Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

TEKNIK KERJA BANGKU DAN PELAT

Oleh:
Budianto Sirandan
3A Mesin Produksi
341 11 032

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN AKADEMIK 2013 / 2014

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
seluruh nikmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Makalah Teknik kerja bangku dan pelat ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Makalah ini. Demikian
Proposal Tugas Akhir ini penulis buat. Semoga Makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis pada khususnya dan dapat menambah wawasan pembaca
pada umumnya.

Makassar, Juli 2014

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pekerjaan Bengkel salah satunya adalah kerja bangku. Rangkaian
kegiatan kerja bangku ini diantaranya membuat pola, memotong, mengikir,
melipat dan mengebor. Pekerjaan tersebut memerlukan penguasaan tentang
pembelajaran secara praktis mengenai keterampilan mesin.
Seorang ahli mesin tidak hanya mamapu menggunakan peralatan kerja
tangan , tetapi harus terus-menerus praktik sampai mahir. Kerja bangku
merupakan pekerjaan bengkel yang menggunakan peralatan kerja tangan
(hand tools) dan merupakan bagian penting dalam pekerjaan di bengkel
sehingga peralatan mesin dapat bekerja secara efisien dan ekonomis.
Peralatan kerja tangan harus di gunakan sesuai dengan prosedur yang
bener disertai dengan perawatannya, sehingga hasil kerjanya baik dan umur
dari peralatan lama. Alasan yang dapat dipertanggungjawabkan mengapa kita
harus memeliharanya adalah peralatan tersebut harus selalu dalam keadaan
aman dan kondisi kerja yang baik. Salah satu ahli mesin yang baiak adalah
baik menjaga kondisi peralatan yang di gunakannya.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Pengertian Praktikum Kerja Bangku dan peralatan Kerja Bangku.
1.2.2. Jenis – jenis Kikir dan cara penggunaan Kikir.
1.2.3. K3 kerja Bangku dan K3 pada proses mengikir.

1.3. Tujuan
1.3.1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis peralatan Kerja Bangku.
1.3.2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis – jenis Kikir dan cara
penggunaannya.
1.3.3. Mahasiswa dapat mengetahui standar K3 pada Kerja Bangku dan
peoses Mengikir.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kerja Bangku


Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam
mengerjakan benda kerja secara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan
penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di
bangku kerja. Praktek kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu
menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan
benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang
ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja
bangku.

2.2. Macam-Macam Perkakas Tangan


Semua teknisi yang bekerja pada bengkel kerja mesin harus dapat
menggunakan semua peralatan tangan yang ada di bengkel baik berupa
perkakas mesin maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena
masingmasing perkakas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada
dasarnya manusia dapat bekerja dengan mudah, aman dan dapat
menghasilkan benda kerja yang baik. masing-masing dari alat tersebut dan
dalam penggunaannya tidak jarang dilakukan dengan secara bersamaan dalam
penggunaannya untuk menyelesaikan suatu jobsheet. Dalam pembahasan ini
akan membahas bagaimana fungsi alat perkakas serta bagaimana
pengoperasiaannya dalam praktek sehingga alat perkakas tersebut dapat
berfungsi dengan baik dan menghasilakan hasil yang maksimal sesuai
petunjuk dan yang diharapkan, sehingga mempunyai umur pemakaian yang
lebih panjang.

4
2.2.1. Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan
mekanik seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain – lain.
Agar benda kerja tidak mengalami kerusakan / luka maka pada mulut ragum
dilengkapi dengan vice klem.

Gambar 1.1. Ragum

Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja
yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja
kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi
berdiri sempurna.
Hal-hal yang pelu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan
benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:
a). Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak
rusak permukaannya.
b) Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang
keluar dari rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.
c) Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis
digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa,
sehingga pipa yang dijepit tidak akan mengalami kerusakan/berubah
bentuk. Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan
landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum.

5
2.2.2. Kikir
Material kikir adalah dari baja karbon tinggi / baja special. Alat ini digunakan
untuk mengurangi sebagian material dengan jalam memarut sehingga menjadi
rata, cekung, cembung, bulat dan lainnya.
Jenis kikir yang digunakan menurut tingkat kehalusan dibagi menjadi tiga
yaitu:
a. Kikir Bastard
Merupakan kikir kasar panjang badan 12 inchi, dengan jumlah gigi 9
gigi/cm, cs = 25, s = 0,01, n = 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d
N8.
b. Kikir Half Smooth
Kikir setengah halus panjang badan 10 inchi, dengan jumlah gigi 12
gigi/cm, cs = 25, s = 0,005, n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7
c. Kikir Smooth
Kikir halus memiliki panjang badan 8 inchi dengan jumlah gigi 12 gigi/cm
dengan jumlah gigi 20 gigi/cm, cs = 25 s = 0,0025 n = 40

Gambar 1.2. Kikir

2.2.3. Penggores
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan yang
akan diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores yaitu penggores tangan
sedukan, penggores dengan satu ujung bengkok, penggores dengan satu ujung
dirubah.

6
Gambar 1.3. Penggores

2.2.4. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor.
Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan
ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300.

Gambar 1.4. Penitik

2.2.5. Mistar Baja


Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran
pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam
melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja
ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.

Gambar 1.5 Mistar Baja

7
2.2.6. Mistar Siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran
panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja.

Gambar 1.6 Mistar Siku

2.2.7. Palu
Palu adalah alat pemukul yang harus disediakan pada setiap bengkel kayu.
Palu dilengkapi dengan pemegang/gagang kayu sebagai tangkai pemukul.
Jenis dan ukuran palu bervariasi sesuai dengan fungsinya.

Gambar 1.7 Palu

8
2.2.8. Sikat Kikir
Sikat kikir berfungsi untuk membersihkan kikir dari butiran – butiran besi
yang melekat pada kikir

Gambar 1.8. Sikat Kikir

2.2.9. Mal Huruf


Mal huruf digunakan untuk proses steempling yaitu memberi nomor atau
huruf pada benda kerja. Dalam proses seteampel ini harus extra hati-hati
karena dilakukan dengan satukali pukulan saja, karena apabila kita
melakukan pemukulan berulang kali maka posisinya akan berubah dan huruf
atau angka akan hancur.

Gambar 1.9 Mal Huruf

9
2.2.10. Gergaji Besi
Gergaji besi dengan fungsi untuk menggergaji lapisan besi atau besi tipis,
karena bentuknya yang demikian beda dengan gergaji kayu, geriginya yang
kecil dan ujung depan dan belakangnya ada pemuntir yang gunanya untuk
mengencangkan dan menggendorkan gergaji besi. Gergaji besi terdiri dari
“sengkang” dan “daun gergaji”,sengkang adalah pegangan untuk menggergaji
sedangkan daun gergaji ada yang mempunyai gigi berbentuk lurus dan
berbentuk zig-zag.

Gambar 2.1 Gergaji Besi


Jumlah gerigi dalam tiap inchi.
1. Daun gergaji yang mempunyai 14 gigi tiap 25,4 mm
2. Daun gergaji yang mempunyai 18 gigi tiap 25,4 mm
3. Daun gergaji yang mempunyai 24 gigi tiap 25,4 mm
4. Daun gergaji yang mempunyai 32 gigi tiap 25,4 mm

Gambar 2.2. Jenis gigi gergaji besi

10
2.2.11. Tap
Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu benda
kerja. Bentuk tap dibuat secara khusus di mana ulir-ulir potong dibuat secara
presisi. Bahan untuk pembuatan tap adalah baja perkakas baja potong cepat.
Badan tap terdiri dari dua bagian yaitu badan yang tidak mempunyai mata
potong dan badan yang mempunyai mata potong. Untuk melakukan
penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu tangkai
tap/pemutar tap. Berbentuk batang berulir luar yang mempunyai sisi alur 3
atau 4. Satu set tap berisi 3 buah, yaitu nomor 1untuk awal pembuatan ulir,
nomor 2 untuk perluasan ulir dan yang nomor 3 untuk finishing. Dilengkapi
dengan tangkai tap yang panjang lengan pemutar disesuaikan besar kecilnya
diameter tap.

Gambar 2.3 Tap

2.2.12 Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir. Bentuk snei menyerupai mur tetapi
ulirnya merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian
dikeraskan dan temper agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap
benda kerja. Pada proses pembuatan ulir, snei dipegang oleh tangkai snei.
Snei yang biasanya digunakan untuk pembuatan ulir adalah snei pejal dan
snei bercelah.

11
- Snei Pejal
Snei jenis ini berbentuk segi enam atau bulat. Untuk memudahkan dalam
penguliran awal maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya
sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan
demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit mudah.

Gambar 2.4 Snei Pejal


- Snei bercelah
Snei jenis ini banyak digunakan untuk pembuatan ulir luar, karena ia
memiliki kelebihan dari pada snei pejal. Kelebihan tersebut antara lain
besar diameternya dapat diperbesar dan diperkecil sampai ukuran
standarnya. Dengan demikian pada waktu penguliran pendahuluan
diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya
dikembalikan pada ukuran standarnya. Pengaturan tersebut dengan
menggunakan baut penyetel.

Gambar 2.5 Snei Bercelah

12
Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu
pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut
pengikat, agar snei tidak ikut berputar saat melakukan
pemotongan/penguliran.

2.2.13 Mesin Bor


Mesin Bor gunanya untuk melubangi benda dan memperbesar lubang yang
sudah ada, berikut ditampilkan gambar mesin bor.

Gambar 2.6 Mesin Bor

13
2.2.14 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian ukur hingga
Seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan
bagianbergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada
keahlian danketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru
sudah dilengkapidengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat
ketelitian adalah0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01.

Gambar 2.7 Jangka Sorong


Kegunaan jangka sorong adalah:
1. Mengukur Diameter Luar Benda Cara mengukur diameter, lebar atau
ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda
ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang tepat pada
benda, putar pengunci ke kanan.
2. Mengukur Diameter Dalam Benda Cara mengukur diameter bagian dalam
sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas

14
ke dalam benda , geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke
kanan.
3. Mengukur Kedalaman Benda Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah
pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh
dasar tabung, putar pengunci ke kanan.

2.3. Alat Pelindung Diri ( APD )

2.3.1. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)


Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja, misalnya saat
mengikir.
2.3.2. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk, misalnya misal berdebu dan beracun.
2.3.3. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat
atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan, misalnya saat
mengikir dan menggergaji. Bahan dan bentuk sarung tangan
disesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
2.3.4. Baju dan Celana Kerja
Baju kerja berfungsi melindungi badan dari benda tumpul, benturan,
goresan saat praktik kerja bangku, sedangkan celana kerja berfungsi
melindungi bagian bawah tubuh dari benda tumpul, benturan, goresan
saat praktik kerja bangku.
2.3.5. Sepatu
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol
dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal
yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda
panas, cairan kimia.

15
2.4. Mengikir

2.4.1 Bentuk-bentuk Kikir dan Cara Pemilihannya


1. Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa, tetapi sesuai
dengan panjangnya, bentuknya, jenisnya dan gigi pemotongnya.

Panjang kikir
ujung kikir

Gigig kikir Tangkai kikir

Panjang kikir tidak termasuk tangkainya.


Pada gambar dibawah ini menunjukkan bentuk-bentuk kikir yang
umumnya dipakai.

Segi Empat Segi Tiga Bulat Setengah Bujur Sangkar Ellips


Rata

Salah satu permukan ujung kikir rata berbentuk tirus. Ketirusan inii
diperlukan untuk pembagian tekanan dan menjaga keseimbangan
getaran yang kecil pada waktu gerakan mengikir.
Pengaruh getaran kikir yang tak seimbang membuat keausan kikir.
2. Gigi Kikir
Ada dua cara pembuatan gigi kikir, yaitu dengan cara memahat dan
mengefrais
a. Gigi Pahatan
Gigi kikir ini dibuat dengan jalan memahat permukaan kikir. Pahatan
ini menghasilkan sudut tatal negative dan sudut potongnya lebih besar
dari 90º. Kikir ini digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan yang
keras, sebab permukaan benda kerja akan tergesek dengan baik tanpa
tenaga besar.

16
b. Gigi yang di Frais
Gigi kikir yang di frais menghasilkan sudut tatal yang positip
dengan sudut pemotong lebih kecil dari 90º. Disebabkan karena
sudut tatal yang positip itu maka kikir ini hanya digunakan untuk
mengerjakan bahan yang lunak

17
Gigi yang di frais memiliki bentuk-bentuk :
- Bentuk gigi kikir miring
Bentuk gigi kikir ini digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang
lunak misalnya: timah hitam, thermo plastic, aluminium murni dsb.
Untuk menghindari bram-bram yang melekat pada alur gigi maka gigi
tsb dilengkapi dengan pemutus bram

Gigi Pemutus Beram


Arah Pemotongan

Pembuangan Beram

- Gigi kikir lengkung


Bentuk gigi kikir ini digunakan untuk mengerjakan bahan yang
lunak misalnya: anti carodal, duraluminium dsb. Gigi-giginya
dilengkapi dengan pemutus bram tetapi pengeluaran bram tersebut
terjadi dari kedua sisinya.

18
Kikir yang dipakai harus bergagang jika ketentuan ini tidak diabaikan,
maka akan mengakibatkan tangan menjadi rusak disebabkan karena
tangkai kikir akan langsung bergesekan dengan telapak tangan.
Gigi kikir terdiri dari tunggal dan ganda:
- Kikir gigi tunggal
Gambar disamping menunjukkan kedudukan gigi kikir tunggal yang
menyudut 54º terhadap garis sumbu. Bram-bram tidak akan mudah
lepas dan gigi itu akan terhalang. Jenis gigi kikir ini hampir tidak
dibuat lagi
Arah Pemotongan

Jarak Gigi

- kikir gigi ganda


Pada kikir gigi ganda, pada pahatan dalam dipahat lebih dalam
dibandingkan dengan pahatan dangkal dan bersudut 70º terhadap garis
sumbu dan gigi-gigi ini tidak sejajar terhadap sumbu kikir. Dengan
demikian tidak akan terjadi alur-alur bekas pengikiran pada benda
kerja

19
Untuk menyelesaikan pengikiran yang terakhir menurut yang
dikehendaki, harus digunakan tingkatan kikir (banyak gigi/Cm) yang
sesuai.
Ukuran tingkatan ini ditentukan oleh bentuk. Kikir dan bentuk inilah
yang menentukan banyaknya gigi tiap 1 Cm atau 1 inch. Dalam hal ini
tergantung dari pabrik yang membuatnya.Gambar di bawah
menunjukkan 3 macam bentuk kikir N0. 2 dengan panjang dan
banyaknya gigi tiap 1 Cm yang berbeda.

Daftar ukuran kikir dan banyaknya gigi tiap Cm


Banyaknya
12 15 20 25 31 38 46 56 68 84 100 116
gigi/Cm

- 3 1/2 00 0 1 2 3 4 5 6 8 Penunjukkan Nomor


Panjang Kikir

4–8 00 0 1 2 3 4 5 6 8

10 - 12 00 0 1 2 3 4 5 6 8

Keterangan Mutu
00 = Kasar 2 = Sedang 5 = Setengah lembut
0 = Setengah 3 = Setengah halus 6 = Lembut
kasar
1 = Agak kasar 4 = Halus 8 = Lembut sekal

20
Pemegang kikir harus dipasang kuat dan lurus dengan tangkai kikir

Pemegang kikir harus dibor sebelum dipasang ditangkai kikir.


Diameter dan dalamnya lubang ditunjukkan dalam gambar di bawah
ini.

2.4.2. Cara Mengikir Benda Kerja


Posisi kerja yang memperlihatkan bagaimana kecakapan seorang
pekerja.
- Posisi Kaki
Selama mengikir, berdiri disebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada
tempatnya. Lutut harus dibentangkan. Jarak antara kaki disesuaikan
dengan panjang kikir. Sudut poros ragum dan kaki kira-kira 30º untuk
kaki kiri dan lebih kurang 75º untuk kaki kanan.

21
- Gerakan Badan dan Lutut
Badan berdiri tegak pada posisi permulaan dan selanjutnya
dicondongkan kedepan selama gerakan pemotongan. Kaki kanan tetap
lurus selama pengikiran berlangsung dan lutut kiri dibengkokkan
kedalam. Pandangan mata selalu ditujukan pada benda kerja

22
- Bagaimana memegang kikir
Tangan kanan: Peganglah gagang kikir dengan teguh dan tekanlah
ujung gagang dengan telapak tangan bagian tengah. Ibu jari terletak
diatas dan jari-jari lainnya dibawah gagang.
Tangan kiri: Tempatkan telapak tangan dan ibu jari pada ujung kikir.
Jari-jari lainnya terletak diluar ujung kikir dengan keadaan rapat satu
sama lain dan melipat kebawah, tetapi tidak menggenggam ujung kikir
tsb.

Bekerja dengan kikir kecil, maka gagang tsb harus dipegang dengan
genggaman yang ringan dan tekanannya cukup oleh jari-jari dan ibu
jari saja.

- Tekanan pada Kikir


Tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja.
1. Jika memulai mengikir, tekanan yang besar harus terdapat pada
tangan kiri dan tekanan ringan pada tangan kanan.
2. Tekanan kedua tangan itu harus sama mana kala kikir berada di
tengah-tengah benda yang dikikir.
3. Jika posisi kikir sudah di ujung langkah, tekanan tangan kiri harus
ringan dan tekanan tangan kanan harus dalam keadaan maksimal.
Pada langkah kebelakang tidak dengan tekanan.

23
2.4.3. Pengikiran Bentuk
1. Mengikir Champer dan Permukaan Bertingkat
Mengikir champer gerakan-gerakannya dilakukan seperti
kalau kita mengikir datar.
Langkah-langkah untuk mengikir champer:
- Tandai/goreslah bagian-bagian yang akan dibuat champer.
- Mengikir pengasaran (mengikir silang)
- Pengikiran akhir (memanjang untuk permukaan yang hampir
selesai).
Contoh: kikirlah champer 4 x 45º sepanjang sisi dari benda kerja.
a1. Letakkan benda kerja tegak pada pelat sudut dan goreslah garis
dasar dengan penggores dengan jarak 4 mm dari permukaan
patokan.
a2. Letakkan benda kerja dengan permukaan yang telah digores pada
meja pengukur kerataan dan goreslah pada permukaan yang
berdekatan dengan jarak 4 mm dari permukaan patokan.

b. Cekam benda kerja diragum atau di klem sudut. Kikirlah sisi yang
akan dichamper dengan pengikiran silang dan gerakan yang
berganti-ganti miringnya.

24
c. Selesaikan permukaan tsb dengan arah memanjang
2. Mengikir Permukaan yang Bertingkat
a. Setelah digores kikirlah pertama berbentuk champer sampai 1 mm
dari garis yang tegak.

b. Kikirlah champer tsb makin dalam dan sudutnya makin mendekati


horizontal.

c. Kikirlah kedua permukaan berganti-ganti, hati-hatilah bahwa


permukaan kikir yang tak bergigi harus berada disebelah
permukaan. Pengikiran hanya arah memanjang (lurus)

3. Mengikir Radius Luar yang Besar


Ada 4 langkah pokok dalam mengikir radius luar:
- Tandai batas radius
- Pengikiran kasar menyudut (arah memanjang)
- Pengikiran kasar radius (arah silang)

25
- Penyelesaian radius dengan gerakan berayun-ayun (arah
memanjang)
a. Tandai pusat dari radius yang jaraknya R dari permukaan patokan.
Pusat tersebut dititik dengan penitik dan buat radius dengan jangka
dari pusat tsb berjarak R.

b. Kikirlah dengan arah memanjang, beberapa permukaan menyudut


sampai 0,5 mm dari batas radius dan sampai mendekati bentuk
radius.

c. Pengikiran kasar radius kikir dipegang 90º dari permukaan yang


lebar (arah lurus). Bersama-sama gerakan memanjang kikir
bergerak melingkar.

d. Untuk penyelesaian, radius dikikir arah memanjang dengan


gerakan berayun-ayun. Mengikir mulai dari muka kebelakang.
Untuk mengikir radius yang kecil hanya 4 langkah ini yang
dipakai. Periksa radius dengan mal radius.

26
2.5. K3 Kerja bangku dan Pelat dan proses Mengikir
A. K3 Kerja Bangku dan Pelat
Mengerjakan dengan alat-alat tangan, kecelakaan dapat dicegah dengan mengikuti
beberapa petunjuk:
1. Gunakan alat-alat yang kondisinya baik.
- Obeng dengan tangkai terselubung plastik

- Obeng dengan tangkai yang pecah dan ujungnya sudah rusak

2. Memilih alat-alat dengan kekerasan yang baik, terlalu keras mudah patah,
terlalu lunak mudah tumpul.
- Kepala dari pahat yang terlalu keras dan akhirnya patah. Harus digerinda
lagi dan pengerasan yang baik harus dilakukan lagi.
3. Memilih alat yang pegangannya enak digenggam tangan.
4. Bekerja pada bagian listrik, gunakanlah alat-alat yang terselubung.
- Tang pemotong dengan tangkai terselubung.
5. Untuk menghindari letusan, gunakan alat-alat yang tidak menyebabkan
letusan.
6. Periksa secara teratur kondisi alat-alat, jika perlu segeralah diperbaiki.
7. Gunakan alat-alat menurut fungsinya.
8. Jangan meletakkan alat-alat didalam kantong yang terbuat dari kain.
9. Jangan meletakkan alat-alat dekat dengan bagian mesin yang berputar.
10. Jangan memotong sesuatu berhadapan dengan bagian-bagian tubuh dengan
pahat tangan.

27
Salah Benar

Klem benda kerja dibangku dan Sisi potong dari pahat kayu harus
jangan memotong berhadapan ditajamkan dengan batu penggosok
dengan jari

11. Ujung-ujung dan sisi yang tajam harus ditutup.


Benar Benar

Bila tidak digunakan, ujung jangka Bila tidak digunakan ujung


dan penggores harus ditutup dengan penggores ditutup dengan gabus
kulit

12. Lindungi mata anda.

Kaca mata tidak hanya


untuk melihat

28
13. Kunci-kunci pengencang harus digunakan dengan cara yang benar.

Salah Benar

Kunci dengan mulut lebih besar Ukuran dari mulut kunci yang
merusak mur atau mulut kunci itu tepat mencegah kerusakan
sendiri dan slip.

Salah Benar

Jika kunci miring terhadap mur, Kunci harus selalu digunakan


mulut kunci tidak akan memegang tegak lurus dengan sumbu baut /
dengan baik dan akan slip mur

29
Salah Benar

Sangat berbahaya memperpanjang Kunci ring lebih aman dari kunci


kunci dengan cara ini. pas

14. Obeng harus digunakan dengan cara yang benar.

Benar Benar

Ujung obeng harus tepat ukurannya Untuk bentuk alur kepala yang
kedalam alur obeng pada baut khusus, jangan gunakan obeng
(ukuran lebar dan tebal) yang biasa (kepala baut philips)

30
15. Palu harus dugunakan dengan cara yang benar
Palu yang baik terdiri dari:
a. Serat kayunya sejajar dengan Sumbunya.
b. Ujung yang memukul (2) dan ujung yang meruncing (3) dipolish
c. Tangkai dipasang presisi pada kepala palunya.
d. Kepala palunya diamankan oleh semacam pasak.
e. Harus dicampur.

Benar
Salah

Pasaknya miring terhadap sumbu Tangkainya hanya menekan


kepala palu, maka tangkainya kedua arah permukaan lubang
menekan ke semua permukaan lubang

Benar Benar

Ibu jari dan jari-jari yang lain Ibu jari tidak menangkup pada
menangkup pada tangkai. Gerakannya tangkai. Tangkai dipegang terlalu
dilakukan pada pergelangan dan lengan, ke tengah. Gerakannya hanya
lihatlah pada tempat yang dipukul dan dilakukan dengan tangan saja
diusahakan bahwa sumbu palu tegak
lurus

31
B. K3 Pada Proses mengikir
1. Saat Proses Mengikir selalu gunakan sarung tangan, ini berfungsi untuk
mencegah tangan terluka akibat terkena goresan mata kikir
2. Pastikan kikir yang dipakai dalam kondisi yang baik

Tangkai kikir tidak Tangkai kikir


cukup masuk kedalam miring masuknya
pemegang kikir.

Salah dan bahaya Cara yang betul untuk melepas


pemegang kikir

32
2.6. Pertanyaan
A. Kerja Bangku
1. Tuliskan minimal perlatan kerja bangku dan fungsinya
2. Hal – hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penjepitan benda kerja
pada Ragum?
3. Tuliskan dan jelaskan Jenis kikir yang digunakan menurut tingkat
kehalusan!
4. Tuliskan Jumlah gerigi pada gergaji besi dalam tiap inchi.
5. Tuliskan kegunaan jangka Sorong

B. Mengikir
1. Tuliskan bentuk – bentuk kikir yang umum dipakai
2. Tuliskan 2 jenis pembuatan gigi kikir dan jelaskan
3. Jelaskanlah bagaimana cara memegang kikir yang benar
4. Jelaskan Posisi dan gerakan dalam mengikir.
5. Tulis dan jelaskan mengikir bentuk yang Anda ketahui.

C. Keselamatan Kerja
1. Tuliskan peralatan pelindung diri yang digunakan dalam praktek kerja
bangku
2. Apa syarat palu yang baik digunakan dalam proses kerja bangku.
3. hal – hal apa sajakah yang perlu diperhatikan demi keselamatan kerja saat
praktek kerja bangku
4. Bagaimanakah melepas kepala kikir yang aman
5. tuliskan hal – hal yang tidak anjukan dalam kerja bangku demi
keselamatan kerja.

33
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
- Dalam praktek kerja bangku ada berbagai macam peralatan yang
digunakan dimana setiap peralatan memiliki fungsi masing – masing.
- Pada proses mengikir dikenal ada tiga bentuk pengiran, yaitu mengikir
champer, mengikir bertingkat, dan mengikir radius permukaan luar yang
besar.
- Dalam proses kerja bangku sebaiknya selalu perhatikan keselamatan demi
kelancaran kerja dan menghindari resiko yang mungkin terjadi.

34
Daftar Pustaka.
Winarto, David. 2013. Laporan Praktek Kerja Bangku. Universitas negeri
malang.
Muhammad Tekad, Anthonius LSH. 2006. Bahan Ajar Teknik Kerja Bangku dan
Pelat. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

35

Anda mungkin juga menyukai