MODUL 01
UJI TARIK
Dosen Pebimbing
Dr. Eng. Sri Hastuty, S.T., B.Eng,M.Eng
Dr. Eng. Yose Fachmi Buys, B. Eng., M.Eng.
Asisten
Arstha Thoha
Disusun Oleh:
Universitas Pertamina
i
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PERTAMINA
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 102220091
Kelompok : 21
Asistensi 1
1. 27-10-2021
(Pembahasan BAB 4)
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah mengaruniakan rahmat dan anugrah-Nya, sehingga saya selaku penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum dengan judul “Uji Tarik”
Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu penilaian praktikum
pada mata kuliah “Material Teknik” dalam jenjang studi S1 (Strata I) Universitas
Pertamina. Penulisan laporan dilakukan agar penulis dan pembaca dapat memahami
konsep dasar, penghitungan, dan tujuan dari dilakukan praktikum “Uji Tarik.” Namun,
semua ini tidak lepas dari bimbingan dosen, pimpinan praktikum, asisten praktikum,
teman satu kelompok saya yang rela membantu dan membimbing saya hingga laporan
selesai, dan beberapa pihak yang telah menghibur saya saat menyusun laporan ini.
Selanjutnya, dalam penulisan laporan ini penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai macam pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan sepenuh
hati mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Dr. Eng. Sri Hastuty sebagai dosen material teknik
3. Dr. Eng. Yose Fachmi Buys sebagai dosen material teknik
4. Muhammad Arstha Thoha sebagai asisten praktikum
5. Teman-teman program studi teknik mesin
6. Berbagai pihak, seperti My Mix Youtube dan Streamer Dani Djidat yang telah
memberikan hiburan saat penulis menyusun laporan ini
Terakhir semoga segala bantuan yang telah diberikan, dinilai sebagai amal
kebaikan. Serta semoga laporan ini dapat berguna untuk dikemudian hari
Tangerang, 29 Oktober 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………………..............i
LEMBAR KONSULTASI ............................................................................................ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................…….1
iv
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .....................................................................................……………21
5.2 Saran……………………………………………………………………………22
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................23
LAMPIRAN………………………………………………………………………...24
v
BAB I
PENDAHULUAN
Uji tarik (Tensile Test) adalah proses uji dimana nantinya material
diberikan gaya tarik, disini gaya tarik meliputi 3 gaya utama yaitu, Strain
(regangan), Tension (tegangan), dan Torsion (Torsi). Namun, pada uji ini
kita hanya dapat mengetahui 2 data yaitu tegangan dan regangan. Yang
nantinya didapat dengan menggunakan mesin (Universal Testing Unit).
Dari penggunaan mesin nantinya tercatat dikomputer terhubung dengan
Universal Testing Unit dengan gambaran grafik. Test nantinya dilakukan
sampai material patah (Fracture) sebelum patah material mengalami
Plastic Deformation (deformasi plastic) deformasi yang tidak dapat
kembali seperti semula akibat tarikan yang melebihi batas handle material.
1.2.Tujuan Praktikum
1. Menghitung tegangan luluh pada material
2. Mengetahui tegangan maksimum pada material
3. Mengetahui tegangan patah material
1
4. Mengetahui regangan luluh dan regangan patah material
5. Menentukan jenis patahan material setelah uji Tarik
1.3.Rumusan Masalah
1.4.Manfaat Praktikum
Dilakukannya praktikum uji tarik ini untuk cara untuk mengukur kelenturan
sebuah material yang ingin digunakan, sebelum dilakukannya uji tarik,
perlu melakukan pengukuran sebagai panjang awal sebelum uji tarik
dilakukan, kemudian setelahnya lakukan pengukuran kembali setelah
material disaat fracture/patah.
