PENYEMPROT DISINFEKTAN
laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemilihan Material & Proses
Program Studi D-4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin
di Jurusan Teknik Mesin
Oleh :
2023
1
ABSTRAK
Pada suatu produk fungsional umumnya mengalami kegagalan karena tegangan pada
saat bekerja melebihi tegangan ijin material yang digunakan. Analisis penyemprot
disinfektan pada mata kuliah Pemilihan Material & Proses dilakukan untuk mencari
tahu apakah material yang digunakan pada penyemprot disinfektan cukup aman untuk
diaplikasikan atau dalam tingkat rentan mengalami kegagalan. Analisis ini dilakukan
dengan metode kuantitatif. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur
standar seperti neraca digital dan jangka sorong. Analisis ini menghasilkan nilai
kuantitas dari material dan terdokumentasi dalam laporan Pemilihan Materian & Proses.
Kata kunci :
2
DAFTAR ISI
Contents
ABSTRAK ........................................................................................................................2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................6
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 6
1.2 Tujuan .................................................................................................................6
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ................................................................ 6
1.4 Metode Penelitian ...............................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 7
2.1 Jenis-Jenis Material ...........................................................................................7
2.1.1 Material Logam ...........................................................................................7
2.1.2 Material Polimer ......................................................................................... 8
2.1.3 Material Komposit ...................................................................................... 9
2.1.4 Material Keramik ........................................................................................ 9
2.2 Metode Identifikasi Jenis Material ....................................................................9
2.2.1 Identifikasi Logam .................................................................................... 10
2.2.2 Identifikasi Polimer ...................................................................................10
2.3 Jenis-Jenis Proses Manufaktur ......................................................................... 11
2.3.1 Casting/Molding ........................................................................................11
2.3.2 Material Removal ......................................................................................12
2.3.3 Forming .....................................................................................................13
2.4 Jenis-Jenis Tegangan .......................................................................................13
BAB III KARAKTERISTIK OBJEK DAN CARA PENYELESAIAN ........................ 16
3.1 Dekomposisi Fungsi ........................................................................................16
3.2 Dekomposisi Produk .......................................................................................17
3.3 Identifikasi Proses Manufaktur ....................................................................... 18
3.4 Identifikasi Material ........................................................................................19
3.5 CAD Modelling .............................................................................................. 19
3.6 Analisis Tegangan dan Faktor Keamanan ....................................................... 20
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .........................................................21
3
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................21
4.2 Usulan Pengembangan Produk ....................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................21
LAMPIRAN A DOKUMENTASI PRODUK .................................................................22
LAMPIRAN B PERHITUNGAN TEGANGAN ........................................................... 24
LAMPIRAN C DIMENSI PRODUK .............................................................................28
LAMPIRAN D GAMBAR KERJA ................................................................................30
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
Kendaraan merupakan alat transportasi bagi manusia dari satu tempat ke tempat
lain dengan lebih cepat. Kendaraan pada masa kini telah mengalami kemajuan pesat
dalam 100 tahun terakhir. Kemajuan tersebut melingkupi jenis mesin yang digunakan,
mekanisme yang bekerja, hingga sistem kelistrikan untuk menunjang performa dan
keandalan kendaraan pada saat digunakan.
1.2 Tujuan
1. Dekomposisi fungsi dan produk untuk mengetahui secara pasti fungsi dari
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Baja Karbon Rendah, Sedang, Tinggi (Low, Medium, High Carbon Steel).
Material ini umum digunakan pada peralatan tukang seperti kikir, klem, tang,
dan sebagainya. Semakin tinggi kandungan karbon pada baja, maka semakin
keras material tersebut. Kekerasan pada Baja Karbon dinilai dengan
tingkatan HRC pada uji keras. Semakin dalam indentasi pada Baja Karbon,
semakin lunak pula material tersebut. Baja Karbon Rendah memiliki
kandungan Karbon berkisar 0,2% atau kurang. Baja Karbon Sedang
memiliki kandungan Karbon diantara 0,2% hingga 0,5%. Sedangkan Baja
Karbon Tinggi memiliki kandungan Karbon diantara 0,5% hingga 2%. Baja
karbon memiliki tingkat sensitivitas yang cukup tinggi pada perlakuan panas
sehingga dapat dengan mudah mendapatkan nilai kekerasan yang diinginkan.
2. Besi Cor (Cast Iron) memiliki kandungan karbon diatas 2% yang identik
dengan keunggulannya dalam menyerap getaran. Besi Cor memiliki tingkat
kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan baja karbon tinggi sehingga cocok
digunakan untuk perkakas dan alat berat.
7
3. Baja Paduan (Perkakas, Stainless Steel). Material ini memiliki kandungan
selain Ferrous di angka 10% atau lebih. Kandungan ini membuat baja
paduan menjadi lebih tahan karat dibandingkan dengan baja karbon.
Umumnya digunakan pada alat masak, alat makan, dan perhiasan
8
2. Epoxy (Resin, Polyesters, Pheronetics) contohnya digunakan untuk
pelapisan lantai, cat dan kayu.
Ada juga material polimer dari alam, seperti terbuat dari selulosa dan protein.
9
2.2.1 Identifikasi Logam
10
Gambar II.2 Langkah runtut untuk mengidentifikasi material polimer
Untuk mengolah material menjadi barang jadi perlu melewati proses manufaktur.
Proses manufaktur secara umum terbagi atas 3 proses yaitu Casting/Moulding, Material
Removal, dan Forming.
2.3.1 Casting/Molding
Casting/Moulding adalah teknik yang digunakan untuk membuat model
bahan cair disuntikkan ke dalam cetakan dengan menggunakan tekanan ekstrem,
dan kemudian bagian-bagiannya dibongkar setelah pendinginan. Terdapat
beberapa tipe cetakan diantaranya:
11
2. Pola permanen (Sand Casting dan Shell Moulding). Proses ini
menggunakan pola produk untuk menghasilkan cetakan yang
membentuk rongga. Setiap cetakan dihancurkan setelah digunakan.
3. Cetakan dan pola yang dibuang (Investment Casting, cetakan
keramik, dan Full Mould/ Evaporative pattern). Pola dibuat dari
bahan dengan titik leleh rendah dan cetakan dibuat sekelilingnya.
Kemudian pola dicairkan atau dibakar ketika bahan dituangkan ke
dalamnya. Cetakan dihancurkan untuk mengeluarkan benda hasil.
12
terhadap permukaan material untuk memotong atau menghilangkan
material dari permukaan sebuah benda kerja.
2.3.3 Forming
Forming adalah proses pembentukan benda kerja dengan cara
memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi pada benda kerja tanpa
menambah atau mengurangi material, sehingga massa benda kerja tetap sama.
Forming biasanya dilakukan pada logam dengan menggunakan gaya tekan untuk
mengubah bentuk dan ukuran dari logam. Terdapat beberapa model bahan yang
bisa digunakan untuk proses Forming yaitu Sheet, Bulk, Powder Processing.
Tegangan atau stress adalah kondisi material pada saat menerima beban dengan
besaran tertentu, maka luas penampang material akan menahan beban tersebut sehingga
rumus tegangan adalah beban atau gaya dibagi dengan luas penampang. Semakin besar
luas penampang material yang digunakan maka semakin kecil pula tegangan yang
terjadi. Hal ini dikarenakan beban akan terdistribusi pada penampang atau area dari
material yang menerima beban.
�
Tegangan σ =
�
13
σ = Tegangan (N/m2) = Pascall (Pa)
14
Gambar II.4 Tegangan Bending
15
BAB III
KARAKTERISTIK OBJEK DAN CARA PENYELESAIAN
16
3.2 Dekomposisi Produk
17
Gambar III.3 Dekomposisi Produk 10 komponen
Proses manufaktur dapat diidentifikasi dari adanya ciri-ciri tertentu seperti garis
batas cetakan, titik injector pada bawah botol dan tekukan. Garis batas cetakan
menunjukkan komponen tersebut dibuat dengan metode Injection Molding. Lalu titik
injector tanpa adanya garis batas pada bawah botol menunjukkan adanya ciri-ciri
pembuatan dengan metode Blow Molding. Terakhir adanya tekukan pada pegas
menunjukkan ciri-ciri pembuatan dengan metode bent atau penekukan.
18
3.4 Identifikasi Material
19
Gambar III.5 Explode View Produk
20
4. Menentukan faktor keamanan dengan membagi tegangan maksimum
dengan tegangan yang terjadi pada material tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN A
DOKUMENTASI PRODUK
22
23
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN TEGANGAN
24
25
26
27
LAMPIRAN C
DIMENSI PRODUK
28
29
LAMPIRAN D
GAMBAR KERJA
30
31
32