OLEH KELOMPOK 5:
FAKULTAS TEKNIK
FEBRUARI 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan
baik. Tak lupa pula ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ir. Edi Santoso,
S.T., M.T. atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Forensik Struktur Bangunan, dan membahas tentang penggunaan alat UPV dalam
forensik suatu bangunan gedung. Melalui makalah ini, kami berharap dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang proses penggunaan alat UPV, serta
membahas bagaimana penggunaan alat UPV dan contoh kasus dalam suatu
bangunan.
Makalah ini dibuat dengan penuh kebahagiaan dan keyakinan akan manfaat
yang dapat diambil oleh pembaca. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
masukan dan kritik yang membangun untuk pengembangan makalah ini.
Dengan makalah ini kami lebih mengetahui tentang Penggunaan Alat UPV
Dalam Kegiatan Forensik Suatu Bangunan Gedung dan dapat memberikan
manfaat bagi pembaca. Kami minta maaf yang sebesar- besarnya apabila dalam
susunan atau kata-kata dalam makalah yang kami gunakan kurang tepat. Terima
kasih atas perhatian Bapak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Pengertian Alat UPV (Ultasonic Pulse Velocity)......................................3
2.1.1 Jenis-Jenis Gelombang Mekanik.......................................................4
2.2 Metode Penggunaan Alat UPV (Ultrasonic Pulse Velocity).....................6
2.3 Contoh Kasus Penggunaan Alat UPV (Ultasonic Pulse Velocity) Dalam
Kegiatan Forensik Suatu Gedung.........................................................................9
2.3.1 Deskripsi............................................................................................9
2.3.2 Hasil dan Pembahasan.......................................................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini berisi tentang (1) Latar Belakang, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan, (4)
Manfaat.
1
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian alat UPV (Ultrasonic Pulse Velocity)?
2. Bagaimana cara penggunaan alat UPV (Ultrasonic Pulse Velocity)?
3. Bagaimana contoh kasus penggunaan alat UPV (Ultrasonic Pulse
Velocity) dalam forensik suatu bangunan gedung?
I.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi alat UPV (Ultrasonic Pulse Velocity)
2. Mengetahui cara penggunaan alat UPV (Ultrasonic Pulse Velocity)
3. Mengetahui contoh kasus penggunaan alat UPV (Ultrasonic Pulse
Velocity)
I.4 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil dari makalah ini diharapkan mampu memberikan
manfaat yaitu:
a. Memberikan sumbangan pemikiran yang mampu merubah pola
pikir mengenai bagaimana proses penimbunan pada jalan tol yang
benar.
b. Mampu dan bisa menambah wawasan terkait bahayanya dampak
kecelakaan akibat rusaknya jalan.
c. Sebagai salah satu pijakan dan referensi terkait hal-hal yang
mengenai proses penimbunan pada jalan tol.
2. Manfaat praktis
Secara praktis isi dari makalah ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi pemerintah
Dapat menambah wawasan dan bisa menjadi bahan
pertimbangan dalam melaksanaan proses penimbunan pada jalan
tol.
b. Bagi masyarakat
Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran
tentang cara untuk merawat jalan tol dan bagaimana proses
penimbunannya.
c. Bagi pembaca
Diharapkan dapat memeroleh pengetahuan dan menambah
wawasan mengenai proses penimbunan pada jalan tol.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bagian ini berisi tentang (1) Pengertian Alat UPV (Ultasonic Pulse Velocity), (2)
Metode Penggunaan Alat UPV (Ultrasonic Pulse Velocity), (3) Contoh Kasus
Penggunaan Alat UPV (Ultasonic Pulse Velocity).
3
menyelidiki hubungan antara hasil UPV dan kekuatan tekan beton.
Kecepatan rambatan dipengaruhi oleh berbagai variabel, seperti rasio
campuran, bentuk agregat, umur beton, besarnya kadar air terhadap semen,
dll. Tes UPV dapat digunakan untuk:
a. Mengetahui keseragaman kualitas beton.
c. Mengetahui kualitas struktur beton setelah berumur beberapa
tahun.
d. Mengetahui kekuatan tekan beton.
e. Menghitung modulus elastisitas dan koefisien Poisson beton.
f. Mengukur kedalaman retak beton.
4
dari titik ekuilibriumnya. Gelombang ini mampu merambat melalui
segala jenis medium baik padat, cair, maupun gas. P-waves memiliki
kecepatan rambat yang paling cepat, tetapi amplitudonya paling kecil
di antara gelombang-gelombang lainnya.
5
Gambar 2. 3 Pergerakan partikel pada gelombang permukaan: Love-
waves (kiri) dan Rayleigh-waves (kanan).
6
Gambar 2. 4 Diagram skematik dari instrumen UPV Sumber: V.M
Malhotra & N.J Carino (2004)
Dalam pelaksanaan di lapangan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya adalah metode/konfigurasi pengukuran. Ada pun
metode-metode yang dapat dilakukan dengan mengunakan UPV sepeSSrti
pada gambar diatas antara lain:
1. Direct transmission,yaitu transmitter dan receiver diletakkan saling
berhadapan, sehingga lintasan gelombang tegak lurus dengan
permukaan transduser. Panjang lintasan didapat dengan mengukur
jarak antar transduser yakni jarak antara 2 sisi beton yang diuji.
Metode ini memberikan hasil paling memuaskan karena transmisi
energi gelombang yang diperoleh adalah yang paling besar
dibanding metode lainnya.
2. Semi-direct transmission (semi langsung), yaitu kedua transduser
dipasang pada dua sisi yang berbeda dan tidak saling berhadapan.
Panjang lintasan didapat dengan mengukur jarak miring dari kedua
transduser. Metode ini cukup memberikan hasil yang memuaskan
dengan ketentuan jarak antara transmitter dan receiver tidak terlalu
jauh.
7
(1
)
(2
)
(3
)
Gambar 2. 5 Konfigurasi pengujian UPV. (1) Direct method, (2)
semi-direct method, dan (3) indirect method.
Sumber: V.M Malhotra & N.J Carino, (2004)
3. Indirect atau surface transmission (tidak langsung), yaitu
pemasangan transmitter dan receiver pada sisi beton yang sama.
Pada metode ini jarak antara kedua transduser perlu ditentukan
terlebih dahulu seperti yang dikehendaki. Umumnya metode ini
dipakai ketika hanya salah satu sisi beton yang dapat diakses.
Namun menurut Yaman (2001), hasil yang diperoleh metode ini
secara statistik mirip dengan hasil pengujian dengan metode direct
Cara kerja alat UPV adalah dengan memberi getaran gelombang
longitudinal lewat tranduser elektro – akustik, melalui cairan perantara
(couplant) yang berwujud gel atau sejenis pasta, yang dioleskan pada
permukaan beton sebelum tes dimulai. Cairan tersebut berfungsi agar antara
permukaan beton dengan transduser tidak terdapat rongga, sehingga
gelombang dapat merambat dengan sempurna. Saat gelombang merambat
melalui media yang berbeda, yaitu couplant dan beton, pada batas couplant
dan beton akan terjadi pantulan gelombang yang merambat dalam bentuk
gelombang longitudinal dan geser. Gelombang geser merambat tegak lurus
lintasan, dan gelombang longitudinal merambat sejajar lintasan.
Yang pertama kali mencapai tranduser penerima adalah gelombang
longitudinal, kemudian gelombang ini diubah menjadi sinyal gelombang
elektronik yang dapat dideteksi oleh tranduser penerima, sehingga waktu
tempuh gelombang dapat diukur. Waktu tempuh (T) yang dibutuhkan
gelombang untuk merambat pada beton sepanjang lintasan (L) dapat diukur,
sehingga cepat rambat gelombang dapat dicari dengan rumus:
8
L
V
T
Di mana:
V = Kecepatan gelombang longitudinal (m/detik)
L = Panjang lintasan beton yang dilewati (m)
T = Waktu tempuh gelombang ultrasonic sepanjang lintasan L (detik)
Alat uji yang tersedia saat ini membatasi panjang lintasan sekitar
minimum 100 mm, tergantung pada frekuensi dan intensitas dari sinyal yang
dihasilkan. Dari hasil perhitungan kecepatan rambat, secara praktis dapat
ditentukan kualitas dari beton tersebut seperti pada tabel 2.2. Hasil
perhitungan kecepatan gelombang longitudinal tersebut juga dapat
digunakan untuk menginterpretasikan kualitas dari beton, antara lain:
1. Homogenitas beton
2. Mendeteksi keretakan
3. Menentukan modulus elastis dinamis dan rasio poisson dinamis
4. Mendeteksi rongga
5. Memperkirakan modulus elastisitas beton
6. Memperkirakan kuat tekan beton.
II.3 Contoh Kasus Penggunaan Alat UPV (Ultasonic Pulse Velocity) Dalam
Kegiatan Forensik Suatu Gedung
II.3.1 Deskripsi
Kegiatan pengujian lapangan berupa pengujian UPV (Ultasonic
Pulse Velocity) pada struktur bangunan Gedung Pasar Kosambi yang
terletak di Bandung. Untuk penelitian ini, kegiatan pemeriksaan dan
pengujian memiliki tujuan untuk memastikan Bangunan Pasar Kosambi
dalam kondisi yang baik setelah mengalami kebakaran hampir 40 jam di
lantai semi basement pada tanggal 18 Mei 2019. Pada kasus Bangunan
Pasar Kosambi, untuk pemeriksaan kelayakan struktur yang mendekati
keadaan sebenarnya, diperlukan standar acuan, pemodelan struktur yang
tepat serta pendefinisian pola pembebanan yang sesuai.
9
Tabel 2. 2 Hasil pengujian kepadatan beton pada Pasar Kosambi Bandung
Elemen Nilai Rata- Estimasi 2
Lokasi Keterangan Mpa (Kg/cm)
Struktur Rata (km/sec)
Basement Kolom 1B 4.6 Sangat 45,2 533.7
Baik
Basement Kolom 5C 4.2 Baik 39,8 469.9
Basement Kolom 7E 3.9 Baik 35,2 415.6
Basement Kolom 8G 3.5 Cukup 31,2 368.4
Baik
Basement Kolom 7H 4.3 Baik 40,3 475.8
Basement PELAT 6I 4.5 Baik 44,6 526.6
Basement Kolom 6H 4.4 Baik 34,4 512.4
Basement Balok 6I 4.3 Baik 40,8 481.7
S. Basement Kolom 8A 3.0 Buruk 25,7 303.4
S. Basement Kolom 6D 2.5 Buruk 21,4 252.7
S. Basement Kolom 7E 3.3 Cukup 28,1 331.8
Baik
S. Basement Kolom 5G 3.8 Baik 34,3 405.0
10
11
Gambar 2. 6 hasil kondisi lapangan dari uji kepadatan beton pada Pasar Kosambi
Bandung
12
BAB III
PENUTUP
Bagian ini berisi tentang (1) Kesimpulan (2) Saran
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, pegolahan data dan analisis data pada
contoh kasus, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; Berdasarkan
integritas kepadatan beton yang masuk dalam kategori buruk dengan nilai
rambatan 2,4 km/sec (20,4 Mpa atau 240,9 kg/cm²) hingga kategori sangat
baik dengan nilai rambatan 4,6 km/sec (45,2 Mpa atau 533,7 kg/cm²).
setelah dilakukan survey, terdapat beberapa kolom yang plesterannya
terlepas akibat kebakaran di pasar kosambi lantai semi basement, serta
isinya yang juga kosong dan terdapat kolom yang mengangkat dari plat
lantai yang menurun terdapat pada lantai basement.
III.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, terdapat beberapa saran yang digunakan
untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Perlunya kontrol yang lebih baik terhadap komposisi material dan
proses pencampuran beton untuk mencegah pengaruh dari faktor-
faktor lain yang tidak diinginkan.
2. Perlunya penambahan jumlah sampel agar regresi serta korelasi
yang didapatkan dapat digunakan untuk penelitian serta
penggunaan secara umum.
3. Perlu diperhatikan kestabilan transduser serta jumlah cairan
couplant saat melakukan pengujian UPV.
4. Dalam pengambilan data amplitudo, dapat memanfaatkan fitur
Amplitude marker
5. dari alat PUNDIT PL-200 pada menu Amplitude Analysis, yang
berfungsi merekam data amplitudo awal secara otomatis untuk
digunakan dalam analisis amplitudo.
13
DAFTAR PUSTAKA
14