Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRATIKUM PENGUJIAN

LOGAM UJI IMPACT

Disusun Oleh :

YAZID FIKRI FADHOLI 202110120311057

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023

i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN LABORATORIUM TEKNIK MESIN
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp.(0341) 464318-21 Fax. (0341) 460782 Malang
65144

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM UJI KEKERASAN

Disusun Oleh : YAZID FIKRI FADHOLI 202110120311057


Kelas : VI-A
Kelompok :7
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Mesin

Berdasarkan hasil praktikum pengujian logam “Uji Impact” yang telah


dilaksanakan di pengujian material Universitas Muhammadiyah Malang telah
diperiksa dan disetujui oleh :

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing

Murjito, S.T., M.T Dr. Yepy Komaril Sofi’I, ST, MT

ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN LABORATORIUM TEKNIK MESIN
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp.(0341) 464318-21 Fax. (0341) 460782 Malang
65144

LEMBAR ASISTENSI
No. Tanggal Catatan Asistensi Ket/Paraf

Dosen Pembimbing

Dr. Yepy Komaril Sofi’I, ST, MT

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
LEMBAR ASISTENSI................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................6
1.1 Latar Belakang................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................7
1.3 Tujuan Pratikum..............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................8
2.1 Dasar Teori...........................................................................................................8
2.2 Metode Pengujian Impact....................................................................................9
2.3 Mesin Uji Impact..........................................................................................11
2.4 Jenis Pepatahan Impact.................................................................................14
2.5 Kegagalan Material Pada Pengujian Impact.................................................16
2.6 Ketangguhan Material Pada Pengujian Impact.............................................17
BAB III METODOLOGI PRATIKUM.....................................................................19
3.1 Model Obyek Praktikum...................................................................................19
3.2 Peralatan dan Meterial..................................................................................19
3.3 Prosedur Pengujian.......................................................................................19
3.4 Data Pengujian..............................................................................................20
3.5 Flowchart......................................................................................................21
BAB IV PERHITUNGAN..........................................................................................22
4.1 Pengolahan Data................................................................................................22
4.2 Gambar dan Bentuk Spesimen...........................................................................23
4.3 Analisa Data.......................................................................................................25
BAB V KESIMPULAN..............................................................................................26
5.1 Kesimpulan...................................................................................................26
5.2 Saran..................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................27

4
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan praktikum ini dapat disusun dan
diselesaikan tepat pada waktunya. Praktikum ini bertujuan sebagai syarat kelulusan
dalam mengikuti mata kuliah Praktikum Uji Logam. Dimana isinya mengetahui
pengujian pada spesimen logam dengan dengan beberapa percobaan pengujian yaitu
Uji Tarik, Uji Jominy, Uji Kekerasan, Uji Mikro struktur, Uji Impact.
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, semua mahasiswa diharapkan
menjadi calon tenaga kerja yang professional, handal berwawasan industri serta
mampu berdikari menyongsong era globalisasi yang tidak terelakkan lagi. Artinya
mampu menguasai dan mengimplementasikan semua apa yang didapat selama di
bangku kuliah dan mengikuti praktikum ini, berhasil mewujudkan dalam dunia kerja
nyata di lapangan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yepy Komaril Sofi’i ST., MT. selaku Dosen Pembimbing
Praktikum Uji Logam (Uji Impact)
2. Bapak Murjito, ST., MT. selaku Kepala Laboratorium
3. Kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu proses penyusun
laporan praktikum ini baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga
penulis dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan
juga tidak terlepas dari segala kesalahan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang berisi membangun, sehingga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Logam adalah bahan atau material teknik yang sangat banyak digunakan
dalam berbagai bidang. Dalam dunia teknik, logam merupakan material yang
paling mendominasi dari bahan-bahan teknik lainnya sebagai bahan yang paling
utama dalam pembuatan suatu produk. Di dunia pendidikan kita harus mengerti
unsur- unsur yang terkandung di dalam logam tersebut. Dalam pengertian logam
yang merupakan besi dan non besi dapat dijuampai dimana-mana, seperti
pembangunan gedung-gedung yang sekarang bahan-bahannya sebagian dari besi,
pembuatan workshop atau gudang yang memaikai kerangka baja dan juga di
tempat penampungan besi-besi bekas, yang nantinya besi-besi bekas tersebut akan
di daur ulang lagi (Zainul R, 2021).

Uji impact adalah sebuah eksperimen yang digunakan mengukur sejauh mana
sebuah benda dapat menahan tekanan atau benturan. Uji ini penting untuk
menentukan kekuatan, ketahanan dan sifat mekanik suatu bahan atau produk. Uji
impact umumnya dilakukan di laboratorium dengan menggunakan instrument
yang disebut “impact tester” atau “charpy tester”.

Dalam industry manufaktur, uji impact menjadi salah satu metode penting
untuk mengevaluasi kualitas material yang digunakan dalam pembuatan berbagai
produk. Seperti bahan kontruksi, kendaraan, peralatan olahraga dan sebagainya.
Dengan menguji impact, dapat mengetahui sejauh mana benda tersebut dapat
menahan tekanan, menyerap energi dan mencegah keretakan atau kegagalan
structural.

Pada dasarnya, uji impact dilakukan dengan cara menghantamkan benda uji
dengan energi kinetic yang dikontrol pada titik yang telah ditentukan. Energi
kinetic tersebut diberikan oleh palu atau pukulan yang jatuh dari ketinggian
tertentu. Setelah terjadinya impact, dampak atau perubahan yang terjadi pada
benda uji akan diamati dan dianalisis. Hali ini memungkinkan untuk menentukan
kekuatan dan ketangguhan bahan tersebut.

Selain itu, uji impact juga berguna untuk membandingkan performa bahan yag
berbeda, melakukan penelitian untuk meningkatkan sifat mekanik bahan, atau
memvalidasi apakah bahan tersebut memenuhi standasrt keamanan dan kualitas
yang ditetapkan.

6
1.2 Rumusan Masalah
Dalam pelaksanaan praktikum pengujian logam kali ini terdapat beberapa
rumusan masalah yang akan diselesaikan dengan dilakukanya praktikum kali ini
yang mana untuk mengetahui kekerasan logam yang nantinya akan digunakan
sesuai kebutuhan, adapun rumusan masalah tersebut antara lain :
1. Bagaimana transisi perilaku kegetasan pada sebuah material ?
2. Bagaimana cara mengukur tingkat kerusakan yang terjadi pada benda setelah
mengalami tumbukan
3. Bagaimana hasil uji impact dapat digunakan untuk perancangan dan
pengembangan benda yang lebih kuat dan tahan lama?

1.3 Tujuan Pratikum


Adapun tujuan pratikum pengujian logam uji impact, yaitu :
1. Untuk mengetahui cara pengujian impact suatu material.
2. Untuk menganalisis permukaan paatahan (fractogafrafi) sampel impact yang
diuji pada berbagai temperature.
3. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara metode charpy dan izzod

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Suatu sifat material mekanik yang muncul sebagai respon terhadap gaya
impact disebut sebagai ketangguhan. Adapun ketangguhan sendiri didefinisikan
sebagai ukuran besarnya penyerapan energi yang diperlukan untuk mematahkan
logam. Ketangguhan suatu material sangat dipengaruhi oleh kekuatan dan keuletan
material tersebut.
Pengujian impact merupakan pengujian yang mengukur ketahanan bahan
tersebut terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan pengujian impact dengan
pengujian Tarik dan kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan.
Pengujian impact merupakan suatu upaya untuk mesimulasikan kondisi operasi
material yang sering ditemui dalam perlengkapan konstruksi dan transportasi dimana
beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan melainkan dating secara tiba-
tiba, contoh deformasi pada bumper mobil pada saat kecelakaan.
Dasar pegujian impact ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum
beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga
benda uji mengalami deformasi. Pengujian impact menyatakan banyaknya energi
yang diserap oleh bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan
impact atau ketangguhan bahan tersebut. Proses penyerapan energi ini akan diubah
menjadi berbagai respon material. Suatu material dikatakan tangguh bila memiliki
kemampuan menyerap beban kejut yang besar tanpa mengalami retak atau deformasi
dengan mudah.
Pada pengujian, energi yang diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam
satuan joule dan dibaca langsung pada skala (dial) petunjuk yang telah dikalibrasi
yang terdapat pada mesin penguji.

Gambar 2.1 Ilustrasi pengujian impact

8
2.2 Metode Pengujian Impact
Secara umum benda uji impak dikelompokkan ke dalam dua golongan sampel
standar yaitu : batang uji Charpy banyak digunakan di Amerika Serikat dan batang uji
Izzod yang lazim digunakan di Inggris dan Eropa.
1. Metode Charpy
Benda uji Charpy memiliki luas penampang lintang bujur sangkar (10 x 10
mm) dengan panjang 55 mm2 dan memiliki takik (notch) berbentuk V dengan
sudut 45°, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Pada
pengujian kegetasan bahan dengan cara impact charpy, pendulum diarahkan
pada bagian belakang takik dari batang uji.

Gambar 2.2 peletakan specimen bedasarkan metode charpy.


Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode charpy adalah :

a. Kelebihan :
1) Hasil pengujian lebih akurat.
2) Pengerjaannya lebih mudah dipahami dan dilakukan.
3) Menghasilkan tegangan uniform di sepanjang penampang.
4) Harga alat lebih murah.
5) Waktu pengujian lebih singkat.

b. Kekurangan :
1) Hanya dapat dipasang pada posisi horizontal.
2) Spesimen dapat bergeser dari tumpuannya karena tidak dicekam.
3) Pengujian hanya dapat dilakukan pada specimen yang kecil.

9
2. Metode Izzod
Benda uji izzod lazim digunakan di Inggris, namun sekarang mulai jarang
digunakan. Benda uji izzod mempunyai penampang lintang bujur sangkar atau
lingkaran dan bertakik V didekat ujung yang dijepit. Pada pengujian impak
cara izzod, pukulan pendulum diarahkan pada jarak 22 mm dari penjepit dan
takikannya menghadap pada pendulum.

Gambar 2.3 peletakan specimen bedasarkan metode izzod.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode izood adalah :

a. Kelebihan
Tumbukan tepat pada takikan karena benda kerja dicekam dan
spesimen tidak mudah bergeser karena dicekam pada salah satu
ujungnya.
1) Dapat menggunakan spesimen dengan ukuran yang lebih besar.

b. Kerugian :
1) Biaya pengujian yang lebih mahal.
2) Pembebanan yang dilakukan hanya pada satu ujungnya, sehingga hasil
yang diperoleh kurang baik.
3) Proses pengerjaan pengujiannya lebih sukar.
4) Hasil perpatahan yang kurang baik.
5) Waktu yang digunakan cukup banyak karena prosedur pengujiannya
yang banyak, mulai dari menjepit benda kerja sampai tahap pengujian.
6) Memerlukan mesin uji yang berkapasitas 10.000 ton.

10
2.3 Mesin Uji Impact
Mesin uji impact adalah mesin uji untuk mengetahui harga impak suatu beban
yang diakibatkan oleh gaya kejut pada bahan uji tersebut. tipe dan bentuk
konstruksi mesin uji bentur beraneka ragam, yaitu mulai dari jenis konvensional
sampai dengan sistem digital yang lebih maju. Dalam pembebanan statis dapat
juga terjadi laju deformasi yang tinggi kalau bahan diberi takikan. Semakin tajam
takikan, maka akan semakin besar deformasi yang terkonsentrasikan pada
takikan, yang memungkinkan peningkatan laju regangan beberapa kali lipat.
Patah getas menjadi permasalahan penting pada baja dan besi. Pengujian impact
dipergunakan untuk menentukan kualitas bahan. Benda uji takikan berbentuk V
yang mempunyai keadaan takikan 2 mm banyak dipakai. Mesin uji impact
charpy dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini. (Ismail, 2012).

Gambar 2.4 Mesin Uji Impact


Apabila pendulum dengan berat G dan pada kedudukan h1 dilepaskan, maka
akan mengayun sampai kedudukan posisi akhir 4 pada ketinggian h2 yang juga
hamper sama dengan tinggi semula (h1), dimana pendulum mengayum bebas.
Pada mesin uji yang baik, skala akan menunjukkan usaha lebih dari 0,05 kg m.
pada saat pendulum mencapai kedudukan 4. Apabila batang uji dipasang pada
kedudukanya dan pendulum dilepaskan, maka pendulum akan memukul batang
uji dan selanjutnya pendulum akan mengayun sampai kedudukan h2. Usaha
yang

11
dilakukan pendulum waktu memukul benda uji atau usaha yang diserap benda uji
sampai patah dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut:

WI = G x h1 (kg m)
WI = G x λ(1-cosα) (kg m)

Keterangan :
WI = Usaha yang dilakukan (kg m)
G = Berat pendulum (kg)
h1 = Jarak awal antara pendulum dengan benda uji (m)
λ = Jarak lengan pengayu (m)
cos α = sudut posisi awal pendulum

Sedangkan sisa usaha setelah mematahkan benda uji dapat diketahui melalui
rumus sebagai berikut :

W = G x h2 (kg m)
W = G x λ(1 - cos β ) (kg m)

Keterangan :
W2 = Sisa usaha sudah mematahkan benda uji (kg m)
G = Berat pendulum (kg)
h1 = Jarak akhir antara pendulum dengan benda uji (m)
λ = Jarak lengan pengayu (m)
cos β = sudut posisi akhir pendulum

Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat diketahui
melalui rumus sebagai berikut :

W = W1 – W2 (kg m)
W = G x λ(cos β – cos α) (kg m)

Keterangan :
W = Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg m)
W1 = usaha yang dilakukan (kg m)
W2 = sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg m)
G = berat pendulum (kg)
λ = jarak lengan pengayun (m)
cos α = sudut posisi awal pendulum
cos β = sudut posisi akhir pendulum

12
pengujian yang dilakukan dengan metode Charpy akan menghasilkan harga
impact yang lebih valid dibandingkan bila dilakukan dengan metode Izzod, karena
energi yang diserap penyangga tidak terlalu besar sehingga tidak banyak
mempengaruhi harga impact. Praktikum ini menggunakan spesimen Charpy
dengan tarikan V. selain harga impact, pengujian ini juga dapat menentukan nilai
temperature transisi. Temperatur transisi adalah jangkauan temperatur dimana
suatu material mengalami perubahan jenis patahan dari ulet menjadi getas.
Temperatur transisi ditentukan dengan banyak cara. Pertama FATT (Fracture
Appearance Transition Temperature), yaitu temperatur dimana permukaan
patahan 50% getas dan 50% ulet. Kedua memperhatikan nilai FTP (Fracture
Transiton Plastic) dan NDT (Nil Ductile Temperature). FTP adalah temperatur
dimana suatu patahan dari ulet sempurna menjadi getas. Sedang NDT adalah
temperatur saat tidak ada lagi deformasi plastis lagi yang terjadi sehingga suatu
material langsung mengalami patah getas. Jangkauan temperatur antara FTP dan
NDT inilah yang disebut dengan temperatur transisi. Prinsip pengujian impak ini
adalah menghitung energi yang diberikan beban dan menghitung energi yang
diserap oleh spesimen. Saat beban dinaikkan pada ketinggian tertentu, beban
memiliki enegi potensial, kemudian saat menumbuk spesimen energi kinetik
mencapai maksimum. Energi yang diserap spesimen akan menyebabkan spesimen
mengalami kegagalan. Bentuk kegagalan itu tergantung pada jenis materialnya,
apakah patah getas atau patah ulet. Dengan membuat variasi perubahan
temperatur, maka dilihat bentuk patahan dan energi yang diserap oleh spesimen,
lalu dibuat suatu kurva yang menghubungkan antara temperatur dan energi yang
diserapnya. Selain mendapat kurva energi yang diserap-temperatur, dari
praktikum ini juga bisa mendapat Harga Impak. Harga Impak (HI) didapat dengan
rumus :

HI = 𝐸
𝐴
Keterangan :
HI = harga impak ( joule/mm2 )
E = energi impak ( joule )
A = luas penampang ( mm2 )
Prinsip kerja bandul adalah mengacu pada prinsip benda jatuh bebas sehingga
besarnya energi yang terkandung dalam pendulum dinyatakan dalam persamaan:
𝐸=𝑚×𝑔×ℎ
Keterangan:
𝑚 = massa;

13
𝑔 = gravitasi;
ℎ = tinggi bandul
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga impak, adalah sebagai berikut:
a. Bentuk dan ukuran takikan.
b. Kecepatan, pembebanan, dan regangan
c. Temperatur spesimen uji dan ruang.

2.4 Jenis Pepatahan Impact


Secara umum sebagai mana analisis perpatahan pada benda hasil uji tarik maka
perpatahan impak digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Perpatahan berserat (fibrous fracture), yang melibatkan mekanisme
pergeseran bidang-bidang kristal di dalam bahan (logam) yang ulet (ductile).
Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang berbentuk dimpel yang
menyerap cahaya dan berpenampilan buram.
2. Perpatahan granular/kristalin, yang dihasilkan oleh mekanisme pembelahan
(cleavage) pada butir-butir dari bahan (logam) yang rapuh (brittle). Ditandai
dengan permukaan patahan yang datar yang mampu memberikan daya pantul
cahaya yang tinggi (mengkilat).
3. Perpatahan campuran (berserat dan granular). Merupakan kombinasi dua jenis
perpatahan di atas.
Informasi lain yang dapat dihasilkan dari pengujian impak adalah temperatur
transisi bahan. Temperatur transisi adalah temperatur yang menunjukkan
transisip perubahan jenis perpatahan suatu bahan bila diuji pada temperatur yang
berbeda- beda. Pada pengujian dengan temperatur yang berbeda-beda maka akan
terlihat bahwa pada temperatur tinggi material akan bersifat ulet (ductile)
sedangkan padat temperatur rendah material akan bersifat rapuh atau getas
(brittle). Fenomena ini berkaitan dengan vibrasi atom-atom bahan pada
temperatur yang berbeda dimana pada temperatur kamar vibrasi itu berada dalam
kondisi kesetimbangan dan selanjutnya akan menjadi tinggi bila temperatur
dinaikkan (ingatlah bahwa energi panas merupakan suatu driving force terhadap
pergerakan partikel atom bahan).
14
Vibrasi atom inilah yang berperan sebagai suatu penghalang (obstacle) terhadap
pergerakan dislokasi pada saat terjadi deformasi kejut/impak dari luar. Dengan
semakin tinggi vibrasi itu maka pergerakan dislokasi mejadi relatif sulit sehingga
dibutuhkan energi yang lebih besar untuk mematahkan benda uji. Sebaliknya
pada temperatur di bawah nol derajat Celcius, vibrasi atom relatif sedikit
sehingga pada saat bahan dideformasi pergerakan dislokasi menjadi lebih sangat
mudah dan benda uji menjadi lebih mudah dipatahkan dengan energi yang relatif
lebih rendah. (Zuchry, 2012)

Gambar 2.5 Permukaan Patahan (fractografi)

Uji impak batang bertakik sangat bermanfaat apabila dilakukan pada berbagai
suhu sedemikian hingga besarnya suhu peralihan ulet – getas dapat ditentukan.
Pada beberapa jenis bahan, penurunan nilai tersebut. Berikut mengenai
perpatahan getas dan ulet
a. Patah Getas. Merupakan fenomena patah pada material yang diawali
terjadinya retakan secara cepat dibandingkan patah ulet tanpa deformasi
plastis terlebih dahulu dan dalam waktu yang singkat. Dalam kehidupan
nyata, peristiwa patah getas dinilai lebih berbahaya dari pada patah ulet,
karena terjadi tanpa disadari begitu saja. Biasanya patah getas terjadi pada
material berstruktur martensit, atau material yang memiliki komposisi karbon
yang sangat tinggi sehingga sangat kuat namun rapuh. Ciri-cirinya terjadinya
patahan getas:
- Permukaannya terlihat berbentuk granular, berkilat dan memantulkan cahaya.
- Terjadi secara tiba-tiba tanpa ada deformasi plastis terlebih dahulu sehingga
tidak tampak gejala-gejala material tersebut akan patah.
15
- Tempo terjadinya patah lebih cepat.
- Bidang patahan relatif tegak lurus terhadap tegangan tarik.
- Tidak ada reduksi luas penampang patahan, akibat adanya tegangan
multiaksial.
b. Patah ulet. Merupakan patah yang diakibatkan oleh beban statis yang
diberikan pada material, jika beban dihilangkan maka penjalaran retakakan
berhenti. Patah ulet ini ditandai dengan penyerapan energi disertai adanya
deformasi plastis yang cukup besar di sekitar patahan, sehingga permukaan
patahan nampak kasar, berserabut (fibrous), dan berwarna kelabu. Selain itu
komposisi material juga mempengaruhi jenis patahan yang dihasilkan, jadi
bukan karena pengaruh beban saja. Biasanya patah ulet terjadi pada material
berstruktur bainit yang merupakan baja dengan kandungan karbon rendah.
Ciri-cirinya dari patahan ulet, yaitu :
- Ada reduksi luas penampang patahan, akibat tegangan uniaksial.
- Tempo terjadinya patah lebih lama.
- Pertumbuhan retak lambat, tergantung pada beban.
- Permukaan patahannya terdapat garis-garis benang serabut (fibrosa),
berserat, menyerap cahaya, dan penampilannya buram.

2.5 Kegagalan Material Pada Pengujian Impact


Factor yang mempengaruhi kegagalan material pada pengujian impak antara
lain ialah sebagai berikut :
1. Notch
Notch pada material akan menyebabkan terjadinya konsentrasi
tegangan pada daerah yang lancip sehingga material lebih mudah
patah. Selain itu notch juga akan menimbulkan triaxial stress ini
sangat berbahaya karena tidak akan terjadi deformasi plastis dan
menyebabkan material menjadi getas. Sehingga tidak ada tanda-tanda
bahwa material mengalami kegagalan.
2. Temperature
pada temperature tinggi material akan getas karena pengaruh vibrasi
electronya yang semakin rendah, begitupun sebaliknya.
3. Strain rate

16
Jika pembebanan diberikan pada strain rate yang biasa-biasa saja,
maka material akan sempat mengalami deformasi plastis, karena
pergerakan atomnya (dislokasi). Dislokasi akan bergerak menuju ke
batas butir lalu kemudian patah. Namun, pada uji impak strain rate
yang diberikan sangat tinggi sehingga dislokasi tidak sempat bergerak
apalagi terjadi deformasi plastis, sehingga material akan mengalami
patah transgranular dengan struktur patahan ditengah-tengah atom atau
bagian bulan dibatas butir karena dislokasi tidak sempat gerak ke batas
butir.
2.6 Ketangguhan Material Pada Pengujian Impact
Ketangguhan suatu bahan adalah kemampuan suatu bahan material untuk
menyerap energi pada daerah plastis atau ketahanan bahan terhadap beban
tumbukan atau kejutan. Penyebab ketangguhan bahan adalah pencampuran antara
satu bahan dengan bahan lainnya. Misalnya baja di campur karbon akan lebih
tangguh dibandingkan dengan baja murni. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi ketangguhan bahan adalah. (Dani, 2010)

1. Bentuk takikan
Bentuk takikan amat berpengaruh pada ketangguahan suatu material, karena
adanya perbedaan distribusi dan konsentrasi tegangan pada masing-masing
takikan tersebut yang mengakibatkan energi impak yang dimilikinya berbeda-
beda pula. Ada beberapa jenis takikan berdasarkan kategori masing-masing.
Berikut ini adalah urutan energi impak yang dimiliki oleh suatu bahan
berdasarkan bentuk takikannya. Takikan dibagi menjadi beberapa macam
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Takikan segitiga
Memiliki energi impak yang paling kecil, sehingga paling mudah patah.
Hal ini disebabkan karena distribusi tegangan hanya terkonsentrasi pada
satu titik saja, yaitu pada ujung takikan.
b. Takikan segi empat
Memiliki energi yang lebih besar pada takikan segitiga karena tegangan
terdistribusi pada dua titik pada sudutnya.

17
c. Takikan Setengah lingkaran
Memiliki energi impak yang terbesar karena distribusitegangan tersebar
pada setiap sisinya, sehingga tidak mudah patah.

2. Beban
Semakin besar beban yang diberikan , maka energi impak semakin kecil yang
dibutuhkan untuk mematahkan spesimen, dan demikianpun sebaliknya. Hal
ini diakibatkan karena suatu material akan lebih mudah patah apabila dibebani
oleh gaya yang sangat besar.

3. Temperatur
Semakin tinggi temperatur dari spesimen, maka ketangguhannya semakin
tinggi dalam menerima beban secara tiba-tiba, demikinanpun sebaliknya,
dengan temperatur yang lebih rendah. Namun temperatur memiliki batas
tertentu dimana ketangguhan akan berkurang dengan sendirinya.

4. Transisi ulet rapuh


Hal ini dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya kondisi struktur yang
susah ditentukan oleh sistem tegangan yang bekerja pada benda uji yang
bervariasi, tergantung pada cara pengusiaannya

5. Efek komposisi ukuran butir


Ukuran butir berpengaruh pada kerapuhan, sesuai dengan ukuran besarnya.
Semakin halus ukuran butir maka bahan tersebut akan semakin
rapuh sedangkan bila ukurannya besar maka bahan akan ulet.
6. Perlakuan panas dan perpatahan
Perlakuan panas umumnya dilakukan untuk mengetahui atau mengamati
besar- besar butir benda uji dan untuk menghaluskan butir.

7. Pengerasan kerja dan pengerjaan radiasi


Pengerasan kerja terjadi yang ditimbulkan oleh adanya deformasi plastis yang
kecil pada temperatur ruang yang melampaui batas atau tidak luluh

18
BAB III

METODOLOGI PRATIKUM

3.1 Model Obyek Praktikum

Gambar 2.5 sketsa benda uji

Keterangan :
a = Tinggi sampel dibawah takik (mm)
b = Lebar sampel (mm)
A = Luas penampang di bawah takik = a x b (mm2)
3.2 Peralatan dan Meterial
1. Impact testing machine JB-300
2. Caliper atau micrometer
3. Sampel uji impak besi fir (10 buah)
3.3 Prosedur Pengujian
1. Sebelum pengujian, mesin uji harus diperiksa apakah mesin dalam keadaan
normal.
2. Persiapan sampel uji yang sudah dibentuk takiknya, sesuai dengan
ukuran yang telah diinginkan.
3. Dengan menggunakan Caliper/Mikrometer lakukan pengukuran luas area di
bawah takik dari sampel-sampel uji anda. Catatlah hasil pengukuran anda
didalam lembar data.
4. Persiapan sampel uji yang telah dibentuk takiknya, sesuai dengan ukuran
yang telah ditentukan.
5. Ujilah satu demi satu sampel pada temperature ruang ±25°C (T)
- Pastikan jarum skala berwarna merah sebagai penunjuk harga
impak material berada pada posisi nol (nilai terbesar dari pendulum
yang digunakan).
- Letakkan benda uji pada tempatnya dengan takik membelakangi
arah datangnya pendulum. Pastikan benda uji tepat berada ditengah.

19
- Bila benda uji telah siap, tariklah pendulum sesuai sudut yang telah
ditentukan.
- Berhati-hatilah jangan berdiri pada garis ayunan gaya pendulum.
Bersiaplah melakukan pengujian pada posisi di samping alat uji.
- Lepaskan pendulum hingga pendulum berayun dan menumbuk benda
uji.
- Lakukan pengereman dengan menarik tuas rem sehingga ayunan
pendulum dapat dikurangi.
- Bacalah nilai energi yang diserap yang ditunjukkan oleh jarum merah
pada skala yang sesuai (300 Joule). Kemudian data dicatat pada
lembar kerja. Hitung harga impakmaterial dengan rumus dasar.
- Ambil bednda uji dan amatilah permukaan patahannya di bawah
stereoscan macroscope. Buat sketsa patahannya didalam lembar data
anda. Ukurlah luas area getas dan ulet dari masing-masing sampel uji.
Nyatakan dalam presentase terhadap luas area total di bawah takik.
- Ulangi pengujian untuk sampel-sampel lain. Tingkat kehati-hatian
lebih tinggi diperlukan.

3.4 Data Pengujian

NO T a b A E HI
(C) (mm) (mm) (mm2) (joule) (joule/mm2)
1 20 3.55 6.7 23.785 128 5.381543
2 20 3.15 6.7 21.105 118 5.591092
3 20 3.15 6.85 21.5775 118 5.468659
4 20 3.6 6.8 24.48 109 4.452614
5 20 3.3 6.8 22.44 108 4.812834
6 0,03 3.5 6.7 23.45 110 4.690832
7 0,03 3.4 6.7 22.78 109 4.784899
8 0,03 3 6.7 20.1 116 5.771144
9 01,1 3.3 6.7 22.11 110 4.975124
10 01,1 3.3 6.7 22.11 129 5.834464
Total 33.25 67.35 223.9375 1155 51.76321
Rata-rata 3.325 6.735 22.39375 115.5 5.176321

Tabel 3.1 Hasil Data

20
3.5 Flowchart

21
BAB IV

PERHITUNGAN

4.1 Pengolahan Data


1. Massa pendulum (m) = 21,3 kg
2. Panjang lengan pendulum (R) = 813,5 mm = 0,8135 m
3. Data yang diketahui dari percobaan :

No a b A Α β HI Bentuk Deskripsi Patahan


(mm) (mm) (𝒎𝒎𝟐) (joule/ patahan
𝒎𝒎𝟐
1 3 5 15 60° 43° 3,6 Ulet Ditandai dengan
permukaan patahan
berserat yang
berbentuk dimple
yang menyerap
Cahaya &
berpenampilan bulan
2 3 5 15 60° 43° 3,2 Ulet Ditandai dengan
permukaan patahan
yang berserat yang
berbentuk dimple
yang menyerap
Cahaya &
berpenampilan
buram
3 3 5 15 60° 46° 2,67 Getas Ditandai dengan
permukaan patahan
yang datar yang
mampu memberikan
daya pantul Cahaya
yang tinggi
4 3 5 15 60° 47° 3,73 Ulet Ditandai dengan
permukaan patahan
berserat yang
berbentuk dimple
yang menyerap
Cahaya &

22
berpenampilan
buram
5 3 5 15 60° 45° 3,6 Ulet Ditandai dengan
permukaan patahan
berserat yang
berbentuk dimple
yang menyerap
Cahaya &
berpenampilan
buram
Tabel 4.1 Hasil Praktikum

Keterangan:
a = Tinggi dibawah
takik b = Lebar
spesimen
α = Sudut awal
β = Sudut akhir

4.2 Gambar dan Bentuk Spesimen

No Gambar specimen Jenis Patahan


1 Ulet

2 Ulet

23
3 Getas

4 Ulet

5 Ulet

Tabel 4.2 Bentuk Patahan

24
4.3 Analisa Data
a. Mencari luas penampang: A = a × 𝑏
- A1 = 3 mm × 5 mm = 15 mm2
b. Mencari h1 dan h2:

• h1 = R (1 – cos α) = 0,8135 (1 – cos 60⁰) = 0,4067 m

• h2,1 = R (1 – cos β) = 0,8135 (1 – cos 43⁰) = 0,2185 m

Tujuan mencari nilai h adalah untuk mengetahui tinggi kedudukan benda.


Dimana nilai h ini akan dimasukkan kepersamaan rumus E (energi).

c. Mencari energi yang diserap benda: E = m.g (h1 – h2)

• E1 = 21,3× 9,81 (0,40675 - 0,2185) = 39,3354 J

Tujuan mencari nilai E adalah untuk.mengetahui energi yang dimiliki suatu


benda karena adanya pengaruh tempat atau kedudukan (ketinggian) dari benda
tersebut.

d. Mencari harga impact. Tujuan mencari nilai harga impact adalah untuk
mengetahui banyaknya energi yang diserap oleh bahan hingga terjadinya

perpatahan. Dengan mengunakan rumus : HI =

𝐸1 39,3354
 𝐻𝐼 1 = = = 2,62236 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒/𝑚𝑚2
𝐴1 15

2,6223 + 2,6223 + 2,2058 + 2,0623 + 2,3479 2


̿𝐻̿𝐼 = 5 = 2,37212 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒/𝑚𝑚

25
BAB V

KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum uji impak adalah metode
Charpy, metode ini digunakan karena memiliki nilai efektifitas yang baik dalam
menentukan harga impak dalam pengujian. Hal ini didasari dengan terpusatnya
gaya dinamik yang diberikan akibat bentuk takik V dan jari-jari dasar 0,25 mm
dan kedalaman 3 mm pada spesimen. Sehingga bandul dapat terpusat dalam
memberikan rapid loading.
2. Harga impak terbesar yaitu ada pada pengujian spesimen ke-4 dengan nilai 3,73 𝐽
𝑚𝑚2 ⁄ dan harga impak terkecil ada pada pengujian spesimen ke-3 dengan nilai
2,67 𝐽 𝑚𝑚2 ⁄ . Semakin besar energi yang diserap, maka akan semakin besar
harga impaknya.
3. Terjadi perpatahan berbutir pada specimen 3 yang menandakan bahwa sifat
spesimen tersebut getas, ditandai dengan bentuk permukaan patahan yang dapat
memantulkan cahaya. Dan terjadi perpatahan berserat (fibrous fracture) pada
spesimen 1, 2, 4 dan 5 yang menandakan bahwa sifat spesimen tersebut ulet,
ditandai dengan permukaan patahan yang berserat berbentuk dimple yang
menyerap cahaya

5.2 Saran
1. Lebih melengkapi K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) untuk
mahasiswa.

2. Melalui praktikum pengujian logam dengan metode impact load ini


harapannya dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam menganalisis
material logam yang ada di sekitar. Sehingga ketika suatu saat mahasiswa
merekayasa berbagai jenis logam diharapkan bisa memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Zainul, Rahadian; Oktavia, Budhi.2021. “Kimia Material” CV. Berkah Prima, (online).
(http://repository.unp.ac.id/31099/1/4_rahadian_Zainul_OK_CETAK_Buku_Kimia_Ma
terial_kompres_ok.pdf) diakses 17 juni 2023.

Ismail, 2012 “Rancang Bangun Mesin Uji Impak Charpy”.


(http://eprints.undip.ac.id/38886/1/Alat_Uji_Impak_Charpy.pdf). Diakses
pada tanggal 17 juni 2023.

Zuchry M., 2012 “Mekanika Teknik” Universitas Tadulako, Palu.


(http://www.academica.edu/2719429?Mekanika_Teknik) Diakses pada
tanggal 17 juni 2023.

Dani, 2010. “Uji Impak”. (http://danidwikw.wordpress.com/category/materi-teknik)


diakses pada tanggal 17 juni 2023

27

Anda mungkin juga menyukai