Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ERGONOMI INDUSTRI
Diajukan Sebagai Syarat dalam Memperoleh Nilai Praktikum

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
03TIDE002/2023/1

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
LEMBAR IDENTITAS

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ERGONOMI INDUSTRI

Disusun Oleh:

NAMA NIM
Azzahra Shavis 221010800076
Denistiara 221010800081
Julius Buulolo 221010800672
Muhamad Afik 221010800082
Muhamad Agil 221010800088
Muhamad Zikri 221010800080
Rere Joeya Putri 221010800095
Riyan Hidayat 221010800071

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023

I
LEMBAR PENGESAHAN

Disusun untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti pelaksanaan


praktikum Ergonomi Industri.

Judul Laporan : Ergonomi Industri


Kelompok : Kelompok 4
Kelas : 03TIDE002

Menyatakan bahwa laporan praktikum untuk Mata Kuliah Ergonomi Industri


yang kami buat:

1. Merupakan hasil karya tulis (asli) sendiri, bukan merupakan karya yang
pernah diajukan oleh pihak lain, dan bukan merupakan hasil plagiat atau hasil
foto copy.
2. Kami ijinkan untuk dikelola oleh Universitas Pamulang dan Laboratium
Teknik Industri sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku.

Pernyataan ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dan kami bersedia
menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar.

Ketua Kelompok Asisten Laboratorium

Denistiara Salsabilla Amalia

Menyetujui Mengetahui
Dosen Praktikum Ketua Laboratium Teknik Industri

Syahreen Nurmutia, S.T.,M.T Adi Candra, S.T.,M.T


NIDN. 0423129401 NIDN. 04 2809890

II
LEMBAR PENILAIAN

JUDUL
PRAKTIKUM ERGONOMI INDUSTRI

TANGGAL
PRAKTIKUM 09 September 2023 – 21 Oktober 2023

Azzahra Shavis 221010800076

Denistiara 221010800081

Julius Buulolo 221010800672

Muhamad Afik 221010800082


NAMA / NIM
Muhamad Agil 221010800088

Muhamad Zikri 221010800080

Rere Joeya Putri 221010800095

Riyan Hidayat 221010800071

KELAS 03TIDE002

KELOMPOK 4 (Empat)

ASISTEN
Salsabilla Amalia
LABORATORIUM

DOSEN
Syahreen Nurmutia, S.T.,M.T
LABORATORIUM

NILAI AKHIR
LAPORAN

III
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Tugas Praktikum Ergonomi Industri di Fakultas Teknik Program
Studi Teknik Industri Universitas Pamulang. Dengan segala keterbatasan, penulis
menyadari pada laporan ini takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami, penulis menyampaikaan
ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. (H.C).Pranoto, selaku ketua Yayasan Sasmita Jaya.
2. Dr. E. Nurzaman, AM., M.M., M.Si, selaku Rektor Universitas Pamulang.
3. Bapak/Ibu Syaiful Bakhri, S.T., M.Eng, Sc, Ph.D, selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Pamulang
4. Bapak/Ibu Rini Alfatiyah, S.T., M.T., CMA, selaku Ketua Program Studi
Teknik Industri Universitas Pamulang yang selalu memberikan arahan,
dorongan, dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini
dengan baik.
5. Bapak/Ibu Adi Candra,ST,MT, selaku Ketua Laboratorium Teknik Industri
Universitas Pamulang.
6. Bapak/Ibu Dosen Syahreen Nurmutia, S.T.,M.T yang telah memberikan
berkah ilmu hinggan penulis dapat menyusun laporan.
7. Salsabilla Amalia selaku Asisten Laboratorium Mata Kuliah Praktikum
Ergonomi Industri yang telah memberikan masukan, dorongan, dan
pengarahannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
ini dengan baik.
8. Teman-teman Teknik Industri Universitas Pamulang khususnya kelas
03TIDE002 yang telah membantu penulis menghadapi pemasalahan dalam
menyelesaikan laporan praktikum Ergonomi Industri.
9. Semua pihak yang membantu penulis dalam mengerjakan laporan praktikum
Ergonomi Industri ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu.

IV
Penulis sadar bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Kekurangan tersebut tentunya dapat dijadikan peluang untuk peningkatan laporan
selanjutnya. Akhirnya, penulis tetap berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Tangerang Selatan, 9 September 2023

Kelompok 4

V
DAFTAR ISI

Halaman

COVER
LEMBAR IDENTITAS ............................................................................... I
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................II
LEMBAR PENILAIAN ........................................................................... III
KATA PENGANTAR .............................................................................. IV
DAFTAR ISI.............................................................................................. VI

PERTEMUAN 1 DASAR ERGONOMI INDUSTRI


A. TUJUAN PRAKTIKUM ......................................... 1
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM .. 1
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK ........ 7
D. LEMBAR KERJA .................................................. 8
E. REFRENSI.............................................................. 9

PERTEMUAN 2 LINGKUNGAN KERJA FISIK


A. TUJUAN PRAKTIKUM ........................................ 10
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM .. 10
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK........ 15
D. LEMBAR KERJA .................................................. 17
E. REFRENSI ............................................................. 21

PERTEMUAN 3 RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL)


A. TUJUAN PRAKTIKUM ........................................ 22
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM .. 22
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK........ 27
D. LEMBAR KERJA .................................................. 28
E. REFRENSI ............................................................. 29

VI
PERTEMUAN 4 RULA DAN REBA
A. TUJUAN PRAKTIKUM ......................................... 30
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM ... 30
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK ........ 33
D. LEMBAR KERJA................................................... 34
E. REFRENSI .............................................................. 36

PERTEMUAN 5 BIOMEKANIKA KERJA


A. TUJUAN PRAKTIKUM ...................................... 37
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM 37
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK ...... 46
D. LEMBAR KERJA ................................................ 47
E. REFRENSI ........................................................... 48

PERTEMUAN 6 FISIOLOGI
A. TUJUAN PRAKTIKUM ....................................... 49
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM . 49
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK ....... 53
D. LEMBAR KERJA ................................................. 55
E. REFERENSI .......................................................... 61

PERTEMUAN 7 BASAL METABOLIC RATE


A. TUJUAN PRAKTIKUM ....................................... 62
B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM . 62
C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIK ...... 64
D. LEMBAR KERJA ................................................. 65
E. REFERENSI.......................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

BIOGRAFI ANGGOTA KELOMPOK

VII
PERTEMUAN 1
DASAR ERGONOMI INDUSTRI

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Pada pertemuan pertama ini membahas mengenai dasar ergonomi indsutri,


setelah pertemuan ini diharapkan mahasiswa/i dapat memahami dan merinci
mengenai dasar ergonomi industri dan dapat mengimplementasikan ilmu ergonomi
ini di dunia kerja maupun di kehidupan sehari hari.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM

Ergonomi pertama kali dipopulerkan oleh profesor Murrel pada tahun 1999
sebagai judul buku karangannya. pemikiran tentang ergonomi sendiri sebenarnya
sudah ada sejak zaman purba ketika manusia mulai membuat alat- alat untuk
membantu pekerjaan tangan mereka untuk bertahan hidup. Akan tetapi,
perkembangan ergonomi di kala itu tidak berkembang pesat. seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu ergonomi mulai dikembangkan dan
digunakan lebih luas.
Istilah ergonomi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu
“ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas,
ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di Indonesia,
masyarakat menggunakan istilah “ergonomi” tetapi di beberapa negara seperti di
Skandinavia menggunakan istilah “bioteknologi” sedangkan di negara Amerika
menggunakan istilah “human engineering” atau “human factors engineering”.
Namun demikian, kesemuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi
fungsi manusia terhadap aktifitas yang dilakukan.
Pada dasarnya, kita boleh mengambil definisi ergonomi dari mana saja,
namun demikian perlu kita sesuaikan dengan apa yang sedang kita kerjakan. Di
bawah ini, katigaku akan menampilkan beberapa definisi ergonomi modern:
1) Ergonomi adalah aplikasi dari informasi sains tentang keberadaan manusia
(dan metode sains untuk mendapatkan informasi terkait keberadaan manusia)
dengan masalah dari desain (Pheasant, 1988)
1
2

2) Ergonomi adalah studi tentang kemampuan manusia dan karakteristik yang


berdampak pada desain dari peralatan, sistem dan pekerjaan (Corlett & Clark,
1995)
3) Ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi tentang karakter
manusia, kapasitas manusia dan keterbatasan manusia terhadap desain dari
tugas pekerja, sistem permesinan, tempat tinggal dan lingkungan sehingga
manusia dapat hidup, bekerja dan bermain dengan aman, nyaman serta efisien
( Annis & McConville, 1996)
4) Desain ergonomi merupakan aplikasi dari faktor manusia, informasi tentang
desain alat, mesin, sistem, tugas dan pekerjaaan serta lingkungan agar
manusia dapat produktif, aman, nyaman serta berfungsi secara efektif
(Manuaba, 1998)
5) Ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin sains yang memberikan
perhatian tentang interaksi antara manusia serta elemen lain dari sebuah sistem
dan profesi yang menerapkan prinsip teori, data serta metode untuk membuat
desain yang dapat mengoptimasi kesejahteraan manusia serta sistem performa
secara keseluruhan (IEA, 2000)
6) Ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin sains yang memberikan
perhatian terhadap pemahaman dari interaksi antara manusia serta elemen lain
dari sebuah sistem dan profesi yang menerapkan teori, prinsip, data serta
metode untuk membuat desain yang mengoptimasi kesejahteraan manusia
serta performa sistem secara keseluruhan. Ahli ergonomi berkontribusi
kepada desain dan evaluasi dari tugas, pekerjaan, produk, lingkungan serta
sistem agar membuat mereka sesuai dengan kebutuhan, kemampuan serta
keterbatasan dari manusia ( Waldemar K. serta William S. M., 2003)
7) Ergonomi adalah keilmuan tentang cara kita untuk bekerja dan berinteraksi
dengan karakteristik dari lingkungan; hal ini termasuk menemukan cara agar
dapat lebih efisien, termasuk cara untuk melindungi manusia dari cidera. (
Christine Durant, et.al.,2006)
3

8) Ergonomi adalah keilmuan yang memberikan perhatian kepada “fit” antara


manusia dengan pekerjaannya. Ergonomi meletakkan manusia sebagai hal
yang pertama dengan memperhatikan kemampuan dan keterbatasannya.
Ergonomi bertujuan untuk memastikan bahwa tugas, peralatan, informasi dan
lingkungan sesuai dengan setiap pekerja. (HSE,2007)
9) Ergonomi adalah keilmuan tentan manusia ketika mereka menggunakan
peralatan dalam lingkungan spesifik untuk melakukan tugas tertentu.
Ergonomi bertujuan untuk mengurangi dampak buruk dari lingkungan kepada
manusia sehingga memungkinkan setiap orang untuk memaksimalkan
kontribusi mereka kepada pekerjaan yang diberikan ( Cherie Berry, 2009)
10) Ergonomi adalah keilmuan untuk menyesuaikan kondisi tempat kerja dengan
permintaan pekerjaan kepada kemampuan dari pekerja. Ergonomi
mempertimbangkan kemampuan dan keterbatasan dari pekerja karena mereka
berinteraksi dengan peralatan, perlengkapan, metode kerja dan tugasnya dalam
lingkungan. Setiap pekerja berbeda sehingga pilihan tunggal tidak akan cocok
untuk semua pekerja. Ergonomi meliputi semua aspek dalam pekerjaan, dari
mulai stres fisik yang dibebankan kepada sendi, otot, syaraf, tendon dan tulang
dengan faktor lingkungan yang mungkin berakibat pada pendengaran, visi,
dan kenyamanan serta kesehatan umum. Mendesain tempat kerja dengan
pemahaman bahwa setiap individu berbeda dalam ukuran dan kondisi fisik
merupakan langkah pertama untuk mengurangi kemungkinan dari cidera
(UCDHS,2009)
11) Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
beraktivitas maupun istirahat dengan segala kemampuan, kebolehan dan
keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental sehingga dicapai suatu
kualitas hidup keseluruhan yang lebih baik (Tarwaka, 2010).
4

Sedangkan yang dimaksud dengan kualitas hidup manusia pekerja, sesuai


dengan yang ditetapkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Secara
umum adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan harus menghargai kehidupan dan kesehatan pekerja.
b. Pekerjaan harus memberikan pekerja dengan waktu bebas untuk
istirahat dan bersenang-senang.
c. Pekerjaan harus memungkinkan pekerja untuk melayani masyarakat dan
mendapatkan pemenuhan diri dengan meningkatkan kapasitas personal.

Dengan demikian, pencapaian kualitas hidup manusia secara optimal, baik


di tempat kerja, di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga serta setelah
pekerja pensiun dari pekerjaan, menjadi tujuan utama dari penerapan ergonomi.
Prinsip Ergonomi
Secara umum prinsip-prinsip ergonomi terdiri atas 5 poin utama,diantaranya
sebagai berikut :
1) Kegunaan (Utility), prinsip ini maksudnya setiap produk yang dihasilkan
mempunyai kegunaan untuk pekerja yang mendukung pada kegiatan atau
kebutuhan secara maksimal dengan meminimalkan kesulitan atau masalah
dalam penggunaannya.
2) Keamanan (Safety), prinsip ini maksudnya adalah setiap produk yang
dihasilkan memiliki nilai manfaat dengan upaya menekan angka risiko yang
membahayakan keselamatan ataupun menimbulkan kerugian terhadap
penggunanya.
3) Kenyamanan (Comfortability), prinsip ini maksudnya tiap produk yang
diciptakan memiliki nilai keselaranan yang tidak mengganggu suatu
kegiatan dan berupaya mendukung kegiatan tersebut.
4) Keluwesan (flexibility), prinsip ini berarti benda yang dihasilkan bisa
dimanfaatkan untuk kebutuhan pada kondisi atau fungsi ganda.
5) Kekuatan (Durability),prinsip ini berarti benda yang dihasilkan harus awet
tahan lama dan tidak mudah rusak.
5

Ruang lingkup ergonomi meliputi:

1) Lingkup Kajian Ergonomi Fisik


Kajian ergonomi secara fisik utamanya berkaitan dengan disiplin ilmu
tentang anatomi manusia, antropometrik, fisiologi dan karakteristik biomekanis
karena hal tersebut selalu terkait dengan aktivitas fisik manusia. Topik-topik yang
relevan dengan ergonomi fisik termasuk; posisi dan postur kerja, penanganan
material secara manual atau manual material handling, gerakan berulang-
berulang, pekerjaan yang berhubungan dengan gangguan sistem muskuloskeletal,
tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, dll.

2) Lingkup Kajian Ergonomi Kognitif


Ergonomi kognitif utamanya berkaitan dengan proses mental, seperti:
persepsi, memori, penalaran, dan respons motorik, karena hal-hal tersebut dapat
mempengaruhi manusia dan interaksi di antara unsur-unsur lain dari suatu sistem
kerja. Topik-topik kajian yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain
mencakup; beban kerja mental, pengambilan keputusan, pekerjaan yang
memerlukan keterampilan, interaksi manusia-mesin dan komputer, keandalan dan
kemampuan manusia, stress kerja dan pelatihan kerja, hal-hal tersebut mungkin
berkaitan erat dengan desain sistem manusia.

3) Lingkup Kajian Ergonomi Organisasi Kerja


Kajian ergonomi terhadap organisasi kerja adalah berkaitan dengan
optimalisasi sistem sosio teknik, termasuk juga kajian tentang struktur organisasi,
kebijakan, dan proses kerja. Topik-topik yang relevan dari kajian ini meliputi;
komunikasi, pengelolaan sumber daya manusia, desain pekerjaan atau tugas-tugas,
desain waktu kerja dan istirahat, pembentukan tim kerja, desain pendekatan
partisipatif, ergonomi dalam kehidupan masyarakat secara luas, kerjasama tim
kerja, paradigm tentang pekerjaan baru, budaya organisasi, organisasi virtual, dan
manajemen mutu.
6

4) Lingkup Kajian Ergonomi Lingkungan Kerja


Kajian ergonomi terhadap lingkungan kerja adalah berkaitan dengan
masalah – masalah faktor fisik lingkungan kerja, seperti : pencahayaan atau
penerangan, temperature atau iklim kerja, kebisingan, dan getaran. Kajian
ergonomi lingkungan kerja juga meliputi faktor kimia dan faktor biologi. Topik –
topik yg relevan dengan ergonomi lingkungan kerja antara lain meliputi:
perancangan ruangan kerja, sistem akustik, house keeping, kenyamanan
pemakaian alat pelindung diri, dan lain – lainnya.
7

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM

Alat dan Fungsi

1. Stopwatch : Cara kerja benda ini dirancang untuk memulainya dengan menekan tombol
di atas sehingga bergerak jarumnya dan menekan kembali tombol tersebut maka jarum
berhenti sehingga suatu waktu detik di tampilkan sebagai waktu yang berlalu.

2. Light meter : Cara kerja yaitu menempatkannya ke subjek foto dan mengarahkan kubah
putih light menghadap arah cahaya lalu menekan tombol di light meter.

3. Sound level meter : Cara kerja tingkat kebisingan dapat diukur menggunakan alat
sound level meter.
4. Termometer : Cara kerja ketika suhu dari luar sistem (lingkungan) didekatkan dengan
termometer maka cairan (alkohol/raksa) yang ada di dalam termometer akan memuai
(baca artikel tentang pemuaian zat cair) sehingga volumenya akan terus bertambah
seiring dengan pertambahan suhu.
5. Handgrip : Merupakan alat yang di desain khusus untuk menguatkan lengan bawah dan
untuk melatih otot tangan.

6. Treadmill : Cara kerja dengan anda berjalan atau lari di atasnya. Alat ini sangat mudah
digunakan dan menyenangkan karena kita bisa mengatur kecepatannya sendiri, dari
mulai pelan, sedang dan cepat. Jika kecepatannya pelan, anda bisa berjalan di atasnya,
tetapi jika anda ingin lari, anda bisa menambah kecepatannya.

7. Sepeda Statis : Merupakan alat yang digunakan untuk berolahraga seperti layaknya
olahraga bersepeda.
9

D. LEMBAR KERJA

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email:
labindustri98@gmail.com

No Nama Alat Fungsi Gambar Gambar


1 Stopwatch Fungsi pencatat
waktu

2 Light meter Fungsi untuk


mengukur intensitas
cahaya

3 Sound level meter Fungsi mendeteksi


getaran

4 Termometer Fungsi mampu


mengenali suhu
panas

5 Handgrip Untuk menguatkan


lengan bawah dan
untuk melatih otot
tangan

6 Treadmill Fungsi tredmill


digunakan untuk
pemanasan dan
pendinginan

7 Sepeda statis Fungsi dapat


menurunkan dan
mengurangi segala
penyakit
9

A. REFERENSI

A.M., Madyana., 1996, Analisis Perancangan


Kerja., Jilid 1, Yogyakarta,Penerbit Universitas Atma
Jaya

Herjanto, Eddy., 1999, Manajemen Produksi &


Operasi, Edisi Kedua, Jakarta,Grasindo

Nurmianto, Eko.,1996, Ergonomi, Konsep Dasar


Dan Aplikasinya, Edisi Pertama,Jakarta, Guna Widya

Purnomo, Hari., 2004, Perencanaan &


Perancangan Fasilitas, Yogyakarta, GrahaIlmu

Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak


dan Waktu. Surabaya: GunaWidya 1995

Wignjosoebroto, S., (2000) : Ergonomi, Studi


Gerak dan Waktu - Teknik Analisisuntuk Peningkatan
Produktivitas Kerja, Penerbit Guna Widya, Surabaya
PERTEMUAN 2
LINGKUNGAN KERJA FISIK

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada pertemuan ini akan membahas mengenai lingkungan kerja. Mahasiswa
diharapkan dapat mengerti, memahami serta menganalisis tingkat kebisingan serta
tingkat pencahayaan di lingkungan kerja.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM


Di era globalisasi saat ini, setiap organisasi di tuntut untuk memiliki
manajemen yang baik untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Efektivitas
organisasi dapat tercapai dengan baik salah satunya dengan memiliki sumber daya
manusia yang efektif sebagai faktor yang menjadi penggerak bagi setiap kegiatan
dalam organisasi (Rahmawanti, dkk., 2014). Melihat pentingnya karyawan dalam
organisasi, maka diperlukan perhatian lebih serius terhadap tugas yang diberikan
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Riza, dkk., 2014). Untuk mengetahui
tercapainya tujuan organisasi dapat dilihat dari kinerja karyawan. Kinerja
merupakan suatu pengukuran ringkas dari kuantitas dan kualitas kontribusi
tugastugas yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk kerja unit atau
organisasi. Para karyawan dapat meningkatkan kinerjanya secara maksimal dengan
didukung lingkungan kerja yang sesuai (Rahmawanti, dkk., 2014). Lingkungan
kerja merupakan salah satu komponen terpenting dalam karyawan menyelesaikan
pekerjaannya.

Menurut Sedarmayanti (2001:21), “Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan


berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
karyawan baik secara langsung maupun scara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik
adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik dan sosial-kultural yang
mengelilingi atau mempengaruhi individu. (Komarudin, 2002: 142). Lingkungan kerja
fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu
udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain (Alex. S. Nitisemito,
2002 : 183).

10
11

Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan lingkungan kerja fisik adalah


segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan bekerja yang mempengaruhi
karyawan dalam melaksanakan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam
suatu organisasi sangatlah penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan
maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja fisik dalam penyelenggaraan
aktivitas organisasi.

Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni:

a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat


kerja, kursi, meja dan sebagainya).
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan
kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :temperatur,
kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis,
bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka


langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik dan
tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai dasar
memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.

1) Faktor-faktor lingkungan kerja fisik


Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja
yang dapat mempengaruhi dirinya didalam melaksanakan tugas-tugasnya. Faktor-
faktor lingkungan kerja fisik adalah sebagai berikut:
a. Pewarnaan
b. Penerangan
c. Udara
d. Suara
e. Ruang
f. Keamanan
g. Kebersihan
12

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:


1) Pewarnaan
Masalah warna dapat berpengaruh terhadap karyawan didalam
melaksanakan pekerjaan, akan tetapi banyak perusahaan yang kurang
memperhatikan masalah warna. Dengan demikian pengaturan hendaknya memberi
manfaat, dalam arti dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Pewarnaan
pada dinding ruang kerja hendaknya mempergunakan warna yang lembut.
Warna yang baik dipakai pada ruangan yang sempit adalah warna putuh, karena
dengan putih ruangan tersebut akan nampak lebih luas, bersih yang dapat
membantu pekerjaan yang memerlukan ketelitian. Di sini bukan warna saja yang
perlu diperhatikan, karena kombinasi warna yang salah dapat menimbulkan rasa
yang kurang menyenangkan bagi orang yang memandangnya. Rasa yang tidak
menyenangkan akan menyebabkan turunnya semangat kerja karyawan, masalah
warna bukan hanya pada dinding saja, namun juga warna mesin, peralatan dan
bahkan warna seragam yang dikenakan oleh karyawan. Sistem penerangan yang
mempergunakan dinding atau sebagai pembaur sinar, kembali dapat mempengaruhi
warna yang dipergunakan dalam ruangan kerja karyawan, sehingga dapat
menimbulkan penerangan yang baik di dalam ruangan kerja tersebut.

2) Penerangan
Penerangan dalam ruang kerja karyawan memegang peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan semangat karyawan sehingga mereka akan
dapat menunjukkan hasil kerja yang baik, yang berarti bahwa penerangan tempat
kerja yang cukup sangat membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan operasional
perusahaan.
Atas dasar hal tersebut di atas maka, pemeliharaan sistem penerangan ini sangat
diperlukan di dalam suatu perusahaan, walaupun demikian sistem penerangan ini
hanya menunjang saja bukan satu-satunya faktor yang menentukan berhasilnya
proses produksi. Disamping faktor penerangan, faktor-faktor lain juga harus
diperhatikan.
13

3) Udara
Di dalam ruangan kerja karyawan dibutuhkan udara yang cukup, dimana
dengan adanya pertukaran udara yang cukup, akan menyebabkan kesegaran fisik
dari karyawan tersebut. Suhu udara yang terlalu panas akan menyebabkan
menurunnya semangat kerja karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.
Adapun suhu udara atau temperatur ruang kerja karyawan yang didapat
dipertahankan baik pada musim panas maupun di musim dingin adalah bahwa
suhu udara harus dipertahankan di bawah 21oC untuk menekan kelembaban.

4) Suara
Bunyi bising sangat diperhatikan, karena dapat membantu kesenangan
kerja, merusak pendengaran dan dapat menimbulkan komunikasi yang salah. Oleh
karena itu setiap perusahaan selalu berusaha untuk menghilangkan suara bising
tersebut atau paling tidak menekannya untuk memperkecil suara bising tersebut.
Dengan terganggunya seseorang atau karyawan didalam melaksanakan pekerjaan
mengakibatkan pekerjaan tersebut salah sehingga jumlah dan mutu barang yang
dihasilkan menurun. Kemampuan perusahaan di dalam menyediakan dana untuk
keperluan pengendalian suara bising tersebut, juga merupakan salah satu faktor
yang menentukan pilihan cara pengendalian suara bising dalam suatu perusahaan.
Suara bising dapat dihindari dengan suatu tindakan seperti:
a. Mengurangi intensitas dari bunyi itu pada sumbernya dengan mengadakan
perubahan atau modifikasi mesin secara mekanis.
b. Mencegah terpencar atau meluasnya suara bising tersebut dengan
mengisolasikan atau menutup rapat-rapat suara bising tersebut.
c. Menghindari adanya alunan suara yang memantulkan dengan jalan
menyerap suara itu dengan bahan-bahan penyerap suara itu seperti rock wall
atau fiber glass.
14

5) Ruang
Dalam suatu perusahaan hendaknya karyawan yang bekerja mendapat
tempat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas. Seseorang tidak
mungkin dapat bekerja dengan tenang jika tempat yang tersedia tidak dapat
memberikan kenyamanan. Padatnya tempat sama ruang gerak yang sempit dapat
mengurangi semangat kerja karyawan dalam melakukan aktivitasnya. Dengan
demikian, ruang gerak di dalam melaksanakan pekerjaan perlu diperhatikan,
sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik, dan begitu juga sebaliknya jika
ruang gerak terlalu lebar akan mengakibatkan pemborosan biaya. Oleh karena itu,
ruang gerak untuk tempat karyawan bekerja seharusnya direncanakan terlebih
dahulu agar para karyawan tidak terganggu di dalam melaksanakan pekerjaan
disamping itu juga perusahaan harus dapat menghindari dari pemborosan dan
menekan pengeluaran biaya yang banyak.

