net/publication/332013305
CITATION READS
S
193
0
1 author:
Nelson Manurung
Politeknik Negeri Medan
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Nelson Manurung on 27 March 2019.
Nelson Manurung
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Medan
Abstrak
Proses pembubutan adalah suatu proses pembentukan komponen mesin dan peralatan
seperti poros pejal, poros berongga, poros berulir, dan bentuk lainnya dengan aksi
pemotongan.Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa perbedaan antara waktu
pemotongan teori dan waktu pemotongan praktik pada proses pembubutan. Teknik yang
digunakan dalam menganalisa data perbedaan waktu pemotongan (cutting time) hasil
percobaan menggunakan metoda statistik. Pengolahan data menggunakan distribusi
student “ t “ dengan mengambil taraf signifikasi ά = 0.05 ,(1-t) = 95 %. Dari percobaan
pemotongan untuk kedalaman potong yang tipis (diambil 1 mm), bahwa waktu
pemotongan hasil perhitungan sebesar 69.4 detik. Sedangkan waktu pemotongan
praktek ( percobaan ) adalah 71.125 detik atau perbedaannya 2.39 %. Untuk kedalaman
potong yang tebal ( diambil 4 mm ), waktu pemotongan hasil perhitungan sebesar 42.6
detik dan waktu pemotongan praktek adalah 43.45 detik atau perbedaannya 1.96 %.
Hasil perhitungan distribusi student “ t “ yaitu sebesar 26.87 detik dan 23.78 jauh lebih
besar dari t(0.95) sebesar 1.71. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa
waktu pemotongan praktek lebih lama dari waktu pemotongan teoritis dapat diterima
kebenarannya.
Kata Kunci : pembubutan, waktu, analisa, pemotongan, perhitungan
Pendahuluan:
Proses pembubutan adalah suatu proses pembentukan komponen mesin dan peralatan
seperti poros pejal, poros berongga, poros berulir, dan bentuk lainnya dengan aksi
pemotongan. Untuk proses produksi dengan mesin perkakas salah satu faktor yang perlu
diketahui adalah waktu pemesinan (machining time), faktor ini berpengaruh terhadap
jumlah produksi dan kalkulasi ongkos (biaya), selain waktu setting dan biaya- biaya
lainnya. Dengan mengetahui waktu pemesinan maka dapat ditentukan jumlah produksi
dalam satuan waktu, sehingga memudahkan untuk menentukan ongkos produksi yang
akurat.
Waktu untuk menghasilkan produk atau waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan (memotong bagian tertentu produk) dengan cara yang tertentu (menggunakan
suatu jenis pahat) adalah merupakan variabel yang penting dalam rangka penentuan kondisi
pemesinan optimum. Untuk jumlah produk yang cukup besar maka secara kasar dapat
ditentukan waktu pemesinan rata-rata untuk mengerjakan satu produk, yaitu dengan cara
membagi seluruh waktu yang digunakan dengan jumlah produk
yag dihasilkan. Akan tetapi, cara ini tidak baik untuk dilaksanakan karena
tidakmemberikan informasi yang jelas mengenai komponen waktu (bagian
waktu total) yang berkaitan dengan setiap
langkah pengerjaan dalam proses permesinan
Perumusan Masalah :
Kecepatan Potong adalah suatu kecepatan berbanding lurus dengan gerakan utama, jika
benda berputar satu kali perputaran pada panjang tertentu yang dilalui oleh sisi
potong dari alat potong, akan
berhubungan dengan keliling dari benda kerja tersebut. Maka kecepatan potong adalah
jarak yang didapat karena putaran benda kerja dalam satuan waktu. Hubungan antara benda
kerja yang tersayat dalam kelilingnya sebagaimana gambar berikut :
Bahan-bahan yang keras menghasilkan lebih banyak panas yang lebih besar dari pada
baja kecepatan tinggi (HSS). Oleh karena itu diperlukan kecepatan potong tinggi
Bahan dari cemeted karbid dapat menahan panas lebih besar dari pada baja
kecepatan tinggi (HSS). Oleh karena itu alat potong ini mempunyai kecepatan
potong yang lebih tinggi
c. Penampang dari beram (serpihan) Pemotongan beram yang tipis bisa diambil
kecepatan yang lebih tinggi dari pada pemotongan beram yang tebal.
d. Pendingin
Kecepatan potong yang tinggi dapat dipakai bila menggunakan cairan pendingin selama
proses pembubutan
e. Bentuk dari mesinMesin yang besar mempunyai kapasitas untuk menentukan
kecepatan potong yang tinggi dari pada mesin yang berukuran kecil.
Putaran mesin
Salah satu faktor yang menentukan hasil pemotongan adalah tersedianya putaran mesin
yang sesuai dengan kondisi pemotongan. Dimana untuk jenis dan besarnya diameter
membutuhkan putaran yang berbeda. Putaran mesin tersebut dapat kita tentukan dari
rumus kecepatan potong, yaitu :
V = תx d x n maka , n = 1000. V
1000 תxd
(put/menit) .......... 2.2
Dari rumus diatas bahwa besarnya putaran berbanding lurus dengan kecepatan potong dan
besar diameter kerja.
terpotong ini.
c. Waktu pemesinan (Machining time) Tentang waktu pemesinan pada mesin bubut,
jutz & scharcus mengatakan :
The machining ( turning ) time is the periode in which the machine performs The actual
turning operation ( Jutz & scharcus, hal . 107 )
Lt
N1
batas kontrol inilah yang merupakan
N= Jumlah sampel yang diukur atau tidak seragam. Jika semua rata-rata
Xi= Waktu pemotongan yang diamati tersebut, maka data tersebut dikatakan
71,125 Center
70,741 BKB
Dari diagram kontrol di atas terlihat Harga rata-rata dari rata-rata sub grup :
bahwa harga rata-rata dari data kelompok Xr
X= > k = banyak sub grup
A berada dalam batas kontrol, maka data k
(Sutalaksana, hal.25)
kelompok A berdistribusi normal.
Maka,
260.725
Uji Normalitas Data Kelompok B X= =43.45
6
Sebagaimana uji normalitas kelompok A, Standard deviasi sebenarnya :
uji normalitas kolompok B pada n 2
( Xi X )
i1 ......Sutalaksana, hal.30
prinsipnya sama. Data yang didapat dari N1
44,19
BKA
43,45 Center
42,71 BKB
Dari diagram kontrol di atas terlihat B berada dalam batas kontrol, maka data
bahwa harga rata-rata dari data kelompok kelompok B berdistribusi normal.
Uji Hipotesis X= harga rata-rata su grup waktu
Dalam pengujian hipotesis dikenal pemotong praktek
dengan 3 macam pengertian, yaitu o = harga waktu pemotongan standart /
pengertian sama atau tidak memiliki teoritis
perbedaan disebut hipotesis nol (H0) s= standart deviasi waktu pemotongan
melawan hipotesis tandingan (H1) yang n= jumlah pengukuran
mengandung pengertian tidak sama, lebih Maka distribusi student :
kecil atau lebih besar. Jika hipotesis 71.125 69.4
ta=
tandingan (H1) mempunyai rumusan 0.3175
24
tidak sama, maka distribusi statistik yang
= 26.87
digunakan adalah distribusi normal untuk
43.45 42.0
“z”, distribusi student untuk “t” dan tb=
0.603
seterusnya, maka didapat “z” daerah 24
kritis atau daerah penolakan pada tiap = 23.78
ujung adalah sebesar /2 (hal ini disebut Dari daftar distribusi student t 0.95, =
pengujian dua arah atau dua pihak). 0.05 dengan derajat kebebasan (dk) = n-1
Jika H1 mempunyai rumusan lebih besar, =24-1 =23, didapat t =1.71. Sehingga
Kriteria pengujian adalah : terima H0 jika diterima, yang berarti hipotesis penelitian
Tarsito, Bandung.
,Westerman Tables For Metal Trade,
Willey Eastern Limited, New Delhi, Sutalaksana, 1985, Teknik Tata Cara
India Kerja, Teknik Industri ITB, Bandung
Heinrich Gerling, 1982, All About Taufiq Rochim, 1985, Teori Dan
Machine Tools, Willey Eastern Limited,
Teknologi Proses Permesinan,
New Delhi, India
Laboratorium Teknik Produksi Teknik
Mesin ITB, Bandung 1985
View publication stats