Oleh:
Bengkel adalah sebuah bangunan yang menyediakan ruang dan peralatan untuk
melakukan konstruksi atau manufaktur, dan/atau memperbaiki benda. Sedangkan
perbengkelan adalah sebuah ilmu yang telah berkembang bahkan
sebelum Revolusi Industri karena bengkel merupakan satu-satunya tempat untuk
membuat alat hingga berkembang industri manufaktur besar dengan mesin
uapnya.
Dalam perancangan alat atau mesin yang lebih modern dibutuhkan lah tempat
serta alat yang layak dan tepat untuk merancang hingga membuat alat seutuhnya.
Oleh sebab itu maka pengenalan tentang perbengkelan dalam bidang pertanian
menjadi cukup penting. Disanalah dapat dipelajari tentang seluruh jenis dan
fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan pertanian.
Setiap alat dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat mengancam
keselamatan pengguna atau operator selama pengerjaan.Dengan mengetahui jenis
dan fungsi alat serta mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan. Di dunia industri
modern biasanya dibuat sistem keselamatan kerja dengan membuat aturan-aturan
atau tata cara pengoperasian alat serta mesin perbengkelan.
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum Perbengkelan ini adalah, mahasiswa mampu:
1. Memahami dan menjelaskan tentang pengertian dan ruang lingkup pekerjaan di
bidang perbengkelan konstruksi logam.
2. Memahami dan menjelaskan beberapa jenis bengkel dan fungsinya, khususnya
yang berkaitan dengan alat dan mesin pertanian.
3. Memahami dasar-dasar pengelolaan bengkel untuk pertanian.
4. Memahami makna dan pentingnya K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di
bengkel.
5. Memahami dan menghindari hal-hal yang dapat membahayakan kesehatan dan
keselamatan dalam melakukan pekerjaan di bengkel.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan dan tujuan itu sendiri
erupakan realisasi dari kebutuhan sehingga secara tidak langsung manajemen
adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manajemen bengkel adalah alat
untuk mengatur efektivitas dan efisiensi bengkel. Pengelolaan manajemen
bengkel baik diharapkan dapat mengatur dan menggerakkan sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan bengkel tersebut (Daryanto, 1987)
Manajemen bengkel yang baik harus didukung oleh administrasi yang tertib.
Administrasi ini harus mencatat semua sumber daya yang menjadi aset bengkel.
Untuk itu, diperlukan kartu-kartu administrasi sebagai berikut:
1. Kartu pemakaian bengkel
2. Kartu laporan kerusakan
3. Bon pinjam/ pengembalian alat
4. Daftar alokasi tugas
5. Daftar kondisi peralatan menurut keadaan
6. Buku inventaris alat/ mesin
7. Buku penerimaan barang
8. Buku pengeluaran/ pemakaian bahan
9. Kartu perbaikan peralatan
10. Catatan pengembangan staff
Ada beberapa jenis dan status bengkel yang dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Bengkel Bebas (Independent Work Shop)
Bengkel ini berdiri sendiri, tidak terikat dan tidak memawakili merek tertentu
sehingga kebijakan-kebijakan dapat diambil sendiri sepanjang tidak merugikan
bengkel itu sendiri.
2. Bengkel Perwakilan (Authorized Work Shop)
Bengkel ini masih mirip dengan bengkel tersebut diatas, yaitu berdiri sendiri tapi
ada merek yang diwakilinya melalui surat penunjukan dari pemegang merek.
Kebijakan-kebijakan yang diambil disesuaikan dengan perusahaan yang
menunjuknya dan sekaligus masuk kedalam bagian dari layanan purna jual merek
yang bersangkutan. Jenis bengkel ini memungkinkan untuk menerima
kemudahan-kemudahan dari perusahaan yang menunjuknya. Kemudahan-
kemudahan tersebut bisa bersifat bantuan teknis.
3. Bengkel Dealer (Dealer Work Shop)
Bengkel ini merupakan bagian atau sub bagian operasional dari dealer atau ATPM
(Agen Tunggal Pemegang Merek) sebagai unit layanan purna jual untuk
mendukung sistem pemasaran. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sepenuhnya
tergantung dan tunduk pada perusahaan/dealer yang bersangkutan (Daryanto,
1987).
.
Bengkel sebaiknya dilengkai dengan perkakas yang diperlukan dengan mengacu
pada daftar ini. Ingat bahwa jenis dan jumlah perkakas yang diperlukan akan
berbeda dengan skala pelaksanaan perbaikan dan banyaknya kendaraan yang
diperbaiki, perkakasa pada bengkel umumnya diketegorikan berdasarkan fungsi
kerjanya masing-masing.
Perkakas bengkel hampir selalu tersedia pada setiap satuan kehidupan. Bahkan di
rumah tangga biasapun kebanyakan akan ditemukan peralatan bengkel minimal,
yang digunakan untuk perawatan dan perbai kan barang-barang keperl uan rumah
tangga. Juga di kantor-kantor, banyak pekerjaan perawatan kecil yang lebih
efisien jika dilakukan sendiri oleh karyawan kantor tersebut. Pekerjaan
perbengkelan selalu dibutuhkan oleh setiap unit kehidupan. Hal tersebut
disebabkan oleh sifat alami barang-barang perlengkapan kehidupan yang selalu
membutuhkan perawatan serta mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. Dapat
dikatakan bahwa pekerjaan perbengkelan hampir selalu menyertai setiap
pemilikan barang (van Terheijden, dan Harun, 1971)
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar pengguna
bengkel kerja/pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik
jasmani, rohani maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit atau gangguann kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan.
Kesehatan dalam ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya
diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit dan penerapannya yang
bertujuan untuk mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam bekerja, berada
dalam keseimbangan yang mantap antara kapasitas kerja, beban kerja dan keadaan
lingkungan kerja, serta terlindung dari dari penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja (Sumamur, 1996).
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan,
tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan
kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja (Bennet,N.B, Rumondang,
B.Silalahi, 1991).
Tujuan Keselamatan Kerja adalah: (1) Agar tenaga kerja terhindar dari gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja; (2) Agar tenaga kerja merasa
aman dan terlindungi dalam bekerja; (3) Agar tenaga kerja mendapat jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja; (4) Agar setiap perlengkapan dan peralatan
kerja dapat digunakan sebaik-baiknya; (5) Agar semua hasil produksi terpelihara
keamanannya; (6) Agar dapat meningkatkan kegairahan, keserasian dan
partisipasi kerja (Sumamur, 1996).
III. METODOLOGI
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data hasil pengamatan
sebagai berikut :
Alat kebersihan dalam bengkel sangat tidak memadai. Oleh karena itu dari aspek
kebersihan, bengkel di Laboratorium Daya Alat dan Mesin belum memenuhi
standar. Kondisi seperti ini memang sulit dihindarkan dari kegiatan perbengkelan
dalam bengkel las tersebut yang tentunya banyak melakukan kegiatan
pemotongan dan pengelasan sebagai kegiatan utama.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan,
karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan tenaga
kerja, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi
standar yang menjadi acuan dalam bekerja (Daryanto, 2003).
Terdapat dua penyebab besar terjadinya kecelakaan kerja yaitu perilaku yang
tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman, penyebab kecelakaan
diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
Di sisi lain, kecelakaan sering terjadi akibat kondisi kerja yang tidak aman.
Berikut ini beberapa contoh yang menggambarkan kondisi kerja tidak aman,
antara lain :tidak ada instruksi tentang metode yang aman, tidak ada atau
kurangnya pelatihan si pekerja, memakai pakaian yang tidak cocok untuk
mengerjakan tugas pekerjaan tersebut, menderita cacat jasmani, penglihatan
kabur, pendengarannya kurang, mempunyai rambut panjang yang mengganggu di
dalam melakukan pekerjaan dan sistem penerangan ruang yang tidak mendukung.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat kita ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Bengkel adalah sebuah bangunan yang menyediakan ruang dan peralatan untuk
melakukan konstruksi atau manufaktur, dan/atau memperbaiki benda.
2. Manajemen bengkel adalah alat untuk mengatur efektivitas dan efisiensi bengkel.
3. Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar pengguna
bengkel kerja/pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
4. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan,
tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara melakukan pekerjaan.
5. Terdapat dua penyebab besar terjadinya kecelakaan kerja yaitu perilaku yang
tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman.
DAFTAR PUSTAKA
MESIN BUBUT