Disusun Oleh :
NIM : 1509055022
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah TEKNIK PELEDAKAN
BATUAN ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teknik Peledakan Batuan di Program
Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Tommy Trides,S.T.,M.T.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Teknik Peledakan Batuan dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akan tetapi, bahan penyusun dari peledak itu sendiri terdiri dari banyak komponen atau
zat yang memiliki sifat yang reaktif dan tidak stabil yang antara lain akan dibahas dalam
makalah ini, uranium, plutonium, asam sulfat, ammonium nitrat, TNT, nitrogliserin dan
fosfor kuning.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dikaji secara mendetail tentang teknik
peledakan pada kegiatan penambangan bahan galian industri dan bagaimana seragkaian
proses yang terjadi di dalamnya.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui defenisi bahan peledak dan peledakan
2. Mengetahui karakteristik dan sifat-sifat bahan peledak
3. Mengetahui klasifikasi bahan peledak
4. Mengetahui tahapan peledakan
5. Megetahui proses peledakan batuan pada bahan galian industri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan peledak didefinisikan sebagai bahan peledak kimia yang mempunyai arti suatu
bahan kimia dengan senyawa tunggal atau campuran, mempunyai bentuk padat, cair,
atau juga campurannya yang jika diberi suatu aksi baik itu berupa panas, benturan,
gesekan, ataupun ledakan awal maka akan mengalami suatu reaksi kimi eksotermis yang
sangat cepat dengan hasil reaksi dapat terjadinya sebagaian atau sepenuhnya gas yang
disertai panas dan tekanan yang sangat tinggi namun secaa kimi stabil.
Menurut Groiler family dalam encyclopedia tahun 1995 bahan peledak diartikan bahan
yang stabil yang apabila dikenai suatu stimulasi secara benar, maka dengan cepat akan
berubah dari padat atau cair menjadi gas yang panas dan ekspansif, yang mengakibatkan
tekanan disekitarnya.
Suatu ledakan yang dihasilkan dari gas dapat menimbulkan panas sekitar 4000C dengan
tekanan yang mungkin dicapai 100.000 atm dan energi berkisar 25.000 MW. Namun
perlu diperhatika jika energi yang sebesar itu bukan energi yang memang tersimpan
didalam bahan peledak tersebut, melainkan dari adanya reaksi peledakan yang sangat
cepat. Karena itu kekuatan dari energi tersebut hanya terjadi ketika beberapa detik saat
ledakan terjadi karena lambat laun kekuatan itu akan berkurang.
3. Berdasarkan Kepekaan
Berdasarkan kepekaan, bahan peledak dibagi menjadi:
a. Peledak pertama
Peledak inisiasi, yaitu bahan peledak yang mudah meledak dengan adanya api,
benturan, gesekan dan semacamnya. Bahan ini biasanya digunakan sebagai
muatan primer dalam pemicu.
b. Peledak kedua
Peledak non inisiasi, yaitu bahan peledak yang meledak apabila telah dipicu oleh
peledak pertama.
2.4. Bahan Kimia yang digunakan Sebagai Peledak
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa bahan kimia yang digunakan sebagai bahan
peledak, antara lain:
A. Uranium
Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat, beracun, berwarna putih keperakan dan
radioaktif alami. Uranium termasuk ke seri aktinida (actinide series). Uranium
digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan senjata nuklir.Uranium biasanya
terdapat dalam jumlah kecil di bebatuan, tanah, air, tumbuhan dan hewan (termasuk
manusia).
B. Plutonium
Plutonium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Pu dan nomor atom 94. Ia merupakan unsur radioaktif transuranium yang langka
dan merupakan logam aktinida dengan penampilan berwarna putih keperakan dan
merupakan bahan mudah terbakar.
Ammonium nitrat merupakan bahan peledak yang cukup aman, tidak begitu
berbahaya, namun mempunyai daya ledak yang cukup besar. Ammonium nitrat lebih
dikenal dengan nama dinamit. Ammonium nitrat merupakan bahan kimia yang peka
terhadap panas dan pengaruh mekanis dan tumbukan. Apabila Ammonium nitrat +
TNT dengan perbandingan 1:1, maka akan terbentuk amatol, yaitu bahan peledak
yang sangat eksplosif.
Nitrogliserin dapat dihasilkan melalui proses nitrasi pada kondisi tertentu dengan
menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulfat.
H. Aseton Peroksida
Aseton peroksida merupakan bahan peledak yang sering digunakan oleh teroris
dalam meledakkan pesawat terbang. Aseton peroksida sangat sensitive terhadap
gesekan, goncangan dan panas sehingga mudah meledak. Ledakan yang sangat kuat
terjadi karena seketika terkena api, asam peroksida akan berdekomposisi menjadi
H2O dan CO2, ini melibatkan pertambahan volume yang sangat cepat (dari padat
menjadi gas). Senyawa asam peroksida adalah senyawa yang sangat mudah
terbentuk.
Pembuatannya:
Aseton (l) + Hidrogen peroksida (l) + Asam (sebagai katalis) Aseton peroksida(s)
Klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith (1988) seperti terlihat pada Gambar 1.1
dapat dijadikan contoh pengklasifikasian bahan peledak untuk industri.
BAHAN PELEDAK
3.1.Peledakan
Peledakan merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan
mengggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan
batua akan mencapai hasil optimal apabila peralatan yang dipakai sesuai dengan metode
peledakan yang diterapkan.
