Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

PERBENGKELAN PERTANIAN
(Kerja Bangku(Sheet Metal Working))

Oleh :
Nama (NPM) : 1. Chaerul Amin (240110160066 )
2. Siti Rohmah (240110160068 )
3. Dhur Rohma (240110160075 )
4. Adhi Novik .E (240110160078)
5. Alfi Khoiru Nisa (240110160083)
6. Kemal Maulana (240110160117)
Kelompok/Shift : 3 / B1
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 16 Oktober 2018
Asisten Praktikum : 1. Desi Purnamasari
2. Ganjar D Alam
3. Mufti Ali
4. Septian Syahban
5. Wisnu Febriana R

LABORATORIUM BENGKEL LOGAM, KAYU DAN ROTAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum kerja bangku merupakan pekerjaan dasar yang harus dikuasai
dalam mengerjakan benda kerja secara manual. Pekerjaan kerja bangku dilakukan
untuk pembuatan benda kerja secara manual menggunakan tangan dan dilakukan
di bangku kerja. Praktikum kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu
menggunakan alat kerja yang baik dan benar serta mampu menghasilkan benda
kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang telah
ditentukan. Kerja bangku dapat diselesaikan dengan baik dengan kesabaran dan
ketelitian dalam mengerjakannya. Kerja bangku membutuhkan waktu yang lama
dibandingkan menggunakan mesin.
Kegagalan mahasiswa dalam melakukan kerja bangku dapat dipengaruhi
beberapa faktor. Faktor kegagalan dalam kerja bangku tersebut salah satunya
adalah ketelitian. Kurangnya ketelitian dapat mengakibatkan perbedaan bentuk
yang akan dibuat. Ketelitian tersebut dapat dilatih dengan sering melakukan kerja
bangku. Oleh sebab itu, mahasiswa perlu melakukan praktikum kerja bangku
tersebut agar dapat terlatih dalam membuat suatu alat.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan pada praktikum kali ini adalah :
1. Mahasiswa mampu membuat pola (layout) dengan baik.
2. Mahasiswa memiliki keterampilan memotong plat dengan beberapa macam
alat potong.
3. Mahasiswa memiliki keterampilan mengebor.
4. Mahasiswa memiliki keterampilan merivet plat.
5. Mahasiswa memahami prinsip mengukur dengan baik dan benar.
6. Mahasiswa memahami prinsip dan cara menggergaji dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sheet Metalworking


Sheet metal working adalah proses pengubahan bentuk lembaran logam
menjadi bentuk yang sesuai dengan kita inginkan tanpa terjadinya patahan. Jenis–
jenis dari sheet metal forming antara lain : 1. Bending 2. Deep Drawing 3.
Stretching 4. Plane. Strain Stretching Bending merupakan metode pembentukan
untuk logam lembaran. Biasanya dilakukan pada mesin tekuk (bend press) tetapi
juga digunakan swingbending-machines. Deep drawing atau biasa disebut
drawing adalah proses pengubahan bentuk logam dari bahan lembaran yang
berbentuk lingkaran dengan diameter tertentu yang ditekan pada sebuah cetakan
yang juga berbentuk lingkaran dengan kedalaman tertentu. Stretching merupakan
proses pembentukan logam dimana tidak terjadi aliran material. Die (form block)
hanya dikenai tegangan kompresi, benda kerja yang diikat dengan grip dan ditarik
ke arah horisontal. Die umumnya terbuat atau dapat dibuat dari kayu atau plastik.
Stretch forming merupakan proses yang dikembangkan dari aerospace dalam
pembuatan penampang yang lebar dari sheet. (Halim, 2012)
Proses sheet metalworking merupakan proses pembentukan dan pemotongan
pada logam lembaran (sheet), logam strip, dan coil. Bahan baku pada proses ini
memiliki perbandingan luas permukaan bidang dengan volume yang tinggi.
Perlakuan yang diterapkan pada lembaran logam biasanya berupa tekanan. Oleh
karena itu proses ini dapat pula disebut dengan istilah pressworking. Pengerjaan
pada logam lembaran selalu menggunakan temperatur cold working. Alat yang
digunakan biasanya berupa punch dan die. Punch merupakan bagian yang positif,
sedangkan die merupakan bagian yang negatif (Halim, 2012).
2.1.1 Keunggulan Sheet Metalworking
Keunggulan dari sheet metalworking adalah sebagai berikut :
a. Cocok untuk produk yang kecil dan ringan,
b. Bentuk produk bisa bermacam-macam,
c. Biaya produksi lebih murah,
d. Material mempunyai kekuatan dan mampu bentuk (formability) yang baik
(umumnya low-carbon steel),
e. Untuk penggunnaan di pesawat terbang dan aerospace, umumnya
menggunakan alumunium dan titanium.
2.1.2 Jenis-jenis Plat
Pelat atau Plat terdiri dari berbagai jenis bahan. Secara garis besar bahan
pelat ini dikelompokkan menjadi dua bagian besar yang memiliki sifat berbeda-
beda yakni : bahan pelat logam ferro dan pelat logam non ferro. Bahan pelat
logam ferro diantaranya adalah pelat baja lembaran yang banyak beredar
dipasaran. Bahan pelat dari logam non ferro diantaranya bahan pelat alumanium,
tembaga, dan kuningan. Sifat-sifat bahan ferro dan non ferro sangat
mempengaruhi pembentukan maupun finishing yang akan dilakukan pada bahan
pelat tersebut. Secara umum bahan-bahan logam mempunyai sifat fisik dan sifat
kimiawi terhadap efek kualitas pengerjaannya. Lembaran-lembaran pelat yang
tersedia di pasaran terdiri berbagai macam jenis bahan diantaranya: (Halim, 2012)
1. Pelat Seng
2. Pelat Baja
3. Pelat Baja Paduan
4. Pelat Alumanium
5. Pelat Alumanium campuran (alloy)
6. Pelat Tembaga
7. Pelat Kuningan
8. Pelat Perunggu

Gambar 1. Bentuk Plat


(Halim, 2012)
2.2 Proses-proses sheet metalworking
Proses-proses sheet metalworking anatara lain adalah sebagai berikut :
2.2.1 Cutting
Pemotongan atau biasa yang disebut dengan cutting ini adalah kegiatan
dimana menekan bagian yang akan dipotong dengan dua buah sisi yang tajam
dimana ada satu sisi diam dan ada satu sisi yang beregerak. (Mahadi, 2007)

Gambar 2. Persiapan akan memotong plat Gambar 3. Pisau yang bergerak mulai
dimana benda kerja dijepit diantara dua menekan papan dengan F, v tertentu*.
buah pisau Pada langkah ini benda sampai pada
plastic limit

Gambar 4. ada langkah ini benda kerja Gambar 5. Benda kerja yang ditekan
sudah melewati Plastilk limit sehingga sudah mengalami pematahan akibat dari
tidak bias kembali ke bentuk semula tekanan dari pisau yang bergerak dengan
Pisau sudah melakukan penetrasi F,v tertentu
kebenda kerja

Dalam proses pemotongan plat (Cutting Forces) terdapat 2 macam


pemotongan berdasarkan potongan yang diinginkan, diantaraya sebagai berikut
(Yusuf, 2014):
a. Blanking : pemotongan plat untuk memisahkan potongan dari plat awal,
sehingga membentuk lubang. Potongan (part) adalah yang diinginkan dan
biasanya disebut blank.
b. Punching : pemotongan plat yang hamper sama dengan balnking tapi hasil
potongannya disebut slug. Potongan sisa atau slugnya (scrap) yang
diinginkan.
2.2.2 Bending
Pada proses tekuk ini, mesin yang digunakan untuk melipat atau menekuk
plat adalah mesin bending manual dan bending Hydraulic Pipe Bender. Bending
manual digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan
untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan
panjang maksimal 1,5 meter. (Sulistiyo, 2014)
Daerah sisi bagian dalam pembengkokan merupakan daerah yang
mengalami penekanan, dimana daerah ini mengalami pengkerutan dan
penambahan ketebalan, hal ini disebabkan karena daerah ini mengalami
perobahan panjang yakni perpendekan.atau menjadi pendek akibat gaya tekan
yang dialami oleh pelat. Proses ini dilakukan dengan menjepit pelat diantara
landasan dan sepatu penjepit selanjutnya bilah penekuk diputar ke arah atas
menekan bagian pelat yang akan mengalami penekukan. (Sulistiyo, 2014)

Gambar 6. Sudut tekuk


(Sulistiyo, 2014)

Gambar memperlihatkan sudut tekuk yang terbentuk pada proses pelipatan


pelat, dimana pada bagian sisi atas pelat mengalami peregangan dan bagian bawah
mengalami pengkerutan.
Hasil pembengkokan pelat yang baik dapat dihasilkan dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: (Sulistiyo, 2014)
1. Periksa terlebih dahulu terutama dies, atau sepatu pembentuk, sudut
pembengkokan yang diinginkan.
2. Tandailah sisi bagian tepi pelat yang akan dibengkokkan.
3. Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dien pembengkok.
4. Penjepitan pelat harus kuat
5. Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang
dikehendaki
6. Sesuaikan dies landasan dengan bentuk pembengkokan yang diinginkan.
7. Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisisisi yang akan
dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mengerjakan posisi
pelat yang mudah
8. Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah
jig atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini
bertujuan untuk memudahkan pekerjaan sehingga menghasilkan bentuk
pembengkokan yang sama.
2.2.3 Drawing
Cold drawing merupakan proses pembentukan dingin secara plastis dari
metal sepanjang sumbunya.Proses ini dapat dibagi 5 kelompok besar, diantaranya
(Mahadi, 2007):
1. Bar and Tube Drawing
Hasil dari bar drawing adalah penegecilan penampang melintang dan
pemanjangan batang dengan konsekuensinya timbul strain. Hardening pada
umumnya dilakukan secara bertahap. Proses bar drawing ini biasanya diikuti
dengan proses annealing jika reduksi penampangnya melebihi 30-50 %. Proses
tube drawing digunakan untuk membuat pipa tanpa sambungan.
Bahan dasar yang digunakan berbentuk pipa sehingga kualitas pipa yang
dihasilkan memiliki permukaan yang halus, berdinding tipis dan keakuratannya
tinggi serta kekuatannya naik.Mandrel dipergunakan dalam proses ini untuk
diameter tube 1/2″-10″.
2. Wire Drawing
Prinsipnya sama dengan bar drawing. Hanya saja diameternya lebih kecil,
dan dikerjakan secara kontinu melalui beberapa die.
Jika diperlukan kawat yang lunak, annealing dilakukan didalam dapur dengan
mengontrol temperaturnya setelah proses drawing terakhir.
Pada proses penarikan kontinu, kawat ditarik melalui beberapa die dan rol penarik
yang disusun seri.

3. Stretch Forming
Pada proses ini, die (form block) hanya dikenai tegangan kompresi, benda
kerja yang diikat dengan grip dan ditarik ke arah horisontal. Die umumnya
terbuat/dapat dibuat dari kayu atau plastik. Stretch forming merupakan proses
yang dikembangkan dari aerospace dalam pembuatan penampang yang lebar dari
sheet dan ditarik untuk membentuk lengkungan penampang.
4. Deep Drawing
Proses ini ditujukan untuk membuat tangki dengan berbagai bentuk dimana
kedalamannya lebih besar dibandingkan dengan ukuran diameter, dan disamping
itu dikenal juga istilah shallow drawing.
5. Forming with Ruber
Pada proses ini karet dipakai sebagai penekan, ditujukan untuk
mengeliminir salah satu die aas atau bawah. Proses guerin forming didasarkan
pada kenyataan bahwa sifat konsisten dari karet dapat mentransfer seluruh
tekanan yang diberikannya secara uniform ke segala arah.
2.2.4 Proses Pengerolan
Pengerolan merupakan proses pembentukan yang dilakukan dengan
menjepit pelat diantara dua rol. Rol tekan dan rol utama berputar berlawanan arah
sehingga dapat menggerakan pelat. Pelat bergerak linear melewati rol pembentuk.
(Mahadi, 2007)
Posisi rol pembentuk berada di bawah garis gerakkan pelat, sehingga pelat
tertekan dan mengalami pembengkokan. Akibat penekanan dari rol pembentuk
dengan putaran rol penjepit ini maka terjadilah proses pengerolan. Pada saat pelat
bergerak melewati rol pembentuk dengan kondisi pembengkokan yang sama maka
akan menhasilkan radius pengerolan yang merata.
2.2.5 Pengeboran / Cara Penggunaan Bor Listrik
Untuk Mekanisme Proses pengerjaan pengeboran adalah sebagai berikut
(Mahadi, 2007):
a. Pemasangan Benda Kerja
1) Jika menggunakan ragum, untuk benda kerja rata dan mendatar dengan
ukuran benda tebalnya lebih pendek dari ukuran tinggi mulut ragum,
dibagian bawah benda kerja ditahan denagan bantalan yang rata dan sejajar
(paralel). Agar ragum tidak turut bergerak, ragum diikat denagan
menggunakan mur baut pada meja bor.
2) Jika tidak menggunakan ragum, benda kerja diikat pada meja bor dengan
menggunakan dua buah mur baut, dua buah penjepit bentuk U dengan dua
balok penahan yang sesuai.
3) Untuk mengebor logam batang berbentuk bulat, benda kerja diletakan pada
sebuah balok V dan dijepit dengan batang pengikat khusus, kemudian
ditahan dengan menggunakan balok yang sesuai dan diikat oleh mur baut
pada meja mesin bor.
4) Untuk benda kerja yang akan dibor tembus, benda kerja dijepit dengan
menggunakan batang, penjepit khusus, balok penahan yang sesuai tingginya
dan diikat dengan mur baut pengikat agar tidak merusak ragum.
b. Pemasangan Mata Bor pada chuck
1) Bor dengan tangkai lurus (taper) langsung dimasukan pada lubang sumbu
mesin bor, tidak boleh menggunakn pemegang bor. Dengan demikian,
lubang alur menerima ujung taper dan lubang taper diimbangi oleh selubang
yang distandarisasi (dinormalisasikan). Ujung taper tidak digunakan untuk
memegang tapi untuk mempermudah dilepas dari selumbung dengan
menggunakan soket. Sebelum melepas bor, sepotong kayu harus diletakan
dibawahnya, sehingga mata bor tidak akan rusak pada saat jatuh.
2) Bor dengan tangkai selinder diguanakan “ Pemegang bor berkonsentrasi
sendiri” dengan dua atau tiga rahang. Bor harus dimasukan sedalam
mungkin sehinggan tidak selip pada saat berputar. Permukaan bagiaan
dalam pemegang berhubungan dengan tangakai mata bor, sehingga
menghasilkan putaran bor.
3) Bor dengan kepala bulat lurus diperguanakan pemegang/ penjepit bor
otomatis (universal), dimana bila diputar kuncinya, maka mulutnya akan
membuka atau menjepit dengan sendirinya (otomatis).
4) Bor dengan kepala tirus dipergunakan taper atau sarung pangurang yang
dibuat sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan, sehingga terdapat bermacam-
macam ukuran.
5) Mata bor yang baik asahan mata potongnya akan mengebor dengan baik dan
akan menghasilkan tatal yang sama tebal dengan yang keluar melalui kedua
belah alur spiral bor. Untuk bahan memerlukan pendinginan, dipergunakan
cerek khusus tempat bahan pendingin.
c. Atur posisi benda kerja dengan menggerakkan meja, untuk arah vertical
cukup memutar handle, untuk gerak putar mejanya cukup membuka
pengunci di bawah meja dan di sesuaikan, setelah itu jangan lupa mengunci
semua pengunci.
d. Tancapkan steker mesin ke stop kontak sumber listrik, kemudian tekan
sakelar on (pada saat ini spindle sudah berputar). Atur kecepatan yang
sesuai dengan benda kerja.
e. Untuk pemakanan ke benda kerja, putar Drill feed Handle sehingga mata
bor turun dan memakan benda kerja.
f. Gunakan cairan pendingin bila perlu
g. Setelah selesai, tekan sakelar off untuk mematikan mesin
h. Untuk Mesin bor tangan / pistol sakelar khusus untuk pilhan putaran ke
kanan dan ke kiri.
2.2.6 Sambungan Keling Biasa (Rivet)
Rivet atau dalam istilah sehari-hari sering disebut paku keeling adalah suatu
metal pin yang mempunyai kepala dan tangkai rivet. Bentuk dan ukuran dari rivet
ini telah dinormalisasikan menurut standar dan kodenya. Pengembangan
penggunaan rivet dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar
dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini
mempunyai kegunaan tersendiri, masing-masing jenis mempunyai kekhususan
dalam penggunaannya. (Saksomo, 2014)
2.2.7 Pengecatan
Setelah proses diatas selesai dan benda kerja juga telah terbentuk sesuai
dengan perencanaan. Kemudian kita dapat melakukan pengecatan untuk melapisi
permukaan benda kerja agar tidak berkarat. Akan tetapi sebelum dilakukan
pengecatan sebaiknya dilakukan proses pengamplasan agar hasil pengecatan lebih
maksimal (Saksomo, 2014).
BAB III
METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan adalah :
1. Bor tangan
2. Kuas
3. Penitik
4. Penekuk
5. Penggaris
6. Penggores
7. Pemotong
8. Tang rivet
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah :
1. Amplas
2. Besi plat
3. Cat besi
4. Dempul
5. Engsel
6. Mata bor
7. Paku rivet

3.2 Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum kali ini adalah :
1. Membuat pola sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar;
2. Menandai bagian yang akan di potong;
3. Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong;
4. Memastikan bahwa benda kerja benar-benar tepat untuk di potong;
5. Mengunci benda pada mesin potong;
6. Menginjak pedal mesin potong, sehingga benda kerja terpotong;
7. Memotong plat sesuai dengan pola yang telah di bentuk;
8. Mengikir bagian-bagian yang tajam;
9. Melipat plat sesuai dengan bentuk yang diinginkan;
10. Merakit plat menjadi sebuah toolbox;
11. Mendempul toolbox dan
12. Mengecat toolbox.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 7. Hasil CAD ToolBox


(Dokumentasi Pribadi, 2018)
Adhi Novik
240110160078

4.2 Pembahasan
Pada praktikum pengerjaan alat dilakukan pemotongan dan pembengkokan
pada lembaran plat yang bertujuan untuk pembuatan sebuah toolbox dimana
pengerjaannya meliputi membentuk dan menyambung plat sehingga sesuai
dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan,pengerjaan dilakukan secara manual
dan dibantu dengan 2 mesin , yaitu gullotine manual ( mesin pemotong ) dan
mesin bending ( mesin penekuk) , pada proses pemotongan dengan mesin
gullotine manual dilakukan dengan tuas penekan yang digerakkan oleh kaki
praktikan, pelat yang dapat dipotong dibawah 0,6 mm , prinsip kerja gullotine ini
menggunakan gaya geser untuk proses pemotongan plat yang dipotong dilettakan
pada landasan pisau tetap dan pisau atas ditekan sampai memotong plat. Hasil
pemotongan dari mesin gullotine ini dipengaruhi oleh kemiringan dan
kelonggaran antara kedua pisau. Untuk mendapatkan hasil pemotongan pelat yang
dipotong diletakkan sesuai antara kedua mata pisau.Lalu proses Bending
(penekukan) mesin yang digunakan adalah mesin bending manual, mesin ini
mampu menekuk plat dengan maksimum ketebalan 3 mm dan panjang maksimal
1,5 m , secara mekanika proses penekukan ini terdiri dari 2 gaya yaitu tarik dan
tekan , pada plat mengalami proses pembengkokan ini terjadi peregangan , netral,
dan pengkerutan, daerah peregangan terlihat pada sisi luar pembengkokan, dimana
daerah ini terjadi deformasi plastis atau perubahan bentuk , peregangan ini
meyebabkan plat mengalami pertambahan panjang, daerah netral merupakan
daerah yang tidak terjadi deformasi bentuk,proses bending ini dilakukan dengan
menjepit plat diantara landasan dan sepatu penjepit, selanjutnya bilah penekuk
diputar ke arah atas menekan bagian plat yang akan mengalami penekukan.untuk
proses finishing dilakukan dalam upaya merapihkan toolbox dikarenakan dalam
toolbox masih ada bagian sisa pemotongan yang dimana sangat tajam dan
membahayakan praktikan dalam proses pengamplasan dan pendempulan ,dan
diakhiri dengan proses pengecatan dilakukan untuk memperlambat adanya korosi
atau pengkaratan pada toolbox
Alfi Khoiru Nisa
240110160083

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini melakukan pekerjaan sheet metal working yaitu
pembuatan suatu alat dengan cara pembentukan atau forming pada bahan plat
besi. Sheet metal working terdiri dari beberapa bagian pengerjaan diantaranya
penggoresan, penitikan, pemotongan, penekukan, pemasangan rivet, pengeboran,
perangkaian, dan pengecatan. Langkah-langkah kerja tersebut dilakukan dengan
tujuan dicapainya kompetensi mengenai prinsip-prinsip dasar pekerjaan plat atau
sheet metal working. Hasil pekerjaan plat yang telah dibuat harus dibandingkan
dengan rancangan awal yang telah dibuat sebagai acuan, setelah dilakukan
perbandingan dapat disimpulkan pekerjaan plat yang dilakukan dalam prosesnya
cukup baik, kesalahan atau error yang terjadi hanya sedikit sehingga dapat
teratasi. Tingkat akurasi dan presisi pekerja juga sangat mempengaruhi hasil
pekerjaan plat akurasi pada proses penggoresan, pembuatan garis potong,
pemotongan dan penekukkan sangat berpengaruh pada ukuran komponen (plat)
toolbox dan tingkat presisi pada proses penitikan dan pengeboran mempengaruhi
kerapihan posisi paku rivet dan tingkat kesimetrisan bagian-bagian dari toolbox
seperti pegangan tutup dan bagian kunci. solusi yang diterapkan berupa penutupan
celah dengan dempul yang terbuat dari beberapa campuran zat. Pengerjaan
toolbox ntuk menghindari kesalahan-kesalahan pada pekerjaan plat besi,
keterampilan dalam melakukan bagian-bagian pengerjaannya harus lebih
ditingkatkan dengan cara memahami SOP dan latihan penggunaan alat secara baik
dan benar.
Penggoresan yang baik dan benar dilakukan dengan menarik penggores
sesuai garis yang ditentukan dengan bantuan penggaris besi yang tegak lurus
dengan bidang plat atau tidak tegak lurus jika garis yang dibutuhkan arahnya
diagonal dari bentuk plat. Penitikan yang baik dan benar dan benar dilakukan
dengan cara meletakan penitik tegak lurus diatas permukaan plat lalu dipukul
menggunakan palu dengan tenaga rendah berangsur hingga tenaga tinggi agar
didapatkan cekungan yang sempurna, jika penitik posisinya tidak tegak lurus akan
mengurangi tingkat kepresisian sejumlah titik paku rivet.
Pemotongan plat yang baik dan benar dapat dilakukan dengan 2 alat yaitu
alat pemotong besar dan kecil, alat pemotong besar digunakan untuk pemotongan
dengan garis yang melintang dari ujung plat ke ujung plat yang lain, pemotongan
kecil digunakan untuk pemotongan dengan garis yang relatif lebih pendek dan
tidak perlu membutuhkan daya yang besar, ketelitian dalam melihat garis
pemotongan sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan pemotongan yang
menyebabkan harus dilakukan pengulangan prosedur dari awal.
Penekukan yang baik dan benar dilakukan dengan cara menaruh plat sejajar
dengan penekuk secara teliti dan menguncinya dengan tuas penggerak penekuk,
lalu menarik tuas utama agar plat tertekuk sesuai tingkat yang diinginkan.
Pengeboran yang baik dan benar dilakukan dengan cara mengebor titik yang telah
dibuat dengan arah mata bor tegak lurus permukaan plat dan mengatur putaran
mata bor kedepan agar lubang cepat terbentuk, pengaturan tenaga bor harus
dilakukan dimana tenaga dinaik turunkan secara teratur dengan tempo yang
ditentukan agar pengeboran berlangsung secara efektif. Pemberian paku rivet
yang baik dan benar dilakukan dengan cara memperhatikan sisa paku rivet dari
pemasangan sebelumnya apakah sudah keluar atau menyangkut didalam, jika
masih menyangkut didalam harus dikeluarkan agar alat tidak rusak. Penyelesaian
yang baik dan benar dilakukan dengan penambalan celah-celah dari toolbox lalu
menjemurnya agar kering dan dilakukan proses pengampelasan agar hasil tambal
menjadi halus lalu siap untuk di cat.
Chaerul Amin
240110160066

