Anda di halaman 1dari 7

Di Sulawesi Selatan, Amanda Brownies membuka outlet pertamanya di Kota

Makassar, tepatnya di bilangan Jl, Pettarani No. 34 pada Mei 2012, menyusul
Outlet Ratulangi ( akhir 2012) Outlet Perintis (2013), dan Outlet Alauddin
(2015).

Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : Brownies “Amanda”

Bidang Usaha : Makanan ( Brownies )

Nama Pemilik : Ibu Sumiwiludjeng Sjukur

Kelahiran : Jombang, Jawa Timur, 01 Agustus 1940

Pendidikan Terakhir : Tataboga dari IKIP Jakarta

“Amanda” merupakan salah satu pilihan kuliner di Kota Bandung yang memiliki
ciri khas dengan kualitas produk yang tinggi. Sangat cocok untuk oleh-oleh,
dengan ketahanan produk original sekitar 4 hari dan produk 3 hari. Selain untuk
oleh-oleh Amanda juga dapat disajikan dalam rapat, arisan, maupun ulang tahun.
DESKRIPSI PROSES BISNIS PERUSAHAAN

Berikut ini merupakan identifikasi proses bisnis dalam perusahaan Amanda Brownies:

1. Produksi

1.1 Persiapan Produksi

1.1.1 Memperkirakan demand yang akan datang

1.1.2 Menyiapkan mesin yang dibutuhkan

1.1.3 Membuat standar produk

1.2 Persiapan bahan baku

1.2.1 Merencanakan kebutuhan bahan baku


1.3 Proses Produksi

1.3.1 Pemilihan bahan baku

1.3.2 Proses pengadonan dan penimbangan

1.3.3 Proses pencetakan dan pemberian toping ( jika ada)

1.3.4 Proses pengukusan

1.3.5 Proses penirisan

1.4 Menjaga Kualitas Produk

1.4.1 Melakukan Quality Control

1.5 Pengepakan

1.5.1 Melakukan proses pengepakan

1.5.2 Melakukan pendataan

1.6 Proses Distribusi

1.6.1 Pendistribusian ke toko-toko cabang dan toko retail

2. Marketing ( Pemasaran Produk )

2.1 Marketing Research

2.1.1 Melakukan survey

2.1.2 Merencanakan pengembangan produk

2.2 Marketing Communication

2.2.1 Menentukan segmen pelanggan

2.2.2 Menentukan promo


2.2.3 Mengeksekusi atau melakukan promosi

3. Human Resource Development (HRD)

3.1 Melakukan analisis SDM yang dibutuhkan

3.2 Mengumpulkan data spesifikasi tenaga kerja

3.3 Melakukan rekrutment tenaga kerja

3.4 Melakukan seleksi

3.5 Memberikan training kepada pegawai

4. Finance

4.1 Mengelola Keuangan

4.1.1 Mengelola uang kas perusahaan

4.1.1.1 Mengeluarkan dana yang dibutuhkan perusahaan

4.1.1.2 Mengatur arus kas

4.1.2 Verifikasi biaya

4.1.2.1 Melakukan cek pengeluaran yang dikeluarkan Amanda

4.1.2.2 Verifikasi pendapatan dengan jumlah kas

4.1.3 Pembukuan keuangan perusahaan

4.1.3.1 Membukukan pengeluaran perusahaan

4.1.3.2 Membukukan pendapatan perusahaan

Faktor Produksi

1. Kecukupan jumlah pasokan bahan baku

Dalam usahanya Brownies Amanda bekerja sama dengan Bogasari untuk


menghasilkan bronies yang diminati oleh konsumen, Brownies Amanda mempunyai
beberapa bahan baku untuk pembuatannya, antara lain adalah Tepung, Coklat, Gula,
Sari Pandan, Keju, dan bahan lainnya.
Brownies Amanda menghindari bahan-bahan kimia yang dapat merusak cita
rasa dan kualitas, serta itu Brownies Amanda menjunjung kebersihan yang ada.

Bahan baku tepung yang didapat perusahaan untuk membuat brownies


didapat dari Bogasari. Tepung-tepung yang diterima oleh perusahaan disimpan paling
lama satu minggu oleh perusahan.

Bahan baku dari brownies Amanda itu sendiri sangat berpengaruh dalam
produk Brownies Amanda itu sendiri. Bahan yang kualitasnya kurang baik akan
merusak kualitas dan pastinya cita rasa yang ada didalam Brownies Amanda.

2. Standar kualitas bahan baku

Kualitas produk brownis amanda memiliki dampak yang sangat diharapkan


bagi keloyalitasan konsumen terhadap produk tersebut. Dengan berbahan baku
tepung terigu yang diproduksi oleh Bogasari serta penanganan dalam penyimpanan
yang hanya dengan kurun waktu satu minggu maka untuk kualitas dari bahan baku
sendiri tidaklah menurun. Sehingga dengan adanya kualitas bahan baku yang
terjamin(baik) maka produk yang dihasilkan yaitu berupa brownis tidak akan
merugikan kepuasan konsumen yang dituju.

3. Penjualan pasokan Bahan Baku

Dalam jangka waktu tujuh hingga sepuluh hari persediaan tepung terigu yang
terdapat digudang dan digunakan sebagai bahan baku brownies ini tidak akan
mengalami penyusutan kualitas karena tepung bogasari sendiri merupakan tepung
pilihan yang sudah terjamin mutunya. Sehingga meskipun dilakukan penyimpanan
dalam gudang tidak akan berpengaruh terhadap hasil dari bahan baku tepung
tersebut atau kualitas brownis amanda sendiri. Dengan adanya perputaran produk
yang cepat menyebabkan tidak adanya penumpukan bahan baku digudang, sehingga
hal tersebut juga memberikan pengaruh baik terhadap kualitas bahan baku itu
sendiri.

Mengenai tidak adanya ketetapan pemerintah mengenai standar grading


ataupun kriteria penyeleksian terhadap bahan baku dapat
memudahkan/meringankan perusahaan untuk menentukan sendiri kriteria yang
tepat sebagai penilai bahan baku. Dengan pemberian fasilitas yang sesuai dengan
kebutuhan bahan baku yang bertujuan agar bahan baku tetap terjamin kualitasnya.

4. Rasionalisasi pembiayaan untuk pembelian bahan baku


Sistem kontrak merupakan sistem yang diterapkan di perusahaan ini, dengan
bentuk keuntungan yang bermacam-macam seperti halnya harga yang cenderung
lebih murah sehingga dapat mengurangi pengeluaran, dengan adanya perbedaan
kualitas yang diberikan oleh bogasari karena bersifat kontinyu(terus-menerus)
sehingga produk brownis pun hasilnya dikomersilkan lagi, dan lain-lain.

5. Organisasi dan sistem pengadaan bahan baku

Dalam pengadaan bahan baku, perusahaan brownis amanda ini tidak menjalin
hubungan kemitraan dengan para petani yang mengolah bahan baku utama tepung,
akan tetapi perusahaan ini melakuka kemitraan dengan para petani pisang dan
penyedia telur.

6. Manajemen inventori

Kapasitas daya simpan yang sesuai dengan kapasitas produksi dalam


memproduksi produk dapat dikatakan cukup untuk menyimpan bahan baku selama 1
minggu. Dalam setiap minggunya jadwal produksi akan terus dibuat konstan, agar
tidak ada bahan yang terlalu lama disimpan didalam gudang. Jenis bahan baku yang
dapat disimpan dalam waktu jangka lama adalah seperti tepung, pengembang
adonan, gula, dan beberapa pewarna maupun ekstrak dari buah yang memliki daya
simpan cukup panjang. Resiko dari penyimpanan bahan baku sendiri adalah serangga
penggangu seperti kutu, semut, dll. Oleh karena itu penyimpanan digudang seperti
tepung diusahakan tidak pernah lebih dari 1 minggu.

7. Pengemasan dan pengolahan input

Pengemasan yang dimiliki oleh perusahaan brownies Amanda adalah berupa


kotak yang disalamnya dilapisi oleh kertas kue untuk melindungi kualitas dan postur
dari produk itu sendiri. Pengemasan ini lebih nyaman untuk dibawa konsumen
sebagai oleh-oleh maupun sebagai makanan untuk disajikan dalam acara-acara
seperti pesta, dll. Kemasan yang digunakan sangat memberikan citra terhadap
produk dan sangat informatif, lengkap dengan komposisi, sertifikat hallal, dan
tanggal pembuatan. Untuk biaya pengemasan sendiri, perusahaan tidak mematok
harga pengemasan persetiap produknya, akan tetapi perusahaan langsung membeli
kotak sebanyak beberapa rim untuk setiap proses pengemasannya. Diferensiasi
kemasan yang diberikan cukup menarik dimana setiap varian rasa memiliki kemasan
dan warna tersendiri, sehingga lebih menambahkan nilai produknya dan lebih
menarik perhatian konsumen juga.
8. Programasi proses produksi dan kontrol

Perusahaan menggunakan sistem SOP dalam setiap proses produksi, baik itu
teknis maupun manajerial. Perusahaan selalu mengutamakan strategi pemasaran
yang baik, dan juga selalu mengevaluasi setiap proses produksi tiap bulannya,
sehingga dapat menekan kerugian yang sama dan meningkatkan keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai