Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI MEKANIK
(TPT 3024)
ACARA I
PENGENALAN PERALATAN KERJA PERBENGKELAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : FARIS IRMANDHARU
NIM : 16/400399/TP/11612
GOL : RABU E
CO. ASS : 1. HADAR RIDHO R.
2. MURSID FIRMAN S.
3. M. AZIZ NUGROHO
4. SINTYA DWI P.
5. MUKHLASIN
6. SHADIQ M. S.

LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan manusia atas bahan pangan semakin meningkat
berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk dunia yang semakin banyak.
Alat-alat konvensional dalam bidang pertanian kurang dapat memadai untuk
selalu meningkatkan produksi bahan pangan tersebut. Maka dibutuhkanlah
teknologi yang lebih maju dan modern. Dalam perancangan alat atau mesin yang
lebih modern dibutuhkan lah tempat serta alat yang layak dan tepat untuk
merancang hingga membuat alat seutuhnya.
Oleh sebab itu maka pengenalan tentang perbengkelan dalam bidang
pertanian menjadi cukup penting. Disanalah dapat dipelajari tentang seluruh
jenis dan fungsi alat serta mesin penunjang perbengkelan pertanian. Setiap alat
dan mesin memiliki karakteristik berbeda serta dapat mengancam keselamatan
pengguna atau operator selama pengerjaan. Dengan mengetahui jenis dan fungsi
alat serta mesin dapat mengurangi resiko kecelakaan. Di dunia industry
modern biasanya dibuat sistem keselamatan kerja dengan membuat aturan-
aturan atau tata cara pengoperasian alat serta mesin perbengkelan. Dengan
begitu sangat pentingnya cara pengoperasian dan sistem keselamatan kerja
maka dilaksanakanlah praktikum “Pengenalan Peralatan Kerja Perbengkelan”.
B. Tujuan
1. Mengetahui dan mengenal berbagai peralatan kerja dalam perbengkelan
2. Mengetahui cara kerja dan penggunaan berbagai peralatan perbengkelan

C. Manfaat
Praktikum pada acara ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
mahasiswa teknik pertanian dan biosistem tentang alat-alat di perbengkelan serta
mengetahui fungsi-fungsinya, sehingga para mahasiswa mampu
mengaplikasikannya.
BAB II
DASAR TEORI

