Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN BENCANA
“GEMPA BUMI DAN TSUNAMI SAMUDRA HINDIA 2004”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3


1. DILA AYU LESTRA (19033018
2. FITRIA HERBIN (19030102)
3. NUR’AINI (19031096)

DOSEN PENGAMPU:
Dra. YENNI DARVINA, M.Si.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan baik yang berjudul “Fakta
Gempa Bumi Aceh dan Tsunami Samudera Hindia Tahun 2004”. penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Bencana, Universitas Negeri
Padang. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
topik makalah bagi para pembaca dan juga penulis.
Dalam penulisan dan juga penyusunan makalah, penulis ingin menyempaikan
ucapan terimakasih kepada dosen Manajemen Bencana, Ibuk Dra. Yenni Darvina,
M.Si. yang telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis, dan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang membagi sebagian pengetahuannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Penulis berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk dijadikan sebagai bahan referensi dalam mempelajari bahasan ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun.
Padang, 13 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB 1 ........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4
A. Fakta Gempa Bumi dan Tsunami Samudra Hindia tahun 2004 ...................... 4
B. Karakteristik Bencana Gempa Bumi dan Tsunami ......................................... 5
C. Penyebab Gempa Bumi dan Tsunami ............................................................. 6
D. Pencegahan Bencana ....................................................................................... 6
E. Mitigasi Bencana ............................................................................................. 7
F. Kesiapsigaan Bencana ................................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................... 15
PENUTUP ................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................................... 15
B. Saran .............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring of Fire),
merupakan daerah berbentuk seperti tapal kuda yang mengelilingi Samudera
Pasifik sepanjang 40.000 km. Sekitar 90% dari gempa bumi terjadi di daerah ini
dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Sebagian
besar wilayah Indonesia masuk ke dalam Sabuk Gempa Pasifik, sehingga tidak
mengherankan jika di Indonesia sering terjadi gempa bumi dan letusan gunung
berapi Selain itu wilayah Indonesia juga berada pada pertemuan lempeng
Pasifik, lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Akibatnya Indonesia
menjadi daerah yang beresiko tinggi terjadi gempa bumi dan tsunami. Tsunami
terjadi karena gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air laut,
seperti letusan gunung api, gempa bumi bawah laut, longsor maupun meteor
yang jatuh ke bumi. Istilah tsunami sendiri berasal dari bahasa Jepang, ”tsu”
berarti pelabuhan, dan ”nami” berarti gelombang. Berdasarkan catatan sejarah,
90% tsunami terjadi karena gempa bawah laut, seperti yang terjadi di Aceh dan
Jepang.
Berikut adalah beberapa fakta sejarah gempa bumi besar yang disertai
tsunami di dunia :Pada 11 Maret 2011, gempa bumi 9,0 skala Richter terjadi di
Jepang, dengan episentrum berada di bawah laut sekitar 373 km dari kota Tokyo.
Gempa ini menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang
dan memakan korban jiwa sebanyak lebih dari 15.000 orang. Pada 26 Oktober
2010, gempa bumi 7,2 skala Richter terjadi di Mentawai. Gempa ini juga
menimbulkan tsunami dan dilaporkan menelan korban lebih dari 450 orang.
Pada 27 Februari 2010, gempa bumi terjadi di Chili dengan magnitudo 8,8 skala
Richter, menyebabkan 432 orang tewas karena tsunami. Pada 26 Desember
2004, gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh
sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di Samudera Hindia. Bencana alam
ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa. Dari data di atas dapat dilihat bahwa
2 dari 4 gempa yang disertai tsunami terjadi di Indonesia. Bahkan gempa yang
disertai tsunami dan paling banyak memakan korban jiwa terjadi di Aceh pada

1
tahun 2004. Sejak gempa bumi besar disertai tsunami yang melanda Aceh
tersebut, masyarakat Indonesia mulai memahami dan menyadari akan potensi
gempa dan tsunami yang dapat terjadi di daerah-daerah lainnya, termasuk juga
para peneliti kegempaan yang mulai memetakan daerah-daerah mana saja yang
perlu diwaspadai akan kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami. Yang sangat
menjadi perhatian saat ini, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah
maupun para ahli kegempaan akan adanya potensi gempa besar disertai tsunami
adalah di Sumatera Barat, khususnya di Mentawai Megathrust. Jika gempa
megathrust ini terjadi, maka dapat dipastikan tsunami akan menyapu bersih kota-
kota di sepanjang pesisir barat Sumatera, termasuk Kota Padang. Bahkan Jamie
Mc Lengley, seorang peneliti kegempaan dan tsunami dari Earth Observatoring
of Singapore, menyebutkan bahwa gempa yang akan terjadi di Kota Padang akan
jauh lebih besar dari gempa yang pernah terjadi pada tahun 2007 dan 2009 lalu.
Mengingat potensi bencana yang mematikan ini, maka perlu dilakukan berbagai
upaya penanggulangan dan manajemen kebencanaan di Kota Padang agar dapat
mencegah atau paling tidak mengurangi jumlah korban baik harta maupun jiwa
(Hilman, 2015).
Upaya penyelamatan jiwa manusia apabila terjadi bencana tsunami ini sudah
dikembangkan oleh pemerintah Indonesia melalui Indonesia Tsunami Early
Warning System (InaTEWS). Sistem ini dikontrol langsung oleh Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Dengan adanya
InaTEWS ini, BMKG dapat mengirim peringatan dini tsunami. Rata-rata waktu
yang dibutuhkan masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam evakuasi tsunami
adalah kurang dari 30 menit setelah gempa terjadi. Dengan waktu yang sangat
terbatas ini, diperlukan sekali rancangan skenario terbaik agar proses evakuasi
berlangsung seoptimal mungkin.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di simpulkan rumusan masalah
berikut dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Apa saja fakta kejadian gempa bumi dan Tsunami samudera hindia tahun
2004 ?
2. Apa saja karakteristik bencana gempa bumi dan Tsunami samudera hindia
tahun 2004 ?
3. Apa penyebab bencana gempa bumi dan Tsunami samudera hindia tahun
2004 ?
4. Bagaimana pencegahan bencana gempa bumi dan Tsunami samudera hindia
tahun 2004 ?
5. Bagaimana mitigasi bencana gempa bumi dan Tsunami samudera hindia
tahun 2004 ?
6. Bagaimana kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan Tsunami samudera
hindia tahun 2004 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui fakta kejadian gempa bumi dan Tsunami samudera hindia
tahun 2004
2. Untuk mengetahui karakteristik bencana gempa bumi dan Tsunami samudera
hindia tahun 2004
3. Untuk mengetahui penyebab bencana gempa bumi dan Tsunami samudera
hindia tahun 2004
4. Untuk mengetahui pencegahan bencana gempa bumi dan Tsunami samudera
hindia tahun 2004
5. Untuk mengetahui mitigasi bencana gempa bumi dan Tsunami samudera
hindia tahun 2004
6. Untuk mengetahui kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan Tsunami
samudera hindia tahun 2004
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bencana
2. Menjadi referensi bagi pembaca tentang topik bahasan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fakta Gempa Bumi dan Tsunami Samudra Hindia tahun 2004


Nama Bencana : Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia
2004
Tempat Kejadian : lepas pantai barat Sumatra,Aceh , Indonesia.
Waktu Kejadian : Gempa bumi Aceh 2004 terjadi pada pukul
07:58:53 WIB hari Minggu, 26 Desember
2004
Korban Yang Ditimbulkannya : PBB pada 4 Januari 2005, mengeluarkan
taksiran awal bahwa jumlah korban tewas
akibat Tsunami Aceh sangat mungkin
melebihi angka 200.000 jiwa.
Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan
antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunungapi atau runtuhan batuan.
Kekuatan gempabumi akibat aktivitas gunungapi dan runtuhan batuan relatif
kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada gempabumi akibat
tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif. Gempabumi merupakan
peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada
bagian dalam bumi secara tiba‐tiba.
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “tsu” berarti pelabuhan, “nami” berarti
gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar di
Pelabuhan. Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode
panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan
impulsive tersebut bisa berupa gempabumi tektonik, erupsi vulkanik atau
longsoran.

4
Gambar 1. Ilustrasi Kejadian Tsunami Akibat Patahan
B. Karakteristik Bencana Gempa Bumi dan Tsunami
1. Gempa Bumi
a. Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
b. Lokasi kejadian tertentu
c. Berpotensi terulang lagi
d. Belum dapat diprediksi
e. Akibatnya dapat menimbulkan bencana
f. Tidak dapat dicegah namun akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
2. Tsunami
a. Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5
meter. Secara bersamaan gelombang tsunami akan mencapai pantai
dengan tinggi hingga 30 meter.
b. Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada
gelombang pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang tsunami
ditentukan oleh kekuatan gempa.
Contohnya, pada gempa bumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9.
Maka, panjang gelombang tsunami berkisar 2.050 km dengan tinggi
gelombang 2 m dari permukaan laut.
c. Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya
memiliki durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sementara gelombang
pasang bisa berlangsung lebih lama yaitu 12-24 jam.
d. Cepat lambatnya gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut.
Apabila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan
gelombang tsunami akan berkurang sebanyak tiga perempatnya.

5
C. Penyebab Gempa Bumi dan Tsunami
1. Gempa Bumi
a. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
b. Aktivitas sesar dipermukaan bumi
c. Pergerakan geomorfologi secara local, contohnya terjadinya runtuhan
tanah
d. Aktivitas gunung api
e. Ledakan nuklir

Gambar 2. Ilustrasi kejadian gempa bumi tektonik


2. Tsunami
Ada beberapa penyebab terjadinya tsunami :
a. Gempabumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan
masatanah/batuan yang sangat besar di bawah air (laut/danau).
b. Tanah longsor di bawah tubuh air/laut.
c. Letusan gunungapi di bawah laut dan gunungapi pulau (Sugeng, 2006)

D. Pencegahan Bencana
1. Mencari tempat yang paling aman di dalam rumah
2. Mengadakan persediaan air minum 2~3 liter sehari / orang
3. Mempersiapkan tas ransel untuk menempatkan barang-barang keperluan
yang dibutuhkan oleh semua anggota keluarga, Misalnya : lampu senter,
baterai cadangan, air minum, makanan, sejumlah uang tunai, kartu identitas,
buku tabungan, korek api. Lilin, kotak P3K, helm atau tutup kepala lainnya,
baju dalam, dan barang-barang berharga lain yang dirasakan perlu untuk
dibawa

6
4. Menguatkan barang-barang mebel dengan menggunakan logam agar tidak
rubuh pada saat gempa terjadi
5. Agar pecahan kaca jendela dan kaca lemari tidak berhamburan, tempelkan
kaca film ( yang biasa ditempel di mobil )
6. Mencatat nomor telpon darurat dan tempat yang bisa dihubungi dan mengerti
bahasa negeri Anda ( bukan bahasa Jepang )
7. Menegaskan tempat pengungsian, rumah sakit terdekat dan bagaimana cara
pergi ke rumah sakit. Tanyakan tempat-tempat tersebut pada kantor wilayah
kota atau kantor daerah tempat Anda tinggal.

E. Mitigasi Bencana
Upaya mitigasi bencana gempa bumi dilakukan dalam tiga langkah, yaitu
sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana. Dilansir dari laman Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
1. Berikut Cara Dan Langkah-Langkah Mitigasi Bencana Gempa Bumi.
a. Sebelum terjadi gempa bumi
1) Menyiapkan rencana penyelamatan diri ketika terjadi bencana
gempa bumi
2) Berlatih menghindari dampak reruntuhan ketika terjadi gempa,
seperti mempelajari cara merunduk, berlindung di bawah meja, atau
melindungi kepala.
3) Menyiapkan alat pemadam kebakaran, peralatan keselamatan, tas
darurat, dan persediaan obat-obatan.
4) Membangun rumah dan bangunan tahan gempa dan merancang
perabotan rumah yang menggantung ataupun menempel di dinding
agar aman.
5) Memantau wilayah rawan dampak gempa di sekitar rumah untuk
sebaiknya dijauhi setelah terjadi gempa. Sebagai contoh, menjauhi
area rawan longsor, laut, atau jembatan yang kemungkinan putus
setelah gempa.
b. Saat terjadi gempa bumi

