Anda di halaman 1dari 40

GEOLISTRIK, SEISMIC, DAN PEMBORAN BATUAN

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mekanika Batuan yang
diampu oleh Drs. Wahyu Wibowo, M.T.

oleh:
Muhammad Zaaka Firdaus
1400898

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – S1


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis telah mampu menyelesaikan makalah mengenai
“Geolistrik, Seismic, dan Pemboran Batuan”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Wahyu Wibowo, M.T., selaku dosen mata kuliah Mekanika Batuan;
2. Orang tua;
3. Para senior dan rekan-rekan seangkatan.
atas perhatian dan bantuannya pada makalah ini, semoga Allah SWT memberikan
balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya saran-saran
yang membangun dari pembaca.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan penulis khususnya.
Semoga Allah SWT mencatat kegiatan ini sebagai bagian dari ibadah kepada-Nya.
Aamiin.

Bandung, November 2016


Penulis

Muhammad Zaaka Firdaus

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan ...........................................................................................1
1.5 Metode Penulisan ............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
2.1 Metode Geolistrik............................................................................................3
2.2.1 Manfaat Geolistrik ...................................................................................4
2.2.2 Konfigurasi ...............................................................................................5
2.2.3 Konfigurasi Wenner .................................................................................6
2.2.4 Konfigurasi Schlumberger .......................................................................6
2.2 Metode Seismic ............................................................................................11
2.3.1 Metode Seismik Refraksi .......................................................................15
2.3.2 Metode Seismik Refleksi .......................................................................17
2.2 Pemboran Batuan ..........................................................................................22
2.1.1 Jenis-jeniss Pemboran ............................................................................22
2.1.2 Komponen Pemboran .............................................................................32
BAB III PENUTUP ................................................................................................36
1.1 Simpulan .......................................................................................................36
1.2 Saran .............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................37

ii
Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi menyimpan banyak sekali sumber daya alam untuk kelangsungan hidup
umat manusia. Semua kebutuhan hidup manusia sudah tersedia di alam, baik yang
berada diatas permukaan tanah maupun yang terdapat di bawah permukaan. Akan
tetapi, keterbatasan ilmu untuk mengolah sumber daya alamlah yang menjadi kendala
bagi eksplorasi kekayaan alam tersebut.
Karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus mengetahui,
mengeksplorasi, dan menemukan temuan baru dalam bidang teknologi untuk mengolah
sumber daya alam yang telah tersedia di alam.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis memiliki beberapa rumusan masalah yang
menjadi acuan, yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode geolistrik?
2. Apa yang dimaksud dengan metode seismic?
3. Apa yang dimaksud dengan metode pemboran batuan?

1.3 Tujuan Penulisan


Sejalan dengan rumusan masalah, penulisan makalah ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian metode geolistrik.
2. Mengetahui pengertian metode seismic
3. Menjelaskan tentang metode pemboran batuan.

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan
konsep pengetahuan mengenai Geolistrik, Seismic, dan Pemboran Batuan. Secara
praktis makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 1


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya


tentang konsep Mekanika Batuan mengenai Geolistrik, Seismic, dan Pemboran
Batuan;
2. Pembaca/dosen/mahasiswa, sebagai media informasi tentang Geolistrik, Seismic,
dan Pemboran Batuan baik secara teoritis maupun secara praktis.

1.5 Metode Penulisan


Makalah ini berbentuk deskriptif yang artinya makalah ini memberikan
penjelasan terhadap pembacanya. Informasi yang ada di makalah ini bereferensi pada
buku dan pencarian melalui internet. Data yang didapat disusun dan disederhanakan
dengan bentuk yang relatif mudah difahami.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 2


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode Geolistrik


Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger
pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk
mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah
dengan cara mengalirkan arus listrik DC (‘Direct Current’) yang mempunyai
tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah
‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak
tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus
listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan
tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan
tanah diukur dengan penggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah
‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak
elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka
tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan
informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang
lebih besar.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 3


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Gambar. Cara Kerja Metode Geolistrik

Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang


menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalamsatu garis lurus serta
simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di bagian luar
dan 2 buah elektroda tegangan (MN) di bagian dalam.

2.1.1 Manfaat Geolistrik


Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang
yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian
atas dan bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman
‘bedrock’ untuk fondasi bangunan.
Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi
(geotermal) di bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan
salah satu metoda bantu dari metoda geofisika yang lain untuk
mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di bawah
permukaan.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 4


