Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad serta
karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya yang
berjudul “ SEJARAH STUNAMI ACEH 2004 “.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang saling membangun selalu kami harapkan demi membangun laporan ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih dari semua pihak yang telah berperan serta dalam
menyusun laporan ini dari awal sampai akhir semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang
memerlukanya guna manambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………3
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
3.1 NARASUMBER……………………………………………………………………………………………………………6
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………7
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin di capai adalah sebagai berikut :
1. Menjadi reverensi bagi penulis ataupun pembaca.
2. Memberiakan informasi mengenai tsunami aceh 2004
BAB II
PEMBAHASAN
Gempa bumi yang terjadi di Aceh pada 2004 disebabkan oleh adanya aktivitas
tumbukan lempeng tektonik pada zona subduksi. Dalam majalah Geomagz dijelaskan bahwa
lempeng tektonik tersebut adalah Lempeng Samudera Hindia yang bergerak dengan kecepatan
50 mm/tahun menumbuk bagian dari Lempeng Benua Eurasia. Selain gempa bumi yang terjadi
di Aceh pada tahun 2004, aktivitas tumbukan kedua lempeng tektonik ini juga mengakibatkan
rangkaian kejadian gempa di wilayah Sumatera, salah satunya adalah kejadian gempa bumi di
Pulau Nias pada bulan Maret 2005.
Dalam Buku Smong Purba yang diterbitkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Aceh
tahun 2019, menyebutkan tentang gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada tahun 1907.
Kejadian gempa bumi dan tsunami pada 4 Januari 1907 terjadi di dekat Palau Simuelue, Aceh.
Masyarakat Pulau Simeulue menyebutkan kejadian ini dengan istilah SMONG dan dilantunkan
dalam bentuk hikayat secara turun temurun. Kejadian gempa bumi dan tsunami ini memberikan
pembelajaran penting bagi masyarakat Pulau Simeulue untuk memahami tanda-tanda alam
sebelum terjadi sebuah bencana besar, seperti halnya bencana tsunami.
Smong menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat Simeulue untuk memberikan
edukasi tentang mitigasi gempa dan tsunami kepada anak cucu. Hikayat Smong berisikan
pesan tentang tanda-tanda alam yang terjadi akibat gempa dan segera menyelematkan diri ke
tempat yang lebih tinggi karena gelombang air laut akan datang. Pengetahuan yang dibawakan
dalam hikayat Smong menjadi salah satu sebab masyarakat Pulau Simeulue banyak yang
selamat dari bencana tsunami tahun 2004.
Kejadian gempa bumi dan kemudian diikuti oleh gelombang tsunami yang terjadi di
Aceh pada 26 Desember 2004 silam merupakan salah satu kejadian bencana yang dahsyat
dalam sejarah Indonesia. Sebuah kejadian yang memberikan pembelajaran penting bagi kita
untuk mempelajari serta memahami potensi bahaya gempa bumi dan tsunami. Hal ini
dikarenakan wilayah Indonesia berada pada kawasan tektonik yang aktif.
Tsunami terbesar kedua terjadi pada tahun 1883. Kejadian bencana itu
menyapu pantai-pantai Lampung dan Banten bahkan sampai ke Jakarta. Letusan besar
aktifitas vulkanik gunung Krakatau menjadi pemicu tsunami tersebut yang menelan
korban meninggal dunia sebanyak 36.000 jiwa. Kemudian, Pulau Flores mengalami
tsunami pada tahun 1992 akibat gempa berkekuatan 7,8 SR dan menelan korban 2.500
jiwa meninggal. Selanjutnya, Pulau Banda mengalami bencana tsunami besar
sebanyak dua kali, yaitu pada 1899 dengan korban meninggal dunia mencapai 2.460
jiwa dan pada tahun 1674 dengan 2.243 korban jiwa meninggal dunia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa tsunami aceh merupakan bencana
alam di Indonesia yang banyak memakan korban jiwa. Dengan korban meninggal mencapai
227.898 jiwa.