Anda di halaman 1dari 22

Laporan Praktikum Proses Produksi

KERJA BANGKU

BAB I

PENDAHULUAN

Industri zaman sekarang sudah menggunakan teknologi-teknologi yang


canggih dan moderen, sehingga sebagai seorang mahasiswa teknik, terutama
teknik mesin harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menghadapi
tantangan dalam dunia industri tersebut.

Sebagai seorang mahasiswa teknik mesin yang mempelajari disiplin ilmu


dengan bidang kajian yang sangat luas, semua itu tidak hanya didapat melalui
perkuliahan saja. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa teknik mesin tidak
hanya dituntut untuk mengetahui tentang teori dan perhitungan, tetapi juga harus
bisa mengaplikasikan ilmu tersebut pada bentuk prakteknya. Dengan demikian
seseorang mahasiswa teknik mesin memiliki keterampilan serta kemampuan yang
berkualitas untuk menghadapi tantangan dalam dunia industri.

Salah satu bentuk pengaplikasian ilmu tersebut adalah dengan melakukan


praktikum. Salah satu yang harus dijalani oleh seorang mahasiswa teknik mesin
adalah praktikum proses produksi, karena dengan adanya praktikum ini
mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari mesin-mesin perkakas, dan yang
lebih penting mampu untuk mengoperasikannya.
Praktikum ini merupakan salah satu program dari mata kuliah proses
produksi yang merupakan mata kuliah wajib bagi seorang mahasiswa teknik
mesin dan praktikum ini merupakan syarat kelulusan bagi mata kuliah tersebut.

1
Laporan Praktikum Proses Produksi

1.1 LATAR BELAKANG

Kerja bangku (benchwork) adalah aktivitas kerja yang dilakukan dengan


tenaga dan keahlian dari manusia di meja kerja. Teknik kerja bangku adalah
teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan kerja bangku
didalam dunia teknik permesinan. Kegiatan kerja bangku lebih dititik beratkan
pada pembuatan benda kerja dari material logam dengan perkakas tangan dan
dilakukan dibangku kerja.

Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontriksi geometris yang


sesuai dengan joobsheet atau perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada
pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaanya ditempat
kerja yang meliputi tingkat keterampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat
kesulitan produk yang dibuat dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku
tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada
prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitikberatkan pada etos kerja
yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum
melanjutkan ke pengerjaan yangmenggunakan mesin-mesin produksi.

Aktivitas dalam kerja bangku meliputi :

1) Mengikir
2) Menggregaji
3) Mengebor
4) Mengetap
5) Menyenei

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1. Untuk mengetahui dan lebih mengenal beberapa mesin perkakas dan
penggunaan alat-alat ukur tangan serta fungsinya didalam pengukuran.
2. Aagar dapa membantu memahami metode pengukuran.
3. Agar dapat membantu memahami cara kerja didalam membuat benda kerja
yang akan diberikan.

2
Laporan Praktikum Proses Produksi

4. Untuk mengetahui suatu alat yang dapat digunakan untuk melubangi atau
member pada suatu benda kerja.
5. Agar dapat mengetahui bagian dari mesin bor dan cara menjalankanya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI

Pada bengkel kerja bangku perlatan ukur yang digunakan harus benar-
benar presisi, maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan
pengukuran dan kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus
benar-benar diketahui secara baik. Kerja bangku bukan hanya mengukur saja,
akan tetapi ada pengerjaan pelubangan, pengikiran dan pemotongan. Cara
pengerjaanya pun harus dengan cara yang benar, karna itu menentukan hasil dari
pengerjaajn tersebut, oleh karna itu perlu pengetahuan agar bisa melakukan
pengerjaan yang baik dan benar.

2.2 MACAM-MACAM ALAT KERJA BANGKU

Berikut ini adalah alat-alat kerja bangku :

1. Mistar Baja

Mistar baja adalah alat ukur dassar bengkel kerja bangku. Alata ukur ini
dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan
pengukuran paling kecil sebesar 0,5 mm. Jenis mistar baja yang dipakai pada
bengkel kerja bangku mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada
umumnya panjang mistar baja adalah 150 mm sampai 300 mm, dengan sekala
ukur terdiri dari satuan setengah mili meter dan satuan mili meter.

