Anda di halaman 1dari 19

MI 1202 PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1


MODUL PM-02 KERJA BANGKU

Kelompok : D-09
Aggota Kelompok : Gayuh Tentri (A018002)
Yusuf Haidar Al Maniq (A018037)
Hans Obed Edrea Simbolon (A018044)

Tanggal Praktikum : 14 Maret 2019


Tanggal Penyerahan Laporan : 18 Maret 2019
Nama Asisten : Steven Setiadi
NIM Asisten : 13116065

Laboratorium Teknik Produksi


Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kerja bangku merupakan proses manufaktur yang dilakukan secara manual. Terdapat
beberapa proses pengerjaan dalam kerja bangku, diantaranya mengikir, memahat, dan
menggergaji. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang terampil dalam kerja bangku,
dibutuhkan pendidikan dan pelatihan rutin. Praktikum kerja bangku merupakan pekerjaan
dasar yang harus dikuasai, khususnya dalam pekerjaan yang berkaitan dengan bidang teknik
mesin. Kunci utama keberhasilan dari kerja bangku adalah kesabaran dan ketelitian dalam
bekerja. Pada praktikum kali ini praktikan melatih kemampuan dan keahlian kerja bangku
untuk mendukung praktikum selanjutnya dan dalam aplikasi di dunia nyata.

1.2. Tujuan
1.2.1 Menentukan jenis perkakas yang cocok untuk berbagai jenis kerja bangku
1.2.2 Membuat benda kerja sesuai dengan gambar teknik
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Praktikum Kerja Bangku

Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam pembuatan benda
kerja secara manual. Proses praktikum kerja bangku dilakukan secara manual.
Praktikum kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja
dengan baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar
tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika
mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara
pengerjaan praktikum kerja bangku.

2.2 Macam-macam Perkakas Tangan


2.2.1 Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan
mekanik seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain-lain. Agar
benda kerja tidak mengalami kerusakan maka pada mulut ragum di lengkapi dengan
vice klem.

Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi


pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja
kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri
sempurna.
Hal-hal yang pelu diperhatikan dalam penjepitan benda kerja pada ragum
adalah sebagai berikut:

1. Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak
rusak permukaannya.
2. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari
rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.

3. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan
bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit
tidak akan mengalami kerusakan/berubah bentuk. Untuk penjepitan benda kerja
yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada
rahang ragum.

2.2.2 Kikir
Material kikir adalah material yang terbuat dari baja dengan karbon tinggi.
Alat ini digunakan untuk mengikis sebagian material dengan tujuan untuk meratakan
atau membuat bentuk lain sesuai keinginan. Jenis kikir yang digunakan menurut
tingkat kehalusan dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kikir Bastard
Merupakan kikir kasar dengan panjang badan 12 inchi, dengan jumlah gigi 9
gigi/cm, cs = 25,s = 0,01, n = 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8. b.
2. Kikir Half Smooth
Kikir setengah halus dengan panjang badan 10 inchi, dengan jumlah gigi 12
gigi/cm, cs = 25,s = 0,005, n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7c.
3. Kikir Smooth
Kikir halus yang memiliki panjang badan 8 inchi dengan jumlah gigi 12
gigi/cm dengan jumlah gigi 20 gigi/cm, cs = 25 s = 0,0025 n = 40

Adapun cara mengkikir yang tepat antara lain:


a. Posisi Tubuh
Posisi tubuh selama mengikir yaitu, berdiri di sisi sebelah kiri ragum
dengan posisi kaki yang tetap, tidak berubah. Kaki harus dibuka dengan
menyesuaikan panjang kikir. Sudut antara poros ragum dan kaki mendekati 30
derajat untuk kaki kiri dan 75 derajat untuk kaki kanan. Posisi badan tegak dan
perlahan condong maju selama gerak pemotongan. Kaki sebelah kanan tetap lurus.
Pandangan lurus fokus terhadap benda kerja.
b. Cara Memegang Kikir
1) Tangan kanan : Peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari di atas pegangan
dan jari lainnya di bawah pegangan.
2) Tangan kiri : Tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jari-jari lain sedikit
ditekukan akan tetapi tidak sampai memegang atau menggenggam.
3) Menggunakan kikir ukuran kecil dengan gerakan yang tidak terlalu kuat dan
pegang kikir dengan tangan kanan dan ujung kikir dipegang oleh ibu jari dan
jari-jari lainnya

2.2.3 Gergaji Besi


Gergaji besi adalah alat produksi yang berfungsi untuk menggergaji lapisan
atau lempengan besi tipis, berbeda dengan gergaji kayu, gergaji besi memiliki
gerigi berukuran kecil dan terdapat mur kupu-kupu pada ujung depan dan
belakangnya sebagai pengencang dan penggendor daun gergaji besi. Gergaji besi
terdiri dari “sengkang” dan “daun gergaji” ,sengkang
adalah pegangan untuk menggergaji sedangkan daun gergaji adalah bagian
bergerigi yang mempunyai gigi lurus dan berbentuk zig-zag.

Langkah-langkah menggunakan gergaji tangan dengan baik dan benar yaitu:


1. Perkirakan tinggi ragum apakah sudah sesuai dengan tinggi badan
praktikan.
2. Tentukan posisi yang akan dipotong dengan mengukurnya menggunakan
mistar baja sesuai panjang yang diinginkan.
3. Beri tanda posisi berupa goresan dengan penggores pada garis yang akan
dipotong.
4. Cekam benda kerja pada ragum, usahakan bagian yang bebas sependek
mungkin dan posisi garis gores cukup dekat dengan sisi ragum.
5. Sebelum menggergaji, daun gergaji harus ditegangkan terlebih dahulu
dengan mengencangkan mur kupu-kupu di ujung daun gergaji.
6. Atur posisi telapak kaki kiri dan kanan dengan benar
7. Pegang gergaji dengan tangan kiri dan kanan dengan benar
8. Sebelum memulai pemotongan, buatlah alur disisi ujung benda kerja.
9. Letakkan gergaji pada alur tersebut dan miringkan ke depan sekitar 30
derajat.
10. Usahakan paling sedikit terdapat 2 atau 3 mata potong.
11. Atur posisi dengan benar.
12. Gerakkan gergaji dengan lurus dan kuat, naikkan sedikit posisi gergaji
pada saat bergerak ke belakang.
13. Lakukan proses penggergajian dengan irama yang benar.
14. Setelah selesai, kendorkan daun gergaji dengan cara mengendorkan mur
kupu-kupu.

2.2.4 Mesin Gerinda Tangan


Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda
benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam
yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda bertujuan untuk mengasah
benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk
benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, atau merapikan hasil pengelasan,
membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan
benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.

Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11000 -


15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu grinda, yang merupakan komposisi
aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus
permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan
tersebut, mesin gerinda juga dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan
menggunakan batu grinda yang dikhususkan untuk memotong.

2.2.5 Mesin Gerinda Duduk


Mesin gerinda jenis ini digunakan untuk mengasah perkakas potong yang
berukuran kecil seperti mata bor, pahat tangan, pahat bubut pisau, kapak, golok, dan
lain-lain. Pada jenis mesin gerinda duduk, batu gerinda kasar dipasang pada poros
sebelah kiri sedangkan pada poros sebelah kanan dipasang batu gerinda halus.
Pemasangan dua batu gerinda ini dimaksudkan agar mesin gerinda ini memiliki dua
fungsi, yaitu sebagai pemotong benda kerja (dengan batu gerinda kasar) dan sebagai
pengasah perkakas potong (dengan batu gerinda halus).

Proses penggerindaan dilakukan dengan cara yaitu benda kerja didekatkan dan
ditempelkan ke roda gerinda yang berputar hingga permukaan benda kerja terkikis
oleh roda gerinda. Selain untuk mengikis atau mengasah, gerinda ini juga bisa
digunakan untuk menempa atau membuat perkakas baru, seperti misalnya membuat
pisau khusus buat meraut bambu, membuat obeng, membuat suku cadang mesin jahit
atau alat bantu lainnya.

Bagian dari mesin gerinda duduk yaitu badan mesin berfungsi sebagai
peredam getaran dan untuk menopang meja kerja dan kepala rumah spindle, bagian
poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan
yang tinggi selain itu juga dibebani oleh gaya pemotongan dari berbagai arah pada
batu gerindanya. Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi hasil
kerja pada proses penggerindaan karena diatas meja inilah benda kerja diletakkan.
BAB III

DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Gambar Proses

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6


Proses kerja bangku dalam praktikum bertujuan untuk mengubah benda kerja sesuai
dengan gambar teknik yaitu pertama melalui tahap marking out atau menandai bagian
yang akan dipotong. Kemudian benda kerja dipotong menggunakan gergaji hacksaw
seperti terlihat pada gambar 1. Benda kerja diratakan permukaannya dengan gerinda
tangan (gambar 2 dan 3), dan dibuat fillet dengan menggunakan gerinda duduk
(gambar 4). Benda kerja jika terlalu panas saat digerinda duduk dapat dimasukkan ke
coolant agar suhunya menjadi normal (gambar 5). Benda kerja yang telah di-fillet
kemudian dilakukan tahap finishing dengan dikikir permukaannya (gambar 6) agar
lebih halus dan rata.
BAB IV Gayuh Tentri

ANALISIS A018002

4.1. Prosedur
1) Melakukan marking out, yaitu menandai bagian yang akan dipotong.
2) Sebelum baja steel dipotong, baja steel dicekamkan pada ragum dengan tujuan
untuk mempermudah proses pemotongan benda kerja.
3) Benda yang telah ditandai dan dicekam pada ragum, kemudian dipotong
menggunakan gergaji hacksaw. Pada saat pemotongan menggunakan gergaji
posisi pemotongan sedikit dilebihkan dari garis pemotongan.
4) Permukaan benda diperhalus menggunakan gerinda dan juga untuk mereduksi
sisa lebih pemotongan gergaji, hingga tidak terdapat bagian yang tajam
sehingga aman saat digunakan.
5) Benda kerja diberi fillet pada bagian yang telah ditentukan dengan
menggunakan gerinda duduk.
6) Perhalus permukaan benda kerja dengan menggunakan gerinda duduk, untuk
bagian yang sulit terjangkau jika menggunakan gerinda duduk, digunakanlah
gerinda tangan untuk memperhalus bagian tersebut.
7) Tahap terakhir pada benda kerja yaitu dilakukan pengikiran pada tiap tepian dan
permukaannya. Tepi sisi benda kerja dikikir untuk chamfering, dan
permukaannya dikikir untuk diratakan dan diperhalus. Proses pengikiran ini
dilakukan dengan tujuan meratakan dan pemperhalus bagian tepi dan
permukaan benda kerja, hingga tidak ada bagian yang kasar dan tajam, sehingga
aman untuk digunakan.
4.2. Analisis Benda kerja
Sebelum praktikum, benda kerja (baja steel) memiliki permukaan yang kasar,
tidak rata, dan terdapat beberapa bagian dalam keadaan berkarat. Benda kerja tersebut
juga belum berbentuk fillet dan chamfer. Setelah praktikum terbentuklah fillet dan
chamfer pada bagian dan dengan ukuran tertentu sesuai dengan gambar teknik yang
dijadikan patokan. Selain itu, setelah praktikum dilakukan permukaan benda kerja
menjadi lebih halus, rata, tidak terdapat bagian yang tajam dan tidak lagi terdapat
warna kehitaman pada permukaannya akibat proses perkaratan.
4.3. Parameter Proses
Selama praktikum parameter proses yang diubah diantaranya sudut gergaji,
pengaruhnya dalam proses menggergaji lebih mudah dan lebih cepat dilakukan jika
posisi gergaji sedikit miring dari benda kerja. Sudut kikir digunakan untuk
menghaluskan permukaan dan membuat chamfer. Untuk menghaluskan permukaan,
kikir diarahkan dengan posisi sejajar dengan permukaan benda. Untuk membuat
chamfer dengan kikir, posisi kikir di sisi benda sedikit miring sesuai sudut chamfer
yang diinginkan. Kecepatan menggergaji, semakin cepat gerak pemotongan maka
semakin cepat benda kerja terpotong.
4.4. Fenomena
Semua alat kerja dalam kondisi baik, hanya masalah praktikan yang belum
berpengalaman sehingga terdapat beberapa bagian dari benda kerja yang
pengerjaannya tidak sempurna, selain itu kemampuan praktikan yang kurang,
menyebabkan hasil penggergajian menjadi sedikit miring, tidak presisi dan kurang
akurat, tetapi hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap fungsi benda kerja yang
akan dibuat dan tidak mempengaruhi proses assembly . Kemudian, geram saat proses
gerinda, baik gerinda tangan maupun gerinda duduk, menyala dan membentuk bunga
api. Hal tersebut disebabkan karena gesekan antara batu gerinda dengan benda kerja
yang berhubungan dengan kecepatan putaran gerinda

