Anda di halaman 1dari 43

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LAPORAN
(GEOFISIKA TAMBANG)

“METODE GEOLISTRIK, METODE SELF POTENSIAL


DAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNETIK’’

OLEH

MUHAMMAD AQRAM
F1B2 14 072

KENDARI
2017
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LAPORAN
(GEOFISIKA TAMBANG)

“METODE GEOLISTRIK, METODE SELF POTENSIAL


DAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNETIK’’

diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah


Geofisika Tambang di Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu dan
Teknologi Kebumian Universitas Halo Oleo

OLEH

MUHAMMAD AQRAM
F1B2 14 072

KENDARI
2017
(GEOFISIKA TAMBANG)

“METODE GEOLISTRIK, METODE SELF POTENSIAL


DAN METODE MAGNETIK’’

PENGESAHAN :

DI SETUJUI OLEH :

Kendari, 09 Januari 2017

Dosen Pembimbing Kordinator Asisten

Deniyatno. S,si, M.T Aliandry Indratirta


Nip. 198203232006041003 F1H1 13 003

KENDARI
2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Tuhan
semesta alam. Karena atas berkat rahmat, hidayah dan karunianyalah
penulis dapat menyelesaikan laporan lengkap ini sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan. Salam dan salawat tak lupa kita haturkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Karena Berkat
perjuangannya yang telah membawah kita dari zaman kebodohan
menuju zaman yang penuh dengan teknologi sekarang ini. Laporan ini
berisikan tentang hasil paktikum yaitu mengenai metode geolistrik,metode
self potensial dan metode magnetik.
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana penulis memahami metode geolistrik,metode self potensial dan
metode magnetik dan juga sebagai salah satu syarat final mata kuliah
geofisika tambang.
Lapran ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu
Saran dan kritik sangat dibutuhkan penulis, agar kedepannya penulis
dapat lebih baik lagi. Harapan penulis, semoga laporan praktikum ini
dapat menambah wawasan pembaca mengenai metode geolistrik,metode
self potensial dan metode magnetik. Billahi taufiq walidayah
Wassalamu’alaikum Warohmatullahhi Wabarakatuh

Kendari, 09 Januari 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
KATA PENGANTTAR…………………......................................................
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................
I.1. Latar Belakang..........................................................
I.2. Maksud dan Tujuan..................................................
I.3. Instrumentasi yang digunakan...............................
BAB II : LANDASAN TEORI..............................................................
II.1. Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner..................
II.2. Metode Geolistrik Konfigurasi schulumberger.....
II.3. Metode Self Potensial..............................................
II.4. Metode Subsebilitas Magnetik................................
BAB III : PEMBAHASAN....................................................................
III.1. Metode Geolistrik Wenner- schulumberger...........
III.2. Metode Self Potensial..............................................
III.3. Metode Subsebilitas Magnetik................................
BAB IV : PENUTUP............................................................................
IV.1. Kesimpulan...............................................................
IV.2. Saran.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tenteng bumi
dengan penggunan pengukuran fisik dibawah atau diatas permukaan
bumi. Dari sisi lain, geofisika mempelajari semua isi bumi baik yang
telihat maupun yang tidak terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisik
dengan penyesuaian yang pada umumnya dipermukaan. Metode
geofisika sebagai pendeteksi perbedaan tentang sifat fisis di dalam
bumi. Kepadatan, kemagnetan, kekenyalan dan tahanan jenis adalah
kekayaan yang paling umum digunakan untuk mengukur penelitian
yang memungkinkan perbedaan di dalam bumi untuk ditafsirkan dalam
kaitannya dengan struktur mengenai lapisan tanah, berat jenis batuan
dan rembesan isi air, dan mutu air (Todd, D.K.,1959).
Berdasarkan Dobrin, M.B. dan Savit, C.H., (1988), dari beberapa
metode dalam geofisika secara luas dalam laporan ini kita hanya
membahas beberapa metode saja yang merupakan inti dari laporan mata
kuliah geofika tambang yaitu metode magnetik, metode geolistrik, d an
metode self potensial. Metode magnetik pada dasarnya mengukur
besaran medan magnet bumi yang ditimbulkan oleh berbagai sumber,
baik yang ada di dalam perut bumi maupun adanya pengaruh dari luar,
metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara
mendeteksinya di permukaan bumi, metode georadar
merupakan salah satu metode geofisika untuk penentuan lokasi
atau pemetaan bawah permukaan yang cukup dangkal, tidak
merusak lingkungan dan memberikan gambaran bawah permukaan
yang menerus, dan yang terakhit metode self potensial memanfaatkan
potensial alami. Metode ini termasuk pengambilan data pasif karena tidak
mengganggu dan tidak memerlukan arus listrik. Metode ini ditemukan
oleh Robert Fox pada tahun 1830. Metode tersebut sangatlah sederhana
dan murah, namun metode ini hanya bekerja dengan baik untuk
eksplorasi bawah permukaan dangkal yang kurang dari 100 meter. Jika
kedalaman lapisan yang diinginkan melebihi 100 meter, maka sudah tidak
akurat. Metode self potential secara tradisional digunakan sebagai alat
untuk eksplorasi mineral di industri minyak. Namun sekarang mulai
dikembangkan untuk hidrogeologi dan aplikasi rekayasa air. Kegunaan
lain dari metode geolistrik.

I.2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
1. Bagaimana aplikasi metode geolistrik dalam eksplorasi
sumber daya alam ?
2. Bagaimana aplikasi metode Self Potensial dalam pemetaan
zona intrusi air laut ?
3. Bagaimana aplikasi metode magnetic dalam eksplorasi
sumber daya alam ?
b. Tujuan
1. Untuk mengetahui aplikasi metode geolistrik dalam eksplorasi
sumber daya alam
2. Untuk mengetahui aplikasi metode Self Potensial dalam
pemetaan zona intrusi air laut
3. Untuk mengetahui aplikasi metode suseptibilitas magnetic
dalam eksplorasi sumber daya alam
I.3. Instrumentasi yang digunakan
Berdasarkan instrumentasi / alat atau bahan yang digunakan
dalam metode geolistrik, self potensial, dan magnetik tersebut yaitu
sebagai berikut

a. Metode Magnetik
Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling
utama yang digunakan adalah magnetometer. Salah satu jenisnya adalah
Proton Precission Magnetometer (PPM). Peralatan lain yang bersifat
pendukung di dalam survei magnetik adalah Global Positioning System
(GPS).
Beberapa peralatan penunjang lain yang sering digunakan di
dalam survei magnetik, antara lain :
1. Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan
magnet bumi.
2.`Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik
pengukuran pada saat survei magnetik di lokasi
3. Sarana transportasi
4. Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data
5. PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC,
dan lain-lain.

b. Metode Self Potensial


Dalam melakukan metode self potensial menggunakan metode
sangat simple dan praktis yaitu hanya ada base elektroda dan elektroda
rover (elektroda yang berjalan) sepanjang lintasan. Alat yang diperlukan
berupa elektroda, kabel dan milivolt (multimeter).
c. Metode Geolistrik
Alat ukur yang digunakan dalam metode geolistrik yaitu sebagai
berikut
1. Power Source, untuk mengukur arus dan tegangan, elektroda, kabel
dan kumparan. Kita dapat menggunakan power dc atau power ac
dengan frekuensi rendah, dianjurkan dibawah 60 Hz. Power source
biasanya berupa motor gener ator yang bernilai ratusan watt atau
beberapa kilowatt. Karena alat ini besar dan berat, maka alat ini
termasuk jenis semiportable, sehingga alat ini tidak dipindah-
pindahkan setiap kali elektroda berpindah.
2. Ammeter dan Voltmeter, Ammeter dan Voltmeter ini terdapat di dalam
alat geolistrik (naniura) tersebut. Dengan dc, arus diukur dengan suatu
miliammeter dc yang nilainya berkisar antara 5 sampai 500 mA,
tergantung pada sebaran elektroda, tipe tanah dan power yang
digunakan. Secara normal potensial diukur dengan suatu voltmeter dc
yang mempunyai inputan impedansi ting gi (1M atau lebih) dan rentang
10mV samppai 20V. Ketika sumber ac digunakan, ac meter tentunya
diperlukan.
3. Elektroda dan Kabel, Dengan sumbe r power ac, semua elektroda
yang terbuat dari baja, alumunium atau kuningan; stainless steel
merupakan kombinasi kekuatan terbaik dan tahan terhadap korosi.
Elektroda logam paling tidak harus mempunyai panjang 0,5 m
sehingga bisa ditancapkan dalam tanah b eberapa cm untuk kontak
listrik yang baik. Pada permukaan yang sangat kering, kontak ini bisa
diperbaiki dengan memberi air pada elektroda.
4. Resistivity Meter, alat yang digunakan untuk mengukur geolistrik
tahanan jenis. Sedangkan alat yang digunakan dalam pengukuran
geolistrik Induced polarization (IP) yaitu IP meter.
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner


a. Teori Dasar
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami konsep
fisika yang terlibat pada metode tahanan jenis bawah permukaan tanah,
menentukan sebaran nilai tahanan jenis, banyaknya lapisan batuan, dan
material penyusun lapisan bawah permukaan tanah dan melakukan
interpretasi dari data yang diperoleh.
Batuan dan mineral yang ada di bumi memiliki sifat-sifat listrik
seperti; potensial listrik alami, konduktivitas listrik, dan konstanta
dielektrik. Ada berbagai metode yang dilakukan untuk mengetahui kondisi
di bawah permukaan tanah. Salah satunya adalah metode geolistrik.
Metode ini dapat dijadikan cara untuk menyelidiki sifat listrik di dalam
bumi melaui respon yang ditangkap dari dalam tanah berupa beda
potensial, arus listrik, dan medan elektromagnetik. Salah satu dari
metode geolistrik ini adalah metode tahanan jenis.
Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu metode yang
cukup banyak digunakan dalam dunia eksplorasi khususnya eksplorasi
air tanah karena resistivitas dari batuan sangat sensitif terhadap
kandungan airnya dimana bumi dianggap sebagai sebuah resistor.
Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari
jenis metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan
bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam
batuan di bawah permukaan bumi.
Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi
dangkal, sekitar 300 – 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik
diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektroda arus, sedangkan beda
potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial listrik, dapat diperoleh variasi harga
resistivitas listrik pada lapisan di bawah titik ukur.
Metode Geolistrik resistivitas dilakukan dengan cara
menginjeksikan arus listrik ke permukaan bumi yang kemudian diukur
beda potensial diantara dua buah elektrode potensial. Pada keadaan
tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan arus yang tetap akan
diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat
variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi tentang struktur
dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan
menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti
perilaku resistor, dimana material-materialnya memiliki kemampuan yang
berbeda dalam menghantarkan arus listrik.
Ilustrasi garis ekipotensial yang terjadi akibat injeksi arus ditunjukkan
pada dua titik arus yang berlawanan di permukaan bumi dapat dilihat
pada gambar 1

Gambar 1. Pola aliran dan bidang ekipotensial

Semakin besar jarak antar elektroda menyebabkan makin dalam tanah


yang dapat diukur.

Ada beberapa konfigurasi untuk tahanan jenis dalam melakukan akuisisi


data. Salah satunya adalah dengan menggunakan konfigurasi Wenner.
Konfigurasi Wenner ditunjukkan pada gambar 2
Gambar 2. Konfigurasi Wenner

b. Akuisisi Data
Cara pengambilan data adalah yang pertama tancapkan elektroda
pada tempat yang akan diukur dengan jarak setiap elektroda satu meter.
Lakukan pada dua titik pengamatan. Setelah semua elektroda
ditancapkan maka susun alat seperti pada gambar. Amperemeter dan
voltmeter dihubungkan dengan elektroda, dan amperemeter juga
dihubungkan dengan Naniura. Naniura dihubungkan dengan sumber
tegangan DC.
Untuk pengambilan data dengan jarak yang telah ditentukan
dalam meter. Apabila alat sudah siap dan voltmeter dipasang pada menu
tegangan, tombol pada Naniura ditekan sehingga arus mengalir melalui
elektroda-elektroda. Setelah itu geser ke elektroda berikutnya masih
dengan jarak yang telah ditentukan dan lakukan cara yang sama.
Kombinasikan jarak elektroda dari mulai hingga akhir untuk jarak
keseluruhan. Maka akan didapatkan beberapa titik pengamatan.
Lakukan inversi data dengan software RES2DINV. Sebelumnya
lakukan dahulu pengolahan data dengan software spreadsheet seperti
Ms. Excel. Save dalam format txt kemudian dikonversi ke format dat.
Setelah itu jalankan software RES2DINV lakukan buka menu File a read
data files, pilih nama file dengan ekstensi .dat. Setelah itu pilih menu
Inversion a Least-square inversion. Maka akan tampil gambar hasil
inversi.
Untuk melakukan koreksi data maka pilih menu Edit a exterminate
bad datum points. Eliminasi data yang buruk, lalu save kembali data
dengan nama yang berbeda. Setelah itu pilih menu Inversion a inversion
method and setting a choose logarithm of apparent resistivity a use
apparent resistivity lalu tekan ok. Setelah itu pilih menu Inversion a Least-
square inversion kembali.

c. Pengolahan data

Gambar 1. Pengolahan data geolistrik Konfigurasi Schlumberger pada


Ms. Excel

Gambar 3.16. Format notepad data geolistrik yang siap untuk diolah
menggunakan software Res2dinv
d. Interpretasi (Pamandati, Konawe Selatan)

Gambar 3.17. Hasil akhir inversi pada Res2dinv

Gambar 3.17. Hasil akhir inversi pada Res2dinv

II.2. Metode Geolistrik Konfigurasi Schulumberger


a. Teori Dasar

Prinsip konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat


sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah.
Tetapi karena keterbatasan ke-pekaan alat ukur, maka ketika jarak AB
sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan
jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB. Kelemahan
dari konfigurasi Schlumberger adalah pembacaan tegangan pada
elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif
jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai
karakteristik high impedance dengan mengatur tegangan minimal 4
digit atau 2 digit di belakang koma atau dengan cara peralatan arus
yang mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi. Keunggulan
konfigurasi Schlumberger adalah kemampuan untuk mendeteksi
adanya sifat tidak homoge lapisan batuan pada permukaan, yaitu
dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi
perubahan jarak elektroda MN/2.
Gambar 5. Konfigurasi Metode Schlumberger

Parameter yang diukur yaitu : jarak antara stasiun dengan


elektroda-elektroda (AB/2 dan MN/2), arus dan beda potensial.
Parameter yang dihitung yaitu tahanan jenis dan faktor geometrik.
Berdasarkan Sunaryo, dkk, (2003) tahanan jenis semu dalam
pengukuran resistivitas secara umum adalah dengan cara
menginjeksikan arus ke dalam tanah melalui 2 elektroda arus (C1 dan
C2), dan mengukur hasil beda potensial yang ditim- bulkannya pada 2
elektroda potensial (P1 dan P2). Dari data harga arus dan beda
potensial, dapat dihitung nilai resistivitas semu.

b. Akuisisi Data
Proses pengambilan data dapat dilakuka melalui 2 (dua) tahap
yaitu sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pra-survei
Tahapan dalam pelaksanaan pra survei adalah :
 Mencatat posisi dan ketinggian lokasi.
 Pemetaan geologi jenis batuan dan penyebarannya (urutan
stratigrafi).
 Mendeskripsikan jenis batua (struktur,tekstur,komposisi mineral)

2. Survei Lapangan
Tahapan dalam pelaksanaan survey lapangan adalah :
 Mengukur kedalaman sumur-sumur gali (lubang bor) guna
untuk mengamati mineral-miner yang khas dan penghantar
listrik.
 Menguku resistivita sebaiknya menghindari tiang listrik, aliran air
permukaan, rentangannya tegak lurus aliran air permukaan atau
tiang listrik.
 Mendeskripsi jenis batuan (struktur, tekstur,komposisi mineral).

Contoh Data Lapangan Geolistrik Wenner-Shulumberger


c. Pengolahan data
Langkah-langkah pengolahan data geolistrik yaitu sebagai berikut :
1. Menginput data pengukuranke Ms. Excel dan melakukan
penghitungan di excel secara bertahap mulai dari mencari nilai I
rata-rata, V rata-rata, hambatan (R), K, ρa, serta log ρa. Nilai ρa
serta log ρa disimpan dalam bentuk (*.ind)

Gambar 3.5. Pengolahan data di Ms. Excel

Gambar 3.6. Nilaiρa, log ρa, dan AB/2


Gambar 3.7. Data dalam format (*.ind)

2. Buka program Progress.exe


3. Set Configurations pada Schlumberger
4. Pada window OBSERVED DATAlakukanperintah :
File>>Open>> (misal :GF-01.ind)

Gambar 3.8. Tampilanpada window observed data


5. Setelah berhasil membuka data pindah window ke FORWARD
MODELLING
6. Isi table Model Parameters dengan angka pada Depth untuk
perkiraan kedalaman dan Resistivity untuk perkiraan harga
resistivity.
7. Lakukan perintah :
- Processing>> Forward Processing
Sehingga terdapat grafik yang melewati titik-titik data.

Gambar3.9. Grafik forward modelling

- Pindah window ke INVERS MODELLING dan lalukan perintah :


Processing >> Invers Processing
Dalam melakukan invers processing parameter Max Iteration
dan RMS cut off dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
- Lakukan langkah diatassampai didapatkan RMS (Root Mean
Square) yang kecil.
- Pindah window ke INTERPRETED DATA untuk melihat hasil
akhir.
d. Interpretasi (Pamandati, Konawe Selatan)

Gambar 3.10. Hasil interpretasi data


II.3. Metode Self Potensial
a. Teori Dasar
Metode potensial diri atau sering disebut dengan metode SP
(Self Potential) adalah metode dalam Geofisika yang paling sederhana
dilakukan, karena hanya memerlukan alat ukur tegangan (milliVoltmeter)
dan dua elektroda khusus (porous pot electrode). Metode potensial diri
juga merupakan metode yang paling tua diantara metode-metode
Geofisika yang lain. Metode ini telah diperkenalkan pada tahun 1830 di
Inggris oleh Robert Fox. Metode Potensial Diri merupakan metode pasif
dalam bidang Geofisika, karena untuk mendapatkan informasi bawah
tanah dapat dilakukan melalui pengukuran tanpa menginjeksikan arus
listrik melewati permukaan tanah.
Dalam pengukuran metode SP, alat yang digunakan berupa
elektroda non polarizable yang disebut elektroda porous pot. Elektroda
tersebut terdiri dari kawat tembaga yang dimasukkan dalam tabung
keramik dengan dinding berpori dan diisi dengan larutan Copper Sulphate
atau larutan yang lain seperti AgCl atau PbCL2. Penggunaan elektroda
porous spot dalam pengukuran SP adalah untuk menghindari adanya
efek polarisasi. Potensial diri dapat terjadi karena adanya proses
elektrokimia dibawah permukaan tanah yang disebabkan oleh kandungan
mineral tertentu. Selain itu potential diri juga terjadi karena,
1. Adanya perbedaan konsentrasi ion pada medium, atau perlapisan
tanah. Misalnya antara lapisan pasir dan lempung, atau antara
medium yang mengandung air tawar dan air asin.
2. Adanya aliran zat cair (air tanah) dalam perlapisan tanah. Air dalam
tanah banyak mengandung ion, aliran ion tersebut yang menyebabkan
timbulnya potensialdi permukaan tanah. Potensial yang timbul ini
disebut dengan “Streaming Potential” atau “Electrokinetic Potential”.
3. Adanya proses elektrokimia di dalam medium yang banyak
mengandung mineral (senyawa sulfida). Potensial ini disebut dengan
potensial mineralisasi.
Didalam pengukuran potensial diri, gangguan yang terjadi secara
alami tidak dapat dihindarkan, misalnya adanya arus telluric. Oleh karena
itu, untuk mengetahui saat pengukuran potensial diri ada gangguan
telluric atau tidak, maka potensial yang terjadi karena arus telluric perlu
diukur, dan kemudian digunakan untuk melakukan koreksi terhadap data
pengukuran potensial diri (SP).
Sedang saat dilakukan pengukuran potensial diri, hindarkan dari
hal-hal yang dapat mengganggu yang bersamaan dengan aktifitas
manusia, misalnya jangan melakukan pengukuran potensial diri
bersamaan dengan survei resistivity, yang harus menginjeksikan arus
listrik kedalam tanah. Karena, injeksi arus listrik tersebut akan
mengganggu potensial diri yang terjadi secara alami.
Pada dasarnya potensial diri berhubungan dengan lapisan
mineral yang mengandung sulfide, sifat batuan pada daerah kontak-
kontak geologi, aktifitas bioelektrik material organik, korosi, dan fenomena
yang lainnnya. Daerah sulfida merupakan penghantar yang baik untuk
dapat membawa elektron dari kedalaman tertentu ke daerah dekat
permukaan. Potensial diri ini dapat muncul karena adanya aktifitas
elektrokimia dan mekanik di dalam bumi. Faktor pengontrol dari aktifitas
tersebut adalah air tanah (ground water).
Metode SP sendiri memiliki kegunaan yang lain yaitu secara
tradisional digunakan sebagai alat untuk eksplorasi pada industri minyak,
menemukan kebocoran di tanggul kanal, mengidentifikasi rembesan di
bendungan, menemukan kebocoran di TPA, mengidentifikasi zona
kontaminasi, dll.
b. Akuisisi Data
Metode self potensial yang dilakukan dilapangan yaitu dilakukan
dengan tiga tahap. Tahap pertama adalah proses kalibrasi alat, tahap
kedua adalah proses pengambilan data, dan tahap ketiga adalah
pengolahan dan interpretasi.
Adapun langkah-langkah pengambilan data self potensial yaitu :
1. Kalibrasi Alat
Tujuan dari pengkalibrasian alat adalah untuk memperoleh data
lapangan yang baik. Kalibrasi elektroda yaitu dengan cara menacapkan
kedua elektroda porous pot ketanah dengan jarak kurang dari 10 cm.
Pada keadaan tersebut diukur beda potensialnya dengan penunjukan
harus lebih kecil atau sama dengan 5 milivolt. Bila potensial menunjukan
lebih dari 5 milivolt, maka kemungkinannya dikarenakan elektroda porous
pot tidak bersih atau dapat juga karena adanya larutan yang bocor.
2. Pengambilan Data
Pengukuran dalam penelitian ini meliputi beberapa titik pada suatu
lintasan dengan rentang beberapa meter. Pengukuran dilakukan dengan
menancapkan dua elektroda yang diisi oleh laruan CuSO 4 dengan
konsentrasi sama, dihubungkan dengan kawat tembaga yang terisolasi
oleh pipa dan voltmeter. Beberapa elektroda non-polaritas CuSO4
digunakan untuk kontak antar tanah dan voltmeter serta kabel tembaga
terisolasi sebagai penghubung.
Teknik pengambilan data dilapangn mempergunakan teknik basis
tetap, ysitu dengan menjaga satu elekroda tetap sebagai titik referensi,
sedangkan elektroda yang lainnya bergerak dari satu titik ukur ke titik
ukur lainnya. Selain itu diambil pula data konduktivitas sumur di dalam
grid untuk mendukung hasil yang ingin dicapai.
3. Pengolahan dan Interpretasi Data
Hasil pengukuran diperlihatkan berupa profil SP dengan jarak, kontur
isopotensial untuk respon SP dan kontur isopotensian untuk elevasi.
Dalam penelitian bisa diperoleh data dalam bentuk isopotensial apabila
geologi daerah pengukuran memungkinkan untuk dilakukan pengukuran
dalam bentuk grid (lintasan tertutup). Pengolahan data dilakukan dengan
program surfer, setelah didapatkan hasil berupa data resistivistas air
sumur lalu dibandingkan dengan literatur yang ada.
Contoh Data Lapangan Self Potenial

c. Pengolahan data

KODE PEMBACAAN RATA- penjumlahan


WAKTU VARHAN terkoreksivarhan KETERANGAN
LOKASI 1 2 3 4 5 RATA leap frog
- S1.26 -3.5 -3.4 -3.4 -3.5 -3.5 8.44 -3.46 0.6 -4.06 -4.06
- - -
+ S2.21 17.8 17.6 17.4 17.5 17.3 8.55 -3.60 1.3 -4.90 -8.96
- S2.21 - - - - - 9.1 - 1.2 -12.58 3.62
11.4 11.4 11.3 11.4 11.4 11.38
+ S2.3 1.4 1.4 1.5 1.4 1.4 9.16 1.42 1.2 0.22 3.84
- S2.4 -1.7 -1.7 -1.6 -1.7 -1.7 9.18 -1.68 1.2 -2.88 6.72
+ S2.5 -8.5 -8.6 -8.5 -8.6 -8.6 9.21 -8.56 1.2 -9.76 -3.04
- S2.6 -4.7 -4.7 -4.7 -4.7 -4.7 9.23 -4.70 2 -6.70 3.66
+ S2.7 -1.5 -1.6 -1.6 -1.7 -1.7 9.26 -1.62 2 -3.62 0.04
- S2.8 0.7 0.8 0.8 0.8 0.8 9.29 0.78 2.1 -1.32 1.36
+ S2.9 -1.1 -1.4 -1.2 -1.2 -1.2 9.31 -1.22 2.1 -3.32 -1.96
- S2.10 -1.4 -1.4 -1.3 -1.3 -1.5 9.33 -1.38 2.7 -4.08 2.12
+ S2.11 3.5 3.4 3.4 3.5 3.5 9.38 3.46 2.8 0.66 2.78
- S2.12 3 3.1 3 3 3.1 9.4 3.04 2.8 0.24 2.54
+ S2.13 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 9.46 0.40 2.4 -2.00 0.54
- S2.14 0.5 0.5 0.5 0.6 0.6 9.51 0.54 2.2 -1.66 2.20
+ S2.15 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 9.53 3.10 2.1 1.00 3.20
- S2.16 4.5 4.7 4.8 4.8 4.9 9.56 4.74 2.1 2.64 0.56
+ S2.17 0.6 0.6 0.5 0.5 0.5 9.59 0.54 2.2 -1.66 -1.10
- S2.18 -5.4 -5.5 -5.6 -5.7 -5.8 10.02 -5.60 2.4 -8.00 6.90
+ S2.19 -5.8 -5.8 -5.8 -5.8 -5.8 10.05 -5.80 2.3 -8.10 -1.20
- S2.20 -2.7 -2.7 -2.7 -2.7 -2.8 10.08 -2.72 2.4 -5.12 3.92
+ S2.21 6 6 6 6 6 10.12 6.00 2.4 3.60 7.52
- S2.22 9.3 9.3 9.3 9.3 9.2 10.16 9.28 2.9 6.38 1.14
- - - - - -
+ S2.23 17.5 17.5 17.5 17.4 17.4 10.18 17.46 2.3 -19.76 -18.62
- S2.24 -5.5 -5.6 -5.5 -5.6 -5.6 10.2 -5.56 2.3 -7.86 -10.76
+ S2.25 -7 -7 -7 -7 -7.1 10.24 -7.02 2.2 -9.22 -19.98
- S2.26 5.6 5.6 5.6 5.5 5.5 10.26 5.56 2.2 3.36 -23.34
+ S2.27 -2.6 -2.5 -2.5 -2.4 -2.4 10.28 -2.48 2.9 -5.38 -28.72
- S2.28 -6.8 -6.8 -6.7 -6.7 -6.8 10.32 -6.76 1.9 -8.66 -20.06
+ S2.29 -5.2 -5.2 -5.2 -5 -5 10.35 -5.12 2.3 -7.42 -27.48
- S2.30 6.2 6.3 6.2 6 6.3 12.23 6.20 2.9 3.30 -30.78
+ S2.31 7.7 7.6 7.6 7.6 7.6 12.25 7.62 2.9 4.72 -26.06
- S2.32 2.2 2.6 2.6 2.5 2.5 12.27 2.48 2.9 -0.42 -25.64
+ S2.33 -4 -4.1 -4.1 -4.1 -4.1 12.32 -4.08 3 -7.08 -32.72
- S2.34 -2.9 -2.9 -2.9 -2.9 -2.9 12.35 -2.90 3 -5.90 -26.82
+ S2.35 2.2 2.1 2.2 2.1 2.2 12.37 2.16 3 -0.84 -27.66
- S2.36 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 12.4 7.60 2.9 4.70 -32.36
+ S2.37 5.7 5.7 5.7 5.6 5.7 12.43 5.68 3.2 2.48 -29.88
- S2.38 1.6 1.5 1.6 1.5 1.6 12.46 1.56 3.2 -1.64 -28.24
+ S2.39 -2.2 -2.3 -2.3 -2.3 -2.3 12.49 -2.28 3.1 -5.38 -33.62
- S2.40 -6.4 -6.4 -6.4 -6.4 -6.4 12.54 -6.40 3.2 -9.60 -24.02
+ S2.41 -7.5 -7.6 -7.6 -7.6 -7.6 12.58 -7.58 3.2 -10.78 -34.80
- S2.42 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 13 4.70 3.2 1.50 -36.30
+ S2.43 8.6 8.6 8.5 8.6 8.5 13.03 8.56 3.1 5.46 -30.84
- S2.44 0.7 0.7 0.8 0.7 0.8 13.08 0.74 3.1 -2.36 -28.48
+ S2.45 1.3 1.2 1.1 1.2 1.2 13.16 1.20 3.1 -1.90 -30.38
- S2.46 0.8 0.7 0.8 0.7 0.7 13.18 0.74 2.9 -2.16 -28.22
+ S2.47 -1.6 -1.7 -1.7 -1.7 -1.7 13.2 -1.68 3.9 -5.58 -33.80
- S2.48 -2.8 -2.7 -2.7 -2.8 -2.8 13.21 -2.76 3.9 -6.66 -27.14
+ S2.49 -2.5 -2.5 -2.4 -2.5 -2.5 13.24 -2.48 3.9 -6.38 -33.52
- S2.50 1.5 1.4 1.5 1.6 1.7 13.27 1.54 2.9 -1.36 -32.16
+ S2.51 -4.4 -4.5 -4.5 -4.3 -4.2 13.3 -4.38 2.9 -7.28 -39.44
- S2.52 -3.6 -3.6 -3.6 -3.6 -3.6 13.33 -3.60 2.8 -6.40 -33.04
+ S2.53 1.6 1.5 1.6 1.6 1.6 13.35 1.58 2.8 -1.22 -34.26
- S2.54 4.7 4.8 4.9 4.9 4.8 13.39 4.82 2.7 2.12 -36.38
UNTUK
PROSES
+ S2.55 1.1 1.1 1.2 1.1 1.2 13.44 1.14 2.8 -1.66 -38.04 LOOPING

d. Interpretasi (Pamandati, Konawe Selatan)


20.00

10.00

0.00
0 200 400 600 800 1000 ANOMALI
-10.00
ELEVASI DITURUNKAN
-20.00

-30.00

-40.00

II.3. Metode Suseptibilitas Magnetik


a. Teori Dasar
Metoda Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang
memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Menggunakan metoda ini
diperoleh kontur yang menggambarkan distribusi susceptibility batuan di
bawah permukaan pada arah horizontal. Dari nilai susceptibility
selanjutnya dapat dilokalisir / dipisahkan batuan yang mengandung sifat
kemagnetan dan yang tidak. Mengingat survey ini hanya bagus untuk
pemodelan kearah horizontal, maka untuk mengetahui informasi
kedalamannya diperlukan metoda Resistivity 2D. Jadi, survey geomagnet
diterapkan untuk daerah yang luas, dengan tujuan untuk mencari daerah
prospek. Setelah diperoleh daerah yang prospek selanjutnya dilakukan
survey Resistivity 2D.

Metode geomagnet (magnetik) dilakukan berdasarkan pengukuran


anomali geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan kontras
suseptibilitas atau permeabilitas magnetik tubuh jebakan dari daerah
sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh
perbedaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic dan
diamagnetic. Alat yang digunakan untuk mengukur anomali geomagnet
yaitu magnetometer. Metode geomagnet ini sensitive terhadap perubahan
vertical, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan
dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic dan
struktur geologi.
Menurut metode magnetik dapat digunakan untuk mengetahui
kedalaman dan struktur permukaan, pengukuran dapat diperoleh dengan
mudah untuk studi lokal dan regional. Metode magnetik bekerja
didasarkan pada pengukuran variasi kecil. intensitas medan magnetik di
permukaan bumi. Variasi ini disebabkan oleh kontras sifat kemagnetan
antar batuan di dalam kerak bumi, sehingga menimbulkan medan magnet
bumi yang tidak homogen, bisa disebut juga sebagai suatu anomaly
magnetik.
Metode geomagnet ini sangat sensitif terhadap perubahan vertical,
umumnya digunakan untuk mem- pelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat
hydro-thermal yang kaya akan mineral ferromagnetic dan struktur geologi.
Metode geomagnet ini digunakan pada studi geothermal karena mineral -
mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi
mendekati temperatur Curie. Oleh karena itu digunakan untuk
mempelajari daerah yang diduga mempunyai potensi geothermal. Metode
eksplorasi geomagnet banyak digunakan karena data acquitsition dan
data proceding dilakukan tidak serumit metode gaya berat. Penggunaan
filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomali ber-
dasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomali
magnetik yang ingin diselidiki.
Dengan menggunakan sifat keelektromagnetan batuan dibawah
permukaan, kita dapat melokalisasi batuan yang memiliki sifat mineral
tertentu. Misalnya untuk eksplorasi nikel, emas, bijih besi dan seba-
gainya. Selain itu karena menggunakan gelombang elektromagnet
dengan frekuensi yang tinggi, kita dapat mencitrakan kondisi suatu
bangunan (jembatan, gorong-gorong, pipa)
Magnetometer adalah alat ukur medan magnet yang banyak
digunakan untuk berbagai penyelidikan, antara lain untuk penelitian
bahan-bahan magnetik, keamanan penerbangan (mendektesi barang
bawaan), pemetaan medan magnet bumi dan pengetesan kebocoran
medan magnet dari suatu alat penghasil lainnya.

Gambar 1. Magnetometer LEMI-018


b. Akuisisi Data
Data-data yang dicatat dalam survei geomagnetik antara lain :
1. Waktu : meliputi hari, tanggal, jam
2. Data geomagnetik meliputi
a. Medan Total : minimal lima kali pengukuran pada tiap titik
pengukuran untuk mengurangi gangguan lokal (noise).
b. Medan Vertikal : dua orientasi yaitu utara-selatan dan timur-
barat dengan masing- masing minimal lima kali pengukuran
pada setiap titik pengamatan.
c. Variasi harian
d. Medan utama bumi (IGRF)
3. Posisi titik pengukuran
4. Kondisi cuaca dan topografi lapangan
Pengumpulan data bergantung pada target dan kondisi
lapangan. Pengukuran dengan target lokal biasanya dilakukan untuk
daerah survei yang tidak terlalu luas, dengan spasi 0 – 500 meter,
sedang untuk target regional mencakup daerah yang lebih luas dengan
spasi 1 – 5 km.
Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling
utama yang digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan
untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi survei. Salah satu
jenisnya adalah Proton Precission Magnetometer (PPM) yang digunakan
untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total. Peralatan lain yang
bersifat pendukung di dalam survei magnetik adalah Global Positioning
System (GPS). Peralatan ini digunaka untuk mengukur posisi titik
pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini
dalam penentuan posisi suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelit.
Penggunaan sinyal satelit karena sinyal satelit menjangkau daerah yang
sangat luas dan tidak terganggu oleh gunung, bukit, lembah dan jurang.
Beberapa peralatan penunjang lain yang sering digunakan di
dalam survei magnetik, antara lain :
a. Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari
medan magnet bumi.
b. Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik
pengukuran pada saat survei magnetik di lokasi
c. Sarana transportasi
d. Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data
e. PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC,
dan lain-lain.
Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan
menggunakan peralatan PPM, yang merupakan portable magnetometer.
Data yang dicatat selama proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu,
kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan.
Tabel 2. Contoh form untuk mencatat data hasil pengukuran
No Stasiun Waktu Posisi Geografis Kuat Keada
Pengukura Tgl. Jam Bujur Lintan Tin Meda an
n g ggi n Lokasi
1
2

Dalam melakukan akuisisi data magnetik yang pertama


dilakukan adalah menentukan base station dan membuat station - station
pengukuran (usahakan membentuk grid - grid). Ukuran gridnya
disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan
pengukuran medan magnet di station - station pengukuran di setiap
lintasan, pada saat yang bersamaan pula dilakukan pengukuran variasi
harian di base station.
Teknik pengambilan data dibagi menjadi dua bagian, dimana satu set
alat geomagnetik ditinggal pada base untuk pengambilan data variasi
harian sedangkan dua set alat geomagnet dibawah untuk mengambil
data anomali magnet lokal. Sehingga akan didapatkan dua jenis daya,
yaitu Hobs dan HVH. Dimana Hobs adalah hasil pengukuran medan magnet
total bumi dan HVH adalah hasil pengukuran medan magnet luar (variasi
harian).
Contoh Data Lapangan Geomagnetik

data base
no waktu pembacaan kor Har
1 9:27:00 45215,6 -15,5521739
AM
2 9:32:00 45226,2 -4,95217391
AM
3 9:37:00 45231 -0,15217391
AM
4 9:42:00 45231,2 0,047826087
AM
5 9:47:00 45231,6 0,447826087
AM
6 9:52:00 45231 -0,15217391
AM
7 9:57:00 45231,8 0,647826087
AM
8 10:02:00 45231,2 0,047826087
AM
9 10:07:00 45233,4 2,247826087
AM
10 10:12:00 45233,8 2,647826087
AM
11 10:17:00 45233,8 2,647826087
AM
12 10:22:00 45234,2 3,047826087
AM
13 10:27:00 45234,6 3,447826087
AM
14 10:32:00 45232,2 1,047826087
AM
15 10:37:00 45235 3,847826087
AM
16 10:42:00 45235,2 4,047826087
AM
17 10:47:00 45235,8 4,647826087
AM
18 10:52:00 45235,8 4,647826087
AM
19 10:57:00 45235,6 4,447826087
AM
20 11:02:00 45235,8 4,647826087
AM
21 11:07:00 45235,8 4,647826087
AM
22 11:12:00 45236,2 5,047826087
AM
23 11:17:00 45235,2 4,047826087
AM
24 11:22:00 45235,8 4,647826087
AM
25 11:27:00 45235,8 4,647826087
AM
26 11:32:00 45235,6 4,447826087
AM
27 11:37:00 45236 4,847826087
AM
28 11:42:00 45236 4,847826087
AM
29 11:47:00 45235,6 4,447826087
AM
30 11:52:00 45234,2 3,047826087
AM
31 11:57:00 45233,8 2,647826087
AM
32 12:02:00 45233,2 2,047826087
PM
33 12:07:00 45232,2 1,047826087
PM
34 12:12:00 45232,2 1,047826087
PM
35 12:17:00 45230,2 -0,95217391
PM
36 12:22:00 45231,6 0,447826087
PM
37 12:27:00 45228,8 -2,35217391
PM
38 12:32:00 45228,2 -2,95217391
PM
39 12:37:00 45227,4 -3,75217391
PM
40 12:42:00 45225,8 -5,35217391
PM
41 12:47:00 45223,2 -7,95217391
PM
42 12:52:00 45223,6 -7,55217391
PM
43 12:57:00 45222 -9,15217391
PM
44 1:02:00 45221,6 -9,55217391
PM
45 1:07:00 45220,4 -10,7521739
PM
46 1:12:00 45217,8 -13,3521739
PM
45231,15217
c. Pengolahan data (Molawe, Konawe Utara)

Nama Titik : MS2K


Koordinat : Awal : 0410037 ; 9602645
Akhir : 0410032 ; 9602644

No Jarak (cm) Susceptibilitas (m³/Kg) No Jarak (cm) Susceptibilitas (m³/Kg)


1 0 97 41 40 181
2 1 30 42 41 123
3 2 111 43 42 106
4 3 332 44 43 229
5 4 294 45 44 84
6 5 210 46 45 134
7 6 284 47 46 89
8 7 252 48 47 125
9 8 364 49 48 109
10 9 1 50 49 253
11 10 182 51 50 156
12 11 73 52 51 -73
13 12 170 53 52 245
14 13 477 54 53 215
15 14 99 55 54 200
16 15 26 56 55 240
17 16 72 57 56 141
18 17 161 58 57 247
19 18 365 59 58 90
20 19 55 60 59 66
21 20 270 61 60 -3
22 21 361 62 61 156
23 22 42 63 62 -55
24 23 146 64 63 313
25 24 221 65 64 12
26 25 -47 66 65 248
27 26 156 67 66 69
28 27 234 68 67 -24
29 28 102 69 68 265
30 29 138 70 69 -48
31 30 156 71 70 287
32 31 88 72 71 -88
33 32 24 73 72 257
34 33 168 74 73 145
35 34 25 75 74 190
36 35 160 76 75 279
37 36 46 77 76 287
38 37 40 78 77 290
39 38 60 79 78 24

d. interpretasi

Grafik Nilai Suseptibilitas


600
500
400
Suseptibilitas

300
200
100
0
-100 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

-200
Jarak
BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Metode Geolistrik


Pada percobaan ini dilakukan pada daerah pamandati, konawe
selatan. Dari hasil data interpretasi pada gambar 3.17 pada metode
geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner, setelah dikonversi dalam
software res2dinV, dapat terlihat kandungan bumi yang terdapat pada
software tersebut, terdapat beberapa warna berbeda pada tiap gambar.
Dapat diketahui warna gambar tersebut merupakan indikator dari
resistansi dari kandungan bumi. Pada software res2dinV tersebut
terdapat tiga bentuk indikator gambar, gambar pertama menunjukan
gambar dari hasil model data terukur pada lapangan, sedangkan gambar
kedua merupakan gambar hasil dari model yang dibuat oleh software
dengan perhitungan untuk mendekati gambar pertama, dan gambar yang
ketiga menunjukan hasil inversi dari gambar yang kedua.
Eror adalah perbedaan dari gambar pertama dengan gambar
kedua, dengan semakin kecilnya nilai eror tersebut, maka akan semakin
mendekati model permukaan bawah yang sebenarnya. Pada percobaan
ini kita mendapatkan hasil eror sebesar 28,1%, ini jelas menunjukan data
yang didapatkan mendekati model permukaan yang sebenarnya.
Software RES2DINV merupakan sebuah program komputer yang
secara otomatis menentukan model resistivity 2 dimensi untuk bawah
permukaan dari hata hasil survey geolistrik. Model 2D menggunakan
program inverse yang terdiri dari sejumlah kotak persegi. Susunan dari
kotak-kotak ini terikat oleh distribusi dari titik datum dalam
psuedesection. Distribusi dan ukuran dari kotak secara otomatis
dihasilkan oleh program maka jumlah kotak tidak akan melebihi jumlah
datum point. Subroutine dari pemodelan maju nilai resistivitas semu, dan
teknik optimasi least-squares non linear digunakan untuk routine inverse.
Berdasarkan gambar pada sofware tersebut, menunjukan hasil
interpretasi resistivitas sebesar (9,13-2591)Ωm. Pada jarak kedalaman
(1,25-21,5) meter berwarna biru muda terdapat resistivitas sebesar (20,5-
45,9)Ωm yang merupakan lapisan yang mengandung air tanah dan dapat
juga menunjukkan tanah lempung kering, hal ini dapat diakibatkan air
yang ada diserap oleh tumbuhan atau dapat juga menguap . Pada jarak
kedalaman (6,76-13,4) meter berwarna hijau tua dan hijau muda terdapat
nilai resistivitas sebesar (103-230)Ωm yang diperkirakan transisi dari
tanah gambut ke tanah ke tanah lempung dan merupakan lapisan pasir
yang bercampur lempung yang dapat menyimpan air dan mengalirkannya
dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan pada jarak kedalaman (6,76-
13,14) meter berwarna kuning, coklat, merah muda, merah tua, dan ungu
tua dengan besar nilai resistivitas sebesar (516-2591)Ωm yang
menunjukkan nilai resistivitas yang tinggi. Kemungkinan lapisan tanah
yang terdiri dari kerikil atau batuan yang strukturnya berongga
(batugamping) dan menjadi tempat penampungan air tanah.

III.2. Metode Self Potensial


Dari hasil interpretasi data pada praktikum geofisika tambang
dengan metode self potensial pada daerah pamandati, konawe selatan.
diketahui pada titik S2.51 memiliki nilai beda potensial yang tinggi, pada
titik ini dapat diindikasikan bahwa pada saat pengukuran titik tersebut
dekat dengan aliran air tanah atau tepat pada aliran tanah. Kemudian
selanjutnya pada titik S2.7 memiliki nilai beda potensial yang rendah
sehingga dapat indikasikan bahwa pada daerah tersebut kondisinya
kering dan jauh dari aliran air tanah.

III.3. Metode Suseptibilitas Magnetik


Dari hasil interpretasi data pada praktikum geofisika tambang
dengan metode self potensial pada daerah pamandati, konawe selatan, di
dapatkan hasil dimana pada jarak 13 cm memiliki nilai suseptibilitas yang
tinggi yaitu sebesar 477 m3/kg hal ini mengindikasikan bahwa pada jarak
tersebut terdapat mineral – mineral logam yang melimpah dengan kata
lain pada daerah pengukuran tersebut tersusun oleh batuan ultrabasa
dengan kandungan mineral ultramafic yang besar. Sedangkan nilai
suseptibilitas yang rendah ditunjukkan pada jarak 71 cm yaitu kurang
lebih 88 m3/kg hal ini mengindikasikan bahwa pada jarak ini mineral –
mineral yang ada adalah mineral non logam atau batuan sedimen berupa
batupasir, batulempung atapun batulanau yang sama sekali tidak memiliki
mineral – mineral logam.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang dapat ditarik pada peraktikum ini adalah
sebagai berikut :

1. Metode Geolistrik adalah suatu metoda eksplorasi geofisika untuk


menyelidiki keadaan bawah permukaan dengan menggunakan sifat-
sifat kelistrikan batuan. Biyasanya digunakan untuk mengetahui
kondisi lapisan bawah permukaan bumi berdasarkan sifat kelisrikan
pada batuan. Kedalaman hasil yang didapatkan pada pengukuran
geolistrik di engaruhi oleh jarak elektroda semaikin jauh jarak antara
elektroda maka akan semakin besar kedalamanya. Dan begitu pulah
sebaliknya.
2. Metode SP adalah metode pasif, karena pengukurannya dilakukan
tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah. Perbedaan
potensial alami tanah diukur melalui dua titik dipermukaan tanah.
Metode ini termasuk dalam sistem/metode geofisika pasif
3. Geomagnetik merupakan salah satu metode seurvei geofisika dengan
cara mengukur variasi intensitas medan magnetik dari posisi yang
berbeda.
Metode geomagnetik ini dapat digunakan untuk eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada
pencarian prospek benda-benda arkeologi. Eksplorasi dengan
menggunakan geomagnetik pada umumnya dilakukan dengan tiga tahap,
yaitu akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Pada tahap
processing dilakukan koreksi pada metode magnetik yang terdiri atas
koreksi harian (diurnal), koreksi IGRF, koreksi topografi (terrain).
IV.2 Saran
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini
masih banyak kesalah. Dan juga pada saat praktikum dilaksanakan agar
praktikum yang dilakukan supaya lebih detail lagi agar mahasiswa lebih
mengerti tentang cara pengukran masing masing metode diatas termasuk
pada pengolahan dan interpretasi data
DAFTAR PUSTAKA

http://www.Seputar Dunia GEOFISIKA 'METODE


MAGNETIK'.htm.31/12/2016

http://www.METODE MAGNETIK by aufa alfarizi on Prezi.htm.31/12/2016

http://www.LAPORAN PRAKTIKUM GEOLISTRIK _ Bery Bernando -


Academia.edu.htm. 31/12/2016

http://www.fisika Laporan SP(self-potensial).htm.31/12/2016

http://www.Modul_9-Akuisisi_Data_Magnetik.pdf.31/12/2016

http://www.APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-


SCHULUMBERGER PADA SURVEY GERAKAN TANA DI
BAJAWA,NTT.pdf.31/12/2016

http://www.INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE


SELFPOTENTIAL DAERAH BLEDUG KUWU KRADENAN
GROBOGAN.pdf.06/01/2017

http://www.PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK DENGAN METODE


SCHLUMBERGER.pdf. 06/01/2017

http://www.PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK DENGAN METODE


WENNER.pdf. 06/01/2017

Anda mungkin juga menyukai