Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.

Proses manufacturing adalah untuk membuat komponen dengan


mempergunakan material tertentu yang memenuhi persyaratan bentuk dan ukuran,
serta struktur yang mampu melayani kondisi lingkungan tertentu. Melihat faktor-faktor
diatas maka faktor membuat suatu bentuk tertentu merupakan faktor utama. Ada
beberapa metoda atau membuat geometri (bentuk dan ukuran) dari suatu bahan
yang dikelompokan menjadi beberapa dasar proses pembuatan (manufacturing
proces) yaitu diantaranya : proses pengecoran (casting), proses pemesinan
(machining), proses pembentukan logam (metal forming), proses pengelasan
(welding), perlakuan panas (heat treatment) dan proses perlakuan untuk mengubah
sifat karakteristik logam pada bagian permukaan logam (surface treatment).

Pembentukan logam merupakan proses melakukan perubahan bentuk pada


benda kerja dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis,
diantaranya pengerolan, tempa, ekstrusi, penarikan, dll. Proses pembentukan logam
dapat dilakukan melalui pengerjaan teknik pengecoran, teknik pembentukan, teknik
permesinan dan teknik pengelasan, dimana proses tersebut merupakan proses yang
mengubah bentuk benda kerja.

Dengan gaya luar yang diberikan terhadap benda kerja maka terjadi
perubahan bentuk benda kerja secara permanen. Pembentukan umumnya bertujuan
untuk mendapatkan suatu produk logam sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Selain itu pembentukan memungkinkan diperoleh sifat-sifat mekanik tertentu sesuai
dengan yang dibutuhkan atau yang dipersyarakan. Pembentukan logam selalu
menggunakan perkakas yang berfungsi sebagai pemberi gaya luar dan pengarah
bentuk yang diinginkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, kami Mahasiswa Diploma 4 Tingkat II


Politeknik Angkatan Darat membuat makalah ini dengan pembahasan tentang
pembentukan logam paduan dengan cara tekan, tarik dan tumbuk.
2

2. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud. Mahasiswa mampu melaksanakan proses pembentukan logam
dengan cara tekan, tarik dan tumbuk.
b. Tujuan. Agar mahasiswa mampu memahami dan menganalisa hasil
proses pembentukan logam paduan dengan cara tekan, tarik dan tumbuk.

3. Batasan Masalah. Mengingat banyaknya perkembangan yang bisa ditemukan


dalam permasalahan ini, maka perlu adanya batasan-batasan masalah yang jelas
mengenai apa yang dibuat dan diselesaikan dalam pembuatan makalah ini. Adapun
batasan-batasan masalah pada pembuatan makalah ini sebagai berikut:
a. Data tentang peralatan yang digunakan dalam proses pembentukan logam
paduan.
b. Data proses pembentukan bahan dengan cara proses tekan, tarik dan
tumbuk.
c. Penjelasan singkat tentang analisa dari hasil proses pembentukan logam
dengan cara tekan, tarik dan tumbuk.
3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

4. Umum. Dalam proses pembentukan logam dibutuhkan sumber daya manusia


yang terampil dan terlatih, selain sumber daya manusia dibutuhkan alat dan bahan yang
berkualitas baik. Alat merupakan benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang
fungsinya untuk mempermudah pekerjaan. Bahan merupakan benda yang dibutuhkan
untuk membuat sesuatu.

5. Besi Landasan. Besi landasan merupakan alat yang digunakan sebagai


landasan atau alas untuk menempa, terbuat dari besi dan memiliki kekuatan yang kuat
untuk menerima beban tumbukan.

Gambar 1. Besi Landasan

6. Ragum. Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,
artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak permukaan benda kerja, dengan
demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya untuk itu ragum harus
dibuat dari bahan yang kuat seperti baja tuang atau besi tuang.

Gambar 2. Ragum
4

7. Kikir. Kikir adalah alat perkakas tangan yang berguna untuk pengikisan benda kerja.
Kegunaan kikir pada pekerjaan penyayatan untuk meratakan dan menghaluskan suatu
bidang, membuat rata dan menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya, membuat
rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk dan sebagainya. Terdapat beberapa
jenis kikir, yaitu:

a. Kikir gepeng. Fungsingnya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar dan
tegak lurus.

Gambar 3. Kikir Gepeng

b. Kikir segi empat. Fungsinya untuk meratakan dan menyiku antara bidang satu
dengan bidang lainnya.

Gambar 4. Kikir Segi Empat

c. Kikir segitiga. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang


berbentuk sudut 60 atau lebih besar.

Gambar 5. Kikir Segitiga

d. Kikir pisau. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan bidang berbentuk


sudut 60 atau lebih kecil.

Gambar 6. Kikir Pisau


5

e. Kikir setengah bulat. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan serta


membuat bidang cekung.

Gambar 7. Kikir Setengah Bulat

f. Kikir bulat. Fungsinya untuk menghaluskan dan menambah diameter bidang


berbentuk bulat.

Gambar 8 Kikir Bulat

8. Gergaji. Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja. Bingkai/sengkang


terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku, sengkang yang dapat diatur digunakan untuk
bermacam-macam panjang dari daun gergaji.

Gambar 9. Gergaji

9. Mistar Baja. Mistar baja mempunyai panjang 15 cm sampai dengan 100 cm dalam
skala satuan mm dan inchi. Alat ini digunakan untuk mengukur panjang dan alat bantu
menggores.

Gambar 10. Mistar Baja


6

10. Palu Besi. Palu digunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan
pembentukan, membengkokkan dan sebagainya. Menurut bentuknya palu dibedakan dalam
beberapa jenis yaitu palu pen dengan muka bulat dan berbentuk kepala lancip , palu konde
bentuk muka bulat dan puncaknya seperti bola, palu pen muka segi empat dan puncaknya
lancipserta palu tembaga.

Gambar 11. Palu Besi

11. Penggores. Alat penggambar yang dibuat dari baja perkakas yang berbentuk
selindris dan ujungnya diruncingkan. Dengan penggores dapat digambar garis-garis
dipermukaan atas benda kerja.

Gambar 12. Penggores

12. Tang. Alat yang dipakai untuk memegang benda kerja. Tang bahannya terbuat dari
baja dan pemegangnya dilapisi dengan karet keras.

Gambar 13. Tang


7

BAB III
PROSES PELAKSANAAN PRAKTEK

13. Umum. Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang terampil dalam
melakukan pembentukan logam, maka perlu adanya pendidikan dan latihan rutin. Disiplin
ilmu manufaktur yang diberikan dalam pembelajaran. Pendidikan saat ini dilaksanakan
dalam hal perwujudan dan perkembangan teknologi tepat guna sesuai dengan kebutuhan
eraglobalisasi, oleh karna itu pendidikan sekarang difokuskan pada pendidikan profesional
di lapangan maupun dibengkel.

14. Alat dan Bahan.

a. Alat.
1) Peralatan tekan, tarik dan tumbuk.
2) Besi landasan.
3) Catok kaki dan pelana tempa.
4) Perkakas tangan dan proses dasar.
5) Perkakas ukur dan pemberi tanda.
6) Tang dan palu tukang tempa.
7) Palu tekan, pelana tempa, dll.

b. Bahan. Bahan yang digunakan pada praktek pembentukan logam


dengan cara tekan, tarik dan tumbuk adalah Besi.

15. Keselamatan Kerja. Keselamatan kerja adalah masalah penting yang harus selalu
diperhatikan guna mencapai sukses menyeluruh dalam praktek. Sehingga dapat
meminimalkan/mencegah kecelakaan saat praktek berlangsung yang dilakukan oleh para
mahasiswa. Semua mahasiswa diwajibkan memakai pakaian praktik untuk kemudahan
dan kenyamanan saat melakukan praktik serta melindungi tubuh dari segala percikan
serbuk besi yang dihasilkan dari pengikiran logam baja ataupun saat memotong/mengikir
benda kerja. Berikut ini hal perlu diperhatikan dalam praktek guna keselamatan kerja bagi
pekerja:
8

a. Pakaian praktek dilengkapi dengan:


1) Pakaian kerja.
2) Sarung tangan.
3) Sepatu yang rapat kulit.
4) Masker.
5) Dan pakaian lainnya.

b. Dipasangnya gambar-gambar disertai kata-kata sebagai tanda-tanda


peringatan untuk mencegah kecelakaan kerja.

c. Semua mahasiswa diwajibkan memakai sepatu guna melindungi kaki dari


kontak langsung dengan benda tajam, serbuk besi yang dihasilkan dari pengikiran
logam baja dan benturan benda keras yang mengarah ke kaki.

d. Semua mahasiswa diwajibkan tidak bercanda ataupun berinteraksi dengan


rekan kerja pada saat melaksanaan pekerjaan.

e. Setelah selesai praktek beberapa mahasiswa membersihkan tempat praktik


guna menjaga kebersihan tempat praktik dari sisa-sisa benda kerja seperti serbuk-
serbuk besi dan yang lainnya.

16. Praktek Pembentukan Logam dengan Cara Tempa. Kekerasan adalah salah
satu sifat mekanik dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya
untuk material yang dalam penggunaannya akan mangalami pergesekan dan deformasi
plastis. Adapun cara pembentukan logam dengan cara tekan sebagai berikut:
a. Potong logam sesuai ukuran yang diinginkan.
b. Pegang logam menggunakan tang.
c. Taruh logam pada besi landasan yang runcing.
d. Pukul logam dengan keras menggunakan palu besi.
e. Lihat perkenaan pada logam dan lihat bentuknya.
9

Gambar 14. Proses Pembentukan Logam dengan Cara Tempa

Gambar 15. Hasil Pembentukan Logam dengan Cara Tempa

Keuntungan penggunaan metode ini antara lain:


a. Tidak dipengaruhi oleh permukaan material yang kasar.
b. Bekas penekanan cukup besar, sehingga mudah diamati dan dapat
mengatasi ketidakseragaman fasa material pada pengujian.
10

Kerugiannya antara lain:


a. Tidak dapat dikenakan pada benda yang tipis dan permukaan yang kecil,
serta pada daerah kritis dimana penekanan dapat mengakibatkan kegagalan.
b. Tidak berlaku untuk material yang sangat lunak maupun sangat keras.

17. Praktek Pembentukan Logam dengan Cara Tarik. Pembentukan logam ini
merupakan bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang sifat-sifat dan keadaan dari
suatu logam. Pembentukan dilakukan dengan penambahan beban secara perlahan-lahan,
kemudian akan terjadi pertambahan panjang yang sebanding dengan gaya/pukulan yang
bekerja. Adapun cara pembentukan logam dengan cara tarik sebagai berikut:
a. Potong logam sesuai ukuran yang diinginkan.
b. Cekam benda kerja dengan ragum.
c. Kikir logam pada ujungnya sebagai awalan untuk pemukulan.
d. Pegang logam menggunakan tang atau menggunakan tangan (tangan harus
memahai sarung tangan).
e. Pukul logam secara perlahan-lahan sampai logam bertambah panjang dan
terbentuk sesuai yang diinginkan.
f. Lakukan pemukulan finising dengan perlahan-lahan untuk hasil yang
sempurna.
g. Lihat perkenaan pada logam dan lihat bentuknya.
11

Gambar 16. Proses pembentukan Logam dengan cara di tarik

Gambar 16 Proses Pembentukan Logam dengan Cara Tarik

Gambar 17. Proses Pembentukan Logam dengan Cara Tarik

Dari praktek pembentukan dengan cara tarik dapat diketahui:


a. Deformasi plastis (plastic deformation). Perubahan bentuk yang tidak kembali
ke keadaan semula. Yaitu bila bahan ditarik sampai melewati batas proporsional dan
mencapai daerah landing.
b. Tegangan luluh atas σuy (upper yield stress). Tegangan maksimum sebelum
bahan memasuki fase daerah landing peralihan deformasi elastis ke plastis.
c. Tegangan luluh bawah σly (lower yield stress). Tegangan rata-rata daerah
landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi plastis. Bila hanya
disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud adalah tegangan ini.
d. Regangan luluh εy (yield strain). Regangan permanen saat bahan akan
memasuki fase deformasi plastis.
e. Regangan plastis εp (plastic strain). Regangan yang diakibatkan perubahan
plastis. Pada saat beban dilepaskan regangan ini tetap tinggal sebagai perubahan
permanen bahan.
f. Tegangan tarik maksimum TTM (UTS, ultimate tensile strength). Merupakan
besar tegangan maksimum yang didapatkan.
g. Kekuatan patah (breaking strength). Merupakan besar tegangan dimana
bahan yang diuji putus atau patah.

18. Hasil Praktek.


12

BAB IV
PENUTUP

19. Kesimpulan. Dari praktek pembentukan logam paduan yang dilaksanakan


di bengkel mekanik Politeknik Angkatan Darat, maka didapatkan beberapa kesimpulan
antara lain:
a. Dapat dilihat ketahanan bahan material, sejauh mana pertambahan panjang
atau reaksi lainnya terhadap tekan, tarik dan tumbukan.
b. Bahwa besi memiliki banyak karakteristik atau sifat mekanis diantaranya ulet,
getas dan lainnya.  Hal tersebut dibuktikan pada praktek pembentukan yang
dilakukan. Yang pertama pada pengujian besi kita ketahui bahwa besi tersebut
bersifat ulet sehingga tidak mudah patah saat mendapatkan gaya tekan dan tarik dan
dan tidak terlalu banyak perubahan deformasi yang signifikan, serta pada plat
bersifat liat saat mendapatkan gaya tumbuk.

20. Saran. Dalam proses pembentukan logam perlu penggunaan alat yang
menggunakan bahan terbaik. Oleh sebab itu kami memberikan saran agar peralatan
di bengkel mekanik lebih ditingkatkan lain sarana dan prasarana praktek, khususnya untuk
proses pembentukan logam.

21. Penutup. Demikian penulisan makalah tentang pembentukan logam paduan


dengan cara tekan, tarik dan tumbuk yang kami laksanakan di Politeknik Angkatan Darat.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini karena kurangnya ilmu
pengetahuan atau wawasan yang dimiliki. Untuk kesempurnaan penulisan makalah ini
mohon kritik dan saran yang membangun sehingga penulisan akan menjadi lebih sempurna
dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
13

Anda mungkin juga menyukai