7
1) Jika berada di dalam bangunan, cari area yang bisa melindungi diri
seperti dibawah meja. Jika masih memungkinan lari keluar
bangunan menggunakan tangga darurat dan menghindari
penggunaan lift.
2) Jika berada di luar bangunan menjauh dari bangunan atau benda
yang rawan roboh, seperti pohon, tiang listrik, dan papan baliho.
Waspadai pula jika terjadi rekahan tanah.
3) Jika berada di dalam kendaraan, tepikan dan turun dari kendaraan
lalu pergi ke tempat aman.
4) Jika berada di sekitar pantai jauhi segera bibir pantai dan berlari ke
tempat area yang tinggi untuk mengantisipasi adanya tsunami.
5) Jika berada di wilayah pegunungan hindari area yang berpotensi
longsor.
c. Setelah terjadi gempa bumi
1) Jika berada di dalam bangunan, keluar dengan tertib tanpa
berdesakkan. Tetap hindari penggunaan lift ataupun eskalator.
2) Periksa kondisi sekitar, apakah ada kerusakan yang berpotensi
berbahaya misalnya kebocoran gas atau hubungan arus pendek
listrik.
3) Pantau orang-orang sekitar, apabila terdapat korban luka segera
lakukan penanganan pertama dan buat laporan pada tenaga medis.
4) Hindari memasuki bangunan yang terkena gempa.
5) Jauhi benda-benda yang rawan roboh setelah terjadi gempa.
6) Pantau terus informasi resmi dari lembaga yang berwenang dan
jangan terpancing dengan berita hoax.
2. Cara Dan Langkah-Langkah Mitigasi Bencana Tsunami
Gelombang besar atau tsunami berisiko terjadi di wilayah pesisir.
Sama seperti upaya mitigasi bencana gempa bumi, upaya mitigasi tsunami
juga terbagi dalam tiga tahap, yaitu sebelum, saat, dan setelah terjadi
bencana. Berikut cara dan langkah-langkahnya sesuai dengan informasi dari
BNPB.
a. Sebelum Terjadi Tsunami

8
1) Pemerintah setempat menyiapkan jalur evakuasi dan area aman di
wilayah rawan bencana tsunami.
2) Kenali area sekitar dan ketahui jalur evakuasi apabila terjadi
tsunami.
3) Mengetahui pusat informasi bencana setempat, simpan nomor-
nomor penting seperti ambulans dan pemadam kebakaran.
4) Jika tengah melakukan perjalanan dan tinggal di penginapan sekitar
pantai, kenali lokasi tangga darurat serta jalur evakuasi.
5) Siapkan persediaan pengungsian, termasuk tas bencana dan obat-
obatan.
b. Saat Terjadi Tsunami
1) Waspadai semua bentuk goncangan yang terjadi apabila berada di
wilayah pantai.
2) Jauhi bibir pantai ketika air laut surut tiba-tiba dan terdengar suara
gemuruh seperti suara truk barang.
3) Evakuasi diri berdasarkan rumus 20/20/20, yaitu jika terjadi gempa
lebih dari 20 detik, maka hanya ada waktu 20 menit untuk
menyelamatkan diri ke tempat dengan ketinggian di atas 20 meter.
4) Jika sedang berada di kendaraan, tepikan kendaraan kemudian lari
dan cari tempat perlindungan yang tinggi dan aman.
5) Utamakan keselamatan nyawa, tinggalkan barang-barang yang tidak
diperlukan saat proses evakuasi diri.
c. Setelah Terjadi Tsunami
1) Pantau informasi resmi dari lembaga berwenang melalui televisi,
radio, dan internet.
2) Jauhi area tergenang karena kemungkinan terdapat kubangan atau
kontaminasi zat-zat berbahaya.
3) Waspadai area puing-puing yang dapat runtuh atau menggores
tubuh.
4) Jauhi jaringan instalasi listrik dan pipa gas.

9
5) Perhatikan orang-orang sekitar, jika ada yang terluka segera
lakukan pertolongan pertama dan panggil bantuan dari tenaga
medis.
6) Kembali ke area pantai setelah ada aba-aba dari lembaga
berwenang.
7) Jangan kembali ke rumah sebelum wilayah dinyatakan aman
karena bisa terjadi tsunami susulan.
8) Isi formulir yang diberikan petugas terkait kerugian, luka, dan
untuk melaporkan orang hilang.

F. Kesiapsigaan Bencana
1. Gempa Bumi
Dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci
keselamatan Anda. Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta
melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. BNPB menyatakan 26
April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional.
a. Prabencana
1) Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi
terjadi.
2) Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi
reruntuhan saat gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan
terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah
meja.
3) Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan
persediaan obat-obatan.
4) Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa
bumi dengan fondasi yang kuat. Selain itu, Anda bisa merenovasi
bagian bangunan yang sudah rentan.
5) Memperhatikan daerah rawan gempa bumi dan aturan seputar
penggunaan lahan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

10
b. Saat Bencana
Di dalam bangunan, seperti rumah, sekolah ataupun bangunan
bertingkat:
1) Guncangan akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu,
upayakan keselamatan diri Anda dengan cara berlindung di bawah
meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh dan
jendela kaca. Lindungi kepala dengan bantal atau helm, atau
berdirilah di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari keluar
rumah.
2) Jika sedang memasak, segera matikan kompor serta mencabut dan
mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik untuk
mencegah terjadinya kebakaran.
3) Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng,
atau material lain. Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke
lapangan terbuka, jangan berdiri dekat tiang, pohon, atau sumber
listrik atau gedung yang mungkin roboh.
4) Jangan gunakan lift apabila sudah terasa guncangan. Gunakan tangga
darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam
elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone untuk
panggilan kepada pengelola bangunan.
5) Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada
sudut bangunan.
6) Apabila Anda berada di dalam bangunan yang memiliki petugas
keamanan, ikuti instruksi evakuasi.
Didalam mobil
7) Saat terjadi gempa bumi besar, Anda akan kehilangan kontrol
terhadap
Mobil.
8) Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil Anda di kiri bahu jalan dan
berhentilah.

11
9) Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memerhatikan
lingkungan sekitar atau melalui alat komunikasi lainnya seperti radio
atau gawai.
Peringatan Tsunami pasca gempa bumi:
Apabila mendengar peringatan dini tsunami, segera lakukan
evakuasi menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi.

c. Pascabencana
1) Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan.
2) Ketika berada di dalam bangunan, evakuasi diri Anda setelah
gempa bumi berhenti. Perhatikan reruntuhan maupun benda-
benda yang membahayakan pada saat evakuasi.
3) Jika berada di dalam rumah, tetap berada di bawah meja yang
kuat.
4) Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran.
5) Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan instalasi listrik
dan air. Apabila di luar bangunan dengan tebing di sekeliling,
hindari daerah yang rawan longsor.
6) Jika di dalam mobil, berhentilah tetapi tetap berada di dalam
mobil. Hindari berhenti di bawah atau di atas jembatan atau
rambu-rambu lalu lintas.

2. Tsunami
a. Prabencana
1) Ketahui tanda-tanda sebelum tsunami terjadi, terutama setelah gempa
bumi (intensitas gempa bumi lama dan terasa kuat, air laut surut,
bunyi gemuruh dari tengah lautan, banyak ikan menggelepar di pantai
yang airnya surut, dan tanda-tanda alam lain).
2) Memantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi
tsunami setelah gempa bumi terjadi.
3) Cepat berlari ke tempat yang tinggi dan berdiam diri di sana untuk
sementara waktu setelah satu gempa bumi besar mengguncang.

