.T., dan Surono, 2005, Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia
Tahun 1629 – 2005 (Edisi Pertama), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

52. Supartoyo, Yudhicara, dan Turjono G., 2006, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Pulau
Seram, Tanggal 28-1-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

53. Supartoyo, Yudhicara, dan Turjono G., 2006, Laporan Tanggap Darurat Gempabumi Pulau
Buru, Tanggal 14-3-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

54. Supartoyo, Suantika, G., dan Yudhicara, 2006, Laporan Tanggap Darurat Bencana
Tsunami Pangandaran Tanggal 17-7-2006, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi.

55. Supartoyo, 2006, Gempabumi Yogyakarta Tanggal 27 Mei 2006, Buletin Berkala Merapi,
Vol. 3, No. 2, Edisi Agustus 2006, ISSN 1693-9212, BPPTK PVMBG, Hal 36 - 55.

56. Supartoyo, Putranto E.T., dan Surono, 2006, Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia
Tahun 1629 – Juli 2006 (Edisi Kedua), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

144
57. Supartoyo, Putranto E.T., dan Surono, 2006, Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia
Tahun 1629 – 2006 (Edisi Ketiga), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

58. Supartoyo, 2007, Kegempaan di Wilayah Bengkulu, Warta Geologi Volume 2 nomor 3
Bulan September 2007, hal 24 - 33.

59. Supartoyo, Hidayati, S., Priambodo, I.C., dan Juanda, 2013, Penyelidikan Pasca Kejadian
Gempabumi Aceh Tengah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

60. Supartoyo dan Surono, 2008, Katalog Gempabumi Merusak di Indonesia Tahun 1629 –
2007 (Edisi Keempat), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

61. Surono, Palgunadi, S., Putranto, E.T., dan Rachmat, H., 2003, Laporan Tanggap Darurat
Gempabumi Dompu Tanggal 23-1-2003, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi.

62. Tjia, H.D., 1977, Tectonic depression along the trenscurrent Sumatera fault zone, Geologi
Indonesia Vol. IV, p. 13-27.

63. Tjipta, A., Suantika, G., dan Robiana, R., 2008, Laporan Tanggap Darurat Bencana
Gempabumi Dompu Tanggal 7-8-2008, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

64. Tjipta, A., Robiana, R., Syahbana, D.K., 2008, Laporan Tanggap Darurat Bencana
Gempabumi Gorontalo Tanggal 17-11-2008, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi.

65. Tjipta, A., dan Hidayati, S., 2012, Laporan Tanggap Darurat Bencana Gempabumi Sigi,
Sulawesi Tengah Tanggal 18-8-2012, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

66. Tjokrosapoetro, S., 1994, Bahaya Gempabumi serta Dampaknya Dalam Pengembangan
Wilayah (Makalah pada Kursus Geologi Lingkungan Untuk Pengembangan Wilayah
Angkatan I, 19-28 Oktober 1994), Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, Bandung.

67. Visser, S.W., 1922, Inland and Submarine Epicentra of Sumatra and Java Earthquakes,
Verhandelingen no. 9 (Complement to Ver Verhandelingen no. 7), Javasche Boekhandel
En Drukkerij.

68. Wichman, A., (tanpa tahun), The Earthquakes of The Indonesian Archipelago up to year of
1857, In Utrecht.

69. Yeats, R.S., Sieh, K., dan Allen, C.R., 1997, The geology of earthquakes, Oxford university
press: 567 pp.

145

Anda mungkin juga menyukai