Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIK

PEMBUATAN MUR DAN BAUT

Tugas Mata Kuliah:

Kerja Bangku - Ujian Akhir Semester Genap


Dosen Pengampu:
Bapak Fahmy Fatra, S.Pd. M.T

Disusun Oleh:
Nama : Ridwan Novianto
Nama : Muhammad Shodikin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN OTOMOTIF
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS IVET SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam perkembangan teknologi dan kemajuan zaman menuntut adanya


sumber daya manusia yang handal dan siap pakai dan siap diterjunkan dimana
saja sehingga perlu adanya wadah pendididkan formal yang menciptakan
tenaga yang handal dan trampil. Pendidikan saat ini dilaksanakan dalam
perwujudan dan perkembangan teknologi tepat guna sesuai dengan kebutuhan
era globalisai, oleh karna itu pendidikan sekarang difokuskan pada pendidikan
professional di lapangan maupun di bengkel.

Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh
seseorang dalam mengerjakan kerja bangku didalam dunia teknik permesinan
sebagai dasar untuk materi teknik pemesinan pada tingkat selanjutnya.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang
sesuai dengan perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman
seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja
yang meliputi : tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan, tingkat
kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku
tidak hanya menitik beratkan pada pencaapaian hasil kerja, tetapi juga pada
prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja
yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar
sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin - mesin
produksi. (Sodjana, Abo R.Suasdik.1978)

Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat meningkatkan pemahaman


mahasiswa di dalam praktik maupun teori kerja bangku sehingga kelak dapat
menunjang keterampilan dan kemampuan mahasiswa di dalam dunia teknik
pemesinan dan serumpunnya.

1
1.1 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti arti dari kerja
bangku.
2. Mahasiswa dapat menggunakan mesin dan peralatan yang ada pada
kerja bangku.
3. Agar mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan teori saat
praktik.
4. Mahasiswa mampu membuat ulir dalam dan luar dengan baik dan
benar.

1.2 Manfaat
1. Stelah praktikum mahasiswa sudah dapat menguasai teknik kerja
bangku.
2. Mahasiswa sudah tau bagaimana cara mengetap dan menyenei
3. Mahasiswa sudah mengerti langkah-langkah pembuatan mur dan
baut
4. Mahasiswa sudah dapat bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur
yang berlaku pada praktek sesi kerja bangku.

2
BAUT DAN MUR

A. Defenisi Baut dan Mur


a. Baut
Baut merupakan suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada
permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) atau
sambungan atau pengikat yang tidak permanen sehingga dapat dibongkar
pasang untuk menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat
sederhana untuk mengubah torka (torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga
didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu
batang. merupakan jenis.

b. Mur
Mur merupakan pasangan baut yang sama-sama memiliki fungsi
sebagai penyambung/pengikat permanen. Pada umumnya, bentuk mur adalah
segi enam. Tetapi untuk pemakaian khusus, dapat dipakai mur dengan bentuk
yang bermacam-macam, seperti mur bulat, mur flens, mur tutup, mur mahkota
dan mur kuping. (George.Harun.A.R.1983)

B. Alat yang Digunakan dan Fungsinya


a. Kikir

Gambar 8. Kikir

Kikir digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan


benda kerja serta menghilangkan sejumlah kecil material pada saat finishing.
Ketajaman kikir dilihat dari bagian menyilang dan ketajaman yang tersedia.

3
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kikir,
antara lain :

1. Agar diperoleh permukaan yang rata (cross-filling), maka posisi lengan


kiri dan lengan kanan terletak pada satu bidang datar.
2. Jangan menggunakan kikir tanpa dipasang tangkai pemegang, karena
selain menyulitkan juga akan membahayakan tangan.
3. Pengikisan kikir terjadi ayunan ke depan (sebaliknya) akan membuat
kikir menjadi tumpul.
4. Pastikan bahwa tangkai pemegang sudah terpasang kuat.
5. Jepitlah benda kerja di dalam ragum dengan kuat.
6. Jangan memegang kikir pada permukaannya. Jika terkena stenpet / oli,
maka serpihan bahan akan menempel pada alur.
7. Jika terjadi penyumbatan pada alut, maka hendaknya segera
dibersihkan.

b. Mesin bor

Gambar 9. Mesin Bor


Mesin bor adalah alat yang berfungsi untuk membuat lubang sesuai
dengan mata bor yang digunakan. Pada dasarnya, mata bor terdiri dari dua
gerakan untuk melubangi, yaitu gerakan rotasi (putaran) dan gerakan ingsutan
yang lurus ke bawah. Ada dua macam mesin bor, yaitu bor tangan dan bor
duduk.

4
c. Tap

Gambar 10. Tap

Tap adalah alat yang berfungsi untuk membuat alur pada benda hasil
pengeboran atau membuat ulir sekrup dalam. Pekerjaan ini disebut pengetapan
ulir sekrup karena adanya ulir-ulir sekrup, tap menjadi lemah maka
pemotongan ulir sekrup tidak dapat dikerjakan dalam satu kali, sebab itu
sepasang tap terdiri dari 3 buah, yaitu:

1. tap yang pertama untuk membuka jalur ulir,


2. tap kedua untuk memperdalam ulir, dan
3. tap ketiga sebagai tahap finishing.

Tangkai tap bebentuk bujur sangkar, sehingga tab-tab dapat diputar dengan
besi puntir. Supaya sisi-sisi dari ulir sekrup pada baja dapat dipotong licin dan
selama pengetapan harus dipakai minyak potong. Logam-logam biasanya dapat
dipotong secara kering. Supaya ulir tetap rapi bentuknya, maka secara teratur
tap harus diputar kembali seperempat putaran. Untuk mengulir dengan baik,
bahan yang akan dibuat untuk menjadi mur harus memiliki diameter lubang
yang besarnya pas atau fit dengan tap tersebut atau disesuaikan, sehingga ulir
yang terbentuk sempurna dan fit dengan baut.

5
d. Snai

Gambar 11. Snai

Snai adalah alat yang berfungsi untuk membuat ulir luar. Cara kerjanya
hampir sama dengan tap, namun pada snai, benda kerja dijepit pada snai, dan
snai diputar mengelilingi benda kerja tersebut. Pada saat benda kerja dijepit
oleh snai, benda kerja harus dipastikan benar-benar terjepit karena jika tidak
ulir tidak akan terbentuk sempurna atau alat mengalami patah.

e. Ragum

Gambar 12. Ragum

Ragum adalah alat yang berfungsi sebagai tempat menahan, memegang


dan menopang bahan yang akan dipotong, digerindra ataupun digergaji.

f. Gergaji besi

Gambar 13. Gergaji Besi

6
Gergaji besi berfugsi untuk memotong benda kerja. Daun gergaji dibuat
dari baja bermutu tinggi yang sangat keras, sehingga ketajaman gerigi tidak
selalu diruncingkan kembali. Untuk mengetahui spesifikasi gergaji, dapat
dilihat pada daun gergaji di dekat tangkai pegangan, yang menyebutkan jumlah
gigi per inchi.

C. Prosedur Pengerjaan
a) Menyiapkan benda kerja yang akan dipakai (besi poros)
b) Memotong bahan untuk membuat mur
c) Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
d) Satu besi dengan diameter 1 ½ inchi dan tebal 12 mm untuk pembuatan
mur
e) Satu besi dengan diameter 1 inchi panjang 100 mm untuk pembuatan
baut
f) Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
g) Pengikiran Mur
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan
ukuran yang telah ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai
dengan ketebalan yang diinginkan, yaitu 10 mm.
h) Pengikiran Baut
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai dengan
panjang yang diinginkan, yaitu diameter 12 mm, dengan dibantu proses
pemesinan yakni di bubut
i) Membuat pola dengan ukuran seperti pada gambar

a. Membuat Mur:
Membentuk bahan menjadi segi enam dengan cara dikikir.
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, benda kerja ditempel kertas ukuran
segi enam yang sudah dipersiapkan, kertas yang sudah digunting ditempel pada
kedua ujung silinder. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada setiap sisi dari

7
silinder tersebut dengan mengikuti alur pada kertas yang berbentuk segi enam.
Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat pengikiran lakukan dengan
sangat hati – hati, usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang satu
dengan sisi yang sama luas permukaannya.
Membuat tanda pada benda kerja yang akan dilubangi(mur), biasanya
dengan menggunakan punch. Memilih jenis mata bor yang akan digunakan
Memasang mata bor pada mesin bor denmengencangkannya dengan
bantuan kunci gear Membor dengan perlahan-lahan dan jangan dipaksakan
karena akan merusak mata bor.
Setelah benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka benda
kerja diletakan pada mesin bubut untuk dilakukan pengeboran pada benda
kerja. Benda kerja (mur) di bor dengan bor ukuran 10 mm, mur di bor
sampai tembuske sisi sebelahnya. Selama proses membor sekali-kali dilakukan
pemberian pendingin (cooler) pada mata bor untuk menjaga supaya mata bor
tidak cepat rusak. Lakukan proses pengeboran dengan hati-hati dan utamakan
keselamatan kerja. Mur yang telah dibor, diambil dan dipindahkan ke ragum
untuk ditap dengan ukuran tap M 12x 1,75. Posisi pada saat peletakan pada
ragum di usahakan vertikal dengan lubang yang akan ditap, pada saat
melakukan pengencangan benda kerja diragum jangan terlalu kencang, hal ini
dapat mengakibatkan kerusakan benda kerja. Lakukan pengetapan secara
bertahap agar hasil akhir yang diperoleh baik. Pengetapan dilakukan terus
sampai tembus pada satu sisinya.

8
b. Membuat Baut
Membubut bagian yang akan disnai sesuai ukuran pada gambar. Benda
kerja hasil pemotongan dibubut dengan menggunakan mesin bubut sampai
mencapai diameter 12 mm. Pembubutan dilakukan secara bertahap agar benda
kerja tidak mengalami kerusakan (patah) dan juga tidak merusak mata pisau
bubut. Pada proses ini dibutuhkan air pendingin (cooler ) agar suhu benda kerja
dan mata pisau tidak terlalu tinggi. Bubut sampai batas ukuran diameter 12
mm batasan panjang yang dibubut yaitu 35 cm.
Membentuk kepala baut menjadi segi enam dengan cara dikikir
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, kepala baut ditempel kertas ukuran
segi enam yang sudah dipersiapkan. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada
setiap sisi dari silinder kepala baut tersebut dengan mengikuti alur pada kertas
yang berbentuk segi enam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat
pengikiran lakukan dengan sangat hati-hati, usahakan pada saat pengikiran anta
ra sisi yang satu dengan sisi yang lain sama luas permukaannya.
Menyenai ulir luar pada poros. Selama proses senai harus selalu diberi
pelumas. Benda kerja dijepit dengan ragum. Jika sudah diatur posisinya maka
ujung benda kerja (yang permukaan yang dibubut) disnai (di buat alur) sampai
panjang 3,5 cm. Lakukan penyenaian secara bertahap.

Proses finishing:

- Membersihkan dan mengikir bagian permukaan yang masih tajam.


- Pemberian pelumas pada mur dan baut agar tidak mudah berkarat.

9
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah masalah penting yang harus selalu


diperhatikan guna mencapai sukses menyeluruh dalam praktik kerja bangku
dan pelat. Sehingga dapat meminimalkan/mencegah kecelakaan saat praktik
berlangsung yang dilakukan oleh para mahasiswa. Pada saat bekerja hendaklah
kita mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja. Karena pada saat
melakukan pekerjaan, kita tidak dapat mengetahui bahaya-bahaya yang dapat
mengancam kesehatan dan keselamatan kita. Oleh sebab itu, sebelum memulai
peraktek kita harus memperhatikan cara dan bagaimana caranya badan kita
benar-benar terlindungi. Kemudian upaya-upaya yang dilakukan untuk
mencegah kecelakaann kerja adalah sebagai berikut :
1. Pakailah pakaian kerja yang telah di tentukan.
2. Periksa dan siapkan peralatan kerja yang akan di gunakan.
3. Gunkan alat yang sesuai dengan fungsinya.
4. Jangan bergurau saat praktek.
5. Sebelum meninggalkan ruang praktek harus seizin dosen atau
pengawas.
6. Gunakan sepatu,sarung tangan bila di perlukan.
7. Rambut rapi dan tidak panjang.
8. Patuhi peraturan bengkel.
9. Sebelum menggunakan mesin, harus bertanya dengan teknisi/ dosen
yang mengajar.
10. Dipasangnya gambar-gambar disertai kata-kata sebagai tanda-tanda
peringatan untuk mencegah kecelakaan kerja
11. Setelah selesai praktik beberapa mahasiswa membersihkan tempat
praktik guna menjaga kebersihan tempat praktik dari sisa-sisa benda
kerja seperti serbuk-serbuk besi dan yang lainnya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perlu diketahui dalam melakukan kerja bangku di butuhkan kesabaran


dan ketelitian yang tinggi untuk membuat benda kerja yang pas ukuran dan
rapi. Dan yang penting keselamatan yang perlu di utamakan pertama kali
dalam melakukuan pekerjaan. Kerja sama tim, kekompakan perlu dalam suatu
kelompok untuk melakukan kerja, karena dalam tim kita memecahkan masalah
bersama, bertukar pendapat, dan saling membantu.

3.2 Saran

Agar semakin efektif dan efisien serta menghasilkan hasil pembuatan


benda kerja yang berkualitas, sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum Proses
Manufaktur seluruh peserta praktikan harus mengetahui dan memahami
terlebih dahulu tentang bagaimana cara pengoperasian mesin, penggunaan alat-
peralatan yang benar, sehingga selagi melakukan praktek dapat berjalan lancar
tidak harus belajar cara mengoperasikan mesin dan cara pemakaian alat-
alatnya. Diharapkan setelah lulus dari bangku kuliah nantinya menjadi calon
tenaga kerja yang handal, mandiri dan siap bersaing dengan calon tenaga kerja
lainnya.

11
LAMPIRAN

Dokumentasi Pembuatan Baut Dan Mur

PROSES PENGERJAAN

12
HASIL KERJA PEMBUATAN MUR BAUT

13

Anda mungkin juga menyukai