12
4) Segera menjauhi pantai dan tidak perlu melihat datangnya tsunami
atau menangkap ikan yang terdampar di pantai karena air surut.
5) Mengetahui tingkat kerawanan tempat tinggal akan bahaya tsunami
dan jalur evakuasi tercepat ke dataran yang lebih tinggi.
b. Saat Bencana
1) Setelah gempa bumi berdampak pada rumah Anda, jangan berupaya
untuk merapikan kondisi rumah. Waspada gempa bumi susulan!
2) Jika Anda berada di rumah, usahakan untuk tetap tenang dan segera
membimbing keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang
lebih tinggi dan aman.
3) Tidak semua gempa bumi memicu tsunami.Jika mendengar sirine
tanda bahaya atau pengumuman dari pihak berwenang mengenai
bahaya tsunami, Anda perlu segera menyingkir dari daerah
pantai.Perhatikan peringatan dan arahan dari pihak berwenang dalam
proses evakuasi.
4) Jika telah sampai di daerah tinggi, bertahanlah disana karena
gelombang tsunami yang kedua dan ketiga biasanya lebih besar dari
gelombang pertama serta dengarkan informasi dari pihak yang
berwenang melalui radio atau alat komunikasi lainnya.
5) Jangan kembali sebelum keadaan dinyatakan aman oleh pihak
berwenang
6) Tsunami tidak datang sekali, tetapi bisa sampai lima kali. Oleh karena
itu, sebelum ada pengumuman dari pihak berwenang bahwa kondisi
telah aman, janganlah meninggalkan tempat evakuasi karena
seringkali gelombang yang datang kemudian justru lebih tinggi dan
berbahaya
7) Hindari jalan melewati jembatan. Anda dianjurkan untuk melakukan
evakuasi dengan berjalan kaki.
8) Bagi Anda yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan
terjadi kemacetan, segera kunci dan tinggalkan kendaraan serta
melanjutkan evakuasi dengan berjalan kaki.

13
9) Apabila Anda berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar,
upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan.
c. Pascabencana
1) Tetap utamakan keselamatan dan bukan barang-barang
Anda.Waspada dengan instalasi listrik dan pipa gas.
2) Anda dapat kembali ke rumah setelah keadaan dinyatakan aman dari
pihak berwenang.
3) Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari
pihak berwenang.
4) Hindari air yang menggenang karena kemungkinan kontaminasi zat-
zat berbahaya dan ancaman tersengat aliran listrik.
5) Hindari air yang bergerak karena arusnya dapat membahayakan Anda.
6) Hindari area bekas genangan untuk menghindari terperosok atau
terjebak dalam kubang.
7) Jauhi reruntuhan di dalam genangan air karena sangat berpengaruh
terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.
8) Bersihkan sarang nyamuk dan serangga lainya.
9) Berpartisipasi dalam kaporisasi sumber-sumber air bersih, perbaikan
jamban dan saluran pembuangan air limbah.
10) Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak
berwenang membutuhkan relawan.
11) Tetap di luar gedung yang masih dikelilingi genangan air
12) Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang
tidak terlihat seperti pada fondasi.
13) Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci
tangan menggunakan sabun dan air bersih jika Anda terkena air
genangan tsunami.
14) Buanglah makanan yang terkontaminasi air genangan.
15) Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana
mendapatkan bantuan tenda darurat, pakaian, dan makanan.
16) Apabila Anda terluka, dapatkan perawatan kesehatan di pos kesehatan
terdekat (BNPB, 2017)

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fakta Gempa Bumi dan Tsunami Samudra Hindia tahun 2004
a. Nama Bencana : Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004
b. Tempat Kejadian : lepas pantai barat Sumatra,Aceh , Indonesia.
c. Waktu Kejadian : Gempa bumi Aceh 2004 terjadi pada pukul 07:58:53
WIB hari Minggu, 26 Desember 2004
d. Korban Yang Ditimbulkannyan : PBB pada 4 Januari 2005,
mengeluarkan taksiran awal bahwa jumlah korban tewas akibat Tsunami
Aceh sangat mungkin melebihi angka 200.000 jiwa.
2. Karakteristik Bencana Gempa Bumi dan Tsunami
a. Gempa Bumi Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, Lokasi
kejadian tertentu, Berpotensi terulang lagi, Belum dapat diprediksi,
Akibatnya dapat menimbulkan bencana, Tidak dapat dicegah namun
akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi.
b. Tsunami, tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih
kurang 5 meter. Secara bersamaan gelombang tsunami akan mencapai
pantai dengan tinggi hingga 30 meter. Panjang gelombang tsunami (50-
200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang pasang laut (50-150 m).
Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa.
3. Penyebab terjadinya gempa bumi dikarenakan adanya proses tektonik akibat
pergerakan kulit/lemo. Sedangkan penyebab terjadinya Tsunami yaitu
gempabumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masatanah/batuan
yang sangat besar di bawah air (laut/danau).
4. Pencegahan Bencana dengan mencari tempat yang paling aman di dalam
rumah, mengadakan persediaan air minum 2~3 liter sehari / orang,
mempersiapkan tas ransel untuk menempatkan barang-barang keperluan
yang dibutuhkan oleh semua anggota keluarga, Misalnya : lampu senter,
baterai cadangan, air minum, makanan, sejumlah uang tunai, kartu identitas,
buku tabungan, korek api. Lilin, kotak P3K, helm atau tutup kepala lainnya,

15
baju dalam, dan barang-barang berharga lain yang dirasakan perlu untuk
dibawa, menguatkan barang-barang mebel dengan menggunakan logam
agar tidak rubuh pada saat gempa terjadi, agar pecahan kaca jendela dan kaca
lemari tidak berhamburan, tempelkan kaca film ( yang biasa ditempel di
mobil ), mencatat nomor telpon darurat dan tempat yang bisa dihubungi dan
mengerti bahasa negeri Anda ( bukan bahasa Jepang ), menegaskan tempat
pengungsian, rumah sakit terdekat dan bagaimana cara pergi ke rumah sakit.
Tanyakan tempat-tempat tersebut pada kantor wilayah kota atau kantor
daerah tempat Anda tinggal.
5. Upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami dilakukan dalam tiga
langkah, yaitu sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana. Dilansir dari laman
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
6. Upaya kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami dapat dilakukan
dalam tiga langkah, yaitu sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana. Dilansir
dari laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

B. Saran
1. Sebaiknya, pendekatan yang dilakukan dalam upaya menyebarluaskan
informasi tentang bencana gempa bumi dan tsunami adalah melalui media
komunikasi non personal (media massa), cetak maupun elektronik. Hal ini
dikarenakan kegiatan pertemuan kelompok ataupun pertemuan antar orang
per orang dengan komunikator (BPBD dan pihak terkait), tidaklah memiliki
hubungan signifikan dengan perilaku masyarakat (kognitif, afektif, dan
psikomotor) terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.
2. Informasi tentang bencana gempa bumi dan tsunami melalui media
komunikasi non personal (media massa) seperti surat kabar, majalah,
televisi, radio, film, billboards, leaflets, atau booklets sebaiknya disampaikan
sesekali dan tidak terlalu sering agar pesan tidak berlalu dari khalayak.
3. Sebagai penunjang, pembagian buku saku tentang bencana gempa bumi dan
tsunami serta petunjuk Tempat Evakuasi Sementara (TES) dapat
dimanfaatkan mengurang risiko bencana gempa bumi dan tsunami.

16
DAFTAR PUSTAKA
BNPB. 2017. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Jakarta:
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Hilman Natawidjaja, Danny. 2015. Siklus Mega-Tsunami di Wilayah Aceh-
Andaman Dalam Konteks Sejarah. Ris.Geo.Tam. 25(1):10-12.
Sugeng Triutomo. 2006. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya
di Indonsia. Jakarta Pusat: Direktorat Mitigasi

17

Anda mungkin juga menyukai