Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BAHAN PELEDAK DAN TEKNIK PELEDAKAN

DOSEN PEMBIMBING

KHALID SYAFRIANTO ST, MT

Disusun Oleh :

ANDRI TRIONO D1101151030

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................. 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
2.1 Definisi Bahan Peledak ................................................................................................................. 2
2.2 Klasifikasi Bahan Peledak ............................................................................................................ 2
2.3 Karakter Fisik Bahan Peledak ....................................................................................................... 4
2.4 Jenis Bahan Peledak ...................................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................................. 11
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang informasi Sejarah Bahan Peledak atau yang lebih khususnya
membahas penerapan Bahan-Bahan Peledakan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. aamiin

Pontianak, 20 September 2017

ANDRI TRIONO

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan
menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan
batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai
sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan .
Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendak nya
terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. peralatan peledakan
(Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya
blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya
dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali.
Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-
beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat
sistematika berdasarkan tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan
peralatan akan dikelompokan berdasarkan metodenya.
Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus
dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan atau
bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus
mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena
persiapan peledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang
tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun
peralatan. Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan
peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi Bahan Peledak
2. Klasifikasi Bahan Peledak
3. Karakter fisik bahan peledak
4. Apa saja jenis bahan peledak dan apa itu :
- Agen peledakan
- Bahan peledak berbasis NG
- Permissible ekplosive
- Black powder
- Deternator

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bahan Peledak
Yang dimaksud dengan bahan peledak adalah : Zat yang berbentuk padat, cair, gas
ataupun campurannya yang apabila terkena suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan,
hentakan atau gesekan akan berupa secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain yang
lebih stabil. Perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang singkat disertai dengan
tekanan yang sangat tinggi. Pada bahan peledak industri perubahan secara kimiawi
sebagian besar (hampir seluruhnya) berbentuk gas.
Bahan peledak memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dalam bidang
industri modern, misalnya dapat menaikkan produksi tambang batubara, kapur, bijih besi,
emas, tembaga, dll. Selain itu juga untuk pembuatan jalan raya, waduk – waduk, bahkan
untuk pertambangan minyak dan gas bumi.

2.2 Klasifikasi Bahan Peledak


1. Berdasarkan Daya Ledak
High explosive adalah bahan peledak berkekuatan tinggi. High explosive adalah
peledak berbahan kimia yang memiliki laju reaksi yang sangat tinggi serta menciptakan
tekanan pembakaran yang sangat tinggi, tidak seperti bahan peledak rendah yang
memiliki tingkat reaksi yang jauh lebih rendah. Bahan peledak tinggi lebih dikategorikan
sebagai bahan peledak primer dan sekunder tinggi. Primer tinggi bahan peledak sangat
sensitif, dapat diledakkan dengan mudah dan biasanya digunakan hanya pada detonator
listrik. Sekunder-tinggi bahan peledak kurang sensitif, memerlukan kejutan gelombang
energi tinggi untuk mencapai ledakan.
Ciri-ciri : • Jangkauan ledakan > 1500 meter / detik • Reaksi peledakan cepat •
Seluruh bahan peledak berubah dari fase padat menjadi fase gas. • Menghasilkan getaran
gelombang yang tinggi yang diikuti oleh reaksi kimia yang menyediakan energi untuk
kelanjutan propagasi secara stabil yang menimbulkan "shattering effect".
Beberapa bahan peledak dengan mudah dapat meledak apabila terkena api, panas,
gesekan dan benturan. Sebaliknya ada juga bahan peledak yang bila kena api hanya
terbakar, dan apabila kena gesekan dan benturan sukar meledak, bahan peledak ini pada
prinsipnya hanya akan meledak apabila ada ledakan lain yang mendahuluinya.
Berdasarkan kepekaan ini bahan peledak dibagi menjadi dua, yaitu :

A. Bahan Peledak primer


Bahan peledak primer adalah bahan peledak yang mudah meledak dengan adanya
api, benturan, gesekan dan sebagainya. Misalnya : Hg(OCN)2, DDNP, PbN6 dan lain-
lain. Bahan peledak ini biasanya digunakan untuk mengisi detonator.

B. Bahan Peledak sekunder


Bahan peledak sekunder adalah bahan peledak yang relatif tidak mudah meledak
dengan adanya api, benturan dan gesekan. Bahan peledak ini hanya akan meledak

2
apabila ada ledakan yang mendahuluinya, misalnya adanya ledakan detonator. Bahan
peledak sekunder antara lain DNT dan ANFO.

C. Bahan Peledak Tersier


Contoh : AN, AP, DNT

low explosive adalah bahan peledak berdaya ledak rendah yang mempunyai
kecepatan detonasi (velocity of detonation) antara 400-800 meter per detik. Bandingkan
dengan bahan peledak high explosive yang mempunyai kecepatan detonasi antara 1.000-
8.500 meter per detik. Bahan peledak low explosive ini sering disebut propelan
(pendorong). Sebab, jenis bahan peledak tersebut banyak digunakan sebagai propelan
peluru dan roket. Jenis bahan peledak low explosive yang dikenal adalah black powder
(gun powder) dan smokeless powder. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, black powder
tersebut banyak digunakan sebagai pembuat petasan di kalangan masyarakat Pasuruan
dan sekitarnya. Bahan peledak ini digunakan sebagai bahan pembuatan mercon banting
serta bom ikan. Black powder adalah jenis bahan peledak tertua, yang ditemukan oleh
bangsa China pada abad ke-9, sebagai bahan pembuatan petasan dan kembang api. Black
powder saat ini banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket, roket signal,
petasan, sumbu ledak, dan sumbu ledak tunggu.
Kekuatan (strength) bahan peledak
Kekuatan bahan peledak berkaitan dengan energi yang mampu dihasilkan oleh suatu
bahan peledak. Pada hakekatnya kekuatan suatu bahan peledak tergantung pada campuran
kimiawi yang mampu menghasilkan energi panas ketika terjadi inisiasi. Terdapat dua
jenis sebutan kekuatan bahan peledak komersial yang selalu dicantumkan pada
spesifikasi bahan peledak oleh pabrik pembuatnya, yaitu kekuatan absolut dan relatif.
Berikut ini diuraikan tentang kekuatan bahan peledak dan cara perhitungannya.
(1) Kekuatan berat absolut (absolute weight strength atau AWS)
n Energi panas maksimum bahan peledak teoritis didasarkan pada campuran
kimawinya
n Energi per unit berat bahan peledak dalam joules/gram
n AWSANFO adalah 373 kj/gr dengan campuran 94% ammonium nitrat dan 6% solar
(2) Kekuatan berat relatif (relative weight strength atau RWS)
n Adalah kekuatan bahan peledak (dalam berat) dibanding dengan ANFO
n RWSHANDAK =
(3) Kekuatan volume absolut (absolute bulk strength atau ABS)
n Energi per unit volume, dinyatakan dalam joules/cc
n ABSHANDAK = AWSHANDAK x densitas
n ABSANFO = 373 kj/gr x 0,85 gr/cc = 317 kj/cc
(4) Kekuatan volume relatif (relative bulk strength atau RBS)
n Adalah kekuatan suatu bahan peledak curah (bulk) dibanding ANFO
n RBSHANDAK =

3
2. Berdasarkan Pemakaiannya
Bahan peledak militer, umumnya dipakai dalam operasi militer misal untuk
peperangan, demolation, melukai, membunuh, (bom napalm, granat dsb.)
Bahan peledak sipil/komersial yaitu bahan peledak dalam pemakaian industri
pertambangan, konstruksi dll.

3. Berdasarkan Komposisinya
a. Bahan peledak senyawa tunggal, yaitu bahan peledak yang terdiri dari satu senyawa
misal, PETN (Penta Erythritol Tetra Nitrat), TNT (Tri Nitro Toluena).
b. Bahan peledak Campuran, yaitu bahan peledak yang terdiri dari berbagai senyawa
tunggal seperti: Dynamit (Booster) Black powder, ANFO (Ammonium Nitrate Fuel
Oil).

2.3 Karakter Fisik Bahan Peledak


Bahan peledak adalah barang yang relatif peka (Mudah terbakar/mudah meledak
terhadap panas, api, benturan, gesekan dll). Oleh karena itu bahan peledak harus
ditangani oleh orang – orang yang mengerti, penuh kewaspadaan, dan hati – hati serta
disimpan ditempat yang dingin (suhu 0-350C) dimana bahan peledak yang higroskopis
harus disimpan ditempat kering karena bahan peledak tersebut mudah rusak dengan
adanya air (lembab).

Sifat fisik bahan peledak merupakan suatu kenampakan nyata dari sifat bahan
peledak ketika menghadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya. Kenampakan
nyata inilah yang harus diamati dan diketahui tanda-tandanya oleh seorang juru ledak
untuk menjastifikasi suatu bahan peledak yang rusak, rusak tapi masih bisa dipakai, dan
tidak rusak. Kualitas bahan peledak umumnya akan menurun seiring dengan derajat
kerusakannya, artinya pada suatu bahan peledak yang rusak energi yang dihasilkan akan
berkurang.

Berikut ini beberapa karakter fisik bahan peledak :

a. Sensitivitas
Sensitivitas adalah kepekaan peledak terhadap suatu aksi. Ada beberapa
macam kepekaan bahan peledak, diantaranya :
 Kepekaan bahan peledak terhadap benturan.
 Kepekaan bahan peledak terhadap suatu gesekan.
 Kepekaan bahan peledak terhadap suatu ledakan pendahuluan.
 Kepekaan bahan peledak terhadap adanya gelombang ledakan dari bahan peledak
yang letaknya berjauhan dari bahan peledak tersebut.
 Kepekaan bahan peledak terhadap panas.
Kepekaan bahan peledak dipengaruhi oleh diameter isian dan tingkat
keterkurungan. Jika diameternya besar, maka perambatan reaksi akan mudah karena
luas permukaan kolom bahan peledak lebih besar. Sedangkan tingkat keterkurungan
cenderung memusatkan tenaga reaksi disepanjang isian, sehingga menghindari
penyebaran tenaga reaksi. Bahan peledak yang peka belum tentu dinilai sebagai

4
bahan peledak yang baik. Bahkan bahan peledak yang sangat peka mempunyai
kemungkinan besar untuk meledak secara prematur, sehingga sangat berbahaya
(Koesnaryo, 1988:31).
b. Permisibilitas
Permisibilitas adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan dapat
tidaknya bahan peledak tersebut dipakai untuk peledakan dalam tambang batu bara
yang umumnya banyak mengandung gas metana (CH4) dan debu – debu batu bara
yang mudah tebakar. Untuk mengatasi kebakaran dari gas metana, biasanya di
tambahkan garam NaCl kedalam campuran bahan peledak komersil untuk
merendahkan panas pembakaran.
Alat penguji permisibilitas adalah suatu terowongan yang berisi gas metana
dan debu-debu batu bara. Bahan peledak yang tidak menimbulkan kebakaran dalam
keadaan tertentu disebut bahan peledak permisibel (Nurbudhi, 1983:8).

c. Sifat Gas Beracun


Sifat gas beracun adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan banyak
sedikitnya bahan beracun yang terjadi setelah peledakan. Bahan peledak yang
meledak dapat menghasilkan dua jenis gas yang sifatnya berbeda, yaitu smoke dan
fumes. Smoke tidak berbahaya sedangkan fumes berbahaya, karena terdiri dari
karbon monoksida(CO) dan Nitrogen Dioksida (NO2).
Fumes dapat terjadi bila bahan peledak yang diledakkan tidak memiliki
kesetimbangan oksigen. Dapat juga terjadi bila bahan peledak tersebut telah rusak
serta ledakkan yang tidak sempurna.
Alat untuk menentukan konsentrasi gas-gas beracun dalam suatu campuran
gas hasil ledakkan adalah berupa tabung gelas berskala yang berisi bahan kimia.
Campuran gas yang akan diukur dihisap melalui tabung ini dengan sebuah pompa
sehingga bahan kimia yang terdapat dalam tabung gelas akan mengalami perubahan
warna sampai skala tertentu yang merupakan konsentrasi yang diukur.

d. Kecepatan rambat ledak


Kecepatan rambat ledak adalah kecepatan reaksi gelombang ledakkan
sepanjang kolom isian bahan peledak. Kecepatan rambat ledak dinyatakan dalam
meter per detik.
Kecepatan rambat ledak suatu bahan peledak tergantung pada :

 Berat jenis dan komposisi bahan peledak (perbedaan bobot, isi, bahan campuran
dan ukuran butiran).
 Diameter bahan peledak atau isian kolom.
 Derajat keterkurungan.

Ukuran butiran yang semakin kecil memungkinkan terjadi kontak antar partikel
semakin besar, sehingga dapat meningkatkan kecepatan reaksi. Pada umumnya
kecepatan rambat ledak akan menigkat apabila diameter semakin bertambah
meskipun tidak secara linear (Koesnaryo, 1988:20).

5
Pengukuran cepat rambat ledak dapat dilakukan secara langsung dengan
menggunakan sepotong sumbu yang telah diketahui kecepatannya, yang dikenal
dengan metode Dautrice. (Nurbudhi, 1983:9).

e. Ketahanan terhadap air


Sifat ketahanan terhadap air adalah kemampuan suatu bahan peledak untuk
menahan rembesan air dalam waktu tertentu dan masih dapat diledakkan dengan
baik. Ketahanan terhadap air dinyatakan dalam jam. Sifat ketahanan terhadap air
sangat penting terutama sebagai parameter terhadap pemilihan bahan peledak, dalam
hubungannya dengan tempat kerja. Untuk sebagian besar jenis bahan peledak,
adanya air dalam lubang tembak dapat memperlambat reaksi pemanasan. Air akan
mengakibatkan penambahan unsur H dan O, karenanya diperlukan panas yang lebih
banyak untuk menguapkan menjadi air. Selain itu, adanya air yang mengalir lewat
tanah dapat mengakibatkan aksi pelerutan bahan peledak (ANFO), atau dengan kata
lain bahan peledak tersebut telah rusak.

f. Kekuatan ledak
Kekuatan ledak (strength) adalah ukuran yang menunjukkan kekuatan ledak
dari bahan peledak. Kekuatan ledak dapat dibedakan menjadi :

 Relative Weight Strength


Merupakan persen kuadrat perbandingan antara “Balistik Pendulum” yang
disebabkan oleh bahan peledak yang diukur, dibandingkan dengan simpangan
balistik yang disebabkan oleh bahan peledak pembanding apabila keduanya
diledakkan pada berat yang sama.

 Relative Bulk Strength


Merupakan persen kuadrat perbandingan antara simpangan “Balistik
Pendulum” yang disebabkan oleh bahan peledak yang diukur, dibandingkan dengan
simpangan balistik yang disebabkan oleh bahan peledak pembanding apabila
keduanya diledakkan pada volume yang sama.

 Relative Effective Energy Weight Strength


Merupakan perbandingan energi ledakan bahan peledak jenis batangan
terhadap bahan peledak ANFO sebagai acuan pada berat yang sama.

 Relative Effective Energy Bulk Strength


Merupakan perbandingan energi ledakan bahan peledak jenis batangan
terhadap bahan peledak ANFO sebagai acuan pada volume yang sama. Relative
Effective Energy Weight Strength dan Relative Effective Energy Bulk Strength diukur
dengan menggunakan metode Under Water Test.

g. Stabilitas Kimia

6
Stabilitas kimia adalah ukuran mudah tidaknya bahan peledak terurai dalam
penyimpanan ataupun penanganan. Lamanya bahan peledak dapat bertahan dalam
keadaan tidak terurai pada kondisi tertentu menunjukkan kestabilan dari bahan
peledak tersebut. Makin stabil bahan peledak berarti makin tidak mudah terurai
sehingga bahan peledak lebih aman. Kondisi yang distandarkan oleh beberapa
pabrik berbeda – beda. Persyaratan kestabilan dinamit adalah bahan peledak tersebut
tidak mengurai dalam waktu tidak kurang dari sepuluh menit pada suhu 800C
(Nurbudhi, 1983 : 9).

h. Densitas
Densitas secara umum adalah angka yang menyatakan perbandingan berat per
volume. Pernyataan densitas pada bahan peledak dapat mengekspresikan beberapa
pengertian, yaitu:

1. Densitas bahan peledak adalah berat bahan peledak per unit volume dinyatakan
dalam satuan gr/cc
2. Densitas pengisian (loading density) adalah berat bahan peledak per meter kolom
lubang tembak (kg/m)
3. Cartridge count atau stick count adalah jumlah cartridge (bahan peledak
berbentuk pasta yang sudah dikemas) dengan ukuran 1¼” x 8” di dalam kotak
seberat 50 lb atau 140 dibagi berat jenis bahan peledak.

Densitas bahan peledak berkisar antara 0,6 – 1,7 gr/cc, sebagai contoh densitas
ANFO antara 0,8 – 0,85 gr/cc. Biasanya bahan peledak yang mempunyai densitas
tinggi akan menghasilkan kecepatan detonasi dan tekanan yang tinggi. Bila
diharapkan fragmentasi hasil peledakan berukuran kecil-kecil diperlukan bahan
peledak dengan densitas tinggi; bila sebaliknya digunakan bahan peledak dengan
densitas rendah. Demikian pula, bila batuan yang akan diledakkan berbentuk massif
atau keras, maka digunakan bahan peledak yang mempunyai densitas tinggi;
sebaliknya pada batuan berstruktur atau lunak dapat digunakan bahan peledak
dengan densitas rendah.

Densitas pengisian ditentukan dengan cara perhitungan volume silinder, karena


lubang ledak berbentuk silinder yang tingginya sesuai dengan kedalaman lubang.

2.4 Jenis Bahan Peledak


A. ANFO
ANFO adalah singkatan dari ammoniun nitrat(AN) sebagai zat pengoksida
dan fuel oil (FO)sebagai bahan bakar. Setiap bahan bakar berunsur karbon, baik
berbentuk serbuk maupuncair, dapat digunakan sebagai pencampur dengansegala
keuntungan dan kerugiannya. Pada tahun1950-an di Amerika masih menggunakan
serbukbatubara sebagai bahan bakar dan sekarangsudah diganti dengan bahan bakar
minyak,khususnya solar.

7
B. Slurries / Watergel
Istilah slurries dan Watergel adalah sama artinya,yaitu campuran oksidator,
bahan bakar, danpemeka (sensitizer ) di dalam media air yangdikentalkan memakai
gums, semacam perekat,sehingga campuran tersebut berbentuk jeli atau Slurries yang
mempunyai ketahanan terhadap air sempurna. Sebagai oksidator bisa dipakai
sodiumnitrat atau ammonium nitrat, bahan bakarnyaadalah solar atau minyak diesel,
dan pemekanyabisa berupa bahan peledak atau bukan bahanpeledak yang diaduk
dalam 15% media air.

C. Bahan Peledak Emulsi


Bahan peledak emulsi terbuat dari campuran antara faselarutan oksidator
berbutir sangat halus sekitar 0,001 mm(disebutdroplets) dengan lapisan tipis matrik
minyakhidrokarbonat. Emulsi ini disebut tipe “air-dalam-minyak”(water-in-oil
emulsion).Emulsifier ditambahkan untukmempertahankan fase emulsi. Dengan
memperhatikanbutiran oksidator yang sangat halus dapat difahami bahwauntuk
membuat emulsi ini cukup sulit, karena untukmencapai oxygen balance diperlukan
6% berat minyak didalam emulsi harus menyelimuti 94% berat butiran droplets.
Gambar 3.5 memperlihatkan bentuk struktur emulsi dengan pembesaran 1250 x,
10.000 x dan 50.000x.

D. Bahan Peledak Heavy ANFO


Bahan peledak heavy ANFO adalahcampuran daripada emulsi dengan
ANFOdengan perbandingan yang bervariasiKeuntungan dari campuran ini
sangattergantung pada perbandingannya,walaupun sifat atau karakter bawaan
dariemulsi dan ANFO tetap mempengaruhinya.Keuntungan penting dari pencampuran
iniadalah:
Cara pembuatan heavy ANFO cukup sederhanakarena matriks emulsi dapat
dibuat di pabrikemulsi kemudian disimpan di dalam tangkipenimbunan emulsi. Dari
tangki tersebut emulsidipompakan ke bak truck MobileMixer/Manufacturing Unit
(MMU) yang biasanyamemiliki tiga kompartemen. Emulsi dipompakan kesalah satu
kompartemen bak, sementara pada duakompartemen bak yang lainnya
disimpanammonium nitrat dan solar. kemudian MMUmeluncur ke lokasi yang akan
diledakkan.

8
E. Bahan Peledak Berbasis NITROGLISERIN
Bahan peledak berbasisnitrogliserin Kandungan utama dari bahan peledak ini
adalahnitrogliserin, nitoglikol, nitrocotton dan material selulosa.Kadang-kadang
ditambah juga ammonium atau sodiumnitrat. Nitrogliserin merupakan zat kimia
berbentuk cair yang tidak stabil dan mudah meledak, sehinggapengangkutannya
sangat beresiko tinggi.Alfred Nobel yang pertama kali menemukan kiieselguhr
sebagai penyerap nitrogliserin yang baik dan hasilcampurannya itu dinamakan bahan
peledak dinamit.Saat itu kandungan kiieselguhr dan NG divariasikanuntuk
memberikan energi yang diinginkan dankeamanan dalam pengangkutannya.
Bahan peledak ini mempunyai sifat plastisyang konsisten (seperti lempung
ataudodol), berkekuatan ( Strength ) yang tinggi,densitas tinggi, dan ketahanan
terhadap air sangat baik, sehingga dapat digunakanlangsung pada lubang ledak yang
berair.Bahan dikemas (dibungkus) oleh kertasmengandung Polyethylene untuk
mencegahpenyerapan air dari udara bebas.
Adapun kelemahan bahan peledak jenis ini :
• Mengandung resiko kecelakaan tinggi pada saatpembuatan di pabrik maupun
pengangkutan
• Sensitif terhadap gesekan, sehingga sangatberbahaya apabila tertabrak atau tergilas
olehkendaraan
• Membuat kepala pusing
• Tidak dapat digunakan pada lokasi peledakanyang bertemperatur tinggi
• Biaya pembuatan tinggi

F. Bahan peledak PERMISSIBLE


Bahan peledak permissible adalah bahan peledakyang khusus digunakan pada
tambang batubarabawah tanah. Bahan peledak ini harus lulusbeberapa tahapan uji
keselamatan yang ketatsebelum dipasarkan. Pengujian terutamadiarahkan pada
keamanan peledakan dalamtambang batubara bawah tanah yang umumnyaberdebu
agar bahan peledak tersebut tidakmenimbulkan kebakaran tambang.

G. Black powder
Black powder Atau gunpowder pertama kali dibuatpada abad ke 13 dan
digunakan baik untukkeperluan militer maupun penambangan.Komposisi black
powder adalah serbukbatubara, garam, dan belerang. Bahan peledakini terbakar cepat
sekali, bisa mencapaikecepatan rambat 100 ±10 detik per meter atau60 meter per
detik pada kondisi terselubung,tetapi tidak bisa meledak. Oleh sebab itu black
powder diklasifikasikan sebagai bahan peledaklemah ( low explosive).

9
H. Detonator

Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam bentuk
letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap
bahan peledak peka detonator atau primer. Terdapat dua jenis muatan bahan peledak
dalam detonator yang masing-masing fungsinya berbeda, yaitu:

1. Isian utama (primary charge) berupa bahan peledak kuat yang peka (sensitive),
fungsinya untuk menerima efek panas dengan sangat cepat dan meledak sehingga
menimbulkan gelombang kejut

2. Isian dasar (base charge) disebut juga isian sekunder adalah bahan peledak kuat
dengan VoD tinggi, fungsinya adalah menerima gelombang kejut dan meledak
dengan kekuatan besarnya tergantung pada berat isian dasar tersebut.
Kekuatan ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah isian dasarnya. Jenis-
jenis detonator :
1. Detonator biasa (plain detonator)
2. Detonator listrik (electric detonator)
3. Detonator nonel (nonel detonator)
4. Detonator elektronik (electronic detonator)

10
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Bahan peledak adalah Zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun campurannya yang
apabila terkena suatu aksi, berupa panas, benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan
berupa secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Memberikan
suasana kerja atau lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang
menguntungkan dan bebas dari segala bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat,
material ataupun metode kerja pada saat dilakukannya operasi penambangan. bilamana
peledakan itu dilakukan maka keselamatan dan lingkungan pun perlu di perhatikan
sebagai bagian utama dari melakukan suatu peledakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.miningsite.info/bahan-peledak
http://tambangunsri.blogspot.com/2011/05/peledakan-tambang.html
http://tambangunsri.blogspot.com/2011/08/blasting.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.infoplease.com/e
ncyclopedia/science/explosive-applications-explosives.html
http://www.anekatambang.net/berita-tambang/istilah-populer-dunia-pertambangan.html

12

Anda mungkin juga menyukai