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

2.1.2 Konfigurasi
Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya
yang ke 4 buah elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan
posisi elektroda AB dan MN yang simetris terhadap titik pusat pada
kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Setiap
konfigurasi mempunyai metoda perhitungan tersendiri untuk
mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah
permukaan. Metoda geolistrik konfigurasi Schlumberger merupakan
metoda favorit yang banyak digunakan untuk mengetahui karakteristik
lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya survei yang relatif
murah.
Umumnya lapisan batuan tidak mempunyai sifat homogen
sempurna, seperti yang dipersyaratkan pada pengukuran geolistrik.
Untuk posisi lapisan batuan yang terletak dekat dengan permukaan
tanah akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran tegangan dan
ini akan membuat data geolistrik menjadi menyimpang dari nilai
sebenarnya. Yang dapat mempengaruhi homogenitas lapisan batuan
adalah fragmen batuan lain yang menyisip pada lapisan, faktor
ketidakseragaman dari pelapukan batuan induk, material yang
terkandung pada jalan, genangan air setempat, perpipaan dari bahan
logam yang bisa menghantar arus listrik, pagar kawat yang terhubung
ke tanah dan sebagainya.
‘Spontaneous Potential’ yaitu tegangan listrik alami yang
umumnya terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan
penghantar yang secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan
pada mineral-mineral dari lapisan batuan yang berbeda juga akan
menyebabkan ketidak-homogenan lapisan batuan. Perbedaan tegangan
listrik ini umumnya relatif kecil, tetapi bila digunakan konfigurasi
Schlumberger dengan jarak elektroda AB yang panjang dan jarak MN
yang relatif pendek, maka ada kemungkinan tegangan listrik alami
tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran tegangan listrik pada
elektroda MN, sehingga data yang terukur menjadi kurang benar.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 5


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

2.1.3 Konfigurasi Wenner

Gambar. Konfigurasi Wenner

Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian


pembacaan tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang
relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda
AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan impedansi yang
relatif lebih kecil.
Kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan
di dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan.
Data yang didapat dari cara konfigurasi Wenner, sangat sulit untuk
menghilangkan factor non homogenitas batuan, sehingga hasil
perhitungan menjadi kurang akurat.

2.1.4 Konfigurasi Schlumberger

Gambar. Konfigurasi Schlumberger

Keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan


untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada
permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika
terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.
Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan
tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak
AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang
mempunyai karakteristik ‘high impedance’ dengan akurasi tinggi yaitu

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 6


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

yang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang


koma. Atau dengan cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang
mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi.

Parameter yang diukur :


1. Jarak antara stasiun dengan elektroda-elektroda (AB/2 dan MN/2)
2. Arus (I)
3. Beda Potensial (∆ V)
Parameter yang dihitung:
 Tahanan jenis (R)
 Faktor geometrik (K)
 Tahanan jenis semu (ρ )
Cara intepretasi Schlumberger adalah dengan metode
penyamaan kuva (kurvamatching). Ada 3 (tiga) macam kurva yang
perlu diperhatikan dalam intepretasi Schlumberger dengan metode
penyamaan kurva, yaitu :
• Kurva Baku
• Kurva Bantu, terdiri dari tipe H, A, K dan Q
• Kurva Lapangan
Untuk mengetahui jenis kurva bantu yang akan dipakai, perlu
diketahui bentuk umum masing-masing kurva lapangannya.
• Kurva bantu H, menunjukan harga ρ minimum dan adanya
variasi 3 lapisan dengan ρ1 > ρ2 < ρ3.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 7


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

• Kurva bantu A, menunjukkan pertambahan harga ρ dan variasi


lapisan dengan ρ1 < ρ2 < ρ3.
• Kurva bantu, K menunjukan harga ρ maksimum dan variasi
lapisan dengan ρ1 < ρ2 > ρ3.
• Kurva bantu Q, menunjukan penurunan harga ρ yang seragam :
ρ1 > ρ2 > ρ3

Gambar. Kurva-kurva Bantu Dalam Metode Penyamaan Kurva


Schlumberger

Gambar. Contoh Kurva Bantu

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 8


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Tabel. Nilai Resistivitas


Rock Resitivitas

Common rocks Topsoil Common rocks


Loose sand 50–100
Gravel 500–5000
Clay 100–600
Weathered bedrock 1–100
Sandstone 100–1000
Limestone 200–8000
Greenstone 500–10 000
Gabbro 500–200 000
100–500 000

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 9


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Granite 200–100 000


Basalt 200–100 000
Graphitic schist 10–500
Slates 500–500 000
Quartzite 500–800 000
Ore minerals Ore mineral
Pyrite (ores) 0.01–100
Pyrrhotite 0.001–0.01
Chalcopyrite 0.005–0.1
Galena 0.001–100
Sphalerite 0.01–1 000 000
Magnetite 0.01–1000
Cassiterite 0.001–10 000
Hematite 1000–1 000 000

Resistivitas merupakan output dari pengukuran geolistrik, dari


nilai resistivitas inilah akan ditentukan bentuk bawah permukaan dan
apa saja yang terkandung pada bawah permukaan :

Nilai k akan bergantung kepada konfigurasi yang digunakan,


ada beberapa macam konfigurasi pada geolistrik:
1. Wenner
2. Schlumberger
3. Dipole – Dipole
4. Pole – Dipole
5. Pole – Pole
6. Wenner – Schlumberger

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 10


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Pada gambar diatas menunjukkan salah satu metode akuisisi


geolistrik dimana terdapat bagian untuk injeksi arus dan bagian
untuk pengukuran potensial. Kedua nilai tersebut yang nantinya akan
digunakan untuk perhitungan resistivity. Nilai yang terukur pada
akuisisi geolistrik berada tepat ditengah panjang lintasan.

