Anda di halaman 1dari 10

BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN

2.1. Deskripsi
Buku teks bahan ajar ini berjudul “Teknik Pemesinan Frais 1” berisi empat
bagian utama yaitu: pendahuluan, pembelajaran, evaluasi, dan penutup yang
materinya membahas sejumlah kompetensi yang diperlukan untuk SMK Program
Keahlian Teknik Mesin pada Paket Keahlian Teknik Pemesinan yang pada kelas XI
semester 3. Materi dalam buku teks bahan ajar ini meliputi: Mesin frais standar; Alat
potong pada mesin frais; Parameter pemotongan; dan Teknik pemesinan frais.

2.2. Kegiatan Belajar 3– Parameter Pemotongan Mesin frais


2.4.1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, dengan melalui mengamati, menanya,
pengumpulan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik
dapat:
a. Menetapkan kecepatan potong (Cutting speed – Cs) pada proses
pengefraisan
b. Menerapkan kecepatan potong (Cutting speed – Cs) pada proses
pengefraisan
c. Menghitung putaran (Revolotion Permenit – Rpm) pada proses
pengefraisan
d. Menerapkan putaran (Revolotion Permenit – Rpm) pada proses
pengefraisan
e. Menghitung kecepatan pemakanan (feed) pada proses pengefraisan
f. Menghitung kecepatan pemakanan (feed) pada proses pengefraisan
g. Menghitung waktu pemesinan pada proses pengefraisan
h. Menerapakan waktu pemesinan pada proses pengefraisan
2.4.2. Uraian Materi
Sebelum mempelajari materi parameter pemotongan pada mesin frais,
lakukan kegiatan sebagai berikut:
Pengamatan:
Silahkan anda mengamati beberapa kegiatan proses pemotongannya pada
mesin (Gambar 2.41) atau objek lain sejenis disekitar anda. Pada saat
melakukan proses pembubutan seperti yang anda lihat, untuk dapat
memotong/menyayat benda kerja agar dapat membentuk komponen sesuai
tuntutan pada gambar kerja, selain membutuhkan jenis alat potong yang

Teknik Pemesinan Frais 2 9


geometrisnya standart, faktor lainnya adalah penetapan parameter
pemotongan yang digunakan pada saat proses pembubutan. Sebutkan
parameter pemotongan apa saja diperlukan untuk melakukan kegiatan
tersebut dan jelaskan bagaimana cara menghitungnya.

Gambar 2.41. Proses Pengerjaan pada mesin frais


Menanya:
Apabila anda mengalami kesulitan dalam menjawab tugas diatas, bertanyalah/
berdiskusi/ berkomentar kepada sasama teman atau guru yang sedang membimbing
anda.
Mengekplorasi:
Kumpulkan data secara individu atau kelompok, terkait tugas tersebut melalui: benda
konkrit, dokumen, buku sumber, atau hasil eksperimen.
Mengasosiasi:
Setelah anda memilki data dan menemukan jawabannya, selanjutnya jelaskan
bagaimana cara menerapkan pada proses pengefraisan.
Mengkomunikasikan:
Presentasikan hasil pengumpulan data-data anda, terkait parameter pemotongan pada
mesin frais, dan selanjutnya buat laporannya

a. Kecepatan potong (Cutting speed) – Cs


Pada saat proses pengefraisan berlangsung, cutter berputar memotong benda
kerja yang diam dan menghasilkan potongan atau sayatan yang menyerupai chip,
serpihan-serpihan tersebut dapat juga berbentuk seperti serbuk (tergantung dari bahan).
Kemampuan mesin menghasilkan panjang sayatan tiap menit disebut kecepatan potong
(sayat), yang diberi symbol Cs(Cutting Speed). Apabila ukuran diameter alat potong dan
kecepatan putaran mesin diketahui, maka untuk mencari kecepatan pemotong
rumusnya adalah:
Cs = π. d . n ( m/menit )
Keterangan :
Cs =Cutting Speed ( m/menit )
d = Diameter Cutter ( mm )

10 Teknik Pemesinan Frais 2


n = Putaran Spindle ( Rpm )
π = Konstanta ( 3,14 )

Pada prinsipnya kecepatan pemotongan suatu material tidak dapat dihitung


secara matematis. Karena setiap material memiliki kecepatan potong sendiri-sendiri
berdasarkan karakteristiknya dan harga kecepatan potong dari tiap material ini dapat
dilihat didalam table yang terdapat didalam buku atau referensi.Untuk lebih jelasnya
mengenai harga kecepatan potong dari tiap material dapat dilihat pada table dibawah
ini.

Teknik Pemesinan Frais 2 11


Tabel 2.4. Kecepatan Potong Untuk Beberapa Jenis Bahan.
No Bahan Benda Kerja Cs ( m/ menit )

1 Kuningan, Perunggu keras 30 – 45

2 Besi tuang 14 – 21

3 Baja >70 10 – 14

4 Baja 50-70 14 – 21

5 Baja 34-50 20 – 30

6 Tembaga, Perunggu lunak 40 – 70

7 Allumunium murni 300 – 500

8 Plastik 40 - 60

b. Kecepatan Putaran Mesin (Spindle Machine)


Sebagaimana telah dijelaskan pada materi mesin bubu, yang dimaksud
kecepatan Putaran Mesin adalah, kemampuan kecepatan putaran mesin dalam satu
menit. Dalam hal ini mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah
ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan
adalah putaran mesin/benda kerja. Dengan demikian rumus untuk menghitung putaran
adalah:

Rpm

Karena satuan Cs dalam meter/menit sedangkan satuan diameter pisau/benda


kerja dalam millimeter, maka rumus menjadi :

1000Cs
n Rpm
 .d
Keterangan :
n = Putaran Spindle (rpm )
Cc = Kecepatan potong ( m/menit )
D = Diameter cutter ( mm )
π = Konstanta ( 3,14 )
Contoh:
Diketahui: Baja lunak akan difrais dengan alat potong  alat potong  80 mm
dan (CS = 30 m / menit). Hitung kecepatan putaran mesinnya!.

12 Teknik Pemesinan Frais 2


Jawab:
1000Cs
n
 .d
n = 119,42 ≈ 119 rpm

Hasil perhitungan di atas pada dasarnya sebagai acuan dalam menyetel


putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel
di mesin tersebut.Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang
nilainya paling dekat dengan hasil perhitungan di atas.
Untuk menentukan besaran putaran mesin dapat juga menggunakan tabel,
sebagaimana dapat dilihat pada (Tabel 2.5).

Tabel 2.5. Daftar kecepatan potong dan putaran mesin frais per-menit

Teknik Pemesinan Frais 2 13


c. Kecepatan Pemakanan (Feeding)
Pada umumnya mesin frais, dipasang tabel kecepatan pemakanan atau feeding
dalam satuan mm/menit.Jadi, misalnya pada mesin disetel besar kecepatan
pemakannya 28, artinya kecepatan pemakanan pisau frais sebesar 28 mm/menit. Makin
kecil kecepatan pemakanan pisau frais, kekasarannya makin rendah atau lebih halus.
Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin frais tersebut dijalankan
dengan cara/ mode otomatis.
Menghitung kecepatan pemakanan/feeding = F (mm/menit)
F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)

Dimana, f adalah bergesernya pisau frais (mm) dalam satu putaran.

Contoh:
Ditentukan n = 600 putaran/menit, f pada tabel ditetapkan 0,22 mm/putaran.
Berapa kecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.

Jawab:
F = 0,22 mm/putaran x 600 putaran/men = 132 mm/menit.
Pengertiannya adalah,piasu frais bergeser sejauh 132 mm selama satu menit.

d. Perhitungan Waktu Pemesinan Frais


1. Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata

Gambar 2.42. Panjang langkah pengefraisan rata

Berdasarkan prinsip kerja mesin frais dan gambar diatas, untuk mencari
waktu pengefraisan dapat dihitung dengan rumus:
jarak tempuhmeja kerja mm
Waktu pemesinan (tm)  .
rata  rata pemakanan mm/menit
L
tm 
S'
14 Teknik Pemesinan Frais 2
L = ℓ+ℓa+ℓu
S = s.t.n

Dimana :
t = jumlah mata sayat alat potong
s = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
S’ = pemakanan setiap menit

Contoh :
1) Bahan ST 41, panjang 250 mm, difrais menggunakan pisau jari dengan mata
sayat 4, S= 0,2 dan n = 400 rpm.
Hitung tm, bila (la) = 30 mm dan (Lu) = 30 mm.
Jawab :
S’ = s .t .n
= 0,2 . 4 . 400
= 320 mm/ menit
L = ℓ + ℓa + ℓu = 250 + 30 + 30 = 310 mm
L mm 310
tm    0,96 menit
s' mm / menit 320

2) Waktu Pengeboran Pada Mesin Frais

Gambar 2.43. Panjang langkah pengefraisan rata

Teknik Pemesinan Frais 2 15


Sebagimana pada proses facing, untuk menghitung waktu pengeboran
pada mesin frais pada dasarnya sama dengan rumus untuk mencari waktu
pemesinan pengefraisan rata. Berikut adalah rumus untuk mencari waktu
pengeboran pada mesin bubut.

Dimana:
ℓ = kedalaman lubang/tebal benda kerja
L = ℓ + 0,3 d (la)
d =  mata bor/lubang (mm)
n = putaran mata bor (Rpm)
s = pemakanan (mm/put)

Contoh: Diketahui,
ℓ = 30 mm
d = 12 mm
s = 0,04 pemakanan mm/put
n = 260 rpm
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais(tm) ?

Jawab :

2.4.3. Rangkuman
a. Menghitung putaran mesin Frais
Rumus untuk menentukan putaran mesin frais adalah:

b. Menghitung kecepatan pemakanan/feeding= F (mm/menit)


F (mm/men) = f (mm/putaran) x n ( put/menit)

16 Teknik Pemesinan Frais 2


Dimana, f adalah bergesernya pahat (mm) dalam satu putaran

c. Waktu Pemesinan frais


jarak tempuhmeja kerja mm
Waktu pemesinan (tm)  .
rata  rata pemakanan mm/menit

L
tm 
S'
S '  s.t.n
L = ℓ + ℓa + ℓu

Dimana :
t = jumlah mata sayat alat potong
S = pemakanan tiap mata potong
n = Rpm
L = jarak tempuh pemakanan keseluruhan
ℓ = panjang benda kerja
ℓa = kelebihan awal
ℓu = kelebihan akhir
S’ = pemakanan setiap menit

d. Waktu Pemesinan Bor

Dimana:
ℓ = kedalaman lubang/tebal benda kerja
L = ℓ + 0,3 d (la)
d =  mata bor (mm)
n = putaran mata bor (rpm)
s = pemakanan (mm/put)

2.4.4. Latihan
1. Tuliskan rumus kecepatan potong (Cs) dan turunkan menjadi rumus putaran
mesin frais (n)
2. Diketahui: Baja lunak  60, akan difrais dengan Cs = 25 m/menit. Hitung:
Kecepatan putaran mesinnya!.
3. Diketahui putaran mesin frais (n)= 400 putaran/menit, f pada tabel dimesin
disetel 0,2 mm/putaran. Berapakecepatan pemakanannya (F mm/menit)!.

Teknik Pemesinan Frais 2 17


4. Diketahui: Bahan ST 41, panjang 200 mm, difrais menggunakan pisau jari
dengan mata sayat 4, s= 0,2 dan n = 600 rpm, (la) = 30 mm dan (Lu) = 30
mm. Hitung waktu pemesinan frais (tm), apabila pemakanan 1 kali jalan!.
5. Diketahui,
ℓ = 30 mm
d = 12 mm
s = 0,04 pemakanan mm/put
n = 260 rpm
Hitung waktu pengeboran pada mesin frais (tm)?

18 Teknik Pemesinan Frais 2

Anda mungkin juga menyukai