Anda di halaman 1dari 46

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
PERBENGKELAN PERTANIAN

Hari/Tanggal Praktikum : Rabu / 18 September 2019


Nama (NPM) : 1. Zulian Adryan Syah P. (240110170060)
2. Ganendra Akbar H. (240110170067)
3. Hardi Amrullah (240110170074)
4. Faris Yudhiantoro (240110170078)
5. Rainier Adrian (240110170097)
6. Putu Chatyline C. S. (240110170112)
Asisten Praktikum : 1. Khaerudin
2. Maulid Nabil Al-Qurthubi
3. Mochammad Ilham
4. Teguh Laksono
Praktikum ke : 1 (Satu)
Disusun oleh : Kelompok 4

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
Zulian Adryan Syah P.
240110170060

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan mesin di dunia telah digunakan sejak bertahun-tahun lamanya
dan pengembangannya tetap berjalan sampai sekarang. Penggunaan mesin tidak
terbatasi oleh bidang tertentu namun hamper seluruh bidang kerja memiliki peran
andil mesin didalamnya, tidak luput juga bidang pertanian. Pertanian menggunakan
mesin sebagai penunjang dalam kegiatan beragroindustri di dalamnya. Pemakaian
mesin sangat berpengaruh terhadap efisiensi kerja, waktu kerja, jumlah pekerja.
Keunggulan mesin dibanding manusia adalah mesin tidak membutuhkan waktu
istirahat, namun mesin membutuhkan perawatan maupun sampai penggantian.
Kegiatan perawatan atau penggantian mesin pada dasarnya terdapat dalam
ruang lingkup perbengkelan. Perbengkelan memiliki tujuan yaitu merancang,
merakit, membentuk, memperbaiki, ataupun membentuk bentukan baru. Kegiatan
tersebut harus diiringi dengan wadah tempat perbengkelan tersebut dapat
dilaksanakan, tempat tersebut adalah bengkel atau workshop. Korelasi semua hal
tersebut dapat terlihat jelas kebutuhan antar masing-masing elemen dalam meraih
tujuan tertentu yang tentunya tujuan berbasis keteknikan tidak melihat bidang
apapun yang menjadi alasannya. Melihat akan pentingnya hal tersebut, maka
dilakukan praktikum mengenai pengenalan lingkungan bengkel, alat, mesin,
toolkit, tata letak, serta keselamatan kerja yang dalam praktikum ini berasal dari
bengkel PEDCA Universitas Padjadjaran.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum kali ini adalah :
1. Memahami fungsi bengkel dan peralatan-peralatan bengkel;
2. Memahami prinsip dasar fungsi masing-masing alat pekerjaan tangan dan
mesin-mesin yang mendukung pekerjaan perbengkelan;
3. Memahami pengertian keselamatan kerja selama berada di dalam bengkel;
dan
4. Memahami cara perawatan dan pemeliharaan peralatan bengkel.
Putu Chatyline C. S.
240110170112

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bengkel
2.1.1 Definisi Bengkel
Menurut tim KKS (2007), pada kondisi tertentu kendaraan bermotor
memerlukan perawatan dan perbaikan. Perawatan dan perbaikan kendaraan
bermotor harus dilakukan agar umur pakai kendaraan lebih panjang atau paling
tidak sama dengan sama dengan umur pakai yang telah diprediksikan dan dirancang
oleh pabrik pembuat. Meskipun demikian, perawatan dan perbaikan kendaraan
bukan merupakan pekerjaan yang mudah.
Hal tersebut memerlukan pengetahuan khusus. Untuk memperoleh
pengetahuan tersebut, tentu saja dibutuhkan kemauan dan waktu.Namun sebagian
besar pemilik kendaraan bermotor biasanya merasa dirinya tidak memiliki kedua
hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut, terbuka peluang bagi pihak lain yang
memiliki keahlian dan peralatan kerja dibidang kendaraan bermotor (otomotif)
untuk membuka usaha perbengkelan. Terjadilah transaksi antara orang yang
membutuhkan perawatan atau perbaikan di bidang otomotif dan mereka yang
memiliki keahlian serta peralatan di bidang tersebut.Hal ini dilakukan di bengkel
otomotif.
Bengkel (Workshop) pada umumnya mempunyai dua arti yaitu :
1. Secara umum berfungsi sebagai tempat service ; repair ; dan maintenance
atau (Perawatan , Perbaikan , dan Pemeliharaan) yang konotasi artinya dapat
dijelaskan sebagai berikut ( Perbaikan = mengganti bagian yg aus/rusak agar
tidak terjadi kesalahan ; Perawatan = agar tetap cantik dan berumur panjang ;
dan Pemeliharaan = agar ber produksi secara effisien dan mampu beranak.
2. Secara khusus berfungsi mirip dengan suatu Laboratorium tempat
membuktikan kebenaran Ilmu dan melahirkan Teknologi. Misal : Bengkel
Teater ; Bengkel Pengrajin ; Workshop/seminar di hotel, dan Bengkel R & D
(Research and Development). (Koes Sulistiadji,2006)
2.1.2 Klasifikasi Bengkel
Klasifikasi Bengkel Bengkel mobil diklasifikasikan berdasarkan dua kriteria,
yaitu fasilitas pelayanan dan skala usaha yang dijalankan (meliputi jumlah tenaga
kerja, modal, dan kapasitas kerja). 10 Berdasarkan fasilitas pelayanan, bengkel
mobil dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Bengkel Dealer
Bengkel dealer merupakan bagian dari dealer otomotif yang memberikan
pelayanan purnajual kepada konsumen.Bengkel jenis ini biasanya hanya
melayani kendaran dengan merek tertentu yang dijual di dealer
tersebut.Pelayanan yang ditawarkan oleh bengkel dealer meliputi perawatan
rutin hingga perbaikan yang memerlukan penggantian suku cadang.Bengkel
jenis ini biasanya terdiri dari beberapa bagian khusus yang memberikan
perawatan atau perbaikan tertentu pada komponen mobil (mesin, balancing,
body repair, dan sebagainya).Oleh karena itu, teknisi yang bekerja di bengkel
ini juga memiliki spesialisasi tertentu dan dilengkapi peralatan yang
mendukung pekerjaan.
2. Bengkel Pelayanan Umum
Bengkel pelayanan umum merupakan bengkel yang mampu melakukan
perawatan dan perbaikan beberapa komponen mobil.Bengkel semacam ini
dapat dipandang sebagai bengkel khusus yang menggabungkan diri sebagai
sebuah bengkel yang lebih besar.Berbeda dengan bengkel dealer, bengkel ini
bukan bagian dari dealer otomotif.Oleh karena itu, pelayanan yang diberikan
bengkel ini tidak ditujukan untuk pelayanan purnajual sebuah produk
otomotif.Selain itu, bengkel pelayanan umum biasanya memberikan
pelayanan perawatan dan perbaikan untuk berbagai merek kendaraan.
3. Bengkel Pelayanan
Khusus Bengkel pelayanan khusus adalah bengkel otomotif yang memiliki
spesialisasi dalam hal perawatan dan perbaikan salah satu elemen
mobil.Sebagai contoh bengkel body repair, radiator, AC, spooring, balancing,
dan sebagainya. Spesialisasi yang dilakukan oleh bengkel tersebut menuntut
pelayanan khusus sesuai dengan jenis operasi yang akan dilakukan. Bagian
terpenting dari bengkel pelayanan khusus adalah spesialisasi keahlian tenaga
kerja sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang dilakukan.
4. Bengkel Unit Keliling
Bengkel unit keliling memberikan pelayanan berupa perbaikan yang
dilakukan di lokasi mobil konsumen. Bengkel jenis ini terdiri dari beberapa
mobil van dan derek yang secara periodik berpatroli di daerah tertentu, atau
kadang-kadang menerima panggilan untuk memberi pelayanan kepada
konsumen.
Berdasarkan skala usaha yang dijalankan, bengkel mobil dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Bengkel Kecil
Bengkel kecil adalah bengkel yang meliputi bengkel skala garasi rumah
dengan satu sampai lima orang pekerja, hingga bengkel permanen dengan
tenaga kerja hingga sembilan belas orang (definisi Biro Pusat Statistik tentang
Usaha Kecil).
2. Bengkel Besar
Biro Pusat Statistik mengkasifikasikan usaha besar sebagai usaha yang
mempekerjakan lebih dari dua puluh orang.Berdasarkan hal tersebut, sebuah
bengkel dapat diklasifikasikan sebagai bengkel besar apabila memiliki
pegawai lebih dari dua puluh orang.Bengkel besar dapat diklasifikasikan
berdasarkan asset yang dimilikinya.Biasanya, orang-orang juga
mengklasifikasikan bengkel besar apabila dilengkapi dengan peralatan
canggih sebagai peralatan kerjanya. (A Megasari,2015)

2.2 Alat & Mesin Perbengkelan


1. Mistar
Mistar siku adalah siku ukur yang dapat mengukur, membentuk garis lurus
dan membentuk sudut siku-siku pada bidang kerja yang tidak terlalu besar.
Gambar 1. Mistar Siku
(Sumber : Muhammad Luthfi, 2014)

2. Gergaji
Gergaji Tangan Daun gergaji dibuat dari baja bermutu tinggi yang sangat
keras, sehingga ketajaman gerigi tidak selalu diruncingkan kembali. Untuk
mengetahui spesifikasi gergaji, dapat dilihat pada daun gergaji di dekat tangkai
pegangan, yang menyebutkan jumlah gigi perkepanjangan 25 mm (Mohd.
Syaryadhi et al,.2007).

Gambar 2. Gergaji
(Sumber : Muhammad Luthfi, 2014)

3. Kikir
Kikir adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan benda
kerja. Kegunaan kikir pada pekerjaan penyayatan untuk meratakan dan
menghaluskan suatu bidang, membuat rata dan menyiku antara bidang satu dengan
bidang lainnya, membuat rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk dan
sebagainya.
Gambar 3. Kikir
(Sumber : Muhammad Luthfi, 2014)

4. Penitik Besi
Penitik besi digunakan untuk penanda jarak ukur sebelum melakukan
pengerjaan, alat ini dapat membuat lubang sebagai tanda karena ujungnya runcing
dan keras.

Gambar 4. Penitik Besi


(Sumber : Muhammad Luthfi, 2014)

5. Penggores
Penggores digunakan untuk memberi penanda pada bagian yang ingin
dikerjakan dengan cara menarik garis atau membuat sketsa gambar dengan bagian
dari penggores yang tajam pada bidang kerja.

Gambar 5. Penggores
(Sumber : Muhammad Luthfi, 2014)

6. Rivet
Tang rivet untuk membantu dalam pengerjaan paku keling yaitu dengan
menarik kedua bagian yang ingin disatukan dengan paku keling agar dapat
menyatu.
Gambar 6. Rivet
(Sumber : Muhammad Luthfi, 2014)

7. Ragum/ Penjepit Perkakas


Penjepit perkakas, alat ini digunakan agar benda kerja dapat tetap berada pada
posisinya dan tidak bergerak karena telah dijepit pada bidang yang lebih kokoh
seperti meja. Tujuannya agar garis atau acuan yang telah dibuat dapat dikerjakan
dengan sempurna.

Gambar 7. Ragum
(Sumber : Muhammad Luthfi, 2014)

8. Palu
Palu digunakan untuk memukul suatu benda kerja. Kepala palu dibuat dari
baja tuang yang dibentuk seperti kubah dengan maksud untuk menghindari
terjadinya bekas yang tidak balik pada benda kerja. Selain itu juga untuk menjamin
bahwa tenaga pukulan palu benar-benar tersalurkan melalui pusatdari muka palu
dan tidak melaui pinggirannya yang akan mengakibatkan terjadinya keretakan.
Gambar 8. Palu
(Sumber : Muhammad Luthfi, 2014)

9. Tap
Tap adalah suatu alatyang digunakan untuk pembuatan ulr pada benda kerja,
pembuatan ulir ini adalah proses lanjutan dari pengeboran, pembuatan ulir juga
dapat disesuaikan diameternya tergantung diameter ulir yang akan dibuat. Tap
dikerjakan dengan dibantu oleh alat pemutar tap. Selain untuk membuat ulir dalam
yang baru, tap dan snail dapat juga digunakan untuk memperbaiki ulir dalam yang
rusak, serta memperbesar ulir dalam yang sudah ada, dimana ulir dalam tersebut
mengalami kerusakan yang parah atau ulir lama tersebut sudah gundul.

Gambar 9. Tap
(Sumber : Muhammad Luthfi, 2014)

10. Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir dalam, bentuknya menyerupai mur
tetapi ulirnya lebih menyerupai mata potong. Membuat ulir dengan snei dibutuhkan
alat bantu berupa pemegang snei, pemegang ini dilengkapi dengan baut-baut
pengikat agar snei tidak ikut berputar saat proses membuat ulir.
Gambar 10. Snei
(Sumber : Muhammad Luthfi, 2014)

Mesin – mesin yang terdapat di bengkel :


1. Mesin Bubut
Mesin bubut merupakan salah satu metal cutting machine dengan gerak
utama berputar. Prinsip kerjanya adalah benda kerja dicekam oleh chuck dan
berputar sedangkan pahat potong bergerak maju untuk melakukan pemotongan dan
pemakanan. Proses bubut adalah proses pemesianan untuk menghasilkan bagian-
bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin
bubut. Spesifik pada mesin pembubut logam, fungsinya mengikis permukaan
logam, menpiskan permukaan logam. Sementara untuk bubut kayu adalah alat
yang secara khusus dirancang untuk memotong, membentuk, serta
menghaluskan kayu dengan cara diputar. Alat Bubut Kayu banyak
digunakan di industri kayu terutama dalam industri permebelan. Mesin
bubut kayu menghasilkan dan membentuk potongan kayu yang halus dan rapi.
Alat Bubut kayu juga bisa digunakan untuk membentuk kayu dengan berbagai
bentuk yang artistik.

Gambar 11. Mesin bubut kayu


(Sumber : Sucipta, 2014)
Gambar 12. Mesin Bubut Logam
(Sumber : Sucipta, 2014)

2. Mesin Miling / Mesin frais


Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja
pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat
potong bermata banyak yang berputar (multipoint cutter). Pisau frais dipasang pada
sumbu atau arbor mesin yang didukung dengan alat pendukung arbor. Pisau
tersebut akan terus berputar apabila arbor mesin diputar oleh motor listrik, agar
sesuai dengan kebutuhan, gerakan dan banyaknya putaran arbor dapat diatur oleh
operator mesin frais. Fungsi spesifik mesin ini antara lain meratakan permukaan,
membuat alur, membuat roda-roda gigi, membesarkan lubang, mengebor, merimer
dll. Prinsip kerja mesin frais ialah, pisau atau alat-alat penyayatnya mempunyai
gerak putar, sedangkan benda kerja terpasang pada meja dengan keadaan bergerak
mendatar, tegak/berputar secara lamnbat (mengikis).

Gambar 13. Mesin Milling/Frais


(Sumber : Sucipta, 2014)

3. Mesin Pemotong/Cutting
Mesin Cutting adalah pemotong plat besar yang bekerja dapat bekerja engan
mengangkat tuas kemudian memasukkan plat lalu menginjak dengan kuat untuk
memotong plat, prinsip kerja ini mengandalkan gaya dari bagian atas mesin dan
menahan dari bagian bawah sehingga plat dapat terpotong.

Gambar 14. Mesin Pemotong


(Sumber : Sucipta, 2014)

4. Mesin Bending
Mesin Bending dengan memasukkan plat kedalam celah lalu dijepit dengan
tuas penjepit. Proses bending Plat adalah proses penekukan plat dengan alat
bending baik manual maupun dengan menggunakan Mesin Bending. Material plat
bisa dibending dengan menggunakan pisau bending dan dies. Jenis Bendingan ada
dua yaitu bending lurus dan bending radius. Bendingan lurus adalah bendingan
yang hasil bendingnya berbentuk garis atau lurus, sementara bendingan radius
adalah Bendingan yang hasil bendingnya berbentuk Radius.

Gambar 15. Mesin Bending


(Sumber : Sucipta, 2014)

5. Mesin Penggulung
Mesin penggulung plat mesin yang dapat mengerjakan bending hingga
berbentuk slinder, bekerja dengan dua buah tumpuan di bagian ujung plat, diberikan
satu gaya tekan dari atas ke bawah pada bagian tengah plat. Dengan menggunakan
dua buah matras (dudukan) sebagai dudukan plat, dan satu matras penekan. Setelah
plat diatas kedua matras putar, menekan plat ke arah bawah dengan cara memutar
ulir pengatur sehingga memperoleh plat berbentuk silinder.

Gambar 14. Mesin Pemotong


(Sumber : Sucipta, 2014)

6. Mesin CNC
Mesin CNC untuk membuat benda kerja yang rumit dengan memasukkan
data benda yang akan dibuat. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak
menggantikan pekerjaan operator dalam mesin perkakas konvensional.

2.3 Keselamatan Kerja


2.3.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan pekerja (termasuk pekerja kontrak atau kontraktor) dan
juga tamu atau orang lain berada di tempat kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik
pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun
menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi atau taat pada hukum dan
aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan sikap
menuju keselamatan di tempat kerja. Rijuna Dewi (2006 dalam Jurnal Studi
Manajemen dan Organisasi, Volume 7:44). Setiap perusahaan sewajarnya memiliki
strategi memperkecil atau bahkan menghilangkan kejadian kecelakaan dan
penyakit kerja di kalangan karyawan sesuai dengan kondisi perusahaan (Ibrahim
J.K., 2010:45). Strategi yang perlu diterapkan perusahaan meliputi:
a. Pihak manajemen perlu menetapkan bentuk perlindungan bagi karyawan
dalam menghadapi kejadian kecelakaan dan penyakit kerja.
b. Pihak manajemen dapat menentukan apakah peraturan tentang keselamatan
dan kesehatan kerja bersifat formal ataukah informal.
c. Pihak manajemen perlu proaktif dan reaktif dalam pengembangan prosedur
dan rencana tentang keselamtan dan kesehatan kerja karyawan.
d. Pihak manajemen dapat menggunakan tingkat drajat keselamatan dan
kesehatan kerja yang tinggi sebagai faktor promosi perusahaan ke khalayak
luas. Artinya perusahaan sangat peduli dengan keselamatan dan kesehatan
kerja para karyawannya.
Untuk menentukan apakah suatu strategi efektif atau tidak, perusahaan dapat
membandingkan insiden, kegawatan dan frekueni penyakit – penyakit dan
kecelakaan sebelum dan sesudah strategi tersebut diberlakukan. Proses pengeboran
minyak pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur
berbahaya. Tim manajemen sebagai pihak yang bertanggung jawab selama proses
pembangunan berlangsung harus mendukung dan mengupayakan program –
program yang dapat menjamin agar tidak terjadi/meminimalkan kecelakaan kerja
atau tindakan – tindakan pencegahannya. Indikator Yang Mempengaruhi Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Menurut Wieke Y.C. dkk (2012:85), bahwa budaya
keselamatan dan kesehatan kerja dapat terbentuk dari beberapa indikator, yaitu
sebagai berikut:
1. Variabel pertama komitmen manager terhadap pekerja.
2. Peraturan dan prosedur K3 ialah aturan dan petunjuk yang ditetapkan dalam
menjalankan manajemen K3.
3. Komunikasi Pekerja ialah adanya penyampaian informasi atau pesan.
4. Kompetensi pekerja, ialah kemampuan yang di miliki pekerja.
5. Lingkungan kerja.
6. Keterlibatan pekerja dalam K3.

2.3.2 Kecelakaan Kerja


Dalam UU No.1 Tahun 1970, yang dimaksud dengan tempat kerja adalah tiap
ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, tempat tenaga
kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
dan terdapat sumber – sumber bahaya. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau
penyakit yang menimpa tenaga kerja karena hubungan kerja di tempat kerja (index
nakertrans, 2004) Adanya banyak penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam
proyek konstruksi, salah satunya adalah karakter dari proyek itu sendiri. Proyek
konstruksi memiliki konotasi yang kurang baik jika ditinjau dari aspek kebersihan
dan kerapiannya, lebih tepatnya disebut semrawut karena padat alat, pekerja,
material. Faktor lain penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah faktor pekerja
konstruksi yang cenderung kurang mengindahkan ketentuan standar keselamatan
kerja, pemilihan metode kerja yang kurang tepat, perubahan tempat kerja sehingga
harus selalu menyesuaikan diri, perselisihan antar pekerja sehingga mempengaruhi
kinerjanya, perselisihan pekerja dengan tim proyek, peralatan yang digunakan dan
masih banyak faktor lain. Jumlah pekerja yang besar dalam proyek konstruksi
membuat perusahaan sulit untuk menerapkan program keselamatan dan kesehatan
kerja secara efektif. Menurut Wulfram I. Ervianto (2002:198), faktor penyebab
terjadinya kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi :
a. Faktor pekerja itu sendiri.
b. Faktor metoda konstruksi.
c. Peralatan.
d. Manajemen.

2.3.3 Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun
Undang – undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan
berlaku pada tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan
Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP
No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting
keselamatan kerja di dalam perusahaan. Heidjrahman Ranupandojo dan Suad
Husan (dalam tulisan Ibrahim J. Kusuma, 2010:4) Penerapan K3 dalam perusahaan
akan selalu terkait dengan landasan hukum penerapan program K3 itu sendiri.
Landasan hukum tersebutlah yang menjadi pijakan utama dalam menafsirkan
aturan dalam menentukan seperti apa ataupun bagaimana program K3 tersebut
harus diterapkan. Rizky Argama (dalam tulisan Ibrahim J. Kusuma, 2010:50)
menjelaskan, sumber – sumber hukum yang menjadi dasar penerapan program K3
di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Undang – undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang – undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang jaminan Sosial Tenaga Kerja
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul
karena Hubungan Kerja
5. Peraturan Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran
Santunan dan Pelayan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
6. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Faris Yudhiantoro
240110170078

BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Alat lipat;
2. Alat potong plat;
3. Alat roll plat;
4. Gergaji besi;
5. Gergaji tangan;
6. Jangka sorong;
7. Kikir;
8. Klem;
9. Kunci pas;
10. Kunci ring;
11. Mesin bubut;
12. Mesin frais;
13. Paku keling;
14. Palu;
15. Penggaris siku-siku;
16. Punch;
17. Ragum;
18. Snai; dan
19. Tang Rivet.

3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah plat.

3.2 Pelaksanaan Praktikum


Pelaksanaan praktikum kali ini adalah :
1. Mencatat jenis-jenis peralatan dan mesin yang ada di bengkel;
2. Mengamati dan memahami cara penggunaan dan pengoperasian peralatan
atau mesin yang ada di bengkel;
3. Membersihkan bengkel serta alat dan mesin yang terdapat di bengkel;
4. Menganalisis mengenai situasi bengkel yang ada sekarang; dan
5. Menggambar tata letak peralatan dan mesin di bengkel.
BAB IV
HASIL

4.1 Hasil Praktikum

6 6 6

3 4 5

Ruang 2 Toilet
Laboran/Asdos
1
Pintu
2

6
11 10 9

7
8

Pintu

Ruang Bengkel 1 Ruang Bengkel 2


Keterangan : 1. Mesin Frais 5. Meja Praktikan 9. Mesin Potong Plat

2. Rak Toolbox 6. Mesin Bubut 10. Mesin Lipat Plat

3. Papan Tulis 7. Alat Potong Plat 11. Mesin Roll Plat

4. Meja Asdos 8. Mesin CNC


Zulian Adryan Syah P.

240110170060
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai pengenalan lingkungan bengkel, alat,
mesin, toolkit, tata letak alat dibengkel, dan keselamatan kerja. Bengkel merupakan
tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan, dan perawatan
berbagai alat mesin pertanian. Di dalam bengkel harus terdapat alat-alat dan bahan
penunjang kegiatan perbengkelan. Kegiatan perbengkelan dapat dikatakan
memiliki pengertian yang luas karena di dalamnya tidak hanya membahas
mengenai kegiatan operasi namun juga membahas mengenai keselamatan kerja.
Perbengkelan pertanian berfungsi sebagai tempat untuk melakukan perawatan
maupun perancangan dan pembuatan alat dan mesin pertanian.
Bengkel PEDCA memiliki beberapa alat dan mesin yang tersedia di
dalamnya. Alat yang digunakan atau terdapat pada bengkel ini terbilang sama
dengan peralatan yang ada di bengkel lain. Alat-alat ukur seperti mistar, mistar siku,
dan jangka sorong yang berfungsi sebagai alat ukur dimensi panjang dan lebar suatu
objek. Selanjutnya terdapat alat-alat lain seperti clamp sebagai penjepit, kunci pas
dan kunci ring sebagai pengunci atau pembuka dari mur, senai dan rumah senai
sebagai alat untuk membuat ulir pada batangan logam dibagian luar, tap dan rumah
tap yang juga sebagai pembuat ulir namun untuk dibagian dalam benda, kikir
sebagai alat pengikir maupun penghalus permukaan, gergaji besi sebagai pemotong
besi, punch sebagai penanda, dan tang rivet untuk memasang atau menancapkan
paku keling. Alat lain yang dimiliki di bengkel PEDCA ini antara lain adalah alat
pemotong dan pembentuk. Alat pemotong ada seperti pemotong plat untuk
memotong plat logam yang dilakukan secara tekanan dari pisau potong, alat
penyiku yang berfungsi untuk membentuk sudut tertentu yang dikehendaki tidak
selalu siku-siku atau 90°, dan alat penggulung atau roller dimana alat ini berfungsi
untuk menggulung plat menjadi bentuk silinder namun tidak langsung menyatu
namun akan disatukan dengan proses pengelasan.
Terdapat beragam jenis mesin di perbengkelan PEDCA mulai dari mesin
yang masih memerlukan andil manusia yang dominan dan mesin yang tidak
memerlukan peran dominan manusia dalam pelaksanaan operasinya ataupun tidak
diperlukan sama sekali (otomatisasi). Mesin yang masih terdapat peran manusia
secara dominan seperti mesin bubut salah satunya. Mesin bubut berfungsi untuk
memahat suatu objek dalam hal ini adalah logam, serta mesin memiliki sumber
tenaga mesin bubut yang berasal dari tegangan listrik. Cara kerja mesin bubut
adalah menggerakkan atau mendekatkan pisau pahat pada benda karena pada mesin
bubut posisi benda diam sedangkan pisau bergerak. Mesin milling atau fraiss pada
konsepnya sama seperti mesin bubut yaitu memahat objek berupa logam namun
yang membedakan adalah cara kerjanya dimana kebalikan dari mesin bubut yaitu
posisi pisau pahat diam sedangkan benda bergerak yang digerakkan secara bergeser
dengan bantuan meja geser. Kedua mesin tersebut (milling dan bubut) masih
berjalan dengan kinerja manusia atau masih secara manual dalam peroses
pemahatannya. Mesin CNC melakukan tujuan yang sama dengan mesin bubut dan
milling namun mesin ini telah berjalan dengan otomatisasi. CNC bekerja dengan
perintah sketsa gambar yang dikonversi menjadi bagian-bagian bahasa
pemrograman yang dapat dibaca oleh mesin dan membuat mesin CNC bekerja
memhaat untuk membentuk bentuk yang dinput dari sketsa, tanpa ada andil
manusia dalam pemahatannya. Hal terakhir yang dipelajari di praktikum kali ini
adalah keselamatan kera dimana keselamatan tetap menjadi prioritas utama. Hal-
hal yang menjadi factor keselamatan adalah mematuhi SOP bengkel yang berlaku,
memakai pelindung yang mencukupi seperti sarung tangan, kacamata, dan sepatu
tertutup.
5.2 Inovasi Tata Letak Bengkel

Papan Tulis

Meja

CNC Alat Roll

Meja Kerja Meja Kerja

Mesin Mesin lipat siku


Fraiss

Meja Kerja Meja Kerja

Alat potong
Mesin Bubut Plat
Logam

Mesin Bubut Mesin Bubut


Logam Mesin Bubut Logam
Logam
Zulian Adryan Syah P.

240110170060
BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Bengkel merupakan tempat untuk melakukan aktivitas atau kerja
perbengkelan dimana mencakup tempat, sarana, pengelolaan dan juga
organisasi;
2. Perbengkelan merupakan pengetahuan dan keterampilan tentang peralatan
dan metode untuk membuat, membentuk, merubah, merakit, ataupun
memperbaiki suatu benda baik manfaat ataupun estetika;
3. Alat adalah suatu benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan;
4. Mesin adalah alat atau kumpulan alat terintegrasi otomatisasi yang secara
mekanik atau elektrik mengirim maupun mengubah energi untuk
mempermudah pekerjaan manusia;
5. Alat yang terdapat di bengkel PEDCA antara lain adalah jangka sorong,
mistar dan mistar siku, clamp, tap dan rumah tap, senai dan rumah senai,
kunci pas dan ring, kikir, gergaji besi, punch (penanda), alat potong plat, alat
penyiku plat, dan penggulung (roller) plat;
6. Mesin yang terdapat di bengkel PEDCA antara lain adalah mesin bubut,
mesin fraiss, dan mesin CNC; dan
7. Prinsip mesin bubut adalah posisi benda diam namun pisau
bergerak/digerakkan, Mesin milling/fraiss posisi pisau diam namun benda
bergerak/digerakkan, sedangkan mesin CNC telah berjalan dengan
otomatisasi penuh.
Ganendra Akbar H.

240110170067
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan
Pertemuan kali ini merupakan pertemuan pertama dalam praktikum
“Perbengkelan Pertanian”. Sesuai dengan namanya, pertemuan ini dilaksanakan di
bengkel milik Fakultas Teknologi Industri Pertanian di Pedca Utara. Pada
pertemuan ini, praktikan tidak langsung menggunakan sarana dan prasarana yang
tersedia, melainkan baru mengenali beberapa hal mengenai alat dan mesin yang
ada, seperti nama, fungsi, cara penggunaan, serta prosedur keselamatannya.
Terdapat cukup banyak peralatan yang sudah kami kenali, antara lain: Klem, tang
ripet, kikir, penggaris, gergaji besi, palu, penggaris siku, tap, mur, snay, ulir, pinset,
penggores plat, rotaktor, waterpass¸gurinda, las, pemotong besi, roli plat, penekuk
plat, pemotong plat, mesin bubut, mesin CNC, serta mesin Fraiss.
Alat yang pertama yang dijelaskan yaitu klem. Klem ini merupakan alat
penjepit kerja. Fungsinya antara lain untuk menahan barang yang akan dipotong
atau dihaluskan sehingga bahan tidak akan mudah bergeser dan tangan pun lebih
aman. Alat yang kedua adalah roller plat. Alat ini berfungsi untuk menipiskan dan
membentuk plat menjadi seperti selimut tabung. Cara menggunakannya adalah
dengan memasukkan plat yang akan ditipiskan ke selah di antara dua silinder seperti
gambar di bawah ini, lalu plat ditipiskan dengan memutar tuas yang ada di
sampingnya. Plat pun menjadi lebih pipih dan berbentuk sedikit melingkar seperti
selimut tabung. Alat yang berikutnya adalah penekuk plat. Alat ini digunakan untuk
menekuk plat supaya berbentuk siku-siku.
Cara menggunakan alat ini adalah dengan menempatkan plat yang akan
ditekuk dengan sebelumnya menandai bagian plat yang akan ditekuk, lalu menekan
tuas yang berada di sampingnya. Plat tersebut pun akan menekuk dan berbentuk
siku-siku. Alat yang selanjutnya masih berkaitan dengan plat, yakni pemotong plat.
Berbeda dengan alat sebelumnya, alat ini berfungsi untuk memotong plat menjadi
dua bagian. Alat ini berukuran cukup besar, terdiri dari pedal, penyangga, serta
pisau pemotong. Cara menggunanya cukup sederhana namun membutuhkan tenaga
ekstra. Plat yang akan dipotong sebelumnya ditandai di bagian yang akan dipotong,
lalu ditempatkan di antara pisau pemotong dan penyangga, yang selanjutnya pedal
panjang yang berada di bawah harus diinjak sekuat tenaga agar plat dapat dipotong.
Untuk yang berikut ini bukanlah suatu alat, lebih tepatnya adalah sebuah
mesin karena harus menggunakan tenaga listrik dan manusia. Mesin ini bernama
mesin bubut. Kenampakan mesin ini cukup rumit karena terdiri dari banyak
komponen, seperti tuas pemutar, tuas penggeser, lintasan, dan yang lainnya. Fungsi
mesin bubut adalah membuat bentuk material dasar (raw material) menjadi bentuk
bulat atau silinder. Sistim kerjanya adalah benda kerja berputar sementara
pahat/pisau(tool) bergerak ke kanan-kiri-maju-mundur (berdasarkan sumbu x dan
z).
Mesin selanjutnya adalah mesin CNC (Computer Numerical Control). Sesuai
dengan namanya, mesin ini bekerja sesuai dengan arahan dari komputer. Komputer
atau PC yang mengendalikan mesin ini berada di sampingnya. Mesin ini juga
berukuran besar. Mesin CNC berfungsi untuk menggantikan pekerjaan operator
dalam mesin perkakas konvensional, misalnya pekerjaan setting tool atau mengatur
gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan dan
gerakan kembali keposisi awal, dan lain-lain, yang mana keseluruhannya sudah
terkomputerisasi.
Mesin yang terakhir adalah mesin milling atau Fraiss. Mesin ini pun
berukuran besar. Mesin ini merupakan mesin yang paling sering digunakan oleh
laboran atau praktikan. Mesin perkakas ini digunakan untuk mengerjakan atau
menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pisau fraiss (Cutter)
sebagai alat potong/ pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Pengerjaan
yang terjadi di mesin frais horizontal. Benda kerja dijepit di suatu ragum mesin atau
peralatan khusus atau dijepit di meja mesin fraiss. Pemotongan dikerjakan oleh
pemakanan benda kerja di bawah suatu pisau yang berputar. Pekerjaan yang terjadi
mesin frais vertikal. Pergerakkan meja dan ke atas dan ke bawah dari spindel. Mesin
fraiss vertikal dapat menghasilkan permukaan horizontal (berdasarkan sumbu x, y,
dan z). Ketika praktikum juga harus menggunakan alat-alat keselamatan kerja yang
sesuai karena sudah menjadi peraturan ketika berada di perbengkelan.
5.2 Inovasi Tata Letak Bengkel
Ganendra Akbar H.

240110170067
BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:
1. Perbengkelan adalah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan atau
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin, tempat pembuatan
bagian mesin dan perakitan alat dan mesin, terutama perbengkelan pertanian
mesin yang dimaksud adalah alat penunjang kegiatan pertanian;
2. Alat yang ada di meja perbengkelan PEDCA adalah jangka sorong, mistar
dan mistar siku, clamp, tap dan rumah tap, senai dan rumah senai, kunci pas
dan ring, kikir, gergaji besi, punch (penanda), alat potong plat, alat penyiku
plat, alat penyiku plat dan juga penggulung (roller) plat;
3. Mesin yag ada di bengkel PEDCA adalah adalah mesin bubut, mesin CNC
dan mesin Fraiss; dan
4. Keselamatan kerja adalah segala upaya yang dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan di
perbengkelan contohnya.
Hardi Amrullah

240110170074
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan
Praktikum perbengkelan kali ini dilakukan pengenalan mengenai apa itu
bengkel, teknis keselamatan kerja dan alat – alat yang digunakan dalam
perbengkelan beserta dengan cara kerjanya. Teknis keselamatan yang diberikan
kepada praktikan berupa tata cara penggunaan alat yang benar, ketentuan
penggunaan pakaian yang aman dan aturan – aturan yang berlaku untuk menjaga
keselamatan kerja dalam bengkel. Tata cara penggunaan alat dalam ketentuan
teknis keselamatan kerja yaitu praktikan harus mengetahui terlebih dahulu
bagaimana cara kerja suatu alat atau mesin dalam beroperasi, sehingga
pengoperasian oleh praktikan dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi hal – hal
yang tidak semestinya. Ketentuan pengggunaan pakaian yang aman sendiri yaitu
menggunaan pakaian pelindung berlengan panjang, sepatu tertutup, sarung tangan
dan pengaman mata saat dibutuhkan. Ketentuan pakaian ini agar tubuh dapat
terlindung dari kesalahan kerja pada alat atau mesin bengkel yang dapat sewaktu –
waktu terjadi.
Alat – alat yang diperkenalkan pada praktikum perbengkelan kali ini antara
lain : Mistar, Spidol, Clamp, Kunci pas, Kunci ring, Snei, Rumah Snei, Tap, Rumah
Tap, Kikir, Jangka Sorong, Mistar siku, Tang Rivet, Gergaji Besi dan Penanda Titik
Bor(Punch). Mistar digunakan untuk melakukan pengukuran pada suatu objek
dengan satuan yang telah menjadi standar pengukuran. Clamp berfungsi untuk
menahan bidang kerja agar tidak terjadi perubahan posisi. Tap dan snei merupakan
alat yang digunakan untuk membuat ulir, dimana tap digunakan untuk membuat
ulir dalam(mur) sementara snei digunakan untuk membuat ulir di luar(baut). Pisau
snei yang digunakan memiliki penulisan angka M10. 1,5, dimana ketentuan
penulisan ini mengartikan bahwa memiliki diameter 10 dengan jarak antar ulir 1,5.
Praktikum kali ini diperkenalkan juga alat – alat dan mesin – mesin yang
terdapat didalam bengkel, diantaranya mesin bubut, mesin Milling(Frais), Alat
pemotong plat, alat pelipat plat, alat penggulung(roller) plat, Mesin cnc otomatis.
Mesin bubut merupakan mesin yang berfungsi untuk memotong besi, dimana mesin
bekerja dengan konsep pisau bergerak bertugas memotong benda yang diletakan
secara diam. Mesin milling(Frais) merupakan mesin yang berfungsi untuk
melakukan pengeboran pada benda, dimana benda diam dan mesin bergerak. Alat
pemotong plat merupakan alat yang digunakan untuk memotong plat yang telah
diukur terlebih dahulu untuk kemudian diletakan dibawah mata pisau potong dan
dipotong dengan mengatupkan pisau kebawah dengan cara diinjak/ditekan. Mesin
pelipat plat merupakan mesin yang digunakan untuk melipat plat, dimana mesin ini
berfungsi untuk melipat plat dengan menghimpitkan lembaran alat agar plat
menjadi bengkok. Alat penggulung plat(roller) merupakan alat yang digunakan
untuk menggulung plat agar sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Praktikan juga
diperkenalkan pada denah bengkel yang ada serta tatacara menjaga kebersihan
bengkel, diakhir praktikum praktikan melakukan pembersihan bengkel secara
bersama – sama untuk menjaga kenyamanan dalam praktikum dan kebersihan
ruangan yang nantinya akan digunakan untuk bekerja.
Hardi Amrullah

240110170074
5.2 Inovasi Tata Letak Bengkel

Toilet

Mesin cnc otomatis

Alat Pelipat
plat
Rogum
Rogum
Mesin Bubut

Meja Kerja

Rogum
Rogum

Penggulung
Alat
Plat
Mesin Frais

Alat Pemotong
Plat
Lemari simpan

Peralatan dan
Tempat
Bahan

Ruang kelas

Ruang Asisten Ruang Dosen


Laboratorium
Papan tulis
Hardi Amrullah

240110170074
BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1. Teknis keselamatan kerja dalam perbengkelan berupa ketentuan penggunaan
alat dan pakaian yang baik dan benar.
2. Alat – alat perbengkelan yang diperkenalkan antara lain : Mistar, Spidol,
Clamp, Kunci pas, Kunci ring, Snei, Rumah Snei, Tap, Rumah Tap, Kikir,
Jangka Sorong, Mistar siku, Tang Rivet, Gergaji Besi dan Penanda Titik
Bor(Punch).
3. Alat dan mesin yang terdapat didalam bengkel diantaranya : mesin bubut,
mesin Milling(Frais), Alat pemotong plat, alat pelipat plat, alat
penggulung(roller) plat, Mesin cnc otomatis
Faris Yudhiantoro
240110170078

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan
Praktikum perbengkelan pertanian yang pertama ini yaitu pengenalan alat
mesin pertanian dan juga keselamatan kerja. Lokasi praktikum kali ini bertempat di
Bengkel PEDCA Universitas Padjadjaran Jatinangor. Mesin-mesin yang
dikenalkan meliputi mesin bubut, mesin frais, mesin milling, mesin CNC, mesin
gerinda dn beberapa mesin lainnya yang merupakan bagian dari penelitian. Adapun
alat pemotong plat, alat pelipat plat, alat roll, dan ada pula alat-alat lainnya seperti
jangka sorong, penggaris siku, kunci pas, kunci ring, sney, gergaji besi, tang rivet,
paku keeling, palu, penanda, klem, kikir, ragum dan lain sebagainya. Setiap mesin
memiliki fungsi serta spesifikasi yang berbeda-beda. Salah satu contohnya adalah
mesin bubut dan mesin frais. Mesin bubut dan mesin frais memiliki fungsi yang
sama yaitu untuk membentuk logam ataupun mengecilkan diameter logam namun
kedua mesin ini memiliki prinsip kerja yang berbeda. Cara kerja mesin bubut yaitu
benda kerja nya yang bergerak namun pisaunya diam. Sedangkan pada mesin frais,
pisaunya yang bergerak dan benda kerja nya yang diam.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan, diantaranya
adalah faktor fisik, faktor kimia, faktor fisiologis, dan faktor mental fisiologis.
Faktor Fisik meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara,
suara, vibr radiasi, tekanan udara, dan lain-lain. Faktor Kimia meliputi gas, uap,
debu, kabut, asap, awan, cairan dan benda-benda padat. Faktor Fisiologis meliputi
konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja. Faktor Mental Fisiologis meliputi susunan
kerja, hubungan di antara pekerja, pengusaha, dan pemelihara. Mekanik-mekanik
perbengkelan baik dari bengkel mesin, bengkel mobil, bengkel sepeda motor,
maupun bengkel pertanian dalam bertugas di bengkel harus memperhatikan faktor
keamanan dan keselamatan dalam bekerja serta harus menjaga kebersihan dan
kerapian diri ataupun objek yang ditanganinya. Apabila kedua hal krusial tersebut
tidak dilaksanakan makan akan berdampak sangat berbahaya dan merugikan.
Apabila mekanik tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) saat bekerja,
mungkin saja terjadi kesalahan misalnya saat mengelas besi tidak memakai
kacamata pelindung maka percikan dan kilauan dari pengelasan tersebut dapat
masuk ke mata sehingga bisa menimbulkan kebutaan permanen dan masih banyak
lagi contoh kecelakaan lainnya.
Keselamatan kerja di bengkel yang mendasaar adalah menggunakan masker,
dan sarung tangan. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kebersihan, kesehatan dan
keselamatan pengguna bengkel itu sendiri. Banyak kegiatan perbengkelan yang
berhubungan dengan api seperti mengelas. Percikan api yang timbul dapat melukai
kulit dan jug mata sehingga perlu menggunakan helm atau kacamata saat
melakukan pengelasan. Terdapat prosedur dan tata cara dalam menggunakan mesin.
Operator harus memahami spesifikasi, car kerja, dan cara menggunakan mesin.
Resiko atau bahaya sangat besar ketika mengoperasikan mesin. Sehingga
pemahaman tentang alat dan mesin sangat penting untuk dikuasai pengguna atau
operatornya.
Praktikum kali ini juga melakukan kegiatan membersihkan bengkel, Kondisi
bengkel yang diharapkan yaitu suasana nyaman, bersih, tertibdan indah, kondisi
peralatan yang baik dan siap pakai, peralatan tersusun sesuaitempatnya, cukup
penerangan dan ventilasi, bangunan ruang praktis/bengkelterpelihara baik, tidak
bocor, semua pintu dan jendela aman, halaman terpelihara baik, instalasi listrik
yang memadai dan aman, sistem sirkulasi peralatan aman dan lancar. Instalasi air
terjamin, lancar, bersih dan sehat, tersediaalat pemadam kebakaran.
Secara umum fungsi bengkel adalah melayani keperluan teknis dari
para pelanggannya. Ini berarti bahwa perbaikan kendaraan adalah tugas sebuah be
ngkel dan hanya berlangsung jika pelanggan menemui kesulitan dengankendaraan
nya. Bengkel yang kumuh dan kotor akan sedikit
didatangi pelanggan bahkan mungkin tidak ada pelanggan yang datang. Fasilitas y
ang sangat terbatas membuat bengkel tersebut tidak credible dan pelanggan enggan
datangkepadanya. Fasilitas yang dimaksud tidak sekedar fasilitas teknis bagi
bengkel tapi juga fasilitas yang harus tersedia bagi pelanggannya.
Faris Yudhiantoro
240110170078

5.2 Inovasi Tata Letak Bengkel


Faris Yudhiantoro
240110170078

BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Alat-alat pada bengkel digolongkan menjadi layout tools, cutting tools,
boring tools, driving tools, holding tools, dan turning tools.
2. Peralatan cutting tools antara lain adalah gergaji besi, kikir, dan alat
pemotong plat atau seng.
3. Peralatan turning tools antara lain adalah kunci pas dan kunci ring.
4. Peralatan holding tools antara lain adalah tang ripet, ragum, dan klem.
5. Peralatan driving tools antara lain adalah palu dan nail punch.
6. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat
dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.
7. Salah satu contoh usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari atau
mengurangi terjadinya kecelakaan adalah dengan menggunakan peralatan
sesuai fungsinya.
8. Perawatan pada perkakas ini harus diperhatikan agar alat tetap awet dan
berkualitas dalam jangka waktu yang lama.
Rainier Adrian
240110170097

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang pengenalan terhadap alat – alat pada
bengkel dan juga mesin – mesin yang terdapat di bengkel PEDCA Unpad. Bengkel
di PEDCA Unpad terdiri dari dua ruangan, masing – masing ruangan berisi mesin
yang berbeda – beda. Mesin yang terdapat pada ruang satu adalah mesin CNC,
pemotong plat, dan juga pelipat atau pembentuk plat. Mesin yang terdapat pada
ruang dua adalah mesin bubut, mesin frais, dan mesin – mesin hasil penelitian yang
sudah selesai. Setiap mesin tersebut dijelaskan kegunaan dan cara kerjanya. Rata –
rata yang mesin yang ada bengkel PEDCA masih perlu menggunakan tenaga
manusia, hanya terdapat satu mesin yang benar – benar otomatis yaitu mesin CNC.
Mesin CNC ini berfungsi untuk membuat suatu barang yang cara kerja hanya
tinggal menghubungkan USB yang berisi rancangan benda, maka mesin tersebut
akan langsung membuat barang tersebut. Mesin – mesin yang masih perlu
menggunakan tenaga manusia adalah mesin faris, mesin bubut, pemotong plat, dan
pembentuk plat.
Alat – alat yang digunakan pada bengkel juga diperkenalkan pada praktikum
kali ini. Alat – alat yang dikenalkan adalah mistar, gergaji besi, gergaji tangan,
jangka sorong, kikir, klem, kunci pas, kunci ring, paku keling, palu, penggaris siku,
punch, ragum, snai, dan tang rivet. Alat – alat tersebut sangat dibutuhkan di
bengkel. Alat – alat yang dikenalkan tersebut semuanya berjalan dalam keadaan
baik. Prosedur dan pengetahuan tentang keselamatan kerja juga dijelaskan pada
praktikum kali ini. Kegiatan di bengkel akan selalu berhubungan dengan alat – alat
berat dan juga alat – alat yang tajam, oleh karena itu kesalamatan sangat penting
sekali di dalam bengkel. Kecelakaan pada saat kegiatan di bengkel bisa dicegah
dengan metode – metode tertentu, contohnya dengan memakai pakaian atau
perlengkapan pelindung. Perlengkapan pelindung yang paling umum ditemui
adalah sarung tangan. Kegiatan di bengkel akan selalu melibatkan tangan, oleh
karena itu tangan perlu diberikan perlindungan agar tidak terjadi kecelakaan pada
tangan. Kaki juga harus dalam keadaan tertutup selama berada dibengkel. Sepatu
yang wajib digunakan pada saat berada di bengkel adalah sepatu tertutup, hal
tersebut dikarenakan kaki perlu dilindungi dengan sepatu yang benar – benar
tertutup. Mesin – mesin dibengkel juga memiliki tombol darurat. Tombol darurat
ini berguna untuk menghentikan pekerjaan bila terdapat sesuatu hal yang tidak
diinginkan atau membahayakan pekerja.
Kegiatan pembersihan pada bengkel juga dilakukan pada praktikum kali ini.
Bengkel yang dijadikan tempat harus berada dalam kondisi yang bersih dan
nyaman, jika tempat yang dipakai untuk melakukan pekerjaan terdapat banyak
sampah dan tempat mesin – mesin tidak beraturan, maka akan mengurangi kinerja
seseorang untuk bekerja di bengkel. Mesin – mesin juga perlu diletakkan dengan
rapi dan memiliki ruang kerja yang cukup, agar orang yang mengoperasikannya
memiliki ruang kerja yang cukup dan nyaman. Kegiatan seperti mengelas juga akan
dilakukan pada praktikum kali ini, oleh karena itu alat seperti penutup muka juga
diperlukan di bengkel. Terdapat penumpukan mesin tak terpakai pada bengkel di
PEDCA ini, hal ini sebaiknya diatur kembali peletakkan mesinnya, agar ketika
mesin kembali digunakkan, mesin dapat dengan mudah dipindahkan pada tempat
yang diinginkan. Mesin – mesin juga sudah seharusnya memiliki daya kerja yang
efisien dan meminimalisir tenaga kerja manusia. Otomatisasi sudah menjadi
sesuatu yang penting di zaman sekarang ini, otomatisasi dapat memberikan kinerja
yang lebih baik pada mesin – mesin. Contoh mesin yang sudah memakai sistem
otomatisasi adalah mesin CNC. Bengkel juga sudah seharusnya memiliki tata letak
yang baik. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada bengkel adalah ventilasi udara.
Ventilasi udara sangat penting pada suatu ruangan, ventilasi sangat dibutuhkan pada
bengkel agar bengkel tidak lembab, jika bengkel berada dalam keadaan lembab
maka mesin akan menjadi cepat rusak karena mesin menjadi berkarat.
5.2 Inovasi Tata Letak Bengkel
Rainier Adrian
240110170097

BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Keselamatan kerja menjadi aspek yang sangat penting pada bengkel, oleh
karena itu alat pelindung seperti sarung tangan dan penutup muka perlu
dimiliki oleh suatu bengkel;
2. Bengkel harus memiliki kondisi yang bersih agar menciptakan suasana kerja
yang nyaman; dan
3. Mesin – mesin yang berada di PEDCA Unpad masih banyak yang
membutuhkan tenaga manusia, satu – satu nya mesin yang sudah memiliki
sistem otomatis adalah mesin CNC.
Putu Chatyline C. S.
240110170112

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan
Praktikum perbengkelan kali ini membahas mengenai alat dan mesin yang
terdapat di bengkel Pedca utara. Bengkel menjadi tempat perancangan, perakitan,
dan perawatan alat – alat dan mesin – mesin. Faktor yang sangat memengaruhi
kegiatan dalam perbengkelan salah satunya yaitu perawatan, yang mana alat
ataupun mesin yang tidak dijaga atau tanpa perawatan yang baik akan menyebabkan
kerusakan yang tentunya dapat berakibat fatal. Perawatan sendiri merupakan
langkah pencegahan dari kerusakan suatu barang sehingga barang selalu dalam
kondisi baik dan siap untuk digunakan. Kerusakan – kerusakan tersebut dapat
disebabkan akibat penyimpanan maupun penempatan yang tidak benar, korosi, dan
lain – lain. Bengkel yang tedapat di Pedca memiliki dua ruangan yang masing -
masing ruangan berisi mesin – mesin yang berbeda – beda.
Perkakas sendiri terbagi menjadi dua, perkakas bangku yaitu perkakas tangan
yang di gunakan untuk melakukan pembentukan, perbaikan dan perakitan yang
sesuai dengan masing-masing fungsi peralatan tangan dengan mesin dan semua
pekerjaan dilakukan di atas meja kerja (work bench) dan perkakas non-bangku.
Perkakas bangku yang diperkenalkan yang terdapat di bengkel diantaranya adalah
Mistar, Clamp, Kunci Pas, Kunci Ring, Snei, Rumah Snei, Tap, Rumah Tap, Kikir,
Jangka Sorong, Mistar Siku, Rivet, Gergaji besi, Penanda, dan Pisaun M10 1,5.
Perkakas non-bangku merupakan mesin – mesin yang terdapat dibengkel
diantaranya adalah mesin bubut kayu dan bubut logam, mesin Milling/Frais, mesin
pemotong plat, mesin penggulung, mesin pelipat, dan mesin CNC yang mana
perkakas dan mesin tersebut digunakan untuk menujang kegiatan diperbengkelan
itu sendiri.
Keselamatan kerja serta tingkat kenyamanan perlu diperhatikan dan menjadi
hal yang utama dalam perbengkelan. Keselamatan kerja merupakan upaya untuk
mengurangi kecelakan yang disebabkan oleh bahaya yang terdapat dibengkel.
Kecelakaan yang terjadi didalam bengkel selama berkegiatan dapat dicegah,
dihindari, dan dapat ditangani, jika teknisi mematuhi dan memahami aturan – aturan
yang terdapat dibengkel. Bengkel di Pedca utara dirasa belum memadai dan
memenuhi kriteria keselamatan kerja dan kenyamanannya. Kebersihan merupakan
faktor utama yang menunjang kenyamanan, kebersihan pun menjamin kesehatan
pekerja selama berkegiatan didalam bengkel. Hal – hal dasar yang dapat dilakukan
oleh pekerja adalah dengan menggunakan perlengkapan yang menjadi upaya untuk
menghindari bahaya diantaranya yaitu, menggunakan sarung tangan khusus,
masker, sepatu yang tertutup. Sarung tangan dapat melindungi tangan dari luka
goresan maupun sayatan dari benda tajam. Masker dapat melindungi saluran
pernapasan dari debu, asap, uap, dan gas beracun. Sepatu tertutup dapat melindungi
kaki dari benda atau cairan yang dapat jatuh ke kaki.
5.2 Inovasi Tata Letak Bengkel

Mesin Mesin Papan tulis


bubut bubut TOILET

RUANG
LABORAN

Mesin
pemotong Alat CNC
plat potong
plat
Putu Chatyline C. S.
240110170112

BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Bengkel untuk bidang pertanian berfungsi untuk perbaikan, penyimpanan,
pembuatan dan perawatan alat dan mesin pertanian;
2. Perawatan merupakan langkah pencegahan dari kerusakan suatu barang
sehingga barang selalu dalam kondisi baik dan siap untuk digunakan;
3. Perkakas bangku yaitu perkakas tangan yang di gunakan untuk melakukan
pembentukan, perbaikan dan perakitan yang sesuai dengan masing-masing
fungsi peralatan tangan dengan mesin dan semua pekerjaan dilakukan di atas
meja kerja (work bench);
4. Keselamatan kerja merupakan upaya untuk mengurangi kecelakan yang
disebabkan oleh bahaya yang terdapat dibengkel; dan
5. Hal – hal dasar yang dapat dilakukan oleh pekerja adalah dengan
menggunakan perlengkapan yang tepat sebagai upaya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan.
Putu Chatyline C. S.
240110170112

DAFTAR PUSTAKA

Anjani, Merysa dkk. 2014. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Bagian Produksi PT. International
Power Mitsui Operation and Maintenance Indonesia (IPMOMI) Paiton).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 9 No.1 April 2014
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id. Diakses pada tanggal 13 Februari
2017. (Diakses pada 23 September 2019 Pukul 21.04)

Bogor Van Terheijen dan Harun . 1971. Alat – alat perkakas 2. BinaCipta :
Bandung. (Diakses pada 23 September 2019 Pukul 20.00)

Dessler, Gerry. 1986. Personal Manajer. Diterjemahkan oleh Agus


Dharma1986.Manajemen Personalia Teknikdan Konsep Modern.Erlangga.
Jakarta. (Diakses pada 23 September 2019 Pukul 23.44)

Koes Sulistiadji, 1982, Manajemen Bengkel, Subdit Mekanisasi, Dit. Bina


Produksi, Tan. Pangan, Ditjentan, Deptan. (Diakses pada 23 September 2019
Pukul 21.04)

Megasari A.2015. Perbengkelan. Terdapat pada http://eprints.perbanas.ac.id.


(Diakses pada 23 September 2019 Pukul 19.14)

Morgan K dan Setiawan B.I. 1987. Teknologi Perbengkelan. Institut Pertanian


Bogor. (Diakses pada 23 September 2019 Pukul 21.04).
LAMPIRAN

Gambar 17. Alat – alat yang


Gambar 15. Mesin Frais
digunakan di bengkel PEDCA Unpad
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

Gambar 16. Mesin Bubut


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

Anda mungkin juga menyukai