BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Universitas Hasyim Asy’ari merupakan salah satu
perguruan tinggi yang identik dngan pendidikannnya, tetapi
dengan berkembangnya zaman perguruan tinggi dituntut untuk
menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap untuk menjadi
seorang santri saja tetapi juga bisa menghasilkan lulusan siap
untuk menghadapi dunia industri.
Praktik industri adalah salah satu cara yang digunakan
untuk mengenalkan mahasiswa kepada dunia kerja yang
sesungguhnya dimana merupakan kegiatan nyata bagi
mahasiswa dalam menerapkan serta mengembangkan bidang
studi tersebut. Melalui kegiatan praktik industri ini, mahasiswa
diharapkan menjadi tenaga yang profesional yang memiliki
kualitas, kompetensi, dan kemampuan dalam pengetahuan
bidang produksi.
Menimbang prihal dihatas, pembelajaran dengan cara terjun
langsung ke lapangan dengan mengamati proses atau tahapan
dari setiap kegiatan di sebuah industri adalah suatu hal yang
penting agar setelah lulus dan masuk ke dunia kerja
sesungguhnya diharapkan tidak lagi menjadi sebuah pertanyaan
tentang apa dan juga bagaimana cara berinteraksi dengan
lingkungan yang ada karena sebelumnya telah dilakukan proses
yang sama ketika belajar di pendidikan sarjana ini.
Mengingat bidang studi praktek industri sangatlah
berpengaruh terhadap informasi yang didapat, untuk
memaksimalkan mata kuliah praktek industri ini maka tempat
yang dituju harus sesuai dengan kejuruan dan kemampuan yang
didapat di bangku kuliah. PT PAL INDONESIA (Persero) sebagai
perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kapal baru,
1
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Jenis-jenis Proyek
Menurut Soeharto (1990), jenis-jenis proyek dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Proyek Engineering Construction terdiri dari pengkajian
kelayakan, desain engineering pengadaan, dan konstruksi.
2. Proyek Engineering Manufacture dimaksudkan untuk
membuat produk baru, meliputi perkembangan produk,
manufaktur, perakitan, uji coba fungsi, dan operasi produk
yang dihasilkan.
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan bertujuan untuk
melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka
menghasilkan produk tertentu.
4. Proyek Pelayanan merupakan Manajemen Proyek pelayanan
manajemen tidak memberikan hasil dalam bentuk fisik
3
4
4. Magnetic Particles
Metode ini menggunakan serbuk magnetik yang di sebarkan
dipermukaan benda uji atau material. Pada saat crack ada dalam
permukaan benda uji, maka akan terjadi kebocoran medan
magnet di sekitar posisi crack, sehingga dengan mudah akan bisa
dilihat oleh mata. Setelah pengujian magnetic, maka benda uji
akan menjadi bersifat magnet, karena pengaruh serbuk magnet
tersebut, maka untuk menghilangkan effek itu digunakan metoda
demage netization (proses menghilangkan medan magnet pada
benda uji), salah satu caranya dengan menggunakan hammering
(benda uji dipikul dengan hammer, sehingga timbul getaran yang
akan melepaskan partikel magnet). Kelemahannya, metode ini
hanya bisa diterapkan untuk material ferro magnetik. Selain itu,
medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau
memotong daerah retak.
E. PROSES-PROSES PENGELASAN
1. Las Listrik TIG (Tungsten Inert Gas)
Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940),
berawal dari pengelasan paduan untuk bodi pesawat terbang.
Prinsip panas dari busur terjadi diantara elektrode tungsten dan
logam induk akan meleburkan logam pengisi ke logam induk di
mana busurnya dilindungi oleh gas mulia (Ar atau He).
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia)
menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan
tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram
dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan.
Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C,
sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk
penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar
pada saat pengelasan. Sebagian bahan tambah dipakai elektroda
tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang
terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagi gas pelindung dipakai gas inert seperti argon, helium atau
campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung
dari jenis logam yang akan dilas. Tangkai las TIG (Tungsten Inert
Gas) biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi.
a. Pembakarlas TIG (Tungsten Inert Gas) terdiri dari :
1) Penyedia arus
2) Pengembali air pendingin
3) Penyedia air pendingin.
4) Penyedia gas argon.
5) Lubang gas argon ke luar.
6) Pencekam elektroda.
7) Moncong keramik atau logam.
8) Elektroda tungsten.
9) Semburan gas pelindung.
11
a. Keuntungan :
Digunakan untuk Alloy Steel, Stainless Steel maupun paduan
Non Ferrous: Ni, Cu, Al (Air Craft). Disamping itu mutu las
bermutu tinggi, hasil las padat, bebas dari porositas dan dapat
untuk mengelas berbagai posisi dan ketebalan.
Proses GTAW (gas tungsten arc welding) menghasilkan
pengelasan bermutu tinggi pada bahan-bahan ferrous dan non
ferrous. Dengan teknik pengelasan yang tepat, semua pengotor
yang berasal dari atmosfir dapat dihilangkan. Keuntungan utama
dari proses ini yaitu, bisa digunakan untuk membuat root pass
bermutu tinggi dari arah satu sisi pada berbagai jenis bahan. Oleh
karena itu GTAW (gas tungsten arc welding) digunakan secara luas
pada pengelasan pipa, dengan batasan arus mulai dari 5 hingga
300 amp, menghasilkan kemampuan lebih besar untuk mengatasi
masalah pada posisi sambungan yang berubah-ubah seperti celah
akar. Sebagai contoh, pada pipa tipis (dibawah 0,20 inci) dan
logam-logam lembaran, arus bisa diatur cukup rendah sehingga
pengendalian penetrasi dan pencegahan terjadinya terbakar
tembus (burn through) lebih mudah dari pada pengerjaan dengan
proses menggunakan elektroda terbungkus. Kecepatan gerak
yang lebih rendah dibandingkan dengan SMAW (shielded metal
arc welding) akan memudahkan pengamatan sehingga lebih
mudah dalam mengendalikan logam las selama pengisian dan
penyatuan.
b. Kelemahan :
Kelemahan utama proses las GTAW (gas tungsten arc
welding) yaitu laju pengisian lebih rendah dibandingkan dengan
proses las lain umpamanya SMAW (shielded metal arc welding).
Disamping itu, GTAW (gas tungsten arc welding) butuh kontrol
kelurusan sambungan yang lebih ketat, untuk menghasilkan
pengelasan bermutu tinggi pada pengelasan dari arah satu sisi.
GTAW (gas tungsten arc welding) juga butuh kebersihan
12
F. Gerinda
Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas dengan
mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat
banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja
dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu
gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga
terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
Gouging. Jenis-jenis mesin gerinda tersebut, simak penjelasan
berikut:
1. Mesin Gerinda Silindris.
Mesin gerinda silindris adalah alat pemesinan yang berfungsi
untuk membuat bentuk silindris yang bertingkat dan sebagainya.
Berdasarkan konstruksi mesinnya, mesin gerinda silindris
dibedakan mejadi menjadi empat macam, yaitu:
Gerinda silindris luar Mesin gerinda silindris luar berfungsi untuk
menggerinda diameter luar benda kerja yang berbentuk silindris
dan tirus.
13
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PI/PKL DAN PEMBAHASAN
20
21
tahun 1980 dan akte pendirian nomer 12 tahun 1980 yang dibuat
oleh notaris Hadi Moentoro, SH, pada tanggal 15 April 1980
Perumpal diubah statusnya menjadi Perseroan dengan nama PT.
PAL Indonesia (Persero). Sampai dengan saat ini telah diadakan
perubahan yang terakhir dengan akte pendirian Nomer I tanggal
4 November 2002.
d. Profil PT. PAL Indonesia (Persero)
Lokasi PT PAL Indonesia (Persero) berada di Ujung
Surabaya dengan luas area mencapai 120 HA. Kegiatan
utamanya adalah memproduksi kapal perang dan kapal niaga,
memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta
rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan
pesanan. Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PT
PAL Indonesia (Persero) telah memasuki pasaran internasional
dan kualitasnya telah diakui dunia. Kapal-kapal produksi PT
PAL Indonesia (Persero) telah melayari perairan di seluruh
dunia.
3) RekayasaUmum
Pada saat ini PT PAL INDONESIA (Persero) telah
menguasai teknologi produksi komponen pendukung industri
pembangkit tenaga listrik seperti Boiler dan Balance of Point.
Kemampuan ini akan terus ditingkatkan sampai pada taraf
kemampuan modular dan EPC (Engineering Procurement And
Contruction) bagi industri pembangkit tenaga listrik skala kecil
menengah sampai dengan 50 Mega Watt.
Saat ini PT PAL INDONESIA (Persero) telah menguasai produk
Rekayasa Umum seperti Steam Turbine Assembly sampai
dengan 600 MW, Komponen Balance of Plant dan Boiler sampai
dengan 600 MW, Compressor Module 40 MW, Barge Mounted
Power Plant 30 MW, Pressure Vessels dan Heat Exchangers,
Generator Stator Frame s.d 600 MW. Sementara itu produk
rekayasa umum yang sedang dikembangkan adalah Steam
Turbine Power Plant, Jacket's structure sampai dengan 1000 ton
serta Monopod dan Anjungan (Platform) sampai dengan 1000 ton.
STRUKTUR ORGANISASI
DIVISI REKAYASA UMUM
36000
Divisi
Rekayasa Umum
36010
Sekretaris
Departemen Departemen
Departemen
Departemen PPC Permesinan & Fabrikasi &
Rekayasa
Perakitan Konstruksi
Departemen
Perencanaan & Pengendalian
Biro
Biro Biro Biro Biro
Dukungan
SDM & K3LH Analisa & Evaluasi Perencanaan Produksi Sarana & Fasilitas
Administrasi
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tahapan proses awal repair head Cone Crusher MP 1000
sebagai berikut:
1. Blusting atau membersihkan permukaan benda.
2. Mengukur dimensi dari benda kerja.
3. Pengecekan crack dengan MT (Magnetic Test).
4. Pre Welding head benda.
5. Melepas bagian luar benda kerja yang terdapat crack.
6. Gouging atau menghilangkan crack sampai ke ujung crack itu
sendiri.
7. Penggerindaan untuk menghilangkan kerak bekas gouging.
B. Saran
1. Perlu perhatian khusus terhadap K3 baik dari pekerja
maupun pihak luar yang berkepentingan di dalam
perusahaan.
2. Semua mesin dan peralatan dalam pabrik seharusnya
mendapatkan perhatian secara rutin agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan disuatu hari kelak.
3. Perlu adanya pemberian tugas atau kontribusi terhadap
suatu pekerjaan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa
bisa belajar sedikit suatu proses pekerjaan.
61