2
BAB II
Dasar Teori
3
ditopang oleh struktur dalam tegangan; jika stres ini diterapkan dan dipertahankan,
fraktur akan terjadi. (Callister. W, Rethwisch. D., 2013)
Tegangan yang pergunakan pada kurva adalah Tegangan membujur rata-rata dari
pengujian tarik yang diperoleh dengan membagi beban dengan luas awal
penampang melintang benda uji.
a. Tegangan tarik:
𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 𝐹 𝑁
𝜎= = ( )
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐴0 𝑚𝑚2
b. Regangan tarik:
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ − 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝜀=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐿0 − 𝐿𝑓
=
𝐿0
4
b. C disebut titik luluh diatas dengan beban Q kg.
c. Pada daerah antara A dan B bahan luluh
d. Pada titik P beban maksimum
e. Setelah titik P beban turun hingga patah
1. Tegangan luluh (yield strength) yaitu tegangan dimana deformasi plastis mulai
terdeteksi. Jika yield point tidak Nampak secara jelas, maka yield point dapat
ditentukan dengan offset 0,2%
𝐹𝑦
𝜎𝑦 =
𝐴0
2. Ultimate strength/kekuatan tarik/kekuatan maksimum yaitu tegangan
maksimum yang terjadi pada kurva tegangan-regangan Teknik.
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 𝐹 𝑁
𝜎= = ( )
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐴0 𝑚𝑚2
5
3. Modulus elastisitas yaitu kekuatan suatu bahan akan keelastisannya. Maka
besar modulus, makin kecil regangan elastis yang dihasilkan akibat pemberian
tegangan.
𝜎
𝐸=
𝜀
Keterangan; 𝜎 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝜀 = 𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
4. Ductility (keuletan) mengukur besarnya deformasi plastis sebelum patah
dalam % elongation:
𝐿𝑓 − 𝐿0
% 𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 𝑥 100%
𝐿0
Sifat ductility material di ketahui dari panjang necking
a. Brittle (getas) jika elongation < 5%
b. Ductile (ulet) jika elongation > 8%
5. Ketangguhan (toughness) yaitu kemampuan suatu bahan untuk menyerap
energi sebelum patah (𝐽/𝑚𝑚3 atau 𝑁. 𝑚𝑚/𝑚𝑚3 = MPa)
𝜎𝑦 + 𝜎𝑢 % 𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑈𝑡 = 𝑥
2 100
6. Resilience yaitu kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi sebelum
mengalami deformasi plastis atau deformasi permanen. (𝐽/𝑚𝑚3 atau 𝑁. 𝑚𝑚/
𝑚𝑚3 = MPa)
𝜎𝑦2
𝑈𝑅 =
2𝐸
6
BAB III
2. Jangka Sorong
7
Gambar 1.5. Jangka sorong
3. Penggaris
4. Spesimen
3.2.Bahan yang digunakan
1. Aluminium
8
Gambar 1.7. Batang Aluminium
2. Baja
3.3.Langkah-langkah percobaan
1. Diameter rata-rata dan panjang spesimen diukur dengan menggunakan
jangka sorong, bagian gauge length berupa jarak antara dua titik pada
benda uji ditandai dengan menggunakan spidol permanen atau tipex.
Dibuat juga panjang ukur yang simetris dengan panjang benda uji
keseluruhan dan mengacu pada standar ASTM atau JIS.
2. Mesin uji (Universal Testing Unit) dan computer untuk operasional
mesin dihidupkan.
3. Benda uji dipasang dalam cekam mesin uji, sesuai dengan tanda yang
telah ditentukan dengan menekan UP dan DOWN untuk menaikkan
atau menurunkan cekam.
4. Program pada komputer uji tari dijalankan
9
5. Dilakukan pengujian dengan menekan tombol TEST pada komputer.
Pengujian akan segera dimulai sampai benda uji patah, dan grafik
tegangang-regangannya akan ditampilkan di layer, setelah benda uji
patah, mesin akan berhenti secara otomatis.
6. Hasil pengujian dicetak dengan menekan ‘PRINT’
7. Benda uji dari cekamnya dilepaskan, kemudian panjang akhir diukur,
yakni jarak antara dua titik yang sebelumnya telah ditandai sebagai
panjang ukur.
8. Gambarlah penampang patahan pada lembar kerja.
10
Gambar 1.10. Urutan Proses Uji Tarik
11
3.4.Diagram Ulir
12
BAB IV
Pembahasan
Tabel data merupakan hasil dari pengukuran sebelum dan sesudah patahan/setelah
menjalani uji tarik. Data tersebut berisi panjang, diameter, pengukuran tegangan-
regangan akibat uji tarik.
13
13 Pertambahan 1.80 cm 1.10 cm
Panjang
14 Modulus 𝑘𝑁 𝑘𝑁
0.873 0.42
Elastisitas 𝑚𝑚2 𝑚𝑚2
15 Gambar
Penampang
yang Patah
4.2.Perhitungan Data
1. Tegangan Luluh:
a. Baja
𝐹𝑦
𝜎𝑦 =
𝐴0
𝐹𝑦 = 13.1 𝑘𝑁
(13.1)𝑘𝑁 𝑘𝑁
𝜎𝑦 = = 0.0873
150 𝑚𝑚2 𝑚𝑚2
𝜎𝑦 = 0.0873 𝐺𝑃𝑎
b. Aluminium
4.1 𝑘𝑁 𝑘𝑁
𝜎𝑦 = = 0.012
340 𝑚𝑚 𝑚𝑚2
14
𝜎𝑦 = 0.012 𝐺𝑃𝑎
2. Ultimate Strength
a. Baja
𝐹𝑇𝑆
𝜎=
𝐴0
17.6 𝑘𝑁
𝜎= = 0.117 𝐺𝑃𝑎
150 𝑚𝑚2
b. Aluminium
5.8 𝑘𝑁
𝜎= = 0.0170 𝐺𝑃𝑎
340 𝑚𝑚2
3. Regangan Patah
Δ𝑙𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ
𝜀=
𝑙0
a. Baja
A0
εpatah = ln
Afracture
0.15
𝜀𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ = ln
0.132
𝑚𝑚
𝜀𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ = 0.127
𝑚𝑚
b. Aluminium
1.10
𝜀𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ = ln
19.4
𝑚𝑚
𝜀𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ = 1.17
𝑚𝑚
15
4. Regangan luluh
Δ𝑙
𝜀=
𝑙0
a. Baja
Δ𝑙
𝜀=
𝑙0
1.80
𝜀=
18.00
𝑚𝑚
𝜀 = 0.1
𝑚𝑚
b. Aluminium
Δ𝑙
𝜀=
𝑙0
1.10
𝜀=
18.3
𝑚𝑚
𝜀 = 0.06
𝑚𝑚
5. Modulus Elastisitas
𝜎𝑦
𝐸=
𝜀𝑦
a. Baja
0.0873 𝑘𝑁/𝑚𝑚2
𝐸=
0.1
𝑘𝑁
𝐸 = 0.873
𝑚𝑚2
16
b. Aluminium
𝑘𝑁
0.012
𝐸= 𝑚𝑚2
𝑚𝑚
0.06 𝑚𝑚
𝑘𝑁
𝐸 = 0.2
𝑚𝑚2
6. Tegangan Patah
𝐹𝑚𝑎𝑥
𝜎𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 =
𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 − 𝑠𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
a. Baja
17.57 𝑘𝑁
𝜎𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 =
28.27 𝑚𝑚2
𝑘𝑁
𝜎𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 = 0.621
𝑚𝑚2
b. Aluminium
5.82 𝑘𝑁
𝜎𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 =
36.32 𝑚𝑚2
𝑘𝑁
𝜎𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 = 0.16
𝑚𝑚2
4.3. Pembahasan
1. Jelaskan apa yang terjadi di Upper dan lower yield point?
- Upper yield point adalah titik dimana beban atau tegangan maksimum
yang diperlukan untuk memulai deformasi plastis. Situasi dimana beban
mulai berkurang dan regangan mulai meningkat.
- Lower yield point adalah titik dimana beban minimal atau tegangan
diperlukan untuk mempertahankan keadaan perilaku plastic material.
17
Pada keadaan lower yield point beban tetap sama tapi regangan terus
meningkat.
2. Tentukan apakah spesimen baja dan aluminium dalam kategori material
ulet (ductile) atau getas (getas)?
- Berdasarkan pada grafik data pengamatan yang telah diberikan, dapat
disimpulkan bahwa baja (sebagai spesimen 1) memiliki sifat/ciri
material ductile begitu juga dengan aluminium (sebagai specimen 2).
Karena saat diberi regangan specimen logam yang diuji tidak langsung
patah melainkan mengalami deformasi plastis.
3. Tentukan Resilience baja dan aluminium?
- Resilience Baja
𝜎𝑦2
𝑈𝑟 =
2𝑥𝐸
(0.0873)2 𝐺𝑃𝑎
𝑈𝑟 =
0.873 𝑥 2
𝐽
𝑈𝑟 = 0.004365
𝑚𝑚3
- Resilience Aluminium
(0.012 𝐺𝑃𝑎)2
𝑈𝑟 =
2 𝑥 0.2
𝐽
𝑈𝑟 = 0.00036
𝑚𝑚3
18
4. Tentukan nillai Toughness dari kedua bahan uji Tarik?
𝜎𝑦 + 𝜎𝑢 (%𝐸𝐿)
𝑈𝑡 = 𝑥
2 100
- % Elongasi Baja
Δl
% 𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑙0
1.8 𝑐𝑚
% 𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 100%
18 𝑐𝑚
- % Elongasi Aluminium
1.1 𝑐𝑚
%𝐸𝑙 = 𝑥 100%
18.3
%𝐸𝑙 = 6%
- Toughness Baja
𝑈𝑡 = 0.0062865 𝐺𝑃𝑎
𝑈𝑡 = 6.28 𝑀𝑃𝑎
- Toughness Aluminium
𝑈𝑡 = 0.00087 𝐺𝑃𝑎
𝑈𝑡 = 0.87 𝑀𝑃𝑎
19
5. Buatlah table dan grafik pengujian Tarik (true and engineering stress-
strain)!
20
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
21
4. Regangan luluh dan regangan patah material dapat dicari dengan
menggunakan informasi dari data hasil pengamatan dari alat uji,
dengan formula yang sudah ada pada dasar teori, sehingga:
a. Regangan luluh baja, 0.1 mm/mm
b. Regangan patah baja 0.127 mm/mm
c. Regangan luluh aluminium 0.06 mm/mm
d. Regangan patah aluminium 1.17 mm/mm
5. Jenis patahan berdasarkan jenis patahan yang didapat dari uji Tarik
ini dapat dilihat di table data pengamatan 4.1. dari gambar besi, kita
bisa mengatakan bahwa baja menurut patahannya adalah ulet
(ductile). Pada patahan ulet, melibatkan deformasi plastis di ujung
retakan (Mouritz, A. 2012).
5.2.Saran
1. Praktikan telah memahami dengan baik prinsip dasar dari uji Tarik
2. Praktikan mengerti cara membaca table dan grafik yang diberikan
dan cara menghitungnya.
3. Praktikan bertanya kepada asisten praktikum tentang cara mendapat
beberapa data yang belum ditemukan, dengan memberi clue yang
ada pada grafik yang diberikan
22
DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun. 2021. Modul Praktikum Mekanika Material Program Studi Teknik
Mesin Universitas Pertamina 2021/2022. Jakarta: Universitas Pertamina
23
LAMPIRAN
24