id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
DASAR TEORI
3
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
…………..……………………………………….…. 2.1
BA = bend allowance,(mm);
Kba = faktor untuk memperkirakan regangan (bila R/t < 2, Kba = 0,33; dan bila R/t > 2,
Kba= 0,50).
2.1.2 Springback
SB = ……………………...……………...………………………… 2.2
Dimana : SB = Springback
Dalam proses bending sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.1 akan terjadi
perubahan pada material yang dipengaruhi beberapa hal antara lain :
1. Terjadi tegangan tarik pada sisi luar dari benda kerja dan tegangan tekan pada
sisi dalamnya yang dipisahkan oleh sumbu netral yang diasumsikan berada
ditengah-tengah ketebalan plat. Jika tegangan tarik tersebut terlalu besar dapat
menyebabkan retak, dan sebaliknya jika terlalu kecil akan menyebabkan
kerutan pada bagian dalam benda kerja.
2. Jari-jari bending juga berpengaruh dalam proses bending dimana jika jari-jari
terlalu kecil akan dapat menimbulkan regangan tarik yang cukup besar pada
sisi luar yang akhirnya retak sedangkan pada bagian dalam akan terjadi
kerutan akibat regangan kompresi.
Secara mekanika proses penekukan ini terdiri dari dua komponen gaya yakni:
tarik dan tekan (lihat gambar 2.1). Pada gambar memperlihatkan plat yang
mengalami proses pembengkokan ini terjadi peregangan, netral, dan pengkerutan.
Daerah peregangan terlihat padacommit
sisi luar pembengkokan, dimana daerah ini
to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
terjadi deformasi plastis atau perubahan bentuk. Peregangan ini menyebabkan plat
mengalami pertambahan panjang. Daerah netral merupakan daerah yang tidak
mengalami perubahan panjang. Daerah sisi bagian dalam pembengkokan
merupakan daerah yang mengalami penekanan, dimana daerah ini mengalami
pengkerutan dan penambahan ketebalan. Hal ini disebabkan karena daerah ini
mengalami perubahan panjang yakni perpendekan atau menjadi pendek akibat
gaya tekan yang dialami oleh plat. Proses ini dilakukan dengan menjepit plat
diantara landasan dan sepatu penjepit selanjutnya bila penekuk diputar ke arah
atas menekan bagian plat yang akan mengalami penekukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Sistem hidrolik diaplikasikan untuk memperoleh gaya yang lebih besar dari
gaya awal yang dikeluarkan. Oli hidrolik dinaikkan tekanannya oleh pompa yang
kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa saluran dan katup-katup.
Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan
fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur maupun
naik dan turun sesuai dengan pemasangan silinder yaitu arah horizontal maupun
vertikal.
Hukum Pascal menyatakan : “Tekanan yang bekerja pada suatu zat cair pada
ruangan tertutup, akan diteruskan ke segala arah dan menekan dengan gaya yang
commit
sama pada luas area yang sama” to user
(hukum pascal,1650). Artinya, gaya yang
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
bekerja di setiap bagian dari sistem hidrolik akan meneruskan tekanan yang sama
ke segala arah di dalam sistem. Jika sebuah gaya F bekerja pada fluida tertutup
melalui suatu permukaan A, maka akan terjadi tekanan pada fluida. Tekanan akan
sebanding dengan gaya yang bekerja tegak lurus atas permukaan dan luas.
P= …………………………………………………………........... 2.3
F2 = …………………………………………………………………. 2.4
1. Fleksibilitas
Sistem hidrolik berbeda dengan metode pemindahan tenaga mekanis dimana
daya ditransmisikan dari engine dengan shafts, gears, belts, chains, atau cable
(elektrik). Pada sistem hidrolik, daya dapat ditransfer ke segala tempat dengan
mudah melalui pipa/selang minyak.
2. Melipat gandakan gaya
Pada sistem hidrolik gaya yang kecil dapat digunakan untuk menggerakkan
commit to user
beban yang besar dengan cara memperbesar ukuran diameter silinder.
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
3. Sederhana
Sistem hidrolik memperkecil bagian-bagian yang bergerak dan keausan dengan
pelumasan sendiri.
4. Hemat
Karena penyederhanaan dan penghematan tempat yang diperlukan sistem
hidrolik, dapat mengurangi biaya pembuatan sistem.
5. Relatif aman
Dibanding sistem yang lain, kelebihan beban (over load) mudah dikontrol
dengan menggunakan relief valve.
Sistem hidrolik memiliki beberapa kekurangan:
1. Gerakan relatif lambat.
2. Peka terhadap kebocoran.
3. Komponen mahal.
4. Cooling
Hidrolik sistem menghasilkan panas bila sedang mengubah mekanikal energi
ke hidrolik energi atau sebaliknya.
c. Vane Pump
Pompa ini terdiri dari beberapa sirip yang dapat fleksibel bergerak didalam
rumah pompa. Bila volume dalam ruang pompa membesar maka akan
mengalami penurunan tekanan, oli hidrolik akan tehiasap masuk kemudian
diteruskan keruang kompresi. Oli yang bertekanan akan dialirkan kedalam
sistem hidrolik.
minyak dapat disetel dengan bebas dengan mengubah sudut, dan saluran hisap
dan keluar dapat dibalik dengan memiringkan plat pengatur ke arah
berlawanan.
Q = ……………………..………………………………...……………………2.5
a. Pressurized Tank
Pressurized Tank adalah tangkai yang tertutup sama sekali. Tekanan udara
luar tidak akan mempengaruhi tekanan yang ada di dalam tangki.
Sebagaimana oli mengalir melalui sebuah sistem, oli akan menyerap panas
dan mengembang. Oli yang mengembang ini akan menekan udara yang ada di
dalam tangki. Udara yang tertekan ini akan mendorong oli keluar dari tangki
dan menuju ke sistem. Vaccum relief valve mempunyai dua fungsi. Mencegah
kevakuman dan juga untuk membatasi maksimum pressure di dalam tangki.
Vaccum relief valve akan mencegah kevakuman dengan cara membuka dan
membiarkan udara masuk ke dalam tangki bilamana tank pressure drop. Pada
saat tekanan di dalam tangki mencapai vaccum relief valve pressure setting,
maka valve akan membuka dan mengeluarkan udara yang terjebak ke luar.
Gambar 2.16 menunjukkan Vented tank atau Non-Pressurized tank. Tangki ini
berbeda dengan pressurized tank, dimana pada vented tank mempunyai breather
(lubang pernapasan). Breather memungkinkan udara keluar masuk dengan bebas
Simbol ISO untuk tangki hidrolik :
Gambar 2.22 Directional Control Valve Solenoid Type dan Manual Type
silinder head end di belakang load check valve dan silinder rod bersama-sama
menuju ke tangki. Load check valve mencegah oli yang berada di silinder
head end mengalir ke pump oil passage. Pump oil flow yang di blocked
menyebabkan pump oil pressure naik.
commit
Sumber to user
: Dasar hydraulic
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
Close center
Tandem Center
Open Center
2.5.5 Aktuator
Unit penggerak hidrolik berfungsi untuk mengubah tenaga fluida (tenaga
yang ditransfer oleh fluida) menjadi tenaga mekanik berupa gerakan lurus
(translasi) atau gerakan putar (rotasi).
v= …………………………..……………..………………………...…….... 2.8
waktu yang diperlukan piston didalam silinder kerja hidrolik untuk satu
langkah kerja :
t= …………………………………………………………….………... 2.9
t = Waktu
Q = Debit
v = Kecepatan Piston
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
21
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
Mulai
Tidak
Safety
Ya
Tidak
Berhasil Perbaikan
Ya
Selesai
commit to user
Gambar 3.3 Sirkuit Hidrolik
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Keterangan gambar :
K = Relai
Y = Solenoid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
lampu indicator menyala pada tiap – tiap tombol kontrol (pushbutton) pada panel
power pack. kemudia Dittent Switch On, motor listrik menggerakan pompa
hidrolik. Pompa hidrolik mensirkulasikan oli hidrolik ke sistem hidrolik. Oli
disirkulasikan melalui flow control valve kemudian oli tekanannya diatur oleh
pressure relief valve sesuai tekanan kerja. Oli disirkulasikan ke directional
control valve kemudian oli kembali ke tangki hidrolik. Dikarenakan solenoid pada
directional control valve tidak mendapat sinyal sehingga spool tidak tergeser.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
Q =
= 0,000214 m3/s
= 12,84 l / menit
= 0,231,334 l/detik
Dari perhitungan pompa dapat memindahkan fluida/oli hidrolik 12,8
liter/menit dengan putaran motor 1400 rpm.
2. Perhitungan luas penampang piston tanpa rod:
A1 = D2
= 5,942
= 27,71 cm2
3. Perhitungan luas penampang piston dengan piston rod :
A2 = (D2 – d2)
= (5,942 – 2,542)
= 22,62 cm2
4. Kecepatan piston (v)
Pada langkah maju (Outstroke) :
v1 =
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
= 0,0772 m/s
v2 =
= 0,095 m/s
5. Waktu yang diperlukan piston untuk silinder hidrolik bending (t). Dimana
panjang langkah piston 60 mm = 6 cm. Maka,
Pada langkah maju (Outstroke) :
t=
= = 4,66 detik
t=
= = 3,81 detik
6. Waktu yang diperlukan piston untuk silinder hidrolik clamping (t). Dimana
panjang langkah piston (stroke) 25 mm = 2,5 cm. Maka,
Pada langkah maju (Outstroke) :
t=
= = 1,94 detik
t=
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
= = 1,6 detik
F = P x A1
= 1,962 N/mm2 x 2771 mm2
= 5436,702 N
Gaya silinder hidrolik bending pada plat 1 mm
Tekanan pressure gauge (outstroke) = 25 kg/cm2 = 2,4525 N/mm2
- Gaya pada langkah bending (outstroke) :
F = P x A1
= 2,4525 N/mm2 x 2771 mm2
= 6795,877 N
Gaya silinder hidrolik bending pada plat 1,5 mm
Tekanan pressure gauge (outstroke) = 30 kg/cm2 = 2,943 N/mm2
- Gaya pada langkah bending (outstroke) :
F = P x A1
= 2,943 N/mm2 x 2771 mm2
= 8155,053 N
Gaya silinder hidrolik bending pada plat 2 mm
Tekanan pressure gauge (outstroke) = 35 kg/cm2 = 3,4335 N/mm2
- Gaya pada langkah bending (outstroke) :
F = P x A1
= 3,4335 N/mm2 x 2771 mm2
= 9514,228 N
Tekanan maksimal pada relief valve dipilih/disetting 70 kg/cm2 untuk
memberi toleransi tekanan saat material plat diganti. Sehingga mesin bending
tidak perlu melakukan setting kembali tekanan relief valve pada saat proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
bending dengan material plat yang berbeda dan dapat menghemat waktu proses
produksi.
Tekanan untuk material plat stainless steel dengan tegangan luluh (σy) 290
N/mm2, maka :
σy =
h
290 = x
M = 183666,67 N.mm
M = F.x , = F =
= 122244,44 N
= 1248,16 kg
P=
= 45,04 kg/cm2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
- Menghidupkan mesin.
- Membubut rata muka pada benda kerja sepanjang 2 mm.
- Melepas benda kerja dari cekam mesin bubut, kemudian memasang benda
kerja pada cekam dividing head (kepala pembagi) yang sudah terpasang
pada mesin frais sepanjang 50 mm.
4.1.3 Pembuatan Sock Hidrolik
a. Langkah pengerjaan
- Memotong besi persegi pejal dengan lebar 38 mm, sepanjang 80 mm,
sebanyak 2 buah.
- Memasang benda kerja pada chuck mesin bubut. Benda kerja yang
dicekam sepanjang 50 mm.
- Memasang pahat HSS pada tool post dan sejajar dengan sumbu poros
(center).
- Mengatur kecepatan putar spindel pada mesin sebesar 460 rpm untuk
roughing dan 460 rpm untuk finishing. Nilai feed (s) dengan pahat HSS
sesuai pada tabel westerman untuk kedalaman pemakanan 0,1 mm adalah
60 mm/ putaran.
- Menghidupkan mesin.
- Membubut rata muka pada benda kerja sepanjang 2 mm.
- Membubut rata memanjang benda kerja sepanjang 20 mm.
4.3 Assembly
a. Menyiapkan rangka mesin yang sesuai desain, dan ditempatkan di tempat
yang telah ditentukan.
b. Memasang dudukan silinder hidrolik bending (penekuk) pada sisi kanan dan
kiri rangka utama dan dihubungkan dengan baut L M14 x 1.5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.13 Dudukan Rangka Penekan
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
g. Menekan tombol push button bending ke arah bawah, untuk menekuk plat
(maksimal 90 derajat).
h. Plat telah tertekuk, kemudian menekan tombol push button bending (sebelah
kanan ke arah atas), untuk mengembalikan lagi plat penekuk ke posisi sudut 0
derajat.
i. Menekan tombol push button clamping (kiri atas), untuk menaikkan kembali
plat penekan.
j. Mengambil material plat yang telah ditekuk.
k. Mengulangi langkah e – j untuk variasi ketebalan plat 1.0 mm, 1.5 mm, dan
2.0 mm.
l. Menekan tombol emergency kembali, setelah itu membuka kotal panel untuk
mematikan saklar dengan menarik tuas ke arah off, kemudian menutup kotak
panel.
m. Melepas kabel dari sumber arus listrik.
n. Melakukan perhitungan perpanjangan pada masing – masing plat yang telah
terbending.
4.4.2 Hasil Pengujian Mesin
Uji coba terhadap mesin bending hidrolik dilakukan sebanyak 3 kali yang
rentang waktunya berbeda-beda atau tidak dalam satu waktu sekaligus. Hasil dari
pengujian tersebut yaitu :
a. Uji Coba Pertama
Pada uji coba pertama mesin bending hidrolik dilakukan hanya menguji
mekanisme penekuk tanpa menggunakan tenaga hidrolik atau manual. Pengujian
dilakukan terhadap plat penekuk apakah sudah dapat menekuk sampai 90 derajat
dan bisa kembali ke sudut 0 derajat atau tidak. Hasil dari uji coba ini didapatkan
hasil plat penekuk (punch) belum mencapai sudut 90 derajat, yang dikarenakan
plat dudukan hidrolik untuk penekuk kurang turun, sehingga hanya mencapai
sudut 80 - 85 derajat, akan tetapi bisa kembali ke sudut 0 derajat.
b. Uji Coba Kedua
Pada uji coba kedua terhadap mesin bending hidrolik ini dilakukan dengan
menggunakan tenaga hidrolik dan menggunakan material plat yang siap untuk
commit
ditekuk. Hasil dari uji coba kedua to user hasil plat penekuk tidak presisi
didapatkan
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
K=
= 6, maka K = 0,5
- Pertanbahan panjang plat :
= 60
= 3,4 mm
- Spring back pada plat :
SB =
=
commit to user
=1
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
K=
= 60
= 5,23 mm
- Spring back pada plat :
SB =
K=
= 3, maka K = 0,5
- Pertambahan panjang plat
= 60
= 5,49 mm
- Spring back pada plat :
SB =
= 1,04
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
K=
= 60
= 6,28 mm
- Spring back pada plat :
SB =
= 1,06
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Mesin bending dengan sistem hidrolik ini menggunakan motor dengan daya
5,5 hp pada putaran 1400 rpm sebagai penggerak mula pompa hidrolik,
menghasilkan kapasitas pompa 12,8 liter/menit. Kecepatan piston yang
dihasilkan 0,0772 m/s saat outstroke dan kecepatan instroke 0,095 m/s.
2. Proses bending pada ketebalan plat 2 mm dan panjang bentangan 950 mm
tekanan pada pressure gauge 35 kg/cm2 dan menghasilkan gaya sebesar
9514,228 N.
5.2 Saran
1. Proses penekukan plat diharapkan tidak melebihi dari kemampuan maksimal
yang telah ditentukan.
2. Mesin bending hidrolik pada komponen plat penekuk (punch) dan plat
penjepit (sepatu jepit) supaya lebih kuat, sebaiknya dilakukan proses
hardening.
3. Perlu dilakukan perawatan berkala dengan penggantian isolative terhadap
sambungan-sambungan pipa atau selang hidrolik karena rentan kebocoran.
4. Stroke untuk silinder hidrolik penjepit plat sebaiknya diperpanjang, agar
memudahkan dalam pengambilan plat.
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PROYEK AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat
Ahli Madya
Oleh :
WAHYU PRASETYA
NIM. I8611034
FAKULTAS TEKNIK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Dan
menyelasaikan studi.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis menyusun laporan ini dengan sebenar benarnya, apabila dalam penulisan
ini ada kesalahan penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan Proyek Akhir ini. Semogan laporan Proyek Akhir ini bermanfaat
bagi pembaca.
Surakarta,……………… 2014
Penulis
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(SISTEM HIDROLIK)
ABSTRAK
Mesin bending hidrolik adalah alat yang digunakan untuk proses pembentuka
plat dengan menekuk benda kerja hingga mengalami perubahan bentuk
(deformasi) yang menimbulkan peregangan logam pada sekitar daerah garis
netral. Dengan menggunakan sistem hidrolik dapat menekuk plat yang lebih tebal
dan presisi.
Metode pembuatan mesin bending hidrolik meliputi perencanaan, kemudian
proses produksi dan pengujian alat. Sistem hidrolik dengan penggerak mula
power pack daya motor listrik 5,5 HP pada putaran 1400 rpm menghasilkan debit
pompa 12,5 liter/menit. Sistem kontrol elektrik digunakan untuk mengatur
solenoid directional control valve melalui tombol pushbutton. Fungsi directional
control valve untuk mengatur arah aliran fluida ke aktuator. Proses penekukan plat
dengan ketebalan maksimal 2 mm,panjang bentangan 950 mm gaya yang terjadi
pada aktuator bending dengan luas penampang piston 2771 mm2 sebesar 9514,228
N. Sudut bending plat maksimal 90 derajat.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Bending. .................................................................................... 3
Gambar 2.2 Bend Allowance ................................................................................... 4
Gambar 2.3 Springback .......................................................................................... 5
Gambar 2.4 Proses bending ..................................................................................... 6
Gambar 2.5 Proses Flanging ................................................................................... 7
Gambar 2.6 Hemming ............................................................................................. 7
Gambar 2.7 Proses Beading .................................................................................... 8
Gambar 2.8 Proses V-Bending dan Wiping Bending .............................................8
Gambar 2.9 Skema hidrolik sederhana ...................................................................9
Gambar 2.10 External Gear Pump ........................................................................12
Gambar 2.11 Internal Gear Pump ........................................................................12
Gambar 2.12 Vane Pump ...................................................................................... 13
Gambar 2.13 Swash Plate Pump ...........................................................................13
Gambar 2.14 Simbol Pompa Hidrolik ..................................................................14
Gambar 2.15 Pressurized Tank .............................................................................15
Gambar 2.16 Vened Tank ..................................................................................... 15
Gambar 2.17 Simbol Tangki Hidrolik ..................................................................15
Gambar 2.18 Penampang Katup Pengatur Tekanan .............................................16
Gambar 2.19 Simbol Katup Pengatur Tekanan ( Relief Valve) ............................. 16
Gambar 2.20 Katup Pengatur Jumlah Aliran (Flow Control Valve) ..................... 17
Gambar 2.21 Simbol Flow Control Valve ............................................................ 17
Gambar 2.22 Directional Control Valve Solenoid Type dan Manual Type ..........17
Gambar 2.23 Directional Control Valve in HOLD Position .................................18
Gambar 2.24 Directional Control Valve in RAISE Position .................................19
Gambar 2.25 Directional Control Valve in RAISE Position ..................................19
Gambar 2.26 Simbol Directional Control Valve ................................................... 20
Gambar 2.27 Silinder Hidrolik .............................................................................. 20
Gambar 2.28 Simbol Silinder Hidrolik Double Acting .........................................20
Gambar 3.1 Mesin Bending Hidrolik ....................................................................22
Gambar 3.2 Diagram Alir Perencanaan ................................................................ 23
Gambar 3.3 Sirkuit Hidrolik ................................................................................. 24
Gambar 3.4 Sirkuit Elektrik .................................................................................. 25
Gambar 3.5 Sirkuit Stand By.................................................................................. 26
Gambar 3.6 Pushbutton C1 ON (Clamping) .......................................................... 27
Gambar 3.7 Pushbuttton B1 ON (Bending) ........................................................... 27
Gambar 3.8 Pushbuttton B2 ON (Bending) ........................................................... 28
Gambar 3.9 Pushbutton C2 ON (Clamping Release) ............................................28
Gambar 4.1 Pembubutan muka (facing) ................................................................ 34
Gambar 4.2 Pembubutan pada sock hidrolik ......................................................... 35
Gambar 4.3 Sock Hidrolik .................................................................................... 36
Gambar 4.4 Proses pengeboran .............................................................................37
Gambar 4.5 Proses pengelasan pada dudukan hidrolik ........................................37
Gambar 4.6 Dudukan Silinder Hidrolik ................................................................ 38
Gambar 4.7 Silinder Hidrolik ............................................................................... 39
Gambar 4.8 Pemasangan Sock Hidrolik ............................................................... 39
Gambar 4.9 Pemasangan Poros dan UCP to
commit .............................................................
user 39
Gambar 4.10 Plat Penekuk ( bending plate) .......................................................... 40
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data percobaan ......................................................................................... 43
Tabel 2 Data hasil perhitungan .............................................................................. 48
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR RUMUS
Rumus 2.1 Bend Allowance .................................................................................... 4
Rumus 2.2 Springback ............................................................................................ 5
Rumus 2.3 Tekanan ................................................................................................ 9
Rumus 2.4 Gaya .....................................................................................................10
Rumus 2.5 Debit pompa ....................................................................................... 14
Rumus 2.6 Luas penampang tanpa piston rod ....................................................... 21
Rumus 2.7 Luas penampang dengan piston rod .................................................... 21
Rumus 2.8 Kecepatan piston ................................................................................. 21
Rumus 2.9 Waktu langkah piston ..........................................................................21
commit to user
xii