Anda di halaman 1dari 26

Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang
Salah satu pekerjaan kerja bengkel yaitu kerja bangku. Kerja bangku
meliputi rangkaian kegiatan seperti membuat pola, mengikir, memotong,
mengebor, dan lain sebagainya. Pekerrjaan ini memerlukan penguasaan tentang
pembelajaran secara praktis mengenani ketrampilan mesin.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini cukup pesat.
Mahasiswa dituntut selalu untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada
dirinya guna membentuk ketrampilan yang berkualitas, profesional, dan
berwawasan luas. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai yaitu
menggunakan peralatan tangan. Kerja bangku merupakan salah satu pekerjaan
bengkel yang menggunakan peralatan tangan. Kemampuan dalam menggunakan
alat pekerjaan tangan akan memberikan dampak yang efesien dan ekonomis
dalam pekerjaan bengkel.
Kualitas kemampuan seseorang dalam praktik kerja bangku diukur dari
pemahamam dan pelaksanaanya ditempat kerja yang mkeliputi keterampilan
dasar menggunakan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, dan
tingkat kepresisian hasil kerja. Pada prosesnya kegiatan ini memerlukan etos
kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar
sebelum melanjutkan pekerjaan lain yang menggunakan mesin produksi.
Dalam laporan ini akan dijelaskan bebrapa teknik dasar penggunaan alat
yang baik dan benar. Selain itu disini juga akan dijelaskan beberapa kegiatan
kerja bangku yang dialami oleh penulis dalam satu semester. Dengan mengetahui
ini semoga mahasiswa yang lain dapat memperoleh pengertian dan gambaran
pekerjaan bangku yang baik dan benar sesuai teori.
2. Rumusan Masalah
2.1 Apa pengertian dari kerja bangku?
2.2 Apa saja alat-alat yang digunakan pada proses kerja bangku?
2.3 Apa saja alat pelindung diri pada proses kerja bangku?
2.4 Apa saja kemungkinan kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada proses
kerja bangku?
3. Tujuan
3.1. Mengetahui pengertian dari kerja bangku
3.2. Mengetahui alat-alat yang digunakan pada proses kerja bangku
3.3. Mengetahui alat pelindung diri pada proses kerja bangku
3.4. Mengetahui kemungkinan kecelakaan yang dapat terjadi pada proses kerja
bangku
Bab II

Pembahasan

1. Pengertian Kerja Bangku


Kerja bangku merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh
mekanik dalam mengerjakan benda secara manual. Alat-alat yang digunakan
pada proses kerja bangku masih menggunakan aalat tangan seperti gergaji, kikir,
tap, seney, dan lain sebagainya. Praktik kerja bangku bertujuan untuk melatih
seseorang menggunakan alat kerja dengan baik dan benar, serta mampu
menghasilkan benda kerja yang memiliki standart tertentu sesuai lembar kerja
yang ditentukan. Pada prosesnya kegiatan ini memerlukan etos kerja yang
meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum
melanjutkan pekerjaan lain yang menggunakan mesin produksi.
2. Alat-alat Yang Digunakan Pada Proses Kerja Bangku
2.1 Gergaji Tangan
Gergaji tangan adalah suatu alat perkakas tangan yang digunakan untuk
memotong atau mengurangi tebal dari benda kerja yang kemudian akan
dilakukan pengerjaan lagi. Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah
langkah pemotonganya kearah depan sedangkan pada langkah mundur
mata gergaji tidak melakukan pemakanan/penyayatan (Susetyo, Tri.
2013. Mengenal Alat Kerja Bangku (Online). Gergaji tangan dapat
dilakukan untuk pengerjaan pemendekan benda kerja, membuat alur atau
celah, dan melakukan pemotongan kasar sebelum benda kerja dikerjakan
oleh peralatan lain.
Gambar 01. Gergaji Tangan
(Sumber: http://trisusetyo12.blogspot.com)
2.2 Kikir
Kikir adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan benda
kerja (Wikipedia). Kegunaan kikir pada kerja bangku sebagai alat
penyayat untuk meratakan dan menghaluskan suatu bidang, membuat rata
dan menyiku antara bidang satu dengan bidang lainya, membuat rata dan
sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk, dan lain sebgainya. Adapun
bentuk dari alat kikir bermacam-macam sesuai fungsinya.

Gambar 02. Kikir Tangan


(Sumber: https://bellarukmana.wordpress.com)
2.3 Penitik
Penitik adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat tanda berupa
titik pusat atau titik-titik garis. Pembuatan titik pusat ini pada umumnya
digunakan untuk mempermudah pekerjaan pengeboran. Dengan
melakukan penitikan pada benda kerja yang akan dibor maka mata bor
tidak akan meleset atau menggeser dari sasaran. Penitik ini terbuat dari
bahan baja yang memiliki ujung yang runcing dengan membentuk sudut
sekitar 600 sampai 900 (Juan. 2017. Fungsi Penitik Dan Penggores
(Online).
Gambar 03. Penitik
(Sumber: https://www.google.com)
2.4 Penggores
Penggores adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat tanda berupa
garis. Pada umumnya penggores digunakan untuk membuat tanda pada
permukaan logam dan baja. Penggores terbuat dari bahan yang keras, dan
bahan tersebut haruslah lebih keras daripada bahan pada benda kerja yang
akan digores. Pada bagian ujung penggores dibuat runcing dan tajam.
Ujung dari penggores pada umumnya membentuk sudut 200 sampai 250
(Juan. 2017. Fungsi Penitik Dan Penggores (Online).

Gambar 04. Penggores Baja


(Sumber: https://www.bukalapak.com)
2.5 Tap
Tap adalah salah satu perkakas tangan yang digunakan pada kerja
bangku. Alat ini berfungsi untuk membuat alur dalam pada suatu benda
kerja. Dalam satu set atau satu kotak biasanya terdapat 3 buah tap yang
masing-masing mempunyai urutan dalam penggunaanya. Pada
penggunaan yang pertama menggunakan tap yang sedikit tirus kemudian
dilanjutkan menggunakan tap yang kedua bentuknya agak tumpul dan
yang terakhir menggunakan tap yang ketiga bentuknya yang paling
tumpul. Tap terbuat dari bahan baja sehingga dapat menyat benda kerja
dengan baik.

Gambar 05. Tap Besi


(Sumber: https://www.tokopedia.com)
2.6 Tangkai Tap
Tangkai tap merupakan alat yang berfungsi sebagai pegangan tap apabila
digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Alat ini memiliki ulir
yang berfungsi untuk mengencangkan dan mengendorkan jepitan untuk
tap sehingga apabila digunakan tap tidak akan terlepas atau berhenti
berputar.
Gambar 06. Tangkai Tap
(Sumber: https://www.tokopedia.com)
2.7 Sney
Sney merupakan salah satu alat yang sering digunakan pada kerja bangku.
Alat ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan tap. Dalam proses
kerjanya juga hampir sama dengan tap. Alat ini digunakan untuk
membuat ulir luar dari suatu poros atau batang besi. Pada umumnya alat
ini berbentuk lingkaran dan ditengah lingkaran terdapat empat buah
setengah lingkaran yang memiliki gigi-gigi untuk membuat alur.

Gambar 07. Sney


(Sumber: https://www.bukalapak.com)
2.8 Tangkai Sney
Tangkai sney merupakan alat bantu dari sney karena sney tidak dapat
difungsikan secara sendiri. Sney membutuhkan alat bantu yang dapat
memutarnya sehingga dapat mencetak ulir pada poros atau bstang besi.
Fungsi alat ini hampir sama seperti tangkai tap yaitu sebagai alat
pegangan atau handle dari sney yang nantinya dapat diputar sehingga
penguliran menggunakan sney dapat dilakukan.

Gambar 08. Tangkai Sney


(Sumber: https://zwingly.wordpress.com)
2.9 Ragum atau Cekam
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan
dikikir, dipahat,digergaji,di tap,di sney,dan lain lain. Dengan memutar
tangkai (handle) ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau
membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut
ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat,terkikir dan lain
sebagainya (Wikipedia)

Gambar 09. Ragum


(Sumber: https://www.monotaro.id)
2.10 Bor
Bor adalah alat yang digunakan pada kerja bengkel dengan prinsip kerja
berpotar kekanan untuk melubangi dan berputar ke kiri apabila ingin
dilepas. Pada umunya alat ini sudah menggunakan tenaga litrik sehingga
mudah untuk digunakan. Terdapat berbagai macam jenis bor yan ada dan
memiliki fungsi masing-masing. pada kegiatan kerja bengkel umumnya
yang ada adalah bor duduk dengan ukuran sedang. Alat ini berfungsi
sebagai pemotong dan pelubang benda kerja.

Gambar 10. Bor Tangan


(Sumber: https://www.monotaro.id/corp_id)
3. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya (Wikipedia). Alat pelindung diri telah didesain
khusus sesuai dengan jenis pekerjaannya, misalnya APD untuk pekerja
konstruksi tidak akan sama dengan APD untuk pekerja di laboratorium (Adrian,
Kevin. 2019. Mengenal Alat Pelindung Diri Dan Jenisnya). Semua perlengkapan
APD harus memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku, seperti bersih, pas,
dan nyaman dikenakan oleh pekerja, serta harus diganti secara berkala jika sudah
tidak berfungsi dengan baik dan sudah habis masa pakainya. Kewajiban
mengenakan APD ini sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Bentuk dari alat tersebut
tergantung pada fungsinya, yakni:
3.1. Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan,
pukulan, atau cedera kepala akibat kejatuhan benda keras. Alat ini juga
bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia,
ataupun suhu yang ekstrem. Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm
pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, dan pelindung rambut.
Gambar 11. Helm Safety
(Sumber: http://blog.safetyshoes.co.id)
3.2. Masker
Fungsi alat ini adalah untuk melindungi organ pernapasan dengan cara
menyalurkan udara bersih atau menyaring paparan zat atau benda
berbahaya, seperti mikroorganisme (virus, bakteri, dan jamur), debu,
kabut, uap, asap, dan gas kimia tertentu, agar tidak terhirup dan masuk ke
dalam tubuh. Jika pekerja mengalami gangguan pernapasan di tempat
kerja, idealnya juga tersedia alat bantu pernapasan, seperti masker dan
tabung oksigen.

Gambar 12. Masker


(Sumber: https://dmii.or.id)
3.3. Kacamata
Ribuan orang mengalami kebutaan dari aktivitas pekerjaan yang mereka
lakukan. Padahal hal ini dapat dicegah dengan menggunakan alat
pelindung mata atau kacamata safety (Joko, Noviaji. 2016. APD:
Pelindung Mata Dan Muka Di Tempat Kerja (Online). Kacamata adalah
salah satu alat pelindung diri yang berfungsi untuk melindungi mata dari
bahaya kecelakaan kerja seperti debu yang berterbangan, serbuk besi,
semprotan bahan kimia, dan lain sebagainya. Alat ini sangat sering
digunakan pada dunia kerja atau pun kerja bengkel.

Gambar 13. Kaca Mata Safety


(Sumber: https://sadkes.net)
3.4. Sarung Tangan
Pelindung tangan atau sarung tangan berfungsi untuk melindungi jari-jari
tangan dari api, suhu panas atau dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia,
benturan atau pukulan, tergores benda tajam, atau infeksi. Sarung tangan
ini terbuat dari material yang beraneka macam, tergantung pada
kebutuhan dan pekerjaan. Sarung tangan ini ada yang terbuat dari logam,
kulit, kanvas, kain, karet, atau bahan khusus untuk melindungi tangan
dari zat kimia tertentu.

