Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN TEKNOLOGI MEKANIK

Oleh :
Nama : Yuda Junaedi Kurniawan
Kelas : 1E
Absen : 25
Nim : 1941230001

PRODI D-IV TMPP


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
 Manufaktur : membuat barang mentah menjadi barang setengah jadi / barang jadi
 Proses manufaktur :
1. Pengecoran (casting)
Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam
atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan
membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau dipecah-
pecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk
membuat bagian mesin dengan bentuk yang kompleks.
2. Bulk deformation
Karakteristik proses bulk deformation secara umum adalah mengubah bentuk
benda kerja secara signifikan dan besar-besaran. Karakteristik lainnya yaitu
perbandingan luas permukaan bidang benda kerja dengan volumenya relatif
kecil (mengapa diberi istilah bulk). Bulk berlawanan dengan sheet, di mana
sheet memiliki luas permukaan bidang yang jauh lebih besar dari volumenya.

Proses bulk deformation dibagi menjadi beberapa proses antara lain:

 Rolling,
Rolling adalah proses penekanan (kompresi) untuk mengurangi
ketebalan sebuah slab oleh sepasang mekanisme roller. Pengerjaan
rolling terbagi dua, yaitu hot rolling dan cold rolling.
 Forging,
Forging atau penempaan adalah proses deformasi di mana benda kerja
ditekan di antara dua die (cetakan). Penekanan dapat dilakukan dengan
tekanan kejut atau tekanan berangsur-angsur (perlahan). Proses
penekanan tersebut akan menghasilkan bentuk benda kerja yang sesuai
dengan apa yang diinginkan.
 Extrusion,
Proses ekstrusi merupakan proses pembentukan logam yang bertujuan
untuk mereduksi atau mengecilkan penampang Dengan cara menekan
bahan logam melalui rongga cetakan,metode pembentuan logam ini
menggunakan gaya tekan yang relative besar. Proses ini biasanya
digunakan untuk membuat batang siilinde,tabung berongga dan
sebagainya.
 Drawing.
Proses drawing dilakukan dengan menekan material benda kerja yang
berupa lembaran logam yang disebut dengan blank sehingga terjadi
peregangan mengikuti bentuk dies, bentuk akhir ditentukan oleh punch
sebagai penekan dan die sebagai penahan benda kerja saat di tekan
oleh punch. pengertian dari sheet metal adalah lembaran logam dengan
ketebalan maksimal 6 mm, lembaran logam (sheet metal) di pasaran
dijual dalam bentuk lembaran dan gulungan.
3. Fabrikasi
Fabrikasi adalah suatu rangkaian pekerjaan dari beberapa komponen material
baik berupa plat, pipa ataupun baja profil dirangkai dan dibentuk setahap demi
setahap berdasarkan item-item tertentu sampai menjadi suatu bentuk yang
dapat dipasang menjadi sebuah rangkaian alat produksi maupun konstruksi.
4. Pemesinan
Proses permesinan (Machining process) merupakan proses
pembentukan suatu produk dengan pemotongan dan menggunakan
mesin perkakas. Umumnya, benda kerja yang di gunakan berasal dari
proses sebelumnya, seperti proses penuangan (Casting) dan proses
pembentukan (Metal Forging). Proses permesinan ini berdasarkan
bentuk alat potong dapat di bagi menjadi 2 tipe, yaitu :

1. Bermata potong tunggal (single point cutting tools)


2. Bermata potong jamak (multiple points cuttings tools)

Secara umum, gerakan pahat pada proses permesinan terdapat 2 tipe


yaitu : gerak makan (feeding movement) dan gerak potong (cutting
movements). Sehingga berdasarkan proses gerak potong dan gerak
makannya, proses permesinan dapat di bagi menjadi beberapa tipe,
antara lain :

1. Proses Bubut (Turning)


2. Proses (Knurling)
3. Prose Freis (Milling)
4. Proses Gurdi (Drilling)
5. Proses Bor (Boring)
6. Proses Sekrap (Planning, Shaping)
7. Proses pembuatan kantung (Slotting)
8. Proses Gergaji atau parut (Sawing, Broaching)
9. Proses (Hobbing)
10. Proses Gerinda (Grinding)

Proses permesinan akan terus berkembang sejalan dengan


perkembangan teknologi di bidang manufaktur karena benda – benda
(produk) yang dihasilkan juga beragam.

5. Joining
Proses penyambungan (joining process) adalah proses menggabungkan dua
atau lebih benda kerja menjadi satu kesatuan.
Proses Penyambungan antara lain ; Pengelasan, brasing, solder/patri,
pengeleman, dan penyambungan mekanik. Merupakan satu aspek yang perlu
dan penting dari suatu proses produksi dengan berbagai pertimbangan.
Klasifikasi penyambungan logam
1. Sambungan tetap (permanent joint).
Merupakan sambungan yang bersifat tetap, sehingga tidak dpt dilepas
selamanya, kecuali dengan merusaknya terlebih dahulu.
Contohnya :
a) Sambungan paku keling (rivet joint)
b) Sambungan las (welded joint).
c) dan lain-lain.
2. Sambungan tidak tetap (semi permanent joint).
Merupakan sambungan yang bersifat sementara, sehingga masih dpt
dibongkar pasang selagi masih dalam kondisi normal.
Contohnya :
a) Sambungan mur-baut /ulir (screwed joint )
b) Sambungan pasak (keys joint)
c) dan lain-lain.

 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


K3 adalah sebuah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah
terjadinya Kecelakaan pada saat kerja. K3 dapat juga diartikan sebagai suatu bidang
yang terkait dengan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan manusia yang bekerja
di sebuah institusi ataupun proyek.
Alat alat K3 :
1. Sabuk Keselamatan (safety belt)
2. Sepatu Karet (sepatu boot)
3. Sarung Tangan (Gloves)
4. Masker (Respirator)
5. Tali Pengaman (Safety Harness)
6. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
7. Sepatu pelindung (safety shoes)
8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

 Jenis jenis Logam


1. Logam Ferro (mengandung besi)
Besi tuang,besi tempa,baja lunak,baja karbon sedang,baja karbon tinggi dan
baja cepat tinggi
2. Logam Non Ferro
1) Logam berat ( Cu,Zn,Cr,Ni)
2) Logam Ringan (Al,Ti,Mg,Be)
3) Logm Mulia (Au,Pt,Ag)
 Perkakas tangan
1. Ragum. Ragum merupakan alat perkakas tangan yang digunakan
untuk menjepit sebuah benda, yang akan dipahat, dikikir,
digerjaji, ditap, dan lainnya. Pengukuran
2. Kikir. Kikir adalah sebuah alat perkakas tangan yang berfungsi
untuk menghaluskan, mengikis, serta meratakan benda kerja.
3. Pahat tangan. Pahat tangan berguna untuk menyayat sekaligus
memahat benda dalam keadaan dingin.
4. Palu. Palu merupakan salah satu jenis perkakas tangan yang
berfungsi untuk memukul benda keras, yang terbuat dari baja
dengan kedua ujungnya di keraskan.
5. Obeng. Obeng adalah alat perkakas tangan yang digunakan
untuk mengencangkan sebuah sekrup.
6. Gergaji tangan. Gergaji tangan berfungsi untuk memotong
sebuah benda. Di setiap sisi gergaji, terdapat gigi pemotong yang
bergerigi dan dikeraskan. Daun gergaji tangan sendiri terbuat dari
baja perkakas sekaligus baja tungsten.
 Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran yang diukur dengan suatu
ukuran pembanding yang telah ditetapkan.
Jenis pengukuran : linear,sudut,ulir,roda gigi,kekerasan dan lain lain
Metode pengukuran :
1. Pengukuran langsung
Menggunakan alat ukur yang telah ditetapkan,contoh :
1) Mistar (penggaris)
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan.
Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar
memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala terkecilnya yaitu
0,5 mm atau 0,05 cm.

2) Mistar sorong
Jangka sorong juga merupakan alat pengukur panjang dan biasa
digunakan untuk mengukur diameter suatu benda.

1. Rahang luar, digunakan untuk mengukur bagian luar benda.


2. Rahang dalam, digunakan untuk mengukur bagian dalam
benda.
3. Pemeriksa kedalaman, digunakan untuk mengukur kedalaman
lubang.
4. Skala utama (centimeter)
5. Skala utama (inci)
6. Skala nonius (centimeter)
7. Skala nonius (inci)
8. Alat penahan, digunakan untuk menahan pergeseran.

Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap adalah skala utama,
sedangkan skala pendek pada rahang geser adalah
skala nonius atau vernier, diambil dari nama penemunya. Skala utama
memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius memiliki
panjang 9 mm dan dibagi 10 skala. Sehingga beda satu skala nonius
dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi,
skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Sehingga ketidakpastian jangka sorong adalah 0,05 mm atau 0,005 cm.
Panjang benda diukur dengan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar
(b). Pada gambar di atas skala utama 6,2 cm dan skala nonius 4 skala.
Sehingga dapat diketahui panjang benda yang diukur dengan cara
berikut:

Panjang benda = skala utama + (skala nonius × 0,01 cm)


=6,2cm+(4×0,01cm)
=6,2cm+0,04cm
= 6,24 cm

3) Mikrometer skrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda
yang tipis, seperti tebal kertas dan diameter rambut. Mikrometer
sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung dalam (poros tetap) dan
selubung luar (poros ulir). Perhatikan gambar.

Pada gambar di atas ada beberapa bagian dalam mikrometer sekrup.


Berikut ini adalah bagian-bagiannya:
1. Rangka (bingkai)
2. Poros tetap (landasan)
3. Poros gerak
4. Cincin pengunci
5. Roda penghenti (ratchet stop)
6. Skala nonius
7. Skala utama

Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan


pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer
sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya
terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai
nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup memiliki
ketelitian yang lebih tinggi dari dua alat yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu 0,01 mm atau 0,001 cm. Ketidakpastiannya adalah
0,005 mm atau 0,0005 cm.

Pada mikrometer sekrup di atas, ditunjukkan bahwa sku = 4,5 mm


dan skn = 43 skala, maka panjang benda yang diukur dapat
ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Panjang benda

= sku + (skn×0,01) mm
= 4,5 mm + (43 × 0,01) mm
= 4,5 mm + 0,43 mm
= 4,93 mm

2. Pengukuran tidak langsung


Menggunakan alat pembanding sebagai acuan dalam menentukan ukuran.

 Konstruksi / bagian umum alat ukur


1. Sensor (untuk menyentuh benda ukur)
2. Pengubah ( mengubah / mengolah data )
3. Penunjuk ( menunjukkan hasil pengurangan yang diperoleh )

 Faktor yang mempengaruhi proses pengukuran :


1. Alat ukur
2. Benda ukur
3. Posisi pengukuran
4. Lingkungan
5. Pengukur
 Istilah Istilah dalam Pengukuran
1. Kalibrasi : serangkaian kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional
2. Akurasi : kesamaan / kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka / data
yang sebenarnya.
3. Ketelitian : nilai terkecil yang dapat diukur suatu alat ukur.
4. Kelonggaran : batas yang diperbolehkan dalam suatu ukuran dengan
kesepakatan bersama.
5. Kepekaan : kemampuan alat ukur untuk menerima,mengubah,dan meneruskan
isyarat sensor menuju ke bagian penunjuk,pencatat/pengolah data ukuran.
6. Suaian : kondisi pasangan 2 komponen karena adanya perbedaan ukuran.
7. Historisis : perbedaan / penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan
pengukuran secara berksinambungan dari dua arrah yang berlawanan.

Anda mungkin juga menyukai