Anda di halaman 1dari 12

0

LAPORAN PRAKTIKUM
5506 - PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALAT MESIN PERTANIAN
ACARA :
INVENTARISASI ALAT DAN MESIN PERBENGKELAN

Dosen Pembimbing :
Ir. Anang Supriadi Saleh, MP

oleh
Hilman Maulana
NIM B31130122

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Perkakas bengkel hampir selalu tersedia pada setiap satuan kehidupan. Bahkan di

rumah tangga biasapun kebanyakan akan ditemukan peralatan bengkel minimal, yang
digunakan untuk perawatan dan perbaikan barang-barang keperluan rumah tangga. Juga di
kantor-kantor, banyak pekerjaan perawatan kecil yang lebih efisien jika dilakukan sendiri
oleh karyawan kantor tersebut. Pekerjaan perbengkelan selalu dibutuhkan oleh setiap unit
kehidupan. Hal tersebut disebabkan oleh sifat alami barang-barang perlengkapan
kehidupan yang selalu membutuhkan perawatan serta mengalami kerusakan dari waktu ke
waktu. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan perbengkelan hampir selalu menyertai setiap
pemilikan barang.
Pada suatu perusahaan yang banyak menggunakan mesin, adanya bengkel adalah
hal yang penting. Mesin-mesin perlu di rawat secara berkala, sehingga membutuhkan
perkakas perawatan. Mesin-mesin juga mengalami kerusakan dalam pemakaiannya,
sehingga diperlukan perbaikan. Jika mesin tidak dirawat dengan semestinya, maka umur
pemakaian akan berkurang sehingga merugikan perusahaan. Jika mesin rusak, maka jadwal
kegiatan akan terganggu sehingga akan merugikan perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut maka pentingnya diadakan praktikum Inventarisasi
Peralatan Bengkel, agar praktikan mengenal dan mengetahui fungsi dari peralatan dan
mesin perbengkelan.
1.2

Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui fungsi dan tujuan

inventarisasi alat dan mesin perbengkelan, serta fungsi dari alat dan mesin yang terdapat
dalam bengkel.
Kegunaan praktikum ini adalah agar praktikan memahami beberapa jenis
penggolongan alat-alat bengkel sesuai dengan penggunaannya dan nantinya dapat
diterapkan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Bengkel Pertanian
Bengkel adalah tempat di mana seorang mekanik melakukan pekerjaan melayani

jasa perbaikan dan perawatan mesin-mesin mekanik lainnya. Pengertian bengkel secara
umum adalah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan,
modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alat dan
mesin. Sedangkan Bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan,
perbaikan, penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin pertanian (Pernama, 2006).
Menurut Maran (2007), bengkel memiliki 2 pengertian, yaitu secara luas dan secara
sempit. Dalam artian luas bengkel pertanian memiliki fungsi :
a. Sebagai tempat untuk mengembangkan daya cipta manusia sehingga dapat terwujud
hasil karya yang berguna bagi kehidupan manusia. Dalam kegiatan ini dapat berupa
tindakan perancangan atau modifikasi dari suatu hasil rancangan berupa alsintan
yang disesuaikan dengan kondisi setempat
b. Sebagai tempat untuk pengujian alsintan yang akan diterapkan di suatu daerah
c. Sebagai tempat pendidikan dan latihan bagi operator, teknisi, masinis dalam bidang
pertanian.
Dalam artian sempit bengkel pertanian memiliki fungsi :
a)
b)
c)
d)
e)

Sebagai tempat untuk melakukan perawatan berbagai alsintan,


Sebagai tempat untuk melakukan perbaikan berbagai alsintan,
Sebagai tempat untuk melakukan perakitan (assembling) berbagai alsintan,
Sebagai tempat penyimpanan alsintan
Sebagai tempat penyimapanan suku cadang alsintan
Menurut Daryanto (1987), berdasarkan fungsinya bengkel dibagi kedalam:

1. Bengkel Kecil dan Sederhana (Small Scale)


Jenis bengkel ini biasanya hanya digunakan untuk melakukan perawatan pada
mesin pertanian dan peralatan yang sederhana.
2. Bengkel Menengah (Medium Scale)
Jenis bengkel ini, selain sebagai tempat perawatan mesin dan alat, biasanya
digunakan untuk lapangan atau field-workshop. Yaitu sebagai pusat perawatan bagi
distributor alat mesin pertanian untuk mendukung pelayanan penjualan.
3. Bengkel Ukuran Besar (Large Scale)

Jenis bengkel ini bersifat tetap atau permanen yaitu memiliki fasilitas-fasilitas
seperti yang ada pada pabrik produksi skala besar.Fungsi dari bengkel ini sebagai
base-workshop dengan ukuran yang lebih besar daripada bengkel medium scale,
untuk menangani pekerjaan bongkaran atau bongkar pasang, memperbaiki dan
mengganti suku cadang, untuk membuat beberapa bagian mesin dan alat pertanian
yang rusak.
2.2

Alat-alat Perbengkelan
Perbengkelan pertanian sangat membutuhkan pengelompokan alat kerja, hal ini

dilakukukan untuk mendukung semua proses kegiatan secara optimum. Pengelompokan


alat didasarkan pada fungsi dari alat tersebut sehingga para pekerja bengkel tidak
menggunakan alat diluar fungsi dari alat yang digunakan (Daniel, dkk, 2012).
Menurut Herren dan Elmer (2002), alat bengkel diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok yaitu:
a. Layout tools (L) merupakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur atau
menandai kayu, logam, atau bahan lainnya.
b. Cutting tools (C) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memotong,
memisahkan atau memindahkan material/bahan
c. Boring tools (Br) merupakan alat-alat yang digunakan untuk melubangi atau
mengubah ukuran dan bentuk lubang
d. Driving tools (Dr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memindahkan alat
dan material lain
e. Holding tools (H) merupakan alat-alata yang digunakan untuk menejepit kayu,
logam, plastik dan bahan lain.
f. Turning tools (Tr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memutar sekrup,
palang, baut atau mur.
g. Digging tools (D) merupakan peralatan yang digunakan untuk mengeraskan,
mengendurkan dan membuat rata.
h. Other tools (O) merupakan kelompok peralatan dalam bengkel yang tidak termasuk
ke dalam penggolongan di atas.
2.3 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
dan menjamin proses produksi agar berlangsung secara aman, efisien dan produktif.
Prosedur keselamatan kerja banyak diterapkan dalam industri maupun sekolah, dan bisanya

bersifat aturan atau anjuran yang baik. Mesin-mesin modern sudah dilengkapi
pelindungdan dirancang untuk melindungi keselamatan operator, serta menjamin semua
perlengkapan dalam proses pengerjaan menjadi aman. Tetapi statistic kecelakaan yang
terjadi di sekolah dan industri menunjukkan hanya sekitar 15% yang dapat dijamin oleh
alat-alat keselamatan tersebut. Sekitar 85% kecelakaan yang terjadi di sekolah dan industri
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak dapatterjangkau oleh alat-alat keselamatan kerja
tersebut. Jadi unsur kelalaian manusia merupakan faktor yang paling banyak
mempengaruhi

terjadinya

kecelakaan

kerja.

Kekurang

hati-hatian,

sedikit

pengetahuan/informasi dan kurang pertimbangan dalam memutuskan sesuatu dengan benar


mungkin dapat dicegah dengan membiasakan berfikir sebelum bekerja (Depo, 2012).
Menurut Daniel, dkk (2012) alat-alat keselamatan kerja dalam bengkel adalah
sebagai berikut:
a. Helm Las
Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari
sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata.Sinar las yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung
sampai jarak 16 meter.Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat
mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut.Ukuran kaca las yang dipakai
tergantung pada pelaksanaan pengelasan.
b. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda.Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung
tangan.
c. Baju Las/Apron
Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes.Baju las yang lengkap dapat
melindungi badan dan sebagian kaki.Bila mengelas pada posisi diatas kepala, harus
memakai baju las yang lengkap.Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai apron.
d. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api.Bila tidak ada
sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
e. Kamar Las
Kamar las dibuat dari bahan tahan.api.Kamar las penting agar orang yang ada
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya

kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi. Didalam kamar las ditempatkan meja
Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari
kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.
f. Masker Las
1. Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

BAB 3
METODOLOGI KEGIATAN
3.1

Alat dan Bahan


Alat dan inventarisasi yang digunakan pada praktikum Inventarisasi Bengkel

Pertanian adalah macam-macam alat kerja, alat bor, alat kikir, alat potong dan penjepit.
3.2

Waktu dan Tempat


Praktikum Perawatan dan Perbaikan Alat dan Mesin Pertanian diselenggarakan

pada hari Senin tanggal 07 Desember 2015, pukul 15.00 17.00 WIB, di Laboratorium
Logam, Program Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Politeknik
Negeri Jember.
3.3

Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum inventarisasi alat dan mesin perbengkelan yaitu :
1. Menyimak dan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh asisten praktikum.
2. Membagi peralatan berdasarkan golongannya.
3. Membuat inventarisasi alat dan mesin perbengkelan yang terdapat dalam bengkel.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil
Berdasarkan pendataan inventarisasi yang dilakukan pada saat praktikum, maka

diperoleh data alat dan mesin perbengkelan berdasarkan prioritasnya yang tertera pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Inventarisasi Alat dan Mesin Perbengkelan Berdasarkan Prioritas Penggunaan
DOKUMEN PERALATAN BENGKEL
Tingkatan
No

Nama Alat

Pemotong Plat
Mekanis

Bor Listrik

Las Karbit

Pemotong Plat
Manual

Mesin Frais

Mesin Bubut

Dongkrak Hidrolik

Kompresor

Gerinda Duduk

10

Gergaji Listrik

Spesifikasi
Ketebalan maks 3 mm
P = 1200 mm
Type 11-3 x 1200
Model 32 menih 90 0005
TT88 (prohex)
Gas asitilin & oksigen
Prohex mood 35/6R
mm 6 => m
mm 70 x 70 => 23/4 mm
mm 13 Q => m
Kmuth type UINF 1
Serial no 154789
Th 2013 (power 2,7 kw)
Volt 400, 50 Hz / 3 phase
Emco maximat v13
5,2 A 4 kw
380 v 50 Hz 3 phase
No seri DLN D7D8005
Shark 1 HP 220 v-110
14,6 / 7,3 A 50 Hz
1 phase (AC) SAM
Modern 220 v 50 Hz
250 W s230 mm
3450 rpm 150 x 10 x
12,7 mm IP 44
Dongjin 500 v 15 A

Penting

Biasa

Kurang
Penting

11

Las Listrik

12

Circle

13

Penekuk Pipa Stenlis

14

Penekuk Plat

15

Roll Plat

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Borlistrik (fortable)
Borlistrik (static)
Bortangan
Gergaji Kayu
Gergaji Besi
Mata Gergaji Besi
Mata Bor Kayu
Mata Bor Logam
Gurinda (manual)
Gurinda (fortable)
Gurinda (static)
Paku Tembak
Tang (biasa)
Tang Poligrid
Tang Potong
Tempa Besi
Obeng (-)
Obeng (+)
Obeng Kombinasi
Singular Show
Mesin Bubut
Chain Show
Pemotongbesi plat

Mode falcon 100 e


Kapasitas 10-120 A
2 4 duty cycle
Power 220 v 50 Hz IP 24
100 % = 100 60 % = 120
Model GCO 2000.300
1C170kl 10 A 2000 W
220 v 230 v 50/60 Hz
Q=355 mm max 254 mm
Hand folding machine
Type WH06 2,5 x 1220
Holding thicknes 2,5 mm
Holding length 1220 mm
Serial no 07.088
date 27/6
Maju Jaya
Model SMP-1513 R
MFG 953258
Date 20 Mei 1997
-

39 Pemotongbesisilinder

40 Pemotong Kaca
41 Sendok Dempul

42 Micrometer Sekrup

43 Jangka Sorong

44 Meteran Gulung

45 Alatukurtekananudara
46 Tachometer (manual)
47 Tachometer (digital)
48 Mistar Siku

49 Mistar Lipat

50 Mousture Meter
51 Kunci Inggris

52 Kunci Pas

53 Kunci Kombinasi

54 Kunci Shock
55 Kunci L

56 Kunci Ring

57 Mata Kunci Shock


58 Handel

59 Dongkrak

60 Labu ukur bahanbakar


61 Kompresor

62 Catok (fortabel)

63 Catok (static)

64 Kacamata Las

65 Meja Las

66 Baju Bengkel

67 kikir Plat

68 Kikir Segitiga

69 Kikir Bundar

70 Pegas
71 Waterpass
72 Pambel
73 Katrol
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Praktikum Perbengkelan Pertanian, 2015
4.2

Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil tabel 4.1 yaitu tabel

inventarisasi alat dan mesin perbengkelan berdasarkan prioritas kegunaan. Berdasarkan


tabel tersebut perkakas perbengkelan dapat digolongkan menjadi beberapa golongan

10

berdasarkan prioritas penggunaanya, dimana penggolongan ini bersifat subjektif karena alat
dan mesin perbengkelan harus disesuaikan dengan fungsi dari bengkel tersebut.
Selain itu, berdasarkan tabel tersebut juga dapat digolongkan menjadi beberapa
golongan seperti Cutting Tools, Holding Tools, Boring Tools, Driving Tools, Turning Tools,
dan Other Tools. Penggolongan ini sesuai dengan Herren dan Elmer (2002) yang
menyatakan bahwa alat bengkel diklasifikasikan dalam beberapa kelompok berdasarkan
fungsi kerjanya.
Perkakas yang tergolong Cutting Tools berdasarkan tabel penggolongan alat diatas
terdiri atas gergaji kayu statis, gurinda tangan manual, circular saw, pemotong rumput, las
listrik, gergaji kayu, kikir, gergaji besi.Pengolongan ini berdasarkan fungsi kerja dari
perkakas tersebut yaitu memotong atau mengikis dan menghilangkan sebagaian material
dari bahan kerja. Hal ini sesuai dengan Herren dan Elmer (2002) yang menyatakan bahwa
cutting tools merupakan alat-alat alat-alat yang digunakan untuk memotong, memisahkan
atau memindahkan material/bahan
Bor listrik maupun bor tangan manual tergolong pada boring tools hal ini sesuai
dengan Herren dan Helmer (2002) yang menyatakan bahwa Boring tools merupakan alatalat yang digunakan untuk melubangi atau mengubah ukuran dan bentuk lubang.
Perkakas yang tergolong pada Turning Tools merupakan perkakas yang dapan
menguatkan dan merekatkan dua bahan berbeda seperti mur, baut, rig, kunci inggris, kunci
ring, kunci kombinasi, kunci L dan alat penguat lainnya. Hal ini sesuai dengan Herren dan
Helmer (2002) yang menyatakan bahwa Turning tools merupakan alat-alat yang digunakan
untuk memutar sekrup, palang, baut atau mur.
Perkakas yang tergolong Driving Toolsyaitu palu dan berbagai jenis perkakas lain
yang digunakan untuk mengendalikan atau memindahkan material dari suatu objek. Seperti
palu yang digunakan untuk mencabut paku.

11

Hal ini sesuai dengan Hellen dan Helmer (2002) yang menyatakan bahwa Driving
tools merupakan alat-alat yang digunakan untuk memindahkan alat dan material lain.
Perkakas yang tergolong pada Holding Tools yaitunperkakas yang digunakan untuk
memegang kayu, metal plastic, dan material lainnya, contohnya tang, gegep dan lain
sebainya. Hai ini sesuai dengan Hellen dan Helmer (2002) yang menyatakan bahwa
Holding tools merupakan alat-alata yang digunakan untuk menejepit kayu, logam, plastik
dan bahan lain.
Perkakas lainnya yang menunjang pekerjaan perbengkelan namun tidak terkategori
pada perkakas sebelumnya maka tergolongtergolong pada peralatan pendukung.Other tools
misalnya helm las, sarung tangan, dan baju las. Hal ini sesuai dengan Daniel, dkk (2012)
yang menyatakan bahwa alat-alat keselamatan kerja yang tergolong kedalam other tools
adalah helm las, sarung tangan, dan baju las.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah praktikum Inventaris Alat dan Mesin

Perbengkelan adalah:
a. Bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan,
penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin pertanian
b. Perkakas perbengkelan secara umum tergolong menjadi enam jenis yaitu:Cutting
Tools,Booring Tools, Driving Tools, Holding Tools, Truning Tools, dan Other Tools.
c. Perkakas perbengkelan digolongkan sesuai dengan prioritas fungsi dan kegunaanya
yaitu Penting, Biasa dan Kurang Penting
5.2

Saran
Sebaiknya peralatan bengkel yang sudah rusak diperbaiki, atau diganti sehingga

lebih memudahkan pekerjaan dalam bengkel nantinya, praktikan juga harus tetap menjaga
kebersihan dalam bengkel agar lebih nyaman.

Anda mungkin juga menyukai