Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN MERUSAK

STRUKTUR MICRO

Disusun Oleh :
Nama Praktikan : Ade Fahmi Auzan
NPM : 3331200109
Kelompok : 34
Rekan : 1. Dimas Maulana Putra
2. Husain Haafizh
3. Fikri Adytama Maha Putra

LABORATARIUM METALURGI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Tanggal masuk laporan Tanda Tangan

6 Mei 2021

Disetujui untuk Laboratorium Metalurgi FT UNTIRTA


Cilegon, April 2021

JIHAD NOVAL AKBAR


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan......................................................................2
1.3 Batasan Masalah........................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Moduus Elastis............................................................................3
2.2 Pengujian Tarik dan Sifat Uji Tarik............................................
BAB III DIAGRAM ALIR
3.1 Diagram Alir...............................................................................
3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan.................................................
3.3 Prosedur Percobaan.....................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan...........................................................................
4.2 Pembahasan.................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..................................................................................
5.2 Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN
A. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS..........................
A.1 JAWABAN PERTANYAAN......................................................
A.2 TUGAS KHUSUS........................................................................
B. BLANGKO PERCOBAAN......................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 3.1 Diagram Alir....................................................................................
Gambar 4.1 Hasil Percobaan................................................................................
Gambar A.1 Bagian – Bagian Mikroskop............................................................
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
A. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS.............................
A.1 JAWABAN PERTANYAAN.........................................................
A.2 TUGAS KHUSUS..........................................................................
B. BLANGKO PERCOBAAN.........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Logam umumnya sudah menjadi konsumsi masyarakat. Oleh
karenanya, industri-industri logam membuat produk logam sesuai sifat-
sifat logam yang diinginkan oleh konsumen. Sifat-sifat khas bahan industri
perlu dikenal secara baik karena bahan tersebut dipergunakan untuk
berbagai macam keperluan dalam berbagai keadaan. Untuk mengetahui
dan mendapatkan suatu sifat logam yang diinginkan maka perlu dilakukan
pengujian. Salah satunya dalam praktikum ini ingin mengetahui sifat
mekanik logam. Banyak cara pengujian sifat mekanik logam diantaranya
uji tarik, uji impak, serta pengujian struktur micro
Pada praktikum ini dilakukan pengujian struktur micro. Struktur micro
adalah termasuk salah satu jenis pengujian yang merusak, karena di dalam
prosesnya dilakukan preparasi spesimen untuk mengetahui struktur butir
spesimen yang diuji dalam mikroskop. Dengan praktikum metalografi ini
dapat kita mengetahui struktur butir, bentuk dan ukuran butir, batas butir
serta warna butir..

1.2 Tujuan Percobaan


Untuk mempelajari hubungan antara struktur mikro dari suatu logam
dengan sifat mekanik dan sifat fisik dengan menggunakan mikroskop
optik.

1.3 Batasan Masalah


Pada percobaan ini terdapat dua variabel yang membatasi masalah
pada percobaan kali ini yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel
bebasnya yaitu proses perlakuan pada spesimen. Sedangkan variabel
terikatnya meliputi struktur mikro, baja AISI 1045, dan konsentrasi larutan
etsa.

1.4 Sitematika Penulisan


Penulisan laporan terdiri atas lima bab. Bab I menjelaskan latar
belakang percobaan yang berisi penjelasan mengapa pengujian ini
dilakukan, tujuan percobaan, dan batasan masalah, serta sistematika
penulisan. Bab II menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang berisi teori
dasar percobaan yang dilakukan yaitu pengujian tarik. Bab III menjelaskan
metode percobaan yang terdiri dari diagram alir, alat dan bahan yang
digunakan serta prosedur percobaan. Bab IV menjelaskan hasil dan
pembahasan. Bab V menjelaskan kesimpulan serta saran dari percobaan
yang telah dilakukan. Selain itu juga terdapat daftar pustaka dan lampiran
yang berisi contoh perhitungan, jawaban pertanyaan, tugas khusus serta
blanko percobaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metalografi
Metalografi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari karakteristik
mikrostruktur dan makrostruktur suatu logam, paduan logam dan material
lainnya serta hubungannya dengan sifat-sifat material atau biasa juga
dikatakan suatu proses mengukur suatu material bahan secara kualitatif
maupun kuantitatif berdasarkan informasi-informasi yang didapatkan dari
material yang diamati.
Dalam ilmu metalurgi struktur mikro merupakan hal yang sangat
penting untuk dipelajari karena struktur mikro sangat berpengaruh pada
sifat-sifat mekanik suatu logam. Struktur mikro yang kecil akan membuat
kekerasan logam meningkat dan juga sebaiknya, struktur mikro yang besar
akan membuat logam menjadi ulet atau kekerasannya menurun. Struktur
mikro itu sendiri dipengaruhi oleh komposisi kimia dari logam tersebut
serta yang dialaminya. Karena pada dasarnya tujuan dari pengujian ini
adalah untuk mendapatkan sifat mekanik dan sifat fisik dari suatu material
logam maka sangat penting sekali kita harus mempertimbangkan design
dari suatu struktur atau mesin maka yang harus kita lakukan adalah
melihat kekuatan dari mesin yang akan kita coba, untuk menjalankan
fungsinya secara aman dan baik.
Contoh sebuah crane harus mendukung (support) beban tanpa terjadi
perpatahan atau tanpa pembengkokan(bending) sehingga tidak
mempersulit operator crane. “untuk memperbaiki sifat mekanik suatu
material dapat dilakukan dengan cara perlakuan panas pada material,
proses ini meliputi pemanasan material pada suhu tertentu, dipertahankan
pada waktu tertentu, dan didinginkan pada media tertentu pula. Perlakuan
panas mempunyai tujuan untuk meningkatkan kekerasan,
menghilangkan tegangan internal, menghaluskan butiran kristal,
meningkatkan kekerasan, meningkatkan tegangan tarik logam”. Pada
analisa mikro digunakan mikroskop optik untuk menganalisa strukturnya,
berhasil atau tidaknya analisa itu ditentukan oleh preparasi benda uji,
semakin sempurna preparasi benda uji maka semakin jelas gambar struktur
mikro yang diperoleh. Adapun tahapan persiapan benda uji metalografi
pada percobaan ini secara umum adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan sempel (sampling)
Untuk pengambilan sampel diambil pada posisi ¼ dari
lebar sampel, karena ¼ dari lebar sampel dianggap telah
mewakili. Ada tiga lokasi pengambilan sampling yaitu posisi
di luar pecahan, pecahan, dan ujung pecahan.
2. Pemotongan benda uji (cutting)
Pemotongan pada benda uji jangan sampai merusak
struktur bahan yang diakibatkan oleh gesekan alat potong
dengan benda uji. Untuk menghindari pemanasan setempat
dapat digunakan air sebagai media pendingin. Pada saat
pendinginan sebaiknya terdapat minyak yang larut dalam air,
adapun fungsinya yaitu :
 Mencegah karat
 Mengurangi kemungkinan terbakar
 Memberikan kualitas potong yang baik
Teknik pemotongan sampel dapat dilakukan dengan :
 Pematahan : untuk bahan getas yang keras
 Pengguntingan : untuk baja karbon rendah yang tipis dan
lunak
 Penggergajian : untuk bahan yang lebih lunak dari 350 HB
 Pemotongan abrasi
 Electric discharge machining : untuk bahan dengan
konduktivitas baik dimana sampel rendam dalam fluida
dielektrik lebih dahulu sebelum dipotong dengan memasang
satu listrik antara elektroda dan sampel.
3. Pemasangan sempel (Mounting)
Mounting disebut juga proses pembingkaian sampel. Sampel
dimounting dengan alat mounting press dengan penambahan
bakelit/resin yang akan menggumpal dan membingkai sampel.
Selain bakelit juga masih banyak bahan yang dapat digunakan
untuk mounting. Hasil mounting yaitu berbentuk bulat dengan
ukuran 1 inchi – 1 ½ inchi. Adapun tujuan dari mounting yaitu:
 Untuk memudahkan saat melakukan preparasi atau handling.
 Untuk mendapatkan kerataan permukaan
 Memungkinkan preparasi spesimen lebih dari satu
 Memperpanjang bahan polishing
 Meningkatkan keamanan bagi penguji
 Mempermudah melihat struktur mikro
 Melindungi spesimen dari kerusakan
mekanis maupun non mekanis
 Mempermudah pemberian identitas sampel
 Memudahkan dalam penyimpanan
4. Pengamplasan (grinding)
Pengamplasan bertujuan untuk meratakan dan menghaluskan
permukaan sampel yang akan diamati. Pengamplasan ini dilakukan
secara berurutan yaitu dengan memakai amplas kasar hingga
amplas halus. Pengamplasan kasar dilakukan dengan menggunakan
amplas dengan nomor dibawah 180#, sedangkan pengamplasan
halus menggunakan amplas dengan nomor lebih tinggi dari 180#.
Pengamplasan dimulai dengan meletakkan sampel pada kertas
amplas dengan permukaan yang aka diamati bersentuhan langsung
dengan bagian kertas amplas tang kasar, kemudian sampel ditekan
dengan gerakan searah. Selama pengamplasan terjadi gesekan
antara permukaan sampel dan kertas amplas yang memungkinkan
terjadinya kenaikan suhu yang dapat mempengaruhi mikro struktur
sampel sehingga diperlukan pendinginan dengan cara dialiri air.
Apabila ingin mengganti arah pengamplasan, Sampel diusahakan
berada pada kedudukan tegak lurus terhadap arah mula-mula.
Pengamplasan selesai apabila tidak teramati lagi adanya goresan-
goresan pada permukaan sampel, selanjutnya sampel siap dipoles.
5. Pemolesan (Polishing)
Pemolesan bertujuan untuk lebih menghaluskan dan melicinkan
permukaan sampel yang akan diamati setelah pengamplasan.
Seperti halnya pengamplasan, pemolesan dibagi dua yaitu
pemolesan kasar dan halus. Pemolesan kasar menggunakan
abrasive dalam range sekitar 30 - 3 µm, sedangkan pemolesan
halus menggunakan abrasive sekitar 1 µm atau dibawahnya.
Sebelum pemolesan dilakukan, sampel terlebih dahulu dibersihkan
dengan air. Pemolesan dimulai dengan menyalakan mesin poles
sambil dialiri air. Sampel digerakkan secara radial dengan bagian
permukaan sampel yang telah dipoles harus dilihat secara berkala.
Berikutnya dilakukan pemolesan halus dengan cara yang sama
seperti di atas tetapi dengan mengganti air dengan autosol.
Polishing terbagi menjadi dua bagian yaitu:
 Mechanical polishing
 Electro polishing, dilakukan apabila proses mechanical
polishing tidak bisa dilakukan untuk suatu spesimen.
6. Etsa (Etching)
Proses etsa dilakukan dengan tujuan untuk mengikis daerah
batas butir sehingga struktur bahan dapat diamati dengan jelas
dengan bantuan mikroskop optik. Zat etsa bereaksi dengan sampel
secara kimia pada laju reaksi yang berbeda tergantung pada batas
butir, kedalaman butir dan komposisi dari sampel. Sampel yang
akan dietsa haruslah bersih dan kering. Selama etsa, permukaan
sampel diusahakan harus selalu terendam dalam etsa. Waktu etsa
harus diperkirakan sedemikian sehingga permukaan sampel yang
dietsa tidak menjadi gosong karena pengikisan yang terlalu lama.
Oleh karena itu sebelum dietsa, sampel sebaiknya diolesi alkohol
untuk memperlambat reaksi. Pada pengetsaan masing- masing zat
etsa yang digunakan memiliki karakteristik tersendiri sehingga
pemilihannya disesuaikan dengan sampel yang akan diamati. Zat
etsa yang umum digunakan untuk baja ialah larutan nital. Setelah
reaksi etsa selesai, zat etsa dihilangkan dengan cara mencelupkan
sampel ke dalam aliran air panas. Seandainya tidak
memungkinkan dapat digunakan air bersuhu ruang dan
dilanjutkan dengan pengeringan dengan alat pengering.
Permukaan sampel yang telah dietsa tidak boleh disentuh untuk
mencegah permukaan menjadi kusam. Setelah dietsa, sampel siap
untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Adapun manfaat metalografi adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui dampak perlakuan panas dan media
pendingin terhadap karakteristik logam.
2. Dapat melihat perbedaan setiap fasa logam yang diuji.
3. Dapat mengoperasikan mikroskop untuk pengamatan pada
bahan yang lain.
4. Mengamati perubahan struktur mikro akibat proses yang
dilakukditujukan terutama untuk pengontrolan kualitas
komponen.
5. Menganalisis perubahan struktur mikro,dimensi cacat,penjalaran
retak dan menghubungkannya dengan prediksi kerusakan
komponen.

2.2 Sifat Mekanik Material


Sifat mekanik material terdiri dari 8, yaitu :
1. Kekuatan (strength) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima
tegangan tanpa menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada
beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang bekerja, yaitu
kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan kekuatan torsi dan
kekuatan lengkung.
2. Kekerasan (hardness) dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan
untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), indentasi atau
penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance).
Kekerasan juga mempunyai korelasi dengan kekuatan.
3. Kekenyalan (elasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk
menerima beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila suatu benda
mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila
tegangan yang bekerja besarnya tidak melewati suatu batas tertentu
maka perubahan bentuk yang terjadi hanya bersifat sementara,
perubahan bentuk itu akan hilang bersama dengan hilangnya tegangan,
tetapi bila tegangan yang bekerja telah melampaui batas tersebut maka
sebagian dari perubahan bentuk itu tetap ada walaupun tegangan telah
dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak perubahan
bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang
permanen mulai terjadi, dengan kata lain kekenyalan menyatakan
kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula
setelah menerima beban yang menimbulkan deformasi.
4. Kekakuan (stiffness) menyatakan kemampuan bahan menerima
tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan
bentuk (deformasi) atau defleksi. Dalam beberapa hal kekakuan ini
lebih penting dari pada kekuatan.
5. Plastisitas (plasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk
mengalami sejumlah deformasi plastik (yang permanen) tanpa
mengakibatkan fatah. Sifat ini sangat diperlukan bagi bahan yang akan
diproses dengan berbagai proses pembenlukan seperti forging, rolling,
extruding dan lainya. Sifat ini sering juga disebut sebagai keuletan
(ductility). Bahan yang mampu mengalami deformasi plastik cukup
banyak dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan tinggi,
bahan yang ulet (ductile). Sedang bahan yang tidak menunjukkan
terjadinya deformasi plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai
keuletan rendah atau getas (brittle).
6. Ketangguhan (toughness) menyatakan kemampuan bahan untuk
menyerap energi tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan. Juga dapat
dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang diperlukan untuk
mematahkan suatu benda kerja pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit diukur.
7. Kelelahan (fatique) merupakan kecenderungan pada logam untuk
patah bila menerima tegangan berulang-ulang (cyclic stress) yang
besarnya masih jauh di bawah batas kekuatan elastiknya. Sebagian
besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan
oleh kelelahan. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat
penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor
yang mempengaruhinya.
8. Merangkak (creep) merupakan kecendrungan suatu logam untuk
meng-alami deformasi plastik yang besarnya merupakan fungsi waktu,
pada saat bahan tadi menerima beban yang besarnya relatif tetap.
BAB III
DIAGRAM ALIR

3.1 Diagram Alir Percobaan


Berikut adalah diagram alir pada percobaan Struktur micro :

Menyiapkan kertas ampelas

Meletakkan kertas ampelas pada piringan mesin grinding

Memutar kran air sesuai kebutuhan

Menekan tombol on pada mesin, dan mengatur kecepatan


putar sesuai kebutuhan

Melakukan proses grinding secara bertahap mulai dari grit


terkasar sampai terhalus, hingga permukaan sample rata
dan bersih

Menuangkan cairan pasta alumina


secukupnya pada wool polishing, jika
terlalu pekat gunakan air untuk
mengencerkan

Melakukan proses polishing hingga


permukaan sample tidak ada goresan

Menuangkan larutan nital 3% pada wadah kaca


Melakukan proses etching hingga 3-5
detik
Mencuci sample hasil etching dengan
etanol dan air kran,kemudian
mengeringkan sample menggunakan
hairdryer hingga kering

Mengamati sample di bawah mikroskop optik

Data Pengamatan

Pembahasan Literatur

Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram alir

3.2 Alat dan Bahan yang di gunakan


Berikut alat-alat yang akan digunakan:
1. Mesin grinding dan polishing
2. Hair dryer
3. Kertas ampelas ukuran 100#, 120#, 240#, 320#, 400#, 600#,
800#, 1000# dan 1200#
4. Mikroskop optic
5. Gelas Beker
6. Krustang Laboratorium.
Berikut ini Bahan-bahan yang di gunakan :
1. Baja AISI 1045
2. Larutan nital 3%
3. Etanol
4. Pasta alumina

3.3 Prosedur percobaan


Berikut prosedur percobaan yang akan kita gunakan:
A. Grinding
1. Menyiapkan kertas ampelas ukuran 100#, 240#, 400#, 600#,
800#, 1000#, dan 1200#.
2. Meletakkan kertas ampelas pada piringan mesin grinding.
3. Memutar kran air sesuai kebutuhan.
4. Menekan tombol on pada mesin, dan mengatur kecepatan
putar sesuai kebutuhan.
5. Melakukan proses grinding secara bertahap mulai dari grit
terkasar sampai terhalus, hingga permukaan sample rata dan
bersih.
6. Mencuci sample hasil grinding dengan etanol dan air kran,
kemudian mengeringkan sample dengan hair dryer.
B. Polishing
1. Menekan tombol on pada mesin polishing.
2. Menuangkan cairan pasta alumina secukupnya pada wool
polishing, jika terlalu pekat gunakan air untuk mengencerkan.
3. Melakukan proses polishing hingga permukaan sample tidak
ada goresan.
4. Mencuci sample hasil polishing dengan etanol dan air kran,
kemudian mengeringkan sample dengan hair dryer hingga
kering.
C. Etching
1. Menuangkan larutan nital 3% pada wadah kaca.
2. Melakukan proses etching hingga 3-5 detik.
3. Mencuci sample hasil etching dengan etanol dan air kran,
kemudian mengeringkan sample menggunakan hair dryer
hingga kering.
4. Mengamati sample di bawah mikroskop optik.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Berikut ini hasil percobaan pada tes metalografi yang di lihat dengan
mikroskop :
Anneling 500x Normalizing 500x

Quenching air 500x

Gambar 4.1 Hasil Percobaan


4.2 Pembahasan
Material baja AISI 1045 dalam menerima beban fatik yang
diberikan, setelah mengalami perlakuan panas berupa quenching
dan tempering. B. Perumusan Masalah Poros adalah komponen
mesin yang berfungsi sebagai penerus daya. Dimana beban yang
diterima oleh poros berupa beban puntir dan bending. Beban akibat
adanya perubahan temperatur di lingkungan poros tersebut terjadi
secara berulang (fatik). Dalam penelitian ini permasalahan yang
diangkat adalah untuk mengetahui waktu terjadinya kegagalan
poros akibat adanya beban fatik yang dialami oleh poros.

Gambar 4.2 Karateristik mekanik baja aisi 1045

Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi umur lelah poros


dengan bahan baja karbon sedang AISI Pengujian dilakukan
dengan menggunakan baja karbon sedang yang mendapat proses
perlakuan panas (heat treatment) berupa quenching dan kemudian
dilanjutkan proses tempering. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan mesin uji fatik tipe Rotary Bending dengan variasi
beban yang diberikan adalah 20%, 30%, 40%, 50%, 60% dari
ultimate tensile strength. C. Tujuan Penelitian Adapun yang
menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis ketahanan
lelah baja karbon (AISI 1045) yang di heat treatment dengan
metode tempering, serta melakukan analisa terhadap pola patahan
hasil pengujian.

Metalografi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari


metoda observasi atau pemeriksaan atau pengamatan atau
pengujian dengan tujuan untuk menentukan atau mempelajari
hubungan antara struktur dengan sifat atau karakter dan perlakuan
yang pernah dialami oleh logam, paduan dan bahan bahan lainnya.
Dalam Metalografi memiliki sebuah tahapan-tahapan yang harus
kita ketahui yaitu:
1. Pengambilan Sempel (sampling), yaitu Untuk
pengambilan sampel diambil pada posisi ¼ dari lebar
sampel, karena ¼ dari lebar sampel dianggap telah
mewakili. Ada tiga lokasi pengambilan sampling yaitu
posisi di luar pecahan, pecahan, dan ujung pecahan.
2. Pemotongan Benda Uji (cutting), yaitu mengetahui
prosedur proses pemotongan sampel dan menetukan
teknik pemotongan yang tepat dalam pengambilan
sampel metalografi sehingga didapat benda uji yang
[representatif.
3. Pemsangan Sempel (Mounting), yaitu menempatkan
sampel pada suatu media, untuk memudahkan
penanganan sampel yang berukuran kecil dan tidak
beraturan tanpa merusak sampel.
4. Pengamplasan (Grinding) , yaitu meratakan dan
menghaluskan permukaan sampel dengan cara
menggosokkan sampel pada kain abrasif atau
ampelas.
5. Pemolesan (Polishing), yaitu mendapatkan permukaan
sampel yang halus dan mengkilat seperti kaca tanpa
menggores, sehingga diperoleh permukaan sampel
yang halus bebas goresan dan mengkilap seperti
cermin, menghilangkan ketidakteraturan sampel
hingga orde 0,01 µm.
6. Etsa (Etching), yaitu mengamati dan mengidentifikasi
detil struktur logam dengan bantuan mikroskop optik
setelah terlebih dahulu dilakukan proses etsa pada
sampel, mengetahui perbedaan antara etsa kimia
dengan elektro etsa serat aplikasinya.
Metalografi bertujuan untuk mendapatkan struktur makro dan mikro
suatu logam sehingga dapat dianalisa sifat mekanik dari logam tersebut.
Pengamatan metalografi dibagi menjadidua,yaitu:
Metalografi makro, yaitu penyelidikan struktur logam dengan pembesaran
10 ± 100kali. 
Metalografi mikro, yaitu penyelidikan struktur logam dengan pembesaran
1000 kali.
Untuk mengamati struktur mikro yang terbentuk pada logam tersebut
biasanya memakai mikroskop optik. Sebelum benda uji diamati pada
mikroskop optik, benda uji tersebut harus melewati tahap-tahap preparasi.
Tujuannya adalah agar pada saat diamati benda uji terlihat dengan jelas,
karena sangatlah penting hasil gambar pada metalografi. Semakin
sempurna preparasi benda uji, semakin jelas gambar struktur yang
diperoleh. Adapun tahapan preparasinya meliputi pemotongan, mounting,
pengampelasan, polishing dan etching (etsa).
BAB V
KESIMPUAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakteristik struktur logam atau paduan logam memiliki sifat fisis
dan mekanis yang berbeda tergantung dari jenis perlakuan panas
dan proses pendinginannya.
2. Kekuatan dan keuletan suatu material yang telah mengalami proses
perlakuan panas akan dipengaruhi jenis media pendingin yang
digunakan. Urutan ketangguhan bahan menurut media
pendinginnya yaitu : air garam, air, solar, oli dan udara.
3. Fasa-fasa yang terbentuk adalah : Ferit, sementit, perlit,
martensit,austenit, bainit dan ladeburit.
4. Struktur butir suatu material yang telah mengalami proses
perlakuan panas sangat ditentukan oleh jenis media pendingin yang
digunakan.

5.2 Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat diberikan untuk percobaan
metalografi:
1. Sebelum praktikum dimulai lebih baik membaca modul
dan mempelajari teori terlebih dahulu supaya kita sudah
matang mengetahui step by step yang akan dilakukan
saat praktikum
2. Pengambilan gambar struktur mikro harus fokus.
DAFTAR PUTAKA

[1] Avner, H, S. 1974. Introduction to Physical Metallurgy. Mc.


Graw-Hill, New York.
[2] Budi, S., Zonny, A.P, dan Nofri, H. 2017. Analisis Kekerasan
Baja ASSAB 705 Yang Diberikan Perlakuan Panas dan
Pendingin. Padang :Invotek-Hlm. 17- 18.
[3] Lakhtin, Y. 1968. Engineering Physical Metallurgy. Moscow :
MIR Publised,.
[4] Mubarok, Fahmi 2008. Crystal Structures of Iron Fe – Fe3C
Phase Diagram Steels Cast Iron.
http://www.its.ac.id/personal/material.php?id=fahmi. Diakses 24
juli 2020.
[5] Smallman, R.E. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa
Material Edisi Keenam Terjemahan. Jakarta : Erlangga.
[6] Totten, GE, Bates, CE, Clinton, NA. 1993.Handbook of
Quenchant and QuenchingTechnology. USA : ASM
International.
LAMPIRAN A
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS

A.1 JAWABAN PERTANYAAN


1. Apa Tujuan dari proses metalografi ? Jelaskan !
Proses metalografi bertujuan untuk melihat struktur mikro suatu
bahan ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Tahapan yang
harus dilalui adalah mounting, grinding, polishing, dan etching.
Tahap mounting ini, specimen hanya dilakukan untuk material
yang kecil atau tipis saja

2. Jelaskan cara kerja mikroskop optik dan bagian – bagian pada


mikroskop optik !

Gambar A.1 Bagian – bagian mikroskop

1. Lensa Okuler
Lensa okuler pada mikroskop cahaya memiliki fungsi
untuk membentuk bayangan nyata yang berasal dari
bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Jumlah
lensa okuler pada mikroskop beragam: dua lensa okuler
pada mikroskop binokuler dan satu lensa okuler pada
mikroskop monokuler.
2. Lensa Objektif
Fungsi lensa objektif pada mikroskop cahaya adalah
membentuk bayangan nyata dari suatu objek pengamatan.
Jumlahnya ada tiga hingga empat, tergantung pada jenis
mikroskop.
3. Revolver
Revolver merupakan bagian mikroskop cahaya yang
menyangga lensa objektif. Fungsi revolver untuk
mempermudah pengaturan nilai pengamatan dari sebuah
mikroskop.
4. Meja preparat
Bagian dari mikroskop ini berfungsi sebagai tempat
meletakkan objek pengamatan dengan dilengkapi capita
tau penjapit agar preparat tidak bergeser.
5. Kaki penyangga Mikroskop
Kaki penyangga mikroskop bisa ditemukan pada
mikroskop cahaya jenis terbaru. Fungsinya untuk
menyangga mikroskop saat diletakkan di bidang yang
tidak datar.
6. Diafragma
Diafragma berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang
masuk dan difokuskan ke objek pengamatan.
7. Lengan Mikroskop
Lengan mikroskop digunakan sebagai frame atau rangka
yang memudahkan penggunaan mikroskop ketika
pengamatan dilakukan. Begitu juga dengan saat
mikroskop dipindahkan dari satu tempat ke tempat
lainnya.
8. Skala preparat
Bagian dari mikroskop cahaya ini merupakan bagian
tambahan yang tidak ditemukan pada semua jenis
mikroskop. Fungsi utamanya adalah untuk memudahkan
penempatan preparat sebelum diamati.
9. Makrometer dan Mikrometer
Makrometer dan mikrometer mikroskop cahaya digunakan
untuk memfokuskan lensa pada objek pengamatan baik
secara horizontal maupun vertikal.
10. Tuas pengatur kecerahan
Tuas ini adalah potensiometer yang terhubung dengan
bola lampu di mikroskop yang fungsinya mengatur
kecerahan cahaya yang dihasilkan untuk melakukan
pengamatan.

3. Jelaskan pengaruh kecepatan pendinginan terhadap struktur


mikro pada baja AISI 1045 !

4. Jelaskan tujuan dari tahapan etsa (etching) dan pengaruh waktu


esta !
Tujuan dari etsa adalah mengamati dan mengidentifikasi detil
struktur logam dengan bantuan mikroskop optik setelah terlebih
dahulu dilakukan proses etsa pada sampel, mengetahui
perbedaan antara etsa kimia dengan elektro etsa serat
aplikasinya. Waktu persiapan yang lebih singkat diperlukan
untuk proses pemolesan elektrolitik dan etsa dibandingkan
dengan persiapan mekanik tradisional. Persyaratan utama untuk
electropolishing adalah bahwa spesimen bersifat konduktif.

5. Sebutkan perusahaan yang mengaplikasikan pengujian


metalografi minimal 3 !
1. POSCO
2. Krakatau Steel
3. Nippon Steel
4. Gunawan Dianjaya Steel (GDS)
5. Toyogiri Steel
6. Beton Jaya Manunggal (BJM)

A.2 TUGAS KHUSUS


1. Carilah hasil gambar mikroskopy TEM SEM !
Hasil gambar Transmision Elektron Microscopy (TEM)

Hasil gambar Scaning Electron Microscopy (SEM)


LAMPIRAN B
BLANGKO PERCOBAAN

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA LABORATORIUM
TEKNIK METALURGI

Jl. Jenderal Soedirman Km. 3 Cilegon. Email : matalurgilaboratorium@gmail.com

Tanggal : 4 Mei 2021 DATA PERCOBAAN Kelompok : 34

STRUKTUR MIKRO

Bahan : Baja AISI 1045 Bahan : Baja AISI 1045


Pembesaran : 500X Pembesaran : 500X
Perlakuan : Annealing Perlakuan : Normalizing

Bahan : Baja AISI 1045


Pembesaran : 500X
Perlakuan : Quenching Air
No Nama NPM Asisten
1. Ade Fahmi Auzan 3331200109

2. Dimas Maulana P 3331200049

3. Fikri Adytama M P 3331200101

4. Husain Haafizh 3331200085 ( Jihad Noval Akbar)


Poresdur percobaan
gambar

Anda mungkin juga menyukai