Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN GEOFISIKA EKSPLORASI

OLEH

FEBRIZA SUMBARI 201863030

MEI K SITUMORANG 201863031

MISPA V WOPARI 201863015

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PAPUA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 6 Januari 2021

Praktikan

Febrizha Sumbari 201863030

Mei K Situmorang 201863031

Mispa V Wopari 201863015

Asisten

RENNY CAHYANINGTIAS
2014 63 044

Mengetahui,

Tim Dosen Pengampu

Yulis G Pangkung.ST., M.T Firwansyah Aras.ST


NIP.197307162005011002
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Berkat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Praktikum Geofisika Eksplorasi ini
dapat diselesaikan. Praktikum ini dilaksanakan sejak November 2020 dengan
maksud untuk mengetahui konsep dan analisa data geologi dan hubungannya
dengan ilmu geofisika. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat memenuhi
kelulusan untuk matakuliah Geofisika Ekplorasi.

Terimakasih Penulis ucapkan kepada Bapak Yulius G


Pangkung,S.T.,M.Eng. dan Bapak Firmansya Aras,S.T. yang sudah memberikan
materi tentang ilmu ilmu Geofisika Eksplorasi.Di samping itu Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Renny Cahyaningtias selaku Asisten
pembimbing dalam praktikum dan pembuatan laporan Geofisika Ekplorasi
ini.Penghargaan juga penulis sampaikan kepada teman teman yang sudah ikut
berpartisipasi dalam praktikum Geofisika Eksplorasi khususnya Tim penyusun
laporan Praktikum ini.

Manokwari,13 November 2020

Kelomok 8
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... …ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL................................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi

I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................. 1

II DASAR TEORI........................................................................................ 2

2.1 Geofisika ............................................................................................. 2

2.2 Pengertian Geolistrik .......................................................................... 2

2.3 Konsep Resistivitas ............................................................................ 3

2.4 Konfigurasi Elektroda ......................................................................... 4

2.5 Teknik Pengukuran Lapangan ............................................................ 6

2.6 Metode Analisis dan Interprestasi Data .............................................. 6

2.7 Teknik Pengolaha Data ....................................................................... 8

III HASI DAN PEMBAHASAN ................................................................... 9

3.1 Data Pengukuran Lapangan ................................................................ 9

3.2 Tabel Kedalaman,Ketebalan,Tahanan Jenis ....................................... 11

IV PENUTUP ................................................................................................ 13
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14

4.2 Saran ................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16


DAFTAR GAMBAR

2.1 Pola aliran arus dan bidang equipotential antara dua elektroda arus
dengan polaritas berlawanan (Bahri,2005) ....................................................... 3

2.2 Konfigurasi Wenner (Syamsuddin, 2016). ....................................................... 6


DAFTAR TABEL

3.1 Data Pengukuran Tahanan Jenis Metoda Schlumberger ............................... 9

3.2. Tabel Kedalaman,Ketebalan,Tahanan Jenis dengan Teori Wenner .............. 11

3.3 Tabel Kedalaman,Ketebalan,Tahanan Jenis dengan Teori Wenner ............... 12


DAFTAR LAMPIRAN

1.Perhitungan Susunan Elektroda Wenner ........................................................... 18

2. Perhitungan Susunan Elektroda Schlumberger ................................................. 50


I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geofisika eksplorasi merupakan cabang terapan geofisika, yang


menggunakan metode fisik (seperti seismik, gravitasi, magnet, listrik, dan
elektromagnetik) Salah satu metoda yang digunakan dalam eksplorasi bawah
permukaan adalah metode geofisika, pemanfaatan metode geofisika untuk
eksplorasi bawah permukaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara
kuantitatif dan kualitatif kondisi bawah permukaan sesuai dengan sifat fisika yang
dimiliki oleh material bawah permukaan dimanfaatkan untuk mendapatkan
anomaly bawah permukaan sebagai target eksplorasi yang dilakukan.

Metode fisika banyak digunakan terutama untuk eksplorasi bawah


permukaan baik dalam geoteknik, eksplorasi mineral, pemetaan sumberdaya air,
dan lain sebagainya. Diantara metode geofisika yang banyak dimanfaatkan
adalah, metoda (resistivitas) atau geolistrik, seismik, gaya berat (gravity),
magnetic, radar dan lain sebagainya.Metode geofisika yang banyak digunakan
terutama untuk eksplorasi bawah permukaan adalah resistivitas. Metode ini
memanfaatkan sifat kelistrikan material bawah permukaan untuk mendapatkan
anomaly dan sebaran sifat kelistrikan bawah permukaan. Metode ini efektif
digunakan untuk pemetaan dangkal dan menengah. (Marwan, 2020)

1.2 Tujuan

1.Mengetahui cara pengukuran lapangan geofisika eksplorasi

2. Mengetahui system pengolahan data pengukuran lapangan geofisika eksplorasi


II DASAR TEORI

2.1 Geofisika

Geofisika merupakan ilmu yang menggunakan metode fisika untuk


mempelajari bumi (isi dan lingkungn bumi serta intraksinya, baik kondisi statik
dan dinamiknya). Salah satu metode fisika yang di pakai dalam geofisika sebagai
dasar untuk mempelajari bawah permukaan bumi dan penerapannya, besaran
fisisnya yang diukur dan sumber penyebab anomaliany seperti metode seismik,
gravitasi, resistivity, magnetik, elektromagnetik, panas dan radioaktifitas. Yang
dimaksud stuktur bawah permukan bumi meliputi system perlapisan bumi sampai
dengan kedalaman kurang dari 10 km yang banyak mengandung sumberdaya
alam, seperti minyak dan gas bumi, bahan-bahan tambang baik yang dangkal
maupun dalam. Sedangkan struktur bumi dengan kedalaman lebih besar dari 10
km atau bahkan sampai inti bumi yang panas dan dinamis merupakan penyebab
gerakan-gerakan kulit bumi. Gerakan tersebut bahkan sampai menggoyangkan
kulit bumi dengan kuat sebagai gempa bumi dan menimbulkan aktivitas bencana
gunung api, tsunami, tanah longsor, dan lain sebagainya yang sangat
mempengaruhi pola lingkungan hidup di dunia.

