Anda di halaman 1dari 22

Teknologi Proses Pemesinan

”Metode Deep Drawing Proses”

Disusun Oleh :

Rilgy Aulia 18067053

Dosen Pembimbing :

Budi Syahri, S.Pd.,M.Pd.T

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN
2020
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali dijumpai berbagai macam
peralatan yang dihasilkan dari proses Deep Drawing. Diantaranya: panci, kuali,
kap mesin, dan peralatan-peralatan lainnya. Pada proses pembuatannya ada
beberapa hal yang harus diketahui, yakni diantaranya kemampuan dari bahan
material untuk diregang sedemikian rupa untuk membentuk profil sesuai dengan
yang diinginkan. Jadi dapat diketahui sampai peregangan beberapa material
mampu untuk menahannya.
Hal ini berguna untuk membuat profil sesuai dengan keinginan kita dan sesuai
dengan kemampuan dari material tersebut agar hasil yang didapat memuaskan
dan tidak memerlukan proses yang lebih rumit lagi.

1.2. Tujuan
Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan bahan untuk dapat
diregang dengan metoda Erichsen.

1.3 Manfaat
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan regang suatu
bahan
2. Mengetahui proses pembentukan khususnya Deep Drawing
3. Mengetahui prosedur percobaan Deep Drawing
4. Mengetahui penanganan material hasil Deep Drawing

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proses Deep Drawing

Deep Drawing atau biasa disebut drawing adalah salah satu jenis proses
pembentukan logam, dimana bentuk pada umumnya berupa silinder dan selalu
mempunyai kedalaman tertentu, sedangkan defiisi menurut P.CO Sharma seorang
professor production technology drawing adalah Proses drawing adalah proses
pembentukan logam dari lembaran logam ke dalam bentuk tabung (hallow shape)
(P.C. Sharma 2001 : 88)

Deep drawing adalah penarikan dalam pada suatu pelat yang termasuk proses
sheet metal forming. Lembaran menjadi tabung/mangkuk. BK dalam bentuk
lembaran yang pengerjaannya dalam temperatur kamar.

Bahan dasar dari proses drawing adalah lembaran logam (sheet metal) yang
disebut dengan blank, sedangkan produk dari hasil proses drawing disebut dengan
draw piece.

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

Gambar D.1 Blank dan draw piece

2.2 Skema Proses Deep Drawing

Gambar D.2 Skema proses deep drawing

1. Kontak Awal
Punch bergerak dari atas ke bawah, blank dipegang oleh nest agar tidak
bergeser ke samping, kontak awal terjadi ketika bagian-bagian dari die set
saling menyentuh lembaran logam (blank) saat kontak awal terjadi belum
terjadi gaya-gaya dan gesekan dalam proses drawing.

2. Bending
Selanjutnya lembaran logam mengalami proses bending, punch terus
menekan kebawah sehingga posisi punch lebih dalam melebihi jari-jari (R)
dari die, sedangkan posisi die tetap tidak bergerak ataupun berpindah tempat,
kombinasi gaya tekan dari punch dan gaya penahan dari die menyebabkan
material mengalami peregangan sepanjang jari-jari die, sedangkan daerah

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

terluar dari blank mengalami kompresi arah radial. Bending merupakan proses
pertama yang terjadi pada rangkaian pembentukan proses drawing,
keberhasilan proses bending ditentukan oleh aliran material saat proses
terjadi.

3. Straightening
Saat punch sudah melewati radius die, gerakan punch ke bawah akan
menghasilkan pelurusan sepanjang dinding die, lembaran logam akan
mengalami peregangan sepanjang dinding die. Dari proses pelurusan
sepanjang dinding die diharapkan mampu menghasilkan bentuk silinder sesuai
dengan bentuk die dan punch.

4. Compression
Proses compression terjadi ketika punch bergerak kebawah, akibatnya
blank tertarik untuk mengikuti gerakan dari punch, daerah blank yang masih
berada pada blankholder akan mengalami compression arah radial mengikuti
bentuk dari die.

5. Tension
Tegangan tarik terbesar terjadi pada bagian bawah cup produk hasil
drawing, bagian ini adalah bagian yang paling mudah mengalami cacat sobek
(tore), pembentukan bagian bawah cup merupakan proses terakhir pada proses
drawing.

2.3 Jenis-jenis Proses Deep Drawing

Proses deep drawing dibedakan atas:


1. Proses deep drawing tanpa pemegang bahan baku
a. Spesimen diletakkan di atas penahan

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

Gambar 4.2.3 Proses awal deep drawing

Keterangan: 1. Punch
2. Spesimen
3. Penahan
b. Spesimen ditekan dengan punch

Gambar 4.2.4 Penekanan dengan punch


c. Spesimen telah selesai

Gambar 4.2.5 Hasil akhir deep drawing

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

Pada proses ini, bahan baku atau spesimen terjadi pengkerutan dan sobek.

2. Proses deep drawing dengan pemegang bahan baku


Pada proses ini, bahan baku atau spesimen tidak terjadi pengkaratan pada
flens, sobek, atau variasi ketebalan yang tidak diinginkan. Maka aliran logam
selama berlangsungnya proses penarikan harus dapat diatur. Hal ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan pemegang bahan baku yang menekan bahan
baku selama proses penarikan berlangsung, sehingga aliran logam dapat
diatur.

Gambar 4.2.6 Proses deep drawing dengan pemegang bahan baku


3. Proses penarikan ulang (redrawing)
Karena reduksi maksimum rata-rata pada penarikan dalam (deep drawing)
kira-kira sebesar 50 %, maka untuk pembuatan mangkuk yang bentuknya
ramping dan panjang (seperti selorong peluru dan tabung-tabung dengan
ujung tertutup), diperlukan operasi penarikan secara bertahap-tahap.
Pengecilan mangkuk atau penarikan komponen untuk memperkecil
diameternya dan memperbesar ketinggiannya dinamakan penarikan ulang
(redrawing). Proses penarikan ulang digunakan jika produk tidak dapat dibuat
dengan proses penarikan dalam satu tahap.
Ada 2 metode dasar dalam proses penarikan ulang:
a. Metode langsung
Metode langsung yaitu permukaan luar semula tetap merupakan
permukaan luar hasil penarikan kembali.

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

Gambar 4.2.7 Metode langsung

b. Metode tak langsung


Metode tak langsung yaitu pada metode ini mangkuk dibalikkan, sehingga
permukaan luar hasil penarikan sebelumnya berubah menjadi permukaan
dalam.

Gambar 4.2.8 Metode tak langsung

2.4 LDR (Limited Drawing Ratio)


Batas rasio penekanan (limited drawing ratio) yaitu rasio maksimum
diameter benda kerja terhadap diameter penekan (Do/Dp), dimana proses
penekanan dapat terjadi tanpa adanya kegagalan.

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

LDR ≈ (Do/Dp)maks en

Dimana: Do = diameter benda kerja


Dp = diameter punch

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses deep drawing:


1. Material bahan baku
Keuletan suatu material dan kekuatan luluh anisotropi normal suatu
material bahan baku akan menentukan keberhasilan proses penarikan dalam
(deep drawing). Material yang memiliki sifat kekuatan luluh yang rendah,
keuletan yang tinggi dan anisotropi normal yang besar baik untuk proses
penarikan dalam.
Lembaran material yang dapat dilakukan dengan proses deep drawing
adalah seng, baja rel panas, alumunium, tembaga, kuningan, titanium dan lain-
lain.
2. Celah antara cetakan dan penekan
Clearence (C) adalah faktor utama yang menentukan bentuk dan kualitas
sisi penekan. Dengan penambahan clearance, sisi penekan menjadi lebih
kasar dan daerah deformasi menjadi lebih besar. Material ditarik menuju
daerah clearance dan sisi penggeseran menjadi lebih lengkung. Dalam
prakteknya jika clearance terlalu besar, lembaran logam cenderung untuk
ditarik bahkan mengalami deformasi geser.
Celah antara cetakan dan penekan secara umum sekitar 7 % sampai 14 %
lebih besar dari tabel lembaran bahan baku. Celah ini diperlukan untuk
menjamin terjadinya aliran logam ke dalam cetakan tanpa terjadi proses
penyetrikaan.
Apabila celahnya sangat kecil, proses penyetrikaan akan semakin besar.
Apabila celahnya sangat kecil, bahan baku akan mengalami proses penusukan
dan pengguntingan oleh penekan.

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

Besarnya celah dirumuskan:

C = t + kt1/2

Dimana: C = kelonggaran
t = tebal pelat
k = konstanta (0,07)
3. Gesekan
Permukaan bahan baku yang berhubungan dengan cetakan dan
permukaan pemegang bahan baku akan mengalami gesekan selama proses
penarikan. Besarnya gaya gesekan yang terjadi dapat didekati secara
matematis:

F=µN

Dimana: F = gaya gesek


µ = koefisien gesek
N = gaya tekan pemegang bahan baku
Gesekan yang terjadi menimbulkan kerugian karena akan membesarnya
gaya. Untuk menurunkan koefisien gesekan dapat dilakukan dengan
pemberian pelumas pada spesimen dan punch.
Tujuan diberikan pelumas:

 mencegah terjadinya pengelasan tekan

 memperpanjang umur perkakas Deep Drawing

4. Kecepatan penekanan
Laju penekanan tergantung pada sifat mekanik material bahan baku.
Material yang memiliki kekuatan luluh rendah dan keuletan tinggi mampu
menerima kecepatan penekanan relatif tinggi tanpa robek. Untuk material

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

yang mempunyai kekuatan yang tinggi digunakan kecepatan penekanan yang


rendah.
5. Jari-jari profil cetakan dan profil penekanan
Jari-jari profil cetakan (rd) digunakan untuk menentukan besarnya
tegangan tarik radial yang diperlukan untuk pembengkokan plastis bahan baku
pada profil cetakan. Jari-jari profil cetakan yang besar akan menurunkan
tegangan tarik radial yang diperlukan. Namun memperbesar kemungkinan
terjadinya keriput pada tabung dihasilkan.
Besar jari-jari profil cetakan dapat dihitung dengan persamaan:

rd = 0,035 [50 + (Do – Dp)] 2½

Dimana: Do = diameter bahan baku


Dp = diameter penekan
Untuk penekanan, jari-jari profil penekan menentukan keberhasilan
proses terutama yang berkaitan dengan penipisan. Batas rasio penekanan
(limited drawing ratio) yaitu rasio maksimum diameter benda kerja terhadap
diameter penekan (Do/Dp), dimana proses penekanan dapat terjadi tanpa
adanya kegagalan.

LDR ≈ (Do/Dp)maks en

Dimana: Do = diameter benda kerja


Dp = diameter punch

2.6 Cacat Pada Deep Drawing

Cacat yang terjadi pada Deep Drawing ini adalah :

1. Earing

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

Gambar 4.2.9 Earing

2. Wrinkling

Gambar 4.2.10 Wrinkling

3. Puckering

Gambar 4.2.11 Puckering

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

2.7 Aplikasi dari Produk Deep Drawing

Metoda deep drawing sering digunakan dalam pembuatan produk rumah tangga,
seperti : panci, westafel, gelas, mangkuk, wajan penggorengan anti lengket, dll.

Gambar 4.2.12 Contoh Produk Deep Drawing

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Spesimen
2. Jangka sorong
3. Pelumas

4. Kaca Pembesar ( lup )

3.2 Skema Alat


1. Mesin UTM

Gambar 4.3.1 Mesin UTM

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

3.3 Prosedur Percobaan


1. Ukur ketebalan spesimen. Ambil beberapa sisi pengujian dan tentukan nilai
rata-ratanya. Buang hurr yang terdapat pada pinggir lembaran.
2. Lumasi dengan gemuk (grease) kedua sisi permukaan spesimen dan ujung
penekan secukupnya.
3. Masukkan bahan yang akan diuji ke dalam mesin dan jepit yang benar.
4. Posisikan jarum dial indicator ke nol. Putarlah tuas dalam arah yang benar.
5. Amati dengan seksama permukaan spesimen dengan bantuan alat pembesar
(loop) untuk melihat bahwa robek sudah terjadi.
6. Bila robek sudah terlihat, hentikan penekanan spesimen. Lihat dan catat
kedalaman penekanan yang terjadi pada dial indikataor. Pembacaan dalam
mm pada dial menunjukkan nilai IE.

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


A. Variasi tebal Plat.
Tabel 4.4.1 Data Percobaan Variasi Tebal Plat
Waktu
Tebal Plat Temperatur
Holding IE (mm) Bentuk Cacat
(mm) (oC)
(menit)
3,91 Retak lurus
0,3 300 30 3,75 Retak Lurus
3,49 Retak Melingkar
8,78 Retak Lurus
0,5 300 30 8,42 Retak Melingkar
8,6 Retak Melingkar

B. Variasi Lama Holding


Tabel 4.4.2 Data Percobaan Variasi Lama Holding
Waktu
Tebal Plat Temperatur
Holding IE (mm) Bentuk Cacat
(mm) (oC)
(menit)
0 7,45 Retak Lurus
15 6,87 Retak Melingkar
0,5 300
30 8,76 Retak Lurus
45 10,24 Retak Melingkar

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

4.2 Grafik

Tebal Plat VS IE

10
9
8
7
6
EI (mm)

0.3 mm
5
0.5 mm
4
3
2
1
0
1 2 3

Gambar 4.4.1 Grafik Tebal Plat VS IE

Holding VS IE

12
10 10.24
8.76
8
7.45
EI (mm)

6.87
6 EI
4
2
0
0 15 30 45
Holding (menit)

Gambar 4.4.2 Grafik Holding VS IE

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

4.3 Analisa

Pada praktikum deep drawing dilakukan pada hot working (pengerjaan


panas). Pada percobaan pertama yaitu variasi tebal plat didapatkan, pada tebal plat 0,3
mm dengan temperature 300 oC dan waktu holding 30 menit didapatkan kedalaman
maksimum 3,91 mm dengan bentuk cacat retak lurus, 3,75 mm dengan bentuk cacat
retak lurus dan 3,49 dengan bentuk retak melingkar.
Pada tebal plat 0,5 mm, didapatkan kedalaman maksimum 8,38 dengan bentuk
cacat retak lurus, 8,42 dengan bentuk cacat retak melingkar dan 8,6 dengan bentuk
cacat retak melingkar.
Pada percobaan kedua dengan tebal plat 0,3 dan temperature 300 oC.
Dilakukan dengan waktu holding bervariasi yaitu 0 menit kedalaman maksimum 7,45
dan cacatnya retak lurus, 15 menit dengan kedalaman maksimum 6,87 dan cacat retak
melingkar, 30 menit dengan kedalaman maksimum 8,76 dan cacat retak lurus dan 45
menit kedalaman maksimum 10,24 dan cacat reta. Namu k melingkar.
Pada bentuk robekan yang terbentuk, ada dua jenis yakni berupa retak lurus
dan melingkar. Hal ini sesuai dengan teori pada data yang didapatkan juga terlihat
bahwa sobekan berupa garis lurus baru terbentuk akibat perlakuan termal, berupa
penahanan yang lebih lama. Hal ini menunjukkan bahwa pada keadaan biasa, tanpa
pemanasan. Pada ketebalan apapun, material bersifat isotropic sehingga retaknya
melingkar, namun perlakuan termal menjadi anisotropik.
Perbedaaan IE (kedalaman maksimum) didapatkan pada data karena
pemanasan yang tidak seragam pada semua bagian benda kerja dan cacat yang
terbentuk adalah cacat lurus dan cacat retak melingkar.
Retak yang terbentuk berawal dari kontak awal, ketika punch berkontak
langsung dengan workpiece. Namun belum ada transfer gaya, lalu workpiece terjadi
proses bending dan terjadi kompresi pada setiap bagian.

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

Saat punch melewati radius die, terjadi pelurusan pada workpiece yang telah
masuk ke dies dan terbentuk hasil silinder sesuai bentuk die. Ketika punch telah
masuk sempurna mengalami compression arah radial, sehingga terjadi penekanan
pada workpiece.
Ketika compression terjadi dapat terjadi retak seperti retak lurus atau retak
melingkar dan langsung terjadi tension pada saat punch kembali ke posisi semula.

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan deep drawing (penarikan dalam) yang telah kami lakukan,
maka dapat kami simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan suatu bahan untuk diregang dapat terbukti setelah kita melakukan
percobaan. Bahan material yang digunakan pada praktikum deep drawing
(penarikan dalam) kali ini adalah aluminium. Nilai IE (kedalaman maksimum)
yang kami dapatkan adalah berbeda-beda. Clearence yang digunakan akan sangat
mempengaruhi besar bentuk cacat yang terjadi. Gesekan dapat kita antisipasi
hingga sedikit berkurang dengan menggunakan gemok (grease) sebagai pelumas
dan pelicin.
5.2 Saran
Pada praktikum yang telah kami lakukan ini, pastilah dalam praktikum kami
tidak luput dari kesalahan. Untuk mengantisipasi kesalahan yang mungkin akan
terjadi, maka saya menyarankan kepada praktikan selanjutnya agar
memperhatikan beberapa hal yang harus diperhatikan berdasarkan pengalaman
kami, yaitu:
 Ukur tebal pelat yang akan digunakan dengan hati-hati dan cermat
 Pelajari prosedur praktikum dengan benar
 Telitilah dalam menggunakan alat
 Telitilah dalam mencatat data

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

DAFTAR PUSTAKA

Burns. Foundaryman’s Handbook. Pergamon Press. Tokyo, 1986.


Kalpakjian S., Manufakturing Processes for Engineering Materials, Addison-Wisley.
Singapore, 1991.
Sriati Djaprie., Teknologi Mekanik. Penerbitrlangga. Jakarta, 1992.

Fakultas Teknik-UNP
Teknologi Proses Pemesinan
Deep Drawing Proses
Rilgy Aulia (18067053)

TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM

Fakultas Teknik-UNP

Anda mungkin juga menyukai