Anda di halaman 1dari 7

MODUL

1 PEMOTONGAN PLAT

1.1 Tujuan Praktikum


1. Praktikan mampu mengetahui cara mengukur dan memotong material
2. Praktikan mampu memotong material dengan cutting circle atau mesin
Gerinda

1.2 Dasar Teori


Estimasi Bahan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, estimasi memiliki arti
perkiraan, estimasi di gunakan Ketika akan melakukan pekerjaan agar kita
dapat memperkirakan bahan apa saja yang di perlukan. Menurut beberapa ah;I
Estimasi adalah keseluruhan proses yang memerlukan serta menggunakan
estimator untuk menghasilkan sebuah estimate dari satu parameter. (Harinaldi
:2005). dengan kata lain estimasi bahan adalah perkiraan bahan yang mampu
dihasilkan dari sebuah parameter tertentu dengan memperhatikan toleransi. Dalam
bidang-bidang yang membutuhkan ketelitian,estimasi yang baik sangat diperlukan
.Contohnya dalam sebuah proyek kontruksi bangunan , Pada proyek ini harus dibuat
estmasi yang baik mengenai berapa banyak bahan yang diperlukan dan dana yang
digunakan.Proyek konstruksi tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar
dehingga tanpa estimasi biaya dan waktu yang baik akan menghambat jalannya proyek
Dalam melakukan perkiraan suatu kegiatan di perlukan cara logis dan
efektif. Estimasi adalah Langkah yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut,
karena hal ini bisa melakukan gambaran umum mengenai suatu rencana dan
mengantisipasi adanya sesuatu yang akan di lakukan.
Berikut adalah ukuran raw materal yang di gunakan :

1
Gambar 1.1 Material

Toleransi
Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau
diizinkan. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan bagian mesin
yang tertentu saja, sedangkan pekerja yang lain mengerjakan bagian lainnya.
Tetapi antara satu bagian dengan bagian lain dari bagian yang dikerjakan itu
harus bisa dipasang dengan mudah. Oleh karena itu, harus ada standar
ketepatan ukuran yang harus dipatuhi dan dipakai sebagai pedoman dalam
mengerjakan sesuatu benda agar bagian-bagian mesin itu dapat dipasang,
bahkan ditukar dengan bagian lain yang sejenis.
Toleransi ukuran (dimensional toleransi) adalah perbedaan ukuran antara
kedua harga batas (two permissible limits) dimana ukuran atau jarak
permukaan/batas geometri komponen harus terletak. Untuk setiap komponen
perlu didefinisikan suatu ukuran dasar (basic size) sehingga kedua harga batas
(maksimum dan minimum, yang membatasi toleransi (toleransi zone) dapat
dinyatakan dengan suatu penyimpanan (devition) terhadap ukuran dasar.
Ukuran dasar ini sedapat mungkin dinyatakan dengan bilangan bulat . Besar
dan tanda (positif atau negatif) penyimpanan dapat diketahui dengan cara
mengurangkan ukuran dasar terhadap harga batasyang bersangkutan.

2
Gambar 1.2 Toleransi Material

Toleransi ada 3 yaitu :


1. Toleransi ± yaitu ukuran yang universal (maksimal dan minimal), dapat
dihitung seperti berikut. 25 ± 0,06 berarti toleransinya bisa 25+ 0,06
dan 25- 0,06
2. Toleransi + yaitu toleransi maksimal, dapat dihitung sebagai berikut .
25 ± 0,06 berarti toleransinya bisa 25+ 0,06 dan 25,00
3. Toleransi - yaitu toleransi minimal, dapat dihitung sebagai berikut . 25
± 0,06 berarti toleransinya bisa 25,00 dan 25,00 – 0,06
Keterangan:
1. Untuk dimensi panjang jika lebih dari toleransi maksimal, maka produk
masuk reject, sedangkan jika kurang dari toleransi minimal, maka
produk masuk waste.
2. Untuk lubang, jika lebih dari toleransi maksimal, maka produk masuk
waste, sedangkan jika kurang dari toleransi minimal, maka produk
masuk reject

3
Pengukuran
Pengukuran ialah penentuan sesuatu besaran, ukuran, ataupun kapasitas,
pada biasanya digunakan pada sesuatu standar ataupun dimensi ataupun satuan
ukur. Pengertian dari pengukuran bisa pula dimaksud bagaikan pemberian
angka terhadap sesuatu objek, ataupun perihal tertentu oleh seorang bagi
ketentuan ataupun perumusan yang jelas serta disepakati.
Menurut Akmad Sudrajat, Pengukuran (measurement) adalah proses
pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu
tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
Sedangkan menurut Mardapi 2004 Pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan
penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis.
Banyak alat yang di gunakan untuk mempermudah kita dalam
pengukuran Perlengkapan ukur dalam ilmu fisika dipecah jadi 4 jenis, ialah
perlengkapan ukur panjang, perlengkapan pengukur massa, perlengkapan ukur
waktu serta perlengkapan ukur kokoh arus listrik. Dalam praktikum Modul 1
ini kita menggunakan perlengkapan ukur Panjang untuk menentukan seberapa
Panjang plat yang akan kita potong

Pemotongan
Pemotongan adalah proses memotong pada suatu benda kerja, pada
praktikum modul 1 ini kita di harapkan mampu untuk memotong material yang
sudah di tentukan. Dengan melakukan pengukuran sebelum pemotongan dan
memperkirakan toleransi ukuran pada saat proses pemotongan.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam proses pemotongan ini, dan
juga banyak mesin otomatis maupun manual yang dapat di gunakan dalam
proses pemotongan. Pada praktikum kali ini, Praktikan di ajarkan melakukan
proses pemotongan menggunakan alat di bawah ini.

4
1. Pemotongan Menggunakan Mesin Gerinda

Gambar 1.3 Mesin Gerinda


Pemotongan dengan gerinda potong ini menggunakan batu
gerinda sebagai alat potong. Proses kerja pemotongan dilakukan
dengan menjepit material pada ragum mesin gerinda. Selanjutnya
batu gerinda dengan putaran tinggi digesekan ke material. Kapasitas
pemotongan yang dapat dilakukan pada mesin gerinda ini hanya
terbatas pada pemotongan profilprofil. Profil-profil ini diantaranya
pipa, pelat strip, besi siku, pipa stalbush dan sebagainya.
Mesin gerinda merupakan mesin yang berfungsi untuk
menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan
untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless
steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja
seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk
benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil
las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut,
menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.

5
2. Cutting Circle

Gambar 1.4 Cutting Circle


Pemotongan baja adalah suatu proses pemotongan atau lebih
tepat disebut dengan proses “Abrasiv” baja dengan menggunakan
sebuah cutting tool, yang bertujuan untuk memperoleh bentuk-
bentuk tertentu, toleransi, ataupun derajat kehalusan permukaan
(surface finished) dari benda kerja.Prinsip kerja pemotongan dengan
mesin ini adalah proses kerja mesin. Dimana benda kerja/ tool
berputar dan mesin pemotongannya diam. Pemotongan dengan
mesin ini ditentukan oleh ketetapan arah gerakan tool. Kemudian
ditekan baru dilakukan pemotongan oleh mata pisau dengan sudut
dan ketinggian mata pisau tertentu yang dapat diukur. Dalam proses
pemotongan meggunakan Cutting circle tentunya akan menggergaji
bahan sehingga mengurangi panjang bahan sesuai dengan tebal
piasu .Dari Tabel spesifikasi mesin diketahui bahwa tebal dari pisau
Cutting Circle adalah 3mm. Maka dalam proses pemberian toleransi
perlu ditambahakan tebal pisau.

1.3 Alat dan Bahan


1. Plat
2. Cutting Circle atau Mesin Gerinda
3. Ragum
4. Penggaris
5. Spidol
6. Alat Pelindung Diri

6
1.4 Prosedur Praktikum
1. Praktikan memilih material baja yang digunakan Beri penanda pada benda kerja
menggunakan penitik.
2. Praktikan mengukur material sesuai ukuran yang sudah ditentukan beserta toleransi
yang digunakan.
3. Setelah mengukur, kemudian praktikan memotong baja dengan mesin cutting
circle.

1.5 Format Laporan


1.1 Tujuan Praktikum
1.2 Landasan Teori
1.2.1 Pengertian Estimasi Bahan
1.2.2 Pengertian Pengukuran dan Pemotongan
1.2.3 Pengertian Alat Potong
1.2.4 Alat dan Bahan
1.3 Hasil dan Pembahasan
1.3.1 Desain Pemotongan Plat
1.3.2 Proses Mengukur, Menandai dan Pemotongan
1.3.2.1 Proses Mengukur
1.3.2.2 Proses Menandai
1.3.2.3 Proses Pemotongan
1.4 Analisa Hasil
1.5 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

1.6 Daftar Pustaka


Basuki, Drs dkk. 1998. Prinsip Kerja Alat Ukur. Dikmenjur: Jakarta.
Eriko, dkk.Modul Praktikum Proses Manufaktur. Laboratorium Teknik Industri.
Malang. 2016 Jhon A. Schey. 1999. Introduction To Manufacturing Processes.
Yogyakarta : ANDI
Ir. Kholik Mujayin Heri, MT. Modul Praktikum Proses Manufaktur. Laboratorium
Teknik Industri. Malang. 2016.

Anda mungkin juga menyukai