2.2 Metode Seismic


Metode ini merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk
eskplorasi sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi
dengan bantuan gelombang seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan
menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan
minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk
bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan
interpretasi dari penampang seismiknya.
Metode seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh
Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi
instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang
dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah
ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa
jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri
untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu
jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 11


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut
sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral
dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif
di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang
seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi
minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada
tahun 1921.
Seismik bisa dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada
metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break)
diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan.
Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh sepat rambat
gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok
konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter
elastisitas.

Gambar. Metode Kerja Gelombang Seismik

Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi


yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari
adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar
lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan
dengan ‘echo sounding’ pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar.
Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 12


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup


kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias,
yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi
maupun refraksi. Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang
dinyatakan sebagai berikut :
a. Anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain:
1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan
gelombang seismik dengan kecepatan berbeda.
2. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.
b. Anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah:
1. Panjang gelombang seismik lebih dari ketebalan lapisan bumi. Hal ini
memungkinkan setiap lapisan bumi akan terditeksi.
2. Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi
hukum Snellius dan prinsip Huygens.
3. Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan
kecepatan gelombang pada lapisan di bawahnya.
4. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara,
pencarian airtanah(ground water),kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan
dasar (characterization bedrock surface), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya
dbawah permukaan dan aplikasi geoteknik.

Tabel. Keunggulan dan Kelemahan Metode Seismik

Metode Seismik

Keunggulan Kelemahan

Dapat mendeteksi variasi baik lateral Banyaknya data yang dikumpulkan dalam
maupun kedalaman dalam parameter fisis sebuah survei akan sangat besar jika
yang relevan, yaitu kecepatan seismik. diinginkan data yang baik

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 13


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Perolehan data sangat mahal baik akuisisi


Dapat menghasilkan citra kenampakan
dan logistik dibandingkan dengan metode
struktur di bawah permukaan
geofisika lainnya.

Dapat dipergunakan untuk membatasi Reduksi dan prosesing membutuhkan


kenampakan stratigrafi dan beberapa banyak waktu, membutuhkan komputer
kenampakan pengendapan. mahal dan ahli-ahli yang banyak.

Respon pada penjalaran gelombang


seismik bergantung dari densitas batuan
dan konstanta elastisitas lainnya. Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi
Sehingga, setiap perubahan konstanta umumnya lebih mahal dari metode
tersebut (porositas, permeabilitas, geofisika lainnya.
kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat
diketahui dari metode seismik.

Deteksi langsung terhadap kontaminan,


Memungkinkan untuk deteksi langsung
misalnya pembuangan limbah, tidak dapat
terhadap keberadaan hidrokarbon
dilakukan.

Tabel. Perbandingan Metode Seismik Refleksi Dan Metode Seismik


Refraksi

Metode Seismik Refraksi (Bias) Metode Seismik Refleksi (Pantul)

Keunggulan Kelemahan

Karena lokasi sumber dan penerima yang


Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi
cukup lebar untuk memberikan citra
sumber dan penerima yang kecil, sehingga
bawah permukaan yang lebih baik, maka
relatif murah dalam pengambilan datanya
biaya akuisisi menjadi lebih mahal.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 14


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan Prosesing seismik refleksi memerluakn


kecuali proses filtering untuk memperkuat komputer yang lebih mahal, dan sistem
sinyal first berak yang dibaca. data base yang jauh lebih handal.

Karena pengambilan data dan lokasi yang Karena banyaknya data yang direkam,
cukup kecil, maka pengembangan model pengetahuan terhadap database harus kuat,
untuk interpretasi tidak terlalu sulit diperlukan juga beberapa asumsi tentang
dilakukan seperti metode geofisika model yang kompleks dan interpretasi
lainnya. membutuhkan personal yang cukup ahli.

Dalam pengukuran yang regional ,


Pengukuran seismik pantul menggunakan
Seismik refraksi membutuhkan offset yang
offset yang lebih kecil
lebih lebar.

Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan Seismik pantul dapat bekerja
gelombang meningkat sebagai fungsi bagaimanapun perubahan kecepatan
kedalaman. sebagai fungsi kedalaman

Seismik bias biasanya diinterpretasikan


dalam bentuk lapisan-lapisan. Seismik pantul lebih mampu melihat
Masingmasing lapisan memiliki dip dan struktur yang lebih kompleks
topografi.

Seismik bias hanya menggunakan waktu Seismik pantul merekan dan menggunakan
tiba sebagai fungsi jarak (offset) semua medan gelombang yang terekam.

Model yang dibuat didesain untuk Bawah permukaan dapat tergambar secara
menghasilkan waktu jalar teramati. langsung dari data terukur

2.2.1 Metode Seismik Refraksi


Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika
untuk mengetahui penampang struktur bawah permukaan, merupakan
salah satu metode untuk memberikan tambahan informasi yang

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 15


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

diharapkan dapat menunjang penelitian lainnya. Metode ini mencoba


menentukan kecepatan gelombang seismik yang menjalar di bawah
permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran
gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu
bila dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas
yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang
mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Parameter yang diamati
adalah karakteristik waktu tiba gelombang pada masingmasing
geophone.

Gambar 14. Prinsip seismik refraksi


Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik
(seismic source) menuju penerima (receiver) pada berbagai jarak
tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan
pertama (first break) diabaikan, sehingga data yang dibutuhkan hanya
data first break saja. Gelombang yang datang setelah first break
diabaikan karena gelombang seismik refraksi merambat paling cepat
dibandingkan dengan gelombang lainnya kecuali pada jarak offset yang
relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertama kali
gelombang diterima oleh setiap geophone.
Parameter jarak (offset) dan waktu penjalaran gelombang
dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam medium.
Besarnya kecepatan rambat gelombang tersebut dikontrol oleh
sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang dikenal
sebagai parameter elastisitas.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 16


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam metode seismik, Metode


seismik refraksi menerapkan waktu tiba pertama gelombang dalam
perhitungannya. Gelombang P memiliki kecepatan lebih besar
dibandingkan dengan kecepatan gelombang S sehingga waktu datang
gelombang P yang digunakan dalam perhitungan. Gelombang seismik
refraksi yang dapat terekam oleh receiver pada permukaan bumi
hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antar
lapisan batuan. Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan
sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r =
900 sehingga sin r = 1). Dan hal ini sesuai dengan asumsi diawal bahwa
kecepatan lapisan dibawah interface lebih besar dibandingkan dengan
kecepatan di atas interface.

2.2.2 Metode Seismik Refleksi


Metode seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika
yang menggunakan gelombang akustik untuk mengetahui keadaan
bawah permukaan bumi. Gelombang seismik yang digunakan berasal
dari sumber getaran (berupa dinamit, vibrator, palu hammer) yang
melewati bawah permukaan kemudian di pantulkan oleh bidang batas
batuan sehingga dapat diterima oleh receiver (geophone dan
hydrophone). Setiap bidang batas batuan memiliki impedensi akustik
yang berbeda beda. Impedensi akustik yaitu kemampuan suatu bahan
untuk memantulkan atau meneruskan gelombang yang mengenai
medium tersebut. Nilai impedansi akustik dinyatakan dengan
persamaan:

Dimana:
Z = Accoustic Impedance ( Impedansi
Akustik)
ρ = densitas medium
Vp = kecepatan gelombang P

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 17


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Perbedaan impedansi akustik antar medium akan mempengaruhi


koefisien refleksi, yaitu nilai perbandingan antara amplitudo gelombang
datang dan amplitudo gelombang pantul atau disebut juga reflektifitas.
Nilai koefisien refleksi dinyatakan sebagai berikut :

Dimana:
RC = koefisien refleksi

1 dan 2 = densitas medium 1 dan 2


Vp1 dan Vp2 = kecepatan gelombang P pada medium 1 dan 2

nVpn = impedansi akustik medium

Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan


utama, yaitu:
1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan
yang berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan
dengan survey detail.
2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk
mengolah data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk
penampang seismik migrasi.
3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran
horison, pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik
yang hasilnya disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna
untuk mengetahui struktur atau model geologi bawah permukaan.
Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu
impuls suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas
formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone.
Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka
tebing atau jurang.Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk
keperluan Explorasi perminyakan, penentuan sumber gempa ataupun
mendeteksi struktur lapisan tanah.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 18


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Gambar. Ilustrasi metode seismik reflaksi

Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang


dari batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi
atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S,
Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love.
Kegiatan teknis utama dalam eksplorasi seismik meliputi:
1. Topografi / navigasi
2. Seismic drilling
3. Recording
Topografi merupakan proses teknis awal yang dilakukan sebelum
dilakukannya proses seismik akusisi data. Topografi ini dilakukakn untuk
mendapatkan pemetaan yang jelas mengenai ketinggian, posisi serta medan
dari suatu daerah yang akan dilakukan poses eksplorasi. Perencanaan dan
pelaksanaan aktivitas topografi yang dilakukan meliput:
a. Desain Line seismik
Seismik 2D, survey ini hanya dilakukan dengan tujuan mencitrakan
point-point tertentu

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 19


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Gambar. Desain seismik 2D

Seismik 3D

Gambar. Desain 3D survey seismik


Seismik 4D, survey 4D ini hanya dilakukan dengan membandingkan
hasil survey seismik suatu daerah dengan parameter waktu. Bagaimana
perubahan susunan geologi suatu daerah seiring dengan waktu.

b. Desain Jaringan dan titik kontrol GPS


Desain jaringan GPS ini akan memudahkan dalam proses recording,
sehingga titik-titik penting dalam proses recording dapat di ketahui melalui
GPS.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 20


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Gambar. Peta desain jaringan dan titik GPS menggunakan software


Mesa

c. Operasional Survey GPS

Gambar. Proses perasional survey GPS


Pada tahapan ini adalah menentukan dan menandai titik-titik yang akan
dilakukannya proses seismik.

d. Operasional Survey topografi


Tujuannya adalah untuk menjadi acuan survey apabila akan
dilakukan pengukuran lebih lanjut ke suatu koordinat prospek minyak dan
gas, misalnya untuk pembangunan jalan, konstruksi rig dan lain-lain.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 21


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Gambar. Pergerakan stecking out dari alat topografi

Pengolahan data survey topografi dari alat Total Station


menggunakan Software GP Seismic dan beberapa program bantu yang
dibuat sendiri oleh Elnusa untuk memudahkan penghitungan adjustment
dan Quality Control
e. Perencanaan aktivitas Rintis Bridging
f. Operasional rintis bridging

2.3 Pemboran Batuan


Pengeboran batuan merupakan suatu proses pemecahan lapisan batuan
menggunakan mata bor dengan tujuan untuk memotong atau memperbesar
lubang pada batuan. Rangkaian pemboran adalah serangkaian peralatan yang
disususn sedemikian rupa, sehingga merupakan batang bor, seluruh peralatan
ini mempunyai lubang dibagian dalamnya yang memungkinkan untuk
melakukan sirkulasi fluida atau mud
2.3.1 Jenis-jeniss Pemboran
Jenis-jenis pemboran dapat digolongkan menjadi beberapa
kategori, yaitu berdasarkan tujuannya, berdasarkan lokasinya,
berdasarkan bentuk lubangnya, berdasarkan mekanisme kerjanya, dan
berdasarkan sirkulasi fluidanya.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 22


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

2.3.1.1 Jenis-jenis Pemboran Berdasarkan Tujuannya


Tujuan suatu pemboran dapat bermacam-macam, yaitu:
1. Pemboran Inti, yaitu suatu pemboran yang bertujuan
untuk memperoleh contoh batuan dalam bentuk inti
(core), dari kedalamn 0 sampai kedalaman tertentu.
Pemboran ini biasa disebut dengan diamond drilling.
2. Pemboran Stratigrafi, bertujuan untuk memperoleh
gambaran mengenai urutan stratigrafi suatu daerah. Di
perminyakan pemboran semacam ini biasa disebut dengan
pemboran lubang kecil (slimhole drilling) karena biasanya
diameter lubangnya kecil.
3. Pemboran Struktur, bertujuan untuk mendapatkan
gambaran struktur geologi suatu tempat.
4. Pemboran Eksplorasi (Wildcat Drilling), yaitu
pemboran uji untuk menguji apakah suatu formasi
mengandung bahan galian atau tidak. Pemboran semacam
ini adalah fase yang paling mendebarkan dalam pencarian
minyak bumi ataupun mineral.
5. Pemboran Peledakan, pemboran yang dilakukan untuk
membuat lubang isian bahan peledak.
6. Pemboran Air Tanah, pemboran yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi akuifer maupun untuk keperluan
konstruksi sumur bor.

2.3.1.2 Jenis-jenis Pemboran Berdasarkan Lokasinya


a. Pemboran Darat (On Shore)
Pemboran darat adalah pemboran yang titik lokasinya
berada di daratan. Istilah lainnya adalah on shore drilling.
b. Pemboran Lepas Pantai (Off Shore)
Pemboran lepas pantai adalah pemboran yang titik
lokasinya di lepas pantai. Akan tetapi dapat dimasukkan
juga untuk pemboran lepas pantai jika lokasi pemborannya

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 23


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

berada di lingkungan yang berair seperti di danau, sungai


dan rawa.

2.3.1.3 Jenis-jenis Pemboran Berdasarkan Bentuk Lubangnya


a. Pemboran Lurus (Straight Hole Drilling)
Dari titik permukaan, lubang dibuat lurus vertikal sampai
menjangkau titik target. Pemboran digolongkan straight
hole drilling, apabila:
- Pemboran masih dalam suatu kerucut dengan sudut 5
derajat, untuk ketinggian kerucut 10.000 ft.
- Lubang boleh membelok asal kemiringannya tidak
kurang 3 derajat/100ft.
b. Pemboran Berarah (Directional Drilling)
Pemboran yang dilakukan dengan membelokan pipa ke
arah titik target yang tidak berada lurus dengan titik
permukaan. Faktor penyebab dilakukan pemboran berarah
adalah geografi dan pertimbangan ekonomi.

2.3.1.4 Jenis-jenis Pemboran Berdasarkan Mekanisme Kerjanya


a. Pemboran Manual atau Pemboran Tangan (Hand Drill)
Penggunaan alat ini biasanya pada kegiatan eksplorasi
dangkal seperti placer deposit, dan residual deposit. Ada
dua jenis alat bor ini, yaitu bor tangan spiral (auger drill)
dan bor bangka.
1) Bor Spiral (Auger Drill)
Bor ini bekerja seperti pembuka tutup botol dan dapat di
putar dengan tang yang hanya dapat mencapai
kedalaman beberapa meter saja.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 24


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Gambar. Bor Spiral (Auger Drill)


2) Bor Bangka
Alat bor ini di kembangkan di Indonesia, dimana suatu
alat selubung atau casing di beri platfrom dan di atasnya
ada beberapa orang sebagai pemberi beban. Prinsip
kerja bor bangka sama dengan bor spiral atau tumbuk.

Gambar. Bor Bangka


b. Pemboran Mekanis
Pemboran mekanis dilakukan dengan menggunakan
mesin sehingga mampu membor hingga kedalaman sangat
dalam dengan keadaan bawah permukaan sangat keras
sekalipun. Jenis-jenis pemboran mekanis, antara lain:
1) Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling)
Percussive drilling adalah metode pemboran yang
menggunakan aksi tumbukan untuk melakukan
penetrasi terhadap batuan. Komponen utama
percussive drilling adalah piston. Energi tumbukan

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 25


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

piston diteruskan ke batang bor dan mata bor dalam


bentuk gelombang kejut yang bergerak sepanjang
batang bor untuk meremukkan permukaan batuan.

Gambar. Bor Tumbuk (Percussive Drilling)


Keunggulan mesin bor tumbuk dibandingkan
dengan mesin bor putar, antara lain:
1) Lebih ekonomis (Harga murah, biaya operasi
rendah, biaya transportasi murah dan persiapan rig
dapat dilakukan dengan cepat
2) Menghasilkan contoh pemboran yang lebih baik
3) Lebih mempermudah pengenalan lokasi
4) Tanpa sistem sirkulasi
5) Kemungkinan kontaminasi karena proses pemboran
relatif kecil
Sedangkan keterbatasan mesin bor tumbuk
dibandingkan dengan mesin bor putar antara lain:
1) ROP (Rate of Penetration atau laju pemboran)
sangat rendah
2) Sling cable tool sering putus

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 26


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

2) Pemboran Putar (Rotary Drilling)


Rotary drilling adalah metode pemboran yang
menggunakan aksi putaran untuk melakukan
penetrasi terhadap batuan. Pada metode ini ada dua
jenis mata bor, yaitu tricone bit dengan hasil
penetrasinya berupa gerusan dan drag bit dengan hasil
penetrasinya berupa potongan (cutting).
Teknik pemboran dengan metode rotary drilling dapat
dikelompokkan kedalam empat metode, yaitu:
1. Metode Putar dengan Sistem Sirkulasi
Langsung (Direct Circulation Rotary Methods)
Prinsip kerja dari teknik pemboran ini adalah
memanfaatkan momen putar yang berasal dari drill
string (stang bor) yang dihubungkan dengan prime
over melalui gear reduction system. Pada down hole
system yang ujungnya dipasang mata bor (drilling bit)
akan berputar di dalam lubang bor dan mendapat
tekanan dari drill rod. Akibat gesekan dan tumbukan
mata bor dengan batuan, akan terbentuk potongan-
potongan batuan yang berukuran kecil yang disebut
dengan serbuk pemboran atau cutting.
Lumpur bor yang terdiri dari materials bentonite
water base atau oil base, keluar melalui mata bor dan
selanjutnya ke permukaan melalui anulus lubang bor
sambil membawa partikel hasil pemboran (cutting) ke
permukaan. Sesampainya di mud drilling tank,
partikel yang dibawa dari dasar sumur akan
diendapkan dan selanjutnya lumpur bor dimasukkan
lagi melalui pompa lumpur (mud pump).

2. Metode Putar dengan Udara (Air Rotary Methods)

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 27


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Prinsip kerja dari air rotary methods hampir sama


dengan metode direct rotary methods. Bedanya
hanya terletak pada fungsi lumpur pemborannya.
Pada metode direct rotary methods lumpur bor
diganti dengan angin dari kompresor. Metode ini
biasanya dilakukan untuk pengeboran pada batuan
keras atau pada pekerjaan pemboran untuk proses
peledakan dinamit atau pada pekerjaan
pertambangan.
3. Metode Tumbuk dengan Putaran Udara (Air
Rotary Percussion Methods)
Metode ini merupakan kombinasi dari air rotary
methods dengan teknik percussion. Untuk
mengangkat drill cutting dari dalam lubang bor ke
permukaan menggunakan tekanan angin dari
kompresor. Sedangkan untuk menumbuk batuan
pada saat pemboran menggunakan pneumatic
hammer yang berputar dengan jumlah impact antara
10 – 15 tumbukan per detik.
4. Metode Putar dengan Sirkulasi Terbalik (Reverse
Circulation Rotary Methods)
Metode ini sama dengan metode direct rotary.
Metode ini khusus digunakan untuk pengeboran
dengan diameter besar minimum 40–1,8 meter
dengan kondisi batuan yang unconsolidated. Degan
metode ini, lumpur dari annulus lubang bor
dipompa keluar dengan bantuan pompa lain
sehingga permukaan lumpur selalu berada di level
permukaan tanah. Dengan demikian, kemungkinan
terjadi runtuhan pada dinding sumur bor pada saat
pemboran dilakukan akan dapat diperkecil.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 28


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

Kapasitas pemompaan (kecepatan aliran di dalam


pipa stang bor harus sekitar 2 m/sec).

Gambar. Bor Putar (Australia Drilling Industry,


1996)

3) Pemboran Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary or Rotary-


Percussive Drilling)
Rotary-percussive drilling adalah metode pemboran
yang menggunakan aksi tumbukan yang
dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga
terjadi proses peremukan dan penggerusan batuan.
Metode ini terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Top hammer
Pada metode ini, aksi putaran dan tumbukan
dihasilkan di luar lubang bor yang kemudian
ditransmisikan melalui batang bor yang menuju
mata bor.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 29


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

2. Down the hole hammer


Pada metode ini, aksi tumbukan dihasilkan di
dalam lubang bor yang dialirkan langsung ke mata
bor, sedangkan aksi putarannya dihasilkan di luar
mata bor yang kemudian ditransmisikan melalui
batang bor menuju mata bor.

Gambar. Bor Hidraulik (Australia Drilling Industry,


1996)

2.3.1.5 Jenis-jenis Pemboran Berdasarkan Sirkulasi Fluidanya


Fungsi utama fluida pemboran adalah mengangkat material
pahatan (cutting) hasil dari mata bor (drill bit) dari dasar sumur
ke atas permukaan melalui anulus. Selain itu fluida pemboran
juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara tekanan
hidrostatik (hidrostatic pressure) dengan tekanan formasi
(formation pressure) agar fluida reservoir tidak masuk ke
dalam lubang bor selama kegiatan pemboran.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 30


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

a. Sirkulasi Langsung (Direct Circulation)


Fluida bor dipompakan dari mud pit ke mata bor melalui
bagian dalam stang bor kemudian kembali lagi ke
permukaan akibat tekanan pompa melalui rongga anulus.
b. Sirkulasi Terbalik (Reverse Circulation)
Fluida bor dari mud pit bergerak melalui rongga anulus,
kemudian kembali lagi ke permukaan akibat gaya hisap
pompa melalui bagian dalam stang bor.

Gambar. Komponen Sistem Sirkulasi Pemboran

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 31


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

2.3.2 Komponen Pemboran

Gambar . Komponen Pemboran

NO ALAT ARTI PENGERTIAN

1. Crown block Kontrol kabel Kerekan banyak yang dipasang diatas


bor derek
2. Mast Menara tiang Menara bor yang bisa ditegakan di atas
kendaraanya

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 32


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

3. Catline boom Tali bulan Tali manila yang dengan blok derek yang
digunakan untuk menggerakan bermacam
– macam barang
4. Racking platform Sandaran pipa Menyusun pipa yang baru dicabut dari
lubang sumur

5. Drilling line Kabel bor Kaber baja yang terpsang antara mesin
kerek katrol puncal dan kerekan
6. Travelling block Kerek bor Sistem kerja yang dipakai bersama
katrolpucak untuk mengangkat
7. Hook Kait putar Alat berbentuk kail besar tempat swivel
bergantung
8. Swivol swivel Peralatan yang berputar bebas
9. Rotary hose Selang putar Selang karet untuk menyalurkan lumpur
pengeboran dari pompa lumpur
10. Stand pipe Pipa tekan Kolom vertikal yang dalam proses katalitik
fluida diisi dengan katalis bubuk
11. Drawworks Pusat penggerak Peralatan untuk menaik turunkan pipa dan
menggerakan meja putar
12. Drillers console Juru bor Kepala kelompok pekerja bor yang
mengambil semua keputusan
13. Pipe setback Pipa pemasak Gulungan atau pipa yang terpasang dalam
ruang pemanas
14. Drill floor Pipa pekerja Anggota regu yang tugasnya di lantai
pengeboran
15. Rotary table Meja putar Meja bundar diatas dasar perangkat
pemboran yang dioprasikan oleh tenaga
mesin untuk memutar rangkaian pipa bor
16. Substructure Substruktur Bangunan yang menjadi dudukan menara
bor
17. Blow out Pencegahan Peralatan yang dipasang di kepala sumur
preventer semburan liar untuk tujuan mengendalikan tekanan di
(psl) anulus antara pipa selubang dan pipa bor

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 33


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

18. Dog house Rumah jaga Bangunan kecil yang ditempatkan di dekat
lantai pengeboran
19. Choke maniford Penjepit Sumbat berlubang yang dipasang dikepala
sumur untuk membatasi aliran dengan
tujuan mengatur tingkat produksi
20. Gas flare Gas tersuar Gas terproduksi yang terpasang dibakar
bakar karna tidak dapat ditangani oleh fasilitas
lapangan yang tersedia
21. Mud gas Lumpur gas Campuran yang terdiri atas air dan bahan
separator berupa serbuk seperti lempung
22. Shale shaker Pengayak Pengayak serpih berupa kasa bergetar
serbuk bor untuk memisahkan serbuk bor dari lumpur
yang keluar dari sumur
23. Degasser Derajat api Berat jenis minyak yang dinyatakan dalam
satuan derajat api
24. Desander Pengawapasiran Alat dalam sistem sirkulasi fluida
pengeboran yang berfungsi sebagai
pembuang pasir bekerja dengan prinsip
memisahkan pasir dengan gaya sentrifugal
didalam suatu silicon tempat fluida
berputar
25. Mud cleaner Pembersih Ayak yang menampung bawah
lumpur hidrosiklon arus atas hidrosiklon di
kembalikan ke sistem lumpur dan arus
bawah masuk ke ayakan
26. Mud guns Senapan lumpur Alat semprot untuk mengaduk lumpur
pemboran
27. Mud agitators
28. Mud tangks
29. Mud sack
stroage
30. Mud mixing
hopper

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 34


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

31. Mud mixing


pumps
32. Mud pumps Pompa lumpur Pompa yang dipakai untuk sirkulasi
lumpur pemboran
33. Pulsation Damper Pengganti pengatur aliran bakar melalui
dampneres lubang lubang tungku
34. Shock hoses
35. Mud discharge
lines
36. Brake water tank

37. Mud lab Analisis lumpur Pemeriksaan dan pengujian lumpur untuk
menentukan sifat – sifat fisika & kimia
38. Trip tank Cabut atau Menarik atau memasukan rangkaian pipa
masuk bor batang isap atau pipa sembur
39. Mud return lines
40. Drilling water Tangki air
tanks pemboran
41. S.C.R House
42. Cable tray
43. Cable elevator
44. Enginers &
generator
45. Enginers & air
compresor
46. Parts stroage
47. B.O.P closing
unit
48. Work shop
49. Pump
parts stroage

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 35


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

BAB III
PENUTUP

1.1 Simpulan
Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui
perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara
mengalirkan arus listrik DC (‘Direct Current’) yang mempunyai tegangan
tinggi ke dalam tanah. Dalam metoda ini arus listrik dialirkan di tanah melalui
elektroda-elektroda dan perbedaan potensial diukur diantara dua buah
elektroda. Perbedaan dalam tahanan jenis kemudian dapat diukur baik vertikal
maupun lateral dengan menukar susunan elektroda. Metoda ini memberikan
data stratigrafi, cadangan kuari, kedalaman muka airtanah maupun kedudukan
lapisan pembawa air tanah, pola retakan dan indikasi bidang longsor.
Metoda seismik umumnya dilakukan mulai dari studi pendahuluan
hingga studi kelayakan. Pada studi pendahuluan metoda ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi perlapisan tanah dan batuan serta struktur geologi yang
akan dibangun secara makro, sehingga dalam studi kelakyakan akan dapat
dilakukan dengan baik orientasi pekerjaan yang akan dilakukan.
Pemboran merupakan suatu proses pembuatan lubang atau memperbesar
lubang yang telah ada sebelumnya. Jenis-jenis pemboran dapat digolongkan
menjadi beberapa kategori, yaitu berdasarkan tujuannya, berdasarkan
lokasinya, berdasarkan bentuk lubangnya, berdasarkan mekanisme kerjanya,
dan berdasarkan sirkulasi fluidanya.

1.2 Saran
Perlu adanya proses pemahaman lebih lanjut mengenai metode
pemboran, metode geolistrik, metode seismik. Salah satunya adalah dilakukan
dengan cara melakukan praktek pada metode-metode dan uji tersebut.

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 36


Geolistrik, Sesimic, dan Pemboran Batuan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Geolistrik. [online]. Tersedia: https://ptbudie.wordpress.com/. [5


November 2016].
Anonim. 2013. Metode Geolistrik. [online]. Tersedia:
http://seismixplorer.blogspot.co.id/. [5 November 2016].
Anonim. 2010. Persyaratan Teknis – Penyelidikan Geoteknik.
Aysiah, Dewi. 2015. Metode Seismik. [online].
Tersedia: http://dewiaysiah.blogspot.co.id/. [5 November 2016].
Gunawan, Tri Dedi. 2011. Metode Seismik. [online].
Tersedia: http://chevyanjarblog.blogspot.co.id/. [5 November 2016].

Muhammad Zaaka Firdaus - 1400898 Page 37

Anda mungkin juga menyukai