Gambar 14. Sarung Tangan Safety


(Sumber: https://www.monotaro.id)
3.5. Sepatu
Sepatu merupakan alat pelindung kaki yang berfungsi untuk melindungi
kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam,
terkena cairan panas atau dingin dan bahan kimia berbahaya serta
terpeleset karena permukaan yang licin. Biasanaya sepatu yang digunakan
oleh pekerja model dan kualitasnya disesuaikan dengan pekerjaanya.
Sepatu pekerja didala kantor berbeda dengan sepatu orang bekerja
diproyek.

Gambar 15. Sepatu Safety


(Sumber: https://www.sepatuindonesia.com)
3.6. Wearpack
Wearpack adalah pakaian keselamatan kerja yang wajib dipakai pada
beberapa bidang pekerjaan. Wearpack wajib digunakan pada pekerja yang
memiliki profesi khusus dengan tingkat kesulitan yang tinggi dan
membutuhkan pengamanan khusus. Fungsi wearpack pada umumnya
adalah untuk melindungi tubuh dari hal-hal yang dapat membahayakan
atau mengakibatkan kecelakaan saat bekerja. Selain berfungsi sebagai alat
pelindung, pakaian keselamatan kerja juga mempunyai fungsi lain yaitu
sebagai identitas fungsi identitas bertujuan untuk menyeragamkan pekerja
dan menunjukkan identitas jabatan.
Gambar 16. Wearpack
(Sumber: https://www.bukalapak.com)
4. Kemungkinan Kecelakaan Yang dapat Terjadi
Dalam setiap pekerjaan pasti memiliki resiko masing-masing. resiko kecelakaan
merupakan resiko yang paling tidak diinginkan oleh pekerja. Resiko kecelakaan
dapat terjadi kerena berbagai faktor, faktor internal ataupun eksternal. Faktor
internal berasal dari dalam diri pekerja sendiri seperi kurang penguasaan
terhadap teknik bekerja, kurang terampil dalam menggunakan alat-alat kerja, dan
kurang memahami SOP yang telah ditentukan. Sedangkan untuk faktor eksternal
merupakan faktor kecelakaan yang berasal dari luar seperti peralatan yang sudah
tidak layak digunakan, bencana alam atau terkena imbas dari kecelakaan orang
lain. Berikut beberapa kemungkinan kecelakaan yang dapat terjadi pada proses
kerja bangku.
4.1. Kejatuhan alat kerja
Penataan alat yang tidak rapi dan tidak pada tempatnya memungkinkan
alat-alat menjatuhi pekerja. Apabila pekerja tidak menggunakan alat
pelindung diri yang tepat kemungkinan hal ini akan menjadikan
kecelakaan pada diri pekerja.
4.2. Tertusuk serbuk besi
Apabila seorang pekerja tidak menggunakan alat pelindung tangan atau
sarung tangan maka kemungkinan tertusuk oleh serbuk besi sangat rawan
terjadi. Serbuk besi dapat dihasilkan dari proses menggergaji, mengikir,
ngetap dan lain sebagainya. Apabila kejadian ini tidak segera ditangani
maka dapat berdampak besar pada kesehatan pekerja karena
kemungkinan tetanus dapat terjadi.
4.3. Gangguan saluran pernapasan
Gangguan saluran pernapasan dapat terjadi apabila seorang pekerja tidak
menggunakan alat penutup hidung atau masker. Gangguan saluran
pernapasan dapat terjadi akibat debu yang berterbangan yabg kemudian
terhirup oleh hidung saat bernapas. Debu yang berterbangan dapat berupa
kotoran yang dibawa oleh angin ataupun serbuk besi yang berbentuk
sangat tipis sehingga kemungkinan terbang dapat terjadi.
4.4. Mata kabur
Mata kabur dapat terjadi akibat dari debu yang berterbangan dan
kemudian masuk kemata. Debu yang berterbangan dapat berupa abu asli
yang dibawa oleh angin ataupun serbuk besi yang dibawa oleh angin.
Apabila hal ini terjadi maka akan sangat berdamnpak pada proses kerja
karena mata terganggu. Untuk itu guna mencegah mata kabur yang
disebabkan oleh debu maka penggunaan kaca mta sangatlah penting.
BAB III
Proses Kerja
1. Pembuatan Baut

Gambar 17. Job Sheet Mur Baut


Pada langkah awal praktik job sheet yang diberikan berupa satu potong besi
panjang dan satu potong besi lebar. Untuk potongan besi panjang digunakan untuk
membuat baut, sedangkan potongan besi yang lebar digunakan untuk baut.
Sebelum proses pembuatan baut ada beberapa alat yang perlu dipersiapkan
diantaranya:
Tabel 01. Alat kerja pembuastan baut
NO Alat kerja APD
1 Gergaji Topi
2 Kikir kasar Wearpack
3 Penitik Masker
4 Penggores Sepatu
5 Kikir halus Sarung tangan
6 Penggaris siku Majun
7 Jangka sorong
8 Sney
9 Tangkai sney
10 Kapur
11 Minyak pelumas

Setelah semua alat siap dan alat pelindung diri digunakan maka proses kerja dapat
dilakukan. Berikut proses kerja yang dilakukan:
1.1. Ukur panjang dan diameter benda kerja, lalu bandingkan dengan dengan
jobsheet.
1.2. Potong benda kerja menggunakan gergaji tangan apabila panjang benda
kerja jauh dari jobsheet. Sisakan kira-kira 2-3 mm untuk dikikir.
1.3. Kikir rata bagian atas dan bawah benda kerja sesuia panjang yang
ditentukan oleh jobsheet.
1.4. Ukur kerataan menggunakan penggaris siku. Apabila tidak ada celah
cahaya yang masuk berarti pengikiran terhadap benda kerja rata.
1.5. Gambar pola segi enam pada benda kerja. Sebelum menggambar
alangkah baiknya benda kerja dikasih kapur dahulu supaya penggoresan
atau penggambaran dapat terlihat jelas.
1.6. Kikir benda kerja menggunakan kikir kasar sesuai pola segi enam yang
telah digambar. Sisakan kuran lebih 1 mm untuk finishing menggunakan
kikir halus.
1.7. Apabila segi enam suda terbentuk kemudian kikir lingakaran benda kerja
menjadi diameter sesuai dengan jobsheet yaitu 12, 70 mm dengan
panjang 40 mm.
1.8. Ukur benda kerja menggunakan jangka sorong untuk mengukur panajang
ulir yang akan dibuat. Panjang ulir yang dibuat 25, 40 mm. Tandai
menggunakan penggores.
1.9. Kemudian ulir menggunakan sney ukuran ½” pada ujung bawah benda
kerja.
1.10. Penguliran dilakukan dengan hati-hati dan jangan lupa dikasih pelumas.
1.11. Apabila penguliran sudah selesai kikir benda kerja yang belum presisi
menggunakan kikir halus untuk finishing dan disesuaikan jbsheet.
1.12. Chamfer bagian sisi-sisi siku dari benda kerja dengan kemiringan 7 x 450
mm
1.13. Ukur benda kerja yang telah dibuat apakah ukuran sudah sesuai dengan
jobsheet.
2. Pembuatan Mur
Pembuatan mur merupakan tahap kedua pada proses kerja bengkel. Mur dibuat
untuk dapat diassembilly dengan baut yang telah dibuat. Sebelum melakukan
