1
KATA PENGANTAR
2
untuk setiap wilayah. Para pembaca buku Tsunami Non Tektonik
di Indonesia diharapkan semakin menyadari pentingnya
melakukan kesiapsiagan terhadap kemungkinan terjadi tsunami
di wilayah Indonesia. Buku Tsunami Non Tektonik di Indonesia
perlu menjadi salah satu referensi Pemerintah Daerah dalam
menyusun rencana pembangunan wilayahnya yang berbasis
mitigasi bencana. Lebih dari itu, buku ini patut menjadi salah satu
bahan literasi tsunami yang perlu dibaca oleh seluruh kalangan,
baik pemerintah, akademisi, ataupun masyarakat luas.
3
TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab:
Dr. Suko Prayitno Adi, S.Si., M.Si.
Pengarah:
Dr. Daryono, S.Si., M.Si.
Editor:
Suci Dewi Anugrah, S.Si., M.Si.
Hidayanti, S.Si., M.T.
Septa Anggraini, S.ST., M.Si.
Redaksi Pelaksana:
Admiral Musa Julius, S. Tr., M.Han.
4
DAFTAR ISI
5
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Fasilitas Fisik.................................... 65
Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi, Sosial, Budaya, dan
Kesehatan.................................................................................................... 66
PENUTUP ..................................................................................................... 69
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 73
6
PROLOG
7
Undang-undang ini menjadi landasan hukum bagi institusi BMKG
dalam menyediakan masyarakat Indonesia akan informasi
gempabumi dan peringatan dini tsunami, termasuk tsunami Non-
Tektonik. Peran ini menjadi penting dan strategis bagi BMKG
sebagai salah satu Institusi yang berperan aktif dalam
kebencanaan khususnya gempabumi dan tsunami. BMKG
menjadi lembaga yang terlibat dalam manajemen bencana pada
sektor hulu hingga hilir.
8
1. TSUNAMI GUNUNG KAPI (KRAKATAU) TAHUN 416
9
wilayahnya tertinggal di dasar laut, sedangkan Pulau Jawa
terbelah menjadi dua bagian.
10
Sisa-sisa ledakan vulkanik dahsyat sebelumnya adalah tiga Pulau
Krakatau, Verlaten dan Lang (Rakata, Panjang, dan Sertung).
Tidak diragukan lagi letusan tahun 416 M menghasilkan bencana
tsunami, jauh lebih besar daripada yang dihasilkan pada tahun
1883. Tsunami dengan ketinggian gelombang beberapa meter
juga melanda Tamilnadu di India. Namun tidak ada catatan lain
untuk mendokumentasikan ukuran ketinggian tsunami 416 atau
kerusakan yang ditimbulkannya. Setelah letusan tahun 416 M dan
sebelum tahun 1883, muncul tiga kerucut vulkanik Krakatau dan
setidaknya satu kaldera yang lebih tua telah menyatu lagi untuk
membentuk pulau Rakata.
11
2. TSUNAMI GUNUNG GAMALAMA 18 JULI 1608
12
3. TSUNAMI GUNUNG SERAWERNA (TEON) 11
NOVEMBER 1659
13
gugusan pulau-pulau, masuk kawasan Kabupaten Maluku
Tengah, Provinsi Maluku. Untuk mencapai puncak Gunung
Serawerna harus dari Pulau Ambon, dengan menggunakan kapal
laut ke Pulau Teon.
14
4. TSUNAMI GUNUNG GAMKONORA 12 AGUSTUS 1673
15
5. TSUNAMI GUNUNG GAMALAMA 9 MEI 1772
Tanggal 9 Mei 1772, sekitar 30-40 pekerja buruh yang bekerja di kaki
sebelah barat laut Gunung Gamalama terbunuh oleh abu dan batu yang
berapi., 87 kejadian erupsi Gunung Gamalama telah tercatat dalam
sejarah. Erupsi terjadi sejak abad ke-16.
Gunung Gamalama merupakan salah satu Gunung Berapi paling
aktif di Indonesia. Gunung Gamalama utamanya mengalami
erupsi yang keluar dari kawah puncak, walaupun erupsi lateral
pernah terjadi pada tahun 1763, 1770, 1775, dan 1962 hingga
1963.
16
Papua. Akibat persaingan itu, pada tahun 1522 Raja Ternate
bekerja sama dengan portugis dengan tujuan melawan Tidore.
Dari sanalah asal muasal sejarah pengamatan Gunung Api
Gamalama mulai tercatat.
17
6. TSUNAMI GUNUNG TAMBORA 10 APRIL 1815
18
kegagalan panen di seluruh dunia pada tahun berikutnya, kadang
dikenal sebagai tahun tanpa musim panas.
19
25.000 orang. Jumlah kematian yang konservatif dari letusan dan
kelaparan dan penyakit berikutnya adalah 117.000 orang.
Letusan tersebut memancarkan sejumlah besar belerang
dioksida ke atmosfer yang menyebabkan tahun 1816 disebut
sebagai "tahun tanpa musim panas". Karena suhu rata-rata turun
1 - 250 C di bawah normal di seluruh New England dan Eropa
Barat.
20
pendinginan global. Fenomena atmosfer yang aneh telah diamati
di Eropa sebelum musim panas tahun 1816. Pada bulan Mei
1815, matahari terbenam di Inggris sangat berwarna-warni, dan
pada bulan September langit tampak terbakar setiap malam.
Tetapi langit yang spektakuler membawa cuaca buruk pada tahun
berikutnya, dan tahun 1816 adalah yang terburuk dalam catatan
di Eropa, dengan suhu rata-rata sekitar 30 C di bawah rata-rata di
seluruh benua dari Inggris di utara hingga Tunisia di selatan. Di
Inggris musim panas sangat buruk, dengan suhu rata-rata untuk
Juni terendah dalam catatan, atau 12,90 C.
21
piroklastik mencapai seluruh Sumbawa kecuali pantai Barat dan
mungkin menyebabkan kematian paling langsung di Sumbawa.
Efek tidak langsung: diperkirakan 49.000 orang meninggal karena
kelaparan dan penyakit di pulau Sumbawa dan Lombok setelah
letusan. Hingga hari ini, letusan Tambora masih tercatat sebagai
salah satu musibah terbesar yang pernah mengguncang dunia.
Namun, sebelum Tambora meletus, ada beberapa mitos dan hal
yang mungkin tak banyak diceritakan oleh orang-orang.
22
7. TSUNAMI GUNUNG AWU 2 MARET 1856
23
oleh polusi cahaya. Bom besar jatuh ke bumi. Pemukiman dan
ladang yang tidak hancur oleh lahar terkubur di bawah lapisan abu
dan bebatuan.
24
besar di pantai dari Kandhar ke ujung utara pulau. Dua lidah lava
mendorong jauh ke laut ke tanda dasar sebelumnya beberapa
meter (depa). Jumlah korban cukup banyak: di Tahuna 722, di
Kandhar 22, di Tabukan 2.039; jumlah 2.806. Sebagian besar,
orang-orang meninggal di taman di mana mereka terkena panas.
Mereka yang berusaha lari, disusul oleh aliran lahar dan air, tewas
di bawah pohon yang tumbang, mati lemas atau terbakar dalam
abu dan api. Di Kalongan dan Tariang, warga yang mengungsi di
rumahnya tewas tertimbun reruntuhan. Akhirnya, mereka yang
turun ke pantai "terjerumus ke gelombang ganas".
25
8. TSUNAMI GUNUNG RUANG 3 MARET 1871
26
kemudian, gelombang tsunami menerjang pesisir Pulau
Tahulandang.
27
Perkebunan yang terletak di sisi gunung tetap utuh. Dari 500
penduduk pemukiman, 277 meninggal. Permukiman lain di pantai
barat dan barat daya pulau juga mengalami kerusakan (Bohoi,
Tulusan, Haasi). Secara keseluruhan, sekitar 400 orang
meninggal di pulau itu.
28
9. TSUNAMI GUNUNG KRAKATAU 27 AGUSTUS 1883
29
di Sumatera bagian selatan oleh "abu panas" dan ada bukti jelas
aliran piroklastik mencapai sejauh itu.
30
vulkanik terbesar yang pernah tercatat oleh sejarah. Letusan
Krakatau juga memicu terjadinya tsunami besar setinggi 120 kaki.
Gelombang raksasa yang diakibatkan oleh letusan itu bahkan
menelan korban jiwa sekitar 35.500 orang. Gunung Krakatau
tercatat berada di sebuah pulau vulkanik kecil tak berpenghuni
yang ada di sebelah selatan Pulau Sumatera. Dikutip dari History,
Krakatau telah menunjukkan peningkatan aktivitas pertamanya
setelah lebih dari 200 tahun pada 20 Mei 1883. Sebuah Kapal
Perang Jerman yang melintasi wilayah Krakatau melaporkan
adanya awan dan debu setinggi 7 mil di atas Krakatau. Dua bulan
setelah laporan itu, letusan serupa juga disaksikan oleh kapal
komersial serta penduduk Jawa dan Sumatera yang berada tak
jauh dari Gunung Krakatau. Namun, aktivitas vulkanik itu justru
disambut dengan gembira oleh penduduk setempat. Hal ini
disebabkan oleh minimnya pengetahuan masyarakat waktu itu
terkait kebencanaan.
31
Gambar: Ilustrasi gelombang tinggi yang dipicu Gunung
Krakatau melanda Pantai Banten dan Lampung
Tak hanya itu, letusan Krakatau bahkan menutupi atmosfer dan
berakibat pada turunnya suhu di seluruh dunia. Letusan itu
memicu serangkaian bencana alam yang dirasakan hingga ke
seluruh dunia. Dari 35.500 korban meninggal dunia, 31.000 di
antaranya karena tsunami yang terjadi setelah materi letusan
gunung mengalir deras ke laut. Sebanyak 4.500 orang hangus
akibat aliran piroklastik yang menerjang permukiman setelah
berguling di atas permukaan laut. Kompleks Krakatau terdiri dari
empat pulau, yaitu Rakata, Setung, Panjang, dan Anak Krakatau.
Tiga yang pertama membentuk formasi kaldera, sedangkan Anak
Krakatau mulai aktif kembali sejak 20 Januari 1930 hingga
sekarang.
32
Aktivitas Anak
Krakatau terakhir
terjadi pada 22
Desember 2018.
Saat itu, erupsi
Anak Krakatau
mengakibatkan
tsunami di Selat Sunda yang menghantam Banten dan Lampung.
Letusan Krakatau 1883, yang terbesar ke-2 di Indonesia selama
masa sejarah, menyebabkan lebih dari 36.000 kematian,
sebagian besar akibat tsunami dahsyat yang menyapu garis
pantai yang berdekatan di Sumatera dan Jawa. Gelombang
piroklastik menempuh jarak 40 km melintasi Selat Sunda dan
mencapai pantai Sumatera. Setelah diam kurang dari setengah
abad, kerucut pasca-runtuh Anak Krakatau (Anak Krakatau)
dibangun di dalam kaldera tahun 1883 di titik antara bekas kerucut
Danan dan Perbuwatan. Sejak tahun 1927 Gunung Anak
Krakatau sering erupsi.
33
10. TSUNAMI GUNUNG BANUA WUHU 18 JULLI 1918
Pada tanggal 18 Juli 1918 pukul 10.30 [waktu setempat] terjadi letusan
Gunung Berapi bawah laut di dekat Pulau Mahangetang (di sebelah
selatan Pulau Sangihe). Airnya terlempar tinggi, dan seperti banjir
besar. Sejauh mata memandang, laut tertutup batu apung yang
mengapung. Raungan keras terdengar pada pukul 1:30 dan terdengar
lagi sekitar pukul 4:00.
Gunung Berapi bawah laut Banua Wuhu berlokasi di sebelah
barat daya Pulau Mangahetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi
Utara. Gunung Banua Wuhu mengalami beberapa kali perubahan
ketinggian. Pada 1835, gunung ini memiliki ketinggian 90 meter di
atas permukaan laut, dan pada November 1919 ketinggiannya
menurun hingga menjadi 12 meter di atas permukaan laut.
