Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN AGROINDUSTRI
“ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) DAN INVENTORY
MANAGEMENT (IM) PT. AMANDA BROWNIES”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Agroindustri


Dosen Pengampu:
Ir. Bambang Aris Sistanto, Dipl HE ,MP

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:


RIZAL ANWAR FAUZI (240110170057)
ZULIAN ADRYAN SYAH PRATAMA (240110170060)
GERALDINE ARDHANA S. (240110170062)
ZHAQQU ILHAM ALHAFIDZ (240110170084)
M. ZHAFIR ABDURRAHMAN (240110170089)
RAMA LUTHFI RAMADHAN (240110170105)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
TEKNIK PERTANIAN
2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang “Supply Chain Management (SCM) dan
Inventory Management (IM) Pt. Amanda Brownies” dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis bagaimana suatu manajemen rantai pasok dan manajemen
penyimpanan yang ada agroindustri seperti perusahaan brownies Amanda ini.
Sehingga dari hasil yang ada di makalah ini dapat di jadikan acuan atau
percontohan untuk kedepannya.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran
yang berlimpah.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.
Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat menambah khazanah
keilmuan, umumnya bagi semua lapisan masyarakat.

Sumedang, 03Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II ISI ............................................................................................................... 3
2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Amanda Brownies ........................... 3
2.2 Profil Perusahaan Amanda Brownies ....................................................... 4
2.3 Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) .......................... 6
2.4 Analisis Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) PT.
Amanda Brownies ............................................................................................... 7
2.5 Manajemen Persediaan (Inventory Management) dan Metode
Pencatatannya ...................................................................................................... 8
2.6 Analisis Manajemen Persediaan dan Metode Pencatatan Barang PT.Amanda
Brownies ............................................................................................................ 10
2.6 Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) Produk
Amanda Brownies ............................................................................................. 11
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 15
3.2 Kritik dan Saran ........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, makanan yang ada di pasaran sangatlah beraneka ragam
jenisnya, mulai dari yang murah sampai yang mahal sekalipun. Salah satu jenis
makanan atau cemilan yang digemari di tengah-tengah masyarakat yaitu
brownies. brownies yang merupakan makanan berupa cemilan dari Negara
Amerika Serikat yang tersebar di Indonesia. Di Indonesia keberadaan brownies
sudah mudah untuk dicari. Keberadaan brownies sebagai salah satu makanan
yang di gemari masyarakat karena memiliki rasa manis yang kaya akan coklat dan
teksturnya yang lembut. Kini, sesuai dengan perkembangan zaman, keberadaan
brownies juga semakin berkembang baik dari segi rasanya yang mulai
beranekaragam dengan beraneka toping di bagian atasnya.
Produsen dari produk brownies sendiri telah banyak muncul seperti yang
telah terkenal seperti brownies Amanda yang tersohor. Amanda bisa dibilang
sebagai produsen pertama yang terkenal dengan produk utama brownies. Karena
namanya yang tersohor dan pastinya manajemen perusahaannya sudah baik, maka
kami tertarik untuk menganalisa lebih jauh tentang manajemen rantai pasok dan
manajemen penyimpanannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan
masalah dalam makalah ini seperti:
1. Bagaimana profil perusahaan PT.Amanda?
2. Dari mana bahan baku produk dan kemana produk di distribusikan
(manajemen rantai pasok)?
3. Bagaimana metode penyimpanan yang dilakukan amanda terhadap bahan
baku dan produk browniesnya?
4. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan sekaligus kendala dari produk
Amanda?
5. Bagaimana tren pemasaran produk Amanda?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah
ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui profil singkat salah satu perusahaan agroindustri
2. Untuk mengetahui metode penyimpanan yang digunakan PT.Amanda
Brownies
3. Untuk mengetahui manajemen rantai pasok di PT.Amanda Brownies
4. Untuk mengetahui sisi kekuatan dan kelemahan produk PT.Amanda
Brownies

1.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
mengenai situasi manajemen rantai pasok dan manajemen penyimpanan dari
agroindustri PT.Amanda Brownies. Informasi tersebut juga diharapkan dapat
menjadi rujukan bagi semua orang yang bersangkutan, seperti untuk pencontohan
sisitem manajemen suatu perusahaan agroindustri, untuk pembuatan kebijakan
dan lainnya. Selain itu, penulisan makalah ini dapat menambah wawasan
penulisan khususnya bagi penulis sendiri.

2
BAB II
ISI

2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Amanda Brownies


Pada awaknya, brownies Amanda merupakan hasil kreasi seorang ibu
rumah tangga yang memodifikasi resep kue bolu kukus. Hj. Sumiwiludjeng
Sjukur, nama lengkap pemilik brownies Amanda seorang lulusan jurusan tataboga
IKIP Jakarta, pada akhir tahun 1999, mulai mengutak-atik resep itu untuk
mendapat rasa yang lebih enak. Ibu Sumi dibantu putra sulungnya, Joko Ervianto
menerima pesanan kue dan makanan untuk arisan hingga pesta perkawinan.
Namun, usaha ini masih bersifat industri rumahan. Ketika akhirnya
menemukan formulayang pas untuk bolu kukus coklat itu, katering Ibu Sumi
mulai menawarkan kue itu kepada pelanggan dan istri Joko turut serta
membesarkan toko kue ini. Menurut istri Joko, Atin, ketika ditawarkan kepada
konsumen kateringnya, kue cokelat itu langsung jadi favorit. Rupanya, tekstur
lembut dan paduan rasa cokelat yang mantap, membuat kue ini disukai. Joko yang
melihat potensi pasar kue itu, mengeluarkan kue tersebut dari daftar salah satu
menu dalam katering.
Memulai penjualan pada tahun 2000 dengan nama “Amanda” yaitu singkatan
dari “Anak Mantu Damai”, itu merupakan harapan Ibu Sumiwiludjeng terhadap
keempat anak lelakinya, Joko Ervianto, Andi Darmansyah , Sugeng Cahyono, dan
Rizka Kurniawan, yang dari kecil selalu hidup rukun. Seiring dengan
perkembangan pasar, Amanda menjadi Leader di Kota Bandung dengan tetap
mempertahankan, memperbaiki dan terus mengembangkan kualitas produk yang
dimiliki.
Awal tahun 2000 Joko dan Atin membuka sebuah kios kaki lima di komplek
pertokoan Metro, Bandung untuk menjualnya. Tetapi kios kaki lima ini kemudian
digusur dan pindah di daerah perumahan. Anehnya setelah pindah di perumahan
Tata Surya, brownies kukus ini melejit hingga sampai sekarang.
Seiring dengan permintaan pasar yang semakin tinggi, membuat tempat
usaha yang mereka tempati sudah tidak memenuhi kapasitas produksi. Tahun
2002 Sumi dan keluarganya berpindah lagi ke lokasi usaha baru di Jl.
Rancabolang Bandung. Mengulangi kesuksesan di tahun sebelumnya, dari lokasi

3
yang baru kesuksesan brownies kukus Amanda menunjukan kemajuan yang luar
biasa. Lokasi yang strategis dan didukung dengan cita rasa brownies kukus yang
lezat, mengantarkan bisnis yang dulunya hanya dikerjakan di rumah kini menjadi
industri kue yang sangat sukses.
Pada tahun 2004, merek brownies kukus Amanda resmi dipatenkan menjadi
brand produk kue buatan Sumi dan keluarganya. Kini brownies kukus Amanda
sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di berbagai kota. Dengan
menawarkan lebih dari dua puluh varian produk, saat ini penjualan
produk Amanda bisa mencapai ribuan kotak untuk setiap harinya di masing-
masing cabang.

2.2 Profil Perusahaan Amanda Brownies


2.2.1 Alamat Produksi dan Hasil Produk

Perusahaan yang bergerak di bidang kuliner ini mempunyai tempat


perusahaan di daerah Jl. Rancabolang No.29, Manjahlega, Rancasari, Kota
Bandung. PT. Amanda juga sekarang telah memiliki banyak cabang mulai dari
Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, hingga Sumatera Utara.
Brownies kukus “Amanda” merupakan suatu produk yang berasal dari
Bandung yang semula hanya mengandalkan produksi “Brownies Kukus
Original’/Chocolate”, sekarang telah memproduksi brownies kukus dengan rasa
yang beraneka ragam guna mengikuti perkembangan pasar dan selera konsumen.
Brownies “Amanda” hanya menghasilkan produk yang berupa brownies, namun
dengan inovasi rasa yang berbeda.
Terbukti dengan adanya Inovasi produk yang semula hanya mengandalkan
Produksi Brownies Kukus ‘Original’/Chocolate, Sekarang telah memproduksi
Brownies Kukus dengan rasa Cheese Cream (Cream keju yg sangat terasa di
lidah), Blueberry (varian rasa Manis dan asem yang menyegarkan), Tiramisu
(panduan antara rempah dan keju yang membuat keunikan rasa yg berbeda dengan
produk sejenis), Choco Marble (Sangat cocok bagi penggemar cokelat), Srikaya
Pandan (rasa pandan yang ditaburi dengan wijen) dan Banana Bizz (perpaduan
antara Pisang dan biskuit di dalam lapisan tengah kue).

4
Varian tambahan lainnya adalah Brownies Kering dan Brownies Bakar
(Kenikmatan rasa Cokelat, susu dan keju dengan teksturnya yang lembut). Selain
produk-produk di atas, kini Amanda brownies kukus juga mengeluarkan produk
baru yaitu cheese stick, sweet stick, bungket duo, pisang bolen keju, pisang bolen
coklat, pink marble, cheese roll, chicken pastry, beef pastry, cake ketan bakan
sarikaya, cake ketan bakar blueberry.

Gambar 1, Varian brownies Amanda


Sumber : Dokumen kerjausaha.com (http://www.kerjausaha.com/2016/01/resep-sukses-bisnis-kue-ala-brownies.html)

Dengan adanya inovasi rasa ini di harapkan para konsumen akan menjadi
lebih tertarik membeli produk Brownies “Amanda” sesuai dengan selera masing-
masing konsumen, selain itu inovasi rasa ini juga dimaksudkan untuk
membidik/menarik semua segmen pasar (pangsa pasar), mulai dari anak-anak,
remaja, dewasa hingga manula. Meskipun rasa yang ditawarkan sangat beraneka
ragam yang paling diminati oleh konsumen adalah “Brownies Kukus
Original’/Chocolate”.
2.2.2 Visi Usaha
Adapun visi dari usaha Brownies ”Amanda” adalah didasari ikatan dan nilai
kekeluargaan yang kuat untuk menjadi sebuah perusahaan terbesar dan terdepan
dengan kualitas produk dan pelayanan terbaik.
2.2.3 Misi Usaha
Adapun misi dari usaha Brownies “Amanda” adalah :
1. Menjadi perusahaan penyedia produk dan layanan jasa terbaik.
2. Membangun citra positif perusahaan dengan karya kreatif dan inovatif.
3. Mengelola unit-unit usaha secara profesional.
4. Menjadi perusahaan dengan manfaat terbaik bagi karyawan, mitra kerja dan
masyarakat.

5
2.3 Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)
Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management
merupakan pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para
supplier, ke kegiatan operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai
kepada konsumen. Secara umum, stakeholder dalam manajemen rantai pasok
adalah penyuplai bahan pokok, perusahaan, distributor dan konsumen. Istilah
supply chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada
tahun 1982. Supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan–perusahaan
yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun
mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain management adalah metode,
alat, atau pendekatan pengelolaannya.

Gambar 2, Manajemen Rantai Pasok an


Sumber : Dokumen situs google (https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan/)

Walaupun secara umum hanya terdiri dari empat stakeholder, tetapi pada
kenyataannya di dalam suatu perusahaan yang kompleks bisa lebih dari itu,
misalnya saja penyuplai ada yang penyuplai bahan mentah, bahan setengah jadi
untuk produk olahan, bahan setengah jadi untuk kemasan, dan lain-lain. Jadi, bisa
saja satu perusahaan memiliki beberapa sistem rantai pasok yang bercabang-
cabang.
Manajemen rantai pasok memiliki beberapa komponen atau wilayah cakupan.
Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga
komponen utama yaitu:
1. Upstream Supply Chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan
manufacturing dengan para penyalurnya dan koneksi mereka kepada para

6
penyalur mereka.. Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah
pengadaan contohnya pengadaan bijih tambang, pengadaan hasil panen, dll.
2. Internal Supply Chain
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang
digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam
keluaran organisasi itu. Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama
adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.
3. Downstream supply chain
Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan
pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain,
perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale
service.

2.4 Analisis Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) PT.


Amanda Brownies

Gambar 3, Manajemen Rantai Pasok Agroindustri (Hortikultura)


Sumber : Dokumen (https://batikyogya.wordpress.com/2008/08/19/sistem-rantai-pasok-produk-hortikultura/)

Pada studi kasus di lapangan, manajemen rantai pasok memang sangatlah


kompleks, mulai dari penyadiaan bahan baku hingga pemasaran di hilirnya.
Perseroan Terbatas Amanda Brownies merupakan salah satu perusahaan yang
kompleks dan telah memiliki manajemen rantai pasok yang mumpuni, hal tersebut
diakibatkan tuntutan konsumen yang jumlahnya sudah banyak. Dengan
manajemen yang baik, maka ‘kekacauan’ dalam perusahaan dapat dikurangi atau
bahkan dimusnahkan.

Bahan baku produk brownies sendiri berupa tepung, Amanda


mendapatkannya dengan bekerja sama dengan Bogasari untuk menghasilkan

7
brownies yang diminati oleh konsumen. Brownies Amanda mempunyai beberapa
bahan baku untuk pembuatannya, antara lain adalah Tepung, Coklat, Gula, pisang,
Sari Pandan, Keju, dan bahan lainnya. Rata-rata Amanda memberlakukan sistem
kontrak kepada penyuplai sehingga harga produksi bisa ditekan lebih sedikit.
Selain dengan perusahaan lan, Amanda juga bekerja sama dengan petani
contohnya peternak ayam petelur, petani pisang untuk keperluan topping dan rasa.
Brownies Amanda menghindari bahan-bahan kimia yang dapat merusak cita rasa
dan kualitas, serta itu Brownies Amanda menjunjung kebersihan yang ada.

Untuk kemasannya, Amanda menggunakan kotak yang didalamnya


dilapisi kertas kue untuk menjaga dan mempertahankan tekstur browniesnya.
Untuk biaya pengemasan sendiri, perusahaan tidak mematok harga pengemasan
persetiap produknya, akan tetapi perusahaan langsung membeli kotak sebanyak
beberapa rim untuk setiap proses pengemasannya. Diferensiasi kemasan yang
diberikan cukup menarik dimana setiap varian rasa memiliki kemasan dan warna
tersendiri, sehingga lebih menambahkan nilai produknya dan lebih menarik
perhatian konsumen juga.

Semua bahan baku diolah dan dikemas di perusahaan yaitu di daerah


Manjahlega, Rancasari, Kota Bandung. Pendistribusian dilakukan dengan
menggunakan kendaraan milik perusahaan yang kemudian dikirim ke cabang-
cabang toko Amanda yang tersebar dimana-mana. Penjualan dilakukan di toko-
toko cabang tersebut, dengan satu kotak berada dikisaran harga bermacam-macam
mulai dari Rp. 26.000 tergantung dari jenis dan rasa yang dijual.

2.5 Manajemen Persediaan (Inventory Management) dan Metode


Pencatatannya
Manajemen Persediaan atau Inventory Management merupakan salah satu
bagian dalam manajemen operasional dan manajemen produksi. Dalam
businessdictionary.com disebutkan bahwa manajemen persediaan adalah kegiatan
untuk menjaga jumlah optimum dari barang yang dimiliki.

8
Secara keseluruhan proses produksi merupakan proses yang dinamis terutama
pada pergerakan barangnya. Karena itu diperlukan pengelolaan yang baik
terhadap barang tersebut agar tidak mengganggu proses produksi. Pengelolaan
inilah yang dimaksud dengan manajemen persediaan.
Manajemen persediaan mengatur berapa lama penyimpanan di gudang
persediaan. Barang yang diatur penyimpanannya berupa bahan baku, bahan
setengah jadi, dan bahan jadi. Tujuan utama manajemen persediaan adalah
memaksimalkan barang persediaan dengan biaya yang minimal. Selain itu ada
banyak tujuan lain yang bisa kita manfaatkan melalui manajemen persediaan
berikut ini beberapa diantaranya:
1. Memastikan adanya persediaan melalui safety stock
2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian
3. Mengantisipasi perubahan permintaan dan penawaran.
4. Menghilangkan atau mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan
5. Menyesuaikan dengan jadwal produksi
6. Menghilangkan atau mengurangi resiko kenaikan harga
7. Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman
8. Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.
9. Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
10. Komitmen terhadap pelanggan.
Selain dari manajemen persediaan di dalam gudang perusahaan, ada juga
metode manajemen persediaan yang mengatur keluarnya suatu produk atau yang
juga disebut metode pencatatan barang. Ada 2 macam yaitu FIFO (First In First
Out) dan LIFO (Last In First Out).
Pencatatan dengan metode FIFO atau First In First Out (Pertama Masuk,
Pertama Keluar) ini artinya barang yang pertama masuk, maka itulah yang
terlebih dahulu dikeluarkan. Tujuan dari metode FIFO ini adalah agar masing -
masing produk tidak tertimbun terlalu lama dan menghindari masa kadaluarsa
produk. Cara ini biasanya dipakai untuk bahan yang mudah rusak atau kadaluarsa
seperti bahan makanan.
Pencatatan pada metode LIFO atau last In First Out (Terakhir Masuk
Pertama Keluar) adalah ketika barang yang paling akhir masuk, maka itulah yang

9
lebih dahulu dikeluarkan. Metode ini digunakan untuk memudahkan proses
penataan, baik itu memasukkan maupun mengambil barang. Biasanya digunakan
untuk barang yang tahan lama seperti alat-alat elektronik.

2.6 Analisis Manajemen Persediaan dan Metode Pencatatan Barang


PT.Amanda Brownies
Kapasitas daya simpan yang sesuai dengan kapasitas produksi dalam
memproduksi produk dapat dikatakan cukup untuk menyimpan bahan baku
selama 1 minggu. Dalam setiap minggunya jadwal produksi akan terus dibuat
konstan, agar tidak ada bahan yang terlalu lama disimpan didalam gudang.
Jenis bahan baku yang dapat disimpan dalam waktu jangka lama adalah
seperti tepung, pengembang adonan, gula, dan beberapa pewarna maupun ekstrak
dari buah yang memliki daya simpan cukup panjang. Resiko dari penyimpanan
bahan baku sendiri adalah serangga penggangu seperti kutu, semut, dll. Oleh
karena itu penyimpanan digudang seperti tepung diusahakan tidak pernah lebih
dari 1 minggu.
Kualitas produk brownies amanda memiliki dampak yang sangat diharapkan
bagi keloyalitasan konsumen terhadap produk tersebut. Dengan berbahan baku
tepung terigu yang diproduksi oleh Bogasari serta penanganan dalam
penyimpanan yang hanya dengan kurun waktu satu minggu maka untuk kualitas
dari bahan baku sendiri tidaklah menurun. Sehingga dengan adanya kualitas
bahan baku yang terjamin (baik) maka produk yang dihasilkan yaitu berupa
brownis tidak akan merugikan kepuasan konsumen yang dituju.
Metode pencatatan produk brownies Amanda ini menggunakan metode
FIFO (First In First Out). Hal tersebut dikarenakan produk yang dijual dari
perusahaan ini adalah berupa olahan makanan basah yang relatif memiliki masa
simpan yang sebentar dan cepat kadaluarsa. Untuk itu, dengan menggunakan
metode FIFO, produk yang terlebih dahulu masuk akan lebih dahulu keluar
sehingga resiko kadaluarsa bisa ditekan jumlahnya.

10
2.6 Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) Produk
Amanda Brownies
Analisis kekuatan (streght) dan kelemahan (weakneses) suatu organisasi atau
bisnis bertujuan untuk mengidentifikasi factor internal (dalam) yang
mempengaruhi keberlangsungan dari bisnis yang dijalankan. Analisis peluang
(opportunity) dan ancaman (threat) suatu organisasi atau bisnis bertujuan untuk
mengidentifikasi factor eksternal/lingkungan yang mempengaruhi
keberlangsungan dari bisnis yang dijalankan.

1. Strength (Kekuatan)
Strength adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program yang bersifat internal. Kekuatan yang dimiliki toko
Amanda Brownies adalah sebagai berikut:
a. Oleh-oleh
Amanda Brownies dapat dijadikan alternatif oleh-oleh bagi para wisatawan
jika berkunjung ke kota Bandung.
b. Produk yang khas
Amanda Brownies hanya menyediakan satu macam jenis kue yaitu
“Brownies” namun dengan inovasi rasa yang berbeda sehingga akan menjadi ciri
khas produk ini dan membuat konsumen lebih tertarik untuk mencoba dan
membeli.
c. Rasa
Brownies “Amanda” mempunyai banyak pilihan rasa dengan harga yang
cukup terjangkau bagi kalangan menengah.
d. Lokasi strategis
Lokasi Brownies “Amanda” letaknya sangat strategis dan mempunyai
banyak cabang sehingga mudah dijangkau oleh konsumen, baik itu dengan
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
e. Kemasan
Brownies “Amanda” menggunakan kemasan yang bercorak dan menarik
yang berbeda-beda untuk setiap rasa, sehingga menambah nilai “prestigious” dari
produk ini.

11
f. Delivery Order
Terdapat layanan delivery order sehingga konsumen dari berbagai kota
dapat memesan produk ini, namun dengan tambahan biaya pengiriman.

2. Weaknesses (Kelemahan)
Weaknesses adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan
dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak
dimiliki oleh perusahaan. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada
sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak
diberikan solusi yang tepat karena tidak memaksimalkan kekuatan yang sudah
ada. Kelemahan yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah sebagai berikut:
a. Produk hanya satu jenis
Produk yang ditawarkan hanya satu jenis, hal ini dapat menjadi kekuatan
dari bisnis ini, namun juga dapat menjadikan kelemahan, jika selera konsumen
terus berubah dan sudah merasa bosan dengan produk yang itu-itu saja, dalam hal
ini hanya brownies saja, bukan tidak mungkin produk ini akan di tinggalkan dan
beralih ke produk lain yang lebih inovasi.
b. Toko terbatas pada kota besar
Brownies “Amanda” bukan merupakan bisnis waralaba, jadi tidak setiap
kota terdapat outlet/toko, cabang “Amanda Brownies” hanya di buka di kota-kota
besar, untuk saat ini untuk wilayah-wilayah kabupaten atau kota kecil, masih
belum terambah oleh Amanda.
c. Masa expired singkat
Brownies ini mempunyai masa expired yang relatif singkat yaitu sekitar 4
hari pada suhu kamar dan maksimum 1 minggu jika disimpan di lemari pendingin
(kulkas).

3. Opportunities (Peluang)
Opportunity adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan
memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memanfaatkan. Opportunity tidak
hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal ini mendapatkan modal berupa

12
uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang diangkat.
Peluang yang dimiliki toko Amanda Brownies adalah sebagai berikut:
a. Selera
Toko Amanda Brownies memproduksi brownies kukus dengan rasa
beraneka ragam. Dengan hal yang demikian, diharapkan para konsumen akan
menjadi lebih tertarik membeli produk “Brownies Amanda” sesuai dengan selera
masing-masing konsumen. Selain itu inovasi rasa ini juga dimaksudkan untuk
membidik/menarik semua segmen pasar (pangsa pasar), mulai dari anak-anak,
remaja, dewasa hingga manula. Sehingga toko “Amanda Brownies” menjadikan
selera masyarakat sebagai peluang untuk mendapatakan lebih banyak profit.
b. Keadaan penduduk
Bandung dikenal sebagai kota fashion dan pendidikan sehingga setiap
tahunnya semakin banyak pendatang di kota Bandung, hal ini membuat bisnis
makanan mempunyai prospek yang baik.
c. Bandung kota pariwisata
Selain sebagai kota fashion, kota Bandung juga dikenal sebagai kota
pariwisata. Keberadaan toko Amanda Brownies akan menjadi alternatif bagi para
wisatawan untuk membeli oleh-oleh.

4. Threats (Ancaman)
Threats adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan
hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah perusahaan.
Ancaman utama yang dihadapi Amanda Brownies berasal dari competitor
(pesaing) produk yang sejenis yaitu kue dan ataupun makanan. Beberapa pesaing
tersebut adalah:
a. Elsari Brownies (harga brownies Elsari relatif terjangkau. Sebagai contoh
harga brownies panggang ukuran besar 32x12 cm adalah Rp.27.000,- sampai
dengan Rp.31.000,-. Harga ini relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan
brownies Amanda ukuran 18x6 cm seharga Rp. 25.000,-.)
b. Holland Bakery (menyediakan berbagai macam roti dan kue seperti Black
Forest, Tiramisu Cake, dll, namun harga yang ditawarkan relatif mahal)

13
c. Roti Boy (hanya menyediakan satu macam jenis kue sehingga tidak
membingungkan konsumen, namun rasa roti yang ditawarkan mempunyai ciri
khas .Ciri khas dari rotiboy adalah adanya rasa asin dibagian dalam roti karena
adanya butter sedangkan bagian luarnya terasa manis karena roti ini dilapisi oleh
krim kopi. Sedangkan teksturnya lembut dibagian dalam sedangkan bagian
luarnya garing)
d. Breadtalk (menyediakan berbagai macam roti dan cake dengan
beranekaragam rasa, toping dan bentuk)
e. Firly Brownies (dikenal masyarakat luas di daerah Jakarta)

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Amanda Brownies merupakan perseroan terbatas yang bergerak dibidang
agroindustri dengan brownies sebagai produk utamanya. Lokasi pusat berada di
temoat yang strategis yaitu kota Bandung. Hingga sekarang telah mempunyai
banyak cabang dan produknya sudah terkenal dan tersebar luas.
Manajemen rantai pasoknya sudah mumpuni dengan hampir dengan
semua pemasok bahan baku bekerjasama dengan sistem kontrak sehingga bahan
baku terjamin dan biaya produksinya otomatis stabil. Pendistribusiannya sendiri
didistribusikan ke setiap cabang PT. Amanda.
Manajemen persediannya meliputi persediaan bahan baku dan produk jadi.
Rata-rata dan diusahakan penyimpanan di gudang maksimal 1 minggu untuk
menjaga kualitas dan bahan dari produk. Metode pencatatannya menggunakan
metode FIFO (First In First Out) karena produknya berupa makanan yang
notabene mudah kadaluarsa, jadi apabila barang pertama masuk gudang
penyimpanan akan jadi barang yang pertama keluar juga maka produk kadaluarsa
akan mudah ditekan jumlahnya.

3.2 Kritik dan Saran


Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami
paparkan, Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik
lagi dimasa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amanda Marketing. (2017). Kuisioner Tugas Managro. [Online]. Available:


amanda@marketing.co.id. [06 Desember 2017]

Anonim. (2016). Macam Metode Pencatatan Barang (FIFO, LIFO, AC).


[Online]. Available: http://www.porosilmu.com/2016/02/macam-metode-
pencatatan-barang.html. [Diakses 02 November 2017]

Poerwanto, Hendra. (2014). Manajemen Rantai Pasok. [Online]. Available :


https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan.
[Diakses 01 November 2017]

Rissa, Mey. (2015). Profil Amanda Brownies. [Online]. Available:


https://id.scribd.com/doc/87150929/Profil-Amanda-Brownies. [Diakses 02
November 2017]

Zaki. (2016). Pengertian Manajemen Persediaan, Jenis dan Tujuannya. [Online].


Available: http://rocketmanajemen.com/manajemen-persediaan/. [Diakses
02 November 2017]

16

Anda mungkin juga menyukai