Yusuf Haidar Al Maniq

A018037
4.1 Prosedur

1. Sebelum melakukan pemotongan benda kerja menggunakan gergaji besi


(hacksaw), tandai terlebih dahulu benda kerja yang akan dipotong dengan
menggunakan penggores.
2. Pasang benda kerja pada ragum dengan erat dan kuat. Tanda yang akan dipotong
pada benda kerja harus tegak lurus terhadap sumbu horizontal ragum.
3. Potong benda kerja menggunakan gergaji jenis hacksaw dengan cara yang baik
dan benar dan tidak melebihi dari tanda yang telah ditentukan.
4. Kemudian benda kerja diperhalus menggunakan gerida tangan dan diratakan.
5. Selanjutnya membuat fillet dan chamfer menggunakan gerinda duduk.
6. Lalu benda kerja diperhalus lagi menggunakan kikir.

4.2 Analisis Benda Kerja

Sebelum melakukan praktikum, permukaan benda kerja masih kasar, ujung setiap
tepinya runcing, ukuran benda kerja belum sesuai dengan yang diinginkan. Setelah
praktikum, benda kerja memiliki permukaan yang halus, terdapat fillet dan chamfer, serta
ukurannya telah sesuai dengan yang diinginkan.

4.3 Parameter Proses

Selama praktikum, parameter proses yang diubah yaitu sudut saat melakukan proses
gergaji dan kikir. Pengaruhnya yaitu agar proses penggergajian lebih cepat memakan
benda kerja dan pada proses kikir tergantung proses yang diinginkan, seperti jika ingin
menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja, posisi kikir sejajar dengan
permukaan benda kerja, sedangkan jika ingin membuat chamfer, posisi kikir dimiringkan.
Adapun kecepatan dari mesin gerinda tangan dan gerinda duduk yang digunakan tetap.
Saat menggunakan mesin gerinda tangan dan gerinda duduk menghasilkan geram yang
menyala.

4.4 Fenomena

Saat praktikum, geram yang dihasilkan saat menggunakan mesin gerinda tangan dan
gerinda duduk menyala seperti bunga api. Hal tersebut disebabkan karena besarnya
gesekan antara batu gerinda yang memiliki kekerasan dan kekasaran tertentu dengan
permukaan benda kerja. Fakor lain yaitu karena kecepatan dari mesin gerinda tangan dan
gerinda duduk. Selain itu, fenomena yang terjadi saat menggunakan gergaji besi untuk
memotong benda kerja menghasilkan permukaan yang tidak rata. Hal tersebut disebabkan
karena gerakan bolak-balik yang dilakukan oleh praktikan (manusia) yang tidak presisi
dan akurat saat melakukan pemotongan.

Hans Obed Edrea Simbolon

A018044
4.1 Prosedur

1. Mengukur benda dan menandai bagian yang akan di potong sesuai dengan ukuran
yang ditentukan pada gambar di modul
2. Benda kerja dilektakkan pada ragum lalu dipotong di bagian yang ditandai
menggunakan gergaji
3. Benda diperhalus menggunakan Gerinda duduk dan benda kerja yang telah diberi
fillet untuk membentuk chamfer menggunakan gerinda duduk
4. Benda diperhalus lagi dengan gerinda tangan sekaligus meratakan bagian bagian
yang kurang rata
5. Benda dikikir dibagian yang perlu dikikir agar permukaannya lebih halus dan
tidak kasar

4.2 Analisis Benda Kerja

Sebelum benda kerja di proses, benda kerja masih kasar permukannya kurang
halus dan banyak bagian yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, setelah benda
kerja di proses terlihat sekali perbedannya. permukaannya menjadi halus dan bagian
bagian tertentu sudah diberi fillet dan chamfering ukurannya pun sudah sesuai dengan
yang diinginkan.

4.3 Parameter Proses

Pada proses praktikum dilakukan percobaan memotong benda kerja dengan


memulai mengukur sudut pada ujung benda sebelum akhirnya di gergaji. Hal ini
bertujuan untuk memudakan praktikan saat membuat fillet pada benda kerja agar
supaya lebih mudah dan mengefisiensikan waktu, dan saat memotong sudut gergaji
pada ragum dibuat lurus sesuai garis tanda potong agar proses pemotongan lebih
mudah. Sudut kikir berbeda untuk menghaluskan permukaan dan untuk membuat
chamfer. Untuk menghaluskan permukaan kikir digunakan sejajar dengan permukaan
benda. Untuk membuat chamfer dengan kikir, posisi kikir di sisi benda sedikit miring
sesuai sudut chamfer yang diinginkan. Pada proses gerinda tangan penghalusan
permukaan yang menghasilkan geram harus diperhatikan arah geramnya karna bila
terkena praktikan bisa membuat cidera. Pada pembuatan fillet dengan gerinda duduk
posisi benda harus tegak lurus agar mendapat hasil yang maksimal.

4.4 Fenomena

Pada praktikum ini kecermatan praktikan sangat dibutuh kan agar tidak terjadi
human eror, beberapa error yang terjadi adalah pemotongan benda yang kurang lurus.
Permukaan benda yang tidak 100% rata. Pembuatan fillet yang kelengkungannya
tidak rata. Dan geram yang dihasilkan dari gerinda menyala karna benda beradu
dalam kecepatan yang tinggi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Gayuh Tentri

A018002
5.1. Kesimpulan
5.1.1 Untuk proses pemotongan dapat digunakan gergaji tangan, untuk
menghaluskan permukaan dan membuat fillet atau chamfer dapat digunakan
kikir atau gerinda tangan dan juga gerinda duduk, selain itu alat-alat tersebut
juga digunakan untuk meratakan bagian-bagian dari benda kerja, hingga tidak
terdapat bagian yang kasar dan tajam sehingga, aman untuk digunakan.
Ragum digunakan untuk mencekam benda kerja berupa baja steel, sehingga
mempermudah proses pengerjaan.
5.1.2 Benda kerja telah terbentuk sesuai gambar teknik

5.2. Saran
Pada saat praktikum menggunakan perlengkapan keselamatan seperti, sarung tangan
dan kaca mata pengaman untuk melindungi diri, dan berhati-hati dalam menggunakan
peralatan sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, lakukan setiap
langkah-langkah praktikum sesuai prosedur kerja dan arahan dari asisten praktikum.
Yusuf Haidar Al Maniq

A018037

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Gergaji besi (hacksaw) digunakan untuk memotong, gerinda tangan dapat


digunakan untuk menghaluskan dan meratakan permukaan, gerinda duduk
digunakan untuk membuat fillet dan chamfer serta bisa juga menghaluskan
permukaan, ragum sebagai tempat pengunci atau penahan benda kerja saat
diproses, kikir digunakan untuk lebih menghaluskan benda kerja setelah diproses
menggunakan gerinda tangan dan gerinda duduk.
2. Dengan kerja bangku, ukuran dimensi benda kerja dapat disesuaikan dengan yang
diinginkan.

5.2 Saran

Saat praktikum, praktikan sebaiknya menggunakan perlengkapan keamanan


yang lengkap demi keamanan serta tidak bermain-main saat melaksanakan praktikum
agar mengurangi terjadinya resiko kecelakaan saat praktikum.
Hans Obed Edrea Simbolon

A018044
5.1 Kesimpulan
1. Untuk proses pemotongan dapat digunakan gergaji, untuk menghaluskan permukaan
dan membuat fillet atau chamfer dapat digunakan kikir atau gerinda tangan dan
gerinda duduk.
2. Benda kerja telah terbentuk sesuai gambar teknik

5.2 Saran

1. Sebelum praktikum dimulai petugas sudah menyiapkan benda kerja, dan melakukan
pengecekan alat kerja, sehingga ketika pelaksanaan praktikum berjalan dengan
lancar, tidak terganggu karena alat yang tidak layak pakai dan rusak.
2. Sebaiknya alat-alat yang dipakai dalam Praktikum Kerja Bangku yang sudah tidak
layak pakai harus segera diganti.
3. Sebelum prakitkum dimulai praktikan sebaiknya dalam keadaan yang fit karna
dibutuhkan tenaga yang besar dalam praktikum ini
DAFTAR PUSTAKA
http://dasarteknikmesinlidaus.blogspot.co.id/2013/11/perkakas-alat-kerja-bangku.html

https://www.kelistrikanku.com/2017/03/kontruksi-gerinda-tangan.html

http://infopemesinan.blogspot.co.id/2014/05/gergaji-hacksaw-gergaji-besi-atau.html

http://blogkegalih.blogspot.co.id/p/kemampuan-menajamkan-alat-potong-dengan.html

http://muhammadhazi.blogspot.co.id/2012/05/gergaji-besi-atau-kejuruteraan.html

https://fadhilglory.wordpress.com/2014/12/11/mesin-gergaji-besi-hacksaw-dan-mesin-
gergaji-bolak-balik-hacksawing-machine/

https://fahrizalzul.blogspot.co.id/2016/06/jenis-jenis-gergaji.html

http://kbangku.blogspot.co.id/
LAMPIRAN

A. LATIHAN MENGGERGAJI DENGAN TANGAN

1. Gambarkan pencekaman benda kerja dibawah ini! Pastikan benda kerja tercekam
dengan kuat.

2. Menurut anda berapa langkah permenit untuk mencapai kondisi yang nyaman bagi
operator untuk menggergaji?
Langkah ideal untuk menggergaji adalah 40-50 langkah per menit

3. Pemosisian Telapak Kaki


Gambarkan posisi telapak kaki pada latihan kerja bangku untuk mendapatkan posisi
tubuh ideal.
4. Gambarkan dan sebutkan bagian-bagian dari gergaji tangan!

B. LATIHAN GERINDA TANGAN DAN KIKIR

1. Terangkan dengan gambar kegunaa proses gerinda selain untuk menghaluskan


permukaan,minimal 2 proses

Memotong benda kerja yang ketebalanya yang


tidak relatif tebal.

Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain )

2. Apakah benda kerja yang memiliki temperatur yang tinggi dapat diproses dengan
pengikiran? Jelaskan!
Meng-kikir benda yang temperaturnya tinggi bisa saja, namun beresiko terhadap
benda dan operatornya karna benda tempraturnya panas, lebih baik meng-kikir benda
dalam tempratur yang normal agar hasil kikir benda juga lebih maksmial

Anda mungkin juga menyukai