DAFTAR ISI
iv
LAPORAN KP
BAB IV ............................................................................................................................................... 51
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................................... 51
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 51
4.2 Saran ......................................................................................................................................... 51
LAMPIRAN
Surat Keterangan Selesai Kerja Praktek
Gambar Kerja
v
LAPORAN KP
BAB I
PENDAHULUAN
1
LAPORAN KP
1.4 Metodologi
Penyusunan lapoan Kerja Praktek didasarkan pada pengamatan dan pengumpulan
data-data yang penulis laksanakan selama kerja praktek berlangsung.
Metode yang penulis lakukan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan,
foto-foto, gambar kerja akan pelaksanaan pekerjaan. Data sekunder akan sistem
utilitas bangunan tinggi diperoleh melalui studi literatur.
2. Analisis dan Penyajian Data.
Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif/ penjelasan terhadap sistem
utilitas bangunan tinggi Awana Condotel yang termuat dalam kerja serta yang
terlaksana dilapangan dibandingkan dengan teori-teori dari literatur dan teori yang
diperoleh selama perkuliahan.Penyajian data berupa penjelasan teori dan kenyataan di
lapangan disertai foto-foto dan perhitungan-perhitungan umum.
3. Kesimpulan Hasil Analisis
Kesimpulan hasil analisis berupa perbaikan dan penyesuaian desain atapun
perhitungan terhadap sistem utilitas yang dianalisis yang berlum sesuai atau tidak
memenuhi standar-standar sistem utilitas bangunan tinggi.
2
LAPORAN KP
BAB IV KESIMPULAN
Sebagai akhir dari laporan Kerja Praktek penulis membahas tentang kesimpulan
secara menyeluruh dari hasil analisa dan pengamatan yang dilakukan selama kerja
praktek.
3
LAPORAN KP
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
4
LAPORAN KP
5
LAPORAN KP
1 1080 3.95
2 1040 7.05
3 1040 10.15
5 1040 13.25
6 1040 16.35
7 1040 19.45
8 1040 22.55
9 1040 25.65
10 1040 28.75
Total 11.889
6
LAPORAN KP
7
LAPORAN KP
BAB III
TEORI DAN PENGAMATAN SISTEM UTILITAS
BANGUNAN AWANA CONDOTEL
8
LAPORAN KP
Sistem penggerak dalam elevator terdiri dari 2 jenis yaitu system gearless/
mesin di atas. System ini peruntukkannya pada lift kantor, pertokoan, hotel,
apartemen, rumah sakit, dll. System yang kedua adalah system hydrolic/ mesin di
bawah.System ini terbatas 3-4 lantai, peruntukaanya pada lift uang/ makanan.
Bagian-bagian lift terdiri dari lift pit/ tempat pemberhentian akhir yang paling
bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban pengimbang. Bagian lainnya
adalah ruang luncur (hoistway), yaitu tempat meluncurnya sangkar/ kereta lift,
tempat pintu masuk keluar lift, tempat meluncurnya beban pengimbang (counter
weight) dan tempat meletakkan rel-rel peluncur dari kereta lift dan beban
pengimbang. Bagian berikutnya dari lift adalah ruang mesin, yaitu tempat
meletakkan mesin/ motor traksi lift dan tempat panel kontrol (mengatur jalannya
kereta).
10
LAPORAN KP
System kerja lift berupa naik turunnya lift diatur oleh perimbangan antara
kereta penumpang / car dengan beban pengimbang yakni motor traksi lift yang
ada di ruang mesin. System ini bekerja berdasarkan sentuhan tombol-tombol di
pintu lift melalui panel kontrol.
Jika panel kontrol bekerja secara manual, maka carbekerja naik danturun,
sedangkan jika tidak ada penumpang yang akan turun, maka pintu akan terbuka
pada lantai di bawah saja. Apabila panel kontrol diatur secaraotomatis maka
kereta selalu bergerak naik turun untuk mencarai penumpang.
Pada waktu kebakaran, semua aliran listrik mati dan lift akan secara otomatis
bergerak turun dan tidak dapat digunakan. Lift kebakaran dapat bekerja dengan
daya listrik darurat/ generator set.
Dalam perancanaan lift, jumlah lift dalam bangunan harus dihitung agar
mendapatkan jumlah yang efisien dan operasional yang optimal. Untuk
menghitung jumlah lift, beberapa factor yang dipakai adalah fungsi dan
peruntukan lift, jumlah luas/ lantai, jumlah tinggi bangunan, jumlah penghuni,
besar kecilnya lift dan kecepatan lift.
Beberapa istilah dan rumus yang dipakai dalam perhitungan lift antara lain HC/
handling capacity (kapasitas pengangkutan yang dipengaruhi oleh ukuran dan
frekuensi, PHC/Percentage handling capacity (persentase dari jumlah orang yang
menggunakan lift terhadap jumlah penghuni bangunan, I (kapasitas yang
diijinkan, rata-rata 80% dari jumlah penumpang yang tertera dalam lift, D/
population density in square feet person (rata-rata gerak kerja per orang dalam
m2, BP/ Building Population ( jumlah penghuni dalam satu bangunan.
11
LAPORAN KP
Rumus-rumus perhitungan antara lain rumus beban puncak kereta/ lift, rumus
daya angkut satu kereta dalam 5 menit, rumus RT /round time trip,dll.
Pada bangunan ini terdapat 2 jenis lift dari segi fungsinya yaitu lift service 1
unit dan lift passenger 3 unit. Lift service menerus dari basement sampai ke lantai
teratas, sedangkan lift passenger menerus dari lantai dasar sampai lantai teratas.
Setiap lift diletakkan dalam core yang juga berfungsi sebagai system struktur
bangunan. Lift service ditempatkan pada bagian ruangan yang menerus sampai
basement, sedangkan lift passenger ditempatkan ditengah-tengah bangunan yang
berkonfigurasi letter U.
12
LAPORAN KP
13
LAPORAN KP
14
LAPORAN KP
1 Data Bangunan
a Fungsi hotel, jumlah lantai 11, luas lantai 1188 m2/ lantai, tinggi lantai 3.2, jumlah
bed 37/lantai =296 bed untuk 8 lantai hunian
b BP 1.3 org/bed 336.7 org
c Kecepatan kereta (10 lt) 105 m/menit
d Kapasitas lift 1350 car/kg
untuk kecepatan 105 m/menit
Kapasitas penumpang 20 org
15
LAPORAN KP
16
LAPORAN KP
17
LAPORAN KP
3.4.2 Bahan/ material serta peralatan untuk pekerjaan distribusi air bersih dan air panas
Bahan/ Material Foto
Pipa HDPE berbagai ukuran dan
aksesorisnya seperti elbow,
socket, teebow, dll
Booster pump
19
LAPORAN KP
21
LAPORAN KP
23
LAPORAN KP
3.4.2 Bahan/ material dan peralatan untuk distribusi air kotor/ limbah
Bahan/ material serta peralatan yang diperlukan antara lain:
Bahan/ material
Pipa PVC berbagai ukuran 2”,
4”, 6” beserta aksesoris
24
LAPORAN KP
25
LAPORAN KP
Gbr. 13.40 Jaringan pipa air limbah horizontal dan vertical per unit
hunian
26
LAPORAN KP
Untuk mendistribusikan limbah dari water closed dan limbah cari dari floor
drain atau wasthafel ke STP, maka semua distirbusi secara vertical disatukan pada
1 shaft melalui distribusi horizontal pada lantai 2 atau di bawah plat lantai
3(antara plafond lantai 2 dan plat lantai 3). Pipa PVC diameter 6” ini disanggah
dengna plat besi siku yang digantung dengan kabel yang ditanam pada plat lantai
3. Distribusi secara vertical ke SWP melalui shaft yang terletak dekat tangga
akses dari lantai dasar ke lantai 1.
Gbr. 13.41 Jaringan pipa pengumpul air limbah horizontal pada Lt. 2
Shaft
27
LAPORAN KP
28
LAPORAN KP
3. Smoke Detector
Smoke detector adalah alat yang berfungsi mendeteksi asap. Ketika detector
mendeteksi asap maka detektor akan segera mengirimkan sinyal sehingga fire
alarm berbunyi. Smoke detektor sendiri memiliki beberapa type kerja :
29
LAPORAN KP
30
LAPORAN KP
Hydrant
outdoor
Hydrant
indoor
Sprinkler
31
LAPORAN KP
32
LAPORAN KP
Gbr. 13.48 Proses instalasi pipa sprinkler dan hydrant serta sprinkler
terpasang pada dinding
33
LAPORAN KP
Unit indoor
34
LAPORAN KP
Pipa refrigerant
Pipa drain
Outdoor
FCU
FCU
Ducting system
Gbr. 13.49 Sistem ducting dan FCU pada lantai 1/ di bawah plat lantai 2
36
LAPORAN KP
Gbr. 13.49 Sistem AC ceilling cassette pada koridor hunian serta peletakan
outdoor di luar bangunan
Gbr. 13.50 Plat beton untuk dudukan outdorr AC Split dan Ceilling Gassette
37
LAPORAN KP
38
LAPORAN KP
Cahaya buatan bersumber dari tegangan listrik. Sumber cahaya pembangkit tenaga di
Indonesia saat ini disupply melalui Perusahaan Listrik Negara/ PLN. Dari tempat
pembangkit listrik, listrik dialirkan ke kota-kota melalui kabel bertegangan tinggi. Dari
tegangan tinggi diubah menjadi tegangan menengah pada gardu-gardu induk.Untuk
sampai ke konsumen, maka tegangan menengah diubah menjadi tegangan rendah.
Untuk keperluan kebutuhan listrik pada bangunan-bangunan besar, maka tegangan
yang disyaratkan adalah tegangan menengah apabila kebutuhan listrik sudah lebih dari
200kva.Tegangan menengah tersebut diturunkan dengan transformator menjadi tegangan
rendah 220 V untuk penerangan dan 380 V untuk peralatan besar seperti mesin, pompa,
dll.
Setelah menjadi tegangan rendah kemudian disalurkan ke panel-panel melalui alat
pengatur tegangan yaitu stabilisator .dari panel utama/ main distribution panel,
disalurkan ke panel-panel pembagi yang terdapat di setiap lantai sesuai kebutuhan.
Syarat peletakan ruang panel adalah ruang-ruang harus diletakkan satu garis vertical
untuk menjaga kabel tidak berkelok-kelok.Ruang/ shaft ini harus diberikan aliran udara
yang berguna untuk mengurangi panas yang dihasilkan oleh tegangan listrik dalam
kabel.
Daya penerangan yang masuk ke dalam panel-panel pembagi/ subpanel terbagi atas
daya langsung yakni untuk lampu penerangan, diffuser AC, sprinkler, fire alarm, smoke
detector, speaker system, dll. Daya tidak langsung digunakan untuk menghidupkan
peralatan-peralatan seperti computer, TV, dll. Sistem daya pada bangunan harus
diperhitungkan dengan matang dan terkoneksi satu sama salin karena semua kegiatan
operasional pada bangunan memerlukan listrik sebagai sumber dayanya.
Besaran daya pada suatu bangunan dapat dihitung secara keseluruhan dari rencana
peruntukkan dan peralatan/ bahan yang digunakan. Contoh perhitungan sederhana
kebutuhan daya listrik sebagai berikut:
39
LAPORAN KP
1. Jumlah lampu
= E x A
Qlampu x CU x LLF
500 x 400
2700 x 50% x 0.7
200000
945
211.6402 212 buah
2. Jumlah daya
= Jumlah lampuxdaya lampux1.2 (koefisien)
212 x 36 x 1.2 koefisien
9158.4 watt
3. Stop kontak 10-20 m2 diperlukan 1 stop kontak dengan kapasitas 500 watt
= 400 x 500 10000 watt
20
Jumlah daya 19158.4 watt
Rata-rata/m2 penerangan 19158.4 watt 47.896 watt/m2
400 m2
Selain bersumber dari PLN, bangunan tinggi membutuhkan generator sebagai sumber
listrik cadangan.Generator adalah alat pembangkit listrik dengan sumber bahan bakar
diesel dalam skala kecil.Listrik yang dihasilkan dari perputaran mesin generator tidak
dapat stabil, oleh karena itu perlu alat pengatur tegangan/ stabilisator.Genzet dapat
bekerja otomatis apabila listrik dari PLN padam.
Ruang genzet biasanya terletak di basement.Ruang-ruang panel dan ruang stabilisator
sedekat mungkin dengan ruang genzet. Karena menghasilkan asap dari pembakaran
minyak diesel, maka ruang genzet sedekat mungkin dengan ruang luar agar, asap dapat
dialirkan melalui cerobong ke ruang luar.
Dinding ruang genzet harus tebal dan kuat agar bisa meredam suara yang dihasilkan
mesin genzet.Lantai harus terbuat dari beton bertulang dan disekeliling bantalan lantai
terdapat peredam getaran.Lantai tidak boleh tergenang air.Tangki solar dapat diletakkan
di dalam tanah di bawah genzet.
40
LAPORAN KP
Gbr. 3.51 Suasana cahaya matahari pada ruang tidur dan pada koridor
Pencahayaan dan penerangan buatan bersumber dari PLN dan Generator sebagai
cadangan.Sumber daya dari PLN maupun generator dikelola dalam ruang panel utama
yang terletak di basement.Dari ruang panel ini, listrik didistribusikan ke titik-titik
penggunaan yakni untuk pompa, lift/ elevator, peralatan elektronik dan untuk system
pencahayaan baik dalam ruangan maupun luar ruangan. Jenis kabel yang digunakan
kabel NYA dengan type bervariasi sesuai tegangan dan peruntukkan kabel tersebut.
Pada unit hunian, kabel-kabel listrik terkoneksi ke dalam MCB yang terdapat dalam
masing-masing kamar.
41
LAPORAN KP
Gbr. 3.5 Pemasasangan conduit di bawah plat lantai dan di dalam tembok.
Jenis lampu yang digunakan ada beberapa jenis, sesuai peruntukkan ruang
sebagai berikut:
Ruang Jenis Lampu Kapasitas Jumlah
Basement V Shape/ TL 2x36 watt/ titik Gbr rencana
Lantai Dasar Downlight Outbow 11 watt Gbr rencana
Parkiran PLCE warm white
Lantai Dasar Downlight PLCE 11 watt Gbr rencana
Koridor Lobby warm white
dan Lounge
Lantai Dasar Downlight PLCE cool 18 watt Gbr rencana
Lobby dan Lounge day light
Lantai 1
Area Dapur RM acrylic cover 2x36 watt/ titik Gbr rencana
42
LAPORAN KP
43
LAPORAN KP
Gbr. 3.5 kabel coaxial diinstal dalam pipa dengan klem warna kuning.
44
LAPORAN KP
Prinsip Kerja;
Siaran TV diterima oleh antenna parabola yang terletak di lantai atap, dari antenna
parabola disalurkan dengan kabel coaxial menuju head end yang terletak di ruang
sekuriti lantai dasar. Dari head end disalurkan ke amplifier output. Siaran dari tv
berlangganan/ provider lain dapat disalurkan juga ke amplifier out put. Dari amplifier
output, siaran disalurkan melalui coupler/ spliter yang erdapat di setiap lantai sebagai
pembagi, dari spliter, siaran disalurkan ke indoortabdan dari indoor tab disalurkan ke
outlet MATV pada masing-masing ruangan.Kabel RG 11 dipakai sebagai penyalur antar
spliter, sedangkan dari spliter ke indoor tab dan outlet menggunakan RG 6.
45
LAPORAN KP
Sistem suara terdiri terbagi atas, system suara untuk background music dan system
suara untuk announcing system. System suara untuk background music hanya pada
koridor, sedangkan untuk announcing dan evacuasi speaker ditempatkan pada ruang unit
apartemen dan koridor, ruang basement dan lantai dasar. Pada masing-masing lantai
terdapat sound system terminal box sebagai pembagi system suara ke speaker-speaker
untuk fungsi background music.
46
LAPORAN KP
SPEAKER PLAFOND
UNTUK ANNOUNCE
SPEAKER PLAFOND
UNTUK MUSIC
SSTB UNTUK
SPEAKER MUSIC
KABEL SPEAKER
ANNOUNCE
47
LAPORAN KP
48
LAPORAN KP
Sistem penangkal petir yang terpakai di Awana Condotel adalah system semi
radioaktif atau yang dikenal juga dengan system radius.Sistem ini dirancang untuk
memproteksi bangunan dalam radius 175 m dari titik penempatan penangkal petir.
49
LAPORAN KP
Penyalur tegangan petir berupa Kabel NYY 1x70mm2 dan Kabel BC 50 mm2
Bak kontrol pentanahan petir dan Besi copper rod dia. 25 mm untuk penyalur
tegangan ke tanah.
Sistem k
Gbr. 3.8 Detail bak kontrol pentanahan petir dari kabel NYY 70 mm ke copper rod
Prinsip kerja:
Petir yang menyambar head lightning protector diteruskan ke bak kontrol pentanahan
melalui kabel NYY 70 mm. Dari bak kontrol tegangan direduksi melalui copper rod ke
tanah dan system grounding yang terhubung dengan struktur bangunan melalui kabel BC
50 mm. System grounding melalui sumur grounding petir dengan tegangan max 5 Ω.
50
LAPORAN KP
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan kerja praktek ini sangat berguna dan bermanfaat karenabanyaknya ilmu
dan pengalaman berharga yang didapat di Proyek Pembangunan Awana Condotel
Yogyakarta.Setelah menyelesaikan kerja praktek ini maka dapat diambil
beberapakesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kerja praktek memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan bagi
mahasiswa khususnya di bidang system utilitas bangunan tinggi.
2. Manajemen proyek baik tenaga kerja, material dan bahan pada Proyek Awana
Condotel tidak berjalan optimal sehingga terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3. System utilitas pada proyek Awana Condotel telah direncanakan dengan baik dan
terkonstruksi sesuai gambar rencana dan syarat.
4.2 Saran
Saran-saran yang dapat penulis berikan berdasarkan pengalaman selama kerja praktek
antara lain:
1. Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan kerja prakter agar lebih proaktif dalam
menggali dan mengkaji materi kerja praktek karena keterbatasan waktu kerja praktek
menyebabkan tidak semua hal yang akan diamati selesai terkonstruksi di lapangan.
2. Bagi pihak manajemen proyek agar lebih memperhatikan manajemen pelaksanaan
pekerjaan terutama pada pengadaan tenaga kerja sehingga pekerjaan dapat terlaksana
sesuai jadwal yang direncanakan.
51