Anda di halaman 1dari 61

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Universitas Hasyim Asy’ari merupakan salah satu
perguruan tinggi yang identik dngan pendidikannnya, tetapi
dengan berkembangnya zaman perguruan tinggi dituntut untuk
menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap untuk menjadi
seorang santri saja tetapi juga bisa menghasilkan lulusan siap
untuk menghadapi dunia industri.
Praktik industri adalah salah satu cara yang digunakan
untuk mengenalkan mahasiswa kepada dunia kerja yang
sesungguhnya dimana merupakan kegiatan nyata bagi
mahasiswa dalam menerapkan serta mengembangkan bidang
studi tersebut. Melalui kegiatan praktik industri ini, mahasiswa
diharapkan menjadi tenaga yang profesional yang memiliki
kualitas, kompetensi, dan kemampuan dalam pengetahuan
bidang produksi.
Menimbang prihal dihatas, pembelajaran dengan cara terjun
langsung ke lapangan dengan mengamati proses atau tahapan
dari setiap kegiatan di sebuah industri adalah suatu hal yang
penting agar setelah lulus dan masuk ke dunia kerja
sesungguhnya diharapkan tidak lagi menjadi sebuah pertanyaan
tentang apa dan juga bagaimana cara berinteraksi dengan
lingkungan yang ada karena sebelumnya telah dilakukan proses
yang sama ketika belajar di pendidikan sarjana ini.
Mengingat bidang studi praktek industri sangatlah
berpengaruh terhadap informasi yang didapat, untuk
memaksimalkan mata kuliah praktek industri ini maka tempat
yang dituju harus sesuai dengan kejuruan dan kemampuan yang
didapat di bangku kuliah. PT PAL INDONESIA (Persero) sebagai
perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kapal baru,

1
2

reparasi kapal, serta rekayasa kapal diharapkan bisa membantu


meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam dunia kerja
nyata.

B. Tujuan Pelaksanaan Praktek Industri


1. Tujuan Umum:
a. Meningkatkan, memperluas pengetahan.
b. Memperoleh pengalaman kerja di industri / perusahaan.
c. Mengenal situasi lapangan perusahaan.
2. Tujuan Khusus:
Untuk mengetahui bagaimana proses awal repairing pada
head MP 1000 cone crusher.

C. Manfaat Praktek Industri.


Maksud dari praktek kerja lapangan ini adalah sebagai
realisasi langsung ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku
perkuliahan dengan kenyataan di lapangan agar mahasiswa
dapat menerapkan, memantapkan, dan menumbuhkan
keahlianya dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
1. Mengetahui proses atau cara perbaikan yang ada di divisi
rekayasa umum PT PAL INDONESIA (Persero).
2. Memperkenalkan kondisi nyata dalam dunia kerja sebagai
upaya melatih tenaga kerja profesional.
3. Mahasiswa mampu bersosialisasi diri dalam dunia kerja
sebagai proses pembelajaran pada umumnya dan mampu
mengembangkan ilmu tentang mesin yang ada.
3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Umum Proyek


Secara umum maksud dan tujuan proyek dapat
didefinisikan sebagai usaha-usaha/tindakan yang dilakukan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu
dan sumber daya yang tersedia. Proyek konstruksi adalah suatu
upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan/
infrastruktur. Adapun kriteria proyek konstruksi adalah sebagai
berikut:
1. Dimulai dari awal proyek (awal rangkaian kegiatan) dan
diakhiri dengan akhir proyek (akhir rangkaian kegiatan),
serta mempunyai waktu yang terbatas.
2. Rangkaian kegiatan proyek itu hanya satu kali sehingga
menghasilkan produk yang bersifat unik.

B. Jenis-jenis Proyek
Menurut Soeharto (1990), jenis-jenis proyek dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Proyek Engineering Construction terdiri dari pengkajian
kelayakan, desain engineering pengadaan, dan konstruksi.
2. Proyek Engineering Manufacture dimaksudkan untuk
membuat produk baru, meliputi perkembangan produk,
manufaktur, perakitan, uji coba fungsi, dan operasi produk
yang dihasilkan.
3. Proyek Penelitian dan Pengembangan bertujuan untuk
melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka
menghasilkan produk tertentu.
4. Proyek Pelayanan merupakan Manajemen Proyek pelayanan
manajemen tidak memberikan hasil dalam bentuk fisik

3
4

tetapi laporan akhir, misalnya merancang system informasi


manajemen.
5. Proyek Kapital, merupakan proyek yang berkaitan dengan
penggunaan dana capital untuk investasi.
6. Proyek Radio Telekomunikasi bertujuan untuk membangun
jaringan telekomunikasi yang dapat menjangkau area luas
dengan biaya minimal.
7. Proyek Konservasi Bio-Diersity merupakan proyek yang
berkaitan dengan usaha pelestarian lingkungan.

C. MP Series by Metso Mineral Indonesia


PT. Metso Mineral Indonesia yang berada di jalan Berbek
Industri I no. 23 Waru, Sidoarjo merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang pemasok global peralatan, solusi dan
pelayanan untuk pertambangan dan konstruksi industry.
Pelanggan perusahaan ini adalah industry pertambangan,
industry, dan migas. Metso jua dikenal untuk solusi otomatisasi
untuk pulp, kertas dan pembangkit listrik.

Gambar 2.1 Mesin Crusher MP 1000


(Sumber:http://aeroblog.wordpress.com/2007/01/02/nondestr
uctivetesting-ndt/)
(Diakses pada : 3 September 2016)
5

Ada beberapa komponen dari MP 1000 yang harus diberi


perawatan khusus, agar proses produksi dari mesin tersebut
berjalan secara berkelanjutan. Salah satu komponen tersebut
adalah Head.

D. Non Destructive Test (NDT)


Teknik Pengujian Material Tanpa Merusak Benda Ujinya
adalah pengujian Non Destructive atau sering kita dengar
dengan Non Destructive Testing atau NDT, pengujian ini
dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan
masih aman dan belum melewati batas toleransi kerusakan.
NDT biasanya dilakukan paling tidak dua kali. Pertama,
selama dan diakhir proses fabrikasi, hal ini berguna untuk
menentukan suatu komponen dapat diterima setelah melalui
tahap-tahap fabrikasi, Hasil NDT ini dijadikan sebagai bagian
dari kendali mutu komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah
komponen digunakan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya
adalah menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui
damage tolerance-nya.
Dari tipe keberadaannya crack, kerusakan atau cacat pada
material NDT dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu: surface
crack dan inside crack. Sebaiknya Pada saat pengujian maka harus
sudah ditentukan dahulu targetnya (misal surface crack atau inside
crack), baru digunakan metoda NDT yang tepat.
Beberapa Metode yang digunakan untuk melakukan pengujian
ini yaitu:
1. NDT Metode pada inside crack
a. Mengunakan metode Radiography, yaitu dengan
menggunakan sinar X untuk mendapatkan gambaran
dalam material. Pada Prinsipnya hampir sama dengan
sinar X atau X ray yang digunakan untuk tubuh manusia,
tetapi panjang gelombang yang digunakan berbeda (lebih
pendek).
6

b. Menggunakan metode Ultrasonics, yaitu dengan


menggunakan gelombang ultrasonic dengan frequensi
antara 0.1 ~ 15 Mhz. Pada Prinsipnya, gelombang
ultrasonic dipancarkan dalam material dan gelombang
baliknya atau gelombang yang sampai di sisi yang lain di
bandingkan dengan kecepatan suara dari material itu
sendiri untuk mendapatkan gambaran posisi dari crack
seperti contoh toolsnya ultrasonic thickness yang tersedia
pada produk alatuji.com.
c. Menggunakan Metode Accustic emmision, pada
prinsipnya hampir sama dengan metode ultrasonics
hanya pada gelombangnya metode ini menggunakan
gelombang frequensi antara 100 Khz sampai 1 Mhz.
2. NDT Metode pada Surface Crack
3. Visual Inspection Optical
Biasanya Metode ini menjadi langkah yang pertama kalu
diambil dalam NDT. Metode ini bertujuan menemukan cacat atau
retak permukaan dan korosi dengan bantuan Visual Optical, crack
yang berada dipermukaan material dapat diketahui.

Gambar 2.2 Visual Inspection Optical


(Sumber:
http://aeroblog.wordpress.com/2007/01/02/nondestructive-
testing-ndt/)
(Diakses pada : 3 September 2016)
7

4. Magnetic Particles
Metode ini menggunakan serbuk magnetik yang di sebarkan
dipermukaan benda uji atau material. Pada saat crack ada dalam
permukaan benda uji, maka akan terjadi kebocoran medan
magnet di sekitar posisi crack, sehingga dengan mudah akan bisa
dilihat oleh mata. Setelah pengujian magnetic, maka benda uji
akan menjadi bersifat magnet, karena pengaruh serbuk magnet
tersebut, maka untuk menghilangkan effek itu digunakan metoda
demage netization (proses menghilangkan medan magnet pada
benda uji), salah satu caranya dengan menggunakan hammering
(benda uji dipikul dengan hammer, sehingga timbul getaran yang
akan melepaskan partikel magnet). Kelemahannya, metode ini
hanya bisa diterapkan untuk material ferro magnetik. Selain itu,
medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau
memotong daerah retak.

