Oleh :
Retno Ayu Kusuma Wardani
1414071079
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu orang telah mengenal teknik sederhana untuk membuat dan merakit
alat. Dengan makin berkembangnya teknologi disegala bidang dewasa ini telah
banyak diciptakan berbagai macam bahan, alat dan mesin serta teknik dalam
bidang perbengkelan. Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern
dibutuhkanlah tempat serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga
membuat alat seutuhnya. Oleh sebab itu, maka pengenalan tentang perbengkelan
dalam bidang pertanian menjadi cukup penting. Disanalah dapat dipelajari tentang
seluruh jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan pertanian.
Setiap alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat mengancam
keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan mengetahui jenis
dan fungsi alat serta mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan. Di dunia industri
modern biasanya dibuat sistem keselamatan kerja dengan membuat aturan-aturan
atau tata cara pengoperasian alat serta mesin perbengkelan. Guna menjamin
efektifitas dan efisien kegiatan perbengkelan perlu disarankan adanya manajemen
bengkel yang baik terhadap keseluruhan sumber daya yang ada. Selain
pengelolaan terhadap sumber daya manusia, pengelolaan peralatan bengkel sangat
penting sehingga setiap peralatan yang ada selalu dalam keadaan terawat dan siap
pakai. Dengan kelengkapan dan kesiapan peralatan bengkel yang memadai, serta
ditunjang pengetahuan cara yang baik dan benar dalam penggunaan alat akan
membuat pekerjaan perbengkelan menjadi lebih mudah dan aman.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Mengetahui peralatan dalam perbengkelan
2. Mengetahui fungsi peralatan dalam perbengkelan
3. Mengetahui cara kerja peralatan dalam perbengkelan
yang menunjuknya dan sekaligus masuk kedalam bagian dari layanan purna
jual merek yang bersangkutan. Jenis bengkel ini memungkinkan untuk
menerima kemudahan-kemudahan dari perusahaan yang menunjuknya.
Kemudahan-kemudahan tersebut bisa bersifat bantuan teknis.
3. Bengkel Dealer (Dealer Work Shop)
Bengkel ini merupakan bagian atau sub bagian operasional dari dealer atau
ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) sebagai unit layanan purna jual
untuk mendukung sistem pemasaran. Kebijakan-kebijakan yang dibuat
sepenuhnya
tergantung
dan
tunduk
kepada
perusahaan/dealer
yang
Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nama Alat
Fungsi
Gambar
1.
Jangka
Sorong
2.
Kunci Ring
murk
arena
memberikan
suatu
cengkeraman
yang
ujungnya
3.
Gergaji Besi
Digunakan
untuk
4.
Gergaji Kayu
Digunakan
untuk
memotong kayu
5.
Gerinda
Duduk
untuk
mengasah
pisau
lainnya,
untuk
membentuk
membuat
6.
Gerinda
Tangan
baru
Untuk
benda
atau
perkakas
menggerinda
kerja,
untuk
membentuk
benda
kerja
seperti
merapikan
hasil
pemotongan,
merapikan hasil las,
membentuk
lengkungan
pada
benda
yang
kerja
bersudut, menyiapkan
permukaan
benda
7.
Kikir
lain-lain.
untuk
pengikisan
benda
kerja.
suatu
lainnya,
membuat
sejajar,
rata
dan
membuat
bidang-bidang
berbentuk
8.
Kunci Pas
dan
sebagainya.
untuk
mengencangkan
dan
yang
telah
dilonggarkan dengan
kunci ring
9.
Kunci T
(shock T
handle)
merupakan perkakas
yang
memudahkan
dalam
membongkar
baut
10
.
Kunci Sok
(kunci
shock/kunci
soket)
11. Palu
untuk
melepas/memasang
baut dan mur.
alat
yg
digunakan
Tang Penjepit
sebagi
capitan.
Biasanya
13
.
Tang
Pemotong
Ini
untuk
menjangkau
celah
yang kecil
Fungsinya
untuk
memotong
kawat,
kabel
plastik,
fiber tipis
dan
14
.
Tang Cucur
Berfungsi
sebagai
15
.
Tang Stel
Tang
ini
sangat
16
.
Meteran (pita
ukur
atau
tape,
roll
meter)
baut patah.
ntuk mengukur jarak
atau panjang, untuk
mengukur
sudut,
Mata Pahat
untuk
membuat lingkaran
digunakan
untuk
membentuk
atau
memotong logam
18
.
Ragum
19
.
Landasan
20
.
Sikat Kawat
Untuk membersihkan
noda
yang
atau
sulit
kotoran
untuk
dibersihkan
21
.
Mata Gerinda
Digunakan
menghaluskan
untuk
alat
22
.
Kunci Inggris
4.2. Pembahasan
Di sisi lain, kecelakaan sering terjadi akibat kondisi kerja yang tidak aman.
Berikut ini beberapa contoh yang menggambarkan kondisi kerja tidak aman,
antara lain tidak ada instruksi tentang metode yang aman, tidak ada atau
kurangnya pelatihan si pekerja, memakai pakaian yang tidak cocok untuk
mengerjakan tugas pekerjaan tersebut, menderita cacat jasmani, penglihatan
kabur, pendengarannya kurang, mempunyai rambut panjang yang mengganggu di
dalam melakukan pekerjaan dan sistem penerangan ruang yang tidak mendukung.
Tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah hal
yang lebih penting dibandingkan dengan mengatasi terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan dapat dicegah dengan menghindarkan sebab-sebab yang bisa
mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Tindakan pencegahan bisa dilakukan
dengan cara penuh kehati-hatian dalam melakukan pekerjaan dan ditandai dengan
rasa tanggung jawab. Mencegah kondisi kerja yang tidak aman, mengetahui apa
yang harus dikerjakan dalam keadaan darurat, maka segera melaporkan segala
kejadian, kejanggalan dan kerusakan peralatan sekecil apapun kepada atasannya.
Kerusakan yang kecil atau ringan jika dibiarkan maka semakin lama akan semakin
berkembang dan menjadi kesalahan yang serius jika hal tersebut tidak segera
diperbaiki (SMK Teknik Elektro, 2003).
4.2.2. Perbengkelan
Bengkel atau workshop adalah
Pertanian) ; bengkel Menengah ; dan Bengkel Besar. Yang perlu ditekankan disini
adalah : bahwa tidak selamanya Bengkel Besar lahir begitu saja akan tetapi
tumbuh dimulai dari Bengkel Kecil terlebih dahulu. Terkecuali apabila dukungan
modal dan Saranya memang secara Manajerial di rancang lahir untuk Bengkel
Besar Katagori lain untuk bengkel kecil disebut pula sebagai PENGRAJIN akan
tetapi dalam uraian disini pengrajin dimasukkan ke dalam Bengkel Khusus
meskipun komponen-komponennya hampir mirip dengan Bengkel Umum.
Bengkel Pertanian, Pada umumnya Alat dan Mesin modern (tidak hanya terbatas
untuk mekanisasi pertanian saja) apabila dioperasikan secara pantas dan
dirawat/dipelihara secara baik, akan bekerja dengan periode umur yang lama
sebelum reparasi besar diperlukan. Meskipun bidang pengawasan diperketat,
masih saja banyak terjadi proses perawatan/pemeliharaan suatu alat dan mesin
diabaikan, sehingga sering kerusakan timbul disertai dengan kecelakaan yang
sangat merugikan manusia. Klasifikasi bentuk/layout suatu bengkel pertanian
didasrkan kepada jumlah alsintan yang akan dipelihara :
1. Untuk jumlah alsintan kurang dari 50 unit alsintan ber-enjin, (bengkel
pertanian).
2. Untuk jumlah antara 50 s/d 100 unit alsintan ber-enjin, (Bengkel Menengah).
3. Untuk jumlah lebih dari 100 unit alsintan ber-enjin, (Bengkel Besar).
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Daryanto, Mirzan. 2004. Alat Pengikat Pada Elemen Mesin. Jakarta. PT Rineka
Cipta
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.