2.2 Pengertian Geofisika

Geolistrik adalah salah satu metoda yang mempelajari sifat-sifat aliran


listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya dari permukaan bumi.
Besaran fisis yang dicari adalah tahanan jenis batuan akibat adanya medan
potensial dan arus yang diinjeksikan ke bawah permukaan bumi. Pada dasarnya
metode ini didekati mengunakan konsep perambatan arus listrik di dalam medium
yang homogen isotropis, dimana arus listrik bergerak ke segala arah dengan nilai
sama besar. Sehingga jika terjadi penyimpangan dari kondisi ideal (homogen
isotropis), maka penyimpangan ini (anomalia) yang jutru diamati. Nilai tahanan
jenis batuan berhubungan dengan sifat fisisnya antara lain derajat saturasi air,
porositas, permeabilitas, dan formasi batuan.prinsip kerja dari metode geolistrik
ini adalah arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda
arus. Beda potensial yang terjadi diukur melalui dua buah elektroda potensial, dari
hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu,
dapat ditentukan variasi harga tahanan jenis masing-masing lapisan dibawah titik
ukur. (Simpen, 2015)

Umunya metode ini hanya baik untuk eksplorasi dangkal dengan


kedalaman maksimum sekitar 200 meter. Jika kedalaman lapisan lebih dari harga
tersebut, maka informasi yang diperoleh kurang akurat, hal ini disebabkan dengan
bentangan yang besar dengan maksud mendapatkan penetrasi kedalaman diatas
200 m, maka arus yang mengalir akan semakin lemahdan tidak stabil akibat
perubahan bentangnya yang semakin besar. Karena itu metode ini jarang
digunakan untuk eksplorasi dalam, sebagai contoh untuk eksplorasi minyak.
Metode geolistrik ini banyak digunakan di dalam pencarian air tanah, memonitor
pencemaran air dan tanah, eksplorasi geoternal, aplikasi geoteknik, pencarian
bahan tambang, dan untuk penyelidikan dibidang arkeologi, jadi prinsipnya untuk
eksplorasi yang tidak terlalu dalam. (Simpen, 2015)

2.3 Konsep Resistivitas Semu

Metode geolistrik tahanan jenis didasarkan pada anggapan bahwa bumi


mempunyai sifat homogen isotropis. Dengan asumsi ini, tahanan jenis yang
teruku rmerupakan tahanan jenis yang sebenarnya dan tidak tergantung pada spasi
elektroda. Namun pada kenyataanya bumi tersusun atas lapisan-lapisan dengan
resistivitas yang berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur merupakan
pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Karenanya, harga resistivitas yang diukur
seolah-olah merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja Resistivitas yang
terukur sebenarnya adalah resistivitas semu.

Metode Geolistrik resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus


listrik ke permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial diantara
dua buah 11lectrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran bawah
permukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan
yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu
informasi tentang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya
dengan menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti
perilaku resistor, dimana material-materialnya memiliki kemampuan yang
berbeda dalam menghantarkan arus listrik (Kusumawardana, 2014)
Survei resistivitas akan memberikan gambaran tentang distribusi
resistivitas bawah permukaan. Harga resistivitas tertentu akan berasosiasi dengan
kondisi geologi tertentu. Untuk mengkonversi harga resistivitas ke dalam bentuk
geologi diperlukan pengetahuan tentang tipikal dari harga resistivitas untuk setiap
tipe material dan struktur daerah survey. Harga resistivitas batuan, mineral, tanah
dan unsur kimia secara umum telah diperoleh melalui berbagai pengukuran dan
dapat dijadikan sebagai acuan untuk proses konversi (Telford, 1990).
Dalam pengukuran, nilai potensial yang diperoleh adalah nilai potensial
untuk medium yang berlapis. Faktanya bumi terdiri dari beberapa lapisan dengan
nilai resistivitas yang berbeda-beda, namun apabila mengasumsikan bumi sebagai
medium yang mempunyai sifat homogen isotropik maka bumi dianggap terdiri
dari lapisan yang sama (homogen) sehingga nilai resistivitas yang terukur
dipermukaan bumi bukanlah nilai resistivitas yang sebenarnya melainkan nilai
resistivitas semu (Rina, 2006).

Gambar 2.1 Pola aliran arus dan bidang equipotential antara dua elektroda arus
dengan polaritas berlawanan (Bahri,2005)

