Anda di halaman 1dari 13

PENGENALAN ALAT BENGKEL

Di susun oleh :

Muhammad Riski Saputra (180308091)


TEP-B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS PERTANIAN
KETEKNIKAN PERTANIAN
MEDAN
2020

1
PENGENALAN ALAT BENGKEL

LAPORAN

OLEH
MUHAMMAD RISKI SAPUTRA/180308091
TEP-B

LAPORAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMENUHI


KOMPONEN PRAKTIKUM DI LABORATARIUM BENGKEL
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA

Diketahui Oleh
Dosen Penanggung Jawab

(Nazif Ichwan, STP, M.Si)


NIP : 19850217201706100

PRAKTIKUM PERBENGKELAN
LABORATARIUM BENGKEL
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

2
I. Pendahuluan

1. 1 latar Belakang
Pada saatini kita dapat melakukan kegiatan atau aktivasi perbengkelan di
bengkel (wworkshop). Kegiatan bengkel sendiri merupakan suatu keterampilan dan
pengetahuan tentang peralatan baik untuk membuat, membentuk, merakit, merubah
bentuk, maupun memperbaiki suatu benda menjadi baru atau menjadi kondisi yang
lebih baik. Selain untuk membuat, membentuk, merakit, merubah bentuk, bengkel
pertanian sendiri dapat digunakan sebagai tempat perawatan dan pemeliharaan suatu
mesin terutama mesin pertanian.
Dalam pekerjaan perbengkelan yang lebih modern dibutuhkan tempat serta alat
yang layak dan tempat untuk merancang hingga alat seutuhnya. Oleh sebab itu, maka
pengenalan tentang perbengkelan dalam bidang pertanian menjadi penting. Disanalah
dapat di pelajari tentang seluruh jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang
perbengkelan pertanian. Dan juga pada bagian pengenalan alat kita bisa mengetahui
karakteristik dari suatu alat-alat termasuk alat pertanian.
Pada aktivitas perbengkelan sendiri untuk melakukan aktivitas itu para pekerja
bengkel terutama pada praktikum perbengkelan, di perlukan untuk mengetahui alat-alat
yang di gunakan dalam pekerjaan perbengkelan. Pengenalan alat dan keselamatan kerja
dilakukan guna terhindar dari banyak bahaya-bahaya di bengkel.

Tujuan
Adapun tujuan di dalam praktikum ini adalah para praktikan dapat mengetahui
kegunaan dan mampu menggunakan alat-alat perbengkelan sesuai dengan fungsinya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Perbengkelan Pertanian
Bengkel pertanian adalah tempat (bangunan atau ruangan) untuk
perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin, tempat
pembuatan bagian mesin dan perakitan alsintan. Dalam arti luas, bengkel
adalah tempat untuk mengembangkan daya cipta manusia sehingg dapat
terwujud hasil karya yang berguna bagi kehidupan manusia. Dalam kegiatan ini
dapat beruoa tindakan perancangan atau modifikasi dari suatu hasil ranacangan
berupa alsintan yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Bengkel juga adalah
sebagai tempat untuk pengujian alsintan yang akan diterapkan di suatu daerah,
dan juga bengkel merupakan tempat pendidikan dan latihan bagi operator,
teknisi, masinis dalam bidang pertanian. Dan dalam arti yang sempit, bengkel
adalah sebagai tempat untuk melakukan perawatan berbagai alsintan, sebagai
tempat untuk melakukan perakitan (assembling) berbagai alsintan, sebagai
tempat penyimpanan alsintan sebagai tempat penyimpanan suku cadang
alsintan.
Ada beberapa jenis dan status bengkel yang dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Bengkel Bebas (Independent Work Shop)

3
Bengkel ini berdiri sendiri, tidak terikat dan tidak memawakili merek tertentu sehingga
kebijakan-kebijakan dapat diambil sendiri sepanjang tidak merugikan bengkel itu
sendiri.
2. Bengkel Perwakilan (Authorized Work Shop)
Bengkel ini masih mirip dengan bengkel tersebut diatas, yaitu berdiri sendiri tapi ada
merek yang diwakilinya melalui surat penunjukan dari pemegang merek. Kebijakan-
kebijakan yang diambil disesuaikan dengan perusahaan yang menunjuknya dan
sekaligus masuk kedalam bagian dari layanan purna jual merek yang bersangkutan.
Jenis bengkel ini memungkinkan untuk menerima kemudahan-kemudahan dari
perusahaan yang menunjuknya. Kemudahan-kemudahan tersebut bisa bersifat bantuan
teknis.
3. Bengkel Dealer  (Dealer Work Shop)
Bengkel ini merupakan bagian atau sub bagian operasional dari dealer atau ATPM
(Agen Tunggal Pemegang Merek) sebagai unit layanan purna jual untuk mendukung
sistem pemasaran. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sepenuhnya tergantung dan
tunduk pada perusahaan/dealer yang bersangkutan (Daryanto, 1987)

Alat-alat perbengkelan
Alat- alat umum seperti kunci sok, kunci pas, tang cucur, jangka sorong, gergaji
besi, tong stel, kunci T, tang potong, tang kawat, pahat, ragow, palu, pengikir, meteran,
dipilih berdasarkan atas asumsi seringnya digunakan di bengkel dan biasanya tersedia
di pasaran. Walaupun ada beberapa jenis yang ada di daftar, perbaikan umum dapat
terpenuhi dengan perkakas yang ada pada daftar ini. Bengkel sebaiknya dilengkapi
dengan perkakas yang diperlukan dengan yang mengacu pada daftar ini. Ingat bahwa
jenis dan jumlah perkakas yang diperlukan akan berbeda dengan skala pelaksanaan
perbaikan dan banyaknya kendaraan yang diperbaiki, perkakas pada bengkel umumnya
di kategorikan berdasarkan fungsi kerjannya masing-masing (Permana, 2006)

Prosedur Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi pencegahan
terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat
pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi
kematian, dan mengamankan material konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu
menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia (SMK Teknik
Elektro, 2003).

4
Terdapat dua pentebab besar terjadinya kecelakaan kerja yaitu perilaku yang
tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman,  penyebab
kecelakaan  diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut :
1. Praktikan tidak berhati-hati
2. Praktikan tidak memenuhi peraturan
3. Praktikan tidak mengikuti standar prosedur kerja
4. Praktikan tidak memakai alat pelindung diri
5. Kondisi badan praktikan yang lemah

Di sisi lain, kecelakaan sering terjadi akibat kondisi kerja yang tidak aman. Berikut
ini beberapa contoh yang menggambarkan kondisi kerja tidak aman, antara lain :tidak
ada instruksi tentang metode yang aman, tidak ada atau kurangnya pelatihan si pekerja,
memakai pakaian yang tidak cocok untuk mengerjakan tugas pekerjaan tersebut,
menderita cacat jasmani, penglihatan kabur, pendengarannya kurang, mempunyai
rambut panjang yang mengganggu di dalam melakukan pekerjaan dan sistem
penerangan ruang yang tidak mendukung.
Tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah hal
yang lebih penting dibandingkan dengan mengatasi terjadinya kecelakaan. Kecelakaan
dapat dicegah dengan menghindarkan sebab-sebab yang bisa mengakibatkan terjadinya
kecelakaan. Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh kehati-hatian
dalam melakukan pekerjaan dan ditandai dengan rasa tanggung jawab. Mencegah
kondisi kerja yang tidak aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan
darurat, maka segera melaporkan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan peralatan
sekecil apapun kepada atasannya. Kerusakan yang kecil atau ringan jika dibiarkan
maka semakin lama akan semakin berkembang dan menjadi kesalahan yang serius jika
hal tersebut tidak segera diperbaiki (SMK Teknik Elektro, 2003)

5
III. METODOLOGI PERCOBAAN
Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah praktikum perbengkelan dengan judul pengenalan alat
ini dilaksanakan di google classroom pada tanggal 21 september 2020 pukul 10:00 –
11:40 WIB.

Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum Perbengkelan adalah contoh alat-
alat perbengkelan.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum Pengenalan Alat adalah buku
atau kertas dan pulpen untuk mencatat nama dan fungsi alat mesin dalam
perbengkelan.

Prosedur Praktikum
 Praktikan dilaskan tentang kesehatan dan keselamatan kerja pada perbengkelan
 Diberikan kesempatan kepada praktikan untuk memfoto alat dan mesin
pertanian
 Diberikan kesempatan kepada praktikan untuk bertanya kepada asisten dosen
apabila masih ada yang kurang paham
 Praktikan dijelaskan nama-nama dan fungsi perbengkelan

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data hasil
pengamatan sebagai berikut :

No Nama Alat Fungsi/Definisi Gambar


1. Abrasive Gergaji abrasif, juga dikenal
Saw sebagai gergaji, adalah gergaji
bundar (sejenis perkakas listrik ) yang
biasanya digunakan untuk
memotong bahan keras, seperti logam,
ubin, dan beton. Tindakan pemotongan
dilakukan dengan cakram abrasif ,
mirip dengan roda gerinda tipis. Secara
teknis ini bukan gergaji, karena tidak
menggunakan tepi (gigi) yang
berbentuk teratur untuk memotong.

2. Grinda Mesin gerinda, sering disingkat


menjadi gerinda, adalah salah satu alat
listrik atau alat mesin yang digunakan
untuk menggiling, itu adalah jenis
permesinan yang menggunakan roda
abrasif sebagai alat pemotong. Setiap
butiran abrasif pada permukaan roda
memotong chip kecil dari benda kerja
melalui deformasi geser.
3. Mesin las Mesin Las adalah mesin yang dapat
menyambung besi menjadi satu
rangkaian utuh sehingga dapat
membentuk sebuah bentuk yang anda
inginkan atau butuhkan. Prinsip
kerja mesin las adalah dengan cara
membakar besi atau menyambung dua

7
bagian logam atau lebih dengan
menggunakan energi panas.

4. Bor listrik Mesin bor merupakan sebuah mesin


dengan gerakan memutarkan alat
pemotong dengan arah pemakaiannya
mata bor hanya pada sumbu mesin
tersebut. Mesin ini dapat digunakan
untuk mengebor atau membuat lubang
berbentuk bulat dalam lembaran
kerja.Di samping itu, mesin bor juga
berfungsi untuk membuat alur,
perluasan dan menghaluskan secara
presisi dan akurat.

5. Bench Vise Bench Vise atau dikenal dengan ragum


dalam industri permesinan
merupakan alat yang digunakan untuk
menjepit benda kerja yang akan
dikerjakan sehingga tidak dapat
bergerak. Biasanya digunakan untuk
menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat, digergaji, dan lain lain.

6. Bor duduk Mesin Bor Duduk merupakan


mesin bor yg wujudnya seperti
sedang duduk. Mesin ini dipakai guna
membuat lobang benda kerja dengan
diameter kecil (terbatas hingga dengan
diameter 16 milimeter). Prinsip kerja
mesin bor duduk ialah putaran motor
listrik diteruskan ke poros mesin
hingga poros berputar.

7. Circular Gergaji bundar adalah gergaji listrik


saw menggunakan cakram bergigi atau
abrasif atau bilah untuk memotong

8
bahan yang berbeda menggunakan
gerakan putar yang berputar di sekitar
punjung. Lubang gergaji dan gergaji
cincin juga menggunakan gerakan putar
tetapi berbeda dari gergaji bundar.

8. Tang Tang adalah alat yg digunakan untuk


memegang benda kerja. Tang terbuat
dari baja dan pemegangnya dilapisi
dengan karet keras.

9. Martil Palu atau Martil adalah alat yang


digunakan untuk memberikan tumbukan
kepada benda. Palu umum digunakan
untuk memaku, memperbaiki suatu
benda, penempaan logam dan
menghancurkan suatu objek. Palu
dirancang untuk tujuan tertentu dengan
variasi dalam bentuk dan struktur.

10. Gergaji Gergaji adalah perkakas berupa besi


tipis bergigi tajam yang digunakan
untuk memotong atau pembelah kayu
atau benda lainnya.
11. Kunci Pas Dalam bidang perbengkelan, kunci
adalah alat yang terbuat dari baja yang
dikeraskan dan dilapisi krom atau nikel
agar tidak mudah aus di mana fungsi
kunci ini digunakan untuk memutar mur
dari baut. 

12. Kunci Ring Kunci ring adalah kunci yang


berbentuk seperti gelang mempunyai
lubang persegi banyak, segi-seginya
dapat dipaskan pada kepala baut yang
akan dibuka atau ditutup.

Pembahasan

9
Bengkel adalah tempat di mana seorang mekanik melakukan pekerjaan
melayani jasa perbaikan dan perawatan mesin-mesin mekanik lainnya. Pengertian
bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan /
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian
mesin dan perakitan alsin. Sedangkan Bengkel pertanian merupakan tempat untuk
melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin
pertanian.
Pada suatu usaha tani, seberapapun ukuran usaha taninya, pastilah digunakan
alsin pertanian. Untuk usaha tani yang paling sederhana misalnya, dengan alat yang
dipakai adalah cangkul dan sabit, setidaknya akan diperlukan perkakas pengasah
semisal batu gerinda atau kikir. Untuk usaha tani yang ukurannya lebih besar, dengan
alsin yang lebih beragam dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas yang lebih
banyak. Jika alsin yang dimiliki perusahaan tidak terlalu banyak, biasanya lebih efisien
dan ekonomis untuk menggantungkan perbaikan pada perusahaan bengkel komersial.
Namun jika pemilikan alsin jumlahnya banyak, biasanya pemilikan
bengkel  sendiri  lebih  efisien dan ekonomis (Deno,2010)

Menurut Depo (2010) Ada beberapa jenis dan status bengkel yang dapat diterangkan
sebagai berikut :
1. Bengkel Bebas (Independent Work Shop) ,Bengkel ini berdiri sendiri, tidak terikat
dan tidak memawakili merek tertentu sehingga kebijakan-kebijakan dapat diambil
sendiri sepanjang tidak merugikan bengkel itu sendiri.
2. Bengkel Perwakilan (Authorized Work Shop),  Bengkel ini masih mirip dengan
bengkel tersebut diatas, yaitu berdiri sendiri tapi ada merek yang diwakilinya
melalui surat penunjukan dari pemegang merek. Kebijakan-kebijakan yang diambil
disesuaikan dengan perusahaan yang menunjuknya dan sekaligus masuk kedalam
bagian dari layanan purna jual merek yang bersangkutan. Jenis bengkel ini
memungkinkan untuk menerima kemudahan-kemudahan dari perusahaan yang
menunjuknya. Kemudahan-kemudahan tersebut bisa bersifat bantuan teknis.
3. Bengkel dealer (Dealer work Shop), bengkel ini merupakan bagian atau sub bagian
operasional dari dealer atau ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) sebagai unit
layanan purna jual untuk mendukung sistem pemasaran. Kebijakkan –kebijakkan
ini dubuat seoenuhnya tergantung dan tunduk kepada perusahaan yang
bersangkutan.
Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi pencegahan
terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat
pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi
kematian, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu
menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia
(SMK Teknik Elektro, 2003)
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan,
tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja
merupakan tugas semua orang yang bekerja (Bennet.N.B, Rumondang, B.Silalahi,
1991)

10
Tujuan Keselamatan Kerja adalah: (1) Agar tenaga kerja terhindar dari
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja; (2) Agar tenaga kerja
merasa aman dan terlindungi dalam bekerja; (3) Agar tenaga kerja mendapat jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja; (4) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja
dapat digunakan sebaik-baiknya; (5) Agar semua hasil produksi terpelihara
keamanannya; (6) Agar dapat meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi
kerja (Suma’mur, 1996)
Terdapat dua pentebab besar terjadinya kecelakaan kerja yaitu perilaku yang
tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman,  penyebab
kecelakaan  diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut :
1. sembrono dan tidak hati-hati
2. tidak mematuhi peraturan
3. tidak mengikuti standart prosedur kerja
4. tidak memakai alat pelindung diri
5. kondisi badan yang lemah

Di sisi lain, kecelakaan sering terjadi akibat kondisi kerja yang tidak aman. Berikut
ini beberapa contoh yang menggambarkan kondisi kerja tidak aman, antara lain :tidak
ada instruksi tentang metode yang aman, tidak ada atau kurangnya pelatihan si pekerja,
memakai pakaian yang tidak cocok untuk mengerjakan tugas pekerjaan tersebut,
menderita cacat jasmani, penglihatan kabur, pendengarannya kurang, semempunyai
rambut panjang yang mengganggu di dalam melakukan pekerjaan dan sistem
penerangan ruang yang tidak mendukung.
Persentase penyebab kecelakaan di bengkel kerja mesin berdasarkan penelitian
yang dilakukan para ahli dapat digambarkan, dimana (1) yaitu terluka akibat
mengangkut barang sebanyak 30%, (2) disebabkan karena jatuh sebanyak 20%, (3)
yaitu obyek yang jatuh sebanyak 10%, (4) dikarenakan peralatan tangan sebanyak
10%, dan dikarenakan mesin sebanyak 9% (5),(6)dikarenakan alat angkut 5%,(7)
disebab kan karena terbakar sebanyak 2%, (8)dikarenakan arus listrik sebanyak 2%,
(9) dikarenakan  zat berbahaya  sebanyak 1%,  dan   lain-lain    sebanyak 5%.
Tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah hal
yang lebih penting dibandingkan dengan mengatasi terjadinya kecelakaan. Kecelakaan
dapat dicegah dengan menghindarkan sebab-sebab yang bisa mengakibatkan terjadinya
kecelakaan. Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh kehati-hatian
dalam melakukan pekerjaan dan ditandai dengan rasa tanggung jawab. Mencegah
kondisi kerja yang tidak aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan
darurat, maka segera melaporkan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan peralatan
sekecil apapun kepada atasannya. Kerusakan yang kecil atau ringan jika dibiarkan
maka semakin lama akan semakin berkembang dan menjadi kesalahan yang serius jika
hal tersebut tidak segera diperbaiki (SMK Teknik Elektro,2003)

11
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum dengan judul pengenalan alat ini adalah,
sebagai berikut :
1. Bengkel adalah tempat dimana seorang mekanik melakukan pekerjaan melayani
jasa perbaikan dan perawatan mesin mesin mekanik lainnya.
2. Keselamatan kerja manusia sangatlah penting, keselamatan kerka sendiri meliputi
pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya
penyakit akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah
dan atau mengirangi kematian dan mengamankan material, konstruksi,
pemeliharaan yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan umat manusia.
3. Melakukan kegiatan perbengkelan dibutuhkan pengetahuan tentang pengunaan alat
dan fungsi alat-alat perbengkelan tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

BiroPelatihanTenagaKerja.2010. http://www.iosh.Gov.tw/upload/netbook/foreign/9607
18-104.pdf. diakses pada tanggal 20 Maret 2016 pukul 21.01 WIB

Daryanto.1987. Mesin Perkakas Bengkel. Jakarta : PT Rineka Cipta

Daryanto, 2003. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bengkel. Jakarta ; Rineka

Depo.2010.http://www.google.co.id,urlsa=t&rct=j&q=Penggolongan+perkakas+ben
gkel+berdasarkan+fungsi+kerjanya.pdf&source=web&cd=7&ved=0CEkQFjAG&url
=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fd.   diakses pada 20 Maret 2016
pukul 21.14 WIB

Suma’mur, 1996. Keselamatan kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji


Mas Agung.

SMK Teknik Elektro. 2003. http://www.anekapcb.com/ei_007.pdf. diakses pada


tanggal 20 Maret 2016 pukul 21.03 WIB

van Terheijden, dan Harun. 1971. Alat-alat Perkakas 2. Bandung : Penerbit Binacipta

13

Anda mungkin juga menyukai