Anda di halaman 1dari 11

PAPER BANGUNAN PERTANIAN

“MANAJEMEN DAN PERALATAN BENGKEL PERTANIAN”

Rozaly Handika Aji


05021381823062

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kepadatan aktivitas di lapangan menuntut kenyamanan, untuk itu alat dan
mesin yang dipakai harus selalu dalam keadaan baik. Kebutuhan servis bagi sepeda
alat dan mesin pertanian menjadi kebutuhan rutin yang harus dilakukan oleh
penggunanya. Agar mesin selalu dalam keadaan baik maka diperlukan  perawatan
dan service berkala bahkan diperlukan juga perbaikan-perbaikan  bagian yang rusak,
untuk itu sangat dibutuhkan jasa bengkel.
Dewasa ini kebutuhan manusia atas bahan pangan semakin meningkat
berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk dunia yang semakin banyak. Alat-
alat konvensional dalam bidang pertanian kurang dapat memadai untuk selalu
meningkatkan produksi bahan pangan tersebut. Maka dibutuhkanlah teknologi yang
lebih maju dan modern.
Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern dibutuhkan lah tempat
sertaalat yang layak dan tepat untuk merancang hingga membuat alat seutuhnya. Oleh
sebab itu maka pengenalan tentang perbengkelan dalam bidang pertanian menjadi
cukup penting.Disanalah dapat dipelajari tentang seluruh jenis dan fungsi alat serta
mesin penunjang perbengkelan pertanian.
Setiap alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat mengancam
keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan mengetahui jenis
dan fungsialat serta mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan.
Pada usaha tani dengan skala yang lebih besar, pentingnya bengkel semakin
nyata. Alat dimiliki suatu perusahaan pertanian adalah untuk dapat digunakan dengan
semestinya, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Jika alat mengalami
kerusakan maka jadwal kerja akan terganggu, yang pada giliran selanjutnya akan
merugikan secara ekonomi.

1 Universitas Sriwijaya
2

Bengkel pertanian hanya diperuntukkan bagi perawatan dan pemeliharaan alat


dan mesin-mesin pertanian, traktor, motor stationer dan juga untuk menangani
konstruksi ringan yang rata-rata diperlukan bagi usaha pertanian secara mekanis.
Mekanisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan
memanfaatkan peralatan dan teknologi secara optimum. Ketepatan dalam menangani
beroperasinya mesin di lapangan, untuk itu diadakan praktikum guna peningkatan
pengetahuan. Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern dibutuhkanlah
tempat serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga membuat alat
seutuhnya. Dalam suatu bengkel perlu pengelompokan alat perbengkelan untuk
mempermudah pada saat digunakan sehingga perlu didata dan dikelompokan sesuai
dengan fungsi sehingga tidak mempersulit pekerja pada saat digunakan dan juga akan
mengefisienkan waktu kerja.
Pada bengkel pertanian perlu untuk melihat bagaimana keadaan bengkel
tersebut, baik atau layak dikatakan sebagai bengkel yang memenuhi kriteria bengkel.
Yang termaksud dalam kriteria bengkel yang baik ada beberapa kategori misalnya,
harus memiliki penerangan yang cukup, akses energi listrik yang baik, serta jaringan
pembumian listrik yang memadai untuk menjaga keselamatan kerja bagi para pekerja
dan ini sangat penting dalam kegiatan bengkel. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
juga dapat digolongkan seperti pemilihan, penggunaan dan perawatan peralatan
tangan (hand tools) dan peralatan listrik, pekerjaan kayu dan pertukangan.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper ini yaitu untuk :
1. Mengetahui manajemensi bengkel kecil, bengkel menengah, dan bengkel besar
umum.
2. Sebagai ujian pada mata kuliah Bangunan Pertanian

Universitas Sriwijaya
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Bengkel


Pengertian bengkel secara umum yaitu tempat (bangunan atau ruangan) untuk
pemeliharaan, perbaikan, dan modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan
bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan bengkel pertanian merupakan tempat
untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan perawatan berbagai alat
mesin pertanian. Di dalam bengkel harus terdapat alat-alat dan bahan-bahan yang
menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam bengkel tersebut. Setiap pihak
yang bersangkutan dengan kegiatan ini harus memahami masalah keselamatan dan
kesehatan kerja (Depo, 2010).
Bengkel adalah tempat di mana seorang mekanik melakukan pekerjaan
melayani jasa perbaikan dan perawatan mesin-mesin mekanik lainnya. Pengertian
bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan atau
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian
mesin dan perakitan alsin. Sedangkan bengkel pertanian merupakan tempat untuk
melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin
pertanian (Edwar, 2015).
Pada suatu usaha tani, seberapapun ukuran usaha taninya, pastilah digunakan
alsin pertanian. Untuk usaha tani yang paling sederhana misalnya, dengan alat yang
dipakai adalah cangkul dan sabit, setidaknya akan diperlukan perkakas pengasah
semisal batu gerinda atau kikir. Untuk usaha tani yang ukurannya lebih besar, dengan
alsin yang lebih beragam dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas yang lebih
banyak. Jika alsin yang dimiliki perusahaan tidak terlalu banyak, biasanya lebih
efisien dan ekonomis untuk menggantungkan perbaikan pada perusahaan bengkel
komersial (Depo, 2010).
Bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan,
penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin pertanian (Pernama, 2006).

3 Universitas Sriwijaya
4

Pada suatu perusahaan yang banyak menggunakan mesin, adanya bengkel


adalah halyang penting. Mesin-mesin perlu dirawat secara berkala, sehingga
membutuhkan perkakas perawatan. Mesin-mesin juga mengalami kerusakan dalam
pemakaiannya, sehingga diperlukan perbaikan. ,ika mesin tidak dirawat dengan
semestinya, maka umur pemakaianakan berkurang sehingga merugikan perusahaan.
Jika mesin rusak, maka jadwal kegiatanakan terganggu sehingga akan merugikan
perusahaan.

2.2. Fungsi Bengkel Dalam Bidang Usaha Tani


Menurut Maran (2007), bengkel memiliki 2 pengertian, yaitu secara luas dan
secara sempit. Dalam artian luas bengkel pertanian memiliki fungsi :
 Sebagai tempat untuk mengembangkan daya cipta manusia sehingga dapat
terwujud hasil karya yang berguna bagi kehidupan manusia. Dalam kegiatanini
dapat berupa tindakan perancangan atau modifikasi dari suatu hasil rancangan
berupa alsintan yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
 Sebagai tempat untuk pengujian alsintan yang akan diterapkan di suatu daerah.
 Sebagai tempat pendidikan dan latihan bagi operator, teknisi, masinis dalam
bidang pertanian.
Dalam artian sempit bengkel pertanian memiliki fungsi :
o Sebagai tempat untuk melakukan perawatan berbagai alsintan,
o Sebagai tempat untuk melakukan perbaikan berbagai alsintan.
o Sebagai tempat untuk melakukan perakitan (assembling) berbagai alsintan,
o Sebagai tempat penyimpanan alsintan
o Sebagai tempat penyimapanan suku cadang alsintan Menurut Daryanto (1987).
Menurut Maharani (2013), berdasarkan fungsinya bengkel pertanian terbagi
kedalam beberapa bagian sebagai berikut:
a. Bengkel Kecil dan Sederhana (Small Scale) Jenis bengkel ini biasanya hanya
digunakan untuk melakukan perawatan pada mesin pertanian dan peralatan
yang sederhana.
b. Bengkel Menengah (Medium Scale) Jenis bengkel ini, selain sebagai tempat

Universitas Sriwijaya
5

perawatan mesin dan alat, biasanya digunakan untuk lapangan atau field-
workshop. Yaitu sebagai pusat perawatan bagi distributor alat mesin pertanian
untuk mendukung pelayanan penjualan.
c. Bengkel Ukuran Besar (Large Scale) Jenis bengkel ini bersifat tetap atau
permanen yaitu memiliki fasilitas-fasilitas seperti yang ada pada pabrik
produksi skala besar. Fungsi dari bengkel ini sebagai base-workshop yang lebih
besar dari pada bengkel medium scale, untuk menangani pekerjaan bongkaran
atau bongkar pasang, memperbaiki dan mengganti suku cadang, untuk
membuat beberapa bagian mesin dan alat pertanian yang rusak.
Perbengkelan pertanian sangat membutuhkan pengelompokan alat kerja, hal ini
untuk mendukung semua proses kegiatan secara optimum. Pengelompokan alat
didasarkan pada fungsi dari alat tersebut sehingga para pekerja bengkel tidak
menggunakan alat diluar fungsi dari alat yang digunakan (Edwar, 2015).
Pada suatu usaha tani, seberapapun ukuran usaha taninya, pastilah digunakan
alsin pertanian. Untuk usaha tani yang paling sederhana misalnya, dengan alat yang
dipakai adalah cangkul dan sabit, setidaknya akan diperlukan perkakas pengasah
semisal batu gerinda atau kikir. Untuk usaha tani yang ukurannya lebih besar, dengan
alsin yang lebih beragam dan lebih rumit, tentulah diperlukan perkakas yang lebih
banyak. ,ika alsin yang dimiliki perusahaan tidak terlalu banyak, biasanya lebih
efisien dan ekonomis untuk menggantungkan perbaikan pada perusahaan bengkel
komersial. Namun jika pemilikan alsin jumlahnya banyak, biasanya pemilikan
bengkel sendiri lebih efisien dan ekonomis.
Pada usaha tani dengan skala yang lebih besar, pentingnya bengkel semakin
nyata. Alsin dimiliki suatu perusahaan pertanian adalah untuk dapat digunakan
dengan semestinya, sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Jika alsin mengalami
kerusakan maka jadwal kerja akan terganggu, yang pada giliran selanjutnya akan
merugikan secara ekonomi.
Fungsi bengkel sebagai bangunan
Sebagai bangunan, bengkel berfungsi sebagai :
a. Tempat pemeliharaan / perbaikan alsin, pembuatan komponen dan perakitan

Universitas Sriwijaya
6

alsin).
b. Penyimpanan suku cadang.
c. Penyimpanan perkakas perbengkelann.
d. Penyimpanan bahan - bahan, logam dan sebagainya, untuk kegiatan
perbengkelann.
e. Penyimpanan bahan untuk perawatan alsin.

2.3. Manajemen Bengkel


Manajemen adalah proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
pemimpin atau manajer di dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Secara
operasional dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengkoordinasikan,
mengintegrasikan, menyederhanakan dan mensinkronisasikan sumber daya manusia,
material dan metode (men, material, methods atau 3M) dengan mengaplikasikan
fungsi-fungsi manajemen seperti, perencanaan, pengorganisasian, penggiatan,
pengawasan dan lain-lain agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen diperlukan dukungan data dan
informasi serta akan menghasilkan data dan informasi pula (Ramadhina, 2015).
Manajemen adalah pengelolaan secara umum, yang terdiri atas perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pergerakan (aktuating) dan pengawasan
(controling). Fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pergerakan
dan pengawasan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Berjalannya fungsi
manajemen tersebut tergantung kepada kualitas sumberdaya manusianya. Semakin
baik kualitas sumberdaya manusiannya maka fungsi manajemennya akan berjalan
dengan baik karena dikelola oleh orang yang berkualitas (Jiliansyah, 2011).
Proses paling sederhana didalam manajemen itu sendiri terdiri atas sub-sub
Proses yang diurutkan dan dinamakan dengan POAC (planning, organizing,
actuating, dan controlling). Masing-masing sub-sub Proses didalam manajemen
sangat komplek, artinya masing-masing proses saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Contoh sederhana aplikasi ilmu manajemen adalah mengganti ban mobil
yang kempes di jalan raya oleh 4 (empat) penumpangnya, yaitu dengan

Universitas Sriwijaya
7

merencanakan dan mengorganisasikan siapa yang membongkar ban kempes, siapa


yang menyiapkan pendongkrakan, siapa yang melepaskan ban pengganti, dan siapa
yang mengatur kelancaran lalu lintas serta menjaga keamanan alat, selanjutnya
diaktualisasikan, dan terakhir dikontrol apakah semuanya berjalan sesuai dengan
rencana (Sulistiadji, 2006).

2.4. Persyaratan Manajemen Bengkel Yang Baik


Menurut Pratama (2015), dalam bengkel adapun persyaratan umum fisik yang
harus dimiliki dalam bengkel adalah sebagai berikut:
a) Luas, dihitung berdasarkan jumlah orang dan ditambah dengan luas jalan atau
bidang gerak ± 100% dari luas seluruh bidang kerja.
b) Jenis lantai, dipersyaratkan yang sesuai dengan K3 baik untuk orang yang
bekerja maupun untuk alat yang digunakan.
c) Tinggi langit-langit, diperhitungkan dengan ukuran yang sebaiknya lebih
tinggi, dan apabila udara dikondisikan dengan AC maka tinggi langit-langit
harus disesuaikan dengan kemampuan AC yang tersedia.
d) Ventilasi, diperhitungkan jendela, pintu, dan kisi-kisi. Tinggi jendela dari
lantai dipertanyakan 1-1.5 m, dengan maksud cahaya masuk dapat optimal.
e) Penerangan, dalam hal ini penerangan merupakan penerangan alamiah.
f) Utilitas
Dalam merencanakan pembuatan suatu bengkel memiliki tujuan. Menurut
Pratama (2014), untuk merencanakan pembuatan bengkel harus memiliki beberapa
tujuan sebagai berikut:
 Dapat menentukan budget yang diperlukan dalam pembuatan bengkel, baik
untuk pembangunan bengkelnya maupun fasilitas atau peralatan yang
dibutuhkan dalam bengkel yang akan dibuat.
 Dapat menentukan lokasi, sehingga dapat dibuat tata letak bengkel yang
menunjang proses produksi secara optimal. Selain itu dapat juga menentukan
tipe bangunan yang akan dibuat sesuai dengan bengkel tersebut.

Universitas Sriwijaya
8

2.5. Tata Letak Bengkel


Tata letak bengkel adalah suatu bentuk usaha, pengaturan, penempatan,
peralatan di bengkel, sehingga bengkel tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan-
persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung
makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu bengkel yang layak
operasi diperlukan penempatan peralatan yang tersusun rapih yang berdasar kepada
poses dan langkah-langkah penggunaan atau aktivitas dalam bengkel yang
diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja (work stations) harus memiliki luas yang
memungkinkan pekerja atau operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman,
disamping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja
dengan mudah dann lancar (Tim penyusun, 2016).
Manajemen bengkel yang baik harus didukung oleh administrasi yang tertib.
Administrasi ini harus mencatat semua sumber daya yang menjadi aset bengkel.
Menurut Daryanto (2007), kartu-kartu yang diperlukan administrasi adalah sebagai
berikut:
a) Kartu pemakaian bengkel
b) Kartu laporan kerusakan
c) Bon pinjam atau pengembalian alat
d) Daftar alokasi tugas
e) Daftar kondisi peralatan menurut keadaan
f) Buku inventaris alat/ mesin
g) Buku penerimaan barang
h) Buku pengeluaran/ pemakaian bahan

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat pada paper ini adalah :
1. Bengkel pertanian merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan,
penyimpanan dan perawatan berbagai alat mesin pertanian.
2. Kriteria bengkel yang baik ada beberapa kategori misalnya, harus memiliki
penerangan yang cukup, akses energi listrik yang baik, serta jaringan
pembumian listrik yang memadai untuk menjaga keselamatan kerja bagi para
pekerja dan ini sangat penting dalam kegiatan bengkel.
3. Bengkel pertanian memiliki fungsi seperti : Sebagai tempat untuk melakukan
perawatan berbagai alsintan, Sebagai tempat untuk melakukan perbaikan
berbagai alsintan, Sebagai tempat untuk melakukan perakitan (assembling)
berbagai alsintan, Sebagai tempat penyimpanan alsintan, dan Sebagai tempat
penyimapanan suku cadang alsintan.
4. Tata letak bengkel adalah suatu bentuk usaha, pengaturan, penempatan,
peralatan di bengkel, sehingga bengkel tersebut berwujud dan memenuhi
persyaratan-persyaratan untuk beroperasi.
5. Berdasarkan fungsinya bengkel pertanian terbagi kedalam yaitu : Bengkel Kecil
dan Sederhana (Small Scale), Bengkel Menengah (Medium Scale), dan Bengkel
Ukuran Besar (Large Scale).

9 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2007. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel. Rineka Cipta : Jakarta.

Depo. Penggolongan Alat Perkakas Bengkel.www.dokument.tipes.com. diakses pada


tanggal 25 November 2020.

Edwar. 2015. Alat-alat Perbengkelan dan Inventarisasi. www.dokument.tipes.com di


akses pada tanggal 25 November 2020.

Jiliansyah Yoki, dan Muchtar Ahmad. 2011. Manajemen Bengkel Mesin Kapal
Perikanan di Kota. Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, Vol 39 No.1
ISSN 0126-6265 ; hal 33-43.

Maharani, Dewi Maya. 2013. Perbengkelan. Universitas Jendral Soedirman,


Purwekerto.

Maran, Zevy D. 2007. Peralatan Bengkel Otomotif. CV Andi Ofset : Yogyakarrta.

Pratama, Bayu Adi. 2015. Perencanaan Bengkel. unm.ac.id. Diakses pada tanggal 25
November 2020.

Sulistiadji, Koes. 2006. Naskah Buku Teknologi Mekanisasi Pengolaan UPJA


(Manajemen Bengkel). UPJA : Jakarta.

Tim Penyusun. 2016. Penuntun Praktikum Perbengkelan Pertanian. Tim Universitas.

10 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai