KERJA BANGKU
I.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan fungsi alat-alat dari kerja bangku.
2. Mampu menggunakan beberapa alat dari kerja bangku.
3. Mampu memahami proses dan cara pembuatan benda kerja dengan alat-alat
kerja bangku.
4. Mampu mengukur waktu pekerjaan dan kualitasnya.
1
I.2 Dasar Teori
Kerja bangku adalah proses manufaktur dasar yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerja secara manual. Pekerjaan ini melakukan penekanan pada
pembuatan benda kerja dibawah kendali manusia penuh dan mekanisasi dari
pergerakan tubuh manusia utamanya dengan tangan dan dilakukan di bangku kerja.
I.2.1 Pengertian Praktikum Kerja Bangku
Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerja secara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan
penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan
di bangku kerja. Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu
menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan
benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang
ditentukan.
I.2.2 Macam-Macam Perkakas Tangan
Semua teknisi yang bekerja pada bengkel kerja mesin harus dapat
menggunakan semua peralatan tangan yang ada di bengkel baik berupa
perkakas mesin maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masing-
masing perkakas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya
manusia dapat bekerja dengan mudah, aman dan dapat menghasilkan benda
kerja yang baik. Masing-masing dari alat tersebut dan dalam penggunaannya
tidak jarang dilakukan dengan secara bersamaan dalam penggunaannya
untuk menyelesaikan suatu jobsheet. Dalam pembahasan ini akan
membahas bagaimana fungsi alat perkakas serta bagaimana
pengoperasiaannya dalam praktik sehingga alat perkakas tersebut dapat
berfungsi dengan baik dan menghasilkan hasil yang maksimal sesuai
petunjuk dan yang diharapkan, sehingga mempunyai umur pemakaian yang
lebih panjang.
2
I.2.2.1 Ragum
3
tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut
dijepit pada rahang ragum.
3 2 1
6
5
8
7
Keterangan:
1 = Rahang tetap
2 = Rahang gerak
3 = Landasan
4 = Rahang
5 = Mur poros
6 = B aut poros
7 = Tangkai
8 = Ganjel kayu/penyetel
Macam-macam pencekaman ragum berdasarkan benda kerjanya
adalah
4
Gambar 1.4 Pencekaman Benda Kerja Tidak Rata
I.2.2.2 Kikir
5
lainnya. Jenis kikir yang digunakan menurut tingkat kehalusan
dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Kikir Bastard merupakan kikir kasar panjang badan 12 inchi,
dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25, s = 0,01, n = 40 dan
mempunyai tingkat kehalusan N9 hingga N8.
b. Kikir Half Smooth yaitu kikir setengah halus (sedang) panjang
badan 10 inchi, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm, cs = 25, s =
0,005, n = 40 dan tingkat kehalusan N8 hingga N7.
c. Kikir Smooth yaitu kikir halus memiliki panjang badan 8 inchi
dengan jumlah gigi 12 gigi/cm dengan jumlah gigi 20 gigi/cm,
cs = 25 s = 0,0025 n = 40
6
c. Kikir segi empat (square) yaitu kikir yang berfungsi membuat
rata dan menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya.
d. Kikir segitiga (Triangle) yaitu kikir yang bentuknya segitiga,
segitiga kikir pada bagian ujungnya mengecil. Fungsinya untuk
meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk sudut 60º atau
lebih besar.
e. Kikir pisau (knife) yaitu kikir yang bentuknya mirip pisau,
fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk
sudut 60º atau lebih kecil.
f. Kikir setengah bulat (half round), yaitu kikir yang fungsinya
untuk menghaluskan, meratakan dan membuat bidang cekung.
g. Kikir silang (crossing) yaitu kikir yang fungsinya untuk
menghaluskan bidang cekung, dan membuat bidang cekung.
h. Kikir bulat (round) yaitu kikir yang bentuk bulatnya pada
ujungnya makin mengecil. Fungsinya untuk menghaluskan dan
menambah diameter bidang bulat.
I.2.2.3 Penggores
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja
atau bahan yang akan diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores
yaitu penggores lurus, penggores dengan satu ujung bengkok,
penggores dengan satu ujung dirubah.
Keterangan:
1. Penggores lurus
7
2. Penggores dengan satu ujung bengkok
3. Penggores dengan satu ujung dirubah. Cara pemakaiannya
adalah dalam menggunakan penggores membentuk 20-25
derajat. Tekan penggores dan mecondongkan penggores kearah
maju.
I.2.2.4 Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang
akan di bor. Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat
lubang pada benda kerja yang terbuat dari besi. Adapun jenis-jenis
penitik adalah sebagai berikut:
90º
60º
30º
Gambar 1.10 Macam Macam Penitik
8
1.2.2.5 Mistar Baja
9
b. Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari
lubang suatu benda.
1.2.2.7 Palu
Palu adalah alat pemukul yang harus disediakan pada setiap
bengkel kayu. Palu dilengkapi dengan pemegang/gagang kayu
sebagai tangkai pemukul. Jenis dan ukuran palu bervariasi sesuai
dengan fungsinya.
10
I.2.2.8 Gergaji Besi
Gergaji besi berfungsi untuk menggergaji lapisan besi atau besi
tipis, karena bentuknya yang demikian beda dengan gergaji kayu,
geriginya yang kecil dan ujung depan dan belakangnya ada pemuntir
yang gunanya untuk mengencangkan dan mengendorkan gergaji
besi. Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yang
kedudukan pemotongnya tidak memungkinkan untuk dipotong
dengan mesin potong maka sebaiknya memakai gergaji. Gergaji besi
terdiri dari “sengkang” dan “daun gergaji”. Sengkang adalah
pegangan untuk menggergaji sedangkan daun gergaji ada yang
mempunyai gigi berbentuk lurus dan berbentuk zig-zag.
11
I.2.2.9 Tap
Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada
suatu benda kerja. Bentuk tap dibuat secara khusus di mana ulir-ulir
potong dibuat secara presisi. Bahan untuk pembuatan tap adalah baja
perkakas baja potong cepat. Badan tap terdiri dari dua bagian yaitu
badan yang tidak mempunyai mata potong dan badan yang
mempunyai mata potong. Untuk melakukan penguliran dengan
menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu tangkai tap/pemutar
tap berbentuk batang berulir luar yang mempunyai sisi alur 3 atau 4.
Satu set tap berisi 3 buah, yaitu nomor 1 untuk awal pembuatan ulir,
nomor 2 untuk perluasan ulir dan yang nomor 3 untuk finishing. Tap
dilengkapi dengan tangkai tap yang panjang lengan pemutar
disesuaikan besar kecilnya diameter tap.
I.2.2.10 Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir. Bentuk snei menyerupai
mur tetapi ulirnya merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah
dibentuk kemudian dikeraskan dan temper agar dia mampu
melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Pada proses
pembuatan ulir, snei dipegang oleh tangkai snei. Untuk membuat ulir
dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu pemegang
12
snei. Pada pemegang snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat,
agar snei tidak ikut berputar saat melakukan
pemotongan/penguliran.
3
5
6
8 7
9
10
14
9. Tuas pengatur meja tuas ini berfungsi untuk mengatur tinggi
rendahnya meja, dan mengatur posisi meja.
10. Landasan/alas berfungsi untuk menahan mesin bor agar berdiri
tegak.
Jenis-jenis mesin bor adalah sebagai berikut:
1. Mesin bor meja
Yaitu mesin bor yang diletakkan di atas meja. Mesin ini
digunakan untuk membuat lubang benda kerja dengan diameter
kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja
mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros
mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang
sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik
turun dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat
mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran.
15
untuk membuat lubang juga bisa digunakan untuk
mengencangkan baut maupun melepas baut karena dilengkapi 2
putaran yaitu kanan dan kiri. Mesin bor ini tersedia dalam
berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan juga fungsinya masing-
masing.
16
Gambar 1.22 Mesin Bor Tegak
17
Gambar 1.23 Mesin Bor Koordinat
18
permanen pada landasan atau alas mesin. Pada mesin ini benda
kerja tidak bergerak. Untuk mencapai proses pengeboran
terhadap benda kerja, poros utama yang digeser kekanan dan
kekiri serta dapat digerakkan naik turun melalui perputaran
batang berulir.
19
e. Counter Bore adalah mata bor yang digunakan untuk
membimbing tindakan pemotongan. Digunakan untuk proses
pembesaran ujung lubang yang telah dibuat dengan kedalaman
tertentu, untuk mengakomodasi kepala baut
f. Countersink (bor benam) adalah mata bor yang digunakan
khusus pembesaran miring berbentuk kerucut pada akhir
lubang untuk mengakomodasi sekrup versink. Kerucut sudut
60 °, 82 °, 90 °, 100 °, 110 °, 120 °
g. Tapping adalah mata bor yang digunakan untuk membentuk
ulir dalam. Hal ini dilakukan baik oleh tangan atau oleh mesin.
I.2.2.12 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian ukur
hingga seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam
dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat
bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.
Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital.
Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm untuk
jangka sorong dibawah 30cm. Kegunaan jangka sorong adalah:
1. Mengukur diameter luar benda, lebar atau ketebalan benda yaitu
memutar pengunci ke kiri, membuka rahang, memasukkan
benda ke rahang bawah jangka sorong, menggeser rahang agar
rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
2. Mengukur diameter dalam benda sebuah pipa atau tabung yaitu
dengan memutar pengunci ke kiri, memasukkan rahang atas ke
dalam benda, menggeser agar rahang tepat pada benda,
putar pengunci ke kanan.
3. Mengukur kedalaman benda cara mengukur kedalaman benda
yaitu dengan memutar pengunci ke kiri, membuka rahang sorong
hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, dan memutar
pengunci ke kanan.
20
Gambar 1.26 Jangka Sorong
I.2.2.14 Tang
Tang (Plier) digunakan untuk memotong, membengkokkan,
memegang, dan sebagainya. Jenis-jenis tang, antara lain:
21
1. Diagonal cutting plier yaitu tang yang digunakan untuk
memotong kawat baja, tang jenis ini mempunyai dua sisi dan
rahang yang keras.
2. End cutting plier yaitu tang yang digunakan untuk memotong
kawat dengan rahang membuka paralel 90°.
3. Flat nose plier yaitu tang yang digunakan untuk memegang
benda yang kecil dengan rahang segi empat tirus pada bagain
ujung.
4. Long nose plier yaitu tang yang digunakan untuk memegang
benda yang kecil dengan bentuk rahang bulat tirus.
5. Round nose plier yaitu tang yang digunakan untuk
membengkokkan kawat dan pelat yang tipis.
6. Combination plier yaitu tang yang digunakan untuk berbagai
pekerjaan ringan menggunakan tangan.
7. Polygrip plier yaitu tang yang digunakan untuk memegang
bahan, dilengkapi dengan rahang yang dapat diatur.
I.2.2.14 Jangka
Macam-macam jangka dibagi menjadi 3 yaitu jangka kaki,
jangka lengkung dan jangka lurus. Masing masing mempunyai
fungsi yang berbeda yakni:
1. Jangka kaki
22
Jangka kaki merupakan alat ukur untuk mengukur lebar
lubang atau diameter lubang, jangka kaki terbuat dari baja
terpilih. Fungsi jangka kaki adalah untuk mengukur diameter
dalam (diameter lubang) atau lebar suatu celah. Kakinya
berbentuk lurus dengan ujung menonjol ke luar. Hasil
pengukuran harus dikonversikan dengan alat ukur mistar,
meteran atau siku-siku.
Cara menggunakan jangka kaki dengan menyetel kedudukan
kedua kaki jangka rapat pada suatu bidang. Geser jangka
sepanjang bidang yang akan diperiksa kesejajarannya. Bila ada
longgar atau tekanan merapat pada kaki, berarti bidang belum
sejajar dengan jangka kaki (inside calipers).
2. Jangka Lengkung
Jangka lengkung merupakan alat mekanik yang digunakan
untuk mengukur ketebalan atau diameter suatu benda kerja yang
terbuat dari bahan baja pelat ada yang disepuh dan ada yang
dibrinel. Alat ini ada dua macam yaitu ada yang pakai pegas dan
ada yang pakai sistem kelingan. Cara menggunakan alat tersebut
dengan:
a. Mengukur terlebih dahulu pada mistar baja, berapa ukuran
yang dikehendaki.