6) Keamanan
Rasa aman bagi karyawan sangat berpengaruh terhadap semangat dan
gairah kerja karyawan. Di sini yang dimaksud dengan keamanan yaitu keamanan
yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan kerja fisik. Jika di tempat kerja tidak
aman karyawan tersebut akan menjadi gelisah, tidak bisa berkonsentrasi dengan
pekerjaannya serta semangat kerja karyawan tersebut akan mengalami penurunan.
Keamanan di sini sebenarnya lebih luas dari semua itu sehingga di sini kontruksi
gedung tempat mereka bekerja, kontruksi gedung yang sudah tua, tanpa adanya
perbaikan sewaktu-waktu gedung itu bisa roboh dan bisa mengalami korban jiwa.
Oleh karena itu sebaiknya suatu perusahaan terus berusaha untuk menciptakan dan
mempertahankan suatu keadaan dan suasana aman tersebut dapat dirasakan oleh
karyawan agar karyawan tersebut tidak merasa terganggu dalam melaksanakan
pekerjaannya. Dan pekerjaan yang diberikan kepada karyawan merasa senang dan
betah bekerja.
15

7) Kebersihan
Di dalam suatu perusahaan hendaknya menjaga kebersihan lingkungan,
sebab kebersihan lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang.
Dapat dibayangkan bila anda bekerja pada suatu tempat yang penuh dengan debu
dan bau yang tidak sedap, apalagi pekerjaan itu memerlukan konsentrasi yang
cukup tinggi. Dengan adanya lingkungan yang bersih karyawan akan merasa
senang sehingga semangat kerja karyawan akan meningkat.

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM

Dalam melaksanakan praktikum tentang lingkungan kerja fisik ini, dibutuhkan


beberapa peralatan, antara lain :

1) Sound Level Meter


2) Lux Meter
3) Ruangan kerja
4) Stopwatch
5) Alat tulis
6) Lembar Data
7) Lembar Kerja

Berikut beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam praktikum


lingkungan kerja fisik untuk mengamati kebisingan dan tingkat pencahayaan,
antara lain:
16

Pengambilan Data Ke - 1

1. Penelitian dilakukan pada ruangan Climatic Chember untuk melalukan


pengukuran.
2. Ambil 1 orang sebagai Contoh untuk bekerja pada ruang Climatic chamber.
3. Aktifkan sound level meter untuk melakukan pengukuran tingkat kebisingan
pada ruangan tersebut.
4. Aktifkan lux meter untuk melakukan pengukuran tingkat cahaya dalam ruangan
tersebut.
5. Lihat dan lakukan pencatatan pada lembar data pada angka yang tertera pada alat
sound level meter dan alat lux meter setiap 30 detik.
6. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pengukuran pada Kondisi Ke-1, Kondisi
Ke-2 dan Kondisi Ke-3, dan gunakan stopwatch untuk melihat waktu selama 30
dektik.
7. Pekerja mulai pekerjaannya pada Temperatur, Suara dan Cahaya yang
ditentukan.
8. Catatlah jumlah yang benar dalam pekerja melakukan pekerjaannya dan rata-
ratakan.
17

D. LEMBAR KERJA

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten


Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM
Temperatur Identitas Intensitas Jumlah Benar
Kondisi
Suara Cahaya
Celcius 1 2 3
(db) (Lux)

I 37 95 60 6 7

II 20 92 80 8 9 11

III 21 75 100 13 13 15

Pengukuran Kebisingan (dB) Cahaya (Lux)


1 87,6 49
2 81,3 46,6
3 80,9 52,7
4 90,1 54
5 40,2 71,3
6 43,6 73,2
7 50,2 84
8 69,2 101,1
9 70,8 124
10 80,4 133,3
18

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
1
• Lek = 10 log (𝑛 (10L1/10 + 10L2/10 + 10L3/10))
1
= 10 log (3 (1095/10 + 1092/10 + 1075/10))
1
= 10 log (3 (109,5 + 109,2 + 107,5))
1
= 10 log (3 x (3162277,6 + 1584893,192 + 31622776,6)
1
= 10 log (3 x (36369947,45)

= 10 log 12123315,82
= 70,83
𝑥1 22
• 𝑥̅ =1=∑ = = 7,3
𝑛 3
𝑥2 28
2=∑ = = 9,3
𝑛 3

𝑥3 41 13,6
3=∑ = =
𝑛 3 30,2

𝑥̅ 30,2
• 𝑥̅ double = ∑ = = 10,1
𝑘 3

Maka didapatkan hasil dalam 3 kondisi ruangan kerja tinggi,


sedang dan rendah maka rata-rata pekerja yang diteliti jumlah
benar sekitar 10,1
19

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
1
• Lek = 10 log (10 x (10L1/10 + 10L2/10 + 10L3/10 + 10L4/10 + 10L5/10 + 10L6/10

+ 10L7/10 + 10L8/10 + 10L8/10 + 10L9/10 + 10L10/10)


1
= 10 log (10 x ( 1087,6 /10 + 1081,3/10 + 1080,9/10 + 1090,1/10 + 1040,2/10 +

1043,6/10 + 1050,2/10 + 1069,2/10 + 1070,8/10 + 1080,4/10 )

1
= 10 log (10 x ( 575439937,3 + 134896288,3 + 123026877,1 +

10232929,9 + 104712854,8 + 229086765,3 + 104712854,8

+ 83176377,11 + 12022644,35 + 109647819,6 )


1
= 10 log (10 x 1486954,75)

= 61,72
20

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
Pencahayaan :
A/L = 1 LB = 70% = 0,7
B/W = 10 NR = 80% = 0,8
H=2 Daya = 10 Watt
L/W = 75

E₁ + E₂ + E₃ + …..En
• €= 𝑛
49+46,6+53,7+54+71,3+73,2+84+101,1+124+133,3
€= 10
788,9
€= = 78,89 𝐿𝑢𝑥
10

Flux ∅ = W x L/W
= 10 x 75 = 750
• Ketinggian Ruangan
h = H – 0,85
= 2 – 0,85 = 1,15 meter
• Faktor Ruangan
(𝐴 𝑥 𝐵) (10 𝑥 11) 110
= (1,15 (10+11) = = 4,554 meter
(ℎ (𝐴 + 𝐵)) 24,15

• Jumlah Armature
(1,25 𝑥 € 𝑥 𝐿 𝑥 𝑊)
N = (𝐾.∅ 𝑥 𝑛𝐿𝐵 𝑥 𝑁𝑅)
(1,25 𝑥 78,89 𝑥 10 𝑥 11)
= (4,554 𝑥 750 𝑥 0,7 𝑥 0,8)
10847,3
= 1912,68

= 5,671
21

E. REFERENSI

Rahmawanti, dkk. 2014. Pengaruh Lingkungan Kerja


Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),
Vol. 8, No. 2, Maret.
Riza, dkk. 2014. Pengaruh kompensasi, Disiplin dan Lingkungan
Kerja Non Fisik Terhadap Motivasi Kerja serta Dampaknya Pada Kinerja
Pegawai.
Jurnal Manajemen. Vol. 3, No.1, Februari, Hal. 47-55.
Simamora, dkk. 2016. Pengaruh lingkungan kerja fisik dan non
fisik terhadap motivasi kerja karyawan. Jurnal administrasi bisnis (JAB),
Vol.31, No.1 Februari, hal. 158-166.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wursanto. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset.
PERTEMUAN 3
RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL)

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Pertemuan ketiga ini akan membahas mengenai metode Recomemended
Weight Limit (RWL). Mahasiswa diharapkan dapat mengukur postur kerja untuk
mengetahui posisi kerja yang baik dan memperbaiki postur tubuh.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM

Postur kerja merupakan titik penentu dalam menganalisa efektivitas dari


suatu pekerjaan Apabila postur kerja yang dilakukan oleh operator sudah baik dan
ergonomis maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh oleh operator tersebut akan
baik. Akan tetapi, bila postur kerja operator tersebut salah atau tidak ergonomis
maka operator tersebut akan mudah kelelahan dan terjadinya kelainan pada bentuk
tulang operator tersebut. Apabila operator mudah mengalami kelelahan maka hasil
pekerjaan yang dilakukan operator terebut juga akan mengalami penurunan dan
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Postur kerja merupakan pengaturan sikap tubuh saat bekerja. Sikap kerja yang
berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula Pada saat bekerja
sebaiknya postur dilakukan secara alamiah sehingga dapat meminimalisasi
timbulnya cidera muscoluskeletal. Kenyamanan tercipta bila pekerja telah
melakukan postur kerja yang baik dan anan. Menurut (Nugraha, 2013) yang dikutip
dari Tayyari (1997), postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh pergerakan organ
tubuh saat bekerja yang meliputi:
1) Flexion adalah gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi pengurangan
2) Extension adalah gerakan merentangkan (stretching) dimana terjadi
peningkatan sudut antara dua tulang.

22
23

3) Abduction adalah pergerakan menyamping menjauhi dari sumbu tengah


(the median plane) tubuh.
4) Adduction adalah pergerakan ke arah sumbu tengah tubuh (the mediun
plane).
5) Rotution adalah gerakan perputaran bagian atas lengan atau kaki depan.
6) Pronation adalah perputaran bagian tengah (menuju kedalam) dari anggota
tubuh.
7) Supinution adalah perputaran ke arah samping (menuju keluar) dari anggota
tubuh.

Menurut (Merulla, 2010) yang dikutip dari Grieve dan Pheasant (1982),
postur adalah orientasi rata-rata dari anggota tubuh. Pustur tubuh ditentukan oleh
ukuran tubuh dan ukuran peralatan atau benda lainnya yang digunakan pada saat
bekerja. Pada saat bekerja perlu diperhatikan postur tubuh dalam keadaan
seimbang agar dapat bekerja dengan nyaman dan lahan lama. Keseimbangan tubuh
sangat dipengeruhi oleh luas dasar penyangga atau lantai dan tinggi dari titik gaya
berat. Untuk mempertahankan postur tubuh tertentu, seseorang harus melakukan
usaha melawan gaya yang berasal dari luar tubuh yaitu dengan mengkontraksikan
otot. Gaya tersebut berupa gaya gravitasi bumi dan gaya dari obyek yang diangkat
Untuk mencapai keadaan yang seimbang, dalam hal ini akan terjadi interaksi
antara gaya beban dan gaya yang berasal dari otot. Postur tubuh yang tidak
seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan
stres pada bagian tubuh tertentu, yang disebut dengan postural stress.
Sikap kerja alamiah atau postur normal yaitu sikap atau postur dalam proses kerja
yang sesuai dengan anatomi tubuh, sehingga tidak teriadi pergeseran atau
penekanan pada bagian penting tubuh seperti organ tubuh, syaraf, tendon dan
tulang sehingga keadaan inenjadi reluks dan tidak menyebabkan keluhan
musculoskeletal disorders serta sistem tubuh yang lain. Menurut (Merulla, 2010)
yang dikutip dari Baird dan Bridger (1995), postur normal pada saat bekerja, yaitu:
1. Pada Tangan dan Pergelangan Tangan
Sikap atau postur normal pada bagian tangan dan pergelangan
tangan adalah berada dalam keadaan garis lurus dengan jari tengah, tidak
miring ataupun mengalami fleksi ekstensi.
24

2. Pada Leher
Sikap atau posisi normal leher lurus dan tidak miring/memutar ke
samping kin atau kanan. Posisi miring pada leher tidak melebihi 20°
sehingga tidak terjadi penekanan pada discus tulang cervical.

3. Pada Bahu
Sikap atau posisi normal pada bahu adalah tidak dalam keadaan
mengangkat dan siku berada dekat dengan tubuh sehingga bahu kiri dan
kanan dalam keadaan lurus dan proporsional.

4. Pada Punggung
Sikap aiau postur normal dari tulang belakang untuk bagian toruks
adalah kiposis dan untuk bagian lumbal adalah lordosis serta tidak miring ke
kiri atau ke kanan. Postur tubuh membungkuk tidak boleh lebih dari 20°.
Sedangkan, menurut (Merulla, 2010) yang dikutip dari Humantech (1995),
sikap kerja tidak alamiah atau postur janggal adalah deviasi atau pergeseran
dari gerakan tubuh atau anggota gerak yang dilakukan oleh pekerja saat
melakukan aktifitas dari postur atau posisi normal secara berulang-ulang
dalam waktu yang relatif lama. Gerakan dan postur janggal ini adalah suatu
faktor risiko untuk terjadinya gangguan, penyakit dan cidera pada sistem
muskuloskeletal.
5. Pada Tangan atau Pergelangan Tangan

a. Jari menjepit, adalah posisi jari ketika menjepit objek dengan


beban >0.9 kg.
b. Jari menggenggam, adalah posisi jari ketika menggenggan objek
dengan beban > 45 kg.
c. Deviasi radiul, adalah postur tangan yang miring ke arah ibu jari.
Postur janggal ini dipertahankan dalam waktu > 10 detik, dan
dilakukan secara berulang-ulang sebanyak > 30 kali per menit.
d. Jari menekan, adalah penggunaan tekanan satu jari atau lebih
terhadap permukaan suatu objek. Postur janggal ini dipertahankan
dalam waktu > 10 detik, dan dilakukan secara berulang-ulang
sebanyak > 30 kali per menit.
25

e. Fleksi pergelangan tangan > 45°, adalah posisi pergelangan tangan


yang menekuk ke arah telapak tangan, diukur dari sudut yang
dibentuk oleh lengan bawah dan sumbu tangan sebesaar > 45°.
Postur janggal ini dipertahankan dalam waktu > 10 detik, dan
dilakukan secara berulang- ulang sebanyak 30 kali per menit.
f. Ekstensi pergelangan tangan > 45°, adalah posisi pergelangan
tangan yang menekuk ke arah punggung tangan, diukur dan sudut
yang dibentuk oleh lengan bawah dan sumbu tangan sebesar > 45°.
Postus janggal ini dipertahankan dalam waktu > 10 deuk, dan
dilakukan secara berulang-ulang sebanyak > 30 kali per menit.
g. Deviasi ulnur, adalah postur tangan yang miring ke arah jari
kelingking Postur janggal ini diperhatikan dalam waktu 10 detik,
dan dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 230 kali per menit.
6. Pada Siku
a. Rotasi lengan, adalah gerakan yang terjadi pada persendian lengan
dan siku. Durasi untuk posisi janggal pada siku belum ada
standanya.
b. Ekstensi penuh, adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh sumbu
lengan alas dan sumbu lengan bawah > 135o. Durasi untuk posisi
janggal pada siku belum ada standarnya. Frekuensi postur janggal
tersebut dilakukan secara berulang >= 2 kali per menit.
7. Pada Bahu
Bahu merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi sebagai
penopang otot. Karena itu postur janggal pada tangan dan pergelangan tangan
juga dapat mempengaruhi keadaan bahu dikarenakan bahu merupakan tempat
penopang otot- otot tangan. Bentuk postur janggal pada bahu ditandai dengan
gerakan bahu yang mendekati ujung telinga bawah, baik yang kiri maupun
yang kanan. Postur janggal ini dipertahankan dalam waktu >= 10 detik, dan
dilakukan sebanyak >=2 kali per menit.
26

8. Pada leher
a. Menunduk, yaitu ke arah depan sehingga sudut yang dibentuk oleh
garis vertical dengan sumbu ruas tulang leher > 20°. Postur janggal ini
dipertahankan dalam waktu > 10 detik, dan dilakukan secara berulang- ulang
sebanyak >=2 kali per menit.
b. Rotasi, yaitu setiap gerakan dari leher yang memutar baik ke kanan
maupun ke kiri tanpa melihat besarnya derajat rotasi yang dilakukan. Postur
janggal ini dipertanankan dalam waktı >= 10 detik, dan dilakukan secara
berulang-ulang sebanyak >= 2 kali per menit.
c. Miring, yaitu setiap gerakan dari leher yang miring, baik ke kanan
maupun ke kiri, tanpa melihat besarnya sudut yang dibentuk oleh garis
vertikal dengan sumbu dan quas tulang leher. Postur janggal ini
dipertahankan dalam waktu >=10 detik, dan dilakukan secara berulang- ulang
sebanyak >= 2 kali per menit.
d. Menengadah, yaitu setiap postur dari leher yang mendongak ke
atas, tanpa melihat besarnya sudut yang dibentuk oleh gans vertikal dengan
sumbu dari ruas tulang lahat Posiur jareal ini dipertahankan dalam waktu >=
10 detik, dan dilakukan scara berulang-ulang sebanyak >= 2 kali per menit.

9. Pada Punggung
a. Membungkuk, adalah posisi badan ke arah depan sehinga antara
sumbu bukti bagian atas akan membentuk sudut >= 20° dengan garis venuhal
Postur janggal ini dapat dipertahankan dalam waktu 10 detik dan dilakukan
selama >= 2 kali per menit.
b. Miring adalah penyimpangan tubuh dan garis vertikal, tanpa
memperhitungkan besarnya sudut yang dibentuk. Postur janggal ini
dipertahankan dalam waktu >= 2 kali per menit.
c. Rotasi badan, adalah setiap gerakan dari badan yang memutar, baik
ke kanan maupun ke kini, tanpa melihat besarnya derajat rotasi yang
dilakukan. Postur janggal ini dipertahankan dalam waktu >= 10 detik, dan
dilakukan sebanyak >= 2 kali per men
27

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM


Dalam melakukan praktikum tentang postur kerja dengan metode
recommended weight limit (RWL), diperlukan alat dan bahan,diantaranya: Objek
manusia yang melakukan aktivitas kerja.
1. Alat perekam / kamera.
2. Perlengkapan alat tulis.
3. Lembar data.
4. Lembar kerja.

Dan berikut ini prosedur dalam melakukan praktikum tentang penilaian postur
kerja pada manusia dalam melakukan aktivitas, yaitu:

1. Lakukan observasi pada aktivitas kerja yang berkaitan dengan ilmu


ergonomi yang terdapat pada program studi Teknik Industri.
2. Lakukan dua kali pengambilan gambar manusia yang sedang
melakukan aktivitas kerja dengan gerakan yang berbeda
menggunakan bantuan foto dari penggunaan alat kamera.
3. Amati bentuk postur kerja tersebut dan masukan angka hasil dari
penelitian pada lembar data pengamatan dengan menggunakan alat
tulis.
4. Berikan analisa dari hasil pengukuran postur kerja tersebut apakah
sudah memenuhi prinsip ergonomi atau belum pada lembar kerja.
28

D. LEMBAR KERJA

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten


Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
Diketahui : 𝐻0 = 22cm 𝐴0 = 0
𝐻1 = 43cm 𝐴1 = 120
𝑉0 = 47cm F = 100
𝑉1 = 182cm V = 𝟒𝟎𝟑= 64.000cm = 3.904 Inchi
D = 135 Durasi = 230 menit
Muatan = 7,5kg
• 𝑅𝑊𝐿0 • 𝑅𝑊𝐿𝟏
25 25 25 25
𝐻𝑀0 = 𝐻 = 22 = 1,3 𝐻𝑀𝟏 = 𝐻 = 43 = 0,58
0 1
𝑉𝑀0 = 1 – 0,00326 x (𝑉0 – 75) 𝑉𝑀1 = 1 – 0,00326 x (𝑉1 – 75)
= 1 – 0,00326 x (47 – 75) = 1 – 0,00326 x (182 – 75)
= 1 – 0,00326 x 28 = 1 – 0,00326 x 107
= 0,90 = 0,65
4,5 4,5
𝐷𝑀0 = 0,82 + ( ) D = 𝑉1 - 𝑉0 𝐷𝑀1 = 0,82 + ( )
𝐷 𝐷
= 182 – 47 4,5
= 0,82 + 135
= 135
= 0,82 + 0,03
= 0,82 + 0,03 = 0,85
= 0,85 𝐴𝑀1 = 1 – 0,0032 x 𝐴1
𝐴𝑀0 = 1 – 0,0032 x 𝐴0 = 1 – 0,0032 x 120
= 1 – 0,0032 x 0 = 0,616
=1 𝐹𝑀1 = 0,55
𝐹 100
𝐹𝑀0 = 𝑑 = 135 = 0,74 0,55 𝐶𝑀1 = 1
• 𝑅𝑊𝐿1= LC x HM x VM x DM x AM x FM x
𝐶𝑀0 = 1
CM
• 𝑅𝑊𝐿0 = LC x HM x VM x DM x AM x FM = 23 x 0,58 x 0,65 x 0,85 x 0,616 x 0,55
x CM x1
= 23 x 1,13 x 0,90 x 0,85 x 1 x = 249,7
0,55 x 1
= 10,93
𝐿 7,5 𝐿 7,5
𝐿𝐼0 = 𝑅𝑊𝐿 = 10,93 = 0,686 (Aman) 𝐿𝐼1 = 𝑅𝑊𝐿 = 249,7 = 0,030 (Aman)
29

A. REFERENSI

Jurnal Pengabdian Dharma Masyarakat. Vol. 01 (01).


Hal. 65 – 85.
Laksono, Endang W., dkk. 2018. Pelatihan Pembuatan Pelembut
Cucian yang Ramah Lingkungan. Jurnal Pengabdian Masyarakat MIPA
dan Pendidikan MIPA. Vol. 02(01). 38-41
Maharani, A. D., & Dewi, N. K. C. (2020). Optimasi Formula
Softener Pelembut Pakaian Berbahan Dasar Minyak Kelapa dengan
Metode Response Surface Methodology (RSM). Jurnal Kimia Sains dan
Aplikasi, 23(2), 62-70.
Rahardjo, B., & Hardiani, D. (2020). Pembuatan Softener Pelembut
Pakaian dengan Bahan Dasar Alami. Jurnal Teknik Kimia USU, 9(3), 65-
71.
Septiana, Nurul, dkk. 2022. Pelatihan Pembuatan Softener Pakaian
Bagi Ibu-Ibu Dharma Wanita Persatuan IAIN Palangkaraya. [Jurnal]
Pengabdian Masyarakat Borneo Volume 6 Nomor 2. Kalimantan Utara:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Yulianti, D., & Arief, A. (2019). Pengaruh Konsentrasi Gliserin
dan Propilen Glikol pada Softener Pelembut Pakaian Terhadap
Karakteristik Tekstil. Jurnal Riset Teknologi Industri, 12(2), 73-80.
Zulkarnain, M., & Indriyani, R. (2019). Formulasi dan
Karakterisasi Softener Pelembut Pakaian Berbahan Dasar Bungkil Kelapa
Sawit. Jurnal Teknik Kimia, 25(2), 85-92.
PERTEMUAN 4
RULA DAN REBA

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Dalam praktikum ini akan membahas mengenai Rapid Upper Limb
Assessment (RULA) dan REBA (Rapid Entire Body Assessment). Mahasiswa
dapat melakukan pengukuran postur kerja dengan metode tersebut.

B. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM


Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah sebuah metode untuk
menilai postur, gaya, dan gerakan suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan
penggunaan anggota tubuh bagian atas (upper limb). Metode ini dikembangkan
untuk menyelidiki resiko kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam
melakukan aktivitas kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper
limb) (Andrian, 2013).
Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tabel penilaian untuk
memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami oleh pekerja.
Faktor-faktor resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah yang telah
dideskripsikan oleh McPhee’ sebagai faktor beban eksternal (external load factors)
yang meliputi: jumlah gerakan, jerja otot statis, gaya, postur kerja yang ditentukan
oleh perlengkapan dan perabotan, dan waktu kerja tanpa istirahat.
Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan di atas
(jumlah gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), Rapid Upper Limb Assessment
(RULA) dikembangkan untuk:

1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk


penjabaran kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan
dengan anggota tubuh bagian atas.

30
31

2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan
melakukan pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat menyebabkan
kelelahan otot.
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi yang
lebih luas meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental, lingkungan dan
organisasional.

Prosedur Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

Prosedur dalam pengembangan metode Rapid Upper Limb Assessment


(RULA) meliputi tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan metode untuk
merekam postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan sistem penilaian dengan
skor, dan yang ketiga adalah pengembangan dari skala tingkat tindakan yang
memberikan panduan pada tingkat resiko dan kebutuhan tindakan untuk
mengadakan penilaian lanjut yang lebih detail.
REBA (Rapid Entire Body Assessment) adalah sebuah metode dalam bidang
ergonomic yang digunakan secara cepat untuk menilai postur leher, punggung,
lengan, pergelangan tangan dan kaki seorang pekerja. REBA memiliki kesamaan
yang mendekati metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment), tetapi metode
REBA tidak sebaik metode RULA yang menunjukkan pada analisis pada
keunggulan yang sangat dibutuhkan dan untuk pergerakan pada pekerjaan berulang
yang diciptakan, REBA lebih umum, dalam penjumlahan salah satu sistem baru
dalam analisis yang didalamnya termasuk faktor – faktor dinamis dan statis bentuk
pembebanan 19 interaksi pembebanan perorangan, dan konsep baru berhubungan
dengan pertimbangan dengan sebutan “The Gravity Attended” untuk
mengutamakan posisi dari yang paling unggul.
Metode REBA telah mengikuti karakteristik, yang telah dikembangan untuk
memberikan jawaban untuk keperluan mendapatkan peralatan yang bisa digunakan
untuk mengukur pada aspek pembebanan fisik para pekerja. Analisa dapat dibuat
sebelum atau setelah sebuah interferensi untuk mendemonstrasikan resiko yang
telah dihentikan dari sebuah cedera yang timbul. Hal ini memberikan sebuah
32

kecepatan pada penilaian sistematis dari resiko sikap tubuh dari seluruh tubuh yang
bisa pekerja dapatkan dari pekerjaannya. Pengembangan dari percobaan metode
REBA adalah :
1. Untuk mengembangkan sebuah sistem dari analisa bentuk tubuh yang pantas
untuk resiko musculoskeletal pada berbagai macam tugas.
2. Untuk membagi tubuh kedalam bagian – bagian untuk pemberian kode
individual, menerangkan rencana perpindahan.
3. Untuk mendukung sistem penilaian aktivitas otot pada posisi statis (kelompok
bagian, atau bagian dari tubuh), dinamis (aksi berulang, contohnya pengulangan
yang unggul pada veces/minute, kecuali berjalan kaki), tidak cocok dengan
perubahan posisi yang cepat.
4. Untuk menggapai interaksi atau hubungan antara seorang dan beban adalah
penting dalam manipulasi manual, tetapi itu tidak selalu bisa dilakukan dengan
tangan.Termasuk sebuah faktor yang tidak tetap dari pengambilan untuk
manipulasi beban manual.
5. Untuk memberikan sebuah tingkatan dari aksi melalui nilai akhir dengan
indikasi dalam keadaan terpaksa Metode REBA juga dilengkapi dengan faktor
coupling, beban eksternal aktivitas kerja. Dalam metode ini, segmen – segmen
tubuh dibagi menjadi dua group, yaitu group A dan group B. Group A terdiri
dari punggung (batang tubuh), leher, dan kaki. Sedangkan group B terdiri dari
lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan.
33

C. PROSEDUR DAN MEKANISME PRAKTIKUM

Dalam melakukan Praktikum ini, diperlukan alat dan bahan, di antaranya:


1. Objek manusia yang melakukan aktivitas kerja.
2. Alat perekam / kamera.
3. Perlengkapan alat tulis.
4. Lembar data.
5. Lembar kerja.
34

D. LEMBAR KERJA

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten


Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM
35

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM
36

E. REFERENSI

Anizar, Joko. S. 2008. Analisa Postur Kerja Operator pada Bagian


Boiler dengan Metode Ovako Working Posture Analysis System di PTPN
V Sei Rokan Riau. Makalah dalam Seminar Nasional Teknik Industri dan
Kongres BKSTI V. Makassar.
Mulyadi, Batan. Londen. I. M. 2016. Pengujian Prototipe
Multipurpose Wheelchair. Laporan Penelitian. Jurusan Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan ITS Surabaya. Jawa Timur.
Susihono, Wahyu. 2009. Rancangan Ulang Mesin Pemotong
Singkong Semi Otomatis dengan Memperhatikan Aspek-Aspek Ergonomis
Kerja.
Proceeding Seminar Nasional Ergonomics Plus. (n.d), A Step-
by-Step Guide to the
RULA Assessment Tool, https://ergo-plus.com/rula-assessment-tool-
guide/, Diakses pada hari Minggu, 23 Juni 2019 Pk. 11.00 WIB.
World Health Organization, (2001), Occupational Health,
https://www.who.int/occupational_health/regions/en/oehemhealthcarewor
k ers.pdf, diakses pada hari senin, 28 maret 2022 Pk. 13.00 WIB.
PERTEMUAN 5
BIOMEKANIKA

A. Tujuan Praktikum
Pada pertemuan ini mahasiwa diharapkan dapat melakukan pengukuran uji
Tarik dan uji cengkram. Dan mampu menjabarkan serta memahami mengenai
materi biomekanika.

B. Teori Atau Prinsip Dasar Praktikum


Biomekanika merupakan suatu bidang kajian ilmu dalam Ergonomi yang
bernubungan dengan mekanisme pergerakan tubuh dalam melakukan suatu
pekerjaan atau aktivitas Franklin & Nordin (1980) mendefinisikan biomekanika
sebagai berikut, yakni bioinekanika menggunakan konsep fisika dan teknik uniuk
menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh manusia dan gaya yang
bekerja pada bagian tubuh pada aktifitas sehari-hari. Challin (1991) membuat istilah
biomekanika keria (Occupational Biomechanic) yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Biomekanika kerja adalah studi mengenai interaksi pekerja dengan
peralatan, mesin dan material, sehingga pekerja dapat meningkatkan
performansinya dan di sisi lain dapat meminimalkan resiko cedera kerja
(muskuloskeletal).
2. Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk
menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh manusia
dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktifitas sehari-hari. Hal
ini mengandung pengertian bahwa masalah faal tubuh, keilmuan fisika
dan perilaku manusia. Biomekanika kerja mengkaji perilaku tubuh
manusia dan aspek-aspek mekanika gerakan anggota-anggota
tubuhnya.

37
38

Pengetahuan tentang biomekanika sangat diperlukan untuk mengetahui


mehanisme terjadinya kecelakaan kerja, sehingga pendekatan yang efektif dan
ilmiah dapat membantu manusia bekerja dengan aman.
Contoh aplikasi dari biomekanika adalah penetapan berat behan angkatan
yang direkomendasikan pada pekerjaan penanganan material secara manual,
sehingga mengurangi terjadinya cedera tulang belakang bagian bawah (lower back
pain). Menurut Olavyari. 1997) menyatakan bahwa biomekanika dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, antar lain:

1. General Biomechanic
General Biomechanic adalah biomekanika yang membahas hukum dan konsep
prosedur yang mempengaruhi tubuh organik manusia baik dalam posisi diam
maupun bergerak Dalam General Biomechanic sendiri meliputi dua bagian, yaitu
a. Biostatics, adalah bagian yang hanya menganalisa tubuh pada posisi diam
utau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform).
b. Biodinamic, adalah bagian yang berkaitan dengan gambaran gerakan-
gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan saya yang terjadi (hinemauk) dan
gerakan yang discbahkan gaya yang bekerja dalam lubuh (kinetik)

2. Occupational Biomechanic
Occupational Biomechanic berkaitan dengan interaksi fisik antara pekerja
dengan mesin, maternal dan peralatan dimana memiliki tujuan dalam
meminimalisir keluhan atau kelelahan pada sistem kerangha otot untuk
meningkatkan produktifitas kerja. Biomekanik ini holatwrasi bagian-bagian tubuh
untuk menghasilkan gerak seperti tulang, jaringan anghubung (connective tissue),
dan otot yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tulang
Tulang sebagai alat untuk meredam dan medistribusikan gaya/tegangan saat
melakukan aktifitas kerja. Tulang yang besar dan panjang berfungsi sebagai
39

pembanding terhadap beban Tulang juga terikat dengan otot, dan jaringan
penghubung (connecive tissue) vakni ligamen, cartilage dan tendon. Dalam
aplikasinya di biomekanik berhubungan dengan kerangka manusia.

b. Connective Tissue (Jaringan Penghubung)


Connective Tissue atau jaringan penghubung meliputi tiga bagian sebagai
berikut ini, yaitu:

1. Cartilage
Cartilagenous adalah sambungan yang berfungsi dalam pergerakan yang relatif
kecil. Contoh: Sambungan tulang iga (ribs) dan pangkal tulang iga (stemum).
Cartilage sendiri memiliki bagian khusus antara vertebrata (ruas-ruas tulang
belakang) yaitu dikenal sebagai interveterbratal disc yang terdiri dari pembungkus
dan dikelilingi oleh inti (puply core). Verierbratae juga terdapat pada ligamen dan
otot. Gerakan yang relatif kecil pada setiap ruas mengakibatkan adanya fleksibelitas
tubuh untuk memburgkuk, menengadalı, dan memutar. Sedangkan disc berfungsi
sebagai peredam getaran pada saat tubuh bergerak baik pada saat translasi dan
rotasi.

2. Ligament
Ligamen berfungsi sebagai penghubung antar tulang dalam stabilitas
sambungan (joint stability) atau untuk membentuk bagian sambungan dan
menempel pada tulang. Ligamen tersusun atas serabut yang letaknya tidak pararel.
Oleh karenanya tendon dan ligamen bersifat inelastic dan berfungsi pula untuk
menahan deformasi. Adanya tegangan yang konstan akan dapat memeperpanjang
ligamen dan menjadikannya kurang efektif dalam menstabilkan sambungan
(joints). Adapun contoh sambungan ligamen diantaranya seperti: gerakan
mengangkat tangan, sambungan siku dan sambungan bahu, pergerakan rotasi
seluruh tangan pada sumbunya, dan gerakan lengan tangan pada sambungan
pergelangan tangan.
40

3. Tendon
Tendon memiliki fungsi sebagai penghubung antara tulang dan otot yang
terdiri dari sekelompok serabut collageno yang letaknya pararel dengan panjang
tendon. Tendon bergerak dalam sekelompok jaringan serabut dalam suatu area
dimana adanya gaya gesekan harus diminimalkan. Bagian dalam dari jaringan ini
mengeluarkan cairan synovial untuk pelumasan.

4. Otot (Muscle)
Otot lertbentuk atas visber (fibre), dengan ukuran panjang antara 10 - 40 mm
dan berdiameter 0,01 - 0.1 mn dan sumbrer energi otol berasal dari proses acrob
man anaerob. Anaerobic, yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi
tanpa ba oksigen. Glikogen yang terdapat dalam otot terpecah menjadi energi dan
membentu laktat. Asam laktat akan memberikan indikasi adanya kelelahan otot
secara lokal kurangnya jumlah oksigen yang disebabkan oleh kurangnya jumlah
suplai dar dipompa dari jantung.
Contoh : jika ada gerakan yang sifatnya tiba-tiba (inenda jarak dekat (sprint),
dan lain sebagainya. Aerobic, yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi
dengan bantuan oksiren. Asam laktat yang dihasilkan oleh kontrak dioksidasi
dengan cepat. Sehingga beban pekerjaan yang tidak terlalu meletan dapat
berlangsung cukup lama. Disamping itu aliran darah yang cukup akan mensuplay
lemak, karbohidrat dan oksigen ke dalam otot. Akibat dari kondisi kerja yang terlalu
lama akan menyebabkan kadar glikogen dalam darah akan menurun drastis di
bawah normal, dan kebalikannya kadar asam laktat akan meningkat dan kalau sudah
demikian maka cara terbaik adalah menghentikan pekerjaan, kemudian istirahat dan
makan makanan yang bergizi untuk membentuk kadar gula dalam darah. Hal
tersebut di atas adalah merupakan proses kontraksi otot yang telah disederhanakan
analisa pembangkit energinya, dan sekaligus menandakan arti pentingnya aliran
darah untuk otot. Oleh karenanya para ergonom hendaklah memeperhatikan hal-hal
seperti berikut untuk sedapat mungkin dihindari, antara lain:
41

a. Beban otot statis (static muscle loads).


b. Oklusi (penyunbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanan segi
kursi pada popliteal (lipat lutut).
c. Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan siku aliran darah
bekerja berlawanan dengan arah gravitasi.

Beban Kerja Fisik


Secara garis besar, kegiatan manusia dapat digolongkan dalam dua komponen
utama yaitu kerja fisik (menggunakan otot sebagai kegiatan sentral) dan kerja
mental (menggunakan otak sebagai pencetus utama). Kedua kegiatan ini tidak dapat
dipisahkan secara sempurna mengingat terdapat hubungan yang erat antara satu
dengan yang lainnya. Namun, jika dilihat dari energi yang dikeluarkan, maka kerja
mental murni relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan dengan kerja
fisik. Beban Kerja Fisik: Perkerjaan yang dilakukan dengan mengandalkan kegiatan
fisik semata akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh yang dapat
dideteksi melalui perubahan sebagai berikut ini, yaitu:
a. Konsumsi oksigen dan denyut jantung.
b. Peredaran darah dalam paru-paru.
c. Temperatur tubuh.
d. Konsentrasi asam laktat dalam darah.
e. Komposisi kimia dalam darah dan air seni.
f. Tingkat penguapan, dan faktor lainnya.

Kerja fisik akan mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan dengan


konsum energi. Konsumsi energi pada saat kerja biasanya ditentukan dengan cara
tidak langsung yaitu dengan pengukuran kecepatan denyut jantung atau konsumsi
oksigen.
Pengukuran beban kerja fisik merupakan pengukuran beban kerja yang dilakukan
secara obyektif dimana sumber data yang diolah merupakan data-data kuantitatif
misalnya berdasarkan faktor-faktor berikut ini, yaitu:
42

1. Denyut jantung atau denyut nadi


Denyut jantung atau denyut nadi digunakan untuk mengukur beban kerja dinainis
seseorang sebagai manifestasi dari gerakan otot. Semakin besar aktifitas otot maka
akan semakin besar fluktuasi dari gerakan denyut jantung yang ada, demikian pula
sebaliknya. Menurut Grandjean (1998) dan Suyasning (1981), beban kerja dapat
diukur dengan denyut nadi kerja. Selain itu, denyut nadi juga dapat digunakan untuk
memperkirakan kondisi fisik atau derajat kesegaran jasmani seseorang. Denyut
jantung (yang diukur per menit) dapat digunakan untuk mengukur tingkat kelelahan
seseorang. Cara lain yang dapat dilakukan untuk merekam denyut jantung
seseorang pada saat kerja yakni dengan menggunakan electromyography (EMG).

2. Beban Kerja Fisik Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori


Beban kerja merupakan beban yang dialami oleh tenaga kerja sebagai akibat
pekerjaan yang dilakukannya. Beban kerja sangatlah berpengaruh terhadap
produktifitas dan efisiensi tenaga kerja, beban kerja juga merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keselamatan dan kesehatan para pekerja.
Dalam ergonomi atau hygiene Industri diatur suatu metode pengaturan menu
makanan untuk para pekerja agar memenuhi gizi dan kebutuhan kalori mereka
sesuai dengan beban kerja fisik yang dilakukan. Beban kerja fisik selalu berkaiiar
dengan pergerakan otot. Salah satu kebutuhan umum dalam pergerakan otot adalah
oksigen yang dibawa oleh darah ke ctot untuk pembakaran zat dalam menghasilkan
energi, dan satusan energi adalah kalori, sedangkan menghitung kalori adalah
menghitung asupan energi. Energi diperoleh dari makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak dan protein. Dalam penerapannya untuk mengetahui kategori
beban kerja karyawan tentu diperlukan waktu untuk melakukan penelitian dan studi
dilapangan. Sebeium melakukan perhitungan beban kerja sebaiknya anda
mengetahui istilah-istilah berikut ini, yaitu:
a. Metabolisme basal (MB), yakni energi minimal yang dibutuhkan tubuh
untuk mempertahankan proses-proses hidup yang dasar, dalam satuan kalori
43

per satuan waktu yang dimana metabolisme basal laki-laki adalah berat
badan (kg) dikali 1 Kkal jam dan metabolism basal perempuan adalah berat
badan (kg) dikali 0,9 Kkal/jam.
b. Kerja ringan, yaitu pekerjaan yang membutuhkan kalori untuk pengeluaran
energy sebesar 100 Kkal/jam sampai 200 Kkal/jam.
c. Kerja sedang, yaitu pekerjaan yang membutuhkan kalori untuk pengeluaran
energy lebih besar dari 200 kkal/jam sampai 350 Kkal/jam
d. Kerja berat, yaitu pekerjaan yang membutuhkan kalori untuk pengeluarin
energi lebih besar dari 350 Kkal/jam sampai 500 Kkal/jam
Berdasarkan Menteri Tenaga Kerja melalui Kep. No. 51 tahun 1999 mengenai
kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori bahwa kebutuhan kalori sehari
ditentukan oleh jenis pekerjaan, jenis kelamin, usia, dan aktivitas fisik. Pekerja
kantor membutuhkan sekitar 2.500 kalori sehari. Atlet mungkin lebih dari 3.500
kalori. Pasien kencing manis di bawah 2.000 kalori, tergantung berat badan ider
Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24
ditentukan oleh tiga hal, antara lain:

a. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal. Keterangan kebutuhan seorang


lakihara dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal # 100 kilo
joule (2387 kalori) per 24 jam per kg BB. Sedangkan wanita dewasa
memerlukan kalori un metabolisme basal 98 kilojoule (23,39 kilo kalori) per
24 jam per kg BB.
b. Kebutuhan kalori untuk kerja. Kebutuhaan kalori untuk kerja sangat
ditentukan oleh jenis aktivitas kerja yang dilakukan atau berat ringannya
pekerjaan.
c. Kebutuhan kalori untuk aktivitas-aktivitas lain diluar jam kerja. Rata-rata
kebutuhan kalori uniuk aktivitas diluar kerja adalah = 2400 kilo joule (573
kilo kalori) untuk laki-laki dewasa dan sebesar 2000 - 2400 kilo joule (425
– 477 kilo kalori) per hari untuk wanita dewasa.

Uji Tarik Dan Uji Cengkram Tangan


44

Uji Tarik dan uji cengkram tangan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengukur ke' uatan jantung manusia. Berdasarkan penelitian bahwa kekuatan
cengkeraman atau kekuatan wrikan otot tangan adalah cara mudah dan murah untuk
mengetahui risiko kematian seseorang akibat penyakit jantung. Untuk setiap
penurunan 5 kg dalam kekuatan pegangan terdapat risiko kesehatan yang muncul,
yaitu:
a. 17% peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung
b. 17% peningkatan risiko kematian non-kardiovaskular.
c. 16% peningkatan risiko kematian dari setiap penyebab.
d. 9% peningkalan risiko mengalami stroke.
e. 7% peningkaian risiko menderita serangan jantung

Dalam melakukan uji cengkram tangan dapat digunakan alat berupa hand
grip. Hand grip merupakan alat gym yang digunakan untuk melatih genggaman
tangan seseorang menjadi kuat Bagian-bagian yang dapat menjadi kual, diantara
otot tangan bagian atas, bagian bawah, telapak tangan dan power cengkaraman. Alat
olahraga ini memang dapat dimanfaatkan demi meningkatkan ability dalain
olahraga lain seperti a:let silat, basket, bulu tangkis dan lain-lain Gym hand grips
memiliki bentuk yang kecil, dan terbuat dari besi, serta plastik sebagai
venogamannya. Latihan kekuatan tangan menggunakan hand grip memang sangat
fleksibel, dan dapat dilakukan dimanapun karena alat olahraga ini dapat dibawa
kemana-mana. Olahraga hand orin akan memberikan manfaat peningkatan power
bila dilakukan secara konsisten dan rutin, namun akan sia-sia bila dilakukan hanya
beberapa hari saja. Hand grip strength merupakan julukan dari alat olahraga ringan
ini, memberikan peningkatan power utama di tangan yang sangat berguna di
berbagai aktivitas. Berikut sekilas manfaat dari latihan hand grip setiap hari, antara
lain:
1. Menguatkan daya cengkrain. Telapak tangan mungkin bukan merupakan
suatu hal yang bisa dipainerkan, berbeda dengan dada, perut dan sebagainya.
Meski demikian, tangan merupakan salah satu bagian yang memiliki fungsi
utama dalam kesehariannya.
45

2. Memperbaiki penampilan di telapak tangan. Latihan setiap hari dapat


membentuk otot di pergelangan tangan, dan tangan menjadi lebih kekar serta
sedikit besar.

3. Meningkatkan power. Latihan ini sangat berguna mengeraskan pukulan,


berguna sekali bagi yang berprofesi sebagai petinju, baseball dan lain
sebagainya. Latihlah tangan Anda setiap hari dengan hand grip gym ini,
cukup dengan waktu 30 menit saja. Dalam melakukan uji tarikan tangan dapat
digunakan alat berupa chest expander. Alat ini berfungsi untuk peregangan
otot dada, yang dimana subjek duduk tegak di kursi dengan tangan terentang
di depan dada, dan jari-jari bersentuhan. Tekan tulang belikat merapat dan
angkat tangan kanan ke atas sehingga membentuk garis diagonal. Tahan gaya
tubuh ini selama 30 detik. Kembali ke posisi semula dan ganti tangan untuk
gerakan berikutnya.

C. Mekanisme Praktik
Dalam melakukan praktikum tentang beban kerja ini, diperlukan alat dan
bahan antara lain sebagai berikut:

1. Stopwatch.
2. Hand Grips
3. Chest Expander.
4. Alat Tulis.
5. Lembar Data.
6. Lembar Kerja.

Dan berikut ini adalah prosedur yang harus dilakukan untuk melaksanakan
praktikum dalam proses pengamatan beban kerja dengan mengukur kekuatan
denyut nadi menggunakan uji tarik dan uji cengkram, yaitu:
46

1. Siapkan delapan orang model yang siap untuk diuji dalam kondisi badan
baik.
2. Siapkan masing-masing delapan chest expander untuk masing-masing
model.
3. Lakukan pengamatan denyut nadi sebelum melakukan percobaan selama
1 menit.
4. Lakukan uji tarik menggunakan chest expander selama 1 menit.
5. Catat total tarikan tangan dan ukur detak denyut nadi setelah melakukan
aktivitas uji tarik selama 1 menit. Kemudian catat dilembar data dari setiap
masing-masing model.

6. Catat jumlah total cengkraman dan ukur denyut nadi setelah melakukan
aktivitas uji cengkram selama 1 menit. Kemudia catat dilembar data dari
setiap masing-masing model.

7. Hitunglah rata-rata, standar deviasi, dan persentil 10Th dan 90Th dari
masing-masing data yang diperoleh berdasarkan hasil dari pengmatan
pada lembar kerja.
47

D. LEMBAR KERJA

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan, Banten


Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

No Nama Sebelum Sesudah


.
1. Zikri 85 151
2. Rere 81 144
3. Denis 84 186
4. Afik 79 195
5. Agil 78 135
6. Riyan 82 123
7. Zahra 73 135
8. Julius 86 120
1) Sebelum Sesudah
𝑿𝟏 + 𝑿𝟐 +𝑿𝟑 + 𝑿𝟒 + 𝑿𝟓 + 𝑿𝟔 + 𝑿𝟕 + 𝑿𝟖 𝑿𝟏 + 𝑿𝟐 + 𝑿𝟑 + 𝑿𝟒 + 𝑿𝟒 + 𝑿𝟓 + 𝑿𝟔 + 𝑿𝟕 + 𝑿𝟖
̅
𝒙 = ̅=
𝒙
𝒏 𝒏
𝟖𝟓 + 𝟖𝟏 + 𝟖𝟒 + 𝟕𝟗 + 𝟕𝟖 + 𝟖𝟐 + 𝟕𝟑 + 𝟖𝟔 𝟏𝟓𝟏 + 𝟏𝟒𝟒 + 𝟏𝟖𝟔 + 𝟏𝟗𝟓 + 𝟏𝟑𝟓 + 𝟏𝟐𝟑 + 𝟏𝟑𝟓 + 𝟏𝟐𝟎
= = 𝟖
𝟖
𝟔𝟒𝟖 𝟏𝟏𝟖𝟗
= =
𝟖 𝟖
= 81 = 148,6

2) Sebelum
̅2
√∑𝑋1 − 𝑋
𝜎= 𝑛−1
√(85−81)2 +(81−81)2 + (84−81)2 + (79−81)2 + (78−81)2 (82−81)2 + (73−81)2 + (86−81)2
= 8−1
√16+0+9+4+9+1+64+25 √128
= = = √18,3 = 4,2
7 7
3) Sesudah
̅2
√∑𝑋1 − 𝑋
𝜎= 𝑛−1
=
√(151−148,6)2 +(144−148,6)2 + (186−148,6)2 + (195−148,6)2 + (135−148,6)2 (123−158,6)2 + (135−148,6)2 + (120−148,6)2
8−1

√5,76+21,16+1398,76+2152,9+184,9+655,3+184,9+817,9 √5421,58
= = = √774,52 = 27,83
7 7
48

E. REFERENSI

https://www.infoteknikindustri.com/2020/04/landasan-teori-materi-
biomekanika.html
Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan aplikasinya.
Surabaya: penerbit guna widya.
Audrey Josephin, D. H. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan.
Irzal. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup.
PERTEMUAN 6
FISIOLOGI

A. Tujuan Praktikum
Dalam pertemuan ini akan membahas megenai Fisiologi. Mahasiswa
diharapkan dapat mengerti mengenai faal kerja dan beban kerja yang dapat
mempengaruhi fisiologi pekerja.

B. Teori Atau Prinsip Dasar Praktikum


Menurut (Wignjosoebroto, 1993), mernyatakan bahwa berdasarkan objek
kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan,
meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis
organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel
khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada manusia.
Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fisiologi
adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi normal dari suatu
organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ hingga tingkat
organisme itu sendiri. Fungsi yang dipelajari adalah fungsi kerja yang meliputi
fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Berikut ini adalah metode
pengukuran faal kerja, antara lain:
1. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja
Menurut Kilnon menyatakan bahwa pengukuran denyut nadi selama bekerja
merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain. Salah satu peralatan
yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan
menggunakan rangsangan Electro Cardio Graph (ECG). Peralatan tersebut jika
tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual memakai siopwatch dengan
metode 10 denyut. Menurut (Oemijati, 1995) mengatakan bahwa dengan metode
tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut, yaitu:

48
49

Kepekaan denyut nadi terhadap perubahan pembebanan yang diterima tubuh cukup
tinggi. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan pembebanan,
baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisik maupun kimiawi. Grandjean
(2000) juga menjelaskan bahwa konsumsi energi sendiri tidak cukup untuk
mengestimasi beban kerja fisik. Beban kerja fisik tidak hanya ditentukan oleh
jumlah kJ yang dikonsumsi, tetapi juga ditentukan oleh jumlah otot yang terlibat
dan beban statis yang diterima serta tekanan panas dari lingkungan kerjanya yang
dapat meningkatkan denyut nadi. Berdasarkan hal tersebut maka denyut nadi lebih
mudah dan dapat untuk menghitung indek beban kerja. Astrand & Rodahl (1997)
dan Rodahl (1989) menyatakan bahwa denyut nadi mempunyai hubungan linier
yang tinggi dengan asupan oksigen pada waktu kerja. Salah satu cara yang
sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah dengan merasakan denyutan pada
arteri radialis di pergelangan tangan. Didefinisikan oleh Grandjean (2000) bahwa
denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis.
Berikut merupakan denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik, yaitu:
1. Denyut nadi istirahat adalah rata-rata denyut nadi sebelum pekerjaan
dimulai.
2. Denyut nadi kerja adalah rata-rata denyut nadi selama atau sesudah
melakukan
3. pekerjaan.
4. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi
kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan
cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum. Manuaba (1996), menyatakan
bahwa untuk menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut
nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban
kardiovaskular (cardiovascular loud sama dengan % CVL) yang dihitung dengan
rumus sebagai berikut, yaitu:
Menurut Astrand and Rodahl bahwa untuk rumus matematis untuk menghitung
denyut nadi maksimum adalah sebagai berikut ini, yaitu:
50

Denyut Nadi Maksimum = 220 – umur


Hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi
seperti berikut, yaitu:

a. Jika X < 30 % maka tidak terjadi kelelahan.


b. Jika 30 < X < 60 % maka diperlukan perbaikan.
c. Jika 60 < X < 80 % maka kerja dalam waktu singkat.
d. Jika 80 < X < 100 % maka diperlukan tindakan segera.
e. Jika X > 100 % maka tidak diperbolehkan beraktivitas.

2. Pengukuran Konsumsi Energi dau Konsumsi Oksigen


Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan
konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan
cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran tekanan darah, aliran darah,
komposisi kimia dalam darah, temperatur tubuh, tingkat penguapan dan jumlah
udara yang dikeluarkan oleh paruparu. Penentuan konsumsi energi biasa digunakan
parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini
merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu
dengan kecepatan denyut jantung pada saat istirahat. Untuk merumuskan hubungan
antara energy expenditure dengan kecepatan heart rate (denyut jantung), dilakukan
pendekatan kuantitatif hubungan antara energy expediture dengan kecepatan
denyut jantung dengan menggunakan analisa regresi. Bentuk regresi hubungan
energi dengan kecepatan denyut jantung secara umum adalah regresi kuadratis
dengan persamaan sebagai berikut:

Y = 1,80411 - 0,0229038X + 4,71733.10^-4X^2


51

Dimana :

Y : Konsumsi Energi (kilokalori per menit).


X : Kecepatan denyut jantung (denyut per menit).

Besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk energi.


Konsumsi energi untuk kegiatan atau aktivitas kerja tertentu bisa dituliskan dalam
bentuk rumus mateinatis adalah sebagai berikut, yaitu:

KE = Et – Ei

Dimana :
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori/menit).
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit). Ei :
Pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit).
Perhitungan kosumsi oksigen dilakukan untuk mengetahui besaran konsumsi
oksigen yang dibutuhkan operator. Berikut merupakan rumus untuk mencari
besaran konsumsi oksigen yang dibutuhkan operator, yaitu:

Dimana:
KO2 : Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur.
KE :Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu
(kilokalori/menii).
Berikut ini merupakan beberapa cara yang digunakan untuk mengukur konsumsi
energi, yaitu:

3. Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur


Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi
oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan
mendapatkan 4,8 kcal energy. Berikut merupakan rumus matematisnya, yaitu:
52

R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recovery). T : Total waktu kerja dalam
menit.
B : Kapasitas oksigen pada saat kerja (liter per menit).
S : Kapasitas oksigen pada saat diam (liter permenit).

4. Konsumsi energi berdasarkan denyut jantung (heart rate)


Denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan, maka recovery (waktu
pemulihan) untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Keadaan yang
ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga mengalami
kelelahan yang kronis. Murrel membuat metode untuk menentukan waktu istirahat
sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik dengan menggunakan rumus matematis,
yaitu:

Dimana :
R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recoveery).
T : Total waktu kerja dalam menit.
W : Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam kkal/menit.

S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam kkal per menit.


(Biasanya 5 Kkal/menit).

Perhitungan konsumsi energi dan konsumsi oksigen jika data denyut


jantung berkelompok, maka harus mencari nilai rata-rata denyut jantung ketika
kerja dan istirahat. Berikut merupakan rumus untuk mencari nilai rata-rata denyut
jantung ketika kerja dan istirahat, yaitu:
Dimana :

D : Jumlah denyut nadi per menit.


XBar Kerja : Rata-rata denyut nadi sesudah melakukan pekerjaan.
XBar Istirahat : Rata-rata denyut nadi sebelum melakukan pekerjaan.
N : Jumlah data pengamatan.
53

C. Mekanisme Praktik

Dalam melaksanakan praktikum faal kerja dengan metode fisiologi ini, diperlukan
beberapa peralatan diantaranya:
1. Stopwatch.
2. Termometer tubuh
3. Sepeda Statis.
4. Treadmills.
5. Stetoskop.
6. Perlengkapan alat tulis.
7. Lembar data.
8. Lembar kerja.

Dan langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam melakukan pengamatan faak


kerja ini adalah:
1. Siapkan tiga (3) atau (4) orang yang bersedia melakukan aktivitas faal
kerja. Diusahakan agar terdapat praktikan wanita dan praktikan pria yang
melakukan aktivitas faal kerja tersebut.
2. Lakukan pengukuran suhu badan pada masing-masing model sebelum
melakukan aktivitas faal kerja.
3. Lakukan pengamatan dan ukur jumlah denyut nadi pada masing-masing
model sebelum melakukan aktivitas selama 1 menit atau 5 menit.
4. Para model melakukan aktivitas faal kerja dengan melakukan olahraga
menggunakan sepeda statis danntreadmills selama 5 menit (untuk pria)
dan 3 menit (untuk wanita).
5. Ukur suhu tubuh masing-masing model sesudah melakukan aktivitas faal
kerja.
6. Hitung kembali denyut nadi pada masing-masing model sebelum
melakukan aktivitas selama 1 menit atau 5 menit.
54

7. Catat dengan lengkap semua data pada lembar data.


8. Lakukan perhitungan pada heart rate baik sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas kerja faal selama 1 menit, jika diketahui energi
rata- rata yang diperlukan adalah sebesar 5 Kkal/menit.
9. Lakukan perhitungan pada beban kardiovaskular (% CVL) sebelum
dan sesudah aktivitas faal kerja selama 5 menit dari masing-masing
model yang melakukan uji faal kerja.
55

D. LEMBAR KERJA

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com
LEMBAR PRAKTIKUM
Treadmills
Jumlah denyut nadi
No. Nama Usia
Sebelum Sesudah
Hasil angkat 1 menit Hasil angkat 1 menit
1. Zikri 24 25 85 27 142
2. Rere 20 21 81 15 145
3. Denis 28 23 84 18 133
4. Afik 22 25 79 25 90
5. Agil 23 25 78 25 79
6. Riyan 20 26 82 23 108
7. Zahra 21 18 85 13 150
8. Julius 21 22 75 20 130

1. Konsumsi energi
Y1 = 1,80411-0,0229038 (x) + 4,71733 x 10-4 (x)2
= 1,80411-0,0229038 (85) + 4,71733 x 10-4 (85)2
= 1,80411-1,946823 + 4,71733 x 10-4 (7225)
= -0,14270 + 34.082.709,25 x 10-4
= -0,14270 + 3.408
= 3.265 Kkal / menit
60

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM

Y2 = 1,80411-0,0229038 (x) + 4,71733 x 10-4 (x)2


= 1,80411-0,0229038 (81) + 4,71733 x 10 -4 (81)2
= 1,80411-1,8552078 + 4,71733 x 10-4 (6561)
= -0,0510 + 30.950.402,13 x 10-4
= -0,0510 + 3.095
= 3.044 Kkal / menit
Y3 = 1,80411-0,0229038 (x) + 4,71733 x 10-4 (x)2
= 1,80411-0,0229038 (84) + 4,71733 x 10 -4 (84)2
= 1,80411-1,9239192 + 4,71733 x 10-4 (7056)
= -0,119 + 93.285.480,48 x 10-4
= -0,119 + 3.332
= 3.213 Kkal / menit
Y4 = 1,80411-0,0229038 (x) + 4,71733 x 10-4 (x)2
= 1,80411-0,0229038 (79) + 4,71733 x 10 -4 (79)2
= 1,80411-1,8094002 + 4,71733 x 10-4 (6241)
= -0,005 + 29.440.856,53 x 10-4
= -0,005 + 2.944
= 2.939 Kkal / menit
Y5 = 1,80411-0,0229038 (x) + 4,71733 x 10-4 (x)2
= 1,80411-0,0229038 (78) + 4,71733 x 10 -4 (78)2
= 1,80411-1,7864964 + 4,71733 x 10-4 (6084)
= -0,017 + 28.700.235,72 x 10-4
= -0,017 + 2.870
= 2.887 Kkal / menit
61

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM

Y6 = 1,80411-0,0229038 (x) + 4,71733 x 10-4 (x)2


= 1,80411-0,0229038 (82) + 4,71733 x 10 -4 (82)2
= 1,80411-1,8781116 + 4,71733 x 10-4 (6724)
= -0,074 + 31.719.326,92 x 10-4
= -0,074 + 3.171
= 3.097 Kkal / menit
Y7 = 1,80411-0,0229038 (x) + 4,71733 x 10-4 (x)2
= 1,80411-0,0229038 (85) + 4,71733 x 10 -4 (85)2
= 1,80411-1,946823 + 4,71733 x 10-4 (7225)
= -0,14270 + 34.082.709,25 x 10-4
= -0,14270 + 3.408
= 3.265 Kkal / menit
Y8 = 1,80411-0,0229038 (x) + 4,71733 x 10-4 (x)2
= 1,80411-0,0229038 (75) + 4,71733 x 10 -4 (75)2
= 1,80411-1,71785 + 4,71733 x 10-4 (5625)
= -0,086 + 6.534.981,25 x 10-4
= -0,086 + 2.653
= 2.739 Kkal / menit
60

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM

2. Rata – rata konsumsi energi


W 𝑦1+𝑦2+𝑦3+𝑦4+𝑦5+𝑦6+𝑦7+𝑦8
= 𝑛
3.265+3.044+3.213+2.939+2.887+3.097+3.265+3.739
= 8
25.449
= = 3.1812 Kkal / menit
8

3. Waktu istirahat
𝑇(𝑊−𝑆) 1(3.1812−5) 1(−1.8188)
Rsebelum = = = 1.08 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑤−1,5 3.1812−1,5 1.6812
61

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM

4. Hitung beban kerja


%CVLZikri 100𝑥(𝐷.𝑁.𝐾−𝐷.𝑁.𝐼)
= 𝐷.𝑁.𝑀−𝐷.𝑁.𝐼
100𝑥(142−85) 100𝑥57 5.700
= (220−24)−85
= = = 51.8 %
195−85 110

%CVLRere 100𝑥(𝐷.𝑁.𝐾−𝐷.𝑁.𝐼)
= 𝐷.𝑁.𝑀−𝐷.𝑁.𝐼
100𝑥(145−81) 100𝑥64 6.400
= (220−20)−81
= = = 57.7 %
200−81 119

%CVLDenis 100𝑥(𝐷.𝑁.𝐾−𝐷.𝑁.𝐼)
= 𝐷.𝑁.𝑀−𝐷.𝑁.𝐼
100𝑥(133−84) 100𝑥49 4.900
= (220−28)−84
= = = 45.3 %
192−84 108

%CVLAfik 100𝑥(𝐷.𝑁.𝐾−𝐷.𝑁.𝐼)
= 𝐷.𝑁.𝑀−𝐷.𝑁.𝐼
100𝑥(90−79) 100𝑥11 1.100
= (220−22)−79 = = = 10.1 %
198−79 109

%CVLAgil 100𝑥(𝐷.𝑁.𝐾−𝐷.𝑁.𝐼)
= 𝐷.𝑁.𝑀−𝐷.𝑁.𝐼
100𝑥(79−78) 100𝑥1 100
= (220−23)−78 = = 121 = 0.82 %
199−78

%CVLRiyan 100𝑥(𝐷.𝑁.𝐾−𝐷.𝑁.𝐼 )
= 𝐷.𝑁.𝑀−𝐷.𝑁.𝐼
100𝑥(108−82) 100𝑥26 2.600
= (220−20)−82
= = = 22.3 %
200−82 118
60

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM

%CVLZahra 100𝑥(𝐷.𝑁.𝐾−𝐷.𝑁.𝐼)
= 𝐷.𝑁.𝑀−𝐷.𝑁.𝐼
100𝑥(150−85) 100𝑥65 6.500
= (220−21)−85
= = =
199−85 114
57.01 %
%CVLJulius 100𝑥(𝐷.𝑁.𝐾−𝐷.𝑁.𝐼)
= 𝐷.𝑁.𝑀−𝐷.𝑁.𝐼
100𝑥(130−75) 100𝑥55 5.500
= (220−21)−75
= = = 44.3 %
199−75 124
61

E. REFERENSI

Suma’mur, 1989, “Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja”, PT Temprint:


Jakarta Sama’mur, P. K. 1987. Keselamatan Kerja dan Pebcegahan
Kecelakaan. Jakarta. Sutalaksana, Iftikar Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja.
Bandung: ITB
Tarwaka, dkk. 2008.. Ergonomic untuk Kesehatan Keselamatan Kerja
dan Produktinitas. Surakarta: Uniba Press.
Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan
Kerja
PERTEMUAN 7
BASAL METABOLIC RATE

A. Tujuan Praktikum

Dalam pertemuan ini akan membahas mengenai Basal Metabolic Rate.


Serta menggunakan metode Basal metabolic rate pada tubuh untuk mengetahui
kebutuhan kalori yang digunakan.

B. Teori Atau Prinsip Dasar Praktikum

Basal Metabolic Rate/BMR ialah energi yang dibutuhkan untuk


mempertahankan fungsi fisiologis normal pada saat istirahat. Basal Metabolic Rate
merupakan kebutuhan kalori minimal yang dibutuhkan untuk bertahan hidup pada
saat kondisi tubuh sedang beristirahat tanpa melakukan kegiatan apa-apa. Jumlah
tersebut merupakan jumlah kalori yang dibakar jika kita tidur selama 24 jam. Saat
beristirahat, tubuh tetap melakukan pembakaran energi untuk kelangsungan hidup
kita, seperti untuk bernafas, sirkulasi, pencernaan, menjaga temperatur tubuh,
aktivitas otak dan lainnya. Untuk perhitungan BMR biasa digunakan formula
Harris-Benedict, yaitu dengan mempertimbangkan tinggi badan, berat badan, jenis
kelamin dan usia.
Berdasarkan pengertian Nutrisi itu sendiri, zat ini memang menjadi asupan
utama bagi tubuh seseorang dalam melakukan berbagai kegiatan sebagai
pembentuk energi penting. Fungsi nutrisi itu sendiri juga beragam seperti sebagai
proses pengambilan zat-zat makanan yang penting, sebagai subtansi organik yang
dibutuhkan organisme untuk bergerak normal.
Pengertian akan nutrisi tidak hanya sebatas dari para ahli gizi atau peneliti
kesehatan saja. Namun pengertian ini juga meluas khususnya bagi dunia kesehatan.

62
63

Nutrisi bagi kesehatan adalah semacam asupan penting yang terdapat pada
makanan yang sering dikonsumsi oleh kita. Berisi zat-zat penting seperti vitamin,
mineral, karbohidrat dan lainnya.Pengetahuan akan pengertian nutrisi memang
perlu kita ketahui sebagai pengatur pola makanan. Jumlah energi yang dikeluarkan
untuk aktivitas vital tubuh pada waktu istirahat. Energi tersebut dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi vital tubuh seperti denyut jantung, bernafas, pemeliharaan
tonus otot, pengaturan suhu tubuh, metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi
hormon, transmisi elektrik pada otot dan lain-lain. Pengukuran metabolisme basal
dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah puasa 12 sampai 14 jam. Kurang
lebih dua pertiga energi yang dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk
aktivitas metabolisme basal tubuh.

C. Mekanisme Praktikum
Dalam melakukan praktikum ini, diperlukan beberapa alat dan bahan untuk
membantu proses praktikum, diantaranya adalah:
1. Timbangan badan.
2. Meteran tinggi badan.
3. Alat tulis.
4. Lembar data.
5. Lembar kerja.

Dan langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam melakukan pengamatan basal


metabolic rate ini adalah:
1. Siapkan empat (4) orang yang bersedia menjadi model untuk diukur
untuk pengamatan BMR.
2. Lakukan pengamatan dan ukur tinggi badan dan berat badan pada
masing- masing model.
3. Lakukan perhitungan untuk IMT dan BMR pada setiap masing-massing
model.
4. Tentukan klasifikasi dari hasil setiap model berdasarkan tabel yang
tersedia.
64

D. LEMBAR KERJA

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM

No Nama Umur Berat Badan Tinggi Badan (m)

1 Zikri 24 60 167

2 Rere 20 46 163

3 Denis 28 67 167

4 Afik 22 47 159

5 Agil 23 65 165

6 Riyan 20 71 172

7 Zahra 21 47 154

8 julius 21 54 165

1. 𝐵𝐵 60 60
IMTZikri = 𝑇𝐵2 = (167)2 = 2,78 = 21,58 (𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 )

𝐵𝐵 60 60
IMTRere = 𝑇𝐵2 = (167)2 = 2,78 = 21,58 (𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑠 )

𝐵𝐵 60 60
IMTDenis = 𝑇𝐵2 = (167)2 = 2,78 = 21,58 (𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 )

𝐵𝐵 60 60
IMTAfik = 𝑇𝐵2 = (167)2 = 2,78 = 21,58 (𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 )

𝐵𝐵 60 60
IMTAgil = 𝑇𝐵2 = (167)2 = 2,78 = 21,58 (𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 )

𝐵𝐵 60 60
IMTRiyan = 𝑇𝐵2 = (167)2 = 2,78 = 21,58 (𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 )
65

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM

𝐵𝐵 60 60
IMTZahra = 𝑇𝐵2 = (167)2 = 2,78 = 21,58 (𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 )

𝐵𝐵 60 60
IMTJulius = 𝑇𝐵2 = (167)2 = 2,78 = 21,58 (𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 )

2. BMRZikri = 15,3 (60) + 679 BMRAgil = 15,3 (65) + 679

= 918 + 679 = 994 + 679


= 1.597 Kkal /hari = 1.673 Kkal /hari
BMRRere = 15,3 (46) + 679 BMRRiyan = 15,3 (71) + 679

= 703 + 679 = 1086 + 679


= 1.382 Kkal /hari = 1.765 Kkal /hari
BMRDenis = 15,3 (67) + 679 BMRZahra = 15,3 (47) + 679

= 1025 + 679 = 719 + 679


= 1.704 Kkal /hari = 1.398 Kkal /hari
BMRAfik = 15,3 (47) + 679 BMRJulius = 15,3 (54) + 679

= 719 + 679 = 826 + 679


= 1.398 Kkal /hari = 1.505 Kkal /hari
66

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PAMULANG

JL.Witana Harja No. 18B Pamulang, Tangerang Selatan,


Banten Kode Pos 15417 Email: labindustri98@gmail.com

LEMBAR PRAKTIKUM
Kesimpulan :
a) Zikri memerlukan asupan 1.597 Kkal /hari
b) Rere memerlukan asupan 1.382 Kkal /hari
c) Denis memerlukan asupan 1.704 Kkal /hari
d) Afik memerlukan asupan 1.398 Kkal /hari
e) Agil memerlukan asupan 1.673 Kkal /hari
f) Riyan memerlukan asupan 1.765 Kkal /hari
g) Zahra memerlukan asupan 1.398 Kkal /hari
h) Julius memerlukan asupan 1.505 Kkal /hari
67

E. REFERENSI

Santoso, Harip. 2000. Membuat Multi Aplikasi Menggunakan


Visual Basic
6. Jakarta,
Safaat H, Nazruddin, 2011. Android Pemrograman mobile
smart phone & Tablet PC. Bandung.
Suhendar A & Gunadi Hariman. Visual Modelling
Menggunakan UML dan Rational Rose, Jakarta.
https://www.menshealth.com/fitness/a30852093/basal-
metabolic-rate/ https://www.garnethealth.org/news/basal-
metabolic-rate-calculator
https://www.medicalnewstoday.com/articles/basal-
metabolic-rate
DAFTAR PUSTAKA

A.M., Madyana., 1996, Analisis Perancangan Kerja., Jilid 1,


Yogyakarta, Penerbit Universitas Atma Jaya.

Anizar, Joko. S. 2008. Analisa Postur Kerja Operator pada Bagian


Boiler dengan Metode Ovako Working Posture Analysis
System di PTPN V Sei Rokan Riau. Makalah dalam
Seminar Nasional Teknik Industri dan Kongres BKSTI V.
Makassar.

Audrey Josephin, D. H. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja


Terhadap Kinerja Karyawan.
Hal 38-41

Herjanto, Eddy., 1999, Manajemen Produksi & Operasi, Edisi


Kedua, Jakarta,Grasindo.
https://www.garnethealth.org/news/basal-metabolic-rate-
calculator

https://www.infoteknikindustri.com/2020/04/landasan-teori-
materi- biomekanika.html
https://www.medicalnewstoday.com/articles/basal-metabolic-rate
https://www.menshealth.com/fitness/a30852093/basalmetabolic-
rate/

Irzal. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.


Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Jurnal Pengabdian Dharma Masyarakat. Vol. 01 (01).Hal. 65 – 85.

Laksono, Endang W., dkk. 2018. Pelatihan Pembuatan Pelembut


Cucian yang Ramah Lingkungan. Jurnal Pengabdian
Masyarakat MIPA dan Pendidikan MIPA. Vol. 02(01).

Maharani, A. D., & Dewi, N. K. C. (2020). Optimasi Formula


Softener Pelembut Pakaian Berbahan Dasar Minyak
Kelapa dengan Metode Response Surface Methodology
(RSM). Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 23(2), 62-70.

Mulyadi, Batan. Londen. I. M. 2016. Pengujian Prototipe


Multipurpose Wheelchair. Laporan Penelitian. Jurusan
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan
ITS Surabaya. Jawa Timur.

Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan aplikasinya.


Surabaya: penerbit guna widya.

Nurmianto, Eko.,1996, Ergonomi, Konsep Dasar Dan


Aplikasinya, Edisi Pertama,Jakarta, Guna Widya

Proceeding Seminar Nasional Ergonomics Plus. (n.d), A Step-by-


Step Guide to the RULA Assessment Tool, https://ergo-
plus.com/rula-assessment-tool-guide/, Diakses pada hari
Minggu, 23 Juni 2019 Pk. 11.00 WIB.

Purnomo, Hari., 2004, Perencanaan & Perancangan Fasilitas,


Yogyakarta, GrahaIlmu.

Rahardjo, B., & Hardiani, D. (2020). Pembuatan Softener


Pelembut Pakaian dengan Bahan Dasar Alami. Jurnal
Teknik Kimia USU, 9(3), 65-71.

Rahmawanti, dkk. 2014. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol.
8, No. 2, Maret.
Riza, dkk. 2014. Pengaruh kompensasi, Disiplin dan Lingkungan
Kerja Non Fisik Terhadap Motivasi Kerja serta
Dampaknya Pada Kinerja Pegawai. Jurnal Manajemen.
Vol. 3, No.1, Februari, Hal. 47-55.

Safaat H, Nazruddin, 2011. Android Pemrograman mobile smart


phone & Tablet PC. Bandung.

Santoso, Harip. 2000. Membuat Multi Aplikasi Menggunakan


Visual Basic 6, Jakarta.

Septiana, Nurul, dkk. 2022. Pelatihan Pembuatan Softener


Pakaian Bagi Ibu-Ibu Dharma Wanita Persatuan IAIN
Palangkaraya. [Jurnal] Pengabdian Masyarakat Borneo
Volume 6 Nomor 2. Kalimantan Utara: Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Simamora, dkk. 2016. Pengaruh lingkungan kerja fisik dan non


fisik terhadap motivasi kerja karyawan. Jurnal administrasi
bisnis (JAB), Vol.31, No.1 Februari, hal. 158-166.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Alfabeta. Wursanto. 2009. Dasar-Dasar Ilmu
Organisasi.Yogyakarta: Andi Offset.

Suhendar A & Gunadi Hariman. Visual Modelling Menggunakan


UML dan Rational Rose, Jakarta.

Suma’mur, 1989, “Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja”, PT


Temprint: Jakarta Sama’mur, P. K. 1987. Keselamatan
Kerja dan Pebcegahan Kecelakaan. Jakarta. Sutalaksana,
Iftikar Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: ITB

Susihono, Wahyu. 2009. Rancangan Ulang Mesin Pemotong


Singkong Semi Otomatis dengan Memperhatikan Aspek-
Aspek Ergonomis Kerja.

Tarwaka, dkk. 2008.. Ergonomic untuk Kesehatan Keselamatan


Kerja dan Produktinitas. Surakarta: Uniba Press.

Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S. 2004. Ergonomi untuk


Keselamatan Kerja

Wignjosoebroto, S., (2000) : Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu -


Teknik Analisisuntuk Peningkatan Produktivitas Kerja,
Penerbit Guna Widya, Surabaya.

Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu.


Surabaya: GunaWidya 1995

World Health Organization, (2001), Occupational Health,


https://www.who.int/occupational_health/regions/en/oehe
mhealthcarework ers.pdf, diakses pada hari senin, 28
maret 2022 Pk. 13.00 WIB.

Yulianti, D., & Arief, A. (2019). Pengaruh Konsentrasi Gliserin


dan Propilen Glikol pada Softener Pelembut Pakaian
Terhadap Karakteristik Tekstil. Jurnal Riset Teknologi
Industri, 12(2), 73-80.

Zulkarnain, M., & Indriyani, R. (2019). Formulasi dan


Karakterisasi Softener Pelembut Pakaian Berbahan Dasar
Bungkil Kelapa Sawit. Jurnal Teknik Kimia, 25(2), 85-92
BIOGRAFI ANGGOTA KELOMPOK

1. NAMA : Azzahra Shavis


ALAMAT : Cimone Jaya Karawaci Tangerang,
Banten
NO HP : 085274682721
HOBBY : Membaca

2. NAMA : Denistiara
ALAMAT : Kp.Pabuaran, Lengkong Kulon,
Pagedangan
NO HP : 085776066355
HOBBY : Sepak Bola / Futsal

3. NAMA : Julius Buulolo


ALAMAT : Jl. Semanggi II, Cempaka
Putih, Kec. Ciputat Timur,
Tangerang Selatan, Banten
NO HP : 081396884132
HOBBY : Badminton

4. NAMA : Muhamad Afik Bin Syamsudin


ALAMAT : Babakan Setu Tangerang Selatan,
Banten
NO HP : 085894993155
HOBBY : Olahraga
5. NAMA : Muhamad Agil
ALAMAT : Kp. Situ Desa Sukaresmi kec.
Megamendung kab. Bogor
NO HP : 085776066355
HOBBY : Olahraga

6. NAMA : Muhamad Zikri


ALAMAT : Pulo Gadung kec. Pulo Gadung
Jakarta Timur
NO HP : 088299154978
HOBBY : Sepak Bola / Futsal

7. NAMA : Rere Joeya Putri


ALAMAT : Jl. Semanggi II, Cempaka
Putih, Kec. Ciputat Timur,
Tangerang Selatan, Banten
NO HP : 081396884132
HOBBY : Membaca

8. NAMA : Riyan Hidayat


ALAMAT : Kp.panggulan kel. Pengasinan
kec. Sawangan kota depok
NO HP : 089634450070
HOBBY : Olahraga
LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PAMULANG
FORM QUISIONER PENILAIAN
KELOMPOK

I Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk anda) dan NIM


dimulai dari yang paling berkontribusi pada materi praktikum sampai
dengan yang kurang berkontribusi.
1. AZZAHRA SHAVIS 221010800076 100
2. DENISTIARA 221010800081 100
3. MUHAMAD AFIK 221010800082 100
4. MUHAMAD AGIL 221010800088 100
5. MUHAMAD ZIKRI 221010800080 100
6. RERE JOEYA PUTRI 221010800095 100
7. RIYAN HIDAYAT 221010800071 100
8. JULIUS BUULOLO 221010800672 50
II Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk anda) dan NIM
dimulai dari yang paling baik bekerja sama dalam kelompok, sampai
dengan yang kurang bekerja sama.

1. AZZAHRA SHAVIS 221010800076 100


2. DENISTIARA 221010800081 100
3. MUHAMAD AFIK 221010800082 100
4. MUHAMAD AGIL 221010800088 100
5. MUHAMAD ZIKRI 221010800080 100
6. RERE JOEYA PUTRI 221010800095 100
7. RIYAN HIDAYAT 221010800071 100
8. JULIUS BUULOLO 221010800672 50
Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk anda) dan NIM
III dimulai dari yang paling baik dalam memimpin kerja kelompok
sampai dengan yang kurang baik.

1. AZZAHRA SHAVIS 221010800076 100


2. DENISTIARA 221010800081 100
3. MUHAMAD AFIK 221010800082 100
4. MUHAMAD AGIL 221010800088 100
5. MUHAMAD ZIKRI 221010800080 100
6. RERE JOEYA PUTRI 221010800095 100
7. RIYAN HIDAYAT 221010800071 100
8. JULIUS BUULOLO 221010800672 50
Urutkan seluruh nama anggota kelompok (termasuk anda) dan NIM
IV dimulai dari yang paling berkontribusi pada pembuatan laporan akhir
sampai dengan yang paling tidak berkontribusi
1. AZZAHRA SHAVIS 221010800076 100
2. DENISTIARA 221010800081 100
3. MUHAMAD AFIK 221010800082 100
4. MUHAMAD AGIL 221010800088 100
5. MUHAMAD ZIKRI 221010800080 100
6. RERE JOEYA PUTRI 221010800095 100
7. RIYAN HIDAYAT 221010800071 100
8. JULIUS BUULOLO 221010800672 50

Petunjuk Pengisian Quisioner :

• Isilah masing-masing pertanyaan dengan jawaban NAMA dan NIM


yang ada di kelompok anda.
• Jika anggota kelompok melebihi 5 orang tambahkan sesuai jumlah anggota
kelompok.
• Setelah semua pertanyaan diisi silahkan berikan lembar kuisioner ke
assiten laboratorium bersangkutan berupa Hard Copy dan Soft Copy
Kesimpulan :
Dari semua penilaian yang telah didapatkan pada kuesioner diatas, didapat
bahwa rata-rata nilai dalam keterlibatan anggota dalam menyelesaikan laporan
praktikum Kimia industri adalah sebagai berikut :
No Nama dan NIM Rata-rata
1. AZZAHRA SHAVIS (221010800076) 100
2. DENISTIARA (221010800081) 100
3. MUHAMAD AFIK (221010800082) 100
4. MUHAMAD AGIL (221010800088) 100
5. MUHAMAD ZIKRI (221010800080) 100
6. RERE JOEYA PUTRI (221010800095) 100
7. RIYAN HIDAYAT (221010800071) 100
8. JULIUS BUULOLO (221010800672) 50

NB : Urutkan dari nilai rata-rata terbesar hingga terkecil.

Anda mungkin juga menyukai