Kelompok : D-09
Aggota Kelompok : Gayuh Tentri (A018002)
Yusuf Haidar Al Maniq (A018037)
Hans Obed Edrea Simbolon (A018044)
1.2. Tujuan
1.2.1 Menentukan jenis perkakas yang cocok untuk berbagai jenis kerja bangku
1.2.2 Membuat benda kerja sesuai dengan gambar teknik
BAB II
TEORI DASAR
Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam pembuatan benda
kerja secara manual. Proses praktikum kerja bangku dilakukan secara manual.
Praktikum kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja
dengan baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar
tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika
mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara
pengerjaan praktikum kerja bangku.
1. Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak
rusak permukaannya.
2. Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari
rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.
3. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan
bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit
tidak akan mengalami kerusakan/berubah bentuk. Untuk penjepitan benda kerja
yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada
rahang ragum.
2.2.2 Kikir
Material kikir adalah material yang terbuat dari baja dengan karbon tinggi.
Alat ini digunakan untuk mengikis sebagian material dengan tujuan untuk meratakan
atau membuat bentuk lain sesuai keinginan. Jenis kikir yang digunakan menurut
tingkat kehalusan dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kikir Bastard
Merupakan kikir kasar dengan panjang badan 12 inchi, dengan jumlah gigi 9
gigi/cm, cs = 25,s = 0,01, n = 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8. b.
2. Kikir Half Smooth
Kikir setengah halus dengan panjang badan 10 inchi, dengan jumlah gigi 12
gigi/cm, cs = 25,s = 0,005, n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7c.
3. Kikir Smooth
Kikir halus yang memiliki panjang badan 8 inchi dengan jumlah gigi 12
gigi/cm dengan jumlah gigi 20 gigi/cm, cs = 25 s = 0,0025 n = 40
Proses penggerindaan dilakukan dengan cara yaitu benda kerja didekatkan dan
ditempelkan ke roda gerinda yang berputar hingga permukaan benda kerja terkikis
oleh roda gerinda. Selain untuk mengikis atau mengasah, gerinda ini juga bisa
digunakan untuk menempa atau membuat perkakas baru, seperti misalnya membuat
pisau khusus buat meraut bambu, membuat obeng, membuat suku cadang mesin jahit
atau alat bantu lainnya.
Bagian dari mesin gerinda duduk yaitu badan mesin berfungsi sebagai
peredam getaran dan untuk menopang meja kerja dan kepala rumah spindle, bagian
poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan
yang tinggi selain itu juga dibebani oleh gaya pemotongan dari berbagai arah pada
batu gerindanya. Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi hasil
kerja pada proses penggerindaan karena diatas meja inilah benda kerja diletakkan.
BAB III
ANALISIS A018002
4.1. Prosedur
1) Melakukan marking out, yaitu menandai bagian yang akan dipotong.
2) Sebelum baja steel dipotong, baja steel dicekamkan pada ragum dengan tujuan
untuk mempermudah proses pemotongan benda kerja.
3) Benda yang telah ditandai dan dicekam pada ragum, kemudian dipotong
menggunakan gergaji hacksaw. Pada saat pemotongan menggunakan gergaji
posisi pemotongan sedikit dilebihkan dari garis pemotongan.
4) Permukaan benda diperhalus menggunakan gerinda dan juga untuk mereduksi
sisa lebih pemotongan gergaji, hingga tidak terdapat bagian yang tajam
sehingga aman saat digunakan.
5) Benda kerja diberi fillet pada bagian yang telah ditentukan dengan
menggunakan gerinda duduk.
6) Perhalus permukaan benda kerja dengan menggunakan gerinda duduk, untuk
bagian yang sulit terjangkau jika menggunakan gerinda duduk, digunakanlah
gerinda tangan untuk memperhalus bagian tersebut.
7) Tahap terakhir pada benda kerja yaitu dilakukan pengikiran pada tiap tepian dan
permukaannya. Tepi sisi benda kerja dikikir untuk chamfering, dan
permukaannya dikikir untuk diratakan dan diperhalus. Proses pengikiran ini
dilakukan dengan tujuan meratakan dan pemperhalus bagian tepi dan
permukaan benda kerja, hingga tidak ada bagian yang kasar dan tajam, sehingga
aman untuk digunakan.
4.2. Analisis Benda kerja
Sebelum praktikum, benda kerja (baja steel) memiliki permukaan yang kasar,
tidak rata, dan terdapat beberapa bagian dalam keadaan berkarat. Benda kerja tersebut
juga belum berbentuk fillet dan chamfer. Setelah praktikum terbentuklah fillet dan
chamfer pada bagian dan dengan ukuran tertentu sesuai dengan gambar teknik yang
dijadikan patokan. Selain itu, setelah praktikum dilakukan permukaan benda kerja
menjadi lebih halus, rata, tidak terdapat bagian yang tajam dan tidak lagi terdapat
warna kehitaman pada permukaannya akibat proses perkaratan.
4.3. Parameter Proses
Selama praktikum parameter proses yang diubah diantaranya sudut gergaji,
pengaruhnya dalam proses menggergaji lebih mudah dan lebih cepat dilakukan jika
posisi gergaji sedikit miring dari benda kerja. Sudut kikir digunakan untuk
menghaluskan permukaan dan membuat chamfer. Untuk menghaluskan permukaan,
kikir diarahkan dengan posisi sejajar dengan permukaan benda. Untuk membuat
chamfer dengan kikir, posisi kikir di sisi benda sedikit miring sesuai sudut chamfer
yang diinginkan. Kecepatan menggergaji, semakin cepat gerak pemotongan maka
semakin cepat benda kerja terpotong.
4.4. Fenomena
Semua alat kerja dalam kondisi baik, hanya masalah praktikan yang belum
berpengalaman sehingga terdapat beberapa bagian dari benda kerja yang
pengerjaannya tidak sempurna, selain itu kemampuan praktikan yang kurang,
menyebabkan hasil penggergajian menjadi sedikit miring, tidak presisi dan kurang
akurat, tetapi hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap fungsi benda kerja yang
akan dibuat dan tidak mempengaruhi proses assembly . Kemudian, geram saat proses
gerinda, baik gerinda tangan maupun gerinda duduk, menyala dan membentuk bunga
api. Hal tersebut disebabkan karena gesekan antara batu gerinda dengan benda kerja
yang berhubungan dengan kecepatan putaran gerinda
A018037
4.1 Prosedur
Sebelum melakukan praktikum, permukaan benda kerja masih kasar, ujung setiap
tepinya runcing, ukuran benda kerja belum sesuai dengan yang diinginkan. Setelah
praktikum, benda kerja memiliki permukaan yang halus, terdapat fillet dan chamfer, serta
ukurannya telah sesuai dengan yang diinginkan.
Selama praktikum, parameter proses yang diubah yaitu sudut saat melakukan proses
gergaji dan kikir. Pengaruhnya yaitu agar proses penggergajian lebih cepat memakan
benda kerja dan pada proses kikir tergantung proses yang diinginkan, seperti jika ingin
menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja, posisi kikir sejajar dengan
permukaan benda kerja, sedangkan jika ingin membuat chamfer, posisi kikir dimiringkan.
Adapun kecepatan dari mesin gerinda tangan dan gerinda duduk yang digunakan tetap.
Saat menggunakan mesin gerinda tangan dan gerinda duduk menghasilkan geram yang
menyala.
4.4 Fenomena
Saat praktikum, geram yang dihasilkan saat menggunakan mesin gerinda tangan dan
gerinda duduk menyala seperti bunga api. Hal tersebut disebabkan karena besarnya
gesekan antara batu gerinda yang memiliki kekerasan dan kekasaran tertentu dengan
permukaan benda kerja. Fakor lain yaitu karena kecepatan dari mesin gerinda tangan dan
gerinda duduk. Selain itu, fenomena yang terjadi saat menggunakan gergaji besi untuk
memotong benda kerja menghasilkan permukaan yang tidak rata. Hal tersebut disebabkan
karena gerakan bolak-balik yang dilakukan oleh praktikan (manusia) yang tidak presisi
dan akurat saat melakukan pemotongan.
A018044
4.1 Prosedur
1. Mengukur benda dan menandai bagian yang akan di potong sesuai dengan ukuran
yang ditentukan pada gambar di modul
2. Benda kerja dilektakkan pada ragum lalu dipotong di bagian yang ditandai
menggunakan gergaji
3. Benda diperhalus menggunakan Gerinda duduk dan benda kerja yang telah diberi
fillet untuk membentuk chamfer menggunakan gerinda duduk
4. Benda diperhalus lagi dengan gerinda tangan sekaligus meratakan bagian bagian
yang kurang rata
5. Benda dikikir dibagian yang perlu dikikir agar permukaannya lebih halus dan
tidak kasar
Sebelum benda kerja di proses, benda kerja masih kasar permukannya kurang
halus dan banyak bagian yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, setelah benda
kerja di proses terlihat sekali perbedannya. permukaannya menjadi halus dan bagian
bagian tertentu sudah diberi fillet dan chamfering ukurannya pun sudah sesuai dengan
yang diinginkan.
4.4 Fenomena
Pada praktikum ini kecermatan praktikan sangat dibutuh kan agar tidak terjadi
human eror, beberapa error yang terjadi adalah pemotongan benda yang kurang lurus.
Permukaan benda yang tidak 100% rata. Pembuatan fillet yang kelengkungannya
tidak rata. Dan geram yang dihasilkan dari gerinda menyala karna benda beradu
dalam kecepatan yang tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Gayuh Tentri
A018002
5.1. Kesimpulan
5.1.1 Untuk proses pemotongan dapat digunakan gergaji tangan, untuk
menghaluskan permukaan dan membuat fillet atau chamfer dapat digunakan
kikir atau gerinda tangan dan juga gerinda duduk, selain itu alat-alat tersebut
juga digunakan untuk meratakan bagian-bagian dari benda kerja, hingga tidak
terdapat bagian yang kasar dan tajam sehingga, aman untuk digunakan.
Ragum digunakan untuk mencekam benda kerja berupa baja steel, sehingga
mempermudah proses pengerjaan.
5.1.2 Benda kerja telah terbentuk sesuai gambar teknik
5.2. Saran
Pada saat praktikum menggunakan perlengkapan keselamatan seperti, sarung tangan
dan kaca mata pengaman untuk melindungi diri, dan berhati-hati dalam menggunakan
peralatan sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, lakukan setiap
langkah-langkah praktikum sesuai prosedur kerja dan arahan dari asisten praktikum.
Yusuf Haidar Al Maniq
A018037
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
A018044
5.1 Kesimpulan
1. Untuk proses pemotongan dapat digunakan gergaji, untuk menghaluskan permukaan
dan membuat fillet atau chamfer dapat digunakan kikir atau gerinda tangan dan
gerinda duduk.
2. Benda kerja telah terbentuk sesuai gambar teknik
5.2 Saran
1. Sebelum praktikum dimulai petugas sudah menyiapkan benda kerja, dan melakukan
pengecekan alat kerja, sehingga ketika pelaksanaan praktikum berjalan dengan
lancar, tidak terganggu karena alat yang tidak layak pakai dan rusak.
2. Sebaiknya alat-alat yang dipakai dalam Praktikum Kerja Bangku yang sudah tidak
layak pakai harus segera diganti.
3. Sebelum prakitkum dimulai praktikan sebaiknya dalam keadaan yang fit karna
dibutuhkan tenaga yang besar dalam praktikum ini
DAFTAR PUSTAKA
http://dasarteknikmesinlidaus.blogspot.co.id/2013/11/perkakas-alat-kerja-bangku.html
https://www.kelistrikanku.com/2017/03/kontruksi-gerinda-tangan.html
http://infopemesinan.blogspot.co.id/2014/05/gergaji-hacksaw-gergaji-besi-atau.html
http://blogkegalih.blogspot.co.id/p/kemampuan-menajamkan-alat-potong-dengan.html
http://muhammadhazi.blogspot.co.id/2012/05/gergaji-besi-atau-kejuruteraan.html
https://fadhilglory.wordpress.com/2014/12/11/mesin-gergaji-besi-hacksaw-dan-mesin-
gergaji-bolak-balik-hacksawing-machine/
https://fahrizalzul.blogspot.co.id/2016/06/jenis-jenis-gergaji.html
http://kbangku.blogspot.co.id/
LAMPIRAN
1. Gambarkan pencekaman benda kerja dibawah ini! Pastikan benda kerja tercekam
dengan kuat.
2. Menurut anda berapa langkah permenit untuk mencapai kondisi yang nyaman bagi
operator untuk menggergaji?
Langkah ideal untuk menggergaji adalah 40-50 langkah per menit
Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain )
2. Apakah benda kerja yang memiliki temperatur yang tinggi dapat diproses dengan
pengikiran? Jelaskan!
Meng-kikir benda yang temperaturnya tinggi bisa saja, namun beresiko terhadap
benda dan operatornya karna benda tempraturnya panas, lebih baik meng-kikir benda
dalam tempratur yang normal agar hasil kikir benda juga lebih maksmial