23
b. Menjangkakan pada benda yang diukur tanpa ditekan tangan
(biarkan turun dengan sendirinya). Dengan cara ini akan
mencapai ukuran yang cukup baik.
24
Gambar 1.31 Jangka Lurus
I.2.2.15 Pahat
Macam-macam pahat berdasarkan fungsinya dibedakan
menjadi 3 yaitu
1. Pahat pelat
Pahat pelat berfungsi untuk memotong plat dan meratakan
benda kerja.
25
Gambar 1.33 Pahat Alur
3. Pahat Kuku
Pahat kuku berguna untuk membuat lubang spei yang
berbentuk setengah lingkaran, membuat lekukan-lekukan, dan
meratakan lengkungan pada metal.
4. Pahat Diamond
Pahat diamond adalah pahat yang pada ujungnya dibuat
berbentuk bujur sangkar atau berbentuk dam. Pahat ini
berbentuk khusus hanya untuk meratakan macam-macam
sambungan kelingan dan lipatan.
26
kerja sebagai acuan dalam proses permesinan. Height gauge
memiliki dua buah kolom berulir dimana kepala pengukur bergerak
naik turun akibat putaran ulir kasar dan halus yang digerakkan oleh
pengukur. Alat pengukur ini digunakan pada pekerjaan logam atau
metrologi untuk menetapkan maupun mengukur jarak tegak. Untuk
meningkatkan keakuratan pengukuran dengan mengurangi defleksi
pada benda kerja. Height gauge sering dipasangkan dengan dual
probe dial indicator. Selain itu dengan penambahan probe dua arah,
height gauge mampu mengukur diameter luar dan dalam dari sebuah
lubang dalam posisi horisontal.
27
2. Masker (Respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup
saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk, misalnya misal
berdebu dan beracun.
3. Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja
di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan,
misalnya saat mengikir dan menggergaji. Bahan dan bentuk sarung
tangan disesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4. Baju kerja berfungsi melindungi badan dari benda tumpul, benturan,
goresan saat praktik kerja bangku, sedangkan celana kerja berfungsi
melindungi bagian bawah tubuh dari benda tumpul, benturan, goresan
saat praktik kerja bangku.
5. Sepatu berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki
karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia.
28
Gambar 1.38 Posisi Tubuh Mengikir
29
Macam-macam pengikiran adalah sebagai berikut:
1. Pengikiran radius cembung
Untuk pengasaran kikir di dorong maju sambil di putar ke
kanan. Arah melintang untuk menghaluskan atau menyelesaikan
pengikiran radius, gerak kikir di ayun dan arahnya memanjang
radius.
2. Pengikiran silindris
Untuk mengikir benda silindris gerakan kikir di ayun sama
dengan pengikiran radius memanjang, cuma ayunannya
lebih besar.
30
Gambar 1.42 Pengikiran Radius Cekung
31
Gambar 1.44 Mengebor
32
3. Pertama-tama gunakan tap tirus agar lebih mudah.
4. Tempatkan tap tirus ke dalam lubang dengan tegak lurus
terhadap bidang kerja mulailah memutar pelan-pelan dengan
mendesak tap menggunakan telapak tangan kanan.
5. Kemudian tekan ke bawah ke dua ujung gagang sambil di putar
setengah putaran searah jarum jam, kemudian berbalik
seperempat putaran. Putaran balik ini untuk memutuskan beram-
beram yang jatuh ke bawah melalui alur tap.
6. Jangan paksakan tap untuk bekerja terlalu keras agar tidak patah
dan aus.
7. Gunakan cairan pendingin seperti coolant atau oli.
8. Ulir harus dibersihkan dengan memutar balik tap untuk
mencegah penyumbatan ulir tap.
9. Setelah menggunakan tap tirus dan sudah siap di tap dengan tap
tirus kecil maka gunakanlah tap tirus kecil supaya pengetapan
lebih cepat.
10. Setelah itu dan kira- kira sudah dapat di tap dengan tab akhir
maka gunakanlah tap akhir.
33
I.2.4.4 Cara Penggunaan Snei
Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai
berikut:
1. Mempersiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak
lurus.
2. Memasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut
pengikatnya.
3. Menempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar,
kemudian menekan snei hingga benda kerja masuk pada snei.
Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah
jarum jam.
4. Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian
dikembalikan pada posisi semula. Pemutaran kembali
dimaksudkan untuk memotong beram dan membersihkan ulir
yang telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar
dari snei.
5. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus-menerus dan
berikan minyak pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk
membantu mengeluarkan beram.
6. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi
kembali penguliran dengan terlebih dahulu menyetel kembali
lebar pembukaan snei. Demikian seterusnya sampai ukuran snei
kembali pada ukuran standarnya.
7. Memeriksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya
bersihkan ulir dan snei.
I.2.4.5 Metode Pencekaman dengan Ragum
Menjepit benda kerja pada ragum. Bila kita menjepit benda
kerja pada ragum, benda kerja yang keluar dari mulut ragum
janganlah terlalu tinggi, terutama apabila bahan benda kerja itu
terbuat dari logam tipis. Bila memungkinkan perbandingan bahan
yang keluar dari mulut ragum harus lebih kecil dari pada bagian yang
34
terjepit. Gunakan pelat pelapis untuk menjepit benda kerja, hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat dari jepitan
gigi ragum. Pelat pelapis bisa dibuat dari bahan plat tipis yang rata,
plat siku dll. Serta perhatikan juga pencekaman benda kerja sesuai
dengan profilnya, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
1. Pencekaman benda kerja dengan pelapis
35
3. Pencekaman benda kerja silindris
36
Gambar 1.49 Pemahatan Lubang Persegi
2. Pemahatan menyayat
Pekerjaan penyayatan dilakukan oleh mata pahat. Gaya
penyayatan diperoleh dari pukulan palu. Pemahatan ini
menghasilkan tatal-tatal. Pahat berfungsi untuk mengurangi
ketebalan, meratakan, atau membuat alur. Pemahatan yang baik,
hasilnya rata lurus dan halus. Untuk itu kemiringan pahat harus
disesuaikan dengan besar sudut baji pahat. Kemiringan sudut
pahat yang terlalu besar mengakibatkan gerak pahat semakin
masuk, sehingga semakin berat. Tatal semakin tebal dan ujung
pahat bisa terjepit hingga patah. Kemiringan pahat terlalu kecil
mengakibatkan gerak pahat semakin keluar, pukulan semakin
ringan, dan tatal semakin tipis.
37
3. Pemahatan celah
Untuk pemahatan celah, diperlukan pahat celah yang
berbentuk ramping, bersedut bebas sisi-sisi sampingnya dan
bersudut tatal di depannya. Pemahatan celah biasanya digunakan
untuk memotong/menghilangkan bagian dalam dari pelat yang
relatif tebal. Sebelum di pahat, pelat dibor terlebih dahulu
saling berdekatan pada bagian yang sudah ditandai.
38
dilakukan pada mesin yang kondisinya masih baru dan baik
(belum pernah rusak).
2. Perawatan Korektif / Pembetulan
Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan
terhadap mesin yang mengalami gangguan kerusakan baik
kerusakan kecil maupun kerusakan sedang.
3. Perawatan berat / over houl
Perawatan berat adalah perawatan yang dilakukan terhadap
mesin yang mengalami banyak kerusakan pada komponen-
komponen utamanya. Sehingga hasil ukurannya jauh
menyimpang dari ukuran standar.
4. Perawatan Terencana
Perawatan Terencana adalah perawatan yang dilakukan
terhadap mesin yang dibuat secara sistematis dan terencana
sebelum mesin digunakan atau dipakai.
5. Teknik Perawatan Mesin
Perawatan yang intensif sangat membantu untuk menjaga
peralatan mesin selalu dalam kondisi siap pakai, terutama jika
perawatannya dilakukan secara rutin dan benar. Penggunaan
sistem perawatan yang terjadwal baik akan menjaga peralatan
atau mesin bisa bekerja secara maksimal atau produktifitasnya
maksimal atau produksinya memuaskan.
6. Perawatan peralatan
Pada dasarnya perawatan peralatan adalah sama, beberapa
cara perawatan pada Gergaji, Kikir, Mesin Bor, Tab, Senai yaitu:
a. Memeriksa kondisi alat yang akan dipakai dan komponennya
sebelum dipakai.
b. Memberikan oli pada mesin bor beberapa bulan sekali agar
tidak terjadi korosi mesin pada saat proses kerja.
c. Membersihkan peralatan setelah proses pengerjaan benda
kerja selesai, sehingga tidak merusak alat.
39
d. Mengganti spare part apabila keadaan spare part itu sudah
tidak layak pakai.
e. Memberikan campuran oli dan air (dromus) pada mesin bor.
f. Setelah mesin digunakan dan dibersihkan, tutup kembali
peralatan dengan kain atau penutup lainnya yang sesuai.
I.2.5.2 Tujuan Perawatan
Beberapa tujuan perawatan terhadap peralatan atau mesin antara
lain:
1. Merawat mesin atau peralatan sehingga selalu dalam kondisi
optimal produktifitasnya dan dapat dipercaya kualitas
produksinya.
2. Mencegah hal – hal yang diharapkan seperti kerusakan yang
tiba– tiba terhadap mesin /peralatan pada saat beroperasi.
3. Menaikkan kemampuan mesin untuk berproduksi dengan
melakukan perubahan untuk lebih mengefisienkan kerja mesin.
Tujuan-tujuan yang diatas dapat dicapai apabila dilakukan dua
bentuk perawatan yaitu perawatan rutin atau harian yang dilakukan
selama jangka waktu perawatan yang sudah terjadwal tetapi
perawatan hendaknya tidak saja hanya dilakukan pada yang
terjadwal, sebaiknya dilakukan setiap saat.
40
41
UNIT II
MESIN SEKRAP
II.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah adalah sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan mengenai mesin sekrap.
2. Mampu menggunakan mesin sekrap.
3. Mampu memahami proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin
sekrap.
4. Mampu mengukur waktu pekerjaan dan kualitasnya.
42
II.2 Dasar Teori
II.2.1 Pengertian Mesin Sekrap
Shaping Machine atau mesin sekrap adalah mesin perkakas yang
mempunyai gerak utama bolak-balik horizontal dan berfungsi untuk
merubah bentuk dan ukuran benda kerja sesuai dengan yang dikehendaki,
yang mengambil pemotongan berupa garis lurus. Dengan menggerakan
benda kerja menyilang jejak dari pahat ini, maka ditimbulkan permukaan
yang rata bagaimanapun juga bentuk pahatnya. Kesempurnaan tidak
tergantung pada ketelitian dari pahat. Dengan pahat khusus, perlengkapan
dan alat untuk memegang benda kerja. Sebuah mesin sekrap dapat juga
memotong alur pasak luar dan dalam, alur spiral, batang gigi, tanggem,
celah-T dan berbagai bentuk lain.
Pahat bekerja pada saat gerakan maju, dengan gerakan ini dihasilkan
pekerjaan, seperti:
1. Meratakan bidang baik bidang datar, bidang tegak maupun bidang
miring.
2. Membuat alur (alur pasak, alur V, alur ekor burung, dsb).
3. Membuat bidang bersudut atau bertingkat.
4. Membentuk yaitu mengerjakan bidang-bidang yang tidak beraturan.
Mesin sekrap dapat dipakai untuk mengerjakan benda kerja sampai
sepanjang 800 mm, berpegang pada prinsip gerakan mendatar. Pada langkah
pemakaian akan menghasilkan beram (tatal logam) dari benda kerja,
panjang langkah diatur dengan mengubah jalan keliling pasak engkol pada
roda gigi penggerak, karenanya menambah atau mengurangi ayunan engkol,
pemindahan ini diatur dengan memutar poros pengatur langkah yang akan
memutar roda gigi kerucut dan menggerakan batang berulir yang mengatur
penggerak blok engkol.
43
Gambar 2.1 Mesin Sekrap
44
kepadatan bahan yang dikerjakan, kekerasan bahan yang dibentuk. Jika
semua faktor tersebut terpenuhi dengan baik maka mesin sekrap akan
bekerja secara optimal dalam memahat. Adapun bentuk pahatan yang bisa
dilakukan oleh mesin sekrap antara lain:
1. Pahat arah lurus kiri
2. Pahat arah lurus kanan
3. Pahat bentuk bengkok ke kiri
4. Pahat bentuk bengkok ke kanan
5. Pahat leher angsa
6. Pahat bentuk ujung bulat
7. Pahat bentuk segi empat
8. Dll.
45
dapat ditarik kembali. Kerugiannya yaitu penyetelen panjang langkah tidak
teliti.
Dengan adanya elemen-elemen seperti yang dijelaskan di prinsip kerja
tadi maka dapat terjadi mekanisme sebagai berikut:
1. Tenaga dari motor penggerak disalurkan langsung ke puli yang
terhubung langsung dengan motor penggerak. Kemudian dari puli yang
terhubung langsung dengan motor penggerak disalurkan lagi ke puli
yang terhubung dengan poros engkol dengan menggunakan belt.
2. Setelah itu pada poros engkol yang terhubung dengan puli terdapat
poros dengan rangkaian roda gigi, dimana roda gigi tersebut berfungsi
sebagai roda gigi pengatur kecepatan.
3. Setelah itu di atas poros roda gigi pertama, terdapat rangkaian roda gigi
II yang berfungsi sebagai penyalur gerakan ke rangkaian roda gigi yang
ke III. Dimana rangkaian roda gigi tersebut terhubung dengan roda gigi
besar (roda gigi heliks) yang berfungsi sebagai penggerak lengan ayun.
Dimana ketiga rangkaian roda gigi ini tersusun secara pararel.
4. Pada lengan ayun terdapat poros yang terhubung dengan roar gigi besar
akan tetapi tidak sesumbu, dimana pada poros tersebut terdapat pelat
yang apabila poros tersebut semakin menjauh dari sumbu maka gerakan
ayun akan semakin besar dan begitupun sebaliknya.
5. Selain itu, pada lengan ayun terdapat pula poros berulir yang tersusun
melintang (tegak lurus terhadap lengan ayun) yang berfungsi sebagai
pembawa/penggerak lengan luncur. Selain itu pada poros berulir
tersebut terdapat pila roda gigi yang berfungsi sebagai pengatur posisi
langkah, serta baut pembuka dan pengunci posisi langkah dan panjang
langkah.
6. Gerakan melintang meja diatur oleh adanya poros yang terhubung
dengan roda gigi, dimana prinsip kerjanya yaitu poros mendorong roda
gigi sehingga terjadi putaran roda gigi yang menyebabkan terjadi
gerakan melintang.
46
d
47
pakailah pahat halus dengan sudut-sudut bebas yang kecil, usahakan
agar ujung mata pemotongnya mengenai benda kerja.
3. Menyekrap sudut
Jika menyekrap bagian yang bersudut maka gerak penyayatannya
dilakukan dengan memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut
sesuai dengan besarnya sudut yang diketam. Pelat-pelat pahat
dimiringkan secukupnya dan ditahan oleh suatu baji (pasak) sehingga
pahat tidak menggaruk permukaan benda kerja pada langkah ke
belakang.
II.2.5 Jenis-Jenis Mesin Sekrap
1. Mesin sekrap menurut cara penggeraknya adalah sebagai berikut:
a. Mesin sekrap meja
Dimana pahatnya diam ditempat dan yang bergerak maju
mundur adalah benda kerja bersama mejanya. Mesin ketam meja
hanya dipergunakan untuk benda-benda kerja yang sangat besar dan
berat, karena untuk mempercepat gerak mesin setiap arah
gerakannya harus dibutuhkan tenaga yang besar. Panjang meja
merupakan ukuran utama sebuah mesin sekrap.
b. Mesin sekrap kepala
Dimana benda kerja bersama mejanya diam, sedangkan pahat
berserta lengannya yang memerlukan langkah maksimum satu meter
dan minimum 0.15 meter.
2. Mesin sekrap menurut cara kerjanya adalah sebagai berikut:
a. Mesin sekrap biasa
Pada mesin ini pahat sekrap bergerak secara maju dan mundur
menyayat benda target yang ada pada meja mesin. Mesin jenis ini
umum dipakai untuk produksi dan pekerjaan serbaguna terdiri atas
rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal. Benda
kerja didukung pada rel silang sehingga memungkinkan benda kerja
untuk digerakkan ke arah menyilang atau vertikal dengan tangan
atau penggerak daya. Pada mesin ini pahat melakukan gerakan
48
bolak-balik, sedangkan benda kerja melakukan gerakan ingsutan.
Panjang langkah maksimum sampai 1000 mm, cocok untuk benda
pendek dan tidak terlalu berat.
b. Planer
Planer adalah mesin yang memahat diam (menyayat) benda
kerja yang ada pada meja mesin. Gerakan yang dibangun adalah
bolak-balik. Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang
panjang dan besar (berat). Benda kerja dipasang pada eretan yang
melakukan gerak bolak-balik, sedangkan pahat membuat gerakan
ingsutan dan gerak penyetelan. Lebar benda ditentukan oleh jarak
antar tiang mesin. Panjang langkah mesin jenis ini ada yang
mencapai 200 sampai 1000 mm.
49
c. Sloting
Sloting adalah mesin sekrap dengan gerakan pahat secara
vertical dengan cara naik dan turun. Mesin sekrap jenis ini
digunakan untuk pemotongan dalam, menyerut dan bersudut serta
untuk pengerjaan permukaan-permukaan yang sukar dijangkau.
Selain itu mesin ini juga bisa digunakan untuk operasi yang
memerlukan pemotongan vertikal. Gerakan pahat dari mesin ini naik
turun secara vertikal, sedangkan benda kerja bisa bergeser ke arah
memanjang dan melintang.
50
b. Pembuat dudukan pasak (key seater)
Mesin sekrap dirancang untuk memotong alur pasak pada roda gigi,
puli mok dan suku cadang yang serupa. Seperti yang sudah dibahas tadi,
kegunaan khususnya adalah untuk memotong roda gigi.
Badan mesin
Meja
51
meja. Meja mesin dapat digerakkan naik-turun secara vertikal maupun
digerakkan ke kanan ke kiri secara mendatar. Untuk menggerakkan meja
mesin naik atau turun dapat dilakukan dengan cara pertama-tama
mengendorkan mur pengikat pada penopang meja, kemudian putar
eretan meja arah tegak dengan menggunakan tuas engkol. Apabila
kedudukan meja yang diinginkan telah tercapai, maka mur pengikatnya
diketatkan kembali.
Untuk menggerakkan meja mesin dalam arah mendatar dapat
dilakukan secara manual ataupun secara otomatis. Menggerakkan meja
dalam arah mendatar secara manual dapat dilakukan dengan cara
memutar eretan meja arah mendatar dengan menggunakan tuas engkol.
Jika tuas engkol diputar ke kanan, maka meja akan bergerak mendekati
operator. Dan sebaliknya bila tuas engkol diputar ke kiri (berlawanan
arah jarum jam) maka meja akan bergerak menjauhi operator.
Bagian-bagian mesin yang melaksanakan gerakan meja arah mendatar
secara otomatis terdiri dari pin eksentrik, batang pendorong, pal, rumah
pal, dan roda racet yang terdapat pada eretan meja arah mendatar.
Untuk menggerakkan meja dalam arah mendatar secara otomatis
dapat dilakukan sebagai berikut. Pada posisi netral, pal (pawl) berada di
dalam rumah pal yang terletak di atas roda racet. Untuk menggerakan
meja menjauhi operator, maka pal diputar 90° kemudian pal diturunkan
sehingga masuk ke dalam celah antara gigi-gigi roda racet dengan posisi
pal ke arah depan. Dengan demikian gerakan batang pendorong akan
diteruskan ke roda racet melalui pal tersebut sehingga roda racet
berputar. Dengan berputarnya roda racet ke arah kiri maka meja mesin
akan bergeser menjauhi operator.
52
4 5
3
6
2 7
8
1
Gambar 2.8 Mekanisme Pergerakan Otomatis Meja Mesin
Keterangan:
1. Poros meja
2. Roda racet
3. Batang pendorong
4. Pal
5. Roda gigi
6. Roda gigi
7. Pin eksentris
8. Batang penghubung
Untuk menggerakkan meja dalam arah mendatar mendekati
operator, pertama-tama pal ditarik ke atas dan diputar 180° lalu pal
diturunkan sehingga masuk ke dalam celah antara gigi-gigi pada roda
racet dengan posisi pal menghadap ke arah belakang. Dengan demikian
gerakan batang pendorong akan diteruskan ke roda racet melalui pal.
Karena pal menghadap ke arah belakang, maka sekarang roda racet akan
berputar ke arah kanan (searah jarum jam) sehingga meja mesin akan
bergeser mendekati operator.
Bila pal diputar 90° kembali, maka pal akan tertahan di dalam rumah
pal di atas roda racet, sehingga pal berada dalam posisi netral (tidak
menggerakkan roda racet) dan meja pun tidak bergeser. Posisi pal dalam
keadaan netral ini digunakan jika meja akan digerakkan secara manual
dengan menggunakan tuas engkol.
53
3. Lengan
Chain drive
54
Ram
Crank
Sloted link
Bevel gear Crank pin
Sliding block
Bowl gear
55
4. Eretan pahat / Tool Slide
Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan
memutar roda pemutar maka pahat akan turun atau naik. Ketebalan
pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan pahat terpasang di bagian
ujung lengan dengan ditumpu oleh dua buah mur baut pengikat. Eretan
dapat dimiringkan untuk penyekrapan bidang bersudut atau miring.
Kemiringan eretan dapat dibaca pada pengukur sudut eretan.
Eretan pahat atau sering disebut support berfungsi untuk mengatur
posisi pahat dalam arah vertikal. Di mana pada eretan pahat ini terpasang
rumah ayun, pelat rumah pahat dan rumah pahat (tool post). Dengan
demikian jika eretan pahat digerakkan naik atau turun maka pahat pun
yang terpasang pada rumah pahat akan ikut bergerak naik atau turun pula
mengikuti gerakan eretan pahat.
Untuk menggerakkan eretan pahat naik atau turun ini dapat
dilakukan dengan cara memutarkan handel atau roda tangan yang
terdapat di bagian atas dari eretan pahat. Jika handel eretan pahat diputar
ke kanan (searah jarum jam), maka eretan akan bergerak turun sehingga
pahat pun akan bergerak turun mendekati benda kerja yang terpasang
pada meja mesin. Dan sebaliknya, bila handel diputar ke kiri
(berlawanan arah jarum jam), maka eretan pahat akan bergerak naik
sehingga pahat pun akan ikut bergerak naik menjauhi benda kerja.
Di bagian bawah tuas eretan pahat terdapat piringan skala
(micrometer dial) yang dapat digunakan untuk menentukan seberapa
jauh atau berapa mm pahat bergerak dari posisinya ketika handel diputar.
Eretan pahat dapat juga diputar atau disetel ke samping kiri atau ke
samping kanan sesuai dengan kemiringan yang dikehendaki.
56
Drive gear box
Ram
Tool holder
Rotating table
Transverse feed
Longitudinal feed
5. Pengatur kecepatan
Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan
mesin per menit. Untuk pemakanan tipis dapat dipercepat. Pengaturan
harus pada saat mesin berhenti.
6. Tuas panjang langkah
Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan
sesuai kanan atau kiri.
57
7. Tuas posisi pahat
Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur
kedudukan pahat terhadap benda kerja. Pengaturan dapat dilakukan
setelah mengendorkan pengikat lengan.
8. Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang.
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-
pengaturan panjang engkol yang mengubah gerakan putar mesin pada
roda gigi menjadi gerakan lurus meja. Dengan demikian meja
melakukan gerak ingsutan (feeding).
9. Rumah pahat (Tool post)
Rumah pahat atau pemegang pahat merupakan tempat di mana pahat
sekrap dipasang. Salah satu ujung dari rumah pahat ini menempel pada
pelat rumah pahat dan pada ujung yang lainnya yang berbentuk tirus
terdapat baut penjepit. Pemasangan pahat dapat dilakukan dengan cara
memasukkan badan atau tangkai pahat ke dalam lubang rumah pahat,
kemudian baut penjepit diketatkan sehingga pahat akan terjepit kuat di
dalam rumah pahat. Untuk memudahkan dalam pemasangan pahat,
rumah pahat ini dapat diputar atau digeser ke arah kanan atau kiri.
dial
Clapper
box
Tool
58
10. Kotak ayun
Kotak ayun atau rumah ayun merupakan tempat di mana pelat rumah
pahat dipasang dengan menggunakan engsel. Sementara itu, kotak ayun
ini dipasang pada badan eretan pahat (tool head). Kotak ayun juga dapat
diputar atau disetel miring ke kanan atau ke kiri dengan cara
mengendorkan baut pengikatnya yang terpasang pada suatu alur tembus.
Apron
Tool
Direction
of feed Work
59
Gambar 2.14 Pahat Sekrap Kasar Lurus
60
- Pahat sekrap sisi kasar
61
d. Jenis bahan pahat
H.S.S digunakan untuk memotong material yang mempunyai
tegangan tarik tinggi. Sedangkan carbide digunakan untuk benda-
benda tuangan.
62
akhir tergantung pada bentuk pahat, kecepatan pahat (tergantung pada jenis
logam yang disekrap) dan penerapan cairan pendingin yang tepat. Beberapa
cara pengerjaan sekrap antara lain adalah:
1. Menyekrap Datar
Menyekrap datar adalah bahwa gerak menyayatnya kearah mendatar
dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri, arah gerakan pahat tersebut
tergantung pada posisi pahat atau dari bentuk sudut- sudut bebasnya, jika
pahat tersebut berbentuk pahat kanan maka penyayatannya dimulai dari
sebelah kanan ke kiri dan sebaliknya.
2. Menyekrap Tegak
Dalam menyekrap tegak maka gerak penyayatannya pahat
berlangsung dari atas ke arah bawah secara tegak lurus, dalam hal ini
pergerakkan sayatan pahat dilakukan dengan memutar eretan pahat
dengan tangan. Tebal pemakanan hendaknya tipis kurang lebih 0,5 mm.
3. Sekrap Sudut
Jika sekrap bagian yang menyudut maka gerak penyayatannya
dilakukan dengan memutar eretan pahat yang kedudukannya menyudut
sesuai dengan besarnya sudut yang disekrap.
4. Sekrap Alur
Alur yang dapat disekrap adalah alur terus luar, alur terus dalam, alur
buntu. Alur yang dapat disekrap adalah alur terus luar, alur terus dalam,
alur buntu.
63
3. Universal tool holder yaitu tool holder yang dapat menjepit pahat pada
5 kedudukan pahat. Dengan demikian universal tool holder lurus atau
sebagai tool holder kiri atau kanan.
64
a. Dengan digerakkan dengan cara memutar roda pemeriksa untuk
melihat kemungkinan tertabraknya lengan.
b. Menentukan banyak langkah per menit.
c. Motor mesin dihidupkan dengan cara memasukkan tuas kopling
mesin mulai bekerja. Mencoba langkah pemakanan (feeding) dari
meja, mulai dari langkah halus sampai langkah kasar. Perhatikan
seluruh gerak mesin.
d. Menghentikan kerja mesin dilakukan dengan cara melepas tuas
kopling kemudian matikan motor.
2. Proses menyekrap
Proses penyekrapan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
a. Menyekrap datar
Menyekrap bidang rata adalah penyekrapan benda kerja
agar menghasilkan permukaan yang rata. Penyekrapan bidang rata
dapat dilakukan dengan cara mendatar (horizontal) dan cara tegak
(vertikal). Pada penyekrapan arah mendatar yang bergerak adalah
benda kerja atau meja ke arah kiri kanan. Pahat melakukan langkah
penyayatan dan ketebalan diatur dengan menggeser eretan pahat.
b. Menyekrap tegak
Pengaturan ketebalan dilakukan dengan menggeser meja. Pahat
harus diatur sedemikian rupa (menyudut) sehingga hanya bagian
ujung saja yang menyayat dan bagian sisi dalam keadaan bebas.
Tebal pemakanan diatur tipis kurang lebih 50 mm. Langkah kerja
menyekrap tegak sesuai dengan penyekrapan yang datar.
c. Menyekrap menyudut
Menyekrap bidang menyudut adalah penyekrapan benda kerja
agar menghasilkan permukaan yang miring/sudut. Pada
penyekrapan ini yang bergerak adalah eretan pahat maju mundur.
Pengaturan ketebalan dilakukan dengan memutar eretan pahat sesuai
dengan kebutuhan sudut pemakanan.
65
d. Menyekrap alur
Menurut alur menyekrap, mesin sekrap dapat digunakan untuk
membuat alur:
- alur terus luar
- alur terus dalam
- alur terus buntu
- alur terus tembus
66
kemudian mengendorkan tuas pengikat A dan mengatur kedudukan benda
kerja dengan jalan mendorong lengan penumbuk ke muka atau ke belakang.
Setelah mendapatkan langkah yang dikehendaki kencangkan kembali tuas
pengikat A terakhir menjalankan mesin dan memeriksa apakah panjang dan
kedudukan langkah sudah sesuai.
Maju
Mundur
Waktu yang digunakan untuk langkah maju dalam satu menit adalah 3/5
menit. Besar kecepatan langkah mesin yang digunakan pada waktu
menyekrap ditentukan oleh:
a. Kekerasan pahat
b. Kekerasan bahan yang dipahat
c. Panjang langkah mesin (panjang bahan yang dipahat)
67
II.2.14 Sistematika Satuan Metrik
Jika panjang langkah = L mm dan banyak langkah dalam 1 menit n jarak
yang ditempuh oleh langkah maju dalam 1 menit adalah
Ƞ α n x L / 1000 (E.q. 2.2)
Kecepatan pemotongan atau cutting speed (Cs) = Jarak tempuh dibagi
waktu.
Cs = n x L / 1000 (E.q. 2.3)
N = Cs x 1000 /L (E.q. 2.4)
Keterangan:
N = jumlah langkah tiap menit
L = panjang langkah (dalam mm)
Cs = kecepatan potong (cutting speed)
Keterangan:
n = banyak langkah tiap menit
Cs = kecepatan potong / cutting speed (dalam kaki/menit)
68
Brouze 20
Allumunium 100
69
4. Pahat bengkok kanan
5. Pahat ujung bulat
6. Pahat ujung segi empat
7. Pahat lurus
8. Pahat leher angsa
Dengan berbagai macam pahat yang telah diketahui, gambar bentuk
pahat tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
70
Kecenderungan tindakan perawatan Preventive lebih banyak pada
komponen transmisi. Tindakan-tindakan preventive yang dapat
dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan
b. Pembersihan
c. Pelumasan
d. Penggantian komponen
e. Penguncian
f. Penyetelan.
Untuk memudahkan peralatan diantara preventive dibuat program
peralatan secara:
a. Memeriksa kondisi mesin dan komponennya sebelum dipakai.
b. Membersihkan mesin sebelum dipakai.
c. Memberi oli permukaan yang bergerak, yang diberikan tanda
lingkaran bola baja.
d. Memberi oli permukaan komponen yang saling bergerak dan
bergesek.
e. Menggunci dan membuat mur/baut pengikat.
f. Menyetel posisi komponen dan keulesan geraknya seperti gerakan
eretan meja, spindle, lengan.
g. Semua program peralatan rutin dijalankan setiap hari oleh pemakai
operator mesin.
71
Program peralatan preventif secara periodik, program tersebut
seperti:
a. Memeriksa kondisi komponen dan memberi oli seperti:
- Bantalan
- Ulir penggerak/pengangkatan
- Roda gigi pangganti.
b. Mengganti komponen bahan yang telah habis masa pakai seperti:
- Oli bak roda gigi setelah 6000 jam dipakai
- Bantalan setelah 22.000 jam dipakai
- Mengganti ban setelah kedaan mengeras/pecah
2. Perawatan korektif /Pembetulan
Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan terhadap mesin
yang mengalami gangguan kerusakan baik kerusakan kecil maupun
kerusakan sedang. Tindakan perawatan korektif yang harus dilakukan
sebagai berikut:
a. Memeriksa dan memastikan kerusakan komponen secara manual
dan dengan alat.
b. Membuat rencana perbaikan
c. Menulis rencana atau prosedur pelaksanaan peralatan yang
mencakup tindakan perbaikan, tenaga kerja, bahan dan alat yang
diperlukan.
d. Teknik perbaikan (pembetulan, pembuatan dan penggantian) dan
biaya perbaikan.
e. Membongkar komponen-komponen yang terkait dengan dengan
komponen yang rusak secara berurutan mulai dari komponen baik
sampai ke rusak. Memeriksa dan memperbaiki, mengganti
komponen yang rusak serta membersihkan komponen yang rusak.
f. Pelumasan yaitu proses melumasi komponen yang dibuka dan
komponen yang telah diperbaiki dengan minyak pelumas (khusus
komponen kontak roda gigi perlu diganti oli pelumasnya).
72
g. Pemasangan yaitu proses memasang komponen-komponen
pengganti atau yang telah diperbaiki secara berurutan mulai dari
komponen pengganti sampai pada komponen yang dibuka
sebelumnya.
h. Uji standar yaitu proses menguji kedudukan dan gerakan komponen
yang dipasang serta menyetel posisi kedudukan dan geraknya. Oleh
karena itu dalam perawatan korektif terjadi tindakan dan proses
membuka, memperbaiki dan memasang komponen mesin yang
dalam keadaan baik maka harus dilakukan pekerjaan tersebut secara
hati-hati, cermat, aman, dan baik. Fungsi perawatan adalah:
- Mencegah terjadinya suatu yang dapat membahayakan
keselamatan pekerja, fasilitas dan peralatan labor, dan workshop.
- Meningkatkan kualitas kerja dan hasil kerja yang melibatkan
penggunaan fasilitas/peralatan labor dan workshop.
- Memperlancar pengerjaan.
- Memanfaatkan sifat bertangung jawab bagi stop pemakai
penggunaan fasilatas peralatan labor dan workshop.
- Melakukan tindakan perbaikan dengan kesadaran sendiri.
- Menghemat biaya operasi fasilitas peralatan labor dan workshop.
3. Perawatan berat
Perawatan berat adalah perawatan yang dilakukan terhadap mesin
yang mengalami banyak kerusakan pada komponen-komponen
utamanya. Sehingga hasil ukurannya jauh menyimpang dari ukuran
standar.
4. Perawatan terencana
Perawatan terencana adalah perawatan yang dilakukan terhadap
mesin yang dibuat secara sistematis dan terencana sebelum mesin
digunakan atau dipakai.
Teknik peralatan mesin perawatan yang intensif sangat membantu
untuk menjaga peralatan mesin selalu dalam kondisi siap pakai, terutama
jika perawatannya dilakukan secara rutin dan benar. Penggunaan sistem
73
peralatan yang terjadwal baik akan menjaga peralatan atau mesin bisa
bekerja secara maksimal atau produktivitasnya maksimal atau
produksinya memuaskan. Beberapa tujuan peralatan terhadap peralatan
atau mesin antara lain:
a. Merawat mesin atau peralatan sehingga selalu dalam kondisi optimal
produktivitasnya dan dapat dipercaya kualitas produksinya.
b. Mencegah hal-hal yang diharapkan seperti kerusakan yang tiba-tiba
terhadap mesin peralatan pada saat beroperasi.
c. Menaikkan kemampuan mesin untuk berproduksi dengan
melakukan perubahan untuk lebih mengefisienkan kerja mesin.
Tujuan-tujuan yang diatas dapat dicapai apabila dilakukan dua
bentuk perawatan yaitu:
a. Perawatan rutin atau harian yang dilakukan selama jangka waktu
perawatan yang sudah terjadwal tetapi perawatan hendaknya tidak
saja hanya dilakukan pada yang terjadwal, sebaiknya dilakukan
setiap saat. Yang dilaksanakan dalam perawatan harian adalah
sebagai berikut:
- Sebelum memakai mesin jangan lupa memberikan oli pada
katup-katup oli.
- Mengontrol gelas ukuran oli, apakah permukaan oli sudah sesuai
dengan petunjuk mesin sekrap.
- Sebelum memakai mesin, harus dibersihkan dahulu
- Diharapkan dalam mengoperasikan mesin harus menurut
petunjuk yang benar, misalnya putaran yang sesuai pembebanan,
banyaknya pemakaian dan sebagainya.
- Perawatan dan perbaikan yang terjadwal, yang terdiri dari
perbaikan ringan, perbaikan menengah, perbaikan besar-besaran.
74
Adapun langkah-langkah dalam penyetingan langkah mesin sekrap
adalah sebagai berikut:
1. Mesin benar-benar harus dalam keadaan off.
2. Kendorkan tuas pengunci lengan mesin.
3. Putar handle pengatur panjang langkah mesin ke kiri atau ke kanan
sesuai kebutuhan atau standar yang berlaku (putar ke kiri maka panjang
langkah mesin menjadi kecil, putar ke kanan maka panjang langkah
mesin menjadi besar).
4. Kencangkan kembali mur pengunci pengatur panjang langkah mesin.
5. Kencangkan kembali baut pengunci pengatur posisi langkah mesin.
6. Sedangkan untuk pengaturan posisi langkah mesin.
7. Mesin benar-benar harus dalam keadaan off.
8. Kendorkan tuas pengunci lengan mesin.
9. Putar handle pengatur posisi langkah mesin sesuai kebutuhan, (putar kiri
= posisi langkah mesin dimajukan, putar ke kanan = posisi langkah
mesin dimundurkan).
10. Kencangkan kembali baut pengunci untuk mengatur posisi langkah
mesin.
II.2.20 Proses Sekrap
Proses menyekrap meliputi beberapa tahap, mulai dari menjalankan
mesin hingga melakukan penyekrapan dengan jenis pahat yang digunakan.
Berikut langkah-langkah proses sekrap adalah:
1. Menjalankan mesin
a. Lengan digerakkan dengan cara memutar roda pemeriksa untuk
melihat kemungkinan tertabraknya lengan.
b. Menentukan banyak langkah per menit.
c. Motor mesin dihidupkan. Dengan cara memasukkan tuas kopling
mesin mulai bekerja. Mencoba langkah pemakanan (feeding) dari
meja, mulai dari langkah halus sampai langkah kasar. Perhatikan
seluruh gerak mesin. Menghentikan kerja mesin dilakukan dengan
cara melepas tuas kopling kemudian matikan motor.
75
2. Proses penyekrapan dapat dilakukan dengan berbagai cara, berikut
penjelasannya:
a. Penyekrapan datar/bidang rata adalah penyekrapan benda kerja agar
menghasilkan permukaan yang rata. Penyekrapan bidang rata dapat
dilakukan dengan cara mendatar (horizontal) dan cara tegak
(vertikal). Pada penyekrapan arah mendatar yang bergerak adalah
benda kerja atau meja ke arah kiri kanan. Pahat melakukan langkah
penyayatan dan ketebalan diatur dengan menggeser eretan pahat.
b. Penyekrapan tegak adalah proses memahat harus diatur sedemikian
rupa (menyudut) sehingga hanya bagian ujung saja yang menyayat
dan bagian sisi dalam keadaan bebas. Tebal pemakanan diatur tipis
± 50 mm. Langkah kerja penyekrapan tegak sesuai dengan
penyekrapan yang datar.
c. Penyekrapan bidang menyudut adalah penyekrapan benda kerja agar
menghasilkan permukaan yang miring/sudut. Pada penyekrapan ini
yang bergerak adalah eretan pahat maju mundur. Pengaturan
ketebalan dilakukan dengan memutar ereten pahat sesuai dengan
kebutuhan sudut pemakanan.
d. Penyekrapan alur, menurut alur penyekrapan mesin sekrap dapat
digunakan untuk membuat alur:
- Alur terus luar
- Alur terus buntu
- Alur terus dalam
- Alut terus tembus
Alur terus luar di antaranya adalah alur “U”, alur “V”, dan alur
ekor burung. Penyekrapan alur “V” dan ekor burung merupakan
penyekrapan yang paling rumit karena memerlukan ketekunan dan
kesabaran. Prinsip pengerjaannya merupakan gabungan dari
beberapa proses penyekrapan. Berhasil atau tidaknya pembuatan
alur “V” dan ekor burung tergantung dari pengaturan eretan pahat,
76
pengasahan sudut pahat dan pemasangan pahatnya. Pada
penyekrapan alur ekor burung atau alur “V” yaitu:
a. Diawali dengan penyekrapan alur biasa
b. Selanjutnya memasang pahat lancip
c. Mengatur eretan pahat
d. Mengatur posisi pahat
e. Lakukan secara hati-hati dan pemakanannya harus tipis.
Alur tembus dalam umumnya untuk alur pasak pada roda gigi
atau pully. Untuk penyekrapan alur pasak memerlukan tangkai
pemegang pahat (pemegang pahat tambahan) yang memungkinkan
pahat masuk ke dalam lubang yang akan dibuat alur dalam.
Penyekrapan alur pasak luar ya ng buntu lebih rumit karena gerakan
pahatnya terbatas. Untuk itu harus dibuat pengerjaan awal pada
mesin bor atau frais. Batas alur pasak harus di buat dengan cara
membuat lubang dengan end mill sesuai dengan ukuran lebar dan
dalamnya alur. Agar pajang langkah terbatas, maka harus diatur
terlebih dahulu sesuai dengan panjang alur. Penyekrapan dapat
dilakukan bertahap apabila lebar alur melebihi lebar pahat yang
digunakan.
77
UNIT III
MESIN BUBUT
III. 1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah bertujuan sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan mengenai mesin bubut.
2. Mampu menggunakan dan menjalankan mesin bubut.
3. Mampu memahami proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin bubut.
4. Mampu menghitung kinerja pembuatan yang diukur berdasarkan pengukuran
dimensi dan waktu pengerjaan.
78
III.2 Dasar Teori
III. 2. 1 Definisi Mesin Bubut
Gerakan berputar
Gerakan melintang
Gerakan memanjang
80
eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi
sayatan yang berbentuk ulir.
81
2. Leadscrew adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap.
Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa
dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir,
pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.
3. Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk
menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakan mekanisme apron dalam arah melintang atau
memanjang.
4. Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat, dan apron.
Kontruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan
pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan
pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan
dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakan pembawa sepanjang
landasan. Eretan terdiri dari tiga bagian/ elemen diantaranya adalah
sebagai berikut:
- Eretan memanjang (longitudinal carriage) berfungsi untuk
melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau
menjauhi spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang
meja/alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang.
- Eretan melintang (cross carriage) berfungsi untuk melakukan
gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau menjauhi
sumbu senter, secara manual/otomatis dan sekaligus sebagai
dudukan eretan atas.
- Eretan atas (top carriage) berfungsi untuk melakukan pemakanan
secara manual kearah sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya.
82
Gambar 3.6 Eretan (Carriage) Memanjang, Melintang Dan Atas
83
7. Bed digunakan sebagai tempat dudukan tailstock/tempat meluncurnya
tailstock.
84
Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar
ulirnya antara dari 6 ÷ 8 mm. Poros pembawa adalah poros yang
selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan
dalam.
12. Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang
berbeda, pada umumnya memiliki posisi/ letak dan cara penggunaan
berbeda. Maka dari itu, didalam mengatur tuas pada setiap melakukan
proses pembubutan harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk
pengaturan yang terdapat pada mesin bubut tersebut. Contoh posisi
tuas-tuas pengatur kecepatan putar, feeding, penguliran dan pengubah
arah pemakanan.
Spindle
revolves
bed
Gear
box
Power carriage
leadscrew
unit feedrod
85
III.2.4 Penggolongan Mesin Bubut Berdasarkan Pembubutannya
Mesin bubut juga dapat di golongkan berdasarkan pembubutnya
berikut adalah golongan golongan dari pembubutan:
1. Pembubutan kecepatan
Pembubutan kecepatan adalah proses pembubutan yang paling
sederhana dari segala pembubutan, proses pembubutan kecepatan
terdiri dari atas bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang
dapat disetel untuk mendukung pahat. Biasanya pembubutan
kecepatan digerakkan oleh moor kecepatan variable yang dipasangkan
ke dalam kepala tetap. Pembubutan kecepatan terutama digunakan
dalam pembubutan kayu, memberikan pusat pada silinder logam
sebelum dikerjakan lebih lanjut pada pembubut mesin, dan dalam
perputaran logam, pengerjaan kayu, pemolesan.
2. Pembubutan mesin
Yang membedakan dari pembubutan kecepatan adalah
mempunyai ciri tambahan untuk mengendalikan kecepatan spindle
dan untuk menyangga dan mengendalikan hantaran dari pahat
pemotong tetap.
a. Penggerak puli kerucut bertingkat
b. Penggerak roda gigi tangan
c. Penggerak kecepatan variabel
3. Pembubut bangku
Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut kecil yang
dipasangkan pada bangku kerja. Dalam desainnya mempunyai ciri
yang sama dengan pembubut kecepatan atau pembubut mesin dan
hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya, disesuaikan untuk
benda kerja kecil, dan mempunyai kapasitas putaran maksimum
sebesar 25 mm pada plat muka.
4. Pembubut ruang perkakas
Pembubut ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan
yang diperlukan untuk pekerjaan perkakas yang teliti, merupakan
86
pembubut kepala beroda tiga yang digerakkan secara tersendiri dengan
kecepatan spindel yang jangkaunya sangat luas.
5. Pembubut kegunaan khusus
6. Pembubut turret dapat dibedakan menjadi 3 yaitu horizontal, vertikal
dan otomatis
III.2.5 Penggolongan Mesin Bubut Berdasarkan Dimensinya
Jenis mesin bubut dapat dibedakan berdasarkan dimensi dan prinsip
kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan dimensinya, mesin bubut dibedakan menjadi:
a. Mesin Bubut Ringan
87
b. Mesin Bubut Sedang (medium lathe)
88
Mesin bubut standar memiliki ukuran yang besar dan lebih
berat. Jenis mesin bubut ini merupakan standar dalam pembuatan
mesin bubut pada umumnya.
Dengan komponen seperti pada mesin bubut ringan dan
sedang serta dilengkapi dengan keran pendingin, lampu kerja,
bak penampung beram, dan rem. Mesin bubut standar paling
banyak digunakan di home industry.
d. Mesin bubut meja panjang (long bed lathe)
Mesin bubut jenis ini termasuk mesin bubut industri yang
mampu mengerjakan komponen yang panjang dan besar, atau
kebutuhan khusus lainnya. Contoh benda kerja yang dapat
dikerjakan oleh mesin bubut meja panjang adalah poros baling-
baling kapal, poros roda kereta api, roda-roda puli dengan
ukuran besar. Panjang alas/meja mesin jenis ini dapat mencapai
5 sampai 7 meter dan diameter benda kerja sampai dengan 2
meter. Untuk mendukung kinerja mesin, biasanya juga
dilengkapi dengan penjepit pahat dan cekam benda kerja secara
hidrolik, pneumatik maupun elektrik.
89
a. Mesin bubut centre lathe
Mesin bubut centre lathe paling banyak digunakan pada
industri karena dirancang untuk berbagai macam bentuk. Mesin
bubut ini menggunakan poros spindle yang memiliki chuck
berahang pada satu sisinya sebagai alat cengkram material.
Rahang ini menjadi pusat sumbu dan sisinya yang lain menjadi
pemutar.
Mesin ini banyak digunakan diberbagai industri besar
ataupun kecil dan juga di beberapa perusahaan manufaktur
dengan cara kerja yang sangat efektif dan mudah. Mesin ini
dirancang dengan berbagai bentuk dan tipe.
90
Gambar 3.18 Mesin Bubut Subak
91
d. Mesin bubut facing lathe
Untuk material berbentuk piringan, mesin bubut facing lathe.
Mesin bubut ini memiliki cakram atas piringan berupa plat besar
yang berada pada sisi dasar, kemudian proses pembubutan
bekerja pada kedua sisi piringan.
92
f. Mesin bubut turret jenis sadel
Hampir mirip dengan mesin bubut turret biasa, mesin bubut
turret jenis sadel menggunakan sadel untuk melakukan
pengaturan dan pengoperasian untuk menghasilkan material
yang identik.
93
Gambar 3.23 Mesin Bubut Turret Vertikal
94
Proses turning dimana benda kerja berputar pada sumbu mesin dengan
putaran tertentu, sedangkan alat potong berupa pahat bubut dapat bergerak
membujur pada sepanjang sumbu benda kerja (pada pembubutan lurus) atau
dapat juga bergerak melintang terhadap sumbu benda kerja (pada
pembubutan muka). Proses boring, dimana gerakan benda kerja dan alat
potong sama dengan pada proses turning, perbedaannya adalah penyayatan
atau pemakanan yang dilakukan pada proses boring untuk memperbesar
lubang atau pembubutan dalam, sedangkan pada proses turning penyayatan
terjadi pada sisi luar benda kerja.
Proses shaping dimana benda kerja pada posisi tetap dan diam
sedangkan alat potong bergerak lateral atau lurus terhadap benda kerja.
Proses shaping ini terjadi pada penggunaan mesin sekrap atau mesin ketam
dan juga pada mesin slotter. Proses planning yaitu alat potong diam
sedangkan benda kerja bergerak bolak-balik atau maju mundur terhadap sisi
potong pahat.
Proses milling biasanya pada mesin frais horisontal, dimana pisau frais
berputar pada porosnya sedangkan benda kerja bergerak membujur terhadap
posisi pisau frais. Proses grinding, secara prinsip hampir sama dengan mesin
frais horisontal, tetapi pemakanan terjadi karena adanya gesekan antara batu
gerinda yang berputar dengan kecepatan rpm yang tinggi dan biasanya
hanya untuk penyayatan yang sangat tipis dan biasanya untuk pekerjaan
yang sifatnya presisi dan proses finishing.
III.2.7 Macam-Macam Teknik Pembubutan
Pada proses pembubutan ada beberapa macam teknik yang dapat
diterapkan. Masing-masing teknik tersebut memiliki tujuan/maksud
tersendiri. Selain itu, perbedaan teknik pembubutan juga mempengaruhi
geometri hasil pengerjaan. Berikut macam-macam teknologi pembubutan
adalah sebagai berikut:
1. Pembubutan Silindris
Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana
gerakan pahat bubut sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode
95
pembubutan ini digunakan untuk membuat bentuk dengan diameter
seragam (seperti poros lurus).
Putaran
a
Gerakan pemakanan
3. Cutting Off
Cutting off merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat bubut.
Pada proses cutting off, pahat bubut yang digunakan memiliki ujung
potong yang miring menuju sumbu benda kerja. Oleh karena itu, pahat
bubut ini memiliki sudut kurang dari 90°. Dengan bentuk ujung potong
96
yang miring, akan diperoleh permukaan pemotongan tanpa sisa
(permukaan yang rata) pada ujung benda kerja.
4. Recessing
Recessing merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan
untuk membentuk sebuah alur. Ujung potong pahat yang digunakan
biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja (sudut pahat 90°). Recessing
mirip dengan cutting off, perbedaan keduanya hanya terletak pada
bentuk atau sudut pahat saja. Recessing biasanya digunakan untuk
membuat alur pemisah antara bentuk pembubutan silindris dan ulir.
5. Parting
Parting merupakan pembubutan di mana pahat bubut bergerak
sejajar maupun tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Sesuai dengan
namanya, parting digunakan untuk memotong/memisahkan benda kerja.
Beberapa juga mengenal parting sama dengan cutting off.
6. Biting
Biting merupakan pembubutan ujung atau muka, di mana arah
pemakanan ujung pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode
biting biasanya digunakan untuk membuat alur atau lubang besar pada
permukaan ujung benda kerja.
97
Gambar 3.27 Biting
8. Pembubutan Tirus
Pembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang
menghasilkan perbedaan diameter secara konstan. Metode pembubutan
tirus digunakan untuk membuat poros tirus/konis.
98
pemakanan
9. Pembubutan Copy
Pembubutan copy merupakan penyayatan yang menghasilkan
bentuk benda kerja sesuai dengan geometri benda replika yang telah ada.
Replika tersebut ditransmisikan dengan eretan melintang dan eretan
memanjang.
10. Pembubutan Ulir
Pembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk
ulir. Pembubutan ulir terdiri dari pembubutan ulir luar dan ulir dalam.
Pembubutan ulir tergolong dalam pembubutan silindris di mana
pemakanannya sama dengan pola kisar ulir dari ulir yang akan dibuat.
11. Chamfering
Chamfering merupakan pembubutan pada sudut benda kerja
menggunakan ujung pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah
chamfer.
99
Gambar 3.31 Chamfering
12. Boring
Boring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar
dengan sumbu benda kerja. Menurut arah pemakanannya boring mirip
dengan pembubutan silindris. Namun perbedaaanya adalah boring
dilakukan pada bagian dalam benda kerja. Boring bertujuan untuk
memperbesar diameter lubang pada benda kerja.
100
Gambar 3.33 Pengeboran (Drilling)
14. Reaming
Reaming mirip dengan drilling. Reaming bertujuan untuk
memperbesar diameter lubang hasil pengeboran. Selain itu reaming juga
digunakan untuk memperhalus permukaan lubang. Proses reaming
merupakan proses lanjutan dari drilling (meskipun tidak wajib dilakukan
proses reaming).
15. Knurling
Knurling sebenarnya bukan termasuk proses penyayatan. Knurling
merupakan proses pembentukan logam yang digunakan untuk membuat
pola arsiran yang bersilangan pada permukaan benda kerja.
101
a. Pahat High Speed Steel (HSS)
High Speed Steel (HSS atau HS) adalah bagian dari alat baja,
biasanya digunakan alat bit dan alat pemotong. Hal ini sering digunakan
dalam kekuasaan gergaji dan bor. Hal ini unggul dari alat baja karbon
tinggi yang digunakan secara luas melalui tahun 1940-an karena dapat
menahan suhu tinggi tanpa kehilangan kesabaran nya (kekerasan).
Properti ini memungkinkan HSS untuk memotong lebih cepat dari baja
karbon tinggi. Baja kecepatan tinggi juga menemukan sebuah pasar di
mana alat-alat baik tangan ketangguhan relatif baik mereka di
kekerasan tinggi, ditambah dengan ketahanan abrasi tinggi dan baik-
baik saja, membuat mereka cocok untuk aplikasi kecepatan rendah
memerlukan tajam (tajam) tepi tahan lama, seperti file, pahat, pisau
tangan pesawat, dan dapur berkualitas tinggi, pisau saku, dan pedang.
b. Pahat Karbida
Pahat Karbida adalah sekitar tiga kali lebih keras dari baja, dengan
modulus Young sekitar 550 GPa, dan jauh lebih padat dari baja atau
titanium. Hal ini sebanding dengan korundum (α-Al2O3) dalam
kekerasan dan hanya dapat dipoles dan selesai dengan abrasive
kekerasan unggulan seperti silikon karbida, cubic boron nitride dan
berlian antara lain, dalam bentuk bubuk, roda, dan senyawa. Jadi Jenis
pahat ini dibuat dengan campuran bahan kimia antara lain tungsten dan
102
karbon, tergantung sifat bahan yang dikehendaki. Pahat Karbida ini
dibuat dengan lubang di tengahnya untuk baut pengunci ke
holder/pegangannya.
103
utama listrik, berarti motor penggerak mesin siap untuk dioperasikan.
Sedangkan untuk mematikan sumber utama listrik (power supply) pada
switch on-off mesin bubut, merupakan kegiatan paling akhir yang
dilakukan seteklah mengoperasikan mesin bubut. Karena dengan
mematikan sumber arus listrik, berati motor penggerak mesin tidak ada
lagi sumber arus listrik sehingga aman dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Posisi/ letak switch on-off pada mesin bubut, masing-masing
pabrikan dapat berbeda-beda. Namun yang pasti ditempatkan pada
tempat yang parktis dan aman.
2. Menghidupkan dan Mematikan Mesin
Menghidupkan mesin adalah kegiatan menghidupkan motor
penggerak mesin untuk memutar spindel utama mesin bubut/ benda
kerja, agar terjadi pemotongan pada proses pembubutan. Sedangkan
mematikan mesin, adalah kegiatan mematikan motor penggerak mesin
untuk menghentikan spindel utama mesin bubut/ benda kerja, jika
proses pembubutan sudah selesai. Untuk melakukan kegiatan
menghidupkan dan mematikan mesin bubut, dapat dilakukan dengan
menggunakan tuas/ handel atau tombol yaitu tergantung dari jenis mesin
bubutnya. Jika menggunakan tuas/ handel, dalam menghidupkan cara
menaikan dan mematikan yaitu dengan cara menurunkan handel/ tuas.
Sedangkan jika menggunakan tombol on-off cukup hanya menekan
tombolnya saja, yang pada umumnya jika tombol berwarna hijau untuk
menghidupkan mesin dan tombol berwarna merah untuk mematikan
mesin. Contoh posisi handel/tuas on-off mesin bubut standar, dapat
dilihat pada (Gambar 3.37) dan Contoh posisi tombol on-off mesin
bubut standar, dapat dilihat pada berikut.
104
Gambar 3.37 Tuas On-Off Mesin Bubut Standar
105
Dalam melakukan proses pembubutan terdapat dua arah putaran
yaitu putaran serah putaran jarum jam dan berlawanan arah jarum jam
(dilihat dari posisi belakang spindel). Penentukan arah putaran mesin
bubut, tergantung dari posisi arah mata sayat alat potongnya, yang
penting adalah putaran mesin mesin harus berlawanan arah dengan
mata sayat alat potong. Untuk mengatur arah putaran mesin bubut
standar, pada umumnya setiap mesin sudah dilengkapi dengan handel/
tuas atau sakelar untuk mengatur arah putaran mesin.
106
Gambar 3.40 Posisi Start Alat Potong (Pahat Bubut) Mendekati Cekam
Gambar 3.44 Posisi Start Alat Potong (Pahat Bubut) Menjahui Cekam
107
menggoperasikan eretan lintang secara otomatis, dapat dilakukan
dengan mengaktifkan handel otomatis melintang yang ada
landasan (apron) eretan memanjang.
108
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
Setelah kita mengenal cara kerja dan jenis jenis mesin bubut. Sebagai
pemakai mesin bubut kita juga harus mengetahui tentang prosedur
keselamatan kerja sserta potensi bahaya yang dapat di timbulkan oleh mesin
bubut.
Potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan selalu terdapat
pada setiap proses/aktivitas pekerjaan khususnya pada pemesinan bubut.
Potensi bahaya tersebut mempunyai tingkat/bobot resiko yang berbeda-beda
dalam hal kemungkinan terjadi dan tingkat keparahannya kalau terjadi
kecelakaan. Kecelakaan kerja (work accident) juga dapat sewaktu-waktu
terjadi, seberapa pun kecilnya yang akan menimbulkan kerugian (loss).
Kecelakaan yang dimaksud adalah suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak diiginkan ataupun tidak disengaja yang dapat menimbulkan suatu
kerugian dan atau yang menyebabkan seseorang terluka atau kerusakan
benda/material. Sehingga sebelum memulai suatu pekerjaan pemesinan,
harus mengetahui dan memahami potensi bahaya apa yang mungkin terjadi
termasuk bobot/tingkat resikonya. Hal ini agar dapat dikendalikan dan
diminimalkan potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
Potensi bahaya khususnya pada proses pemesinan bubut dapat
diidentifikasi dari tiga aspek, yaitu mesin atau peralatan yang digunakan,
benda kerja yang sedang dikerjakan dan operator yang sedang bekerja.
Ketiga aspek tersebut memiliki potensi bahaya yang harus dikenali untuk
109
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
110
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
111
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
112
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
113
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
waktu yang diperlukan tiap tahap pekerjaan. Aspek keselamatan kerja dan
prosedur atau petunjuk kerja lain yang diperlukan untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai gambar kerja pada job sheet yang telah
ditentukan. Pada konteks pekerjaan di industri maka penyusun WP adalah
operator dengan persetujuan dan pengawasan supervisornya. Work
preparation merupakan perwujudan hasil merencanakan proses
pembubutan. Operator mesin bubut menggunakan work preparation ini
sebagai panduan dalam proses mengerjakan benda kerja.
Pentingnya membuat work preparation pembubutan adalah menyusun
suatu dokumen dengan format tertentu yang harus dipersiapkan dan dibuat
oleh peserta didik sebelum melaksanakan praktik berdasarkan arahan dan
bimbingan dosen/guru pengajar. Pada konteks pekerjaan di industri maka
pemnyusun WP adalah operator dengan persetujuan dan pengawasan
supervisornya. Work preparation merupakan perwujudan hasil
merencanakan proses pembubutan. Operator mesin bubut menggunakan
work preparation ini sebagai panduan dalam proses mengerjakan benda
kerja. Work preparation tersebut memuat informasi tentang:
a. Identitas operator mesin bubut.
b. Nama atau jenis job/pekerjaan yang akan dikerjakan.
c. Sub pekerjaan atau tahap-tahap yang harus dilakukan.
d. Mesin/peralatan yang digunakan.
e. Parameter yang harus dipenuhi.
f. Estimasi waktu yang diperlukan tiap tahap pekerjaan.
g. Aspek keselamatan kerja.
h. Prosedur atau petunjuk kerja lain yang diperlukan untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai gambar kerja pada job sheet yang telah
ditentukan.
Persiapan dalam membuat work preparation pembubutan agar lebih
efektif dan efisien sebaiknya memperhatikan beberapa hal yang terkait
dengan gambar kerja maupun proses pengerjaan. Format work preparation
yang dapat digunakan pada praktik pemesinan bubut ditunjukkan pada
114
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
gambar. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam membuat
work preparation pembubutan, yaitu:
1. Mencermati gambar kerja yang disediakan pada job sheet dicermati
dengan seksama mengenai jenis material dan ukuran awal bahan benda
kerja yang disediakan.
2. Mengindentifikasi jenis/sub pekerjaan yaitu bentuk atau profil hasil
akhir benda kerja yang harus dikerjakan sesuai gambar kerja menjadi
fokus utamanya.
3. Memperkirakan urutan kerja.
4. Membuat atau memberi tanda urutan pekerjaan pada gambar kerja.
115
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
UNIT IV
PRAKTIKUM MESIN MILLING
116
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
117
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
118
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
119
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
120
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
121
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
122
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
atau milling jari. Sedang untuk milling universal, meja dari mesin ini pada
mesin horizontal hanya meja universal dapat diputar mendatar dan
membentuk sudut 450 kearah tiang mesin. Secara garis besar mesin milling
terdiri dari:
1. Mesin Milling vertical
123
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
124
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
Keterangan
V = Kecepatan potong (m/menit)
d = Diameter pahat (mm)
n = Putaran benda kerja (putaran/menit)
125
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
126
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
127
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
128
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
b. Pisau setengah sisi (Half side milling cutter), mempunyai gigi helik
pada sisi muka dan gigi pemotong pada satu sisi samping. Pisau
tipe ini dianjurkan untuk proses milling permukaan kasar dan proses
milling pada satu sisi saja.
129
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
(biasanya 1/8 hingga ¼ dari feed yang digunakan pada pisau lurus.
Pisau gergaji lurus biasanyan dibuat dengan ketebalan 1/32 inch
sampai dengan 3/16 inch dengan diameter 2 ½ “ sampai 8 “.
130
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
131
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
7. Keyseat Cutter
Pisau ini merupakan pisau khusus yang digunakan untuk membuat
keyseat untuk alur woodruff. Pisau ini sesuai untuk semua ukuran alur
woodruff. Ukuran diameter pisau ini antara ¼ - 1 ½ inchi.
132
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
Pada pisau milling sisip, gigi-giginya dibuat dari HSS, cast alloy, atau
cemented carbide. Body/tubuh pisau biasanya dibuat dari alloy steel untuk
menghemat ongkos. Pisau inserted dapat dilepas apabila telah mengalami
kerusakan/tumpul untuk diganti dengan yang baru.
IV.2.7 Geometri Pahat Milling
Pada dasarnya bentuk pahat milling adalah identik dengan
pahat bubut. Dengan demikian nama sudut atau istilah yang
digunakan juga sama dengan pahat bubut. Nama-nama bagian
pahat milling rata dan geometri gigi pahat milling rata
ditunjukkan pada (Gambar 3.12).
Pahat milling memiliki bentuk yang rumit karena terdiri dari banyak gigi
potong, sehingga proses pemotongannya adalah proses pemotongan dengan
mata potong majemuk (Gambar 3.12). Jumlah gigi minimal adalah dua buah
pada pahat milling ujung (end mill).
133
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
Pahat untuk proses milling dibuat dari material HSS atau karbida.
Material pahat untuk proses milling pada dasarnya sama dengan material
pahat untuk pahat bubut. Untuk pahat karbida juga digolongkan dengan
kode P, M, dan K. Pahat milling karbida bentuk sisipan dipasang pada
tempat pahat sesuai dengan bentuknya. Standar tersebut mengatur tentang
bentuk sisipan, sudut potong, toleransi bentuk, pemutus tatal (chipbeaker),
panjang sisi potong, tebal sisipan, sudut bebas, arah pemakanan, dan kode
khusus pembuat pahat. Pahat sisipan yang telah dipasang pada pemegang
pahat.
134
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
135
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
136
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
137
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
boring heads. Pemegang pahat ini biasanya digunakan untuk proses bor
(boring), perataan permukaan (facing), dan pembuatan champe
(chamfering).
138
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
139
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
Ragum yang dipasang langsung pada meja mesin milling hanya dapat
digunakan untuk mengerjakan benda kerja lurus atau bertingkat dengan
bidang datar atau tegak lurus. Apabila benda kerja yang dibuat ada bentuk
sudutnya, maka ragum diletakan pada meja yang dapat diatur sudutnya
(identik dengan meja sinus). Meja tersebut (Gambar 4.42) diikat pada meja
mesin milling.
Alat bantu pemegang benda kerja di mesin milling yang lain yaitu meja
putar (Rotary Table). Meja putar (Gambar 4.43) ini diletakkan diatas meja
mesin milling, kemudian ragum atau cekam rahang tiga bisa diletakkan di
atasnya. Dengan bantuan meja putar ini proses penyayatan bidang-bidang
benda kerja bisa lebih cepat, karena untuk menyayat sisi-sisi benda kerja
140
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
tidak usah melepas benda kerja, cukup memutar handel meja putar dengan
sudut yang dikekendaki. Selain itu dengan meja putar ini bisa dibuat bentuk
melingkar , baik satu lingkaran penuh (360o) atau kurang dari 360o.
Benda kerja yang dikerjakan di mesin milling tidak hanya benda kerja
yang bentuknya teratur. Benda kerja yang berbentuk plat lebar, piringan
dengan diameter besar dan tipis, dan benda hasil tuangan sulit dicekam
dengan ragum. Untuk keperluan pemegangan benda kerja seperti itu, maka
benda kerja bisa langsung diletakkan di meja mesin milling kemudian
diikat dengan menggunakan bantuan klem. Bentuk klem (Gambar 4.45)
dan baut pengikatnya biasanya digunakan untuk satu benda kerja yang
relatif besar.
141
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
142
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
143
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
144
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
145
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
f. Pasang pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor posisi
pengikatan yang benar dan posisi pengikatan yang salah apabila
yang digunakan pisau mantel helik kiri
146
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
147
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
148
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
149
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
150
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
151
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
UNIT V
MESIN LAS
V.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan mengenai mesin las.
2. Mampu menggunakan dan menjelaskan mesin las.
3. Mampu memahami proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin las.
4. Mampu mengukur waktu pekerjaan dan kualitasnya.
152
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
153
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
154
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
155
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
156
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
157
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
158
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
bersirkulasi. Gas pelindung ini berasal dari tabung gas yang disalurkan
menggunakan selang dari tabung gas ke nosel. Gas yang digunakan
sebagai gas pelindung adalah:
a. Gas CO2 yang digunakan untuk mengelas baja dan baja lunak
b. Gas argon atau campuran argon atau helium yang digunakan untuk
pengelasan alumunium dan baja yang tahan karat
3. Pengelasan busur gas MIG atau Metal Inert Gas
Pengelasan dengan menggunakan las busur gas MIG atau Metal
Inert Gas ini pada umumnya dapat beroperasi atau bekerja secara
otomatis atau semi otomatis. Pada las MIG ini digunakan bahan tambah
berupa kawat elektroda (elektroda tidak berselaput) yang berbentuk
gulungan atau rol. Gerakan kawat elektroda ini diatur dan digerakkan
dengan motor listrik. Untuk kecepatan gerakan elektroda ini dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan.
Pada tangkai las busur gas MIG ini dilengkapi dengan nosel logam
yang berfungsi untuk menyemburkan atau mengeluarkan gas pelindung
untuk melindungi hasil las-lasan dari pengaruh udara luar agar tidak
terjadi proses oksidasi. Gas pelindung ini berasal dari tabung gas yang
disalurkan menggunakan selang dari tabung gas ke nosel. Gas yang
digunakan sebagai gas pelindung adalah sebagai berikut:
a. Gas CO2 yang digunakan untuk mengelas baja dan baja lunak.
b. Gas argon atau campuran argon atau helium yang digunakan untuk
pengelasan alumunium dan baja yang tahan karat.
4. Pengelasan dengan busur rendam
Pengelasan dengan menggunakan las busur rendam atau submerged
dapat beroperasi atau bekerja secara otomatis atau semi otomatis. Untuk
melindungi bagian las dari udara luar agar tidak beroksidasi maka pada
pengelasan las busur rendam atau submerged ini dilengkapi dengan
fluksi berbentuk serbuk. Nyala busur listrik pada las rendam atau
submerged ini terjadi pada ujung elektroda dan bahan yang dilas
didalam timbunan serbuk fluksi sehingga pada pengelasan rendam atau
159
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
submerged ini tidak akan timbul sinar las seperti pengelasan lainnya.
Karena pengelasan ini tidak menimbulkan sinar las maka operator las
tidak memerlukan kaca mata las.
Saat proses pengelasan, serbuk fluksi akan mencair dan membeku
yang nantinya akan menutup lapisan las. Serbuk fluksi yang tidak
mencair ini dapat digunakan kembali. Elektroda yang digunakan untuk
las rendam atau submerged ini berupa kawat elektroda (elektroda tidak
berselaput) berupa gulungan atau rol dan gerakan elektroda ini
digerakkan oleh motor listrik. Untuk kecepatan gerakan elektroda ini
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
5. Pengelasan titik (Resistance Spot Welding)
Las titik atau Resistance Spot Welding (RSW) adalah proses
pengelasan dimana permukaan logam yang berkontak disambungkan
oleh panas yang didapat dari resistansi terhadap arus listrik. Biasanya
lembaran logam ini berada pada kisaran tebal 1.5 sampai 3 mm. Proses
ini menggunakan 2 elektroda tembaga aloy untuk memusatkan arus las
ke suatu titik sekaligus untuk mencengkram lembaran tersebut.
Memusatkan arus las ke suatu titik sekaligus untuk mencengkram
lembaran tersebut.
Pengelasan ini dilakukan dengan cara menjepit dua atau lebih
lembaran logam diantara elektroda logam. Saat logam dijepit, arus
bertegangan rendah dialirkan diantara elektroda, hal itu membuat logam
yang bersinggungan menjadi panas dan suhunya naik sampai mencapai
suhu pengelasan. Saat suhu pengelasan tercapai, logam akan meleleh
dan tekanan diantara elektroda memaksa logam menjadi satu sehingga
membentuk sambungan las. Sesudah itu arus dihentikan tetapi masih
dilakukan penekanan. Setelah logam mendingin, tekanan dilepaskan dan
benda kerja dipindahkan. Jumlah energi yang dialirkan kepada titik ini
dipengaruhi oleh resistansi, arus dan durasi arus mengalir. Komposisi
tersebut ditentukan agar sesuai dengan sifat material, tebal material dan
tipe elektroda yang digunakan. Secara umum, prinsip dari las titik adalah
160
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
continous discontinous
161
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
162
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
163
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
164
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
165
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
Elektroda karbon
Kawat las
elektroda
Kawat las
166
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
lemah, tidak semua jenis elektroda dapat dipakai, arc starting lebih
sulit terutama untuk diameter elektrode kecil, pole tidak dapat
dipertukarkan, arc bow bukan merupakan masalah.
Sedangkan pada arus DC (Direct Current), voltage drop sensitif
terhadap panjang kabel sependek mungkin, dapat dipakai untuk arus
kecil dengan diameter electroda kecil, semua jenis elektrode dapat
dipakai, arc starting lebih mudah terutama untuk arus kecil, pole
dapat dipertukarkan, arc bow sensitif pada bagian ujung, sudut atau
bagian yang banyak lekukanya.
arc
Work clamp
work
cable
Electrode cable
Electrode wire
Electrode
Protective
coating
arc gas
Wield
metal
167
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
Base metal
168
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
Current conductor
Direction travel shielding
Gas noozle
Tungsten electrode
Welding rod
Gas shield
Copper baking
169
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
2. Palu terak
Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil
pengelasan. Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat
luka pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya. karena luka
bekas pukulan adalah merupakan cacat pengelasan. Palu terak sebelum
digunakan dicek ketajamannya dan kondisinya. Apabila sudah tumpul,
maka harus ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah selesai
menggunakannya, tempatkan palu terak pada tempatnya secara rapi.
3. Palu konde
Palu konde secara standar yang digunakan adalah berkapasitas 2 kg.
penggunaan palu konde adalah untuk membantu meluruskan, meratakan
permukaan benda kerja yang berkelok atau melengkung, untuk
membentuk sudut pada benda kerja dengan tujuan mengurangi atau
meniadakan distorsi. atau ditunakan untuk tujuan membantu persiapan
170
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
4. Gerinda tangan
Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan
di las berupa penyiapan kampuh las. Gerinda ini juga digunakan untuk
membantu dalam proses pengelasan khususnya dalam pembersihan
lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis
berikutnya. gerinda tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam
memperbaiki cacat las yang memerlukan penggerindaan dalam
persiapannya sebelum diperbaiki cacat pengelasan tadi.
171
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
200 sampai 500 amper. Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena
biaya operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah.
Voltase keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt.
172
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
8. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu:
a. Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las
dengan elektroda.
b. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
c. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau
jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada
pesawat las AC atau AC – DC.
9. Pemegang Elektroda
173
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
174
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
kuat. Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik .Walaupun demikian
permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat,
minyak.
175
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada
pelaksanaan pengelasan.
2. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan
memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu di-
pakai sepasang sarung tangan.
3. Balu Las/Apron
Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap
dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi
diatas kepala, harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan
posisi lainnya dapat dipakai apron.
4. Sepatu Las
176
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila
tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga
dipakai.
5. Kamar Las
Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang
yang ada disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Untuk
mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim
ventilasi: Didalam kamar las ditempatkan meja las. Meja las harus bersih
dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan
terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.
177
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
178
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
179
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
listrik (resistance welding) dimulai sekitar tahun 1877 ketika Prof. Elihu
Thompson memulai percobaan pembalikan polaritas pada gulungan
transformator, dia mendapat hak paten pertamanya pada tahun 1885 dan
mesin las tumpul tahanan listrik {resistance butt welding) pertama
diperagakan di American Institute Fair pada tahun 1887. Pada tahun 1889,
Coffin diberi hak paten untuk pengelasan tumpul nyala partikel (flash-butt
welding) yang menjadi satu proses las tumpul yang penting. Zerner pada
tahun 1885 memperkenalkan proses las busur nayala karbon {carbon arc
welding) dengan menggunakan dua elektroda karbon, dan N.G. Slavinoff
pada tahun 1888 di Rusia merupakan orang pertama yang menggunakan
proses busur nyala logam dengan memakai elektroda telanjang (tanpa
lapisan). Coffin yang bekerja secara terpisah juga menyelidiki proses busur
nyala logam dan mendapat hak paten Amerika dalam tahun 1892. Pada
tahun 1889, A.P. Strohmeyer memperkenalkan konsep elektroda logam
yang dilapis untuk menghilangkan banyak masalah yang timbul pada
pemakaian elektroda telanjang.
Thomas Fletcher pada tahun 1887 memakai pipa tiup hidrogen dan
oksigen yang terbakar, serta menunjukkan bahwa ia dapat memotong atau
mencairkan logam. Pada Penggunaan & pengembangan teknologi las
Pada saat sekarang ini teknik las telah dipergunakan secara luas yang
dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Luasnya penggunaan teknologi las
disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan
mempergunakan teknik pengelasan ini menjadi lebih murah
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi sangat luas
meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa
saluran, kendaraan rel dan sebagainya.
Disamping itu untuk pembuatan las, proses las dapat juga dipergunakan
untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang coran, membuat
lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus
dan macam-macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari
konstruksi tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi
180
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan dan cara pengelasan harus
betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan
kegunaan konstruksi serta keadaan sekitarnya
Selama berabad-abad las tempa dipakai sebagai proses utama untuk
menyambung logam tanpa banyak mengalami perkembangan. Pada awal
abad 19, ditemukan cara baru yaitu las busur nyala listrik (Elekctric Arc
Welding) dengan electrode carbon batangan tanpa pembungkus dengan
menggunakan battery sebagai sumber tenaga listrik. Kelemahan utama
proses las listrik karbon adalah oksidasi yang relative tinggi pada lasan
(lasan mudah karat) sehingga las ini banyak dipakai.
Pada waktu yang bersamaan, tahun 1877, ditemukan las tahanan
(Resistance Welding). Seorang ahli fisika dari Inggris, James Joule, diakui
sebagai penemunya. Pada tahun 1856 dia memenaskan dua batang kawat
dengan aliran listrik. Selama proses pemanasan, kedua kawat tersebut
ditekan satu sama lain. Ternyata kedua kawat tersebut saling terikat setelah
selesai dipanaskan.
Pada perkembangan selanjutnya, resistane welding menghasilkan
beberapa jenis proses pengelasan, missal las flash (Flas Welding) pada tahun
1920. Las tahanan listrik mencapai kejayaannya setelah diciptakan berbagai
jenis robot. Untuk memenuhi kebutuhan dikembangkan berbagai bentuk las
tahanan listrik yang meliputi las titik, interval, seam (garis) dan proyeksi.
Las ini dalam prosenya menerapkan panas dan tekan. Electrode berfungsi
sebagai penyalur arus dan penekanan benda kerja berbentuk plat.
Pada decade berikutnya, diperkenalkan last hermit (Thermit Welding)
berdasarkan prose kimiawi sehingga menambah kesanah teknologi
pengelasan. Las thermiddiperoleh dengan menuangkan logam cair diantara
dua ujung logam yang akan disambungkan sehingga ikut mencair. Setelah
membeku kedua logam menyatu dan cairan logam yang dituangkan
berfungsi sebagai bahan tambah.
181
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
Pada akhir abad 19 ditemukan las oxy acetylene, las ini berhasil
menggeser pemakaian las tempa dan mendominasi proses pengelasan untuk
beberapa decade sampai dikembangkan las listrik..
Pada tahun 1925 las oxy acetylene digeser oleh adanya perbaikan las
busur listrik yang mana las busur tersebut memakai electrode terbungkus.
Setelah terbakar, pembungkus electrode menghasilkan gas dan terak. Gas
melindungi kawah lasan dari oksidasi pada saat proses pengelasan sedang
berlangsung. Terak melindungi lasan selama proses pembekuan hingga
dingin (sampai terak dibersihkan). Keterbatasan las busur electrode
batangan adalah panjang ektode yang terbatas sehingga setiap periode
tertentu pengelasan harus berhenti mengganti electrode.
Bertitik tolak dari kelemahan tersebut maka pada akhir tahun 1930 an
diciptakan las busur electrode gulungan. Secara prinsip, pengelasan tidak
perlu berhenti sebelum sampai ujung jalur las. Dan pengelasan dapat
dilakukan dengan cara semi otomatis atau otomatis. Sebagai pelindung
dipakai flux. Flux dituangkan sesaat dimuka electrode sehingga busur nyala
listrik terpendam oleh flux. Keuntungannya, operator tidak silau oleh busur
nyala listrik, kelemahannya, las terbatas pada posisi dibawah tangan saja
pada posisi lain flux akan jatuh berhamburan sebelum berfungsi.
Pada tahun 1941 di Amerika ditemukan electrode Tungsten. Tungsten
tidak mencair oleh panasnya busur nyala listrik sehingga tidak terumpan
dalam lasan. Sebagai pelindung dipakai gas inti (Inert) yang untuk beberapa
saat dapat bertahan pada kondisinya. Gas inti disemburkan kedaerah lasan
sehingga lasan terhindar dari oksidasi. Karena menggunakan las inti sebagai
bahan pelindung las ini sering disebut las TIG (Tungsten Inert Gas).
Keberhasilan pemakaian gas inti pad alas tungsten dicoba pula pad alas
elektroda gulungan pada awal tahun 1950an. Proses ini selanjutnya disebut
Gas Metal Arc Welding (GMAW) atau las MIG (Metal Inert Gas). Karena
gas argo sangat mahal maka dipakai gas campuran argon dan oksigen atau
gas CO yang cukup aktif. Las ini biasa disebut dengan Metal Aktive Gas
(MAG). Dapat pula dipakai pelindung campuran argon dengan CO selama
182
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
tidak lebih dari 20% hasilnya cukup baik karena tidak meninggalkan terak.
Perlu diketahui bahwa gas gas pelindung lebih mahal, maka cara tersebut
hanya dipakai untuk keperluan khusus.
Berikutnya ditemukan las busur electrode gulungan dengan pelindung
lasan berupa serbuk. Supaya dapat dipakai pada segala posisi, elektroda
dibuat berlubang seperti pipa untuk menempatkan flux. Proses ini relatif
lebih murah dari pada las busur gas, dapat untuk segala posisi dan teknis
pengelasan dapat dikembangkan secara semi otomatis atau otomatis penuh
las ini disebut las busur elektroda berinti flux (Flux Core Arc Welding)
Selanjutnya ada elektroda sebagai komponen yang akan dipasang pada
bagian lain, las ini disebut las stud. Stud terpasang pada benda utama melalui
tiga tahap yaitu seting posisi, pencarian ujung stud dan benda utama dan
penekanan stud pada benda utama sesaat setelah busur nyala dimatikan.
Setelah itu dikembangkan las listrik frekuensi inggi yaitu 10000 sampai
500000 Hz. Las listrik frekuensi tinggi sering disebut las induksi. Ditinjau
dari proses penyatuan benda kerja, las ini termasuk las padat yang dibantu
dengan panas untuk memecah lapisan oksidasi atau kotoran pada permukaan
benda kerja. Panas yang dihasilakan sangat tipis dipermukaan benda kerja
sehingga las ini sangat cocok untuk plat tipis.
Pada tahun 1950 an , diubahnya energi listrik menjadi seberkas electron
yang ditembakkan benda kerja. Panas yang dihasilkan lebih besar dan
dimensi bekas electron jauh lebih kecil dari busur nyala listrik,
pengelasannya sangat cepat maka sangat cocok untuk produksi masal.
Daerah panas menjadi lebih sempit sehingga sangat cocok untuk bahan yang
sensitive terhadap perubahan panas. Kualitas lasan sangat baik dan akurasi,
hanya saja peralatannya sangat mahal. Cara ini biasa disebut las electron
(Electron Beam Welding).
Pada tahun 1950, AL Chudikov, seorang ahli mesin dari Uni Soviet,
mengemukakan hasil pengamatannya tentang teori tenaga mekanik dapat
diubah menjadi energi panas. Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian
mesin yang bergerak menimbulkan banyak kerugian karena sebagian tenaga
183
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
184
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
4. Line.
5. Ring.
6. Continuous seam.
Las eksplosive (Exsplosive Welding atau EXW) dikembangkan dari
pengamatan seseorang dimasa PD I, ada pecahan-pecahan bom yang
melekat kuat pada logam lain yang tertumbuk. Carl dalam penelitiannya
menyimpulakan bahwa pecahan bom tersebut menempel karena efek jet
pada saat terjadi tumbukan. Efek jet mampu membersihkan kotoran yang
melekat pada permukaan kedua benda sehingga terjadi kontak antar atom
kedua benda dan menghasilkan ikatan yang cukup kuat.
Pada tahun 1955 para ahli fisika berhasil menemukan sinar laser, secara
sederhana dapat dikatakan sinar yang diproduksi pada panjang gelombang
tertentu dan paralel, kemudian diperbesar, sinar tersebut selanjutnya
difokuskan. Panas yang dihasilkan pada titik focus sangat tinggi. Menjelang
tahun 1970, laser mulai diterapkan pad alas, laser sebagai sinar dapat diatur
secara akurat sehingga las laser sangatsesuai untuk peralatan-peralatan
khusus. Las laser dapat dipakai untuk mengelas benda-benda dengan
ketebalan 0,13mm sampai 29mm pada kecepatan geser berkisar dari 21
mm/dt sampai 1,2 mm/dt. Persoalan yang timbul pad alas laser sama halnya
dengan las electron, kerenggangan benda kerja sangat kecil antara 0,03
sampai 0,15 sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara
pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena
perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-
cara pengklasifikasi tersebut pada waktu ini dapat dibagi dua golongan,
yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang
digunakan.
Pengelasan yang kita lihat sekarang ini jauh lebih kompleks dan sudah
sangat berkembang. Kemajuan dalam teknologi pengelasan tidak begitu
pesat sampai tahun 1877. Sebelum tahun 1877, proses pengelasan tempa dan
peyolderan telah dipakai selama 3000 tahun. Asal mula pengelasan tahanan
listrik {resistance welding) dimulai sekitar tahun 1877 ketika Prof. Elihu
185
Laporan Proses Manufaktur
Kelompok J
Tahun 2018
186