Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIK KERJA BANGKU DAN PLAT

Laporan Praktik Kerja Bangku dan Plat


Dosen : Bapak Ir. Pinihas

Politeknik Gunakarya Indonesia

Disusun oleh :
Nama           : Fajar Exsa Adiyansah
NIM             :
KATA PENGANTAR

Puji syukur  ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat rahmat, taufiq, inayah,
dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah penyusunan laporan ini dapat
diselesaikan sesuai dengan rencana.Tugas Laporan hasil praktikum mata kuliah praktek kerja
bangku dan plat.
Terwujudnya laporan ini telah melibatkan berbagai pihak. Untuk sumbang saran yang
konstruktif yang telah diberikan, kami patut menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:

1. Bapak Ir. Pinihas selaku dosen mata kuliah Praktek Kerja Bangku dan plat yang telah
membimbing selama proses pembelajaran dan praktikum.
2. Teman- teman yang yang telah berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan
praktikum.
3. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung
terselesaikannya laporan ini.

Semoga atas bantuan moril dan materiil tersebut, Allah SWT senantiasa melimpahkan
kekuatan dan petunjuk-Nya sebagai amal sholeh dan senantiasamendapat balasan karunia
yang berlimpah dari- Nya.

                                                                                               
                                                                                            

Bekasi, 4 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

COVER. …………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...         i
DAFTAR ISI ………………………………………………………..…………………...       ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKAN…………………………………………….…………………....    1
B. TUJUAN……………………………………………………………………………...     2
C. MANFAAT…………………………………………………….……………………..     2

BAB II  KAJIAN PUSTAKA


A. LANDASAN TEORI………………………………………………………………...       3
B. KESELAMATAN KERJA…………………………….. ……………………………       15

BAB III METODE PRAKTIKUM


A.PELAKSANAAN PRAKTIKUM…………......………................................ ..............       17
a. PRAKTIK MEMBUAT ENGSEL………...……………………....…..……………...       23

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN……..………………………………………………..……………....       28
B. SARAN………….…………………………………………………………………....      28

DAFTAR PUSTAKA…..……………………………………………….…………….....      28
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktikum Pembentukkan Dasar merupakan sebuah mata kuliah wajib yang harus
diikuti oleh mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin yang mana di dalamnya tercakup tiga
praktik yaitu pembuatan Engsel. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa diharapkan tidak hanya
mampu mengaplikasikan segala ilmu dan teori-teori yang telah didapatkan di bangku
perkuliahan, tetapi juga harus mampu menimba pengetahuan baru dan bekerja sama di tempat
mereka melakukan praktek ini.
Mahasiswa teknik mesin harus benar-benar memahami dan menguasai kerja bangku
sebagai bekal bekerja dalam industri, dimana praktik kerja bangku sendiri adalah praktikum
teknik dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan produk kerja bangku pada dunia teknik
produksi.
Kerja bangku tidak hanya menitikberatkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada
prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitikberatkan pada etos kerja yang meliputi
ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan
yang menggunakan mesin-mesin produksi.
Kemudian ada beberapa pekerjaan didalam kerja bangku diantaranya mengukur,
menandai, menggergaji, mengikir dan memotong. Sehingga para mahasiswa teknik mesin
harus selalu memperhatikan proses didalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terdapat
didalam praktik kerja bangku tersebut, sehingga akan benar-benar menguasai teknik-teknik
dan kecakapan-kecakapan yang diperlukan dalam kerja bangku.

                                                           
B. TUJUAN
Tujuan praktik pembentukan dasar mesin/kerja bangku adalah sebagai berikut :
         Mahasiswa ahli dalam kerja bangku yang akan memudahkan untuk mencari kerja.
         Mahasiswa dapat menggunakan kikir dan gergaji karena sebagai dasar untuk keahlian kerja
bangku selanjutnya.
         Mahasiswa dapat mengoreksi kesalahan yang terjadi pada saat  kerja bangku.
C. MANFAAT
Manfaat pembentukan dasar mesin/ kerja bangku adalah sebagai berikut :
1.      Para mahasiswa teknik mesin dapat memilih dan menggunakan alat-alat kerja bangku dengan
benar.
2.      Para mahasiswa teknik mesin dapat memilih dan menggunakan teknik-teknik pengerjaan
suatu benda kerja untuk membuat suatu benda kerja.
3.      Para mahasiswa teknik mesin dapat mengikuti materi teknik permesinan pada tingkat
selanjutnya dengan lancar.
4.     Para mahasiswa teknik mesin dapat menjadikan bekal untuk bekerja di dunia industri.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
     

A. LANDASAN TEORI
1. KIKIR
Kikir  terbuat  dari   baja  karbon  tinggi  yang  ditempa  dan   disesuaikan dengan
ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Tangkainya dibiarkan lunak agar kuat.
Badan kikir keras dan rapuh, maka hampir semua kikir harus disimpan secara terpisah dan
dilindungi untuk mencegah patah. Kikir diklasifikasikan menurut jenis gigi, kekasaran gigi,
penampang, dan panjang.
Derajat kekerasan kikir adalah kasar, setengah kasar dan sangat halus. Kemudian
guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda dipergunakan
untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan membuat sudut 45°, yang lain 70°,
kedua-duanya terhadap sumbu memanjang kikir. Guratan parut digunakan untuk pekerjaan
kasar pada bahan lunak, misalnya alumunium.

a. Macam-Macam Kikir
- Bastard
Adalah kikir kasar panjang badan 12”, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25 ; s = 0,01 ;
n = 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.

- Half Smooth
Adalah kikir setengah halus panjang badan 10”, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm, cs =
25 ; s = 0,005 ; n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7.

- Smooth
Adalah kikir halus, panjang badan 8” dengan jumlah gigi 20 gigi/cm  cs = 25 ; s = 0,002
; n = 40 dengan tingkat kehalusan N7 s/d N6.

- Kikir bujur sangkar


Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat jalur, menyiku celah
dan pundak bujursangkar. Ukuran panjangnya guratan 100 mm hingga 500 mm.
- Kikir segitiga
Guratan ganda pada ketiga muka. Digunakan untuk sudut-sudut yang canggung dan
lebih kecil daripada 90°. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 300 mm.
- Kikir bulat
Guratan tunggal atau ganda. Digunakan untuk permukaan yang lengkung, meluaskan
lubang. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 500 mm. Kikir bulat kecil dikenal sebagai alat
kikir ekor tikus.
- Kikir setengah bulat
Guratan ganda satu permukaan berbentuk cembung. Dipergunakan untuk pekerjaan
yang bersifat umum dan mengikir lengkungan bagian dalam. Ukuran panjangnya 100 mm
hingga 450 mm.
- Kikir tipis
Guratannya ganda. Badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis daripada
kikir-kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang sempit, misalnya untuk
mengepas bubungan kunci pintu.

b. Cara Mengikir
Dalam proses pengikiran perlu memperhatikan:
-          Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja
-          Pencekaman benda kerja
-          Pemegangan kikir
-          Posisi kaki dan badan
-          Gerakan kikir
-          Kebersihan kikir

c. Langkah Pengikiran yang Baik


- Pemegangan
Cara pemegangan tangkai kikir pihak pabrik sudah memperhatikan anatomi tangan kita.
Tangan kanan memegang tangkai dan tangan kiri memegang ujung kikir sebagai pengarah
dan pengimbang tenaga dan dorongan.
- Posisi kaki dan badan
Usahakan kaki kiri tegak lurus di bawah ragum membentuk sudut 30 0 dan kaki kanan
membentuk sudut 750. Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan panjang kikir yang
digunakan, sedangkan jarak antara siku dengan permukaan ragum lebih kurang 5 – 8 cm.
Kemudian posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata konsentrasi menghadap
pada benda kerja

d. Perawatan Kikir
Alat-alat kerja bangku tidak boleh diletakkan secara bertumpuk satu dengan lainnya,
agar awet penggunaan kikir dan sesuai dengan fungsinya. Kebersihan kikir perlu dijaga untuk
efisiensi pengikiran, karena chips yang menempel dialur kikir dapat mempengaruhi
pemakanan dan juga kehalusan benda kerja, sehingga setiap 20 – 40 kali (untuk bastard)
pengikiran harus dibersihkan dengan file brush dan arah membersihkannya sesuai dengan
arah alur kikir.

2. RAGUM
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,artinya penjepitan
oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari
benda kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut
ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat.
Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir.
Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan
menutup,tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan
membuka.
Dalam penjepitan benda kerja tidak diharapkan permukaan benda kerja mengalami
kerusakan atau cacat karena jepitan rahang ragum. Guna mengatasi hal itu, maka pada saat
melakukan penjepitan benda kerja dengan ragum hendaknya rahang ragum dilapisi dengan
pelapis. Pelapis tersebut terbuat dari bahan yang lunak seperti baja lunak,pelat tembaga,karet
pejal dan pelat seng yang tebal.
Batang ulir dan rumah ragum harus selalu diperiksa dari proses pelumasan. Pada saat
ditinggalkan rahang ragum harus selalu dalam keadaan tertutup. Ragum bukanlah merupakan
landasan sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan pemukulan benda kerja dengan
dengan ragum sebagai landasan. Hal-hal yang pelu diperhatikan atau yang perlu dipedomani
dalam penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:
1.      Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya.
2.      Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang
ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.
3.      Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan bahan
tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan
mengalami kerusakan/berubah bentuk.
4.      Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan
tersebut dijepit pada rahang ragum.
Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan
bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut
ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna. Ketinggian pemasangan
ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan. Sebagai pedoman
pengaturan tinggi rendahnya penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:
1.      Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang besar seperti pada pekerjaan akhir, benda
kerja dapat di jepit lebih tinggi,artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum
lebih tinggi
2.      Untuk pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperti memahat, menggergaji,
mengikir,mengetap dan menyenai maka kedudukan benda kerja harus serendah mungkin
berada di atas rahang ragum.

3. GERGAJI
Gergaji   digunakan   untuk   memotong   benda   kerja   yang   selanjutnya untuk
dikerjakan kembali. Bingkai/Sengkang terbuat  dari  pipa  baja  yang  kuat  dan  kaku,
sengkang  yang  dapat diatur digunakan   untuk   bermacam-macam panjang dari daun
gergaji.
Daun  gergaji  terdiri  dari  dua  macam  letak  gigi  pemotong  yaitu  gigi pemotong
satu sisi (single cut) dan dua sisi (double cut). Sedangkan bentuk gigi gergaji   ada yang
silang dan ada yang lurus
Tabel 1 Ukuran Mata (Gigi) Gergaji

No.Jumlah Gigi/ Kegunaan
Inci
1. 14 – 18 Untuk bahan pejal st.37, tembaga, kuningan,
besi tuang.
2. 22 – 24 Untuk bahan dengan bentuk tebal dan baja
karbon tinggi.
3. 28 – 32 Untuk bahan dengan bentuk tipis, pelat,
kawat, pipa yang tipis
4. SIKU BAJA
Siku baja adalah alat yang berfungsi untuk menguji kesikuan tepi dan melukis garis
tegak lurus.

5. MISTAR BAJA
Mistar baja mempunyai panjang 30 cm sampai dengan 100 cm dalam skala satuan mm
dan inchi. Alat ini digunakan untuk mengukur panjang dan alat bantu menggores

6. JANGKA SORONG (VERNIER CALIPER)


Vernier caliper atau jangka sorong adalah alat ukur presisi, sehingga ia dapat digunakan
untuk mengukur benda kerja yang secara presisi atau benda kerja dengan tingkat kepresisian
1/100 mm. Ketelitian dari alat ukur ini biasanya 5/100 mm.
Vernier caliper dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja,
kedalaman lubang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan panjang
dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari vernier caliper tersebut mencukupi.

B. KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja  adalah masalah penting yang harus selalu diperhatikan guna
mencapai sukses menyeluruh dalam praktik kerja bangku dan plat. Sehingga dapat
meminimalkan/mencegah kecelakaan saat praktik berlangsung yang dilakukan oleh para
mahasiswa. Kemudian upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah kecelakaann kerja
adalah sebagai berikut :
- Semua mahasiswa diwajibkan memakai pakaian praktik, yaitu wear pack untuk kemudahan
dan kenyamanan saat melakukan praktik serta melindungi tubuh dari segala percikan serbuk
besi yang dihasilkan dari pengikiran logam baja ataupun saat mengebor benda kerja.
- Dipasangnya gambar-gambar disertai kata-kata sebagai tanda-tanda peringatan untuk
mencegah kecelakaan kerja.
- Semua mahasiswa diwajibkan memakai sepatu guna melindungi kaki dari kontak langsung
dengan benda tajam, serbuk besi yang dihasilkan dari pengikiran  logam baja, dan benturan
benda keras yang mengarah ke kaki pada saat melakukan praktik pengikiran.
- Setelah selesai praktik beberapa mahasiswa membersihkan tempat praktik guna menjaga
kebersihan tempat praktik dari sisa-sisa benda kerja seperti serbuk-serbuk besi dan yang
lainnya.
 
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. PRAKTIK MEMBUAT ENGSEL
Ketika Membuat engsel alat dan bahan yang harus disiapkan adalah:
-  Kikir
-    Gergaji besi
- Spidol/ pensil
-    Mistar baja atau Penggaris
-    Ragum
-    Gerinda pemotong
-  Plat besi dengan panjang 60 mm, lebar 45 mm

Proses Pembuatan:
1. Potong 2 buah plat besi dengan panjang 60 mm
2. Kemudian buat kepala engsel dengan ukuran kepala engsel dengan penggaris dan tandai
dengan spidol, panjang 10 mm, lebar 15 mm.
3. Potong menggunakan gergaji pada benda yang telah di tandai menggunakan spidol
kemudian haluskan permukaan menggunakan kikir bastard agar permukaan lebih cepat
termakan oleh kikir, pemotongan lebar dan penjang engsel harus di lebihkan agar proses
pengikiran lebih mudah dan sesuai dengan ukuran. Proses pengikiran harus hati hati
jangan miring usahan datar dan rata agar permukaan rata dan tidak miring. Proses
pengikiran ini perlu kesabaran dan ketelitian agar permukaan lebih rata. Kemudian kikir
menggunakan kikir smooth agar permukaan halus dan rata.
4. Langkah berikutnya membuat lobang engsel sesuai dengan ukuran kepala engsel agar
engsel bisa masuk tanpa ada celah, ukurannya yaitu lebar 15 mm, kedalaman 10 mm
ukur dengan penggaris dan buat tanda.
5. Potong menggunakan gergaji, pemotongan harus lebih kecil dari ukuran untuk
menghindari lubang terlalu besar misalnya lebar 15 mm ketika memotong ukuran dibuat
13 mm agar ukuran lubang tidak terlalu besar, buat potongan menyilang kemudian lurus
agar lebih cepat, jangan sampai melebihi ukuran yang telah di buat.
6. Kemudian ratakan bekas potongan menggunakan kikir buat lubang sesuai ukuran
gunakan kikir bastard agar lebih cepat ketika ukuran sudah mendekati pakai dengan
kikir smooth, coba masukan kepala engsel kalau belum pas (belum masuk) kikir lagi
sampai ukuran pas dan kepala engsel masuk ke lubang engsel tanpa ada celah serta
ukuran presisi.
7. Langkah berikutnya ukuran panjang keseluruhan dari kepala engsel tadi tetap 60 mm,
kemudian lubang engsel keseluruhan 60 mm dipotong menjadi 50 mm, karena sesuai
tugas ketika engsel disambung ukuran keseluruhan adalah 100 mm.
8. Finising haluskan seluruh permukaan engsel menggunakan kikir kemudian beri nama
menggunakan spidol pada engsel.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mata kuliah praktikum Bangku dan Plat melatih mahasiswa teknik mesin dalam ketelitian
dimana dalam hal ini adalah mengukur kerataan sisi dari sebuah benda, kesikuan dan juga
dimensi dari benda, serta tepat waktu dimana dalam hal ini adalah para mahasiswa harus bisa
menyelesaikan  atau membuat benda kerja sesuai dengan waktu yang telah diberikan  oleh
dosen mata kuliah Praktik Kerja Bangku dan Plat.
Kemudian persyaratan kompetensi mahasiswa teknik mesin dan kualitas benda kerja
terletak kepada pemahaman dalam praktik kerja bangku dan pelaksanaannya atau proses
pengerjaanya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar penguasaan alat tangan,
teknik-teknik atau langkah-langkah yang digunakan,  tingkat kesulitan produk yang dibuat,
dan tingkat kepresisian hasil kerja.

B. SARAN
Dalam proses melaksanakan praktik ada sebagian mahasiswa yang belum begitu
mahir menggunakan alat dan belum begitu menguasai cara pembuatan bahan. Oleh sebab itu
saya memberikan saran agar Bapak Pengampu  lebih memerhatikan dan memberikan
mahasiswanya tata cara dan proses membuat bahan dengan benar dan baik . Dan saya harap
alat-alat yang digunakan dalam kondisi baik, soalnya kebanyakan alat sudah tidak layak
pakai.

Anda mungkin juga menyukai