pengerjaan pada mur ada beberapa alat dan perlengkapan diri yang harus
dipersiapkan, diantaranya yaitu:
Tabel 02. Alat dan perlengkapan diri dalam pembuatan mur
NO Alat kerja APD
1 Gergaji Topi
2 Kikir kasar Wearpack
3 Penitik Masker
4 Penggores Sepatu
5 Kikir halus Sarung tangan
6 Penggaris siku Majun
7 Jangka sorong
8 Bor
9 Tap
10 Tangkai tap
11 Kapur
12 Minyak pelumas
Setelah alat-alat dan perlengkapan dipersiapkan kemudian dapat dilakukan
pengerjaaan pada benda kerja. Berikut proses pengerjaanya:
2.1. Ukur panjang dan diameter benda kerja, lalu bandingkan dengan dengan
jobsheet.
2.2. Potong benda kerja menggunakan gergaji tangan apabila panjang benda
kerja jauh dari jobsheet. Sisakan kira-kira 2-3 mm untuk dikikir.
2.3. Kikir rata bagian atas dan bawah benda kerja sesuia panjang yang
ditentukan oleh jobsheet.
2.4. Ukur kerataan menggunakan penggaris siku. Apabila tidak ada celah
cahaya yang masuk berarti pengikiran terhadap benda kerja rata.
2.5. Gambar pola segi enam pada benda kerja. Sebelum menggambar
alangkah baiknya benda kerja dikasih kapur dahulu supaya penggoresan
atau penggambaran dapat terlihat jelas.
2.6. Kikir benda kerja menggunakan kikir kasar sesuai pola segi enam yang
telah digambar. Sisakan kuran lebih 1 mm untuk finishing menggunakan
kikir halus.
2.7. Setelah benda terbentuk segi enam, gambar lagi untuk menemukan titik
tengahnya.
2.8. Setelah titik tengah ketemu lakukan penitikan pada titik tengah.
2.9. Bor titik tengah dengan dua kali tahap. Tahap pertama diameter bor lebih
kecil daripada diameter asli.
2.10. Pertama bor menggunakan mata bor berdiameter 5 mm tembus. Setelah
itu bor lagi menggunakan mata bor diameter 6, 75 mm.
2.11. Apabila pengeboran sudah selesai lalu kikir permukaan benda kerja untuk
menghilangkan serpihan besi sisa bor agar pengetapan mudah dilakukan.
2.12. Tap benda kerja menggunakan tap ukuran 8 x 1.25 mm. Pada proses
pengetapan lakukan pengetapan sesusai urutan tap yaitu yang pertama
runcing, setelah itu tumpul, dan yang terakhir paling tumpul.
2.13. Pada proses pengetapan jangan lupa dikasih oli agar proses pengerjaan
tap dapat berjalan lancar
2.14. Setelah pengetapan selesai bersihkan benda kerja dari sisa gram yang
menempel menggunakan sikat atau kuas atau majun.
2.15. Kikir halus benda kerja untuk dijadikan presisi seperti jobsheet yang
diberikan yaitu diameter 22 mm dan panjang 12 mm.
3. Pengeshockan

Gambar 18. Job Sheet Pengeshocakan


Pada langkah pengerjaan shock perlu dipastikan dahulu benda kerja baut sudah
selesai sempurna. Setelah itu menyiapkan alat-alat dan pelengkapan diri yang
diperlukan untuk proses pengeshockan. Alat-alat dan perlengkapan yang
diperlukan diantaranya:
NO Alat kerja APD
1 Gergaji Topi
2 Minyak pelumas Wearpack
3 Penitik Masker
4 Penggores Sepatu
5 Kikir halus Sarung tangan
6 Kapur Majun
7 Jangka sorong
8 Bor
9 Tap
10 Tangkai tap
11 Sney
12 Tangkai Sney
13 Dop pentil truk

Setelah alat dan perlengkapan diri dipersiapkan kemudian pengerjan shock dapat
dilakukan. Proses pengerjaanya sebagai berikut:
3.1. Lakukan pembuatan pola pada baut untu mencari titik tengahnya
3.2. Setelah itu lakukan penitikan supaya saat pengeboran tidak meleset
3.3. Lakukan pengeboran menggunakan mata bor diameter 5 mm dengan
panjang lubang bor 10 mm.
3.4. Setelah itu lakukan pengeboran yang kedua dengan mata bor 6, 5 mm
dengan panjang lubang bor 10 mm.
3.5. Bersihkan lubang bor menggunakan kuas untuk menghilangkan serpihan
besi yang ada.
3.6. Lakukan penguliran dalam menggunakan tap ukuran 8 x 1, 25 mm
3.7. Penguliran dilakukan sesuai urutan mata tap yaitu dari yang lancip dahulu
kemudian agak tumpul atau tap nomor dua, dan yang terakhir
menggunakan tap yang paling tumpul.
3.8. Setelah pengetapan selesai bersihkan benda kerja menggunakan kuas
untuk menghilangkan serpihan besi bekas pengetapan.
3.9. Abil dop pentil truk dan lakukan penyeneian menggunakan sney ukuran 8
x 1, 25 mm dengan panjang penyenaian 10 mm
3.10. Masukan dop pentil yang telah disenay pada kepala baut yang telah diberi
ulir.
3.11. Potong dop pentil truck apabila telah melewati panjang ulir yang
dimasukkan.
3.12. Kikir halus dop pentil truck sesuai kerataan dengan kepala baut.
3.13. Lakukan pengeboran menggunakan mata bor 5 mm sepanjang lubang bor
10 mm.
3.14. Setelah pengeboran selesai bersihkan kepala baut dari serpihan besi hasil
dari pengeboran menggunakan kuas
3.15. Setelah itu tap lubang bor menggunakan tap ukuran 6 x 1, 25 mm
sepanjang 10 mm.
3.16. Pada saat pengetapan jangan lupa dikasih minyak pelumas agar proses
pengetapan dapat berjalan dengan lancar.
3.17. Kikir sedikit kepala baut agar rata dengan dop pentil truck yang terpasang
3.18. Bersihkan benda kerja dari serpihan besi hasil pengetapan dan pengikiran.
3.19. Ukur benda keja apakah sudah sesuai dengan job sheet yang diberikan
3.20. Proses selesai.
BAB IV

Analisis Hasil

Analisis hasil merupakan kegiatan untuk mengetahui hasil dari proses


kerja. Proses kerja yang telah dilakukan diamati untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihanya. Analisis ini juga berfungsi untuk mengetahui bagaimana cara kerja
seseorang apakah sudah benar sesuai aturan atau belum. Hal ini dapat dilihat nanti
dari hasil analisisnya. Berikut analisis yang dilakukan pada proses kerja bangku:

1. Pembuatan Baut
Proses kerja bangku pembuatan baut alat yang digunakan meliputi
gaergaji, kikir, dan seney. Pada proses pengerjaanya memerlukan teknik-teknik
sendiri supa hasil kerjanya sesuai atau presisi. Seperti pada proses mengikir posisi
badan haruslah membentuk sudut 450. Pada proses menggergaji, gergaji harus
bekerja secara horizontal dan melakukan pemakanan terhadap benda kerja ketika
bergerak maju saja. Sedangkan ketika gergaji bergerak mundur harus terbebas dari
pemakanan benda kerja.

Gambar 19. Baut


Untuk mengetahui hasil kerja dari proses pembuatan baut maka
diperlukan proses analisa. Proses ini bertujuan untuk mengetahui apakah benda
kerja sudah sesuai dengan job sheet atau ada yang melenceng. Berikut beberapa
analisa yang dapat dilakukan pada proses pembuatan baut:
1.1. Mengukur diameter kepala baut
1.2. Mengukur kerataan kepala baut
1.3. Mengukur lebar setiap sisi dari kepala baut
1.4. Mengukur panjang kepala baut
1.5. Mengukur diameter alur
1.6. Mengukur panjang alur
1.7. Mengukur kesesuaian ulir menggunakan sisir ulir
1.8. Mengukur panjang ulir
1.9. Mengukur diameter luar ulir
1.10. Mengukur kerataan bawah benda kerja
1.11. Melihat kerapaian goresan kikir apakah bekas kikir kasar atau kikir halus
2. Pembuatan Mur

Gambar 20. Mur


Pembuatan mur pada pada proses kerja bangku memerlukan tap untuk
membuat ulirnya. Proses pengerjaanya memerlukan alat-alat seperti gergaji, kikir,
dan tap. Pengerjaanya memerlukan teknik-teknik yang perlu diperhatikan untuk
menghasilkan benda kerja yang baik. Teknik yang perlu diperhatikan seperti pada
proses penggergajian, pengikiran, dan pengetapan. Maka dari itu diperlukan
analisis untuk mengetahui hasil kerja dari pembuatan mur. Analisis yang dapat
dilakukan meliputi:
1.1. Mengukur kerataan mur menggunakan waterpas atau penggaris siku
1.2. Mengukur diameter mur
1.3. Mengukur panjang mur
1.4. Mengukur lebar setiap sisi dari mur
1.5. Mengukur titik tengah lubang ulir
1.6. Mengukur kesesuaian ulir menggunakan sisir ulir
1.7. Melihat kerapaian goresan kikir apakah bekas kikir kasar atau kikir halus
3. Pengeshockan

Pengeshockan dilakukan setelah pembuatan mur dan baut selesai. Benda


kerja yang dishock yaitu bagian kepala baut. Kepala baut dilubangi menggunakan
bor kemudian ditap dan dishock menggunakan dop pentil truk yang sudah diseney
sehingga memiliki alur untuk dimasukkan ke kepala baut. Untuk mengetahui hasil
kerja pengeshockan diperlukan analisa yang meliputi:
1.1. Mengukur kerataan dop pentil truk dengan kepala baut
1.2. Mengukur titik tengah kepala baut
1.3. Mengukur panjang pengeshockan yang dilakukan
1.4. Mengukur ulir dalam pengeshockan menggunakan sisir ulir
BAB V

Penutup

1. Kesimpulan
Praktik kerja bengkel yang dilakukan meliputi pembuatan baut, mur, dan
pengeshockan. Setiap proses kerja memiliki kesulitan masing-masing. selain itu
pada prosesnya memerlukan teknik-teknik khusus yang harus diuasai. Seperti pada
proses pengikiran posisi badan harus membentuk 450 dengan bidang pengikiran
dan pengikiranya harus berjalan luru tidak boleh naik turun. Begitu pula pada
pengerjaan yang lain.
Pada praktik kerja bengkel sesorang dituntut memiliki kesabaran,
keuletan, penguasan teknik yang mumpuni. Pekerja juga diharuskan menggunakan
alat pelindung diri yang sesuai supaya kemungkinan-kemungkinan kecelakaan
dapat diminimalisir.
2. Saran
2.1. Untuk Institusi
Alat kerja merupakan sesuatu yang penting dalam keberlangsungan
praktikum. Penyediaan alat yang kurang lengkap dapat menghambat
proses kerja dan menyita waktu yang lama. Maka dari itu diharapkan
pada institusi untuk menyediakan alat yang lengkap dan memiliki
duplikat supaya mahasiswa dapat berja dengan nyaman dan tidak banyak
membuang waktu. Selain itu mahasiswa juga tidak menghawatirkan
apabila alat mengalami kerusakan karena masih mempunyai duplikat
sehingga proses praktikum dapat berjalan dengan lancar.
2.2. Untuk Dosen
Sebagai pendampin dalam proses kerja seharusnya dosen memberikan
pengarahan dahulu kepada mahasiswa bagaimana tahap-tahap yang
dilakukan pda proses kerja. Selain itu dosen harus menjelaskan
bagaimana cara kerja yang benar pada setiap proses-prosenya seperti
posisi badan pada proses pengikiran, posisi tap pada proses pengetapan,
dan lain sebagainya. Dengan cara ini mahasiswa akan dapat bekerja
dengan baik dan resiko kecelakaan dapat diminimalisir.
2.3. Untuk Mahasiswa
Sebelum melaksanakan praktikum alangkah baiknya mengetahui teori-
teori kerja pada proses kerja bangku. Pengetahuan tentang teori-teori
sperti penggunaan alat dapat dicari melalui buku-buku atau bertanya
kepada teman yang lain yang sudah mengetahui. Dengan pengetahuan
teori-teori ini maka proses kerja akan dapat berjalan dengan lancar dan
kebisingan dari penggunaan alat dapat diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai