LANGKAH PENGERJAAN
KERJA PELAT
Diajukan untuk Langkah Pengerjaan Kerja Bangku / Kerja Pelat
DI SUSUN OLEH
NAMA : SEPTERA
NIM : 061230200838
KELAS : I MEB
1.3 Tujuan
a. Waktu
Waktu yang di berikan dalam 4 minggu. 1 minggu pertama pengenalan
Kerja Pelat dan cara penggunaan Alat alat Manual. Kemudian 3 minggu
berikutnya waktu pengerjaan menbuat kotak alatdari pelat. Namun minimnya
pengetahuan dan dilakukan pertama kali dalam melakukan pekerjan kerja pelat
maka untuk menggores, menitik, menekuk, dan mengelas membutuhkan waktu
yang lama.
b. Tempat
Tempat melaksanakan rencana pengerjaan di Bengkel Teknik Mesin
Politeknik Negeri Sriwijaya di bagian Kerja Bangku dan Kerja Pelat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah
keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi macam-
a. Penggores
Ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu penggores teknik,
penggores saku, dan penggores mekanika
Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan
pelat. Penggores yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300.
Penggores (scriber) adalah alat untuk menggores benda kerja (logam) sebagai
persiapan untuk dikerjakan atau sebagai gantinya pensil apabila hendak
menggambar di atas kertas.
b. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di
bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan
ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300.
c. Mistar baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran
pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam
melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini
bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
d. Mistar siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran
panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja.
e. Kikir
Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada
umumnya pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja
karon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya. Macam-macam kikir antara
lain: Kikir Rata, bulat, segi empat, setengah lingkaran, segi tiga, bujur sangkar
i. Gergaji Tangan
Gergaji Tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang
sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan
daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan
tinggi (HSS/high speed steel), dan baja tungsten (tungsten steel).
a. Alat praktikum
1. Penitik
2. Penggaris
3. Penggores
4. Gergaji
5. Alat dan Mesin Bor
6. Pemotong Plat
7. Peniti Sku-siku
8. Kikir
9. Pelipat Plat
b. Bahan Praktikum
Bahan yang di gunakan plat praktikum ini adalah plat yang akan di bentuk dengan
ukuran 35 cm x 30 cm, 13 cm x 30 cm dan 17 x 17 cm.
c. Melakukan Penekukan
Setelah pelat yang kita potong dan kita hitung besar pembandingnya, maka
langkah berikutnya adalah penekukan pembendingan. Bending dapat kita lakukan
baik secara manual dengan mesin bending dan dengan menggunakan palu
(dipukul). Penekukan yang diizinkan adalah bagian busur lengkung netral dari
luas penekukan.
Sumbu penekukan adalah sumbu garis lurus dimana terjadi pembentukan radius
sesuai dengan yang diinginkan.
Panjang dari sumbu adalah sama dengan lebar benda kerja pada luas penekukan.
Radius penekukan adalah radius dari busur dalam
Garis penekukan adalah garis imajiner yang dibentuk oleh tangent radius
penekukan dengan permukaan bagian dalam.
Sudut penekukan adalah sudut yang dibentuk antara dua posisi ekstrim dari radius
penekukan.
Luas penekukan adalah luas yang tercangkup oleh sudut penekukan.
d. Assembling
Teknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam berbagai cara
yaitu:
a. Menyambung dengan sekrup
b. Menyambung dengan paku keling
c. Menyambung dengan lipatan
d. Menyambung dengan las titik
C. Melubangi
1. Membuat pola kotak kecil pada plat yang telah dipotong, untuk ukuran
disesuaikan dengan aturan.
2. Menitik pada bagian terdekat pola menggunakan penitik.
3. Mengebor bagian yang telah dititik menggunakan Mesin bor.
4. Memutuskan plat yang belum terputus dengan mesin bor.
5. Mengikir bagian yang masih tebal atau jauh dari ukuran.
E. Merivet
1. Mengukur bagian yang akan diberi lubang
2. Melubangi bagian yang akan dirivet menggunakan mesin bor
3. Merivet dengan alat perivet (butuh tenaga yang kuat)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Selama 8 kali pertemuan dilakukan praktikum membuat panel box di
gedung Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Hal ini di karenakan
peralatan dan mesin yang mendukung untuk membuat panel box terdapat di
tempat tersebut. Praktikum dilakukan 8 kali pertemuan karena waktunya yang
memungkinkan untuk menyelesaikan sebuah panel box dalam 1 kali praktikum (1
x 6 jam). Pembuatan box terdiri dari beberapa tahap, yaitu : membuat pola,
memotong, melipat dan merivet.
a. Membuat pola
Pada tahap ini dilakukan penggambaran pola rangka pada plat.
Penggambaran dilakukan menggunakan penggores agar nampak jelas pada plat
yang dapat memudahkan kita pada saat pemotongan dan pelipatan. Untuk
membentuk garis yang menyiku dapat menggunakan penggaris siku. Dalam
pembuatan pola harus seteliti mungkin dan jangan sampai terbentuk 2 garis hasil
goresan tersebut. Hal itu akan menimbulkan penafsiran ganda.
b. Memotong Plat
Pemotongan plat dilakukan dengan 2 tahap, yaitu pemotongan bagian yang
besar dan pemotongan bagian yang kecil. Untuk pemotongan bagian yang besar
digunakan alat pemotong yang besar. Sedangkan untuk bagian bagian yang kecil
digunakan alat pemotong yang kecil atau gergaji besi. Dalam menggunakan
gergaji besi harus sesuai dengan cara penggunaan karena di khawatirkan terjadi
kepatahan pada besi serta menjaga keselamatan kerja. Praktikan saat melakukan
pemotongan dengan menggunakan gergaji terjadi kesalahan, yakni memotong plat
tepat di garis pola sehingga mengurangi ukuran kerangka. Hal inilah yang menjadi
penyebab masalah dari hasil finishing panel box praktikan menjadi tidak pas.
c. Pembuatan Lubang kotak kecil
Lubang kotak ini dibuat dengan cara membuat pola terlebih dahulu
kemudian menitiknya. Perhatikan saat penitikan jangan tepat digaris pola karena
saat pengeboran akan melebihi batas pola. Lebih baik, saat penitikan berada
didalamnya sehingga saat pengeboran tidak akan melebihi batas garis pola. Cara
seperti ini terdapat kekurangannya, yaitu : membutuhkan energi lebih banyak
untuk mengikir sisa pengeboran yang belum terlubangi. Saat pengeboran
perhatikan keselamatan kerja. Baik menggunakan mesin ataupun alat pengebor
plat, harus menggunakan kaca mata dan pelindung nadi, karena sering terdapat
percikan api dan serbuk plat yang memancar keluar.
d. Melipat Plat
Plat yang sudah dipotong bagian bagiannya dan sudah dikikir halus
sehingga tidak ada bagian yang tajam, di lipat dengan menggunakan alat lipat. Hal
ini dilakukan agar pekerjaan menjadi lebih sederhana dan lebih mudah. Perhatikan
saat pelipatan karena praktikan ternyata melakukan kesalahan saat pelipatan,
seharusnya, bagian yang dilipat pertama kali adalah bagian yang luas
permuakaannya lebih besar kemudian setelah itu bagian yang lebih kecil. Hal ini
dikarenakan bagian yang lebih kecil akan lebih mudah di palu dan tidak membuat
rusak pojokan benda. Namun praktikan melakukan pelipatan yang salah sehingga
terjadi kerusakan sedikit pada benda (dipojokan sobek) akibat dari pemaluan yang
berlebih. Untuk melipat plat yang siku siku dibutuhkan ketelitian mata karena
alat tidak mengatur secara otomatis pelipatan 900.
e. Merivet
Plat yang sudah di lipat baik bagian bawah maupun bagian atasnya,
dihubungkan menjadi satu bagian panel box. Setelah itu, panel box tersebut masih
perlu di rivet untuk menghubungkan dan mengencangkan panel box. Untuk
merivetnya, lubang bulat kecil yang sudah dibor di masukkan paku rivet sehingga
terbentuklah panel box. Perhatikan saat merivet, praktikan sedikit melakukan
kesalahan kembali saat merivetm yaitu melakukan perivetan sambil berdiri dan
penggunaan rivet yang salah sehingga paku rivet sedikit tertancap miring di panel
box. Hal ini menjadi pekerjaan 2 kali karena harus di palu kembali untuk
menempelkan rivetnya.
Dosen meminta agar sisa potongan plat di bentuk potongan plat kecil ukuran
a. 35 x 30 cm sebanyak 6 buah. e. 5 x 2 cm sebanyak 24 buah
b. 17 x 17 cm sebanyak 12 buah. f. Kawat behel 25 cm sebanyak 12
buah
c. 30 x 13 cm sebanyak 12 buah. h. Engsel 30 cm sebanyak 12 buah
d. 35 x 10 cm sebanyak 6 buah
Saat mempola ukuran plat ini praktikan sedikit melakukan kesalahan yakni
menggores banyak garisan pada pola sehingga saat pemotongan menggunakan
alat potong sedikit sulit dan terjadilah ukuran potongan plat yang tidak sama.
BAB V
PENUTUP
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan bimbingan dosen pengajar
Teknik Mesin penulis dapat menyelesaikan tugas yang diwajibkan oleh Politeknik
Negeri Sriwijaya. Untuk itu penulis telah menulis Langkah Pengerjaan ini guna
sebagai syarat untuk nilai baik dan mendapatkan kelulusan di Mata Kuliah
Keahlian Berkarya Praktek Bengkel Mekanik 1.
Penulis sadar bahwa sepenuhnya Langkah Pengerjaan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu dikarenakan keterbatasan penulis. Penulis sebagai manusia
biasa dan untuk itu mohon maaf apabila ada penulisan terdapat kekurangan. Maka
penulis memerlukan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi perbaikan dan kesempurnaan Langkah Pengerjaan ini.
Dengan selesainya pembuatan benda kerja dan Langkah Pengerjaan ini
yang mana telah diberikan petunjuk dan bimbingan. Mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan penulis mengucapakan terima
kasih.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pembuatan
panel box dibutuhkan waktu 8 kali pertemuan untuk membuat panel box.
Pembuatan pola menggunakan alat penggores. Dalam pembuatan pola harus
seteliti mungkin dan jangan sampai terbentuk 2 goresan
Praktikum melakukan beberapa kesalahan kecil yang mengakibatkan hasil
akhir panel box yang terbentuk tidak sempurna dan terdapat celah celah kecil
(tidak tertutup rapat), kesalahan yang terjadi tersebut, yakni saat pemotongan
dengan gergaji atau mesin pemotong plat tidak dipotong tepat pada garisnya dan
saat pelipatan praktikan melipat bagian yang lebih kecil permukaannya terlebih
dahulu.
Saat penitikan dalam pembuatan lubang kotak, titik tersebut harus berada
didalam pola sehingga saat pengeboran tidak akan melebihi batas garis pola. Cara
seperti ini terdapat kekurangannya, yaitu : membutuhkan energi lebih banyak
untuk mengikir sisa pengeboran yang belum terlubangi (belum terbentuk kotak
halus)
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengalaman praktikum diharapkan untuk kedepannya
praktikan lebih teliti dalam melakukan setiap langkah percobaan dan
menggunakan alat dan mesin dengan maksimal dan sebaik baiknya sehingga
hasil yang diinginkan bisa tercapai. Selain itu, alat dan mesin di dalam
perbengkelan sangat berbahaya bagi tubuh sehingga pakaian keselamatan kerja
hendaknya digunakan selalu di dalam ruang laboratorium perbengkelan.