Bengkel adalah tempat di mana seorang mekanik melakukan pekerjaan


melayani jasa perbaikan dan perawatan mesin-mesin mekanik lainnya. Pengertian
bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan /
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan
bagian mesin dan perakitan alat dan mesin. Sedangkan Bengkel pertanian
merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan
perawatan berbagai alat mesin pertanian (Pernama, 2006).
Kondisi bengkel yang diharapkan yaitu suasana nyaman, bersih, tertibdan
indah, kondisi peralatan yang baik dan siap pakai, peralatan tersusun
sesuaitempatnya, cukup penerangan dan ventilasi, bangunan ruang
praktis/bengkelterpelihara baik, tidak bocor, semua pintu dan jendela aman,
halaman dan tamanterpelihara baik, instalasi listrik yang memadai dan aman, sistem
sirkulasi peralatan aman dan lancar. Instalasi air terjamin, lancar, bersih dan sehat,
tersediaalat pemadam kebakaran (Daryanto, 2007).
Menurut Herren dan Elmer (2002), alat bengkel diklasifikasikan
dalam beberapa kelompok yaitu:
a. Layout tools (L) merupakan alat-alat yang digunakan untuk mengukur
ataumenandai kayu, logam, atau bahan lainnya.
b. Cutting tools (C) merupakan alat-alat yang digunakan untuk
memotong,memisahkan atau memindahkan material/bahan
c. Boring tools (Br) merupakan alat-alat yang digunakan untuk melubangiatau
mengubah ukuran dan bentuk lubang
d. Driving tools (Dr) merupakan alat-alat yang digunakan untukmemindahkan
alat dan material lain
e. Holding tools (H) merupakan alat-alata yang digunakan untuk menejepitkayu,
logam, plastik dan bahan lain.
f. Turning tools (Tr) merupakan alat-alat yang digunakan untuk memutarsekrup,
palang, baut atau mur.
g. Digging tools (D) merupakan peralatan yang digunakan untukmengeraskan,
mengendurkan dan membuat rata.
h. Other tools (O) merupakan kelompok peralatan dalam bengkel yang
tidaktermasuk ke dalam penggolongan di atas.
Sebagai tempat penyimapanan suku cadang alsintan Menurut Daryanto
(1987), berdasarkan fungsinya bengkel dibagi ke dalam:
a. Bengkel Kecil dan Sederhana (Small Scale) Jenis bengkel ini biasanya hanya
digunakan untuk melakukan perawatan pada mesin pertanian dan peralatan
yang sederhana.
b. Bengkel Menengah (Medium Scale) Jenis bengkel ini, selain sebagai tempat
perawatan mesin dan alat, biasanya digunakan untuk lapangan atau field-
workshop.
c. Bengkel Ukuran Besar (Large Scale) Jenis bengkel ini bersifat tetap atau
permanen yaitu memiliki fasilitas-fasilitas seperti yang ada pada pabrik
produksi skala besar. Fungsi dari bengkel ini sebagai base-workshop dengan
ukuran yang lebih besardaripada bengkel medium scale, untuk menangani
pekerjaan bongkaranatau bongkar pasang, memperbaiki dan mengganti suku
cadang, untuk membuat beberapa bagian mesin dan alat pertanian yang rusak.
Keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja dan menjamin proses produksi agar berlangsung secara aman, efisien dan
produktif. Prosedur keselamatan kerja banyak diterapkan dalam industri maupun
sekolah, dan bisanya bersifat aturan atau anjuran yang baik. Mesin-
mesin modern sudah dilengkapi pelindung dan dirancang untuk melindungi
keselamatan operator, serta menjamin semua perlengkapan dalam proses
pengerjaan menjadi aman. Tetapi statistic kecelakaan yang terjadi di sekolah dan
industri menunjukkan hanya sekitar 15% yang dapat dijamin oleh alat-alat
keselamatan tersebut. Sekitar 85% kecelakaan yang terjadi di sekolah dan industri
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tak dapat terjangkau oleh alat-
alat keselamatan kerja tersebut. Jadi unsur kelalaian manusia merupakan faktor
yang paling banyak mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Kekurang hati-
hatian, sedikit pengetahuan/informasi dan kurang pertimbangan dalam
memutuskan sesuatu dengan benar mungkin dapat dicegah dengan
membiasakan berfikir sebelum bekerja (Depo, 2012).
BAB III

METODOLOGI
A. ALAT
1. Pulpen / pensil
2. Kertas
3. Buku panduan praktikum

B. BAHAN
1. Peralatan las listik
2. Peralatan tempa
3. Alat bubut
4. Peralatan kerja bangku
5. Peralatan las karbit

C. CARA KERJA
Alat yang akan diamati disiapkan, praktikan menuju ke ruang perbengkelan
dengan didampingi oleh asisten yang akan menjelaskan peralatan perbengkelan.
Peserta praktikum menggambar setiap alat yang di jelaskan oleh asisten.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Peralatan las listik
Fungsi dari las listrik untuk menyambungkan logam dengan menggunakan nyala
busur logam listrik kearah permukaan logam yang akan disambung.

Gambar 4.1 Las listrik


Keterangan:
1. Pegangan las dan elektroda, fungsinya untuk memegang dalam proses
pengelasan dan elektroda.
2. Elektroda, fungsinya untuk penyambung plat.
3. Colokan, fungsinya untuk menyalurkan ke sumber listrik
4. Kabel, fungsinya untuk menyalurkan listrik.
5. Pengatur tegangan, fungsinya untuk mengatur tegangan
6. Blower berfungsi untuk mendinginkan trafo
7. Trafo berfungsi sebagai sumber arus
Gambar 4.2 peralatan pendukung las listrik
Keterangan:
1. Sikat baja berfungsi untuk membersihkan area sekitar meja kerja
2. Sarung tangan las berfungsi untuk melindungi tangan.
3. Kacamata las, fungsinya untuk melindungi mata saat proses pengelasan.

B. Peralatan tempa
Fungsi dari pearalatan tempa untuk membentuk logam panas ataupun dingin
dengan cara memukul atau dibengkokkan dengan cara memberi tekanan.
Gambar 4.3 peralatan tempa
Keterangan:
1. Kompor tempa
a. Perapian, fungsinya untuk tempat pembakaran
b. Kaki, fungsinya untuk berdirinya kompor
2. Meja pukul berfungsi untuk meninggikan landasan pukul
3. Blower berfungsi untuk menambah udara
4. Mal V berfungsi untuk memnuat bentuk lancip atau bentuk V
5. Landasan lengkung berfungsi sebagai alas untuk membentuk lengkung
6. Mal U berfungsi untuk mebuat bentuk melengkung kedalam.
7. Palu berfungsi untuk memukul/ membentuk benda kerja.
8. Penjepit berfungsi untuk menjepit benda kerja saat ditempa.
C. Alat bubut
Fungsi dari alat bubut untuk memakan benda kerja yang sayatannya dilakukan
dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
untuk membubut muka/facing, rata lurus/bertingkat, tirus, alur, ulir, bentuk
mengebor, memperbesaar lubang, mengkartel dan memotong.

Gambar 4.4 Alat bubt


Keterangan:
1. Kepala tetap berfungsi untuk menjepit benda kerja
2. Kepala lepas berfungsi untuk rumah bor dan menahan benda kerja yang
panjang.
3. Pengatur kepala lepas untuk pegangan benda kerja yang panjang.
4. Rumah pahat berfungsi untuk menjepit pahat.
5. Eretan atas berfungsi untuk membubut tirus (kemiring sudut).
6. Eretan mendatar berrfungsi untuk membubut rata secara mendatar.
7. Eretan melintang untuk mendekatkan pahat ke benda kerja.
8. Handle pembubutan otomatis untuk pembubutan secara otomatis.
9. Handle penyetelan ukuran ulir berfungsi untuk menyetel ukuran ulir.
10. Saklar on off motor listrik untuk menghidupkan atau mematikan mesin.
11. Handle belt berfungsi untuk lepas belt.

D. Peralatan kerja bangku


Fungsi kikir untuk meratakan dan menghaluskan suatu bidang, membuat rata dan
menyiku anatara bidang satu dengan lainnya, membuat rata dan sejajar, membuat
bidang – bidang berbentuk dan sebagainya.

Gambar 4.5 Alat Kikir dan Pembuat ulir


Keterangan:
1. Kikir halus berfungsi untuk meratakan benda kerja halus.
2. Kikir kesar berfungsi untuk meratakan benda kerja kasar.
3. Sney berfungsi untuk mebuat ulir luar
4. Pembuat ulir dalam
5. Pemegang pembuat alur dalam
6. Pemegang sney
7. Tanggem berfungsi untuk menjepit benda kerja yang sedang dikerjakan.
8. Penitik berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja.
Gambar 4.6 alat ukur pada peralatan kerja bangku

Keterangan:
1. Screw gauge berfungsi untuk ukuran gang gang mur dan baut
2. Vernier calliper berfungsi sebagai alat ukur untuk mengukur diameter
3. Micrometer calliper berfungsi sebagai alat ukur lebih teliti
4. Filler gauge berfungsi sebagai penyetel kerenggangan platina dan busi
5. Dial indicator bberfungsi untuk mengukur kerataan benda
Gambar 4.7 jenis jenis jangka
Keterangan:
1. Jangka kaki untuk mengukur diameter luar
2. Jangka kaki untuk mengukur diameter dalam
3. Jangka bengkok atau lengkung untuk mengukur diameter luar
4. Jangka bengkok atau lengkung untuk mengukur diameter dalam

E. Peralatan las karbit


Fungsi dari las karbit untuk menyambungkan logam dengan menggunakan nyala
api dari gas asetylen kearah permukaan logam yang akan disambung.
Gambar 4.8 peralatan las karbit
Keterangan:
1. Manometer A untuk mengetahui volume gas oksigen dalam tabung
2. Manometer B untuk mengetahui tekanan gas oksigen yang keluar dari
tabung
3. Regulaotr untuk mengatur tekanan gas oksigen
4. Selang biru sebagai penyalur gas oksigen dari tabung ke brander
5. Selang merah sebagai penyalur gas asetylen dari tabung ke brander
6. Kran oksigen untuk mengatur keluaran oksigen
7. Brander untuk mencampur gas asetylen dengan oksigen
8. Kran gas asetylen untuk mengatur keluaran gas asetylen
9. Regulator untuk mengatur tekanan keluaran gas asetylen
10. Manometer kapasitas tabung untuk mengatur kapasitas gas asetylen
11. Manometer aliran gas untuk mengetahui tekanan gas gas asetylen yang
akan keluar dari tabung
12. Tabung oksigen
13. Tabung asetylen
14. Kacamata pelindung
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mempelajari tentang berbagai macam peralatan kerja
dalam perbengkelan beserta dengan fungsi dan cara penggunaan alat. Kerja
perbengkelan terbagi menjadi beberapa stasiun kerja yang meliputi peralatan kerja
bangku, mesin las karbit, mesin las listrik, peralatan tempa, dan mesin bubut. Setiap
pekerjaan perbengkelan tersebut dibedakan berdasarkan pada fungsi dan prinsip
kerja dari peralatannya.
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang
didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan
bagian bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi
ringan, dapat menahan kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup
ekonomis. Namun kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan
struktur mikro bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun
mekanis dari bahan yang dilas. Gambar 5.1 merupakan contoh bentuk bahan yang
akan di lakukan pengelasan. Terlihat bahwa terdapat lubang segitiga yang berfungsi
untuk tempat bahan las hal tersebut dilakukan agar ketika kedua bahan di las
menjadi satu akan menempel secara kuat. Terdapat dua jenis las yang dikenalkan
pada praktikum ini yaitu las listrik dan las karbit/gas.

Gambar 5.1. Contoh bentuk bahan sebelum di las


Las listrik merupakan alat yang berfungsi menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Prinsip kerja mesin las listrik yang paling utama adalah arus listrik.
Arus listrik dibangkitkan oleh generator dan dialirkan melalui kabel ke sebuah alat
yang menjepit elektroda diujungnya, yaitu suatu logam batangan yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik. Ketika arus listrik dialirkan, elektroda
disentuhkan ke benda kerja dan kemudian ditarik ke belakang sedikit, arus listrik
tetap mengalir melalui celah sempit antara ujung elektroda dengan benda kerja.
Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang
sering ditemui. Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering
digunakan untuk menghubungkan dua logam atau welding. Secara umum, perkakas
las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan
menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas
oksigen. Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan
menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros) Las
karbit berfungsi untuk menyambung dua logam dengan pemberian panas yang
dihaslikan dari campuran oksigen dan karbit. Pengelasan dengan gas dilakukan
dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur dengan oksigen (O2) sehingga
menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi yang mampu mencairkan logam induk
dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang digunakan asetilen, propan atau
hydrogen dan oksigen. selanjutnya diatur besarnya gas asetilen dan oksigen,
kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api.
Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan
memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang
dihidupkan maka nyala apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga.
Apabila gas asetilennya terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.
Tempa merupakan proses pengolahan logam dengan perubahan bentuk
dalam keadaan panas dengan sistem pukulan. Beberapa produk tempa yang
dihasilkan oleh industri pandai besi seperti parang, pisau, cangkul, dodos, alat-
alat kebutuhan rumah tangga, pertanian, maupun peralatan untuk hasil pertanian
dan perkebunan. Disamping itu pada saat sekarang telah banyak produk tempa
yang dihasilkan dengan kepresisian yang sangat tinggi yang tidak kalah dengan
proses permesinan seperti pembuatan roda gigi, dan pembuatan kunci-kunci
komponen kendaraan, komponen industri dan lain–lain. Proses tempa pada
umumnya dimulai dari pelunakan bahan baku dengan proses pembakaran pada
tungku pembakaran atau dapur tempa menggunakan bara api dari arang atau batu
bara. Udara dihembuskan dari bawah bara api untuk mempercepat nyala api yang
ditimbulakan udara tersebut dihembuskan melalui blower. Landasan atau paron
atau anvil digunakan sebagai alas pada waktu besi atau benda kerja yang telah
membara akan dipukul dengan martil. Untuk memegang benda digunakan peralatan
tang dan untuk memukulnya digunakan martil,setelah dilakukan penempaan
selanjutnya masuk ke proses pengerasan, dan finishing dengan gerinda.
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian – bagian
mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan mempengaruhi kekasaran
permukaan pada pembubutan adalah kedalaman potong dan kecepatan putar,
dengan menggunakan variasi kedalaman potong dan kecepatan putar mesin bubut
yang sudah ditentukan dapat mengetahui perbedaan hasil kekasaran permukaan
pada bahan baja. Terdapat tiga parameter utama pada setiap proses bubut
adalah kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman
potong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat
sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter
di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada mesin bubut.
Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan
benda kerja secara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada
pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja. Praktek
kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik
dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu
sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa
melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan
praktek kerja bangku. Kerja bangku memerlukan mesin perkakas dan peralatan lain
seperti catok / ragum, cato kanan, jepitan pembuatan perkakas, gergaji – gergaji
besi, gergaji pelat, gergaji besi yunior, berbagai jenis kikir, gergaji kecil, palu, pahat
dll.
Semua teknisi yang bekerja pada bengkel kerja mesin harus dapat
menggunakan semua peralatan tangan yang ada di bengkel baik berupa perkakas
mesin maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masing-masing perkakas
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia dapat bekerja
dengan mudah, aman dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik. masing-
masing dari alat tersebut dan dalam penggunaannya tidak jarang dilakukan dengan
secara bersamaan dalam penggunaannya untuk menyelesaikan suatu jobsheet. Ada
berbagai macam jenis pekerjaan yang tergolong dalam kompetensi kerja bangku.
Masing-masing pekerjaan tersebut memiliki tujuan tersendiri. Jenis pekerjaan yang
tergolong dalam kerja bangku meliputi mengikir, memahat, menggergaji
menggambar. Mengikir adalah kegiatan menyayat benda kerja sehingga benda
tersebut mencapai bentuk dan ukuran yang diinginkan. Memahat adalah kegiatan
mengurangi volume atau menyayat suatu benda padat secara drastis. Menggergaji
Menggergaji adalah kegiatan memotong benda padat. Penggergajian dilakukan
dengan perkakas yang disebut sebagai gergaji (saw). Menggambar adalah kegiatan
memberi tanda atau menggores suatu bentuk pada benda kerja, dan masih banya
lagi pekerjaan yang bias dilakukan pada kerja bangku.
K3 adalah bidang yang berhubungan dengan keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan manusia yang bekerja pada sebuah institusi ataupun lokasi proyek.
Tujuan dari K3 adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan
pekerjaan. Selain itu, K3 juga berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi
agar dapat digunakan secara efektif. Sedangkan fungsi umum K3 yaitu untuk
melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sehingga
kinerjanya dapat meningkat, untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan
kesehatan semua orang yang berada di lingkungan kerja serta untuk memastikan
sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat digunakan secara aman dan
efisien. APD atau Alat Pelindung Diri adalah Sekumpulan alat Penjamin Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3). Beberapa peralatan APD di perbengkelan sebagai berikut.
1. Safety Shoes
Safety Shoes berfungsi untuk melindungi kaki pekerja dari benda-benda
tajam yang membahayakan. Sepatu keselamatan ini terbuat dari kulit yang
bersifat isolator alias anti sengatan listrik. Bagian depan sepatu
mengandung baja yang akan melindungi kaki dan jari-jari kaki dari timpaan
bahan material seperti besi, baja dan logam.

2. Kacamata pelindung
Kacamata pelindung digunakan untuk melindungi mata dari debu-debu
yang berterbangan terutama bagi operator bubut, kacamata hitam untuk
melindungi mata dar sinar yang dihasilkan pada alat las. Kacamata
pelindung yang dipakai harus menutup seluruh bagian mata, namun tidak
mengganggu pandangan operator. Dan terakhir harus membuat lobang kecil
sebagai aliran hawa ke mata.
3. Sarung tangan
Sarung tangan tentunya berfungsi sebagai perlindungan seluruh bagian
hingga ke pergelangan tangan.
Pada pengenalan peralatan yang dilakukan pada praktikum ini terdapat
warna-warna yang berbeda pada lantai yang digunakan untuk meletakkan peralatan
bengke, antara lain warna hijau, kuning, dan merah. Perbedaan warna ditentukan
berdasarkan beban dari bendanya. Misalnya untuk warna kuning benda/ alat yang
berat, hijau untuk benda ringan dan untuk jalan atau tidak membahayakan.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pada praktikum ini praktikan mengenal berbagai peralatan kerja dalam
perbengkelan diantarannya yaitu las listrik, las karbit, peralatan tempa, alat
bubut, dan kerja bengkel atau kerja bangku
2. Las listrik berfungsi untuk menyambungkan logam dengan menggunakan
nyala busur logam listrik kearah permukaan logam yang akan disambung.
Las karbit berfungsi untuk menyambungkan logam dengan menggunakan
nyala api dari gas asetylen kearah permukaan logam yang akan disambung.
Peralatan tempa berfungsi untuk membentuk logam panas ataupun dingin
dengan cara memukul atau dibengkokkan dengan cara memberi tekanan.
Alat bubut berfungsi untuk membubut muka/facing, rata lurus/bertingkat,
tirus, alur, ulir, bentuk, mengebor, memperbesar lubang, mengkartel,
memotong. Kerja bengkel atau kerja bangku ialah suatu kegiatan dalam
rangka pembuatan suatu alat didalam bengkel khususnya yang dapat
dikerjakan diatas suatu meja / bangku tertentu.

B. SARAN
Alat dan mesin bengkel lebih baik jika diperbaharui.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 1987 . Alat Pengikat Pada Elemen Mesin. Jakarta : PT Rhineka Cipta.
Daryanto. 2007. Alat-alat inventaris perbengkelan pertanian. Universitas Negeri
Malang. Malang.
Depo. 2012. Penggolongan Perkakas Bengkel Berdasarkan Fungsi Kerjanya. PT
Rineka Cipta. Jakarta
Herren dan Helmer. 2002. Agricultural Mechanics: Fundamentals and Aplication
4 th Edition. University of Georgia : Georgia
Permana. 2006. Peralatan Perbengkelan dan Kerja Bangku. Diakses dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_MESI N/1965
11101992031-
TATANG_PERMANA,BAB_V_prktk_krj _ bngku.pdf. Pada 3 April
2019 pukul 20.25 WIB.

Anda mungkin juga menyukai