Disusun Oleh:
Nama : Ridwan Novianto
Nama : Muhammad Shodikin
Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh
seseorang dalam mengerjakan kerja bangku didalam dunia teknik permesinan
sebagai dasar untuk materi teknik pemesinan pada tingkat selanjutnya.
Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang
sesuai dengan perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman
seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja
yang meliputi : tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan, tingkat
kesulitan produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku
tidak hanya menitik beratkan pada pencaapaian hasil kerja, tetapi juga pada
prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja
yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar
sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin - mesin
produksi. (Sodjana, Abo R.Suasdik.1978)
1
1.1 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti arti dari kerja
bangku.
2. Mahasiswa dapat menggunakan mesin dan peralatan yang ada pada
kerja bangku.
3. Agar mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan teori saat
praktik.
4. Mahasiswa mampu membuat ulir dalam dan luar dengan baik dan
benar.
1.2 Manfaat
1. Stelah praktikum mahasiswa sudah dapat menguasai teknik kerja
bangku.
2. Mahasiswa sudah tau bagaimana cara mengetap dan menyenei
3. Mahasiswa sudah mengerti langkah-langkah pembuatan mur dan
baut
4. Mahasiswa sudah dapat bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur
yang berlaku pada praktek sesi kerja bangku.
2
BAUT DAN MUR
b. Mur
Mur merupakan pasangan baut yang sama-sama memiliki fungsi
sebagai penyambung/pengikat permanen. Pada umumnya, bentuk mur adalah
segi enam. Tetapi untuk pemakaian khusus, dapat dipakai mur dengan bentuk
yang bermacam-macam, seperti mur bulat, mur flens, mur tutup, mur mahkota
dan mur kuping. (George.Harun.A.R.1983)
Gambar 8. Kikir
3
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kikir,
antara lain :
b. Mesin bor
4
c. Tap
Tap adalah alat yang berfungsi untuk membuat alur pada benda hasil
pengeboran atau membuat ulir sekrup dalam. Pekerjaan ini disebut pengetapan
ulir sekrup karena adanya ulir-ulir sekrup, tap menjadi lemah maka
pemotongan ulir sekrup tidak dapat dikerjakan dalam satu kali, sebab itu
sepasang tap terdiri dari 3 buah, yaitu:
Tangkai tap bebentuk bujur sangkar, sehingga tab-tab dapat diputar dengan
besi puntir. Supaya sisi-sisi dari ulir sekrup pada baja dapat dipotong licin dan
selama pengetapan harus dipakai minyak potong. Logam-logam biasanya dapat
dipotong secara kering. Supaya ulir tetap rapi bentuknya, maka secara teratur
tap harus diputar kembali seperempat putaran. Untuk mengulir dengan baik,
bahan yang akan dibuat untuk menjadi mur harus memiliki diameter lubang
yang besarnya pas atau fit dengan tap tersebut atau disesuaikan, sehingga ulir
yang terbentuk sempurna dan fit dengan baut.
5
d. Snai
Snai adalah alat yang berfungsi untuk membuat ulir luar. Cara kerjanya
hampir sama dengan tap, namun pada snai, benda kerja dijepit pada snai, dan
snai diputar mengelilingi benda kerja tersebut. Pada saat benda kerja dijepit
oleh snai, benda kerja harus dipastikan benar-benar terjepit karena jika tidak
ulir tidak akan terbentuk sempurna atau alat mengalami patah.
e. Ragum
f. Gergaji besi
6
Gergaji besi berfugsi untuk memotong benda kerja. Daun gergaji dibuat
dari baja bermutu tinggi yang sangat keras, sehingga ketajaman gerigi tidak
selalu diruncingkan kembali. Untuk mengetahui spesifikasi gergaji, dapat
dilihat pada daun gergaji di dekat tangkai pegangan, yang menyebutkan jumlah
gigi per inchi.
C. Prosedur Pengerjaan
a) Menyiapkan benda kerja yang akan dipakai (besi poros)
b) Memotong bahan untuk membuat mur
c) Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
d) Satu besi dengan diameter 1 ½ inchi dan tebal 12 mm untuk pembuatan
mur
e) Satu besi dengan diameter 1 inchi panjang 100 mm untuk pembuatan
baut
f) Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
g) Pengikiran Mur
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan
ukuran yang telah ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai
dengan ketebalan yang diinginkan, yaitu 10 mm.
h) Pengikiran Baut
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai dengan
panjang yang diinginkan, yaitu diameter 12 mm, dengan dibantu proses
pemesinan yakni di bubut
i) Membuat pola dengan ukuran seperti pada gambar
a. Membuat Mur:
Membentuk bahan menjadi segi enam dengan cara dikikir.
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, benda kerja ditempel kertas ukuran
segi enam yang sudah dipersiapkan, kertas yang sudah digunting ditempel pada
kedua ujung silinder. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada setiap sisi dari
7
silinder tersebut dengan mengikuti alur pada kertas yang berbentuk segi enam.
Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat pengikiran lakukan dengan
sangat hati – hati, usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang satu
dengan sisi yang sama luas permukaannya.
Membuat tanda pada benda kerja yang akan dilubangi(mur), biasanya
dengan menggunakan punch. Memilih jenis mata bor yang akan digunakan
Memasang mata bor pada mesin bor denmengencangkannya dengan
bantuan kunci gear Membor dengan perlahan-lahan dan jangan dipaksakan
karena akan merusak mata bor.
Setelah benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka benda
kerja diletakan pada mesin bubut untuk dilakukan pengeboran pada benda
kerja. Benda kerja (mur) di bor dengan bor ukuran 10 mm, mur di bor
sampai tembuske sisi sebelahnya. Selama proses membor sekali-kali dilakukan
pemberian pendingin (cooler) pada mata bor untuk menjaga supaya mata bor
tidak cepat rusak. Lakukan proses pengeboran dengan hati-hati dan utamakan
keselamatan kerja. Mur yang telah dibor, diambil dan dipindahkan ke ragum
untuk ditap dengan ukuran tap M 12x 1,75. Posisi pada saat peletakan pada
ragum di usahakan vertikal dengan lubang yang akan ditap, pada saat
melakukan pengencangan benda kerja diragum jangan terlalu kencang, hal ini
dapat mengakibatkan kerusakan benda kerja. Lakukan pengetapan secara
bertahap agar hasil akhir yang diperoleh baik. Pengetapan dilakukan terus
sampai tembus pada satu sisinya.
8
b. Membuat Baut
Membubut bagian yang akan disnai sesuai ukuran pada gambar. Benda
kerja hasil pemotongan dibubut dengan menggunakan mesin bubut sampai
mencapai diameter 12 mm. Pembubutan dilakukan secara bertahap agar benda
kerja tidak mengalami kerusakan (patah) dan juga tidak merusak mata pisau
bubut. Pada proses ini dibutuhkan air pendingin (cooler ) agar suhu benda kerja
dan mata pisau tidak terlalu tinggi. Bubut sampai batas ukuran diameter 12
mm batasan panjang yang dibubut yaitu 35 cm.
Membentuk kepala baut menjadi segi enam dengan cara dikikir
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, kepala baut ditempel kertas ukuran
segi enam yang sudah dipersiapkan. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada
setiap sisi dari silinder kepala baut tersebut dengan mengikuti alur pada kertas
yang berbentuk segi enam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat
pengikiran lakukan dengan sangat hati-hati, usahakan pada saat pengikiran anta
ra sisi yang satu dengan sisi yang lain sama luas permukaannya.
Menyenai ulir luar pada poros. Selama proses senai harus selalu diberi
pelumas. Benda kerja dijepit dengan ragum. Jika sudah diatur posisinya maka
ujung benda kerja (yang permukaan yang dibubut) disnai (di buat alur) sampai
panjang 3,5 cm. Lakukan penyenaian secara bertahap.
Proses finishing:
9
KESELAMATAN KERJA
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
LAMPIRAN
PROSES PENGERJAAN
12
HASIL KERJA PEMBUATAN MUR BAUT
13