3
Laporan Praktikum Proses Produksi

Gambar 1.1 Mistar Baja


Dalam bengkel kerja bangku mistar baja ada dua system, yaitu system
metrik dan system imperial. Pada system imperial untuk satuanya dinyatakan
dengan inchi, sedangkan pada system metrik satuan dinyatakan dengan mili
meter.

2. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah suatu alat ukur yang ketelitianya dapat mencapai
sepersepuluh, seperlima puluh dan seperseratus mili meter. Jangka sorong dapat
digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja, kedalaman lobang,
diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan panjang dari suatu
benda kerja, apabila ukuran dari jangka sorong tersebut mencukupi.
Jangka sorong yang sring dipakai :
1/10mm =0.1 mm
1/20mm =0.005 mm
1/50mm =0.02 mm

Gambar 1.2 Jangka Sorong

4
Laporan Praktikum Proses Produksi

Ukuran jangka sorong ada beberapa macam, seperti jangka sorong dengan
panjang 150 mm, 175 mm, 300 mm (system metric). Sedangkan untuk mengukur
mukuran benda kerja yang besar juga digunakan jangka dengan ukuran panjang
lebih dari 1 meter.

Gambar 1.3 Jangka Sorong


Keterangan Gambar :
a. Rahang tetap.
b. Rahang yang dapat digerakan.
c. Sensor untuk pengukuran bagian luar benda kerja.
d. Sensor untuk pengukuran bagian dalam benda kerja.
e. Skala utama.
f. Skala vernier.
g. Baut pengunci, digunakan apabila jangka sorong akan digunakan untuk
melakukan pengukuran benda kerja dengan ukuran sama dan dalam
jumlah yang banyak.
h. Batang pengukuran kedalaman benda kerja.
i. Penyetel, digunakan untuk menggeserkan bagian rahang vernier, sehingga
mencapai posisi tertentu sesuai dengan benda kerja yang akan diukur.

5
Laporan Praktikum Proses Produksi

Ketelitian dari jangka sorong bermacam-macam yaitu ketelitian 0,1 mm


yang berarti pada skala noniusnya dibagi menjadi 10 bagian, dimana setiap bagian
berarti 0,1 mm sedangkan pada sekala utama setiap bagian berarti besarnya 1 mm.
Untuk jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm, maka pada sekala noniusnya
satu bagian pada sekala utama dibagi menjadi 20 bagian, artinya setiap bagian
berharga 0,05 mm, serta jangka sorong denngan lketelitian 0,001 mm.
Mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara memasukan rahang bagian
atas kedalam benda yang akan diukur. Untuk mengukur panjang suatu benda
dengan cara membuka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh
dasar benda. Untuk mengukur kedalaman suatu benda dengan cara menempatkan
benda yang akan di ukur kedalamanya pada tangkai ukur.
Cara membaca hasil pengukuran menggunaksn jangka sorong:
 Bacalah skala utama yang tepat berimpit atau dengan skala terdekat tepat
didepan titik nol skala nonius.
 Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
 Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama +
(skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama
= (skala nonius yang berimpit x 0,01cm).

Gambar 1.4 Jangka Sorong Digital


3. Siku-siku
Siku-siku merupakan peralatan yang dapat berfungsi untuk mengukur
kesikuan benda kerja, memeriksa kesejajaran garis serta merupakan peralatan
bantu dalam membuat garis pada benda kerja. Siku-siku terdiri dari satu blok baja
dan satu bilah baja, dimana keduanya digabungkan sehinnga membentuk sudut 90
derajat antara satu dengan lainya. Bahan pembuat siku-siku adalah baja perkakas,
sehingga ia cukup kuat dan tahan terhadap keausan dan karat.

6
Laporan Praktikum Proses Produksi

Gambar 1.5 Siku-siku


Macam-macam penyiku :
 Siku mati.
 Siku yang dapat diatur.
 Pengukuran sudut kombinasi.

Gambar 1.6 Siku Kombinasi


4. Penggores
Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga
dihasilkan goresan atau garis gambar pada benda kerja. Bahan untuk membuat
penggores ini ialah baja perkakas, sehingga ia cukup keras dan sanggup
menggores benda kerja. Dua jenis penggores kita kenal yaitu, penggores dengan
kedua ujung tajam, tetapi ujung tajam yang satunya lurus sedangkan ujung yang
lainya bengkok, kedua penggores dengan hanya satu ujung yang tajam, sedangkan
ujung yang lainya tidak tajam.

Gambar 1.7 Penggores


7
Laporan Praktikum Proses Produksi

5. Penitik
Ditinjau dari segi fungsinya hanya ada dua jenis, yaitu penitik garis dan
penitik pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting untuk melukis
dan menandai, sebab masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri.

Gambar 1.8 Penitik


6. Stempel Huruf Dan Angka
Stempel huruf adalah alat yang digunakan untuk memberi tanda huruf
pada besi dengan cara memukulnya dengan keras, sedangkan stempel angka
adalah alat yang digunakan untuk memberi tanda angka pada besi dengan cara
memukulnya dengan keras dan usahakan sekali pukul.

Gambar 1.9 Stempel Huruf


7. Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,
artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian
ragum lebih kuat dari benda kerja yang menjepitnya. Untuk menghasilkan
penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya di pasangkan baja
bergerigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum
digerakan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir

8
Laporan Praktikum Proses Produksi

digerakkan/diputar searah jarum jam maka rahang ragum akan menutup, tetapi
bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan terbuka.

Gambar 1.10 Ragum


Macam-macam ragum :
 Ragum ekor
 Ragum sejajar

Gambar 1.11 Macam-macam Ragum


8. Palu (hammer)
Palu merupakan alat tangan yang sudah lama dipergunakan dalam bengkel
dalam seluruh kegiatan pekerjaan umat manusia. Ukuran palu ditentukan oleh
berat dari kepala palu, seperti palu 250 gr, 500 gr, 1000 gr dan bahkan palu
dengan berat 10 kg.
Jenis palu dibagi menjadi dua yaitu palu keras dan palu lunak. Palu keras
adalah palu yang kepalanya terbuat dari baja dengan kadar karbon sekitar 0,6%
proses pembuatanya adalah dengan jalan ditempa, kemudian dikeraskan pada
9
Laporan Praktikum Proses Produksi

bagian permukaanya agar menjadi keras. Pemakaian palu keras pada bengkel
kerja bangku adalah sebagai pemukul pada kerja memotong dengan pahat,
menempa dingin, pada pekerjaan assembling/perakitan, membengkokkan benda
kerja palu keras yang umum dipakai pada bengkel kerja bangku adalah jenis palu
keras yaitu palu konde (ball peen hammer), plu pen searah (straight peen hammer)
dan palu pen melintang (cross peen hammer).

Gambar 1.12 Palu Keras


Palu lunak adalah palu yang permukaan kepalanya terbuat dari bahan
lunak seperti pelastik, karet, kayu, tembaga, timah hitam dan kulit. Palu lunak
biasanya digunakan sebagai alat bantu pada pekerjaan pemasangan benda kerja
pada mesin frais, skrap dan merakit benda kerja pada bengkel perakitan.
Disamping itu juga banyak digunakan pada bengkel kerja plat, sebagai listrik
bengkel pipa.

Gambar 1.13 Palu Lunak

10
Laporan Praktikum Proses Produksi

9. Kikir
Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat
permukaan benda kerja sedikit demi sedikit, ssehingga dapat dihasilkan
permukaan benda kerja yang halus. Bahan untuk membuat kikir adalah baja
karbon tinggi, dimana kandungan karbon pada baja besi ini adalah kurang 0,7
sampai 0,8. Untuk mendapatkan pisau potongnya maka permikaan kikir dicacah
dengan pisau yang keras dan tajam.

Gambar 1.14 Kikir


Ditinjau dari sifat kekasaran gigi pemotongnya maka kedua jenis kikir ini
juga mempunyai lima sifat kekasaran yaitu sangat kasar, kasar, sedang, halus dan
sangat halus. Kikir sangat kasar digunakan untuk pemotongan secara cepat
sehingga ia digunakan untuk pemotongan pendahuluan. Kikir kasar digunakan
untuk pemotongan awal, tanpa memperhitungkan kehalusan permukaan benda
kerja. Kikir sedang digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah dikikir
dengan menggunakan kikir kasar atau kikir sangat kasar sebelum dikerjakan
dengan menggunakan kikir halus. Kikir halus digunakan untuk pengikiran pada
pekerjaan akhir (finishing) di mana kehalusan permukaan benda kerja sangat
diperlukan. Kikir sangat halus digunakan untuk pekerjaan finishing terutama
untuk benda kerja dengan ketelitian yang tinggi.

Gambar 1.15 Mata Pisau Kikir

11
Laporan Praktikum Proses Produksi

Berdasarkan bentuk fisiknya, kikir dibedakan menjadi dua macam, yaitu


kikir rata dan kikir instrumen. Kikir rata digunakan untuk mengikir benda yang
permukaannya rata, sedangkan kikir instrumen untuk pengikiran benda-benda
kerja yang kecil atau instrumen dari suatu peralatan.

Gambar 1.16 Jenis-jenis Kikir

Dua macam gigi pemarutnya :

 Gigi tunggal (gigi pemarut tunggal)


 Gigi kembar (gigi pemarutnya salung menyilang)

Bentuk kikir dapat dibagi dua :

 Kikir berukuran besar


 Kikir berukuran kecil

Menurut bentuk dan jenisnya :

 Kikir pipih
 Kikir segi empat
 Kikir segi tiga
 Kikir rata
 Kikir bulat
 Kikir pilar
 Kikir pisau
 Kikir setengah bulat

12
Laporan Praktikum Proses Produksi

 Kikir crossing
 Kikir cabinet.

Cara Memegang dan Menekan Kikir

Untuk mengikir permukaan bagian tebalnya, kedudukan kikir diserongkan 25°


terhadap garis siku dari sisi memanjang benda kerja. Untuk menhasilkan
permukaan yang rata pada bidang persegi yang luas, lakukan cara pengikiran
menyilang yang selanjutnya dibuat arah sejajar bidang pinggir. Tanda panah
menunjukan arah jalannya kikir.

Gambar1. 17 Posisi Mengikir


10. Geregaji
Geregaji digunakan untuk mempersiapkan bahan bakal yang akan
dikerjakan atau dibuat benda kerja. Prinsip kerja dari geregaji adalah langkah
pemotongan kearah depan, sedangkan langkah mundur mata geregaji tidak
melakukan pemotongan.

Gambar 1.18 Geregaji

13
Laporan Praktikum Proses Produksi

11. Bor Atau Drilling


Pengeboran adalah proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan
mata bor (twist drill).Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis
yaitu mesin bor bangku untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan
mesin bor tiang untuk pekerjaan yang lebih besar.

Gambar 1.19 Mesin Bor

Keterangan :

Mesin Bor Bangku

1. Tombol
2. Tuas penekan
3. Tuas pengikat
4. Alas mesin bor
5. Meja mesin bor
6. Penjepit bor
7. Pengaman
8. Mur penyetel
9. Rumah sabuk

Mesin Bor Tiang

1. Tuas pengatur kecepatan


2. Tuas penekan
3. Sumbu bor
4. Meja mesin bor

14
Laporan Praktikum Proses Produksi

5. Tiang
6. Landasan/bantalan
Perkakas sebagai kelengkapan mesin bor di antaranya ragum untuk
mencekam benda kerja pada saat akan di bor, klem set untuk mencekam benda
kerja yang tidak mungkin dicekam, landasan (blok paralel) sebagai landasan pada
pengeboran lubang tembus untuk mencegah ragum atau meja mesin turut terbor,
pencekam mata bor untuk mencekam mata bor yang berbentuk silindris, sarung
pengurang untuk mencekam mata bor yang bertangkai konis, pasak pembuka
untuk melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas mata bor dari
sarung pengurang, boring head untuk memperbesar lubang baik yang tembus
maupun yang tidak tembus dan mata bor yang berfungsi sebagai pemotong.
Mata bor terdiri dari bor spiral untuk pembuatan lubang yang diameternya
sama dengan diameter mata bor, mata bor pemotong lurus untuk material yang
lunak seperti kuningan, tembaga, perunggu dan plastik, mata bor untuk lubang
yang dalam (deep hole drill) untuk membuat lubang yang relatif dalam, mata bor
skop (spade drill) untuk material yang keras tetapi rapuh dan mata bor stelite
untuk membuat lubang pada material yang telah dikeraskan. Mata bor stelite ini
mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja campuran yang tahan panas.

Gambar 1.20 Mata Bor


Cara mengebor :
1. Cekam mata bor, apabila mata bor terlalu kecil untuk dimasukkan pada
tempat pahat gurdi maka perlu disambung dengan sarung tirus, apabila

15
Laporan Praktikum Proses Produksi

masih kurang besar sarung tirus tersebut disambung lagi dengan


sambungan sarung tirus.
2. Cekam benda kerja bisa menggunakan ragum. Benda kerja yang tidak
terlalu besar ukurannya biasanya dicekam dengan ragum mejaatau ragum
putar. Apabila diinginkan membuat lubang pada posisi menyudut
pencekaman bisa menggunakan ragum sudut.
3. Agar ragum tidak bergetar atau bergerak ketika proses pembuatan lubang,
sebaiknya ragum diikat dengan klem C. Beberapa alat bantu pencekaman
yang lain bisa juga digunakan untuk mengikat benda kerja pada meja
mesin bor. Benda kerja dengan bentuk tidak teratur, terlalu tebal atau
terlalu tipis tidak mungkin bisa dipegang oleh ragum, maka pengikatan
pada meja mesin bor dilakukan dengan alat bantu pencekaman dengan
bantuan beberapa buah baut T.
4. Kencangkan bor.
5. Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.
6. Ukur panjang sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan kedalaman
ulir yang akan dibor.
7. Tekan tombol “ON”.
8. Gerakkan tuas penekan perlahan – lahan searah dengan jarum jam.
Pemutaran tuas penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi
semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan
membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan beram
keluar dari lubang pengeboran.

16
Laporan Praktikum Proses Produksi

BAB III
PROSES PENGERJAAN PALU

3.1 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

 Sikat kawat
 Penitik
 Kikir halus
 Pahat baja
 Palu
 Geregaji
 Penggores
 Siku baja
 Bor dan mata bor
 Kunci bor
 Jangka sorong
 Cap/drip nomor
 Ragum

3.2 CARA KERJA

1. Siapkan benda kerja (specimen) dan alat-alat yang digunakan.


2. Mulailah dengan mengukur benda kerja dengan jangka sorong dan alat
ukur lain dengan melihat gambar benda kerja yang diberikan oleh asisten.
3. Tandai dan gambar bagian tertentu masing-masing dengan penitik dan
penggores.
4. Pasang specimen pada ragum untuk menggeregaji dan mengikir.
5. Ratakan permukaan menggunakan kikir sehingga permukaan satu dengan
yang lainya membuat siku-siku.

17
Laporan Praktikum Proses Produksi

6. Bor bagian yang sulit di geregaji agar mudah didalam pengerjaanya.


Jangan lupa sebelumnya diberi tanda dengan penitik untuk ujung mata bor.
7. Kikirlah bagian yang mempunyai bentuk radius dengan kikir bulat dan
bagian bersudut dengan kikir segitiga.
8. Ketekunan dan ketelitian anda diperlukan dalam praktikum ini.
9. Setelah rata dan halus berikan nomor mahasiswa pada specimen dengan
drip nomor.
10. Specimen yang telah selesai dikerjakan kemmudian digambar pada kertas
jurnal yang telah diberikan asisten kemudian specimen dan jurnal
diserahkan kepada asisten.
11. Rapihkan alat dan bahan yang dipakai, kembalikan alat yang dipinjam dan
bersihkan tempat praktikum.

18
Laporan Praktikum Proses Produksi

3.3 PERHITUNGAN ANALISA KERJA BANGKU

A. Proses Pemotongan dengan Gergaji


Diketahui : Upah SDM= Rp. 175,000 perhari = Rp. 25,000 per jam
= Rp. 417 per menit

L = 28.8 mm
V sayat = 0.1 mm/cycle
t /cycle = 2 detik

Ditanya : t pengerjaan = ?

Penyelesaian : n sayat = L
V
= 28.8
0.1
= 288 Kali

t pengerjaan = n sayat x t cycle


= 288 x 2
= 576 detik = 9.6 menit

Biaya Proses Pemotongan = Lama pengerjaan x Upah SDM permenit


= 9.6 x Rp. 417
= Rp. 4,000

B. Proses Pengikiran
Diketahui : Upah SDM = Rp. 175,000 perhari = Rp. 25,000 per jam
= Rp. 417 per menit

H = 0.25 mm
L = 70 mm
V sayat = 0.025 mm/cycle
t /cycle = 2 detik
n bidang = 4 bidang

Ditanya : t pengerjaan = ?

Penyelesaian : n sayat = H
V
= 0.25
0.025
= 10 Kali

19
Laporan Praktikum Proses Produksi

t pengerjaan = n sayat x t cycle x L x n bidang


= 10 x 2 x 70 x 4
= 5600 detik = 93 menit per bidang

Biaya Proses Pengikiran = Lama pengerjaan x Upah SDM permenit


= 93 x Rp. 417
= Rp. 38,889

Biaya Proses Kerja Bangku = Biaya Proses Pemotongan x Biaya Proses Pengikiran
= Rp. 4000 + Rp. 38889
= Rp. 42,889

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pada pekerjaan bangku dibutuhkan ketelitian, kesabaran, dan ketekunan


yang tinggi karena pekerjaan ini menentukan baik buruknya produk yang
dihasilkan. Apabila pengukuran kurang presisi maka produk yang dihasilkan akan
cacat atau tidak sesuai standar yang diharapkan.

Untuk menghasilkan palu besi yang baik dengan waktu pengerjaan yang
cepat, diperlukan peralatan seperti gergaji, kikir, mata bor yang tajam. Sebelum
pekerjaan di mulai perlukan dilakukan pengecekan peralataan. Bila ada gergaji ,
kikir dan mata bor yang tumpul perlu dilakukan pengasahan terlebih dahulu atau
di ganti dengan yang baru

20
Laporan Praktikum Proses Produksi

Dari pengerjakan praktek kerja bangku kemarin saya selaku penulis dapat
menyimpulkan bahwa masih banyak mahasiswa yang kurang menguasai pelajaran
fabrikasi logam.

Kemudian dalam pengerjaan kerja bangku saya menemukan kesulitan


mengikir rata dan siku karena dibagian ini dituntut untuk rata dan siku antara sisi
satu dengan yang lain.

4.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang didapat melalui laporan ini, untuk


mengatasi kesulitan mahasiswa dalam penguasaan kerja bangku disarankan:
 Pada proses praktek kerja bangku mahasiswa harus ditekankan pada tahap
perataan dan kesikuan benda kerja sehingga mendapat hasil yang baik dan
dapat bersaing di perusahaan.
 Agar diadakan penelitian tentang kesulitan mengenai cara kerja bangku,
sehingga diharapkan dosen bidang setudi pabrikasi logam dapat
menggunakan sebagai dasar remedial atau titik acuan untuk mencapai
mutu yag baik.
 Pada saat praktek kerja membuat palu, ditemukan peralatan seperti gergaji
besi, kikir yang sudah tumpul sehingga menghambat proses kerja.
Disarankan unutk disiapkan gergaji dan kikir yang masih tajam atau
masih baru

21
Laporan Praktikum Proses Produksi

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7606729/Laporan_lengkap_kerja_bangku

22

Anda mungkin juga menyukai