Secara garis besar, sesuai dengan perkembangan teknologi, metode peledakan dapat
dibagi sebagai berikut :
1. Metode sumbu api (cap & fuse method)
2. Metode sumbu ledak
3. Metode listrik
4. Metode non listrik (Nonel)
Pada pembongkaran batuan dengan metode pemboran dan peledakan ukuran fragmentasi
batuan hasil peledakan merupakan suatu faktor yang sangat penting, dimana ukuran
fragmentasi batuan diharapkan sesuai dengan kebutuhan pada kegiatan penambangan
selanjutnya yaitu pemuatan dan pengangkutan.
Kegiatan peledakan pada massa batuan mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1. Membongkar atau melepaskan batuan (bahan galian) dari batuan induknya.
2. Memecah dan memindahkan batuan.
3. Membuat rekahan.
Bahan peledak merupakan sarana yang efektif sebagai alat pembongkar batuan dalam
industri penambangan. Oleh karena itu, perlu dimanfaatkan sebagai barang yang
berguna, disamping juga merupakan barang yang berbahaya. Untuk itu dalam
pelaksanaan pekerjaan peledakan harus hati-hati sesuai dengan peraturan dan teknik-
teknik yang diterapkan, sehingga pemanfaatannya lebih efisien dan aman.
Teknik peledakan yang dipakai tergantung dari tujuan peledakan dan pekerjaan atau
proses lanjutan setelah peledakan. Untuk mencapai pekerjaan peledakan yang optimum
sesuai dengan rencana, perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Karakteristik batuan yang diledakkan.
2. Karakteristik bahan peledak yang digunakan.
3. Teknik atau metoda peledakan yang diterapkan.
Suatu proses peledakan biasanya dilakukan dengan cara membuat lubang tembak yang
diisi dengan sejumlah bahan peledak, dengan menerapkan metode peledakan, geometri
peledakan dan jumlah bahan peledak yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
c. Proses Drilling
Proses pengeboran sesuai dengan titik yang sudah ditentukan, dan salah satu alat bor
yang dipakai dalam pembuatan lubang bor adalah Terex reedrill DR 069 dengan
diameter bor 20 cm.
d. Pengisian Bahan Peledak
Pengisian bahan peledak ini dengan menggunakan MMU (Mobil Mixing Unit)
dengan bahan peledak Amunium Nitrate.
e. Persiapan Peledakan
Persiapan peledakan yaitu meliputi pemasangan kabel-kabel antar lubang ledak dan
memastikan kabel tersebut tertutup dengan baik.
f. Pengamanan Area
Didalam pengamanan area yang akan diledakkan ada aturan yang harus diterapkan
yaitu pengamanan area front peledakan dan manusia dan alat yang beroperasi diarea
tidak aman untuk peledakan, dan menjaga semua jalan masuk yang mengarah ke area
peledakan dari warga sekitar dan lalu lintas warga yang beraktifitas pada area tidak
aman, area aman peledakan untuk manusia berjarak 500 meter dari area peledakan
sedangkan untuk alat 300 meter dari area peledakan.
g. Peledakan
Setelah semua aman dan dikosongkan dari alat dan manusia maka siap untuk
diledakkan.
Berdasarkan tempat kegiatan penambangan, maka eksploitasi juga dilakukan dengan cara
tambang terbuka, tambang bawah tanah, da juga peledakan. Tambang terbuka, semua
kegiatan penambangan dilakukan di permukaan bumi. Pada kegiatan penambangan ini
khususnya untuk bahan galian industri disebut sebagai kuari. Berdasarkan atas produk
yang dihasilkan, letak dan bentuknya dibagi menjadi kuari tipe sisi bukit, dan kuari tipe
lubang galian.
Sedangkan tambang bawah tanah, dikenal dengan lubang tikus (atau geophering), yang
diterapkan untuk endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran
tidak teratur serta tersebar tidak merata. Arah penambangan biasanya mengikuti arah
bentuk endapan atau urat bijih yang ditambang. Beberapa contoh penambangan sistem
lubang tikus antara lain terdapat pada tambang posphat di daerah Ciamis, Jawa Barat.
Dalam melaksanakan tambang terbuka dengan tahapan kerja yang dilakukan adalah:
pengupasan tanah penutup (atau land clearing). Bagian tanah penutup yang subur setelah
dikupas, dipindahkan ke tempat penimbunan. Kegunaan bahan peledak untuk eksplorasi
yakni untuk dapat dilakukannya proses pemecahan suatu material (batuan) dengan
menggunakan bahan peledak atau operasi peledakan batuan akan kegiatan pencarian
dalam rangka penyelidikan dan penjajahan wilayah atau daerah yang diperkirakan
mengandung mineral, cadangan bahan tambang atau berbagai hal yang menjadi target,
dari mulai lapisan tanah luar (overburden) sampai lapisan tanah dalam dan nantinya
menjadi daerah prospek atau wilayah yang memiliki cadangan yang memungkinkan
dilakukan proses eksploitasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk
padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau
ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil
reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat
tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Bahan peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat khusus untuk
keperluan industri, misalnya industri pertambangan, sipil, dan industri lainnya, di luar
keperluan militer.
Reaksi peledakan berupa reaksi eksotermis, yaitu reaksi kimia yang menghasilkan panas.
Hasil peledakan tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan
karena kondisi eksternal akan mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan
peledak tersebut.
Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia yang menimbulkan
pembakaran dilanjutkan dengan deflagrasi dan terakhir detonasi.
Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan kecepatan reaksi dan sifat reaksinya menjadi
bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosives).
4.2. Saran
Adapun saran untuk pemakalah selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya menggunakan beberapa sumber sebagai pembanding referensi
2. Sebaiknya mencantumkan secara detail proses peledakan pada bahan galian industri.
3. Sebaiknya materi dikonsultasikan kepada para ahli.
DAFTAR PUSTAKA
Manon, J.J., 1978, Explosives: their classification and characteristics. E/MJ Operating
Handbook of Underground Mining, New York, USA.