Kemudian pada Mei 1935, puncak gunung ini telah berpindah ke
bawah laut. Data terkini menunjukkan Banua Wuhu memiliki
ketinggian 400 meter dari dasar laut.
34
Banua Wuhu pernah mengalami erupsi yang menyebabkan
tsunami pada 1918. Selain dua gunung tersebut, Indonesia juga
memiliki empat Gunung Berapi bawah laut lain, yakni Gunung Api
Sangir yang terletak di Perairan Sangir. Kemudian gunung
Emperor of China dan Nieuwekerk di perairan Maluku. Terakhir
gunung Yersey di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT).
35
11. TSUNAMI GUNUNG AWU 7 JUNI 1892
36
Pasca letusan 1966 Gunung Awu kembali tenang dan meletus
tahun 2004. lalu pada 2004 Gunung Awu melahirkan kubah lava
yang pertumbuhannya lambat. Kubah lava ini memiliki diameter
sekitar 370 meter dan tingginya sekitar 30 meter.
37
12. TSUNAMI GUNUNG ROKATENDA 4 AGUSTUS 1928
38
pasang atau tsunami serta guncangan gempa. Sementara itu, dari
penelusuran media massa, pada 10 Agustus 1928 New York
Times memberitakan bahwa estimasi ribuan orang meninggal dan
500 warga mengalami luka-luka oleh letusan hebat Gunung
Rokatenda. Artikel dengan judul ‘Volcano Kills 1.000 in Dutch East
Indies; Wipes Out Six
Villages on Paloeweh
Island’ juga
menyebutkan bahwa
sisi selatan Pulau
Palue tempat enam
desa dihancurkan oleh
material vulkanik.
Selanjutnya, gelombang pasang setinggi 4-6 meter yang dipicu
aktivitas vulkanik menenggelamkan para warga yang tengah
berada di laut saat evakuasi. Gunung Rokatenda yang memiliki
ketinggian 875 meter di atas pemukaan laut diperkiraan pernah
mengalami erupsi hebat sebelum tahun 1928. Berdasarkan
catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG), keterangan penduduk menyebutkan bahwa letusan itu
terjadi 200 tahun lalu atau sekitar delapan generasi sebelum
letusan 1928. Erupsi Gunung Rokatenda yang pernah terekam
berlangsung pada tahun 1928, 1972, 1973, 1985, 2012 dan 2013.
Dilihat dari sisi periode letusan, hal tersebut terjadi antara tahun
1972 dan 1973 atau periode letusan terpendek. Kedua peristiwa
pada tahun tersebut berupa letusan abu. Sedangkan periode
letusan terpanjang, tercatat 35 tahun yaitu terjadi antara tahun
1928 dan 1963. Kawasan berpotensi terlanda yaitu mengarah ke
39
bagian barat daya dan timur dengan jarak luncur maksimum
hingga jarak 1,5 sampai dengan 1,75 km dari pusat erupsi.
40
13. TSUNAMI GUNUNG HOBAL (ANAK ILE WERUNG) – 18
JULI 1979
Tahun 1979 adalah tahun tak terlupakan bagi warga Pulau Lembata,
Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya di pesisir selatan.18 Juli 1979,
Tsunami dahsyat terjadi di Lembata, Nusa Tenggara Timur. Menurut
data awal, tsunami dengan ketinggian 7-9 m diamati di pulau Lomblen
(8 S., Lat, 123,5 W. Long). Di empat desa 539 orang kehilangan nyawa
dan 700 orang dinyatakan hilang. Tsunami didahului longsornya tanah
dari atas lereng bukit dan menimbun empat desa.
Pada 18 Juli 1979, pukul 00.20 waktu setempat, gelombang
tsunami tiba-tiba datang menghantam pesisir Teluk Waiteba.
Mengutip pernyataan Gubernur Nusa Tenggara Timur (Ben
Mboi), International Herald Tribune pada 24 Juli 1979
menyebutkan Tsunami telah menewaskan 539 orang, sebagian
terkubur akibat tertimbun material longsoran di empat desa.
Menurut laporan penelitian geolog Raphael Paris dkk, jumlah
korban berkisar 550 sampai 1.200 jiwa. Salah satu catatan awal
mengenai bencana tersebut pernah ditulis oleh Joedo D. Elifas
berjudul “Laporan Hasil Peninjauan Bencana Alam di Selatan
41
Pulau Lomblen, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur"
(1979).
Tsunami menghantam
pesisir selatan Lembata
sepanjang lebih kurang
50 km dari Teluk Labala
di bagian barat hingga
Teluk Waiteba ke timur.
Elifas menemukan jejak
sampah di ketinggian
tujuh meter yang tersangkut di pohon lontar. Gelombang tinggi
juga dilaporkan mencapai Lamakera. Garis pesisir selatan Pulau
Lembata berupa teluk dan semenanjung. Menurut Elifas, Tsunami
Lembata muncul setelah ada gerakan massa tanah di antara
Kampung Atalojo dan Bauraja. Daerah longsor terletak di kawah
tua kompleks Ilewerung. Dimensi massa longsoran adalah 3000m
panjang x 300m lebar x 50m tebal dan sepertiganya jatuh ke laut.
Longsoran juga menimbun empat desa di pesisir Teluk
Waiteba.Terdapat banyak pemukim di Pesisir Selatan Lembata
yang terdampak tsunami dan tanah longsor awalnya tidak tinggal
di daerah tersebut. Perpindahan mereka didorong oleh kebijakan
pemerintah. Sebagian berasal dari Desa Lerek, misalnya.
Sebagaimana dicatat dalam laporan berjudul "Bencana Yang
Terlupakan? Mengingat Kembali Bencana Larantuka dan
Lembata 1979-2009", peneliti Manajemen Risiko Bencana
Jonatan Lassa menyebut Lerek sebagai daerah yang terletak di
bagian pedalaman tepat di belakang Gunung Adowajo dan
42
Ilewerung. Pada 1960-an, pemerintah Orde Baru memindahkan
warga Lerek ke Teluk Waiteba. Alasan pemerintah, warga akan
lebih aman dari bahaya gunung api. Namun, alih-alih selamat,
tsunami justru menerjang lebih cepat ketimbang letusan gunung
api. Peristiwa tersebut kemudian dikenal sebagai Tsunami
Lembata 1979 atau Tsunami Lombren. Lombren adalah nama lain
dari Lembata.
43
Pegunungan Api termasuk Adowajo, Ilewerung, hingga Gunung
Hobal yang berada di air laut. Secara morfologis, sebagian
struktur semenanjung Atadei yang berbukit dan bergunung
memperlihatkan lereng yang curam hingga ke dasar laut. Sebelah
kiri dan kanan Semenanjung Atadei adalah Teluk Labala dan
Waiteba. Situs informasi Gunung Hobal yang disediakan Badan
Geologi menyebutkan puncak Gunung Hobal pernah tampak
menyembul ke permukaan saat air surut sebelum meletus pada
1970-an. Namun sejak tsunami 1979, Puncak Hobal tak terlihat
lagi. Diduga karena ambrol dihantam gelombang tsunami.
44
Ini juga merupakan alasan mengapa tanah di sekitar gunung
bersifat rapuh, kendur, tidak terkonsolidasi, dan mudah
berpindah. Hasil analisis Mineralogi Difraksi Sinar-X (XRD) juga
menunjukkan bahwa tanah asli terdiri dari mineral kristobalit,
kuarsa, dan albite. Sedangkan material tanah longsor terdiri dari
mineral lempung seperti kuarsa, saponit, chabazite, silikon
oksida, dan coesite yang adalah mineral khas di lingkungan
hidrotermal. Berdasarkan studi lapangan tersebut, Yudhicara dkk
menyimpulkan bahwa longsoran dipengaruhi oleh sistem panas
bumi aktif di daerah tersebut. Bahkan, pada tahun 2013 saat studi
lapangan dilakukan, bekas alur longsoran masih terlihat gundul
gersang dan kontras dengan daerah sekitarnya yang hijau lebat.
