Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MODUL 01

UJI TARIK

Dosen Pebimbing
Dr. Eng. Sri Hastuty, S.T., B.Eng,M.Eng
Dr. Eng. Yose Fachmi Buys, B. Eng., M.Eng.

Asisten
Arstha Thoha

Disusun Oleh:

Bernhard Frits Asido (102220091)

Universitas Pertamina

i
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PERTAMINA

LEMBAR KONSULTASI

Praktikum : Material Teknik

Nama : Bernhard Frits A

NIM : 102220091

Kelompok : 21

Tanggal Praktikum : 21 Oktober 2021

Batas Akhir Pengumpulan : 29 Oktober 2021


No. Tanggal Catatan Paraf

Asistensi 1
1. 27-10-2021
(Pembahasan BAB 4)

Tangerang, 27 Oktober 2021

Muhammad Arstha Thoha

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah mengaruniakan rahmat dan anugrah-Nya, sehingga saya selaku penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum dengan judul “Uji Tarik”

Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu penilaian praktikum
pada mata kuliah “Material Teknik” dalam jenjang studi S1 (Strata I) Universitas
Pertamina. Penulisan laporan dilakukan agar penulis dan pembaca dapat memahami
konsep dasar, penghitungan, dan tujuan dari dilakukan praktikum “Uji Tarik.” Namun,
semua ini tidak lepas dari bimbingan dosen, pimpinan praktikum, asisten praktikum,
teman satu kelompok saya yang rela membantu dan membimbing saya hingga laporan
selesai, dan beberapa pihak yang telah menghibur saya saat menyusun laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih memiliki kekurangan,


baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari materi yang telah disajikan. Semua ini
berdasarkan keterbatasan dari sang penulis. Namun, penulis juga tidak sungkan untuk
mendapatkan kritik dan saran agar kedepannya dapat penulis perbaiki dengan sepenuh
hati.

Selanjutnya, dalam penulisan laporan ini penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai macam pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan sepenuh
hati mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Dr. Eng. Sri Hastuty sebagai dosen material teknik
3. Dr. Eng. Yose Fachmi Buys sebagai dosen material teknik
4. Muhammad Arstha Thoha sebagai asisten praktikum
5. Teman-teman program studi teknik mesin
6. Berbagai pihak, seperti My Mix Youtube dan Streamer Dani Djidat yang telah
memberikan hiburan saat penulis menyusun laporan ini

Terakhir semoga segala bantuan yang telah diberikan, dinilai sebagai amal
kebaikan. Serta semoga laporan ini dapat berguna untuk dikemudian hari
Tangerang, 29 Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………………..............i
LEMBAR KONSULTASI ............................................................................................ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................…….1

1.2 Tujuan Praktikum.....................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………........2

1.4. Manfaat Praktikum…………………………………………………......2

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Sejarah dan definisi umum……………………………………………...3
2.2 Penjelasan mekanika material…………………………………..............3

BAB III METODE PERCOBAAN


3.1 Alat Percobaan………………………………………………………......7

3.2 Bahan Percobaan………………………………………………………...8

3.3. Prosedur Percobaan……………………………………………………..9


3.4. Diagram Ulir…………………………………………………………...12
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Uji Praktik …………………........................................……13

4.2 Perhitungan Data.....................................................................................14

4.3 Jawaban Pembahasan .............................................................................17

iv
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .....................................................................................……………21
5.2 Saran……………………………………………………………………………22
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................23
LAMPIRAN………………………………………………………………………...24

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada penentuan material yang ingin dipakai untuk pembuatan suatu


barang/mesin kita harus merancang material apa yang ingin dipakai,
material apa yang cocok saat dikenai gaya sebesar sekian Newton, akankah
material ini kuat/kokoh dan tahan akan tekanan akibat dari gaya dari luar
sistem yang diberikan. Untuk mengetahui seberapa kuat atau berapa titik
UTS (Ultimate Tensile Strength), atau seberapa besar tingkat dari yield
sebuah material yang ingin dipakai. Terkadang data Mechanical of
Materials pada suatu material itu tidak lengkap, maka untuk melengkapi
data dari Mechanical of materials tersebut diperlukan proses Uji tarik

Uji tarik (Tensile Test) adalah proses uji dimana nantinya material
diberikan gaya tarik, disini gaya tarik meliputi 3 gaya utama yaitu, Strain
(regangan), Tension (tegangan), dan Torsion (Torsi). Namun, pada uji ini
kita hanya dapat mengetahui 2 data yaitu tegangan dan regangan. Yang
nantinya didapat dengan menggunakan mesin (Universal Testing Unit).
Dari penggunaan mesin nantinya tercatat dikomputer terhubung dengan
Universal Testing Unit dengan gambaran grafik. Test nantinya dilakukan
sampai material patah (Fracture) sebelum patah material mengalami
Plastic Deformation (deformasi plastic) deformasi yang tidak dapat
kembali seperti semula akibat tarikan yang melebihi batas handle material.

1.2.Tujuan Praktikum
1. Menghitung tegangan luluh pada material
2. Mengetahui tegangan maksimum pada material
3. Mengetahui tegangan patah material

1
4. Mengetahui regangan luluh dan regangan patah material
5. Menentukan jenis patahan material setelah uji Tarik

1.3.Rumusan Masalah

2. Apa yang dimaksud dengan uji tarik?


3. Apa yang didapat dari praktikum uji tarik?
4. Mengapa diperlukannya pengukuran diawal sebelum melakukan uji
tarik?
5. Mengapa dilakukannya uji tarik?

1.4.Manfaat Praktikum

Dilakukannya praktikum uji tarik ini untuk cara untuk mengukur kelenturan
sebuah material yang ingin digunakan, sebelum dilakukannya uji tarik,
perlu melakukan pengukuran sebagai panjang awal sebelum uji tarik
dilakukan, kemudian setelahnya lakukan pengukuran kembali setelah
material disaat fracture/patah.

2
BAB II

Dasar Teori

2.1 Sejarah dan definisi umum

Uji tarik rekayasa banyak dlakukan untuk melengkapi informasi rancangan


dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan
(Dieter, 1987). Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang
bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap
perpanjangan yang dialami benda uji (Davis, Troxell, dan Wiskocil, 1955). Kurva
tegangan regangan rekayasa diperoleh dari pengukuran perpanjangan benda uji.
Tegangan yang dipergunakan pada kurva adalah membujur rata-rata dari pengujian
tarik yang diperoleh dengan membagi beban dengan luas penampang melintang
benda uji. Spesimen dideformasi, biasanya hingga patah, dengan beban tarik yang
meningkat secara bertahap yang diterapkan secara uniaksial sepanjang sumbu
panjang spesimen. (Callister. W, Rethwisch. D., 2013).

Gambar 1.1. Pengujian tarik dan pengukuran panjang

2.2 Penjelasan Properti Material

Tensile Strength (gaya tarik) adalah tegangan maksimum pada rekayasa


kurva tegangan-regangan. Ini sesuai dengan tegangan maksimum yang dapat

3
ditopang oleh struktur dalam tegangan; jika stres ini diterapkan dan dipertahankan,
fraktur akan terjadi. (Callister. W, Rethwisch. D., 2013)

Tegangan yang pergunakan pada kurva adalah Tegangan membujur rata-rata dari
pengujian tarik yang diperoleh dengan membagi beban dengan luas awal
penampang melintang benda uji.

a. Tegangan tarik:
𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 𝐹 𝑁
𝜎= = ( )
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐴0 𝑚𝑚2

b. Regangan tarik:
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ − 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝜀=
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐿0 − 𝐿𝑓
=
𝐿0

Gambar. 1.2. Diagram tegangan-regangan pengujian tarik


Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa:
a. OA berupa garis lurus, dalam hal ini berarti pada daerah tersebut
pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan beban yang bekerja.
Pada daerah ini berlaku hukum hooke.

4
b. C disebut titik luluh diatas dengan beban Q kg.
c. Pada daerah antara A dan B bahan luluh
d. Pada titik P beban maksimum
e. Setelah titik P beban turun hingga patah

Gambar 1.3. Profil Data Uji Tarik

Dari pengujian tarik dapat ditentukan harga-harga:

1. Tegangan luluh (yield strength) yaitu tegangan dimana deformasi plastis mulai
terdeteksi. Jika yield point tidak Nampak secara jelas, maka yield point dapat
ditentukan dengan offset 0,2%
𝐹𝑦
𝜎𝑦 =
𝐴0
2. Ultimate strength/kekuatan tarik/kekuatan maksimum yaitu tegangan
maksimum yang terjadi pada kurva tegangan-regangan Teknik.
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 𝐹 𝑁
𝜎= = ( )
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐴0 𝑚𝑚2

5
3. Modulus elastisitas yaitu kekuatan suatu bahan akan keelastisannya. Maka
besar modulus, makin kecil regangan elastis yang dihasilkan akibat pemberian
tegangan.
𝜎
𝐸=
𝜀
Keterangan; 𝜎 = 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝜀 = 𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
4. Ductility (keuletan) mengukur besarnya deformasi plastis sebelum patah
dalam % elongation:
𝐿𝑓 − 𝐿0
% 𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 𝑥 100%
𝐿0
Sifat ductility material di ketahui dari panjang necking
a. Brittle (getas) jika elongation < 5%
b. Ductile (ulet) jika elongation > 8%
5. Ketangguhan (toughness) yaitu kemampuan suatu bahan untuk menyerap
energi sebelum patah (𝐽/𝑚𝑚3 atau 𝑁. 𝑚𝑚/𝑚𝑚3 = MPa)
𝜎𝑦 + 𝜎𝑢 % 𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑈𝑡 = 𝑥
2 100
6. Resilience yaitu kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi sebelum
mengalami deformasi plastis atau deformasi permanen. (𝐽/𝑚𝑚3 atau 𝑁. 𝑚𝑚/
𝑚𝑚3 = MPa)
𝜎𝑦2
𝑈𝑅 =
2𝐸

6
BAB III

Alat dan bahan praktikum

3.1. Daftar alat-alat percobaan


1. Universal Testing Machine

Gambar 1.4. Universal Testing Machine

2. Jangka Sorong

7
Gambar 1.5. Jangka sorong

3. Penggaris

Gambar 1.6. Penggaris

4. Spesimen
3.2.Bahan yang digunakan
1. Aluminium

8
Gambar 1.7. Batang Aluminium

2. Baja

Gambar 1.8. Batang baja

3.3.Langkah-langkah percobaan
1. Diameter rata-rata dan panjang spesimen diukur dengan menggunakan
jangka sorong, bagian gauge length berupa jarak antara dua titik pada
benda uji ditandai dengan menggunakan spidol permanen atau tipex.
Dibuat juga panjang ukur yang simetris dengan panjang benda uji
keseluruhan dan mengacu pada standar ASTM atau JIS.
2. Mesin uji (Universal Testing Unit) dan computer untuk operasional
mesin dihidupkan.
3. Benda uji dipasang dalam cekam mesin uji, sesuai dengan tanda yang
telah ditentukan dengan menekan UP dan DOWN untuk menaikkan
atau menurunkan cekam.
4. Program pada komputer uji tari dijalankan

9
5. Dilakukan pengujian dengan menekan tombol TEST pada komputer.
Pengujian akan segera dimulai sampai benda uji patah, dan grafik
tegangang-regangannya akan ditampilkan di layer, setelah benda uji
patah, mesin akan berhenti secara otomatis.
6. Hasil pengujian dicetak dengan menekan ‘PRINT’
7. Benda uji dari cekamnya dilepaskan, kemudian panjang akhir diukur,
yakni jarak antara dua titik yang sebelumnya telah ditandai sebagai
panjang ukur.
8. Gambarlah penampang patahan pada lembar kerja.

Gambar 1.9. Spesimen Uji Tarik

10
Gambar 1.10. Urutan Proses Uji Tarik

11
3.4.Diagram Ulir

Diagram rata-rata dan panjang spesimen uji diukur, bagian Gauge


Length ditandai

Mesin Uji (Universal Testing Unit) dan computer dinyalakan


untuk memulai pengujian

Benda Uji dipasang kedalam cekam mesin pada bagian ujung-


ujung material

Program pada komputer uji tarik dijalankan

Pengujian pada komputer dijalankan dan tunggu sampai material


mengalami fracture (patah)

Hasil Pengujian diprint

Pada saat material patah cekam akan berhenti otomatis, kemudian


material yang telah patah diukur

12
BAB IV

Pembahasan

4.1.Data Hasil Uji Praktik

Tabel data merupakan hasil dari pengukuran sebelum dan sesudah patahan/setelah
menjalani uji tarik. Data tersebut berisi panjang, diameter, pengukuran tegangan-
regangan akibat uji tarik.

No Benda Uji Baja Aluminium


1 Panjang Awal 18.00 cm 18.3 cm
Benda
2 Panjang Gauge 6.59 cm 7.00 cm
3 Panjang Grip 5.43 cm 5.50 cm
4 Diameter Awal 0.44 cm 0.66 cm
5 Luas Area Awal 𝜋 𝑥 (0.44)2 𝑐𝑚 (𝜋 𝑥 (0.66)2 𝑐𝑚)
𝐿= 𝐿=
4 4
0.15 cm 0.34 cm
6 Diameter Awal 0.41 cm 0.365 cm
7 Luas Area Patah (𝜋 𝑥 0.412 𝑐𝑚) (𝜋 𝑥 (0.365)2 𝑐𝑚)
𝐿= 𝐿=
4 4
0.132 cm 0.105 cm
8 Tegangan Luluh 0.0873 GPa 0.012 GPa
9 Tegangan 0.117 GPa 0.017 GPa
Maksimum
10 Regangan Patah 0.127 mm/mm 1.17 mm/mm
11 Regangan Luluh 0.1 mm/mm 0.06 mm/mm
12 Panjang Setelah 19.8 cm 19.4 cm
Patah

13
13 Pertambahan 1.80 cm 1.10 cm
Panjang
14 Modulus 𝑘𝑁 𝑘𝑁
0.873 0.42
Elastisitas 𝑚𝑚2 𝑚𝑚2

15 Gambar
Penampang
yang Patah

4.2.Perhitungan Data

Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan data yang hilang dengan


menghitung

1. Tegangan Luluh:
a. Baja

𝐹𝑦
𝜎𝑦 =
𝐴0

𝐹𝑦 = 13.1 𝑘𝑁

(13.1)𝑘𝑁 𝑘𝑁
𝜎𝑦 = = 0.0873
150 𝑚𝑚2 𝑚𝑚2

𝜎𝑦 = 0.0873 𝐺𝑃𝑎

b. Aluminium

4.1 𝑘𝑁 𝑘𝑁
𝜎𝑦 = = 0.012
340 𝑚𝑚 𝑚𝑚2

14
𝜎𝑦 = 0.012 𝐺𝑃𝑎

2. Ultimate Strength
a. Baja

𝐹𝑇𝑆
𝜎=
𝐴0

17.6 𝑘𝑁
𝜎= = 0.117 𝐺𝑃𝑎
150 𝑚𝑚2

b. Aluminium

5.8 𝑘𝑁
𝜎= = 0.0170 𝐺𝑃𝑎
340 𝑚𝑚2

3. Regangan Patah

Δ𝑙𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ
𝜀=
𝑙0

a. Baja

A0
εpatah = ln
Afracture

0.15
𝜀𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ = ln
0.132
𝑚𝑚
𝜀𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ = 0.127
𝑚𝑚

b. Aluminium

1.10
𝜀𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ = ln
19.4
𝑚𝑚
𝜀𝑝𝑎𝑡𝑎ℎ = 1.17
𝑚𝑚

15
4. Regangan luluh

Δ𝑙
𝜀=
𝑙0

a. Baja

Δ𝑙
𝜀=
𝑙0

1.80
𝜀=
18.00
𝑚𝑚
𝜀 = 0.1
𝑚𝑚

b. Aluminium

Δ𝑙
𝜀=
𝑙0

1.10
𝜀=
18.3
𝑚𝑚
𝜀 = 0.06
𝑚𝑚

5. Modulus Elastisitas

𝜎𝑦
𝐸=
𝜀𝑦

a. Baja

0.0873 𝑘𝑁/𝑚𝑚2
𝐸=
0.1

𝑘𝑁
𝐸 = 0.873
𝑚𝑚2

16
b. Aluminium

𝑘𝑁
0.012
𝐸= 𝑚𝑚2
𝑚𝑚
0.06 𝑚𝑚

𝑘𝑁
𝐸 = 0.2
𝑚𝑚2

6. Tegangan Patah

𝐹𝑚𝑎𝑥
𝜎𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 =
𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 − 𝑠𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛

a. Baja

17.57 𝑘𝑁
𝜎𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 =
28.27 𝑚𝑚2

𝑘𝑁
𝜎𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 = 0.621
𝑚𝑚2

b. Aluminium

5.82 𝑘𝑁
𝜎𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 =
36.32 𝑚𝑚2

𝑘𝑁
𝜎𝑓𝑟𝑎𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒 = 0.16
𝑚𝑚2

4.3. Pembahasan
1. Jelaskan apa yang terjadi di Upper dan lower yield point?
- Upper yield point adalah titik dimana beban atau tegangan maksimum
yang diperlukan untuk memulai deformasi plastis. Situasi dimana beban
mulai berkurang dan regangan mulai meningkat.
- Lower yield point adalah titik dimana beban minimal atau tegangan
diperlukan untuk mempertahankan keadaan perilaku plastic material.

17
Pada keadaan lower yield point beban tetap sama tapi regangan terus
meningkat.
2. Tentukan apakah spesimen baja dan aluminium dalam kategori material
ulet (ductile) atau getas (getas)?
- Berdasarkan pada grafik data pengamatan yang telah diberikan, dapat
disimpulkan bahwa baja (sebagai spesimen 1) memiliki sifat/ciri
material ductile begitu juga dengan aluminium (sebagai specimen 2).
Karena saat diberi regangan specimen logam yang diuji tidak langsung
patah melainkan mengalami deformasi plastis.
3. Tentukan Resilience baja dan aluminium?
- Resilience Baja

𝜎𝑦2
𝑈𝑟 =
2𝑥𝐸

(0.0873)2 𝐺𝑃𝑎
𝑈𝑟 =
0.873 𝑥 2

𝐽
𝑈𝑟 = 0.004365
𝑚𝑚3

- Resilience Aluminium

(0.012 𝐺𝑃𝑎)2
𝑈𝑟 =
2 𝑥 0.2

𝐽
𝑈𝑟 = 0.00036
𝑚𝑚3

18
4. Tentukan nillai Toughness dari kedua bahan uji Tarik?

Untuk mencari nilai toughness kita dapat menggunakan rumus/formula

𝜎𝑦 + 𝜎𝑢 (%𝐸𝐿)
𝑈𝑡 = 𝑥
2 100

- % Elongasi Baja

Δl
% 𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑙0

1.8 𝑐𝑚
% 𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 100%
18 𝑐𝑚

%𝐸𝑙 = 0.1 𝑥 100% = 10%

- % Elongasi Aluminium

1.1 𝑐𝑚
%𝐸𝑙 = 𝑥 100%
18.3

%𝐸𝑙 = 6%

- Toughness Baja

0.00873 + 0.1170 𝐺𝑃𝑎 10%


𝑈𝑡 = 𝑥
2 100

𝑈𝑡 = 0.0062865 𝐺𝑃𝑎

𝑈𝑡 = 6.28 𝑀𝑃𝑎

- Toughness Aluminium

(0.012 + 0.0170 𝐺𝑃𝑎) 6%


𝑈𝑡 = 𝑥
2 100

𝑈𝑡 = 0.00087 𝐺𝑃𝑎

𝑈𝑡 = 0.87 𝑀𝑃𝑎

19
5. Buatlah table dan grafik pengujian Tarik (true and engineering stress-
strain)!

20
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan data pengamatan data analisis tersebut dapat disimpulkan


bahwa:

1. Tegangan luluh dapat dicari dengan menggunakan informasi yang


diberikan dari hasil pengamatan dari alat uji, dengan formula yang
sudah ada pada dasar teori, sehingga:
a. Tegangan Luluh baja, 0.0873 GPa
b. Tegangan Luluh aluminium, 0.012 GPa

2. Tegangan Maksimum pada suatu material dapat dicari dengan


menggunakan informasi dari data hasil pengamatan dari alat uji,
dengan formula yang sudah ada pada dasar teori, sehingga:
a. Tegangan Maksimum baja, 0.117 GPa
b. Tegangan Maksimum aluminium, 0.0171 GPa

3. Tegangan patah pada suatu material dapat dicari dengan


menggunakan informasi dari data hasil pengamatan dari alat uji,
dengan formula yang sudah ada pada dasar teori, sehingga:
a. Tegangan patah baja, 0.621 kN/𝑚𝑚2
b. Tegangan patah aluminium, 0.16 kN/𝑚𝑚2

21
4. Regangan luluh dan regangan patah material dapat dicari dengan
menggunakan informasi dari data hasil pengamatan dari alat uji,
dengan formula yang sudah ada pada dasar teori, sehingga:
a. Regangan luluh baja, 0.1 mm/mm
b. Regangan patah baja 0.127 mm/mm
c. Regangan luluh aluminium 0.06 mm/mm
d. Regangan patah aluminium 1.17 mm/mm

5. Jenis patahan berdasarkan jenis patahan yang didapat dari uji Tarik
ini dapat dilihat di table data pengamatan 4.1. dari gambar besi, kita
bisa mengatakan bahwa baja menurut patahannya adalah ulet
(ductile). Pada patahan ulet, melibatkan deformasi plastis di ujung
retakan (Mouritz, A. 2012).

5.2.Saran

Berdasarkan pengalaman saat praktikum uji Tarik ini, praktikan


disarankan agar melakukan hal berikut.

1. Praktikan telah memahami dengan baik prinsip dasar dari uji Tarik
2. Praktikan mengerti cara membaca table dan grafik yang diberikan
dan cara menghitungnya.
3. Praktikan bertanya kepada asisten praktikum tentang cara mendapat
beberapa data yang belum ditemukan, dengan memberi clue yang
ada pada grafik yang diberikan

22
DAFTAR PUSTAKA

Callister, William D.2007. Fundamental of Material Science and Engineering 7th


Edition. United States of America: Wiley

Tim penyusun. 2021. Modul Praktikum Mekanika Material Program Studi Teknik
Mesin Universitas Pertamina 2021/2022. Jakarta: Universitas Pertamina

Mouritz, Adrian. 2012. Introduction of Aerospace Materials. United States of


America: Woodhead Publishing.

23
LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai