Disusun oleh:
Praktikum kerja bangku adalah praktikum teknik dasar yang harus dikuasai
dalam mengerjakan produk kerja bangku pada dunia teknik produksi, pekerjaan kerja
bangku yaitu membuat konstruksi dengan alat tangan, dan dilakukan dibangku kerja
/ragum. Pekerjaan kerja bangku meliputi mengkikir, mengebor, mengetap, stamping,
menyambung, dan melipat plat, menandai, menggergaji, dll.
Istilah kerja bangku di ambil dari istilah sesuai dengan jenis pekerjaan yang
banyak dilakukan diatas bengku atau meja kerja. Kerja bangku adalah pekerjaan manual
yang banyak diterapkan dibrngkel industri dan sekolah kejuruan. Walaupun pekerjaannya
tergolong sederhana. sering kita memiliki permasalahan untuk menentukan perkakas kerja
bangku yang sesuai dengan material benda kerja dan hasil yang di peroleh dengan benar.
Bagaimana prosedur pemakaian agar tidak terjadi kesalahan atau kecelakaan kerja.
Ragum harus disesuaikandengan tinggi pekerja yang akan bekerja, maka tinggi mulut
ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna. Permukaan benda kerja
harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.
3. Kongkol penggores
4. Kikir
Merupakan alat yang terbuat dari baja tempa yang menggandung karbon tinggi
dan meliputi bagian panjang, potongan bentuk dan gigi pemotong yang bisa
digunakan sebagai alat penghalus atau pemerata permukaan plat atau benda kerja
lainnya yang terbuat dari baja karbon tinggi/ baja spesial.
5. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda keras. Dengan menitik
benda kerja maka mata bor yang digunakan tidak meleset dari sasaran.
6. Penggores
Penggores adalah proses pemindahan ukuran-ukuran dari gambar-gambar,
menurut suatu benda kerja, atau menurut petunjut-petunjuk untuk dikerjakan dimesin,
dengan tanda garis-garis.
7. Jangka Besi
Merupakan alat yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menggambar
garis baik yang tegak lurus hingga lingkaran.
8. Palu
Palu adalah pemukul yang harus disediakan pada setiap bengkel. Palu
dilengkapi dengan pemegang/ gagang kayu sebagai tangkai pemukul. Jenis dan uuran
palu bervariasi sesuai dengan fungsinya.
9. Alat pengukur
Didalam kerja bangku ada beberapa alat ukur, yaitu:
1. Jangka sorong.
Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian ukur hingga
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian yaitu bagian diam dan bergerak.
Umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm untuk jangka sorong dibawah 30cm dan
0.01.
3. Mistar Baja.
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek,
selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batang
pada plat yang akan digunakan. Ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-
macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
BAB III
LANGKAH KERJA
1. Pertama siapkan bahan dan alat kerja berupa sebuah plat, dll.
2. Kami melakukan pengukuran dengan mistar siku dan jangka sorong, lalu tandai
dengan menggunakan penggores sesuai dengaan ketentuan yang akan dibuat
yaitu lebar 90 mm dan panjang 120 mm.
3. Cara menggunakan jangka sorong yaitu mula-mula perhatikan skla nonius yang
berimpit dengan salah satu skala utama.
4. Selanjutnya memasang plat besi di ragum dengan 3/4 bagian terjepit. Agar
dapat membentuk ukuran yang diinginkan, lakukan pengikiran plat besi dengan
menggunakan alat kikir.
5. Posisi tubuh pada saat mengikir, berdiri di sisi sebelah kiri ragum dengan kaki
tetap tidak berubah. Kaki harus membentuk sudut poros ragum dan kaki
mendekati sudut 30°untuk kaki kiri dan 75° untuk kaki kanan.
6. Gerakan badan dan kaki posisi badan berdiri tegak dan berlahan-lahan condong
maju selama gerak pemotongan. Kaki sebelah kanan tetap lurus selalu lurus.
Pandangan lurus selalu di tunjukan pada plat yang akan di kikir.
7. Cara memegang kikir yaitu Tangan Kanan peganglah tangkai kikir dengan
posisi ibu jari di atas pegangan dan jari lainya di bawah pegangan. Tangan Kiri
tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jari yang lain sedikit ditekukan akan
tetapi tidak sampai memegang atau mengengam. Gunakan secara perlahan dan
hati-hati.
8. Lakukan pengikiran dengan arah usapan maju tekan dan pada saat usapan
mundur angkat pengikir. Ini berguna untuk memaksimalkan pengikiran dan
memperpanjang pemakaian pengikir.
9. Setelah ukuran plat besi sudah sesuai dengan ketentuan,lepaskan benda kerja
dari ragum, selanjutnya ukur kembali plat besi tersebut dengan mistar siku.
10. Pada langkah selanjutnya, kami melakukan penggoresan dengan meletakkan
plat besi di meja kerja lalu mengukur bagian yang akan dilakukan
menggunakan penggores.
11. Selanjutnya, Setelah dilakukan penggoresan, kami menitik disetiap perpotongan
garis.
12. Kami melakukan langkah demi langkah sesuai dengan sketsa atau denah
gambar yang akan dibuat.
Seperti gambar berikut :
13. Kami menggunakan jangka besi untuk membuat lingkaran yang ada pada
jobsheat atau denah di atas.
14. Dalam melakukan kerja bangku ini, kami membutuhkan waktu yang cukup
lama karena dibutuhkan ketelitian serta kesabaran agar dapat meminimalisasi
kesalahan.
15. Setelah selesai, kami menganalisis kesalahan apa yang terjadi dalam proses
pelaksanaan praktikum kerja bangku.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Praktikum kerja bangku adalah suatu praktek yang membutuhkan kesabaran, serta
ketelitian dalam pengerjaannya.
2. Praktikum kerja bangku ini adalah suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu jobsheet
dengan menggunakan cara manual sebagai bekal dasar untuk menempuh mata kuliah
selanjutnya.
3. Dalam penggunaan setiap alat-alat maka hendaknya selalu memperhatikan prosedur
memperhatikan prosedur pemakaian sehingga dapat digunakan secara maksimal sesuai
dengan fungsi dari setiap alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA