Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KERJA PERMESINAN LANJUT

DISUSUN

OLEH

Nabil Gifari (5213121004)

Arei Pande C Siregar (5213121037)

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
1. JUDUL

2. TUJUAN PRAKTEK

 Praktek pemesinan lanjut memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk


mengembangkan keterampilan dalam berbagai teknik pemesinan. Mahasiswa termasuk
kami dapat belajar dan berlatih menggunakan mesin-mesin dan peralatan pemesinan yang
lebih kompleks dan canggih, sehingga meningkatkan kemampuan mereka dalam
mengoperasikan dan menguasai teknologi pemesinan.
 Dengan menguasai teknik pemesinan yang lebih lanjut, operator mesin dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam proses manufaktur. Mahasiswa dapat
memahami cara menggunakan peralatan dan alat yang lebih canggih untuk menghasilkan
komponen dengan presisi yang lebih tinggi dan waktu produksi yang lebih singkat.
 Praktek pemesinan lanjut memungkinkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan yang
lebih kompleks dalam memecahkan masalah dalam pemesinan.
 Dengan menguasai teknik pemesinan yang lebih lanjut, mahasiswa dapat meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan.
 Praktek pemesinan lanjut memungkinkan mahasiswa untuk menerapkan dan menguji
pemahaman teori yang telah dipelajari dalam lingkungan praktis.
 Praktek pemesinan lanjut memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat dengan
teknologi dan inovasi terbaru dalam industri pemesinan.
 Praktek pemesinan lanjut membantu mahasiswa dalam mempersiapkan diri untuk
memasuki dunia kerja. Mereka akan mendapatkan pengalaman praktis yang berharga dan
meningkatkan keterampilan yang dicari oleh perusahaan-perusahaan manufaktur.

3. ALAT DAN BAHAN

A. Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Mesin Bubut
 Tap
 Mesin bor
 Gerinda
 Gergaji potong
 Jangka sorong
 Kuas
 Palu
 Mesin las

B. Adapun bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Besi As 2 inch
 Besi As 1,5 inch sepanjang 95 mm
 Besi As 1,5 inch sepanjang 60 mm
 Besi Plat ukurannya menyesuaikan yang ada di workshop
 Elektroda
 Baut 10

4. TEORI DASAR

Pemesinan bubut adalah proses penghilangan material yang dilakukan dengan menggunakan
mesin bubut. Mesin bubut digunakan untuk memutar benda kerja pada sumbu rotasi horizontal
dan memotong material dengan menggunakan alat potong yang dikenal sebagai pahat bubut.
Berikut adalah beberapa teori dasar yang terkait dengan pemesinan bubut:

A. Prinsip Benda Kerja dan Pemotongan:

 Benda kerja: Benda kerja dalam pemesinan bubut adalah benda yang dipasang pada
chuck mesin bubut dan diputar di sekitar sumbu rotasinya. Benda kerja dapat berupa
batang logam, blok, atau bentuk lainnya.
 Pemotongan: Pemotongan dilakukan oleh pahat bubut yang dipasang pada holder dan
digerakkan secara sejajar atau miring terhadap benda kerja yang berputar. Pemotongan
menghasilkan penghilangan material untuk membentuk bentuk yang diinginkan.
B. Pahat Bubut:

 Jenis pahat: Terdapat berbagai jenis pahat bubut, termasuk pahat potong lurus,
pahat potong miring, pahat potong siku, pahat potong ulir, dan lain-lain. Setiap
jenis pahat memiliki aplikasi dan fungsi yang berbeda.
 Geometri pahat: Pahat bubut memiliki geometri yang penting untuk memastikan
pemotongan yang efisien. Geometri tersebut meliputi sudut sisi potong (relief
angle), sudut kehelatan (rake angle), sudut sisi miring (side cutting edge angle),
sudut ujung (end cutting edge angle), dan radius ujung (nose radius).

C. Gerakan Utama dalam Pemesinan Bubut:

 Gerakan potong (cutting motion): Gerakan ini dilakukan dengan memutar benda
kerja dan menggerakkan pahat bubut secara sejajar dengan sumbu benda kerja.
 Gerakan makan (feed motion): Gerakan ini mengacu pada pergerakan pahat
bubut terhadap benda kerja dalam arah radial atau aksial. Gerakan makan dapat
dilakukan dengan menggerakkan pahat bubut secara manual atau menggunakan
sistem otomatis seperti pembawa alat atau sistem sumbu gerak.

D. Parameter Pemesinan:

 Kecepatan potong (cutting speed): Kecepatan putaran benda kerja yang


dinyatakan dalam satuan meter per menit (m/min). Kecepatan potong dipilih
berdasarkan jenis material dan pahat yang digunakan.
 Kedalaman potong (depth of cut): Jumlah material yang dihilangkan pada setiap
langkah pemotongan. Kedalaman potong harus disesuaikan dengan kemampuan
mesin dan kekuatan material.
 Makan pemakanan (feed rate): Kecepatan pergerakan pahat bubut terhadap
benda kerja dalam satuan mm/putaran (mm/rev) atau mm/menit (mm/min).
Makan pemakanan dipilih berdasarkan tingkat kehalusan permukaan yang
diinginkan dan kekuatan material.

E. Sifat-sifat pemesinan bubut Bahan Pahat:

 Bahan pahat bubut harus dipilih dengan bijaksana untuk memastikan kekuatan,
ketahanan aus, dan kinerja yang baik. Bahan pahat yang umum digunakan
termasuk karbida tungsten (tungsten carbide), baja cepat (high-speed steel), dan
bahan keramik (ceramic). Pemilihan bahan pahat harus mempertimbangkan jenis
material yang akan dipotong dan kondisi pemotongan.
 Cairan Pendingin (Coolant): Cairan pendingin seperti minyak pendingin atau
emulsi digunakan selama proses pemesinan bubut untuk mengurangi panas yang
dihasilkan, memperpanjang umur pahat, dan meningkatkan kualitas permukaan.
Cairan pendingin juga membantu dalam mengendalikan serpihan dan
mengurangi gesekan antara pahat dan material.
 Pemilihan Sistem Pemegangan Benda Kerja: Pemilihan sistem pemegangan
benda kerja yang tepat penting untuk menjaga kestabilan dan keakuratan
pemotongan. Sistem pemegangan yang baik harus mampu memegang benda
kerja secara kokoh dan menghindari getaran yang berlebihan.

Untuk benda kerja yang akan kami buat adalah alat penyangga benda pada mesin
frais, yang juga dikenal sebagai alat penumpu atau penopang, adalah perangkat yang
digunakan untuk mendukung atau menopang benda kerja atau alat saat melakukan
operasi pemesinan pada mesin frais. Tujuan dari alat penyangga ini adalah untuk
memastikan stabilitas, keakuratan, dan keamanan selama proses pemesinan. Dengan
menggunakan alat penyangga yang tepat, mesin frais dapat melakukan pemrosesan
dengan kestabilan dan akurasi yang tinggi, serta memastikan keamanan dalam operasi
pemesinan. Penting untuk memilih alat penyangga yang sesuai dengan jenis benda
kerja, ukuran, dan operasi pemesinan yang dilakukan.
5. GAMBAR KERJA (STANDAR ISO)
6. LANGKAH KERJA

A.

Anda mungkin juga menyukai