DEFLEKSI BATANG
Disusun Oleh:
Nama : Gabriel Jonathan Candrika Sola Gracia
NPM : 3331200036
Kelompok :2
Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2022
Tanggal Pengumpulan Lap. :
Asisten : Elang Daffa Setiadji
i
BASIC MECHANICAL 2022
PHENOMENON LABORATORY 2023
DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LEMBAR PENGESAHAN
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus atas segala berkat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Fenomena Dasar Mesin dengan modul “Defleksi” ini. Adapun tujuan
disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas praktikum
Fenomena Dasar Mesin.
Tersusunnya laporan praktikum ini tentu bukan karena buah kerja keras saya
semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan laporan praktikum ini diantaranya adalah:
1. Bapak Dhimas Satria, S.T., M.Eng, selaku ketua jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Sidik Susilo, S.T., M.Sc, selaku kepala laboratorium.
3. Para Asisten Lab dan jajarannya.
4. L. Puput Candra B.R dan Ambar Fendriani, orang tua yang selalu diberi
kesabaran dan kesahatan selama membimbing saya.
Saya sangat menyadari bahwa laporan praktikum ini masihlah jauh dari
sempurna. Untuk itu, saya dengan terbuka menerima semua kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga
laporan praktikum ini bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
iii
ABSTRAK
Dunia perindustrian semakin berkembang dari hari ke hari. Belum lagi dunia harus
mempersiapkan untuk perkembangan era industri 5.0 yang dimana peran manusia
lebih ditekankan sebagai pusat peradaban yang memanfaatkan teknologi digital
dalam berbagai bidang. Industri 5.0 lebih mementingkan tidak hanya hubungan
mesin dengan mesin dan efektivitas robotik, tetapi juga interaksi manusia dengan
mesin dan sebaliknya. Tentunya dengan ini dunia harus mempersiapkan alat-alat
permesinan yang lebih canggih lagi. Pengujian defleksi menjadi salah satu tahapan
yang harus dilalui guna mengetahui tingkat kelenturan benda uji Ketika mengalami
suatu pembebanan. Dalam praktikum kali ini, akan diperhitungkan dan di
bandingkan antara hasil perhitungan dan hasil pengujian. Setiap titik pembebanan
menentukan besarnya defleksi yang akan terjadi. Semakin berat beban juga akan
mempengaruhi defleksi yang akan terjadi. Jenis tumpuan juga akan mempengaruhi
hasil dari defleksi, kita ambil data dari nilai defleksi cantilever bahan alumunium
dengan nilai massa 150gr, 200gr dan 250gr dengan jarak 100 mm didapat hasil
beban sebesar 0.0115, 0.0153 dan 0.0192. Pada Jarak 200 mm didapat hasil beban
sebesar 0.0461, 0.0614 dan 0.0768. Pada Jarak 300 mm didapatkan hasil beban
sebesar 0.1036, 0.1381 dan 0.1727. Terdapat nilai yang jauh berbeda yang
membuktikan tumpuan akan berpengaruh dalam hasil defleksi. Selain itu jenis
material juga dapat mempengaruhi hasil dari pada defleksi yang dihasilkan
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 20
v
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 45
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 45
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dalam setiap praktikum supaya lebih jelas arah praktikum haruslah
terdapat beberapa rumusan masalah, berikut ini beberapa rumusan masalah
yang ada pada praktikum Defleksi yang sedang dilaksanakan kali ini:
1. Bagaimana cara menentukan defleksi dari berbagai jenis balok?
2. Bagaimana pengaruh jenis tumpuan terhadap defleksi pada batang?
3. Apa pengaruh tumpuan dan perbedaan material terhadap defleksi batang?
4. Apa perbedaan besar defleksi hasil perhitungan dengan hasil percobaan?
1.3 Tujuan Praktikum
Setiap hal yang dilakukan tentulah memiiki tujuan, tujuan ada supaya
segala hal yang dilakukan menjadi terarah sehingga hasil bahasan lebih
terfokus. Tujuan diadakannya praktikum Fenomena Dasar Mesin dengan
modul Defleksi ini adalah:
1. Menentukan besarnya defleksi dari berbagai jenis balok dengan cara
memberikan pembebanan pada titik-titik tertentu.