Kandungan sulfat yang tinggi mencapai 3458,61 ppm menjadi
alasan mengapa tak ada vegetasi yang tumbuh di material tanah
longsor, meski peristiwa sudah puluhan tahun berlalu. Beberapa
faktor lain boleh jadi juga turut menyebabkan longsornya tanah
yang menimbulkan tsunami, misalnya sudut kemiringan yang
curam, goncangan gempabumi, curah hujan yang
berkepanjangan, dan letusan gunung berapi. Semua faktor itu ada
di wilayah tersebut.
45
14. TSUNAMI GUNUNG ANAK KRAKATAU – 22
DESEMBER 2018
46
Peristiwa gelombang tinggi tercatat terjadi sebanyak empat kali di
empat lokasi berbeda dengan gelombang pasang mencapai
ketinggian 0,3 hingga 0,9 meter. Mengutip dari reliefweb.int,
gelombang tertinggi melanda Kecamatan Serang dengan
ketinggian 0,9 m. Ketinggian gelombang berkisar antara 12 kaki
(3,75 m) hingga 21 kaki (6,6 m) dan tsunami melanda Pulau
Sumatera di sisi utara selat dan Pulau Jawa di sisi selatan.
Peristiwa ini disebabkan oleh Anak Krakatau di Selat Sunda yang
meletus dan menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung,
Indonesia. Setidaknya terdapat 426 orang tewas dan 7.202
terluka serta 23
orang hilang akibat
peristiwa ini. Orang
yang tewas dalam
peristiwa ini
merupakan remaja,
keluarga, dan orang
dewasa yang menghadiri konser tepi pantai oleh band pop
“Seventeen” yang tidak mendapatkan peringatan sebelum
tsunami melanda tenda tempat konser diadakan. "Sekitar pukul
21.30 WIB, petugas BMKG mendapat laporan kepanikan
masyarakat di wilayah Banten dan Lampung, karena air laut
pasang yang tidak normal. Saat itu juga petugas melakukan
pengecekan perangkat monitoring pasang surut air laut (tide
gauge) yang dioperasionalkan oleh Badan Informasi Geospasial
(BIG)," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Klas I Tangerang,
Suwardi, dalam keterangan resminya, Senin (21/12/2020). Kala
47
itu, data yang terkumpul, ketinggian air di Kecamatan Cinangka,
Kabupaten Serang, mencapai 90 sentimeter pukul 21.27 WIB.
48
dan menerjang daratan sejauh 330 m. "BMKG melakukan press
conference dan menyatakan bahwa benar telah terjadi tsunami
bukan disebabkan oleh gempabumi tektonik. Menurut laporan dan
data citra satelit, tsunami hampir pasti disebabkan oleh runtuhnya
sisi Gunung Berapi Anak Krakatau di Selat Sunda. Citra satelit
dari otoritas informasi geospasial Jepang membandingkan Anak
Krakatau sebelum tsunami, menunjukkan bahwa lereng Barat
Daya jelas runtuh," dia menerangkan. Hingga kini para ilmuwan
masih menyimpulkan bahwa tsunami tersebut dikategorikan
sebagai tsunami vulkanik atau dalam kata lain tsunami yang
dipicu oleh aktivitas erupsi gunung Anak Krakatau di selat Sunda.
49
SOSIALISASI PADA SEKTOR USAHA HOTEL DAN
RESTORAN PASCA BENCANA TSUNAMI DI
BANTEN TAHUN 2018
50
kesiapsiagaan gempabumi, tiga langkah tanggap tsunami, dan
himbauan untuk mengabaikan berita bohong (hoax).
51
Pada sosialisasi bencana juga disampaikan mitigasi tsunami
merupakan upaya pendekatan yang perlu segera dilakukan.
Wilayah pantai umumnya ditempati oleh penginapan, restoran,
anjungan wisata, dan juga rumah warga. Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) diharapkan dapat memberi sosialisasi
kepada wilayah pantai demi pencegahan bahaya dan
peningkatan kesiapsiagaan. Dengan sosialisasi, warga akan
memiliki kewaspadaan yang membuat dirinya sadar berada pada
lokasi yang berpotensi bahaya tsunami dan memahami apa yang
perlu dilakukan saat bahaya tersebut berpotensi akan timbul.
52
Infrastruktur tersebut penting dapat terlihat jelas oleh warga
ataupun pengunjung.
53
TSUNAMI SELAT SUNDA, SEBUAH
PEMBELAJARAN UNTUK MITIGASI BENCANA
54
Gelombang panjang yang dibangkitkan oleh aktivitas geologis
tersebut yang dikenal dengan tsunami. Tsunami Selat Sunda
tentu mengejutkan karena melanda Pantai Barat Banten dan
Selatan Lampung pada malam hari. Kejadian tsunami akibat
aktivitas vulkanik memang sangat jarang terjadi. Sejarah
menuliskan bahwa tsunami yang diakibatkan erupsi Gunung
Berapi sebelumnya terjadi pada tahun 1883, yakni tsunami akibat
aktivitas Gunung Krakatau. Tsunami tahun 1883 tersebut diyakini
lebih dahsyat
karena
menimbulkan
korban jauh lebih
banyak daripada
tsunami yang
baru saja terjadi.
Lokasi Indonesia
yang berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia
menyebabkan wilayah Indonesia rawan dengan kejadian tsunami
dari berbagai akibat. Namun kejadian tsunami akibat selain
gempabumi jarang terjadi karena tsunami lebih dominan timbul
dari gempabumi berpusat di laut, berkekuatan magnitudo besar,
dan berkedalaman dangkal.
55
mengarah ke laut. Pelajaran yang dapat kita petik yakni perlu
mengkaji lebih giat lagi tsunami yang diakibatkan oleh bukan
gempabumi dan perlu memetakan lokasi yang rawan. Bahaya
gempabumi dan tsunami akibat aktivitas tektonik sudah mulai
dipetakan, namun selat Sunda mengajarkan kita perlu juga
memetakan bahaya tsunami akibat aktivitas vulkanik. Tidak hanya
akibat Gunung Anak Krakatau, namun juga Gunung Berapi
lainnya yang juga berada di laut wilayah Indonesia.
56
Kesiapsiagaan Menghadapi Tsunami
57
dapat memberi sosialisasi kepada wilayah pantai demi
pencegahan bahaya dan peningkatan kesiapsiagaan.
58
Pelatihan dan Literasi Bencana
59
cuaca event tertentu. Prakiraan cuaca menyajikan prakiraan
cuaca dalam 3 harian di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Cuaca maritim menyajikan informasi ketinggian gelombang laut di
wilayah perairan Indonesia.
60
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA
BENCANA TSUNAMI SELAT SUNDA TAHUN 2018
61
Evakuasi terhadap korban dilakukan ke tempat yang aman seperti
lapangan tennis indoor, sekolah, balai desa, dan sekitar Gunung
Rajabasa. Untuk penanganan korban yang mengalami luka (baik
ringan hingga berat) dirujuk ke RSUD dr. Bob Bazaar, Kalianda,
untuk penanganan lebih lanjut. Selain itu, proses penanganan
darurat juga dilakukan dengan membuat tenda – tenda darurat
dibantu oleh masyarakat, masyarakat terdampak bencana tidak
berani tinggal di dalam rumah sehingga mereka membuat tenda–
tenda darurat di tempat yang dirasa aman serta ditampung pada
lokasi pengungsian yang sudah ditentukan oleh aparat setempat.
62
Rp.974.173.200,-, sub sektor perikanan dengan perkiraan
kerusakan sebesar Rp. 76.489.201.500,-, dan perkiraankerugian
sebesar Rp. 115.125.200.000,-sub sektor peternakan dengan
perkiraan nilai kerusakan sebesar Rp. 148.650.000,- sehingga
total perkiraan kerusakan dan kerugian untuk sektor ekonomi
produktif sebesar Rp. 219.677.174.700,-.
63
Sub sektor pariwisata dengan nilai kebutuhan sebesar Rp.
6.893.800.000,- menjadi kewenangan kabupaten
Rp.20.000.000,- kewenangan Kementerian/ Lembaga sebesar
Rp.960.000.000 dan kewenangan masyarakat/dunia uisaha
sebesar Rp.5.913.800.000,- Sub sektor perikanan dengan nilai
kebutuhan sebesar Rp. 115.800.000.000,-, sebesr
Rp.1.675.000.000 menjadi kewenangan kabupaten, Rp
40.470.000.000 menjadi kewenangan Kementerian dan Rp.
73.655.000 menjadi kewenangan lainnya (Hibah RR). Sub sektor
perkebunan dengan nilai kebutuhan sebesar Rp.167.274.000,-,
yang menjadi kewenangan Kabupaten. Sub sektor peternakan
dengan nilai kebutuhan sebesar Rp. 148.650.000,-, yang menjadi
kewenangan kewenangan kementerian/lembaga.
64
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Fasilitas Fisik
65
Pemulihan dan Peningkatan Ekonomi, Sosial,
Budaya, dan Kesehatan
66
Di sisi lain, pengembangan seni budaya di Kabupaten Lampung
Selatan diselenggarakan secara terintegrasi dengan
pembangunan kepariwisataan, yang sekaligus berperan sebagai
salah satu sektor yang memberikan kontribusi terhadap
perkembangan perekonomian Kabupaten Lampung Selatan.
Integralitas pembangunan seni budaya dan pariwisata
merupakan sesuatu yang lazim berlaku di Indonesia dan
perkembangannya ke masa depan, berhubungan erat dengan
kualitas kondisi alam dan lingkungan, politik dan keamanan, serta
sarana dan prasarana. Pembangunan seni dan budaya sudah
mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya
apresiasi masyarakat terhadap pengembangan kesenian dan
kebudayaan daerah. Untuk itu keberadaan seni tradisional dan
upacara. Secara umum perencanaan dalam penanggulangan
bencana dilakukan pada setiap tahapan dalam penyelenggaran
penanggulangan bencana, agar setiap kegiatan dalam setiap
tahapan dapat berjalan dengan terarah, maka disusun suatu
rencana yang spesifik pada setiap tahapan penyelenggaraan
penanggulangan pasca bencana.
67
Secara umum, gambaran indikator kinerja di bidang kesehatan
dapat dilihat dari ketersediaan Tenaga Kesehatan dan Fasilitas
Kesehatan. Rumah sakit juga menjadi salah satu poin penting
dalam upaya rekontruksi pasca tsunami. Rumah Sakit merupakan
salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan, asuhan
keperawatan secara berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Semakin banyak
jumlah ketersediaan rumah sakit, akan semakin mudah bagi
masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.
68
PENUTUP
69
tektonik, BMKG sudah membangun prototipe dan merancang
operasional Indonesia Tsunami Non-Tektonik (InaTNT). Selain
inovasi teknologi, program Tata ruang berbasis aman bencana
dapat menjadi pilihan kebijakan. Catatan kejadian Tsunami Non-
Tektonik bukan untuk menakut-nakuti; tapi dengan menjadikan
sejarah bencana sebagai bahan pembelajaran kepada
masyarakat bahwa kita tinggal di negeri yang rawan tsunami.
70
DAFTAR ISTILAH
Intrusi:
Ekstrusi:
Lava:
Dapur magma:
Tremor:
Percepatan tanah:
Tsunami:
71
Sesar:
Shakemap:
Magnitudo:
Origin time:
Frekuensi:
72
DAFTAR PUSTAKA
73
Zorn dkk. 2022. Identification and ranking of subaerial volcanic
tsunami hazard sources in Southeast Asia.
Harris and Major. 2016. Waves of destruction in the East Indies:
the Wichmann catalogue of earthquakes and tsunami in the
Indonesian region from 1538 to 1877
Satyana, A.H. 2021. Maluku: Tektonik dan Kebencanaan - Awang
Satyana.
74
75