Gambar 2.3 Contoh praktek magnetic test.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)
(diambil 21 September 2016)
5. Pengelasan
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie
Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau
logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau
cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari
beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
8

Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan


tekanan dan material tambahan (filler material). Teknik
pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang
waktu antara 4000 sampai 3000 SM.
Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah,
teknologi pengelasan maju dengan pesatnya sehingga menjadi
sesuatu teknik penyambungan yang mutakhir. Hingga saat ini
telah dipergunakan lebihdari 40 jenis pengelasan. Pada tahap-
tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya
pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari
reparasi yang kurang penting.
Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak
dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses
pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las
merupakan hal yang umum di semua negara di dunia.
Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu
memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan
memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas.
Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las
memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi
sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus
diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam
pengetahuan. Karena itu didalam pengelasan, penggetahuan
harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci
dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan
mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang
cara-cara pengelasan. Cara pemeriksaan, bahan las, dan jenis las
yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian
bangunan atau mesin yang dirancang.
9

a. Klasifikasi dan Cara – Cara Pengelasan dan Pemotongan


Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara
pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, ini
disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal
tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut
pada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi
berdasarkan energi yang digunakan (sumber panas) dan
klasifikasi berdasarkan cara kerja.
b. Ditinjau berdasarkan sumber panasnya klasifikasi
pengelasan dapat dibedakan tiga:
1) Mekanik.
2) Listrik.
3) Kimia.
c. Ditinjau berdasarkan cara kerjanya klasifikasi pengelasan
dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair,
pengelasan tekan dan pematrian.
1) Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana
sambungan dipanaskan sampai mencair dengan
sumberpanas dari busur listrik atau sumber api gas yang
terbakar.
2) Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana
sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga
menjadi satu.
3) Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan
diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan
logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini
logam induk tidak turut mencair.
10

E. PROSES-PROSES PENGELASAN
1. Las Listrik TIG (Tungsten Inert Gas)
Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940),
berawal dari pengelasan paduan untuk bodi pesawat terbang.
Prinsip panas dari busur terjadi diantara elektrode tungsten dan
logam induk akan meleburkan logam pengisi ke logam induk di
mana busurnya dilindungi oleh gas mulia (Ar atau He).
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia)
menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan
tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram
dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan.
Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C,
sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk
penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar
pada saat pengelasan. Sebagian bahan tambah dipakai elektroda
tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang
terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagi gas pelindung dipakai gas inert seperti argon, helium atau
campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung
dari jenis logam yang akan dilas. Tangkai las TIG (Tungsten Inert
Gas) biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi.
a. Pembakarlas TIG (Tungsten Inert Gas) terdiri dari :
1) Penyedia arus
2) Pengembali air pendingin
3) Penyedia air pendingin.
4) Penyedia gas argon.
5) Lubang gas argon ke luar.
6) Pencekam elektroda.
7) Moncong keramik atau logam.
8) Elektroda tungsten.
9) Semburan gas pelindung.
11

a. Keuntungan :
Digunakan untuk Alloy Steel, Stainless Steel maupun paduan
Non Ferrous: Ni, Cu, Al (Air Craft). Disamping itu mutu las
bermutu tinggi, hasil las padat, bebas dari porositas dan dapat
untuk mengelas berbagai posisi dan ketebalan.
Proses GTAW (gas tungsten arc welding) menghasilkan
pengelasan bermutu tinggi pada bahan-bahan ferrous dan non
ferrous. Dengan teknik pengelasan yang tepat, semua pengotor
yang berasal dari atmosfir dapat dihilangkan. Keuntungan utama
dari proses ini yaitu, bisa digunakan untuk membuat root pass
bermutu tinggi dari arah satu sisi pada berbagai jenis bahan. Oleh
karena itu GTAW (gas tungsten arc welding) digunakan secara luas
pada pengelasan pipa, dengan batasan arus mulai dari 5 hingga
300 amp, menghasilkan kemampuan lebih besar untuk mengatasi
masalah pada posisi sambungan yang berubah-ubah seperti celah
akar. Sebagai contoh, pada pipa tipis (dibawah 0,20 inci) dan
logam-logam lembaran, arus bisa diatur cukup rendah sehingga
pengendalian penetrasi dan pencegahan terjadinya terbakar
tembus (burn through) lebih mudah dari pada pengerjaan dengan
proses menggunakan elektroda terbungkus. Kecepatan gerak
yang lebih rendah dibandingkan dengan SMAW (shielded metal
arc welding) akan memudahkan pengamatan sehingga lebih
mudah dalam mengendalikan logam las selama pengisian dan
penyatuan.
b. Kelemahan :
Kelemahan utama proses las GTAW (gas tungsten arc
welding) yaitu laju pengisian lebih rendah dibandingkan dengan
proses las lain umpamanya SMAW (shielded metal arc welding).
Disamping itu, GTAW (gas tungsten arc welding) butuh kontrol
kelurusan sambungan yang lebih ketat, untuk menghasilkan
pengelasan bermutu tinggi pada pengelasan dari arah satu sisi.
GTAW (gas tungsten arc welding) juga butuh kebersihan
12

sambungan yang lebih baik untuk menghilangkan minyak,


grease, karat, dan kotoran-kotoran lain agar terhindar dari
porosity dan cacat-cacat las lain. GTAW (gas tungsten arc welding)
harus dilindungi secara berhati-hati dari kecepatan udara di atas
5 mph untuk mempertahankan perlindungan inert gas di atas
kawah las.

F. Gerinda
Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas dengan
mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat
banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja
dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu
gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga
terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
Gouging. Jenis-jenis mesin gerinda tersebut, simak penjelasan
berikut:
1. Mesin Gerinda Silindris.
Mesin gerinda silindris adalah alat pemesinan yang berfungsi
untuk membuat bentuk silindris yang bertingkat dan sebagainya.
Berdasarkan konstruksi mesinnya, mesin gerinda silindris
dibedakan mejadi menjadi empat macam, yaitu:
Gerinda silindris luar Mesin gerinda silindris luar berfungsi untuk
menggerinda diameter luar benda kerja yang berbentuk silindris
dan tirus.
13

Gambar 2.4 Mesin Gerinda Silindris


(sumber : http://tipsajbs.blogspot.co.id/2016/03/jenis-jenis-
mesin-gerinda.html)
(Diakses pada 7 September 2016)
Mesin gerinda silindris dalam Mesin gerinda silindris jenis
ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda dengan diameter
dalam yang berbentuk silindris dan tirus. Mesin gerinda silinder
luar tanpa center (centreless) Mesin gerinda silindris jenis ini
digunakan untuk menggerinda diameter luar dalam jumlah yang
banyak/massal baik panjang maupun pendek.
Mesin gerinda silindris universal Sesuai namanya, mesin
gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda benda kerja dengan
diameter luar dan dalam baik bentuk silinder.
14

2. Mesin Gerinda Permukaan (datar).

Gambar 2.5 Mesin Gerinda Datar


(sumber : http://tipsajbs.blogspot.co.id/2016/03/jenis-jenis-
mesin-gerinda.html)
(Diakses pada 7 September 2016)
Mesin gerinda datar adalah mesin gerinda yang berfungsi
untuk pembuatan bentuk datar pada material logam (benda
kerja), dimana hasil dari penggunaan mesin ini adalah bentuk
dan permukaan yang rata pada benda kerja. Pada umumnya
mesin gerinda ini digunakan untuk penggerindaan permukaan
dengan gerakan horizontal bolak-balik. Benda kerja yang akan
digerinda, dicekam pada kotak meja magnetik, dan proses
penggerindaan dilakukan dengan gerakan maju mundur secara
horizontal secara oromatis, maupun manual.
Berdasarkan sumbu utamanya, mesin gerinda datar dibagi
menjadi 3 macam, yaitu:
a. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-
balik. Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda
benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut. Mesin
gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar, mesin
jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata
poros.
b. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja bolak-balik.
Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda benda-benda
berpermukaan rata, lebar, dan menyudut.
15

c. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar.


Mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda
permukaan rata poros pada benda kerja. Berdasarkan
prinsip kerjanya mesin gerinda datar memiliki 2 jenis, yaitu
mesin gerinda datar semi otomatis, dan mesin gerinda datar
manual (tangan). Pada jenis mesin gerinda datar otomatis,
proses pemotongan diatur melalui program CNC (Computer
Numerically Control).
3. Mesin gerinda Duduk.

Gambar 2.6 Mesin Gerinda Duduk


(sumber : http://tipsajbs.blogspot.co.id/2016/03/jenis-jenis-
mesin-gerinda.html)
(diakses pada 7 September 2016)
Fungsi utama pada mesin gerinda duduk, sebenarnya
adalah untuk mengasah mata bor, namun karena gerakan dan
jenis mesin yang fungsional, membuat mesin ini juga digunakan
untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau bubut,
pisau dapur, golok, kampak, sabit, mata bajak, dan perkakas
pisau lainnya. Bagi Anda pengoleksi atau penggemar batu akik,
pasti familier dengan jenis mesin gerinda ini.
Selain untuk mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk
membentuk atau membuat perkakas baru, seperti membuat
pisau khusus untuk meraut bambu, membuat suku cadang mesin
jahit, membuat obeng, dan alat-alat lain yang berfungsi untuk
reparasi turbin dan mesin lainnya.
16

Gambar 2.7 Mesin Gerinda Duduk


(sumber : http://tipsajbs.blogspot.co.id/2016/03/jenis-jenis-
mesin-gerinda.html)
(diakses pada 7 September 2016)
4. Mesin Gerinda Tangan

Gambar 2.8 Mesin Gerinda Tangan


(sumber : http://tipsajbs.blogspot.co.id/2016/03/jenis-jenis-
mesin-gerinda.html)
(diakses pada 7 September 2016)
Fungsi dari mesin gerinda tangan, telah dibahas pada artikel
sebelumnya disini, jadi secara umum produk ini berfungsi untuk
menggerinda benda kerja. Awal penggunaan mesin gerinda
hanya sebatas ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang
keras seperti besi dan stainless steel. Namun pada
perkembangannya juga dapat digunakan untuk mengasah
maupun membentuk benda kerja, merapikan hasil las,
membersihkan noda pada permukaan logam, dll.
17

Perbedaan mendasar pada mesin gerinda ini adalah pada


kecepatan yang dihasilkan, yaitu berkisar antara 11.000 – 15.000
rpm, dengan kecepatan tersebut batu gerinda dapat menggerus
permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk, atau
memotong sesuai yang diinginkan.

Gambar 2.9 Mesin Gerinda Tangan


(sumber : http://tipsajbs.blogspot.co.id/2016/03/jenis-jenis-
mesin-gerinda.html)
(diakses pada 7 September 2016)
5. Mesin Gerinda Botol

Gambar 2.10 Mesin Gerinda Botol


(sumber : http://tipsajbs.blogspot.co.id/2016/03/jenis-jenis-
mesin-gerinda.html)
(diakses pada 7 September 2016)
Pada fungsinya, mesin gerinda botol sebenarnya hampir
sama dengan mesin gerinda tangan, yaitu untuk mengikis
permukaan logam. Namun sesuai dengan namanya, bentuk yang
18

dimiliki pada mesin gerinda ini adalah seperti bentuk botol,


dimana batu gerinda dipasangkan pada ujung dari mesin
gerinda tersebut.
Dari bentuk tersebut, menghasilkan fungsi baru, yaitu dapat
digunakan untuk menggerinda pada permukaan/area yang
berada di dalam lubang, dengan fungsi untuk menghaluskan
permukaan logam (lubang bagian dalam) tersebut, hingga untuk
memperbesar dari ukuran lubang yang diproses (digerinda).

Gambar 2.11 Mesin Gerinda Botol


(sumber : http://tipsajbs.blogspot.co.id/2016/03/jenis-jenis-
mesin-gerinda.html)
(diakses pada 7 September 2016)
6. Gerinda non-logam (Special grinder)

Gambar 2.12 Mesin Gerinda Spesial


(sumber : http://tipsajbs.blogspot.co.id/2016/03/jenis-jenis-
mesin-gerinda.html)
(diakses pada 7 September 2016)
Jenis-jenis gerinda lain yang ada pada mesin gerinda, yaitu
gerinda yang digunakan pada bahan non-logam. Pada jenis
mesin gerinda ini, secara teknis digerakkan oleh energi angin,
19

jadi tidak menggunakan energi listrik lagi dalam mekanisme


kerjanya. Selain itu, dalam bentuknya, produk ini juga didesain
dalam bentuk yang beragam, menyesuaikan dengan fungsi
penggunaan, serta area dimana mesin akan digunakan pula.
20

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PI/PKL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Industri / Perusahaan


1. Organisasi dan Manajemen Industri / Perusahaan.
Struktur Organisasi dan Penjelasan tugas PT. PAL
INDONESIA (Persero) Menurut Surat Keputusan Direktur
Utama PT. PAL INDONESIA (Persero) nomor:
SKEP/038.a/10000/XII/2007, tanggal 22 Januari 2008, Struktur
Organisasi PT. PAL INDONESIA (Persero) terdiri dari 6 (enam)
Direksi yaitu:
a. Direktur Utama
b. Direktur Pengembangan Usaha
c. Direktur Pembangunan Kapal
d. Direktur Rekayasa Umum & Pemeliharaan
e. Direktur Keuangan
f. Direktur SDM & Umum
Adapun penjelasan dari tugas masing-masing Divisi beserta
bagan struktur Organisasi PT. PAL INDONESIA (Persero)
sebagai berikut:
a. Divisi Pemasaran dan Penjualan
Adapun tugas dari divisi pemasaran dan penjualan adalah
sebagai berikut:
1) Melaksanakan perencanaan pemasaran jangka panjang
dan jangka pendek produk kapal maupun non kapal.
2) Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar dan studi
kelayakan terhadap produk kapal dan non kapal.
3) Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal
dan non kapal.
4) Melaksanakan pengembangan produk dan
pengembangan pasar untuk mendukung produk baru.

20
21

5) Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan proyek


dalam aspek biaya dan kepuasan pelanggan.
b. Divisi Teknologi
Adapun tugas dari divisi teknologi adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan perencanaan desain dan engineering
untuk proyek-proyek yang sedang diproduksi.
2) Melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang
rancang bangun dan proses produksi.
3) Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi
untuk menunjang kegiatan yang berhubungan dengan
rancang bangun dan penelitian.
4) Melaksanakan strategi dibidang teknologi, penelitian dan
pengembangan maupun bidang-bidang lainnya sesuai
dengan pengarahan dan ketentuan Direksi.
5) Melaksanakan kegiatan integrated logistic support untuk
kapal-kapal yang diproduksi.
c. Divisi Pengadaan & Pergudangan
Adapun tugas dari divisi pengadaan dan pergudangan adalah
sebagai berikut:
1) Merencanakan kebutuhan Material baik untuk
mendukung proyek maupun operasional.
2) Mengkoordinir pelaksanaan pengadaan material sesuai
kebutuhan material.
3) Mengkoordinir pengelolaan material pada lokasi
penyimpanan.
4) Membuat perencanaan kebutuhan dana untuk
menunjang kebutuhan material.
5) Mengelola sistem informasi material untuk menunjang
unit kerja lain.
22

d. Divisi Kapal Perang


Adapun tugas dari divisi kapal perang adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal
perang maupun selain kapal perang sesuai kebijakan
Direktur Pembangunan Kapal.
2) Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk
dan jasa bagi fasilitas idle capacity
3) Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah
dibuat oleh Direktorat Pembangunan Kapal menjadi
jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang
terperinci.
4) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara
efektif dan efisien. Sesuai aspek QCD.
5) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil
pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan
keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.
e. Divisi Kapal Niaga
Adapun tugas dari divisi kapal niaga adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal
niaga sesuai kebijakan Direktur Pembangunan Kapal.
2) Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk
dan jasa bagi fasilitas idle capacity.
3) Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah
dibuat oleh Direktorat Pembangunan Kapal menjadi
jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang
terperinci.
4) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara
efektif dan efisien. Sesuai aspek QCD.
5) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil
23

pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan


menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan
keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.
f. Divisi General Engineering
Adapun tugas dari divisi general engineering adalah sebagai
berikut:
1) Melaksanakan perencanaan pembangunan produk-
produk rekayasa umum sesuai kebijakan Direktur
Pemeliharaan dan Rekayasa Umum.
2) Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk
dan jasa bagi fasilitas idle capacity
3) Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah
dibuat oleh Direktorat Pemeliharaan dan Rekayasa
Umum menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai
biaya proyek yang terperinci.
4) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara
efektif dan efisien. Sesuai aspek QCD.
5) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil
pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan
keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.
g. Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan
Adapun tugas dari divisi pemeliharaan dan perbaikan adalah
sebagai berikut:
1) Melaksanakan perencanaan pemeliharaan dan perbaikan
kapl maupun non kapal sesuai kebijakan Direktur
Pemeliharaan dan Rekayasa Umum.
2) Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk
dan jasa bagi fasilitas idle capacity
3) Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah
dibuat oleh Direktorat Pemeliharaan dan Rekayasa
24

Umum menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai


biaya proyek yang terperinci.
4) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara
efektif dan efisien. Sesuai aspek QCD.
5) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil
pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan
keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.
h. Divisi Perbendaharaan
Adapun tugas dari divisi perbendaharaan adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan kebijakan pendanaan perusahaan sesuai
dengan prinsip pengelolaan pendanaan dan perbankan
yang berlaku.
2) Melaksanakan strategi optimalisasi return kinerja
keuangan dan likuiditas perusahaan.
3) Melaksanakan analisa pasar keuangan sebagai dasar
pengambilan kcputusan dalarn rangka mengurangi
resiko pasar keuangan.
4) Melaksanakan study kelayakan kinerja keuangan proyek
atau bidang usaha mandiri.
5) Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya,
untuk menunjang optirnalisasi Cash Flow perusahaan.
i. Divisi Akuntansi
Adapun tugas dari divisi akuntansi adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan dan melaksanakan kebijakan akuntansi
perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku.
2) Melaksanakan perencanaan dan pengendalian serta
pengawasan atas biayabiaya perusahaan dan investasi
perusahaan.
25

3) Menyusun rencana kerja jangka pendek, menengah


maupun jangka panjang dalam bidang akuntansi dan
keuangan untuk rnendukung kelancaran pelaksanaan
kegiatan perusahaan.
4) Melaksanakan evaluasi dan analisa terhadap pengelolaan
asset liabilities serta kinerja dari anak perusahaan dan
kerjasama usaha lainnya.
5) Melaksanakan implementasi dan pengembangan
software aplikasi bisnis perusahaan.
j. Divisi Pembinaan Organisasi dan SDM
Adapun tugas dari divisi pembinaan organisasi dan SDM adalah
sebagai berikut:
1) Merencanakan dan mengevaluasi organisasi sesuai
dengan perkembangan bisnis perusahaan.
2) Merencanakan kebutuhan SDM baik jangka pendek
maupun jangka panjang beserta pengembangannya.
3) Melaksanakan proses administrasi mutasi promosi dan
rotasi dalam rangka peningkatan kompetensi diri sendiri
dan penyegaran penugasan.
4) Merencanakan, mengelola dan mengembangkan sistern
pelatihan baik dari dalarn maupun dari luar perusahaan.
5) Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi
untuk menunjang kegiatan yang berhubungan dengan
pembinaan dan pengembangan SDM.
k. Divisi Kawasan Perusahaan
Adapun tugas dari divisi kawasan perusahaan adalah sebagai
berikut:
1) Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengolaan
dan pemeliharaan bangunan infrastrukturnya beserta
anggarannya.
2) Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan
dan pemeliharaan utilitas dan lingkungan hidup.
26

3) Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan


keselamatan kerja.
4) Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan
keamanan dan ketertiban.
5) Membina pengelolaan asset perusahaan.
l. Satuaan Pengawasan Intern
Adapun tugas dari divisi satuan pengawasan intern adalah
sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan pengawasan, pengamatan, analisa
dan evaluasi terhadap penyelenggaraan operasional dan
pengelolaan keuangan perusahaan.
2) Mencegah kemungkinan penyimpangan operasional
perusahaan melalui pembinaan sumber daya dan
sumberdana.
3) Meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya dan
sumber dana dalam rangka mendukung program
profitisasi perusahaan.
4) Menyusun dan menentukan standar ekonomi, teknis,
hukum dan manajemen sebagai tolok ukur dalam
penilaian atas pelaksanaan tugas pokok disetiap lini
perusahaan.
m. Divisi Kualitas & Standarisasi
Adapun tugas dari divisi kualitas dan standarisasi adalah sebagai
berikut:
1) Melaksanakan perencanaan pemeriksaan dan pengujian
proyek-proyek yang sedang diproduksi.
2) Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian guna
pengendalian dan jaminan mutu seluruh hasil produksi
perusahaan.
3) Mengkoordinir kegiatan purna jual hasil produksi
perusahaan selama masa garansi.
27

4) Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapaian mutu


produksi perusahaan.
5) Melaksanakan pengujian baik merusak maupun tidak
merusak untuk material dan hasil proses produksi.
n. Sekretaris Perusahaan
Adapun tugas dari divisi perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan pembinaan, pengelolaan dan
penyempurnaan sistem administrasi yang ada dengan
mengacu kepada prinsip manajemen keadministrasian.
2) Melaksanakan pembinaan hubungan baik dengan Stake
Holder (Public Relation) guna menumbuhkan citra positif
terhadap perusahaan (komunikasi, publikasi dan
penyebaran informasi mengenai kebijakan maupun
aktifitas perusahaan).
3) Memberikan pelayanan hukum serta mempersiapkan
dokumen yang mengandung aspek hukum yang
diperlukan perusahaan.
2. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan
a. Identitas Industri
Nama : PT. PAL INDONESIA (PERSERO)
Kantor pusat : Ujung Surabaya PO.BOX 1134
Telepon : (6231) 329 2275
FAX : (6231) 329 2530, 329 2516, 329 2426.
E-mail : palsby@pal.co.id
Website : http://www.pal.co.id
Kantor perwakilan : JL. Tanah Abang II no 27 Jakarta Pusat
(10160)
Telepon : (6221) 384 6833, fax: (6221) 384 3717
E-mail : paljkt@pal.co.id , paljkt@telkom.net
28

b. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


Kegiatan praktek lapangan telah berlangsung selama 30 hari keja
yaitu mulai terhitung sejak:
Tanggal : 1 September sampai 30 September 2016
Hari : senin- jumat
Jam : 07.30 – 16.00
Tempat kegiatan : PT. PAL Indonesia (PERSERO) Divisi
Rekayasa Umum.
c. Sejarah PT. PAL Indonesia.
PT PAL Indonesia (Persero), bermula dari sebuah galangan
kapal yang bernama Marine Establishment yang didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1939. ME mempunyai
tugas dan fungsi untuk melakukan perawatan dan perbaikan
kapal-kapal laut yang digunakan sebagai armada Angkatan Laut
Belanda yang menjaga kepentingan daerah kolonialnya. Pada masa
perang dunia kedua, pemerintah Hindia Belanda di Indonesia
menyerah kepada pemerintah Jepang, sehingga perusahaan ini
beralih nama menjadi Kaigun SE 2124.Setelah kemerdekaan,
pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini dan
merubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut
(PAL). Berdasarkan keputusan Presiden RI nomer 370/61
tahun 1961, Penataran Angkatan Laut dilebur ke dalam
Departemen Angkatan Laut dan namanya dirubah menjadi
Komando Angkatan Laut (Konatal). Sejak tahun 1961, Konatal
tidak lagi berstatus sebagai perusahaan Negara dan bertugas
untuk memelihara, memperbaiki dan membangun kapal-kapal
Angkatan Laut.
Perkembangan selanjutnya adalah perubahan status konatal
menjadi perusahaan umum negara berdasarkan peraturan
pemerintah nomer 4 tahun 1978. Perusahaan negara ini dikenal
dengan nama Perusahaan Umum Dok dan Galangan Kapal
(Perumpal). Akhirnya dengan lembaran Negara RI nomer 8
29

tahun 1980 dan akte pendirian nomer 12 tahun 1980 yang dibuat
oleh notaris Hadi Moentoro, SH, pada tanggal 15 April 1980
Perumpal diubah statusnya menjadi Perseroan dengan nama PT.
PAL Indonesia (Persero). Sampai dengan saat ini telah diadakan
perubahan yang terakhir dengan akte pendirian Nomer I tanggal
4 November 2002.
d. Profil PT. PAL Indonesia (Persero)
Lokasi PT PAL Indonesia (Persero) berada di Ujung
Surabaya dengan luas area mencapai 120 HA. Kegiatan
utamanya adalah memproduksi kapal perang dan kapal niaga,
memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta
rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan
pesanan. Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PT
PAL Indonesia (Persero) telah memasuki pasaran internasional
dan kualitasnya telah diakui dunia. Kapal-kapal produksi PT
PAL Indonesia (Persero) telah melayari perairan di seluruh
dunia.

Gambar 3.1 Denah area PT PAL Indonesia.


(Sumber : PT PAL, 2009)
(diambil pada 3 September 2016)
Sebagai salah satu ujung tombak revitalisasi industri
maritim nasional Indonesia, PT PAL Indonesia (Persero)
30

senantiasa berjuang keras untuk dapat mewujudkan amanat yang


diembannya. Tantangan yang dihadapi dalam waktu dekat ini
berupa peningkatan kebutuhan kapal sebagai dampak langsung
dari revitalisasi industri yang akan mendorong peningkatan
pelayaran dalam negeri. Sebagai usaha untuk mendukung
pondasi bagi industri maritim, PT PAL Indonesia (Persero)
bekerja keras untuk menyampaikan pengetahuan, keterampilan
dan teknologi untuk masyarakat luas industri maritim nasional.
Pengenalan lebih luas di pasar global telah menjadi inspirasi PAL
Indonesia untuk memelihara produk yang berkualitas dan jasa
yang sempurna.
e. Visi:
Menjadi perusahaan galangan kapal dan rekayasa berkelas
dunia terpercaya, dan bernilai tambah bagi
pemangkukepentingan.
f. Misi:
1) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mutu
produk berstandar internasional dan penyerahan produk
tepat waktu.
2) Meningkatkan peran dalam program mendukung
program pertahanan dan keamanan nasional melalui
penguasaan teknologi dan rancang bangun.
3) Memberikan kemampu-labaan dan kesejahteraan secara
berkesinambungan bagi para pemegang saham,
karyawan, pelanggan, mitra usaha dan pemabnguna
usaha kecil.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan serta
memuaskan pelanggan dan pihak-pihak di dalam perusahaan,
maka PT. PAL Indonesia (PERSERO) dalam menghasilkan
produk/jasa menetapkan kebijakan perusahaan yaitu:
1) Penurunan tingkat kerugian jiwa dan properti dengan
menurunkan dan mengendalikan resiko kecelakaan dan
31

penyakit akibat kerja dan juga mencegah pencemaran


lingkungan serta menjamin keselamatan dan kesehatan
kerja.
2) Pemenuhan kualitas, biaya dan penyerahan tepat waktu
sesuai persyaratn pelanggan.
3) Peningkataan penguasaan teknologi dan rancang
bangun.
4) Peningkatan efektifitas dan efisiensi secara
berkesinambungan di segala bidang.
5) Penerapan etika usaha dan etika kerja, baik untuk
internal maupun eksternal.
6) Pemenuhan terhadap peraturan dan perundang-
undangan.

Gambar 3.2 Fabrication shop PT PAL Indonesia.


(Sumber : PT PAL, 2009).
(diambil pada 3 September 2016)
PT PAL Indonesia (Persero) menerapkan standar manajemen
lingkungan ISO 14001 dan memberikan bantuan untuk korban
bencana alam, pendidikan dan fasilitas sekolah, sarana ibadah
(mushola, masjid dan gereja), pembangunan prasarana umum,
peningkatan kesehatan masyarakat dan peningkatan prestasi
olahraga masyarakat. Bentuk kemitraan yang telah
dikembangkan oleh perusahaan meliputi pemberian pinjaman
32

lunak untuk modal kerja dan investasi kepada para pengusaha


berskala kecil di wilayah Jawa Timur. Serta, memberikan
program pelatihan untuk mitra binaan, yang sampai dengan saat
ini jumlah mitra binaan mencapai 880 usaha kecil.
g. Tugas Pokok PT PAL Indonesia (Persero)
a. Melaksanakan rancang bangun kapal maupun non kapal.
b. Memproduksi kapal-kapal (jenis niaga maupun perang).
c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan kapal
maupun non kapal.
d. Melaksanakan penelitian dan pengembangan produk-
produk yang merupakan peluang usaha.
h. ProdukPT. PAL Indonesia (Persero)
Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PT PAL
INDONESIA (Persero) telah memasuki pasaran internasional dan
kualitasnya telah diakui dunia. Kapal-kapal produksi PT PAL
INDONESIA (Persero) telah melayari perairan di seluruh dunia.
Sebagai galangan kapal dengan pengalaman lebih dari dua
dasawarsa, PT PAL Indonesia (Persero) memiliki beragam
produk-produk berkualitas seperti dijabarkan dibawah ini:
1) Produk Kapal Niaga
Pengembangan produk kapal niaga diarahkan pada pasar
internasional, pengembangan model-model industri pelayaran
nasional dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang
(cargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai 3 unit
kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan 2 unit kapal dengan
ukuran 20,000 DWT per tahun.
Pada saat ini PT PAL INDONESIA (Persero) telah
menguasai teknologi produksi untuk kapal-kapal seperti Kapal
Bulker sampai dengan 50.000 DWT, kapal container sampai
dengan 1.600 TEUS, kapal tanker sampai dengan 30,000 DWT,
kapal penumpang sampai dengan 500 PAX. Sementara itu
produk yang telah dikembangkan antara lain kapal container
33

sampai dengan 2.600 TEUS, kapal Chemical Tanker sampai


dengan 30,000 DWT, kapal LPG Carrier sampai dengan 5.500
DWT.
2) Produk Kapal Cepat dan Kapal Khusus
Saat ini PT. PAL INDONESIA (Persero) tengah
mengembangkan produk-produk yang akan dipasarkan di dalam
negeri, terutama untuk memenuhi kebutuhan badan-badan
pemerintah pusat seperti Departemen Pertahanan, Kepolisian Rl,
Departemen Kelautan, Departemen Keuangan/Direktorat
Jenderal Bea & Cukai serta Otonomi Daerah maupun
swasta. Produk yang telah dikuasai antara lain:
a) Kapal Patroli Cepat Lambung Baja klas 57 m.
b) Kapal Patroli Cepat/ Kapal Khusus Lambung
Aluminium klas sampai dengan 28 m.
c) Kapal Tugboat dan Anchor Handling Tug /
Supply sampai dengan klas 6.000 BHP.
d) Kapal Ikan sampai dengan 600 GRT.
e) Kapal Ferry dan Penumpang sampai dengan 500 pax.
f) Produk Jasa Harkan
Produk Jasa harkan kapal maupun non kapal meliputi jasa
pemeliharaan dan perbaikan kapal tingkat depo dengan
kapasitas docking 600.000 DWT per tahun.
Selain itu jasa yang disediakan adalah annual/ special survey
dan overhaul bagi kapal niaga dan kapal perang, pemeliharaan
dan perbaikan elektronika dan senjata serta overhaul kapal selam.
Peluang pasar untuk kategori pelayanan jasa seperti ini berasal
dari TNI - AL, swasta, pemerintah serta kapal-kapal yang
singgah dan berlabuh di Surabaya, dengan jumlah yang
mencapai 6.800 kapal per tahun.
34

3) RekayasaUmum
Pada saat ini PT PAL INDONESIA (Persero) telah
menguasai teknologi produksi komponen pendukung industri
pembangkit tenaga listrik seperti Boiler dan Balance of Point.
Kemampuan ini akan terus ditingkatkan sampai pada taraf
kemampuan modular dan EPC (Engineering Procurement And
Contruction) bagi industri pembangkit tenaga listrik skala kecil
menengah sampai dengan 50 Mega Watt.
Saat ini PT PAL INDONESIA (Persero) telah menguasai produk
Rekayasa Umum seperti Steam Turbine Assembly sampai
dengan 600 MW, Komponen Balance of Plant dan Boiler sampai
dengan 600 MW, Compressor Module 40 MW, Barge Mounted
Power Plant 30 MW, Pressure Vessels dan Heat Exchangers,
Generator Stator Frame s.d 600 MW. Sementara itu produk
rekayasa umum yang sedang dikembangkan adalah Steam
Turbine Power Plant, Jacket's structure sampai dengan 1000 ton
serta Monopod dan Anjungan (Platform) sampai dengan 1000 ton.

Gambar 3.3 Hasil power plan dari GE (General Engineering).


(Sumber : PT PAL, 2009).
(diambil pada 3 September 2016)
35

4) Penjualan Dan Pemasaran Produk


Perkembangan dunia usaha pada dasawarsa terakhir
ditandai dengan perubahan-perubahan cepat yang seringkali
sulit diramalkan. Namun pada dasarnya perkembangan tersebut
akan menuju suatu kondisi yaitu persaingan yang semakin keras
dan semua pemain dalam dunia usaha dituntut untuk mampu
mengahdapi persaingan yang keras tersebut demi kelangsungan
perusahaan.
Adapun langkah yang ditempuh untuk mengatasi rintangan
adalah melakukan transformasi dari product supplier (penyedia
produk) menjadi solution provider (penyedia solusi). Sebagai
solution provider, produk yang dijual merupakan paket solusi
yang dikembangkan dari ide-ide kreatif untuk mengatasi
permasalahan yang dialami pelanggan, dan tidak lagi
mengkhawatirkan kompetensi dalam aspek quality cost delivery
seperti pada tahap product supplier, karena faktor tersebut sudah
bukan lagi menjadi kendala.
i. Devisi General Engineering
Divisi Rekayasa Umum adalah unit kerja struktural tingkat
Divisi dalam organisasi Direktorat Produksi dan dipimpin
seorang Kepala Divisi Rekayasa Umum, berkedudukan langsung
di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Produksi.
Kepala Divisi Rekayasa Umum membawahi dan membina:
1) Sekretariat Divisi Rekayasa Umum
2) DepartemenPPC
3) DepartemenRekayasa
4) Departemen Permesinan & Perakitan Departemen
Fabrikasi & Konstruksi
1) Tugas Pokok
a) Menjabarkan, menyusun strategi pelaksanaan kebijakan
perusahaan beserta program kerja di bidang
pembangunan proyek – proyek non kapal dalam rangka
36

menunjang kegiatan produksi dan operasional


perusahaan.
b) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya untukpelaksanaan pekerjaan pembangunan
proyek – proyek non kapal dalam rangka menunjang
kegiatan produksi, dan operasional perusahaan.
2) Fungsi
a) Merancang, melaksanakan dan mengembangkanstrategi
serta melakukan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
perusahaan di bidang rekayasa umum (produk- produk
non kapal)
b) Merencanakan, mengkoordinir dan mengendalikan
sumber daya untuk melaksanakan tugas-tugas di Divisi
Rekayasa Umum
c) Merencanakan, mengkoordinir dan mengendalikan
kegiatan dan program kerja di bidang pembangunan
proyek-proyek non kapal
37

STRUKTUR ORGANISASI
DIVISI REKAYASA UMUM
36000

Divisi
Rekayasa Umum

36010

Sekretaris

36100 36200 36300 36400

Departemen Departemen
Departemen
Departemen PPC Permesinan & Fabrikasi &
Rekayasa
Perakitan Konstruksi

Gambar. 3.4 Struktur Organisasi


(Sumber : PT. PAL. PO Versi GE Juni 2015)
(diambil pada 3 September 2016)
3) Seketariat General Engineering
Sekretariat Divisi Rekayasa Umum adalah unit kerja
fungsional yang berkedudukan langsung di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Divisi Rekayasa Umum yang
dikelola oleh seorang Sekretaris atau jabatan lain yang relevan
dengan fungsi kesekretariatan/administrasi.
4) Tugas Pokok
Melakukan kegiatan kesekretariatan yang meliputi
administrasi umum, administrasi personil, kerumahtanggaan dan
keuangan di lingkungan Divisi Rekayasa Umum.
j. Departemen Perencanaandan Pengendalian Produksi
Departemen PPC adalah unit kerja struktural tingkat
Departemen dalam organisasi Divisi Rekayasa Umum yang
dipimpin oleh seorang Kepala Departemen PPC, berkedudukan
38

langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Divisi


Rekayasa Umum. Organisasi kepala Departemen Perencanaan &
Pengendalian Produksi membawahi dan membina:
1) Biro SDM & K3LH
2) Biro Analisa & Evaluasi
3) Biro Perencanaan Produksi
4) Biro Dukungan Administrasi
5) Biro Sarana & Fasilitas
1) Tugas Pokok
a) Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya dalam bidang perencanaan dan
pengendalian proses produksi di bidang Rekayasa
Umum.
b) Menjabarkan, menyusun strategi pelaksanaan kebijakan
Divisi Rekayasa Umum beserta program kerjanya dalam
bidang perencanaan dan pengendalian proses produksi di
bidang Rekayasa Umum sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Biro SDM dan K3LH
Biro SDM & K3LH adalah unit kerja struktural tingkat Biro
dalam organisasi Departemen Perencanaan & Pengendalian yang
dipimpin oleh seorang Kepala Biro SDM & K3LH, berkedudukan
langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Departemen Perencanaan & Pengendalian Produksi (PPC).
a) TugasPokok
Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya dan pekerjaan di bidang perencanaan jadwal kerja
yang merupakan penjabaran dari master schedule berikut
pengendaliannya, serta melaksanakan perencanaan kebutuhan
SDM dan K3LH devisi Rekayasa Umum sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sesuai dengan program kerja Departemen.
39

k. Biro Analisa dan Fabrikasi


Biro Analisa & Evaluasi adalah unit kerja struktural tingkat
Biro dalam organisasi Departemen Perencanaan & Pengendalian
Produksi yang dipimpin oleh seorang Kepala Biro Analisa &
Evaluasi, berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Departemen Perencanaan & Pengendalian
Produksi.
1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen
Perencanaan & Pengendalian Produksi dalam bidang analisa dan
evaluasi terhadap aspek-aspek produksi
2) Fungsi
a) Menyusun laporan kemajuan pekerjaanproyek secara
periodik beserta analisa & evaluasi terhadap target dan
berkoordinasi dengan unit kerja terkait
b) Melaksanakan pencatatan realisasi Jam Orang& Jam
Mesin, menyusun analisa dan evaluasi terhadap
pencapaian kemajuan pekerjaan/progress serta
berkoordinasi dengan Div. Akuntansi dalam
pelaporannya.
c) Melaksanakan pencatatan realisasi Jam Lembur, membuat
analisa & evaluasi realisasi lembur serta berkoordinasi
dengan Div. SDM dalam pelaporannya.
d) Melaksanakan analisa dan evaluasi proses pekerjaan
proyek sebagai bahan perbaikan teknik proses produksi
berikutnya dan berkoordinasi dengan Biro Perencanaan
Produksi
e) Melaksanakan analisa beban kerja, kapasitas dan fasilitas
untuk mendukung proses produksi.
f) Mengusulkan pengalihan pekerjaan kepada pihak ketiga
atas pertimbangan jadual dan kapasitas dengan tetap
40

berpedoman pada budget yang teralokasikan dan


berkoordinasi dengan biro Perencanaan Produksi
g) Melaksanakan fungsi sebagai inisiator & pengelola
dokumen standard.
h) Melaksanakan Improvement, norma-norma QCDHSE. dan
penerapan Tata Graha 5 R.
i) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggungjawabnya.
j) Mengelola dan mengembangkan hubungan internal dan
eksternal perusahaan sesuai dengan bidangnya.
k) Memimpin dan membina bagian yang menjadi tanggung
jawabnya.
l. Biro Perencanaan Produksi
Biro Perencanaan Produksi adalah unit kerja struktural
tingkat Biro dalam organisasi Departemen Perencanaan &
Pengendalian Produksi yang dipimpin oleh seorang Kepala Biro
Perencanaan Produksi berkedudukan langsung di bawah dan
bertanggung jawab kepadaKepala Departemen Perencanaan &
Pengendalian Produksi.
1) Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya dan pekerjaan di bidang Perencanaan Produksi.
sesuai dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku sesuai
dengan program kerja Departemen. Perencanaan & Pengendalian
Produksi.
2) Fungsi
a) Menyusun Master Schedule setiap proyek berikut updating-
nya.
b) Menyusun distribusi JO per proyek meliputi anggaran JO
per group pekerjaan, per departemen, dan per bengkel
berdasarkan IPP.
41

c) Membuat detail budget jam orang per departemen dan


bengkel pelaksana berdasarkan IPP yang telah diterima
d) Menyusun rencana beban kerja divisi berikut updating-nya
berdasarkan jadual produksi.
e) Membuat jadual dan evaluasi pembebanan mesin-mesin
secara rutin perbulan.
f) Membuat & menerbitkan dukungan administrasi
pekerjaan, meliputi : PP/KT, Daftar Kebutuhan Material
dan Jadual kepada unit kerja pelaksana.
g) Menyiapkan form permintaan (J01/M01) dan
pengambilan (J04/M04) untuk material proyek dan
fasilitas seperti materialspare part fasilitas, jasa serta
memberikan nomor sandi pembebanannya.
h) Melaksanakan negosiasi dengan subkontraktor bersama-
sama dengan unit yang membidangi pengadaan jasa dan
kepala proyek.
i) Memonitor raw material dan status material-material
proyek.
j) Menyusun estimasi jam orang (JO) / Jam Mesin (JM) dan
jadual produksi untuk mendukung proses penawaran
proyek-proyek baru serta berkoordinasi dengan fungsi
bisnis dan pemasaran.
k) Menerima gambar kerja dari fungsi desain / rekayasa,
mendistribusikannya ke Departemen & Bengkel pelaksana
terkait, dan melakukan evaluasi terhadap aspek kesiapan
gambar kerja berdasarkan jadual produksi serta mengelola
dokumen teknik lainnya.
l) Mengeloladan merawa serta menginventarisir aset yang
menjadi tanggungjawabnya.
m) Melaksanakan Improvement, norma-norma QCDHSE. dan
penerapan Tata Graha 5R.
42

n) Mengelola dan mengembangkan hubungan internal dan


eksternal perusahaan sesuai dengan bidangnya.
o) Memimpin dan membina bagian yang menjadi tanggung
jawabnya.
m. Biro Dukungan Administrasi
Biro Dukungan Administrasi adalah unit kerja struktural
tingkat Biro dalam organisasi Departemen Perencanaan &
Pengendalian Produksi yang dipimpin oleh seorang Kepala Biro
Dukungan Administrasi, berkedudukan langsung di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Perencanaan &
PengendalianProduksi.
1) Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya dan pekerjaan di bidangpengelolaan dan
pengendalian administrasi keuangan, termasuk perencanaan
(RKAP) dan penyiapan dokumen pelaksanaan penagihan. sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan program kerja
Departemen Perencanaan & PengendalianProduksi.
2) Fungsi
a) Menyusun RKAP, memonitor dan membuat laporan
realisasinya.
b) Melaksanakan fungsi administrasi keuangan.
c) Mengelola dan mengendalikan petty cash.
d) Membuat laporan keuangan dan kinerja Divisi Rekayasa
Umum secara periodik (bulanan/ tahunan).
e) Menyiapkan dokumen tagihan secara lengkap untuk
disampaikan kepada fungsi korporat.
f) Mengeloladan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggungjawabnya
g) Melaksanakan Improvement, norma-norma QCDHSE.
dan penerapan Tata Graha 5 R
43

h) Mengelola dan mengembangkan hubungan internal dan


eksternal perusahaan sesuai dengan bidangnya.
i) Memimpin dan membina bagian yang menjadi tanggung
jawabnya
n. Biro Sarana dan Fasilitas
Biro Sarana & Fasilitas adalah unit kerja struktural tingkat
Biro dalam organisasi Departemen Perencanaan & Pengendalian
yang dipimpin oleh seorang Kepala Biro Sarana &Fasilitas
berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Departemen Perencanaan & Pengendalian.
1) Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya dan pekerjaan di bidangbidang Sarana & Fasilitas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan program
kerja Departemen.
2) Fungsi
a) Menyusun RKAP Investasi Divisi Rekayasa Umum
beserta monitoring progressnya.
b) Merencanakan dan melaksanakan pekerjaan perbaikan
fasilitas seluruh Divisi Rekayasa Umum.
c) Menyusun kebutuhan biaya untuk pemeliharaan dan
perbaikan Fasilitas.
d) Mengontrol kesiapan fasilitas produksi secara berkala.
e) Melaksanakan PMS terhadap mesin-mesin produksi dan
alat angkat & angkut Divisi Rekayasa Umum.
f) Melaksanakan pencatatan dan evaluasi biaya-biaya
overhead di lingkup seluruh Divisi Rekayasa Umum dan
berkoordinasi dengan Biro Dukungan Administrasi
g) Menyiapkan form permintaan (M01) dan pengambilan
(M04) untukfasilitas seperti materialspare part fasilitas
h) Melaksanakan kalibrasi terhadap peralatan produksi,
alat-alat ukur dan mesin las.
44

i) Mengelola,merawat dan melakukan inventarisasiaset


seluruh Divisi Rekum.
j) Menyelenggarakan sarana transportasi.
k) Menyelenggarakan bantuan pekerjaan perbaikan fasilitas
departemen di luar Departemen PPC.
l) Melaksanakan Improvement, norma-norma QCDHSE.
Dan penerapan Tata Graha 5R.
m) Mengelola dan mengembangkan hubungan internal dan
eksternal perusahaan sesuai dengan bidangnya.
n) Memimpin dan membina bagian yang menjadi tanggung
jawabnya.
STRUKTUR ORGANISASI
DEPARTEMEN PERENCANAAN & PENGENDALIAN
36100

Departemen
Perencanaan & Pengendalian

36140 36150 36170 36180 36190

Biro
Biro Biro Biro Biro
Dukungan
SDM & K3LH Analisa & Evaluasi Perencanaan Produksi Sarana & Fasilitas
Administrasi

Gambar 3.5 Struktur Organisasi


(Sumber : PT. PAL. PO Versi GE Juni 2015)
(diambil pada pada 3 September 2016)
o. Departemen Rekayasa Desain
Departemen Rekayasa Desain adalah unit kerja struktural
tingkat Departemen dalam organisasi Divisi Rekayasa Umum
yang dipimpin oleh seorang Kepala Departemen Rekayasa
45

Desain , berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung


jawab kepada Kepala Divisi Rekayasa Umum. OrganisasiKepala
Departemen Rekayasamembawahi dan membina:
1) Biro Rekayasa Desain
2) Biro Rekayasa Pengelasan
p. Departemen Permesinan dan Perakitan
Departemen Permesinan & Perakitan adalah unit kerja
struktural tingkat Departemen dalam Organisasi Divisi Rekayasa
Umum yang berkedudukan langsung di bawah Kepala Divisi
Rekayasa UmumOrganisasiKepala Departemen Permesinan &
Perakitanmembawahi dan membina :
1) Biro Persiapan Produksi
2) Biro CNC
3) Biro Perakitan
q. Departemen Fabrikasi dan Konstruksi
Departemen Fabrikasi & Konstruksi adalah unit kerja
struktural tingkat Departemen dalam organisasi Divisi Rekayasa
Umum yang berkedudukan langsung di bawah Kepala Divisi
Rekayasa Umum Organisasi Kepala Departemen Fabrikasi &
Konstruksimembawahi dan membina :
1) Biro Persiapan Produksi
2) Bengkel Fabrikasi Plat
3) Bengkel Konstruksi Plat I
4) Bengkel Konstruksi Plat II
5) Bengkel Pipa
6) Bengkel Blasting, Pengecatan & Pengepakan
r. Faktor-FaktorPendukung dan Penghambat
Dalam menjalankan Praktek Kerja Lapangan banyak sekali
ditemukan hal-hal yang dapat mendukung proses belajar dan
secara tidak langsung dapat menambah wawasan. Faktor-faktor
pendukung tersebut seperti berikut ini:
46

1) Terbukanya perusahaan untuk kegiatan magang.


PT. PAL Indonesia (PERSERO) sangat terbuka untuk
mahasiswa maupun siswa yang ingin magang ditempat tersebut.
Hal ini dikarenakan PT. PAL Indonesia juga ingin meningkatkan
kecerdasan anak bangsa. Oleh karena itu mahasiswa maupun
siswa akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
2) Merupakan perusahaan kelas nasional bakan sampai
internasional.
Produk PT. PAL tidak hanya dinikmati oleh orang dalam
negeri saja, mancanegara pun juga percaya akan kemampuan PT.
PAL dalam membuat kapal atau peralatan permesinan dll.
Sehingga magang di PT. PAL jelas akan memiliki nilai lebih
tersendiri.
3) Memiliki peralatan yang lengkap.
Jelas sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia,
PT. PAL memiiki mesin dan peralatan yang memadai sebagai
pendukung produksi. Dengan adanya berbagai jenis mesin dan
peralatan yang jarang ditemukan atau bahkan dijumpai,
mahasiswa dapat mempelajari dan mendapatkan ilmu baru
tentang mesin.
4) Ramah dan terbukanya para karyawan
Dengan ramah dan terbukanya karyawan di PT. PAL
membuat kegiatan praktek kerja lapangan dapat berjalan dengan
lancar. Dengan demikian mahasiswa bisa lebih betah berada di
lingkungan perusahaan, dan proses pertukaran informasi jauh
lebih mudah.
Dimana ada pendukung pasti aka nada juga yang namanya
penghambat yang bisa saja mempersulit kegiatan praktek kerja
lapangan. Contoh-contoh penghambat adalah sebagai berikut:
a) Mahasiswa tidak diberikan tugas untuk turun langsung
dalam proses.
47

Selama praktek kerja lapangan mahasiswa tidak dibolehkan


untuk ikut secara langsung dalam proses pengerjaan. Mahasiswa
hanya menganalisa dan mencatat kegiatan yang sedang
berlangsung.
b) Sepinya proyek yang dikerjakan
Dengan sedikitnya proyek yang dikerjakan membuat
kegiatan produksi sangat terbatas. Banyaknya mesin dan
karyawan yang tidak melakukan pekerjaan membuat mahasiswa
hanya mendapat ilmu sedikit saja dari satu proses.
c) Kurang siapnya kampus dalam kegiatan praktek kerja
lapangan.
Hal ini membuat mahasiswa menjadi bingun saat pertama
kali menjalankan praktek kerja industry, kerna kurang siapnya
kampus dalam menjalankan program ini. Seperti tidak adanya
bimbingan, kurang komunikasi dengan dosen pembimbing,
sampai telatnya buku panduan untuk praktek.

B. PEMBAHASAN PROSES REPAIR HEAD CONE


CRUSHER MP 1000
Di PT. PAL Indonesia (PERSERO) khususnya divisi rekayasa
umum (General Engineering). Direktorat produksi banyak
melayani produksi-poduksi non kapal baik itu dari pembuatan,
perbaikan, serta pemeliharaan. Salah satu diantaranya adalah
proses Repair Head MP 1000 proyek dari PT. Metso Mineral
Indonesia.
Pada sub bab ini penulis mengambil tugas melaporkan
proses Repair Head MP 1000, mesin ini merupakan bagian
terpisah dari mesin utuh yaitu Crusher MP 1000, mesin pemecah
batu skala besar yang dimana digunakan untuk mencari biji-biji
emas atau bahan mineral lainnya yang terkandung didalam batu
tersebut.
48

1. Tahapan Proses Repair Produksi


PT. Metso Mineral Indonesia adalah perusahaan cabang dari
Metso Mineral Construction Finlandia. Salah satu bidang pekerjaan
dari Metso adalah Crushing Equipment. Kawasan pertambangan
di Indonesia telah menarik perhatian bagi invstor untuk
membangun anak perusahaan sebagai jasa perbaikan untuk
Crushing Equipment. Salah satu unit yang dipakai oleh PT.
Newmont Nusa Tenggara yang bergerak dibidang pertambangan
batu bara adalah tipe MP series cone crusher. Komponen utama
yang sering mendapat perbaikan rutin adalah head, bowl, dan
adjustment ring.
Mekanisme dari mesin crusher ini adalah bongkahan batu
hasil pertambangan dimasukkan kedalam lubang seperti
mangkuk pada komponen head lalu komponen head yang
bergerak secara vertikal UP-DOWN dan ada seperti noken as
yang berfungsi menggerakkan melingkar pada poros head.
Selanjutnya bongkahan batu besar bertumbukkan dengan sisi
miring head yang dilapisi oleh mantel berbahan baja casting. Lalu
bongkahan batu besar menjadi serpihan batu yang lebih kecil
skalanya daripada sebelumnya.
Karena dari itu komponen yang sering rusak dilakukan
perbaikan berkala yaitu head pada sisi miring yang dilapisi
mantel baja casting, bowl pada sisi thread, liniear seat, locking ring,
adjustment ring pada thread, 16 lubang pin.
Perjanjian kontrak sesuai kesepakatan proyek, apakah
menghendaki untuk dapat dikerjakan. Menyertakan scope
pngerjaan lengkap beserta WPS standar bahan yang digunakan
produk tersebut. Penyertaan jenis alat dan mesin yang akan
dipergunakan.
Dari PT. PAL Indonesia di Devisi Rekayasa Umum setelah
ada nota kesepakatan MOU (Memorandum Of Understanding)
antara si konsumen barulah dari pihak Rekayasa Umum
49

membentuk seorang manajemen proyek untuk menyusun lembar


kerja/proyek baru yang akan dikerjakan.
50

Flow Chart Perbaikan Head Cone Crusher MP 1000


51

Gambar 3.6 Flow Chart Perbaikan Head Cone Crusher MP 1000


(sumber: PT. PAL Divisi Rekayasa Umum)
(diambil pada 3 September 2016)
a. Material Datang.
Material Datang dari PT Metso Mineral Indonesia mengirim
barang menggunakan transport kapal dari PT Newmont Nusa
Tenggara menuju PT PAL Indonesia (persero) setelah sampai di
pinggir dermaga pelabuhan, barang dipindahkan menggunakan
alat berat crane rel yang berkapasitas ± 300 ton ke kendaraan truk
kontainer yang selanjutnya dikirim ke PT PAL Indonesia
(persero).
Barang diterima oleh pihak PT PAL Indonesia (persero)
setelah menjalin kontrak untuk pengerjaan perbaikan dari PT
Metso Mineral Indonesia, yaitu memperbaharui dan
memperbaiki komponen dari material tersebut. Dan dikerjakan
sesuai kontrak kerja dan nota kesepakatan sesuai waktu yang
sudah ditentukan. Setelah truk masuk wilayah PT PAL Indonesia
(persero), kemudian masuk ke dalam bengkel Assembling
Turbine 80 ton. Di dalam bengkel barang diturunkan dan
52

diangkut dari truk menggunakan Crane Over Head berkapasitas


kurang lebih 60 – 80 ton. Posisi crane berada ± 30 meter dari
permukaan pondasi bengkel, operator berada diatas. Untuk
mengoperasikan crane tersebut harus menaiki tangga setinggi 30
meter.

Gambar 3.7 Material datang


(Sumber : PT. PAL Indonesia)
(diambil pada 3 September 2016)
b. Proses Blasting.
Setelah material diterima di bengkel Assembling
dilakukan proses blasting untuk membersihkan permukaan
material dari karat dengan menggunakan sistem
penyemprotan udara bertekanan tinggi dengan media pasir.

Gambar 3.8 Proses sandblasting.


(Sumber : PT. PAL Indonesia)
(diambil pada 3 September 2016)
53

c. Pengujian NDT MT (Non Destructive Testing) (Magnetic Test)


Memperbaharui komponen material dengan memeriksa
bagian-bagian yang cacat dengan menggunakan NDT (Non
Destructive Testing) Magnetic Test (MT). Fungsi dari Magnetic
Test (MT) adalah untuk mengetahui cacat atau crack yang ada
hingga kedalaman kurang lebih 2 – 3 mm. Dicek seluruh bagian
dari sisi thread dan sisi atas linier seat, locking ring dan
dilaporkan hasilnya.

Gambar 3.9 Proses NDT MT (Non Destructive Testing) (Magnetic


Test).
(Sumber: Dokumentasi Pribadi).
(diambil pada 21 September 2016)
d. Inspeksi visual dan Laporan
Setelah proses NDT (Non Destructive Testing) Magnetic Test
(MT) maka akan dilakukan penandaan atau marking yang cacat.
Sebelum material datang dari pihak Metso sudah menyediakan
hasil cek NDT (Non Destructive Testing) dalam proses pengerjaan
namun dari pihak PT Metso Mineral Indonesia menyuruh pihak
PT PAL Indonesia (persero) untuk memeriksa kembali dan
dilaporkan ke pihak Metso Mineral Indonesia. Bila ada tambahan
cacat crack dan beda beda dengan laporan Metso Mineral
Indonesia, maka dilakukan diskusi untuk ditimbulkan additional
cast.
54

e. Repair (Proses perbaikan)


Proses perbaikan ini membutuhkan 2 proses yaitu: Proses
goughing crack dan proses grinding (penggrindaan). Proses
goughing adalah sebuah proses untuk pembuangan bagian –
bagian yang akan dihilangkan karena crack (keretakannya).
Sedangkan proses grinding (penggerindaan) adalah sebuah
proses penghalusan pada permukaan yang tidak rata.
Pada proses repair ini untuk memperbaiki semua keretakan,
pecah bagian dan bersihkan area sesuai laporan NDT (Non
Destructive Testing) dan diskusi dari pihak Metso Mineral
Indonesia dan PT PAL Indonesia (persero) dan memahami
prosedur Metso Mineral Indonesia.
Sesudah melalui proses NDT (Non Destructive Testing) dan
memeriksa dimensional maka semua keretakan, serpihan pecah
sebagian, keropos harus diperbaiki dengan melakukan proses
gouging pada material yang keropos setelah proses goughing
selesai maka akan dilakukan proses penggerindaan dimana
untuk memperhalus area cracknya pada hasil proses gouging.
Untuk melakukan proses goughing dan penggerindaan harus
mengikuti pengerjaannya sesuai dengan prosedur standart
pengerjaan yang sudah diberikan dari pihak PT Metso Mineral
Indonesia kepada pihak PT PAL Indonesia (persero).
55

Gambar 3.10 Proses grinding dengan menggunakan gerinda


tangan and goughing.
(Sumber: dokumentasi pribadi).
(diambil pada 22 September 2016)
f. Preheat dan Repair Welding
Dengan dilakukan proses preheating yaitu proses
memberikan pemanasan awal sebelum pengelasan berarti akan
memperkecil temperatur gradien antara daerah las dengan benda
kerja. Temperatur gradien yang rendah berarti pula akan dapat
memperlambat laju pendinginan daerah las setelah selesai
pengelasan untuk pengelasan baja mampu diperkeras
memperlamban laju pendinginn sangat diperlukan dan
menghilangkan tegangan sisa pada benda tersebut, supaya tidak
menimbulkan tegangan kejut yang diberikan saat pengelasan.
Suhu yang digunakan dalam proses preheating adalah 150 -
200°C, untuk mendapat suhu yang diinginkan membutuhkan
waktu sekitar 3 jam. Namun suhu dan waktu holding timenya
pada proses preheating itu bisa berubah mengingat material yang
di lakukan proses preheat itu tergantung dari jenis material dan
ketebalan material tersebut.
Setelah melakukan proses preheat maka akan dilakukan
proses repair welding (perbaikan pengelasan) pada bagian yang
56

keropos, retak yang telah dilakukan proses goughing tadi. Pada


proses pengelasan ini menggunakan las GMAW (Gas Metal Arc
Welding) sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh pihak
metso (sebelumnya dilakukan proses goughing).
Post heat dan pre heat sebelum melakukan proses perlakuan
panas menggunakan PWHT (Post Weld Heat Treatment) untuk
post heat guna untuk menghilangkan tegangan sisa pada benda
kerja sedangkan pre heat menggunakan pemanas (burner) dari
gas LPG sesaat sebelum melakukan proses pengelasan (hingga
suhu 150°C).

Gambar 3.11 Proses preheat dan build up welding.


(Sumber: dokumentasi pribadi).
(diambil pada 13 September 2016)
g. Pengujian NDT (Non Destructive Testing)
Setelah proses repair welding (perbaikan las) maka perlu
dilakukan pengujian NDT (Non Destructive Testing) ulang untuk
57

mengecek apakah hasil pengelasan mengalami kecacatan


sehingga mengakibatkan crack pada material.
h. Inspeksi secara visual dan Laporan
Setelah proses NDT (Non Destructive Testing) Magnetic Test
(MT) maka akan dilakukan penandaan atau marking yang cacat.
Bila ada tambahan cacat crack pada pengelasan atau ada
keretakan maka akan dilakukan proses preheat sekali lagi untuk
menghilangkan crack sampai tertutup semua bagian yang ada
pada material tersebut. Dan jika dalam proses pengujian NDT
(Non Destructive Testing) tidak ada hasil crack, keretakan dan
kecacatan maka akan dilakukan proses selanjutnya.
2. Alat Yang Digunakan
Selama proses perbaikan tentunya akan dibutuhkan
beragam alat. Berdasarkan kerusakan yang dialami, alat-alat
utama yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Crane : alat yang berfungsi untuk mengangkat benda ke
tempat pross pengerjaan.

Gambar 3.12 Overhead crane.


(Sumber: dokumentasi pribadi)
(diambil pada 9 September 2016)
b. Alat ukur : untuk mengukur dimensi benda kerja
sebelum ataupun sesudah di proses. Dalam proses ini
58

alat yang digunakan alat ukur inside micro dan outside


micro.

Gambar 3.13 Inside micrometer


(Sumber: dokumentasi pribadi)
(diambil pada 9 September 2016)
c. Magnetic Test (MT) : untuk mendeteksi adanya retak atau
crack dengan menggunakan eleltromagnetik

Gambar 3.14 Peralatan MT (Magnetic Test).


(Sumber: dokumentasi pribadi)
(diambil pada 21 September 2016)
d. Mesin bor : untuk mengebor ujung crack yang terdapat
dipermukaan agar crack tidak menyebar.
e. Goughing: untuk proses pembuangan bagian-bagian crack
yang akan di maintenance.
f. Peralatan Pre-heat : digunakan utnuk memanaskan benda
sebelum proses goughing dan pengelasan.
59

Gambar 3.15 Tabung LPG untuk menyalakan proses preheat


(Sumber: dokumentasi pribadi).
(diambil pada 13 September 2016)
g. Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) : untuk proses
built up atau membangun kembali daerah yang sudah
dihilangkan selama poses goughing.

Gambar 3.16 Peralatan las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)


(Sumber: dokumentasi pribadi)
(diambil pada 21 September 2016)
h. Mesin bubut vertical lathe : alat ini berfungsi untuk proses
permesinan setelah benda selesai di built up .
60

Gambar 3.17 CNC vertical lathe


(Sumber: dokumentasi pribadi)
(diambil pada 23 September 2016)
61

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tahapan proses awal repair head Cone Crusher MP 1000
sebagai berikut:
1. Blusting atau membersihkan permukaan benda.
2. Mengukur dimensi dari benda kerja.
3. Pengecekan crack dengan MT (Magnetic Test).
4. Pre Welding head benda.
5. Melepas bagian luar benda kerja yang terdapat crack.
6. Gouging atau menghilangkan crack sampai ke ujung crack itu
sendiri.
7. Penggerindaan untuk menghilangkan kerak bekas gouging.
B. Saran
1. Perlu perhatian khusus terhadap K3 baik dari pekerja
maupun pihak luar yang berkepentingan di dalam
perusahaan.
2. Semua mesin dan peralatan dalam pabrik seharusnya
mendapatkan perhatian secara rutin agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan disuatu hari kelak.
3. Perlu adanya pemberian tugas atau kontribusi terhadap
suatu pekerjaan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa
bisa belajar sedikit suatu proses pekerjaan.

61

Anda mungkin juga menyukai