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini akan membahas mengenai sheet metalworking
merupakan proses pembentukan dan pemotongan pada logam lembaran (sheet),
logam strip, dan coil. Bahan baku pada proses ini memiliki perbandingan luas
permukaan bidang dengan volume yang tinggi. Perlakuan yang diterapkan pada
lembaran logam biasanya berupa tekanan. Dengan membuat pola, memotong,
mengikir, melipat dan mengebor plat untuk membuat toolbox, toolbox biasanya
dijadikan sebagai tempat penyimpanan alat-alat perkakas. Seperti obeng, palu,
tang, paku-paku, gunting, dan alat perkakas lainnya. Pembuatan toolbox memalui
beberapa tahapan seperti membuat pola.
Pembuatan pola dalam pekerjaan bengkel merupakan langkah awal dari
rangkaian proses pembuatan toolbox. Biasanya sebelum plat dibuat pola terlebih
dahulu pola dibuat pada benda lain misalnya pada kertas, sebagai rancangan awal
untuk memperkirakan pola yang akan dibentuk, namun pola sudah dibentuk oleh
asdos yang digambarkan pada papan tulis. Setelah pola terbentuk selanjutnya
diaplikasikan kedalam plat dengan menggunakan penggaris untuk mengukur lebar
dan tinggi sesuai pola juga menggunakan penggores dan penitik. Penggores
diguankan untuk menggambar pola tersebut, karena plat tersebut berwarna gelap
maka yang digunakan adalah penggores karena hasil pola yang digambar terlihat
lebih jelas jika dibandingkan dengan menggunakan spidol. Alat lain yang
digunakan untuk menggambar atau menandai pola adalah penitik, pada toolbox
tersebut dibutuhkan beberapa titik untuk dilakukan pengeboran sehingga perlu
penanda untuk titik-titik yang akan dilakukan pengeboran menggunakan alat
penitik.
Pola yang sudah dibentuk pada plat, lalu melakukan pemotongan plat sesuai
dengan pola yang sudah digambar, pemotongan plat tersebut menggunakan
beberapa alat pemotong plat, seperti pemotong plat besar dan kecil. Pemotong plat
besar digunakan untuk memotong plat dengan ukuran besar sedangkan pemotong
plat kecil digunakan untuk memotong plat dengan ukuran potongan kecil atau
hanya memotong untuk dilipat, potongannya tidak sampai putus. Pada proses
pemotongan plat tersebut terjadi kelebihan dalam memotong plat, pada saat
praktikan meluruskan garis dengan pisau pemotong tidak lurus. Selanjutnya
dilakukan pelipatan pada potongan plat menggunakan alat pelipat pada plat yang
sudah ditentukan pola untuk melipatnya, namun pada saat proses melipat plat
dilakukan terdapat kesalahan yang terjadi yaitu praktikan lupa mejepit plat yang
akan dilipat sehingga hasil lipatan tersebut pada garis pola yang sudah ditentukan.
Dilakukan pengeboran pada lubang yang sudah ditandai dengan penitik,
pada saat pengeboran dilakukan beberapa praktikan mengalami sedikit kesulitan,
seperti bergesernya bor akibat kurangnya tekanan pada proses pengeboran, juga
saat dilakukan pengeboran plat yang bertumpuk terjadi kesulitan seperti bor hanya
melubangi satu plat saja dan menyebabkan rangka toolbox bengkok. Setelah
toolbox dilubangi degan bor kemudian dilakukan pemasagan mur menggunakan
tang rivet, tang rivet yang digunakan untuk merivet kondisinya kurang baik
sehingga praktikan kesulitan dalam merivet. Kekuatan sambungan yang yang
diproleh dari rivet sendiri lubang sambungan terisi dengan sempurna. Sehingga
beban yang diaplikasikan pada paku (baut) adalah sama, dengan tegangan geser
untuk paku maupun baut didistribusikan secara merata pada luas penampang paku
maupun baut dan beban tarik pada pelat juga didistribusikan merata pada bahan
pelat sehingga sambunga rivet yang dihasilkan baik. Akurasi dan presisi selama
melakukan pekerjaan sheet metal working tepat namun ada beberapa bagian yang
kelibahan dalam pemotongan sedikit berkisar 0,1-0,2 mm. Jika hasil rancangan
tersebut dibandingkan dengan rancangan awal ketelitian dari setiap ukuran pada
bagian-bagian tersebut sama artinya kesalahan yang terjadi kecil.
Dhur Rohmah
240110160075

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini melakukan kerja bangku. Kerja bangku adalah proses
pembuatan alat secara manual dimana masih menggunakan alat-alat praktik
tangan sederhana. Kerja bangku yang dilakukan adalah membuat toolbox dari
selembar plat. Permukaan dari plat tersebut dibuat pola sesuai dengan sketsa yang
dibuat untuk membuat toolbox. Pembuatan pola pada plat harus sesuai dengan
skala yang telah dibuat pada sketsa agar toolbox yang dibuat sesuai dengan
harapan. Pengukuran skala tersebut membutuhkan ketelitian yang tinggi agar
tidak terjadi kesalahan pemotongan plat sehingga bentuk dari toolbox yang akan
dibuat sesuai dengan yang diinginkan. Jika terjadi kesalahan pengukuran skala
pada penggambaran pola plat akan mengakibatkan ketidak-sesuaian pemasangan
sehingga toolbox bisa saja tidak terbentuk.
Plat yang telah dibuat pola tersebut kemudian dipotong. Pemotongan plat
pada praktikum ini menggunakan mesin pemotong dan gunting. Mesin pemotong
digunakan untuk memotong bagian-bagian plat yang cukup besar. Gunting
digunakan untuk memotong bagian-bagian yang kecil. Gunting juga digunakan
untuk meratakan bagian pemotongan dari mesin pemotong yang tidak rata.
Pemotongan bagian-bagian plat tersebut harus sangat teliti. Jika terjadi kesalahan
pemotongan dapat menyebabkan bagian-bagian plat untuk toolbox tidak dapat
disatukan. Posisi pola garis yang akan dipotong harus berhimpitan dengan pisau
pemotong agar pemotongan dapat akurat.
Plat yang telah dipotong tersebut kemudian ditekuk (bending). Penekukan
dilakukan agar mendapatkan bentuk toolbox yang diinginkan. Penekukan plat
pada praktikum ini dilakukan menggunakan mesin bending dan alat bending
manual. Mesin bending digunakan untuk menekuk bagian bentuk box. Alat
bending manual digunakan untuk menekuk bagian bentuk tutup toolbox. Mesin
bending bekerja dengan cara memasukan plat hingga batas garis pola yang akan
ditekuk diantara dua besi penekuknya kemudian plat dibengkokkan dengan
menarik besi yang berada di sebelah kanan mesin secara perlahan. Alat bending
manual bekerja dengan cara memasukan plat hingga garis pola yang akan ditekuk
diantara dua besi. Besi pada bagian depan alat diputar untuk mendorong besi
hingga plat terjepit. Sisi plat pada bagian luar kemudian dipukul menggunakan
palu untuk membengkokkan plat tersebut.
Plat yang telah dibengkokkan tersebut kemudian dibentuk dan disatukan
hingga membentuk toolbox. Agar terbentuk sempurna dilakukan pengeboran
sebagai tempat untuk memasang rivet. Pengeboran memerlukan energi yang kuat
karena plat yang digunakan cukup tebal. Lubang hasil pengeboran tersebut
kemudian dirivet menggunakan tang rivet. Tang rivet diisi terlebih dahulu
menggunakan paku keling kemudian dipasang pada lubang hasil pengeboran dan
ditekan hingga paku keling terpasang. Penggunaan tang rivet harus tegak lurus
dengan alat bagian yang dirivet. Kondisi tang rivet pada praktikum kali ini kurang
baik sehingga membutuhkan tenaga yang cukup besar dalam menggunakannya.
Toolbox tersebut kemudian didempul pada bagian-bagian yang
disambungnya agar lebih rapi. Toolbox yang telah didempul kemudian dikikir dan
diamplas agar bagian-bagian tajam dari plat tidak melukai tangan saat digunakan.
Selain itu, pengamplasan juga berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa dempul
yang tidak berguna dibagian-bagian tertentu. Toolbox kemudian dicat agar lebih
menarik. Pengecatan juga berfungsi untuk mengurangi karatan yang terjadi pada
plat sehingga toolbox dapat lebih tahan lama. Toolbox kemudian dijemur untuk
mengeringkan cat. Berdasarkan hasil praktikum, toolbox yang dihasilkan tidak
berbeda jauh dari rancangan awal.
Kemal Maulana
240110160117

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini melakukan sheet metal working. Sheet metal working
Sheet metalworking adalah proses pengubahan bentuk lembaran logam menjadi
bentuk yang sesuai dengan kita inginkan tanpa terjadinya patahan. Pada praktikum
ini praktikan ditugaskan untuk membuat toolbox dari bahan plat yang sudah
disediakan
Sheet metal working yang dikerjakan mengukur plat menjadi tiga bagian
yaitu bagian alas, bagian atas, dan bagian gagang sesuai dengan ukuran yang
sudah tertera pada lembar tugas. Tahap selanjutnya yaitu pemotongan, dimana
pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan alat pemotong plat logam besar
yang sudah disediakan. Tahap selanjutnya yaitu pembengkokan, pada proses ini
praktikan menggunakan alat pelipat plat manual. Ketika melakukan
pembengkokan, praktikan harus membengkokan plat hingga sudutnya membentuk
sudut 90°
Proses selanjutnya yaitu pengeboran, pengeboran ini dilakukan pada titik-
titik yang telah diberi tanda dengan alat penitik. Setelah semua bagian dibor,
proses selanjutnya yaitu merivet benda kerja dengan menggunakan tang rivet.
Merivet merupakan suatu proses menggabungkan dua buah plat dengan sebuah
paku yang disebut paku rivet. jika masih ada bagian ujung dari toolbox yang tajam
maka alangkah baiknya dilakukan pengikiran pada bagian tersebut. Kemudian
dilakukan pendempulan pada bagian sudut sudut sambungan antar plat setelah
dempul kering lalu diamplas agar rapih, kemudian toolbox dicat dengan cat yang
sudah di sediakan. Pengecetan dilakukan agar toolbox terlihat lebih menarik dan
menghidari dari proses pengaratan pada toolbox
Siti Rohmah
240110160068

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai pengerjaan kerja bangku yaitu proses
praktik dasar yang masih menggunakan alat-alat kerja tangan yang efisien dan
ekonomis. Sedangkan sheet metal working atau kerja pelat merupakan suatu
proses membuat benda kerja dari lempengan plat yang dibentuk sedemikian juga
agar dapat membentuk suatu benda yang dapat digunakan, salah satu bendanya
yaitu toolbox. Dimana setiap kelompok diberikan lempengan plat, dari lempengan
plat tersebut praktikan harus membuat tiga pola seperti bagian selimut dengan
panjang, bagian alas dan bagian atas dengan ukuran seperti pada pembuatan pola
di bagian bab hasil.
Kerja bangku yang harus dilakukan diantaranya mempola plat logam sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan menggunakan penggaris besi dan penggaris.
Pembuatan pola ini dilakukan sebagai gambaran dasar untuk dapat membentuk
sebuah benda kerja agar terbentuk sesuai yang diinginkan, semakin teliti
pengukuran yang dilakukan maka akan semakin baik pula hasil yang didapat.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pemolaan ini yaitu harus telitinya
ketika pembuatan ukuran, kekuatan memegang penggaris besi ketika menggores,
karena apabila kurang kuat maka penggaris akan menggeser ketika dilakukan
penggoresan. Hal ini akan menyebabkan kurang akuratnya ukuran plat logam
tersebut. Ketika membuat pola, ukuran harus benar-benar sama, karena apabila
berbeda akan menyebabkan hasil yang tidak pas ketika pola tersebut disatukan
untuk menjadi sebuah benda.
Tahap selanjutnya yaitu pemotongan, dimana pemotongan ini merupakan
suatu proses kerja bangku baik manual dengan menggunakan guntig potong
ataupun bisa dengan menggunakan mesin. Pada praktikum kali ini praktikan
menggunakan mesin pemotong plat logam besar untuk memotong sehingga
memudahkan dan mempercepat dalam pengerjaan bila dibandingkan
menggunakan gergaji besi, pemotongan dilakukan sesuai ukuran yang telah
ditentukan agar tidak adanya pengulangan pemolaan dan pemotongan sehingga
bahan tidak terbuang sia-sia. Banyak hal yang harus diperhatikan ketika
pengerjaan diantaranya posisi keakuratan ukuran garis dengan pisau plat logam,
dimana pisau harus sejajar dengan garis yang telah ditentukan. Selain itu juga
beban yang di berikan ketika pemotongan haruslah besar, dikarenakan plat ini
lumayan tebal yaitu dengan ukuran 1 mm. Apabila beban yang diberikan sedikit,
maka pisau akan lebih sulit untuk memotong karena tekanan dari beban yang
kecil. Adapun kendala yang dirasakan yaitu pencahayaan pada saat memposisikan
plat logam dengan pisau, sehingga mengharuskan menggunakan senter sebagai
media pencahyaan.
Suatu benda dapat berbentuk seperti box harus melalui proses pelipatan atau
penekukan (bending), proses pelipatan ini menggunakan alat pelipat plat atau
mesin bending ataupun menggunakan alat bending manual. Bending merupakan
pengerjaan dengan cara memberi tekanan pada bagian tertentu sehingga terjadi
deformasi plastis pada bagian yang diberi tekanan. Pada proses ini praktikan
menggunakan alat pelipat plat manual, jenis pelipatan yang dilakukan yaitu angel
bending merupakan pembentukan plat atau besi dengan menekuk bagian tertentu
plat untuk mendapatkan hasil tekukan yang diinginkan. Banyak pula hal yang
harus di perhatikan seperti, keakuratan ukuran dengan alat penekuk karena akan
terjadi deformasi plastis karena tekanan. Ketika melakukan bending, kita harus
menekuk plat agar sudutnya membentuk sudut 90°, agar ketika potongan plat
disatukan menjadi sebuah benda, terbentuk sempurna sesuai dengan yang
diinginkan.
Proses selanjutnya yaitu pengeboran, pengeboran ini dilakukan pada titik-
titik yang telah dibuat dengan alat penitik hal ini dilakukan agar mempermudah
pengerjaan dalam mengebor karena permukaan plat logam yang licin, maka
dengan penitik ini akan terdapat tanda sedikit lekukan bulat sebagai tempat mata
bornya. Mengebor adalah pekerjaan membuat lubang pada benda kerja dengan
menggunakan mesin bor dengan mata bor sebagai pisau penyayatnya juga
disamping mengebor pada mesin bor biasa dipakai juga untuk meluaskan lubang
suatu benda kerja atau memperhalus suatu lubang. Mata bor yang digunakan saat
mengebor yaitu mata bor twist bits, dimana mata bor ini merupakan mata bor yang
paling banyak digunakan. Mata bor ini dapat digunakan pada mesin bor tangan
dan mesin bor duduk, baik itu secara horisontal maupun vertikal juga dapat
digunakan untuk membuat lubang pada kayu, plastik dan logam dengan ukuran
yang tersedia yaitu 4 – 12 mm. Pengeboran harus dilakukan dengan hati-hati,
harus dilakuakn penekanan dan penggasan pada alat bor listrik tersebut, karena
apabila tidak adanya tekanan maka mata bor tidak akan dapat melubangi plat
logam tersebut.
Setelah semua bagian dibor, proses selanjutnya yaitu merivet benda kerja
dengan menggunakan tang rivet. Merivet merupakan suatu proses
menggabungkan dua buah plat dengan sebuah paku yang disebut paku rivet. Hal
yang perlu diperhatikan pada saat merivet adalah posisi rivet harus tegak lurus
dengan plat sehingga paku rivet akan benar-benar menempel pada plat. Alat-alat
yang digunakan untuk merivet ialah set rivet dan paku keling, jenis sambungan
dengan menggunakan paku keling, merupakan sambungan tetap karena
sambungan ini bila dibuka harus merusak paku kelingnya dan tidak bisa dipasang
lagi, kecuali mengganti paku kelingnya dengan yang baru, pemakaian paku keling
ini digunakan untuk sambungan dapat kuat dan rapat. Hasil merivet yang
dilakukan praktikan, sudah menghasilkan hasil yang lumayan baik dan
menggunakan cara yang benar.
Agar benda tesebut terlihat bagus dan rapi, sebaiknya dilakukan perapihan
bagian-bagian dengan menggunakan kikir, dempul dan amplas untuk meratakan
dan menghaluskan permukaan benda kerja dan bagian-bagian tertentu yang
bolong atau tajam dapat ditutup. Selain itu, agar benda tidak mengalami korosi
atau pengkaratan seharusnnya dilakukan pengecatan. Pengecatan ini merupakan
sebuah proses untuk membuat lapisan cat tipis (cair atau bubuk) di atas sebuah
benda dan kemudian membuat lapisan cat ini mengeras dengan cara
mengeringkannya yang berfungsi sebagai pelindung besi kontak langsung dengan
air dan udara, cat yang digunakan menggandung timbal yang akan melindungi
plat dari korosi.
Benda hasil dengan rancangan awal, bila dibandingkan tidak memiliki
perbedaan yang jauh. Apabila dilihat secara kasat mata, bentuk dan ukuran terlihat
sama seperti dengan rancangan awal. Dan memmang toolbox yang dihasilkan
sesuai dengan rancangan awal. Adapun kesalahan atau ketidak sesuaian, hal ini
dapat terjadi dikarenakan beberapa penyebab seperti kesalahan praktikan yang
kurang teliti dalam mebuat pola, kurang memastikan antara ukuran dengan pisau
saat memotong plat serta pada saat melakukan penekukan atau pelipatan plat
penjepit yang terlamat sehingga sedikit kurang sesuai.
Proses pengerjaan kerja bangku ini terdapat banyak kendala diantaranya,
harus antrinya praktikan dalam melakukan suatu proses karena alat bersar yang
terdapat di bengkel hanya satu-satunya, maka hal ini membutuhkan waktu yang
lumayan cukup lama, selain itu pencahayaan pada bagian pemotongan plat yang
kurang sehingga mengharuskan praktikan menggunakan senter sebagai alat bantu
pencahayaan. Selain itu, mata bor yang tersedia sudah mengalami penumpulan
dikarenakan terlalu banyak dan seringnya digunakan, karena mata bor telah
tumpul maka ketika pengeboran terjadi gesekan antara mata bor dengan plat
logam yang terlalu lama sehingga menyebabkan timbulnya percikan api dan bau
hangus. Adapun kendala ketika merivet benda kerja, dimana rivet yang digunakan
mengalami banyak kerusakan seperti sisa dari sambungan rivet menyangkut
didalam sehingga menghambat dalam melakukan perivetan selanjutnya.
Kepresisian dan keakuratan pada pengerjaan sheet metal working sangat
akurat, namun keakuratan dan kepresisian ini harus dilakukan seteliti mungkin
dan untuk mengefisienkan waktu lebih cepat lebih baik menggunakan mesin,
sehingga kerja pelat atau suatu proses pembuatan benda kerja dari lempengan plat
yang dibentuk sedemikian rupa dapat membentuk suatu benda yang dapat
digunakan dan sesuai dengan keinginan. Pada saat dilakukan pengeboran terhadap
benda yang diinginkan, mesin bor harus diberi air agar mesin tersebut tidak
mengeluarkan panas berlebih dan berasap yang akan menyebabkan kerusakan
pada alat.
Adhi Novik
240110160078

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Sheet metal working atau pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan
menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang sudah direncanakan;
2. Pembuatan pola pada toolbox dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian dasar alat,
bagian kedua yaitu penutup alat dan bagian ketiga yaitu bagian pegangan
pada penutup toolbox;
3. Mengikir adalah salah satu kegiatan meratakan permukaan benda kerja
hingga mencapai ukuran, kerataan, dan kehalusan tertentu;
4. Mengebor adalah pekerjaan membuat lubang pada benda kerja dengan
menggunakan bermacam-macam mesin bor; dan
5. Tahap pemotongan merupakan tahap yang sangat mempengaruhi hasil
akhir, apabila salah dalam pemotongan beberapa mm saja maka dapat
dipastikan hasil akhirnya tidak sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan;

5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah :
1. Untuk proses pemotongan dan penekukan seharusnya dilakukan oleh laki-
laki agar mempercepat proses pengerjaan
2. Setiap praktikan mewajibkan memakai sarung tangan agar terhindar dari
goresan benda tajam
Alfi Khoiru Nisa
240110160083

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Sheet metal working atau kerja plat merupakan proses pembentukan suatu
plat besi menjadi bentuk alat atau bentuk lain yang mempunyai fungsi
khusus;
2. Dalam pekerjaan plat besi terdapat beberapa langkah kerja penting
diantaranya penggoresan, penitikan, pemotongan, penekukkan, pengeboran,
pemasangan paku rivet, penambalan celah, pengampelasan, dan pengecatan
sebagai langkah penyelesaian;
3. Kesalahan atau error yang terjadi pada proses cutting dapat diantisipasi
dengan melakukan pengecekan ulang sebelum dilakukan pemotongan; dan
4. Tingkat akurasi dan presisi pekerja dalam melakukan kerja plat besi sangat
mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan dalam segi bentuk, daya tahan,
maupun segi esensial.

5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah :
1. Kompetensi sangat diperlukan, sehingga perlu adanya coaching terlebih
dahulu tentang pemakaian alat-alat yang akan digunakan untuk
meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecelakaan kerja.
2. Alat-alat yang digunakan saat praktikum sebaiknya disediakan dalam
kondisi baik, agar tidak mengganggu proses berjalannya sheet metal
working.
Chaerul Amin
240110160066

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Sheet metalworking merupakan proses pembentukan dan pemotongan pada
logam lembaran (sheet), logam strip, dan coil.
2. Pembuatan pola pada toolbox dibagi dalam 2 bagian yaitu bagian dasar alat,
dan bagian kedua yaitu penutup alat;
3. Mengebor adalah pekerjaan membuat lubang pada benda kerja dengan
menggunakan bermacam-macam mesin bor;
4. Mendempul adalah kegiatan meratakan permukaan dari benda yang sedang
dibuat;
5. Tahap pemotongan merupakan tahap yang sangat mempengaruhi hasil
akhir, apabila salah dalam pemotongan maka hasil akhirnya tidak sesuai
dengan ukuran yang ditentukan; dan
6. Pelipatan plat dilakukan pada garis-garis sesuai dengan pola yang akan
dilipat.

5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah
1. Alat yang digunakan selama praktikum ditempatkan pada ruang yang sama.
2. Alat praktikum yang digunkan dapat diperbanyak guna mempercepat waktu
pengerjaan ToolBox.
.
Dhur Rohma
240110160075

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Kerja bangku adalah pekerjaan membuat alat secara manual menggunakan
tangan.
2. Kerja bangku membutuhkan ketelitian yang tinggi.
3. Kerja bangku antara lain pembuatan pola, pemotongan, penekukan,
pengeboran, penyambungan menggunakan tang rivet dan paku keling,
pendempulan, pengkikiran, pengamplasan, dan pengecatan.
4. Garis pola saat pemotongan harus berhimpitan dengan pisau pemotongnya.
5. Penekukan dilakukan dengan memberikan tekanan pada plat agar
bengkok.
6. Pengecatan berfungsi untuk mengurangi karat pada plat.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu bentuk yang dibuat oleh setiap
kelompok berbeda-beda dengan tingkat kesusahan yang sama agar alat dapat lebih
bermanfaat dikemudian hari.
Kemal Maulana
240110160117

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Sheet metal working atau kerja plat merupakan proses pembentukan suatu
benda menjadi bentuk yang diinginkan
2. Dalam pekerjaan plat besi terdapat beberapa langkah kerja penting
diantaranya penggoresan, penitikan, pemotongan, penekukkan, pengeboran,
pemasangan paku rivet, penambalan celah, pengampelasan, dan pengecatan
sebagai langkah penyelesaian;
3. Kesalahan atau human error yang terjadi pada proses cutting dapat
diantisipasi dengan melakukan pengecekan sebelum dilakukan pemotongan;

5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah alat-alat yang digunakan saat
praktikum sebaiknya disediakan dalam ruangan yang sama, agar tidak perlu
berpindah-pindah ruangan ketika ingin melakukan pemotongan dan
pembengkokan..
Siti Rohmah
240110160068

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut :
1. Kerja bangku merupakan praktikum dasar yang masih menggunakan alat-
alat kerja tangan yang efisien dan ekonomis.
2. Sheet metal working merupakan suatu proses membuat benda kerja dari
lempengan plat yang dibentuk sedemikian juga agar dapat membentuk suatu
benda yang dapat digunakan.
3. Proses kerja bangku diantaranya membuat pola, memotong, mengikir,
melipat dan membor.
4. Memotong merupakan suatu proses kerja bangku baik manual dengan
menggunakan guntig potong ataupun bisa dengan menggunakan mesin.
5. Bending merupakan pengerjaan dengan cara memberi tekanan pada bagian
tertentu sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian yang diberi tekanan.
6. Mengebor adalah pekerjaan membuat lubang pada benda kerja dengan
menggunakan mesin bor dengan mata bor sebagai pisau penyayatnya.
7. Pada saat dilakukan pengeboran terhadap benda yang diinginkan, mesin bor
harus diberi air agar mesin tersebut tidak mengeluarkan panas berlebih dan
berasap yang akan menyebabkan kerusakan pada alat.
8. Pengecatan benda kerja bertujuan agar benda tidak mengalami korosi atau
berkarat.
DAFTAR PUSTAKA

Halim G, 2012. Pengertian Kerja Plat dan Cara Kerjanya. Terdapat pada
http://gusti-rahadian.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-kerja-pelat.html.
(Diakses pada hari Sabtu, 22 Oktober 2018 pukul 05.39 WIB)

Mahadi, 2007. Teknik Pembuatan Lembaran Polimer Pada Proses Ektruksi.


Universitas Sumatera Utara.

Saksomo M, 2014. Sambungan Paku Keling (Reveted Joints). Terdapat pada


http://madyoidesaksomo.blogspot.co.id/2014/05/sambungan-paku-keling-
riveted-joints.html. (Diakses pada hari Senin, 22 Oktober 2018 pukul 05.00
WIB)

Sulistiyo A, 2014. Macam-macam Bending Pada Proses Pengerjaan Plat.


Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta.

Yusuf, Asep, STP. 2014. Modul Praktikum Perbengkelan Pertanian. Jatinangor :


Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Fakultas Teknologi
Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.
LAMPIRAN

Dokumentasi Praktikum

Gambar 8. Plat

Gambar 9. Mesin pemotong plat

Gambar 10. Mesin penekuk plat

Gambar 11. ToolBox (Benda hasil Sheet metalworking)


Tabel Penilaian Kelompok
Nama Praktikan Penilai Rata-
1 2 3 4 5 6 rata
Chaerul (066) 90 90 90 90 90 90
Siti Rohmah (068) 90 90 90 90 90 90
Dhur (075) 90 90 90 90 90 90
Adhi (078) 90 90 90 90 90 90
Alfi (083) 90 90 90 90 90 90
Kemal (117) 90 90 90 90 90 90

Anda mungkin juga menyukai