2. Memahami prinsip defleksi pada batang dengan melakukan pengujian
dengan jenis tumpuan yang berbeda.
3. Mengetahui pengaruh tumpuan dan perbedaan jenis material terhadap
defleksi yang dihasilkan.
4. Membandingkan besarnya defleksi hasil percobaan dengan hasil
perhitungan.
1.4 Batasan Masalah
Pada praktikum Fenomena Dasar Mesin dengan modul defleksi ini
terdapat 2 jenis variable, yaitu variable terikat dan variable bebas.
1. variable terikat adalah beban.
2. variable bebas adalah jenis material dan titik tumpu.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam laporan kali ini,sistematika penulisan pada modul defleksi ini
terdapat lima bab serta lampiran berikut rinciannya:
2
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, tujuan percobaan, serta sistematika
penulisan.
PADA BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan mengenai landasan teori pada modul praktikum yang sedang di
praktikan.
PADA BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Membahas tentang metodologi praktikum yang berisi diagram alir percobaan,
alat dan bahan praktikum serta prosedur praktikum.
PADA BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi pembahasan serta perhitungan-perhitungan yang terjadi dalam
praktikum kali ini.
PADA BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan membahas dan lebih menekankan yang berisi kesimpulan
dan saran kepada laboratorium dan asisten.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
tersebut. Defleksi yang terjadi pada suatu batang akan berhubungan secara
langsung dengan regangan pada batang tersebut. regangan yang terjadi pada
suatu struktur akan berbanding lurus dengan tegangan struktur tersebut,
sehingga ketika membahas suatu hal yang sangat penting dalam
mempertimbangkan suatu struktur karena berhubungan dengan desain
struktur dan keamanan suatu struktur. (ETS Team, 2020)
Defleksi yang diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah
terjadi deformasi. Konfigurasi yang terdiri dari deformasi permukaan yang
dikenal sebagai kurva elastis dari balok. Elastisitas merupakan sifat yang
menyebabkan sebuah benda kembali ke bentuk semula apabila gaya yang
bekerja dihilangkan. Sebuah benda yang sepenuhnya kembali sepenuhnya
seperti semula, seperti semula elastis sempurna, sedang benda yang tidak
kembali sepenuhnya seperti semula seperti semula elastis parsial. (Nefli,
2017)
2.2 Jenis-Jenis Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah vertikal dan
horizontal akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok atau batang.
Sumbu batang akan terdeteksi dari kedudukannya bila benda di bawah
pengaruh gaya yang digunakan. Dengan kata lain suatu batang akan
mengalami pembebanan transversal baik itu beban tanggung jawab maupun
perbedaan akan mengalami defleksi. (Soejadi, 2014)
Defleksi besar kecilnya dapat memengaruhi balok tergantung kelakuan
dari balok tersebut, semakin keras atau kaku balok maka meminjamkan akan
semakin kecil dan sebaliknya, dan besar kecilnya gaya atau tekanan
berbanding lurus dengan besarnya defleksi. Defleksi terbagi menjadi dua
yaitu defleksi axial dan defleksi lateral (lendutan). Definisi dari defleksi axial
adalah perubahan posisi batang atau balok arah vertikal karena adanya
pembebanan yang diberikan pada batang atau balok. Defleksi vertikal (θ)
sejatinya merupakan besarnya simpangan sudut yang dihasilkan antara garis
gayaberat dengan garis normal elipsoida pada suatu titik sembarang. (Risa A,
2015)
5
Gambar 2.1 Defleksi Vertikal
(Sumber: temonsoejadi.id)
6
berbanding lurus dengan besarnya defleksi. Terdapat beberapa faktor yang
tentunya mempengaruhi proses defleksi.
1. Kekuatan Material
Material yang memiliki kekakuan (stiffness) yang semakin baik, maka
defleksi yang dihasilkan akan semakin kecil.
7
2.4 Definisi Deformasi
Deformasi adalah distorsi aktual atau perubahan bentuk, ukuran dan
volume yang terjadi pada bagian struktural atau suatu objek akibat
pembebanan yang terjadi. Terdapat dua jenis deformasi yaitu deformasi
plastis dan elastis. Deformasi elastis adalah deformasi yang terjadi ketika
muatan dihilangkan, maka struktur atau objek akan kembali ke bentuk
semula. Sedangkan Deformasi plastis adalah yang terjadi ketika muatan
menghilangkan maka struktur atau objek akan tetap. Perubahan bentuk
struktur akibat adanya gaya dari luar maupun dari dalam. Deformasi pada
balok secara sangat dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari
posisinya sebelum mengalami pembebanan. Contoh, balok yang tadinya lurus
menjadi lengkung akibat beban di atasnya. (Team Ets, 2019)
Secara atomik, perubahan bentuk, baik deformasi elastis maupun
deformasi plastis, terjadi dengan adanya pegeseran kedudukan atom-atom
dari yang semula. Pada elastisitas deformasi, adanya gaya luar akan
menggeser atom-atom ke tempat kedudukkan atom yang baru, dan atom-atom
tersebut akan menempatkan kedudukan atom bila tegangan dihilangkan. Pada
deformasi ini pergeseran posisi atom-atom relatif kecil, sehingga elastisitas
deformasi yang terjadi juga relatif kecil. Pada deformasi plastis, atom-atom
yang bergeser akan posisinya pada posisi atom baru yang stabil. Ini berati
atom-atom tersebut akan tetap berada pada kedudukan yang baru walaupun
gaya dihilangkan. Secara atomik perubahan bentuk yang terjadi adalah
permanen. Dalam proses pembentukan, terhadap benda kerja harus diberikan
tegangan sehingga terjadi deformasi plastis. Tahanan atau perlawanan
terhadap deformasi plastis disebut tegangan alir. Dengan kata lain, tegangan
alir adalah sifat menyatakan ketahanan terhadap perubahan bentuk. Pada
diagram tegangan regangan teknis flow stress ditunjukkan oleh kurva
sepanjang titik YS hingga titik F. Untuk terjadinya perubahan bentuk,
tegangan yang diberikan pada benda kerja harus mencapai tegangan alir
bahan yang digunakan. Pada diagram tegangan — regangan, tegangan alir
dinyatakan oleh kurva sepanjang daerah plastis, yaitu kurva diatas batas luluh
(Titik hasil). Tegangan adalah besarnya gaya yang bekerja per satuan luas
8
penampang bahan semula, sedang regangan adalah pertarnbahan panjang
bahan akibat bekerjanya tegangan per satuan panjang bahan semula. Batas
Proporsional (Proportional Limit) adalah tegangan maksimum dimana
regangan masih sebanding dengan tegangannya. Batas Elastis (Elastic Limit)
adalah tegangan maksimum dimana tidak terjadi regangan permanen ketika
tegangan tersebut ditiadakan. Pada kebanyakan bahan struktur, batas elastis
secara numerik hampir sama dengan batas proporsional. Batas Luluh (Yield
Point) adalah tegangan awal pada bahan yang mengakibatkan terjadinya
peningkatan regangan tanpa adanya peningkatan tegangan. Fenomena ini
terjadi pada bahan yang ulet. Jika terjadi penurunan tegangan ketika batas
luluh telah terlewati, maka akan dapat ditentukan batas luluh atas dan batas
luluh bawah. Tegangan Luluh (Yield Strength) adalah tegangan diatas
manabahan akan mengalami sedikit peregangan jika tegangan ditiadakan.
Untuk menentukannya, digunakan cars “off set” yaitu pengukuran tegangan
pada nilai regangan terteiitu, misal pada 0,2 %. Kuat Tarik (Tensile Strength)
adalah tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh bahan, jika sedikit
dilewati bahan akan patah. Pada Gambar diumjukkan oleh titik TS, yang
merupakan batas terjadinya peregangan atau perpanjangan yang merata
(uniform elongation). Kurva TS-F menurun, karena terjadinya necking
(pengecilan penampang bahan sebelum bahan mengalami patah). Modulus
Elastisitas adalah ukuran kekakuan (rigidity) suatu bahan, yaitu perbandingan
antara tegangan dalam batas proporsional terhadap regangannya. Modulus
Lenting (Modulus of Resilience) adalah parameter yang menunjukkan besar
energi spesifik yang dapat disimpan dalam bahan secara elastis. Energy
spesifik tersebut sama dengan luas daerah dibawah kurva tegangan —
regangan sampai pada batas luluhnya. Rasio Poisson adalah perbandingan
absolut regangan lateral terhadap regangan longitudinal. Pada pembebanan
satu sumbu (uniaxial), deformasi plastis terjadi bila tegangan yang bekerja
melalui batas luluhnya. Pada proses pembentukan logam kondisi tegangannya
tidak hanya satu sumbu, tetapi lebih kompleks lagi. Tegangan yang bekerja
dapat berupa tegangan tarik, tekan dan tegangan geser. Kriteria luluh yang
dapat digunakan untuk meramalkan awal terjadinya deformasi plastis adalah
9
kriteria luluh Tresca dart Von Mises. Kriteria Luluh Tresca Bahan akan
berdeformasi plastis bila tegangan geser maksimum yang bekerja mencapa
harga kritisnya. Kriteria Luluh Von Mises Bahan akan terdeformasi plastis
bila energi distorsi maksimum akibat pembebanan mencapai harga kritisnya.
(Andra, 2020)
10
Gambar 2.5 Deformasi Elastis
(Sumber: www.slideplayer.info)
11
2.5 Jenis-Jenis Deformasi
Prinsip dasar pembentukan logam, pembentukan logam adalah
melakukan perubahan bentuk pada benda kerja dengan cara memberikan gaya
luar sehingga terjadi deformasi plastik. Dengan gaya luar ini akan terjadi
perubahan bentuk benda kerja secara permanen. umumnya bertujuan untuk
mendapatkan suatu produk logam sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Selain itu, memungkinkan diperoleh sifat-sifat mekanik tertentu sesuai
dengan yang dibutuhkan atau yang dipersyaratkan. Pembentukan logam
selalu menggunakan peralatan yang berfungsi sebagai pemberi gaya luar dan
pengarah bentuk yang diinginkan. Perubahan pada bahan/logam dapat
dibedakan menjadi dua yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis. Namun
ada deformasi dengan gabungan perhitungan yang disebut dengan deformasi
total. (Andra, 2020)
Deformasi elastis adalah deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi
pada suatu benda saat gaya atau beban itu bekerja, dan perubahan bentuk akan
hilang ketika gaya atau bebannya ditiadakan. Artinya, bila beban ditiadakan,
maka benda akan kembali ke bentuk dan ukuran semula. Deformasi plastis
adalah deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi pada benda secara
permanen, walaupun beban yang berkerja ditiadakan. Bila suatu benda kerja
dikenai beban sampai pada daerah plastis, maka perubahan bentuk yang
terjadi adalah gabungan antara deformasi elastis dan deformasi plastis.
Penjumlahan dari kedua deformasi ini merupakan deformasi total.
12
2.6 Alat Ukur Defleksi
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang
membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat
ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian
tersebut. Seluruh alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang
bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan
metrologi. Gaya lateral yang bekerja pada struktur material dapat
mengakibatkan terjadinya defleksi atau pergeseran. Oleh karenanya,
diperlukan pengujian lapangan demi mengetahui besaran defleksi yang
terjadi. Dibawah ini merupakan beberapa alat ukur yang dapat digunakan
untuk mengetahui besaran defleksi yang terjadi pada batang lentur. (Tim
Pengadaan. 2019)
1. Strain Gauge
Strain gauge merupakan alat sensor active yang berfungsi untuk
mendeteksi tegangan yang terjadi pada load cell. Terdapat dua strain gauge
untuk mengukur defleksi, yaitu strain gauge pada tumpuan jepit dan stain
gauge pada tumpuan roll. (Tim Pengadaan, 2019)
13
Gambar 2.8 Mur Setting
(Sumber: www.docplayer.info)
3. Dial indicator
Dial indikator merupakan salah satu alat ukur yang dapat mengukur
keratan suatu benda. Alat ini memiliki ketelitian 0,01mm. Dial indikator
bekerja untuk memeriksa kerataan dari permukaan suatu benda.
Memeriksa permukaan struktur material apakah terjadi penyimpangan
ataukah tidak, khususnya pada bidang datar, benda bulat, dan juga benda
permukaan lengkung. Memeriksa penyimpangan eksentris. Memeriksa
kesejajaran permukaan benda. (Tim Pengadaan, 2019)
14
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mulai
Literatur
Pendahuluan Praktikum
Persiapan
Pengambilan Data
Ya
Kesimpulan
Selesai
16
4. Jangka Sorong
17
1. Mengukur dimensi tebal dan lebar dari setiap benda uji dengan
menggunakan jangka sorong.
2. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel yang disediakan untuk setiap
benda uji pada blanko percobaan.
3. Melepaskan satu penjepit dan semua tumpuan dari rangka instalasi
4. Memasang benda uji dengan menjepitkan salah satu ujungnya pada
penjepit.
5. Mengatur digital dial indicator pada posisi diatas benda uji dengan
jarak tertentu kemudian kunci.
6. Mensetting dial indicator pada posisi nol menggunakan tombol
“Origin”.
7. Menggantungkan beban beban pada benda uji dengan menggunakan
gantungan beban seperti tergambar di bawah
8. Mencatat hasil pembacaan dari dial indikator untuk setiap pe
annambahan beban.
9. Mengulangi percobaan untuk setiap material benda uji
18
8. Mencatat defleksi yang terjadi pada beban per tiap penambahan
jumlah beban ke dalam tabel percobaan
9. Mengulangi percobaan di atas untuk tiap material benda uji
19
BAB IV
PEMBAHASAN
20
150 0,00016 0,00111 0,00304 0,00014 0,00039 0,00035
200 0,00020 0,00132 0,004 0,00016 0,0005 0,00045
250 0,00025 0,0015 0,00496 0,00021 0,0006 0.00055
21
Gambar 4.1 Tangga Modern
(Sumber: zichichi.it)
2. Meja Moderen
Dapat dilihat dalam gambar, terdapat struktur cantilever
yang dapat diaplikasikan pada meja modern. Tentu harus di
perhitungkan supaya tidak menyebabkan kecelakaan pada
penggunanya.
22
Gambar 4.3 Kasur Lipat
(Sumber: houses.ez)
Aplikasi dari struktur tumpuan sederhana sering kita jumpai di
kehidupan sekitar, berikut beberapa diantaranya:
1. Jembatan
Dapat dilihat dalam gambar, terdapat struktur tumpuan
sederhana yang dapat diaplikasikan pada Jembatan.
2. Pondasi Rumah
Dapat dilihat dalam gambar, terdapat struktur tumpuan
sederhana yang dapat diaplikasikan pada pondasi rumah.
23
Gambar 4.5 Pondasi Rumah
(Sumber: belajartekniksipil.com)
3. Meja Sederhana
Dapat dilihat dalam gambar, terdapat struktur tumpuan
sederhana yang dapat diaplikasikan pada meja.
24
3. Buatlah sebuah grafik defleksi terhadap massa untuk ketiga benda uji pada
salah satu data dalam aksis yang sama!
Berikut ini gambar grafik yang menunjukan defleksi struktur
cantilever terhadap massa pada jarak 100mm.
0.0003
0.00025
0.0002
DEFLEKSI
0.00015
0.0001
0.00005
0
150 200 250
MASSA
0.0025
0.002
DEFLEKSI
0.0015
0.001
0.0005
0
150 200 250
MASSA
25
Berikut ini gambar grafik yang menunjukan defleksi struktur
cantilever terhadap massa pada jarak 300mm.
0.007
0.006
0.005
DEFLEKSI
0.004
0.003
0.002
0.001
0
150 200 250
MASSA
0.0002
0.00015
Defleksi
0.0001
0.00005
0
150 200 250
Massa
26
Berikut ini gambar grafik yang menunjukan defleksi struktur
sederhana terhadap massa pada jarak 250mm.
0.0004
0.0003
0.0002
0.0001
0
150 200 250
Massa
0.0004
0.0003
0.0002
0.0001
0
150 200 250
Massa
27
4. Hitunglah besarnya harga defleksi dari setiap pembebanan dengan jarak
yang di tentukan untuk kedua tumpuan! Dan masukanlah hasil dari
perhitungan pada sebuah table!
Rumus yang digunakan:
𝑊 = 𝑚. 𝑔 = 𝑁 ........................................... (4.1)
𝑊 = 0,15 𝑥 0,98 = 1,47 N
𝑊 = 0,2 𝑥 0,98 = 1,96 N
𝑊 = 0,25 𝑥 0,98 = 2,45 N
28
1,96N∙(0,3𝑚)2 ∙(1,2 𝑚 )
∆𝛿 = 6x69x109 x3,70x 10−12 𝑚4 = 0.1381𝑚
29
2,45 N ∙ (0,3𝑚)2 ∙ (1,2 𝑚 )
∆𝛿 = = 0.0365𝑚
6x207x109 x5,83x 10−12 𝑚4
30
b) Defleksi beban sederhana.
W∙𝑏2
∆𝛿 = (3𝐿2 − 4𝑏2 ) ....................... (4.3)
48∙E∙I
➢ Didapatkan nilai defleksi Sruktur Sederhana Aluminium dari
perolehan data:
L = 0,6 m, EAl = 69 GNm-2, IAl = 3,70 x 10-12 m4.
• Jarak 125 mm dengan W = 1,47 N
1,47∙(0,125𝑚)2 .(3𝑥(0,6)2 −4𝑥(0,125𝑚)2 )
∆𝛿 = = 0,0153 𝑚
48∙(69x109 N𝑚−2 )∙(3,70 x 10−12 𝑚4 )
31
➢ Didapatkan nilai defleksi Sruktur Sederhana Steel dari perolehan
data:
L = 0,6 m, ESt = 207 GNm-2 , ISt= 5,83 x 10-12 m4
• Jarak 125 mm dengan W = 1,47 N
1,47∙(0,125𝑚)2 .(3𝑥(0,6)2 −4𝑥(0,125𝑚)2 )
∆𝛿 = = 0,0004 𝑚
48∙(207x109 N𝑚 −2)∙(5,83 x 10−12 m4 )
32
1,47∙(0,125𝑚)2 .(3𝑥(0,6)2 −4𝑥(0,125𝑚)2 )
∆𝛿 = = 0,0020 𝑚
48∙(105x109 N𝑚 −2)∙(2,37 x 10−12 m4 )
33
1,96𝑥 (0,1)2 𝑥 (3(0,6)−0,1)
∆𝛿 = 6∙69 GNm−2 𝑥 3,70 𝑥 10−12 𝑚4 = 0,0217
34
1,47𝑥 (0,2)2 𝑥 (3(0,6)−0,2)
∆𝛿 = 6 𝑥 207 GNm−2 𝑥 5,83 𝑥 10−12 𝑚4 = 0,0129
35
2,45 x (0,2)2 𝑥 (1,2𝑚)
∆𝛿 = 6 x 105 x 109 x 2,37 x 10−12 𝑚4 = 0,0787 𝑚
36
1,47 𝑥 0,38 𝑥 (0,62 −0,382 −0,32 )
∆𝛿 = 6 x 0,6 𝑥 69 GNm −2 𝑥 3,70 𝑥 10−12 𝑚4 = 0,0763
37
2,45 𝑥 0,38 𝑥 (0,62 − 0,382 − 0,32 )
∆𝛿 = = 0,0806
6 x 0,6 𝑥 207 GNm−2 𝑥 5,83 𝑥 10−12 𝑚4
38
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Nilai Defleksi Cantilever Aluminium
Cantilever
Massa Aluminium
(gram) 100 200 300
Beban Max Beban Max Beban Max
150 0,0115 0,0163 0,0461 0,0614 0,1036 0,1295
200 0,0153 0,0217 0,0614 0,0818 0,1381 0,1727
250 0,0192 0,0271 0,0768 0,1023 0,1727 0,2159
39
250 0,0197 0,0199 0,0787 0,0787 0,1772 0,1772
40
150 0,0020 0,0522 0,0064 0,0851 0,0089 0,0783
200 0,0026 0,0696 0,0085 0,1135 0,0119 0,1044
250 0,0033 0,0870 0,0106 0,1419 0,0149 0,1305
Aluminium (Cantilever)
0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
150 200 250 150 200 250 150 200 250
100 200 300
41
Aluminium (Sederhana)
0.045
0.04
0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
150 200 250 150 200 250 150 200 250
125 250 380
Steel (Cantilever)
0.04
0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
150 200 250 150 200 250 150 200 250
100 200 300
42
Steel (Sederhana)
0.0035
0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
150 200 250 150 200 250 150 200 250
125 250 380
Brass (Cantilever)
0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
150 200 250 150 200 250 150 200 250
100 200 300
43
Brass (Sederhana)
0.016
0.014
0.012
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
150 200 250 150 200 250 150 200 250
125 250 380
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum defleksi batang ini
beberapa diantaranya adalah cara menentukan defleksi suatu bahan logam
adalah dengan melakukan pengujian bahan material logam batang dengan
menggunakan dial indikator. Setiap titik pembebanan menentukan besarbya
defleksi yang akan terjadi. Semakin berat beban juga akan mempengaruhi
defleksi yang akan terjadi. Jenis tumpuan juga akan mempengaruhi hasil dari
defleksi, kita ambil data dari nilai defleksi cantilever bahan alumunium dengan
nilai massa 150gr, 200gr dan 250gr dengan jarak 100 mm didapat hasil beban
sebesar 0.0115, 0.0153 dan 0.0192. Pada Jarak 200 mm didapat hasil beban
sebesar 0.0461, 0.0614 dan 0.0768. Pada Jarak 300 mm didapatkan hasil beban
sebesar 0.1036, 0.1381 dan 0.1727. Dan seterusnya untuk bahan bahan yang
lain yang sudah tertera pada BAB IV.
Jenis Tumpuan yang berbeda juga akan menghasilkan nilai defleksi yang
berbeda, dapat dilihat pada perbandingan antara tumpuan cantilever dan
tumpuan sederhana. Terdapat nilai yang jauh berbeda yang membuktikan
tumpuan akan berpengaruh dalam hasil defleksi. Selain itu jenis material juga
dapat mempengaruhi hasil dari pada defleksi yang dihasilkan, hal tersebut
dibuktikan juga pada tabel perbandingan.
Perbandingan hasil perhitungan kurang selaras dengan hasil dari
pengukuran langsung. Hasil yang diperhitungkan lebih besar dari pada grafik
pengujian secara langsubg. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor.
Contohnya faktor human eror bisa terjadi Ketika melakukan pengujian.
Kemudian faktor eksternal seperti kerusakan pada alat ukur, atau ketidak
mampuan alat ukur untuk mengukur batang yang terdefleksi melebihi batas
ukur alat. Belum lagi ketidak seimbangan meja bisa menyebabkan eror pada
pengujian. Belum lagi ada banyak praktikan yang melakukan pengujian,
semakin banyak “tangan” akan semakin besar juga faktor eror yang mungkin
akan terjadi.
45
5.2 Saran
Setelah menjalani serangkaian praktikum Fenomena Dasar Mesin ini
dapat di beri beberapa saran diantaranya adalah:
5.2.1 Laboratorium
1. Semoga kedepannya ada perbaikan atau pengggantian alat ukur dan
alat perkakas yang sudah rusak.
2. Semoga kedepannya dapat senantiasa merawat alat alat yang sudah
ada, sehingga lebih awet dan tahan lama.
5.2.2 Asisten
Untuk para asisten lab, saya merasa ilmu saya dalam pemahaman
fenomena dasar mesin semakin berkembang. Rasa terimakasih saya
ucapkan secara khusus kepada Bang Elang Daffa Setiadji yang senantiasa
membimbing walau kelompok 2 yang memiliki banyak kekurangan dan
ketidak sempurnaan dalam menyerap ilmu bermanfaat yang diberikan para
asisten lab. Saran saya, suntik steroid bang biar ototnya getting bigger.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
Andra,2020. Deformasi Elastis Dan Plastis, Pengertian Jenis Contoh Gaya
Pembentukan.https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/pembentukan-
logam-metal-forming/pengertian-deformasi-elastis-dan-plastis/.Diakses
25/10/2022: 11.57
48
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Praktikum
2. Screenshoot Sosialisasi
49
50