Pada Gambar 2.1 yang menyerupai setengah lingkaran dapat dilihat


sebaranarus pada permukaan akibat arus listrik yang dikirim ke
bawah permukaan. Garis tegas menunjukkan arus yang dikirim mengalami
respon oleh suatu lapisan yang homogen. Sedangkan arus putus-putus
menunjukkan arus normal dengan nilai yang sama. Garis-garis tersebut disebut
dengan garis
equipotential.
Dimana medan listrik titik sumber di dalam bumi dianggap memiliki
simetri bola (Kurniawan, 2004). Kombinasi dari jarak C1C2/2, jarak P1P2/2,
besarnya arus listrik yang dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan didapat
suatu harga resistivitas semu (Apparent Resistivity).. Disebut resistivitas semu
karena resistivitas yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari banyak
lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik. Resistivitas semu
dapat dikatakan sebagai resistivitas medium homogen ekivalen. Artinya jika
medium setengah-ruang tak-homogen digantikan oleh suatu medium homogen
dengan harga resistivitas ρa maka arus sebesar I akan menghasilkan potensial
sebesar V pada elektroda-elektroda dengan faktor geometri K. Meskipun
resistivitas semu tidak mencerminkan secara langsung resistivitas medium,
distribusi harga resistivitas semu hasil pengukuran mengandung
informasimengenai distribusi resistivitas medium. Bila satu set hasil pengukuran
resistivitas semu dari jarak C1C2 terpendek sampai terpanjang tersebut
digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak C1C2/2 sebagai sumbu-X
dan resistivitas semu sebagai sumbu-Y, maka akan didapat suatu bentuk kurva
data geolistrik. Dari kurva tersebut bisa dihitung dan diduga sifat lapisan batuan
di bawah permukaan (Kurniawan, 2004)

2.4 Konvigurasi Elektroda

2.4 Konvigurasi Elektroda Wenner

Susunan elektroda wenner adalah C1-C2-P1-P2.Wenner memiliki nilai


sensitifitas paling besar dibawah pusat konfigurasi. Oleh sebab itu konfigurasi ini
sensitif terhadap perubahan vertikal dan kurang sensitif terhadap perubahan
horizontal. Faktor geometri wenner k= 2.a.π sehingga memiliki sinyal yang kuat
dan cocok digunakan untuk daerah yang memiliki noise yang tinggi.
Dibawah permukaan antara C1 – P1 dan C2 – P2 memiliki nilai negatif. Oleh
sebab itu apabila target memiliki nilai resistivitas yang tinggi dibandingkan
dengan daerah sekitar maka perhitungan resistivitas semunya akan turun. Atau
disebut dengan anomali inversi (Loke, 2004)
Gambar 2.2 Konfigurasi Wenner (Syamsuddin, 2016).

Data yang diperoleh dari pengukuran di lapangan berupa besarnya arus


listrik (I) yang diinjeksikan ke bumi melalui elektroda arus (C) dan harga beda
potensial (ΔV) antara kedua elektroda potensial (P). Data yang diperoleh dari
lapangan diolah untuk menentukan nilai resistivitas semu menggunakan rumus
seperti pers 2.1 berikut.

(2.1)

Nilai ΔV dan I dapat diperoleh dari data lapangan sementara nilai k dihitung
berdasarkan harga spasi (a) untuk masing-masing konfigurasi elektroda. Untuk
konfigurasi
Wenner digunakan rumus :
k = 2 .π.a (2.2)
Harga resistivitas semu digunakan untuk menentukan penampang harga
resistivitas semu terhadap kedalaman semu untuk setiap lintasan pengukuran.
Resistivitas semu yang diperoleh kemudian dijadikan input untuk
melakukan penggambaran lapisan tahanan jenis bawah permukaan dalam bentuk
penampang 2D dengan bantuan komputer menggunakan software Res2Dinv.
Penampang 2D
Penelitian ini menggunakan konfigurasi Schlumberger, persamaan
resistivitas semu untuk konfigurasi ini dirumuskan menjadi.:
( ) (2.3)

Dengan 𝜌a adalah resistivitas semu (Ωm),


( + 1) adalah faktor geometri, ∆𝑉 adalah beda potensial (Volt) dan 𝐼 adalah
besar kuat arus (ampere).

2.4.2 Konfigurasi Schlumburger


Konfigurasi Metode Schlumberger
Prinsip konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya,
sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan ke-
pekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN
hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5
jarak AB,Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger adalah pembacaan tegangan
pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh,
sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik high
impedance dengan mengatur tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang
koma atau dengan cara peralatan arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang
sangat tinggi. Keunggulan konfigurasi Schlumberger adalah kemampuan untuk
mendeteksi adanya sifat tidak homogen lapisan batuan pada permukaan, yaitu
dengan membanding-kan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak
elektroda MN/2(Anonim, 2007a). Parameter yang diukur yaitu : jarak antara
stasiun dengan elektroda-elektroda (AB/2 dan MN/2), arus (I) dan beda potensial
(∆V). Parameter yang dihitung yaitu : tahanan jenis (R) dan faktor geometrik (K)
(Asisten Geofisika, 2006). Berdasarkan Sunaryo, dkk, (2003) tahanan jenis semu
(ρa) dalam pengukuran resistivitas secara umum adalah dengan cara
menginjeksikan arus ke dalam tanah melalui 2 elektroda arus (C1 dan C2), dan
mengukur hasil beda potensial yang ditimbulkannya pada 2 elektroda potensial
(P1 dan P2). Dari data harga arus (I) dan beda potensial (V) dapat dihitung nilai
resistivitas semu (ρa) sebagai berikut :

𝜌 (2.4)
Gambar 2.3 Konfigurasi Schlumberger

2.5 Teknik Pengukuran Lapangan

Langkah-langkah pengukuran geolistrik metode schlumberger kurang lebih


sama dengan metode geolistrik yang lain, hanya berbeda pada susunan elektroda.
Tahapan pengukuran sounding dengan konfigurasi schlumberger

1. Penentuan titik pengukuran.


2. Menentukan koordinat titik pengukuran menggunakan Global Position
Sistem (GPS).
3. Mengisi tabel pengukuran meliputi
 Merek alat
 Lokasi pengukuran
 Nomor titik pengukuran
 Azimuth
 Tanggal, bulan, tahun pengukuran
 Nama operator
4. Membuat rangkaian alat konfigurasi schlumberger
 Tempatkan elektroda arus (AB) dan potensial (MN) pada bentangan
lintasan dengan jarak MN pada awal pengukuran ½ jarak AB.
 Selanjutnya perpindahan elektroda AB lebih jauh dari MN dengan
jarak MN <1/3 AB. Dalam hal ini jarak MN tetap sampai
perpindahan AB 4-5 kali.
5. Menghubungkan alat ke sumber arus
6. Nyalakan alat dan kalibrasi
7. Injeksi arus dan pembacaan nilai
8. Catat nilai I dan V yang terbaca pada alat.

2.6 Analisis dan Interprestasi Data

Dalam penelitian, geofisika eksplorsi bagian analisis data bisa terdiri dari
sejumlah komponen. Tetapi, proses analisis data secara keseluruhan melibatkan
usaha memaknai data yang berupa teks atau gambar. Untuk itu seorang peneliti
perlu mempersiapkan data tersebut untuk dianalisis, melakukan analisis -analisis
yang berbeda, memperdalam pemahaman akan data tersebut, menyajikan data,
dan membuat interpretasi makna yang lebih luas akan data tersebut. Berikut
deskripsi sejumlah proses umum yang bisa dijelaskan oleh peneliti dalam
penelitian mereka untuk menggambarkan keseluruhan aktivitas analisis data.

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi


terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis dan
menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Analisis data melibatkan
pengumpulan data yang terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan pertanyaan
umum dan analisis informasi dari para partisipan. Analisis data kualitatif yang
dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan buku-buku ilmiah sering kali menjadi
model analisis yang umum digunakan. Dalam model analisis tersebut, peneliti
mengumpulkan data kualitatif, menganalisisnya berdasarkan tema-tema atau
perspektif tertentu dan melaporkan 4-5 tema. Meski demikian, saat ini banyak
peneliti kualitatif yang berusaha melampaui model analisis data yang sudah lazim
tersebut dengan menyajikan prosedur-prosedur yang lebih detail dalam setiap
strategi penelitiannya.Meskipun perbedaan-perbedaan analitis ini sangat
tergantung pada jenis strategi yang digunakan, peneliti kualitatif pada umumnya
menggunakan prosedur yang umum dan langkah-langkah khusus dalam analisis
data. Cara yang ideal adalah dengan mencampurkan prosedur umum tersebut
dengan langkah-langkah khusus.
Interpretasi data adalah bentuk dari kegiatan untuk melakukan
penggabungan terhadap sebuah hasil dari analisis dengan berbagai macam
pertanyaan, kriteria, maupun pada sebuah standar tertentu guna untuk dapat
menciptakan sebuah makna dari adanya sebuah data geofisika yang dimana telah
dikumpulkan oleh seseorang guna untuk mencari sebuah jawaban dalam hal ini
ketebalan ,kedalaman dan tahanan jenis terhadap permasalah yang dimana
terdapat di dalam sebuah penelitian yang dimana sedang diperbaiki.

2.7 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu manual dan


komputasi (software).Cara manual yaitu dengan menggunakan kurva
matching.kurva ini adalah mencocokkan kurva lapangan dengan kurva standar
yang telah diketahui parameter kedalaman dan resistivitasnya.pengolahan data
mapping dilakukan dengan menggunakan software tertentu.pada dasarnya
software tersebut akan menghubungkan harga harga resistivitas yang sama kearah
lateral dan kearah kedalaman sehingga akan membentuk suatu kontur.
III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengukuran Lapangan

Dari pengukuran lapangan yang dilakukan didapatkan data seperti pada


table di bawah;

Tabel 3.1 Data Pengukuran Tahanan Jenis Metoda Schlumberger

DATA PENGUKURAN TAHANAN JENIS METODA SCHLUMBERGER

Alat : OYO McOhm-2115 Azimuth : N90ºE

:
Lokasi 460122/9158996 Tanggal : 12.08.06

No.
Titik :AQ-09 Operator : Soediman

Tahanan
AB/2 MN/2 I V R
Jenis
No. K
(ohm-
(m) (m) (mA) (mV) (ohm)
meter)

1 1 0.5 9.95 304.1715

2 2 0.5 9.95 28.8351

3 3 0.5 9.95 9.24355

4 5 0.5 9.95 2.71635

5 7 0.5 9.95 1.58205


6 10 0.5 9.96 0.8466

7 10 2.5 9.95 4.5372

8 12 2.5 9.95 3.4626

9 15 2.5 9.95 2.43775

10 17 2.5 9.95 2.01985

11 20 2.5 9.95 1.62185

12 25 2.5 9.95 1.194

13 30 2.5 9.95 0.9353

14 35 2.5 9.95 0.76615

15 40 2.5 9.95 0.60695

16 40 10 9.95 2.7064

17 45 10 9.96 2.05176

18 50 10 9.95 1.6716

19 60 10 9.95 1.2139

20 70 10 9.96 0.86652

21 80 10 9.96 0.67728

22 90 10 19.9 1.0547

23 100 10 19.9 0.8557

24 100 25 19.9 2.2686

25 120 25 19.9 1.2935

26 150 25 19.9 0.6567

27 170 25 19.9 0.4179


28 200 25 19.9 0.2189

29 220 25 9.96 0.07968

30 250 25 9.96 0.05976

3.2 Tabel Kedalaman,Ketebalan,Tahanan Jenis

3.2.1 Tabel Kedalaman,Ketebalan,Tahanan Jenis dengan Teori Wenner

Tabel 3.2 Tabel Kedalaman,Ketebalan,Tahanan Jenis dengan Teori Wenner

Tahanan
AB/2 MN/2 I V R
Jenis
No. K
(ohm-
(m) (m) (mA) (mV) (ohm)
meter)
1 1 0.5 9.95 304.17 30.57 6.28
2 2 0.5 9.95 28.835 2.898 6.28
3 3 0.5 9.95 9.2436 0.929 6.28
4 5 0.5 9.95 2.7164 0.273 6.28
5 7 0.5 9.95 1.5821 0.159 6.28 0,99852
6 10 0.5 9.96 0.8466 0.085 6.28 0.5338
7 10 2.5 9.95 4.5372 0.456 31.4 14.3184
8 12 2.5 9.95 3.4626 0.348 31.4 10.9772
9 15 2.5 9.95 2.4378 0.245 31.4 7.690
10 17 2.5 9.95 2.0199 0.203 31.4 6.374
11 20 2.5 9.95 1.6219 0.163 31.4 5.1182
12 25 2.5 9.95 1.194 0.12 31.4 3.768
13 30 2.5 9.95 0.9353 0.094 31.4 2.9615
14 35 2.5 9.95 0.7662 0.077 31.4 2.4178
15 40 2.5 9.95 0.607 0.061 31.4 1.9154
16 40 10 9.95 2.7064 0.272 125.6 34.1632
17 45 10 9.96 2.0518 0.206 125.6 25.8736
18 50 10 9.95 1.6716 0.168 125.6 21.1008
19 60 10 9.95 1.2139 0.122 125.6 15.3232
20 70 10 9.96 0.8665 0.087 125.6 10.9272
21 80 10 9.96 0.6773 0.068 125.6 8.5408
22 90 10 19.9 1.0547 0.053 125.6 6.6568
23 100 10 19.9 0.8557 0.043 125.6 5.4008
24 100 25 19.9 2.2686 0.114 314 35.796
25 120 25 19.9 1.2935 0.065 314 20.41
26 150 25 19.9 0.6567 0.033 314 10.362
27 170 25 19.9 0.4179 0.021 314 6.594
28 200 25 19.9 0.2189 0.011 314 3.454
29 220 25 9.96 0.0797 0.008 314 2.512
30 250 25 9.96 0.0598 0.006 314 1.884

3.2.2 Tabel Kedalaman,Ketebalan,Tahanan Jenis dengan Teori


schlumberger

Tabel 3.3 2 Tabel Kedalaman,Ketebalan,Tahanan Jenis dengan Teori


schlumberger

Tahanan
AB/2 MN/2 I V R
Jenis
No. K
(ohm-
(m) (m) (mA) (mV) (ohm)
meter)
1 1 0.5 9.95 304.17 30.57 2.355 71.9924
2 2 0.5 9.95 28.835 2.898 11.755 34.124
3 3 0.5 9.95 9.2436 0.929 27.475 25.5243
4 5 0.5 9.95 2.7164 0.273 77.751 21.2162
5 7 0.5 9.95 1.5821 0.159 153.08 24.3389
6 10 0.5 9.96 0.8466 0.085 313.22 26.6233
7 10 2.5 9.95 4.5372 0.456 58.875 26.847
8 12 2.5 9.95 3.4626 0.348 86.507 30.1044
9 15 2.5 9.95 2.4378 0.245 137.38 33.6569
10 17 2.5 9.95 2.0199 0.203 177.57 36.0461
11 20 2.5 9.95 1.6219 0.163 247.28 40.3058
12 25 2.5 9.95 1.194 0.12 388.58 46.629
13 30 2.5 9.95 0.9353 0.094 561.28 52.7599
14 35 2.5 9.95 0.7662 0.077 765.38 58.9339
15 40 2.5 9.95 0.607 0.061 1000.9 61.0534
16 40 10 9.95 2.7064 0.272 235.5 64.056
17 45 10 9.96 2.0518 0.206 302.23 62.2584
18 50 10 9.95 1.6716 0.168 376.8 63.3024
19 60 10 9.95 1.2139 0.122 549.5 67.039
20 70 10 9.96 0.8665 0.087 753.6 65.5632
21 80 10 9.96 0.6773 0.068 989.1 67.2588
22 90 10 19.9 1.0547 0.053 1256 66.5680
23 100 10 19.9 0.8557 0.043 1554.3 66.8349
24 100 25 19.9 2.2686 0.114 588.75 67.1175
25 120 25 19.9 1.2935 0.065 865.07 56.2296
26 150 25 19.9 0.6567 0.033 1373.8 45.3338
27 170 25 19.9 0.4179 0.021 1775.7 37.2891
28 200 25 19.9 0.2189 0.011 2472.8 27.2003
29 220 25 9.96 0.0797 0.008 3000.3 24.0022
30 250 25 9.96 0.0598 0.006 3885.8 27.3145
IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Langkah-langkah pengukuran geolistrik metode schlumberger kurang


lebih sama dengan metode geolistrik yang lain, hanya berbeda pada susunan
elektroda. Tahapan pengukuran sounding dengan konfigurasi schlumberger

a.Penentuan titik pengukuran.

b.Menentukan koordinat titik pengukuran menggunakan Global Position Sistem


(GPS).

c.Mengisi tabel pengukuran meliputi;Merek alat ,Lokasi pengukuran,Nomor titik


pengukuran,Azimuth ,Tanggal, bulan, tahun pengukuran,Nama operator

d.Membuat rangkaian alat konfigurasi schlumberger

Tempatkan elektroda arus (AB) dan potensial (MN) pada bentangan


lintasan dengan jarak MN pada awal pengukuran ½ jarak AB.

Selanjutnya perpindahan elektroda AB lebih jauh dari MN dengan jarak


MN <1/3 AB. Dalam hal ini jarak MN tetap sampai perpindahan AB 4-5
kali.

e.Menghubungkan alat ke sumber arus

f.Nyalakan alat dan kalibrasi

g.Injeksi arus dan pembacaan nilai

h.Catat nilai I dan V yang terbaca pada alat.

2. Dalam pengolahan data dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan


dengan persamaan yang berlaku menurut jenis metoda yang dipakai.perhitungan
yang dilakukan adalah perhitungan ketebalan,kedalaman dan tahanan jenis.setelah
perhitungan data yang didapatkan dapat diolah dengan Cara manual yaitu dengan
menggunakan kurva matching.kurva ini adalah mencocokkan kurva lapangan
dengan kurva standar yang telah diketahui parameter kedalaman dan
resistivitasnya.pengolahan data mapping dilakukan dengan menggunakan
software tertentu.pada dasarnya software tersebut akan menghubungkan harga
harga resistivitas yang sama kearah lateral dan kearah kedalaman sehingga akan
membentuk suatu kontur.

4.2 Saran

Sebaiknya dalam praktikum ini dilakukan dengan melakukan praktikum


langsung dilapangan supaya lebih praktikan tau bagaimana penyusunan elektroda
dengan benar .saran untuk pembuatan laporan ini sebaikknya parktikan di ajari
dalam menginterprestasikan data yang didapatkan dan juga mengolah data dengan
software.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi.2013.Metode geolistrik untuk mengetahui potensi air tanah di daerah


pasuruan-jawa timur
https://www.academia.edu/35915092/laporan_geolistrik_docx Diakses
pada 5 januari 2021
I nengah simpen, 2015 MODUL PRAKTIKUM GEOLISTRIK
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/0c567c7308cdde
682fc8e8ec9761952e.pdf Diakses pada 27 Nov 2020
Kanata Bulkis.2008. APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS
KONFIGURASIWENNERSCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA
BAWAH PERMUKAAN.Mataram. https://aemt-
geomagnetic.org/onewebmedia/Teti/8.%20Aplikasi%20Metode%20Geolistrik%2
0Tahanan%20Jenis%20Konfigurasi%20Wenner-Schlumberger%20(2008).pdf
diakses pada 23 nov 2020

Munazzah,zinta.2015.Analisis dan Interprestasi Data.Malang

Sismanto. 2011 GEOFISIKA BAGIAN DARI GEOSAINS DALAM EKSPLORASI

SUMBER DAYA ALAM


.https://repository.ugm.ac.id/91931/1/Paper%202011%20no%202.pdf.diakses
pada 25 nov 2020

Surdaryo Broto,PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK DENGAN METODE

SCHLUMBERGER , 2008
https://www.researchgate.net/publication/277113400_PENGOLAHAN_DATA_
GEOLISTRIK_DENGAN_METODE_SCHLUMBERGER
LAMPIRAN
1.Perhitungan Susunan Elektroda Wenner

A.besar nilai hambatan R (Ohm)

1.diketahui:

V = 304.1715

I = 9.95

Ditanya ;R

Jawab;

R=

R = 30.57 ohm

2.Diketahui:

V= 28.8351 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 2.898 Ohm

3. Diketahui:

V= 9.24355 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab :
R=

R = 0.929 Ohm

4. Diketahui:

V= 2.71635 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.273 Ohm

5 . Diketahui:

V= 1.58205 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.159 ohm

6. . Diketahui:

V= 0.8466 Volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.085 ohm

7 . Diketahui:

V= 4.5372 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.456 ohm

8. . Diketahui:

V= 3.4626 volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.348 ohm

9. Diketahui:

V= 2.43775 volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.245 ohm

10. . Diketahui:

V= 2.01985 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.203 ohm

11. Diketahui:

V= 1.62185 Volt

I =9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.163 ohm

12. . Diketahui:

V= 1.194 volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.12 ohm

13. . Diketahui:

V= 0.9353 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.094 ohm

14. Diketahui:

V= 0.76615 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.077 ohm

15. Diketahui:

V= 0.60695 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.061 ohm

16. . Diketahui:

V= 2.7064 Volt

I =9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.272 ohm

17. . Diketahui:

V= 2.05176 Volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.206 ohm

18. . Diketahui:

V= 1.6716 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.168 ohm

19. . Diketahui:

V= 1.2139 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.122 ohm

20. . Diketahui:

V= 0.86652 Volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.087 ohm

21. . Diketahui:

V= 0.67728 volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.068 ohm

22. . Diketahui:

V= 1.0547 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.053 ohm

23. . Diketahui:

V= 0.8557 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.043 ohm

24. . Diketahui:

V= 2.2686 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.114 ohm

25. . Diketahui:

V= 1.2935 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.065 ohm

26. Diketahui:

V= 0.6567 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.033 ohm

27. . Diketahui:

V= 0.4179 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.021 ohm

28. . Diketahui:

V= 0.2189 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.011 ohm

29. . Diketahui:

V= 0.07968 volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.008 ohm

30. . Diketahui:

V= 0.05976 volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.006 ohm

B. Besar nilai K metode wenner

1. diketahui

a = MN= 2 =1m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 6.28 m

2. diketahui

a = MN= 2 = 1m

ditanya: K

Jawab: K =

K=2

K = 6.28 m

3. . diketahui

a = MN= 2 = 1m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 6.28 m

4. . diketahui
a = MN= 2 = 1m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 6.28 m

5. . diketahui

a = MN= 2 = 1m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 6.28m

6. . diketahui

a = MN= 2 = 1m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 6.28 m

7. . diketahui

a = MN= 2 = 5m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 31.4m
8. . diketahui

a = MN= 2 = 5m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 31.4m

9. . diketahui

a = MN= 2 =5m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 31.4m

10. diketahui

a = MN= 2 = 5m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 31.4m

11. diketahui

a = MN= 2 = 5m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2
K = 31.4m

12. diketahui

a = MN= 2 = 5m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K =31.4 m

13. diketahui

a = MN= 2 = 5m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K =31.4 m

14. diketahui

a = MN= 2 = 5m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 31.4 m

15. diketahui

a = MN= 2 = 5m

ditanya: K

Jawab: K = 2
K=2

K = 31.4 m

16. diketahui

a = MN= 2 = 20m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 125.6m

17. diketahui

a = MN= 2 = 20 m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = = 125.6m

18. diketahui

a = MN= 2 = 20 m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = = 125.6m

19. diketahui

a = MN= 2 = 20 m

ditanya: K
Jawab: K = 2

K=2

K == 125.6 m

20. diketahui

a = MN= 2 = 20 m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = = 125.6 m

21. diketahui

a = MN= 2 = 20 m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = = 125.6 m

22. diketahui

a = MN= 2 = 20 m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = = 125.6m

23. diketahui

a = MN= 2 = 20 m
ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 125.6m

24. diketahui

a = MN= 2 = 50m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 314 m

25. diketahui

a = MN= 2 = 50m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 314 m

26. diketahui

a = MN= 2 = 50 m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 314m

27. diketahui
a = MN= 2 = 50m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 314 m

28. diketahui

a = MN= 2 = 50 m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 314 m

29. diketahui

a = MN= 2 = 50m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K = 314 m

30. diketahui

a = MN= 2 = 50m

ditanya: K

Jawab: K = 2

K=2

K =314 m
C.Tahanan jenis ( ) ohm meter

1.Diketahui

R= 30.57 Ohm

K= 6.28 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

2.Diketahui

R= 2.898 Ohm

K= 6.28m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

3.Diketahui

R= 0.929 Ohm

K= 6.28m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

𝜌
4.Diketahui

R= 0.273 Ohm

K= 6.28m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

5.Diketahui

R= 0.159 Ohm

K= 6.28m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

6.Diketahui

R= 0.085 Ohm

K= 6.28m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

7.Diketahui

R= 0.456 Ohm
K= 31.4m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

8.Diketahui

R= 0.348 Ohm

K= 31.4m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

9.Diketahui

R= 0.245 Ohm

K= 31.4m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

10.Diketahui

R= 0.203 Ohm

K=31.4 m

Ditanya:𝜌
Jawab: 𝜌

11.Diketahui

R= 0.163 Ohm

K= 31.4m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

12.Diketahui

R= 0.12Ohm

K=31.4 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

13.Diketahui

R= 0.094Ohm

K= 31.4m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

𝜌
𝜌

14.Diketahui

R= 0.077Ohm

K= 31.4m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

15.Diketahui

R= 0.061Ohm

K= 31.4m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

16.Diketahui

R= 0.272Ohm

K= 125.6m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

17.Diketahui
R=0.206 Ohm

K=125.6 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

18.Diketahui

R= 0.168Ohm

K=125.6 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

19.Diketahui

R= 0.122 Ohm

K=125.6 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

20.Diketahui

R= 0.087Ohm

K= 125.6m
Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

21.Diketahui

R= 0.068Ohm

K= 125.6m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

22.Diketahui

R= 0.053Ohm

K= 125.6m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

23.Diketahui

R= 0.043Ohm

K= 125.6m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌
𝜌

24.Diketahui

R= 0.114Ohm

K= 314m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

25.Diketahui

R= 0.065Ohm

K= 314m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

26.Diketahui

R= 0.033Ohm

K=314 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

𝜌
27.Diketahui

R=0.021 Ohm

K= 314m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

28.Diketahui

R= 0.011Ohm

K= 314m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

29.Diketahui

R= 0.008Ohm

K= 314m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

30.Diketahui

R= 0.006Ohm
K= 314m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

𝜌
2. perhitunganMetode Schlumberger

A.Nilai Resistan(R) Ohm

1.diketahui:

V = 304.1715

I = 9.95

Ditanya ;R

Jawab;

R=

R = 30.57 ohm

2.Diketahui:

V= 28.8351 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 2.898 Ohm

3. Diketahui:

V= 9.24355 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab :
R=

R = 0.929 Ohm

4. Diketahui:

V= 2.71635 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.273 Ohm

5 . Diketahui:

V= 1.58205 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.159 ohm

6. . Diketahui:

V= 0.8466 Volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.085 ohm

7 . Diketahui:

V= 4.5372 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.456 ohm

8. . Diketahui:

V= 3.4626 volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.348 ohm

9. Diketahui:

V= 2.43775 volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.245 ohm

10. . Diketahui:

V= 2.01985 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.203 ohm

11. Diketahui:

V= 1.62185 Volt

I =9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.163 ohm

12. . Diketahui:

V= 1.194 volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.12 ohm

13. . Diketahui:

V= 0.9353 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.094 ohm

14. Diketahui:

V= 0.76615 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.077 ohm

15. Diketahui:

V= 0.60695 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.061 ohm

16. . Diketahui:

V= 2.7064 Volt

I =9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.272 ohm

17. . Diketahui:

V= 2.05176 Volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.206 ohm

18. . Diketahui:

V= 1.6716 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.168 ohm

19. . Diketahui:

V= 1.2139 Volt

I = 9.95 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.122 ohm

20. . Diketahui:

V= 0.86652 Volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.087 ohm

21. . Diketahui:

V= 0.67728 volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.068 ohm

22. . Diketahui:

V= 1.0547 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.053 ohm

23. . Diketahui:

V= 0.8557 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.043 ohm

24. . Diketahui:

V= 2.2686 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.114 ohm

25. . Diketahui:

V= 1.2935 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.065 ohm

26. Diketahui:

V= 0.6567 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.033 ohm

27. . Diketahui:

V= 0.4179 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.021 ohm

28. . Diketahui:

V= 0.2189 volt

I = 19.9 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.011 ohm

29. . Diketahui:

V= 0.07968 volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:

R=

R = 0.008 ohm

30. . Diketahui:

V= 0.05976 volt

I = 9.96 A

Ditanya: R

Jawab:
R=

R = 0.006 ohm

b. nilai K meode schlumberger

1. Diketahui:

L= = 1m

b= = 0.5m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 2.355m

2. Diketahui:

L= = 2m

b= = 0.5m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 11.775m

3. Diketahui:
L= = 3m

b= = 0.5m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 27.475m

4. Diketahui:

L= = 5m

b= = 0.5m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 77.751m

5. Diketahui:

L= = 7m

b= = 0.5m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=
(( ) ( ) )
K=

K=

K= 153.075m

6. Diketahui:

L= = 10m

b= = 0.5m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 313.215 m

7. Diketahui:

L= = 10m

b= = 2.5m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 58.875 m

8. Diketahui:
L= = 12m

b= =2.5 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K=86.507 m

9. Diketahui:

L= = 15m

b= =2.5 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 137.375 m

10. Diketahui:

L= = 17m

b= = 2.5 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=
(( ) ( ) )
K=

K=

K= 177.567 m

11. Diketahui:

L= = 20m

b= = 2.5 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 247.275 m

12. Diketahui:

L= = 25m

b= = 2.5 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K=388.575 m

13. Diketahui:
L= = 30m

b= = 2.5 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 561.275 m

14. Diketahui:

L= = 35m

b= =2.5 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 765.375 m

15. Diketahui:

L= = 40m

b= = 2.5 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=
(( ) ( ) )
K=

K=

K= 1000.875 m

16. Diketahui:

L= =40 m

b= = 10m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 235.5 m

17. Diketahui:

L= = 45m

b= = 10m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 302.225 m

18. Diketahui:
L= = 50m

b= = 10m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 376.8 m

19. Diketahui:

L= = 60m

b= = 10m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 549.5 m

20. Diketahui:

L= = 70m

b= =10 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=
(( ) ( ) )
K=

K=

K= 753.6 m

21. Diketahui:

L= = 80m

b= =10 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 989.1 m

22. Diketahui:

L= = 90m

b= = 10m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 1256 m

23. Diketahui:
L= = 100m

b= = 10m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 1554.3 m

24. Diketahui:

L= = 100m

b= = 25m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 588.75 m

25. Diketahui:

L= = 120m

b= = 25m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=
(( ) ( ) )
K=

K=

K= 865.07 m

26. Diketahui:

L= = 150m

b= = 25m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 1373.75 m

27. Diketahui:

L= =170 m

b= = 25m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 1775.67 m

28. Diketahui:
L= = 200m

b= = 25m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 2472.75 m

29. Diketahui:

L= = 220m

b= = 25m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=

(( ) ( ) )
K=

K=

K= 3000.27 m

30. Diketahui:

L= = 250m

b= =25 m

Dintanya: K

( )
Jawab: K=
(( ) ( ) )
K=

K=

K= 3885.75 m

C.Tahanan jenis ( ) Ohm meter

1.Diketahui

R= 30.57Ohm

K= 2.355m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

2.Diketahui

R= 2.898 Ohm

K= 11.775m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

3.Diketahui

R= 0.929 Ohm

K= 27.475m
Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

4.Diketahui

R= 0.273 Ohm

K= 77.715m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

5.Diketahui

R= 0.159 Ohm

K= 153.075m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

6.Diketahui

R= 0.085 Ohm

K= 313.215m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌
𝜌

7.Diketahui

R= 0.456 Ohm

K= 58.875m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

8.Diketahui

R= 0.348 Ohm

K= 86.507m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

9.Diketahui

R= 0.245 Ohm

K= m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

𝜌
10.Diketahui

R= 0.203 Ohm

K= 177.567m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

11.Diketahui

R= 0.163 Ohm

K= 247.275m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

12.Diketahui

R= 0.12Ohm

K=388.575 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

13.Diketahui

R= 0.094Ohm
K= 561.275m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

14.Diketahui

R= 0.077Ohm

K= 765.375m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

15.Diketahui

R= 0.061Ohm

K=1000.88 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

16.Diketahui

R= 0.272Ohm

K= 235.5m

Ditanya:𝜌
Jawab: 𝜌

17.Diketahui

R= 0.206Ohm

K= 302.225m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

18.Diketahui

R= 0.168Ohm

K= 376.8m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

19.Diketahui

R= 0.122Ohm

K= 549.5m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

𝜌
𝜌

20.Diketahui

R= 0.087Ohm

K=753.6 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

21.Diketahui

R= 0.068Ohm

K=989.1 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

22.Diketahui

R=1256 0.053Ohm

K= m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

23.Diketahui
R= 0.043Ohm

K= 1554.3m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

24.Diketahui

R= 0.114 Ohm

K= 588.75m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

25.Diketahui

R= 0.065Ohm

K= 865.07m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

26.Diketahui

R= 0.033Ohm

K= 1373.75m
Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

27.Diketahui

R= 0.021Ohm

K= 1775.67m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

28.Diketahui

R=0.011 Ohm

K= 2472.75m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

29.Diketahui

R= 0.008 Ohm

K= 3000.27m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌
𝜌

30.Diketahui

R= 0.006Ohm

K=3885.75 m

Ditanya:𝜌

Jawab: 𝜌

Anda mungkin juga menyukai